• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelayanan Unit Hk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pelayanan Unit Hk"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Bali Royal

Nomor : 220/BROS/SK DIRUT/XII/2014 Tanggal : 08 Desember 2014

Tentang : Pedoman Pelayanan Unit Rumah Tangga di Rumah Sakit Umum Bali Royal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinngi agar mampu bersaing dengan negara lain. . Tenaga SDM yang berkualitas tinggi sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal dan untuk untuk mendapatkan kualitas yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan dengan tujuan untuk meningkatkan daya pikir masyarakat melalui pelatihan pelatihan dalam individu masyarakat itu sendiri.

Masalah Rumah tangga di Rumah Sakit dinilai sesuai dengan kondisi perorangan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pelayanan.. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan Unit yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan hasil yang optimal dan mempercepat layanan itu sendiri..

Pelaksanaan pelayanan Rumah Tangga di rumah sakit memerlukan sebuah pedoman sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses kegiatan atau proses pembersihan, sehingga waktu yang difungsikan sangat efisien.

(2)

B. Tujuan Pedoman 1. Tujuan Umum

Terciptanya sistem pelayanan Unit yang bermutu dan paripurna sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan standar pada pelayanan unit . b. Meningkatkan kualitas pelayanan unit

c. Meningkatkan sistem pelayanan komunikasi di unit

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup pelayanan Rumah tangga meliputi: 1. Pelayanan Fasilitas linen

2. Pelayanan Kebersihan ruangan

3. Pelayanan Pendistribusian Amenities dan linen 4. Pelayanan Sanitasi

D. Batasan Operasional

1. Pelayanan Rumah Tangga adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan kemampuan, kelompok masyarakat atau individual yang merupakan suatu rangkaian.

2. Pelayanan linen adalah serangkaian kegiatan aktifitas penyediaan kelengkapan ruangan seperti : (seprai, handuk ,selimut, kimono, keset handuk, face towel, hand towel) .

3. Koodinasi Rumah Tangga adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh Rumah Tangga untuk mananamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah Unit Rumaha tangga .

4. Masyarakat Rumah Sakit adalah sekelompok orang yang berada dalam lingkungan RS dan terkait dengan aktifitas RS, terdiri dari pegawai atau karyawan, pasien rawat inap, dan pengunjung poliklinik.

(3)

5. Sanitasi adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan tumbuh dan berkembangnya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan, minuman, peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia.

E. Landasan Hukum

1. Keputusan menteri kesehatan RI nomor 1204/MENKES/KEP/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

(4)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Pelayanan Rumah Tangga yang baik menjadi salah satu penunjang rumah sakit dalam penilaian standar akreditasi untuk menjamin keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint Commission International (JCI) for Hospital Accreditation. Dalam upaya mempersiapkan tenaga Rumah Tangga yang berkualitas dan yang handal, perlu kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.

Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Unit Rumah Tangga RSU Bali Royal adalah sebagai berikut :

NAMA JABATAN KUALIFIKASI

FORMAL

TENAGA YANG ADA SAAT INI

Ka. Unit Rumah Tangga S1 1 orang

Penanggung jawab Shift SMA 1 orang

Pelaksana Rumah Tangga SMA 3 orang

Sanitasi Minimal D3 1 orang

Jumlah 6 orang

B. Distribusi Ketenagaan

SDM Unit Rumah tangga RSU Bali Royal berjumlah 6 orang dan sesuai dengan struktur organisasi Unit Rumah Tangga terbagi atas . Unit Rumah Tangga RSU Bali Royal dikepalai oleh Ka.Unit Rumah Tangga. Adapun pendistribusian SDM Unit Rumah Tangga adalah sebagai berikut:

(5)

Tabel Distribusi SDM Unit Rumah Tangga

NAMA JABATAN KUALIFIKASI

FORMAL

WAKTU KERJA

TENAGA YANG ADA SAAT INI Ka. Unit Rumah

Tangga

Sarjana (S1) 1 Non Shift 1 orang Penangggung

Jawab Shift

SMA 3 Shift 1 orang

Pelaksana Rumah Tangga

SMA 3 Shift 3 orang

Sanitasi D3 1 Non Shift 1 Orang

Total 6 orang

C. Pengaturan Jaga

Jadwal dinas kerja SDM Unit Rumah Tangga disesuaikan dengan Kebutuhan dan kondisi di lapangan Adapun pengaturan jaga di Unit Rumah Tangga yaitu: 1. Ka. Unit Rumah Tangga

 Senin - Jumat pukul 08.00 – 16.00 WITA  Sabtu pukul 08.00 - 14.00

2. Penanggung Jawab Shift

 Dinas pagi pukul 08.00 – 15.00 WITA  Dinas sore pukul 15.00 – 22.00 WITA  Dinas malam pukul 22.00 – 08.00 WITA 3. Pelaksana rumah Tangga

 Dinas pagi pukul 08.00 – 15.00  Dinas sore pukul 15.00 – 16.00  Dinas makam pukul 22.00 – 08.00 4. Sanitasi

(6)

 Sabtu pukul 08.00 - 14.00 WITA

BAB III

(7)

A. Denah Ruangan A B C Keterangan Gambar : A. Ruang Housekeeping B. Ruang Keuangan C. Ruang Marketing B. Standar Fasilitas

A

B

(8)

Kegiatan pelayanan Rumah Tangga di rumah sakit dapat berjalan optimal bila didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan pelayanan rumah tangga yang lebih baik.

1. Sarana dan Prasarana Pelayanan Unit Rumah Tangga

a. Ruangan Linen yang digunakan saat ini adalah ruang arsip di roof top yang sementara ruang HK masih ada proyek.

b. Peralatan:

1) Peralatan Kantor

a) Meja kerja, kursi kerja.lemari tempat amenities b) Telepon, komputer, printer, lemari arsip

2) Peralatan Penunjang

Lemari tempat Linen atau rak linen, SOP, Buku Panduan/pedoman. Form WO dan Form Pengadaan

2. Sarana dan Prasarana Pelayanan Rumah Tangga a. Sarana

1) Ruang HK dan Ruang Tempat Linen b. Peralatan

1) Peralatan Rumha Tangga

Bantal,selimut,seprai , handuk, sikat gigi, kulkas,kimono,troly linen,water jug, Alat makan (piring, gelas, sendok, mangkok, dll), microwave (untuk kelas utama), dan tempat sampah tertutup serta papan tulis.

3. Sarana Penyelenggaraan Rumah Tangga

a. Perencanaan Bangunan, Peralatandan Perlengkapan

Agar penyelenggaraan Rumah tangga dapat berjalan dengan optimal, maka ruangan, peralatan dan perlengkapannya perlu direncanakan dengan baik dan benar. Dalam merencanakan sarana fisik/bangunan untuk unit pelayanan Rumah Tangga di rumah sakit, maka diperlukan kesatuan

(9)

pemikiran antara perencana dan pihak manajemen yang terkait. Oleh karena itu, diperlukan satu tim yang memiliki keahlian yang berbeda, yang secara langsung akan memanfaatkan hasil perencanaannya, yang terdiri dari arsitek, konsultan menajemen, insinyur bangunan/ sipil, listrik, disainer bagian dalam gedung, instalator, serta unsur lain di rumah sakit yang terkait langsung seperti pemilik rumah sakit, Direktur Rumah Sakit serta instalasi presarana rumah sakit.

b. Fasilitas Ruang Yang Dibutuhkan

Tempat yang diperlukan di Ruang Penyelenggaraan Rumah Tangga terdiri dari:

1) Tempat Kerja

Tempat Kerja ini digunakan untuk melakukan aktifitas pekerjaan yang dilengkapi sarana computer telepo dan lain lain. Letak ruangan ini sebaiknya Strategis karena kita kita ada kerja sama dengan vendor luar.

2) Tempat penyimpanan linen

Ada dua jenis tempat penyimpanan linen yaitu penyimpanan linen yang sebagai stock dan linen yang akan didistribusikan. Luas tempat linen tergantung pada linen yang akan disimpan.

3) Tempat distribusi Linen

Tempat distribusi linen biasanya dibuat berupa lemari atau rak yang ukurannya sesuai dengan yang kita butuhkan dan tetap memperhatikan kondisi dilapangan.. Tempat distribusi linen di RSU Bali Royal sudah buatkan sesuai dengan kebutuhan permintaan per lantai.

4) Tempat pembuangan 5)

6) Dapat terpisah dari tempat kerja, tetapi perlu dipertimbangkan agar dengan tempat kerja tidak terlalu jauh letaknya.

(10)

1) Letak tempat penyelenggaraan Rumah Tangga

Tempat penyelenggaraan Rumah Tangga di RSU Bali Royal sudah memenuhi beberapa ketentuan, antara lain:

a) Mudah dicapai dari semua ruang perawatan, agar pelayanan dapat diberikan dengan baik dan merata untuk semua pasien.

b) Mudah dicapai kendaraan dari luar, untuk memudahkan pengiriman Linen .

c) Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah, kamar jenasah, ruang cuci (laundry) dan lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan.

2) Bangunan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu bangunan instalasi/unit pelayanan Rumah Tangga yaitu : tipe rumah sakit, macam pelayanan dan, jumlah fasilitas yang diinginkan, kebutuhan biaya, arus kerja dan susunan ruangan, serta macam dan jumlah tenaga yang digunakan.

3) Kontruksi

Beberapa persyaratan mengenai kontruksi

a) Lantai : kuat, mudah dibersihkan, tidak membahayakan/ tidak licin, tidak menyerap air, tahan terhadap asam dan tidak memberikan suara keras.

b) Dinding : harus halus, mudah dibersihkan, dapat memantulkan cahaya yang cukup bagi ruangan, dan tahan terhadap cairan. Tidak semua kabel dan pipa atau instalasi pipa uap berada dalam keadaan terbungkus, atau tertanam dalam lantai atau dinding.

c) Langit – langit : harus bertutup, dilengkapi dengan bahan peredam suara untuk bagian tertentu dan disediakan cerobong asap. Langit – langit dapat diberi warna agak

(11)

serasi dengan warna dinding. Jarak antara lantai dengan langit – langit harus tinggi agar udara panas dapat bersikulasi dengan baik.

d) Penerangan dan ventilasi : Penerangan harus cukup, dan ventilasi yang cukup sehingga ruang tersebut betul betul nyaman.

. d. Alur Kerja

Urutan kegiatan dalam Unit Rumah Tangga meliputi kegiatan dari penerimaan linen dan pengiriman linen kotor sampai pendistribusian ke semua ruangan.

Aluus kerja harus memperhatikan:

1. Pekerjaan dilakukan kondisi linen,jumlah linen dan jumlah pasien 2. Pekerjaan dapat lancar sehingga energi dan waktu dapat dihemat 3. Ruang dan alat dapat dipakai seefektif mungkin

e. Ruang Perkantoran Unit Rumah tangga

Ruang perkantoran Unit Rumah Tangga RSU Bali Royal terdiri dari : a) Ruang kepala Unit dan staff

Setiap orang memerlukan ruang kerja seluas 2 m² untuk dapat bekerja dengan baik. Dapat digunakan untuk pekerjaan yang bersifat administratif, seperti : perencanaan anggaran, perencanaan, monitoring, dan evaluasi penyelenggaraan Unit Rumah tangga. Ruangan tersebut terletak berdekatan dengan ruangan kegiatan kerja, sehingga mudah untuk berkomunikasi dan melakukan pengawasan.

(12)

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Tahapan pelayanan Unit Rumah Tangga yaitu komunikasi antar 2 unit kerja antara perawat ruangan dan staff rumh tangga itu sendiri. jika komunikasi 2 unit sudah berjalan baik maka resiko yang akn muncul dapat diminimal lisir. Proses komunikasi ini nanti akan berlanjut kepelayanan terhadap pasien seperti pembersihan ruangan dan yang lainnya.Disini prosedur kerja sangat diutamakan karena hal ini sangat mempermudah didalam melakukan aktifitas atau kegiatan,selanjutnya kegitan ini dapat dimonitoring dan dievaluasi yang akan dikaji ulang.

Petugas ruangan menentuka dan melakukan kegitan aktifitas sesuai dengan informasi yang mereka terima. Dan informasi yang mereka terima harus ditindak lanjuti agar apa yang menjadi harapan unit dapat tercapai. .

A. Prosedur Penyedian Linen 1. Prosedur Penyedian linen

Prosedur penyediaan linen adalah suatu rangkaian kegiatan penyedian linen melalui proses pemesanan, peneriamaan dan penyimpanan linen itu sendiri. a. Pemesanan Linen

Pemesanan Linen adalah penyusunan permintaan (order) Linen berdasarkan rata – rata jumlah konsumen yang dilayani, sesuai dengan periode pemesanan yang ditetapkan. Pemesanan Linen dilakukan setiap Tahun, adapun prosedur proses pemesanan Linen yaitu :

1) Menentukan linen yang layak pakai dan tidak layak pakai

2) Merekapitulasi kebutuhan linen dengan jumlah konsumen/ pasien dalam kurun waktu pemesanan

3) Rekapitulasi kebutuhan Linen dicatat di form pemesanan bahan Linen dan Dibuat dalam rangkap 3 dimana lembar pertama

(13)

diserahkan ke bagian purchasing untuk dilakukan pemesanan ke supliyer.

b. Penerimaan Linen

Penerimaan Linen adalah suatu kegiatan yang meliputi memeriiksa, meneliti, mencatat, memutuskan, dan melaporkan tentang macam dan jumlah Linen sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya. Adapun langkah – langkah dalam proses penerimaan Linen yaitu :

1) Linen diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi sudah sesuai apa tidak dengan linen yang dipesan..

2) Linen dikirim ke gudang penyimpanan linen sesuai dengan jenis barang..

c. Penyimpanan Linen

Penyimpanan Linen adalah suatu tat cara menata, menyimpan, memelihara jumlah, kualitas dan keamanan Linen. Adapun langkah – langkah penyimpanan Linen

1) Setelah Linen yang diterima sesuai dengan yang diharapkan dan memenuhi syarat segera dibawa ke ruang penyimpanan.

2) Tempat penyimpanan linen harus kondisi bagus dengan suhu udara yang cukup dan tidak ada cela utk binatang dapat masuk keruangan tersebut.

B. Perencanaan peralatan atau Peremajaan :  Pengertian

Perencanaan peralatan atau peremajaan adalah suatu kegiatan untuk merencanakan pengadaan peralatan baru, sesuai kebutuhan saat itu atau sebagai pengganti alat yang rusak atau diperkirakan harus diganti karena keausannya.

(14)

 Tujuan dari perencanaan pengadaan dan peremajaan peralatan adalah agar peralatan di unit Rumah Tangga dapat digunakan setiap saat tanpa ada gangguan dan dapat menunjang kelancaran proses pelayanan kepasien

 Kegiatan perencanaan dan peremajaan peralatan dilakukan tiap tahun pada bulan September dalam bentuk Program Kerja Unit Kerja Rumah Tangga  Prosedur Kegiatan :

 Dari hasil pengecekan rutin, diketahui ada peralatan yang tidak dapat digunakan lagi atau tidak dapat diperbaiki lagi. Kemudian direncanakan dalam anggaran rutin atau pengajuan penggantian baru

 Pengajuan peralatan baru sepengetahuan Kepala Unit dan Manager Umum

 Pengajuan anggaran rutin untuk pengadaan barang dilakukan setiap tahun pada bulan September kepada bagian bugeting rumah sakit, disertai dengan perkiraan harga.

 Setelah anggaran yang diajukan disetujui oleh direksi , sesuai denan pengajuan makan realisasi pembelian alat akan direalisasikan sesuai dengan bulan yang diajukan.

 Kepala unit Rumah Tanggai akan membuat permintaan barang di form permintaan rangkap 4 sesuai dengan buget yang sudah diajukan dengan dilengkapi tanda tangan kepala unit, manager Umum lalu diserahkan ke bagian bugeting. Lembar ke 3 akan diserahkan ke unit yang memesan sebagai arsip sedangkan lembar ke dua akan di simpan oleh bagian bugeting dan lembar pertama akan diserahkan ke bagian purchasing untuk dilakuakan pembelian sedangkan lembar ke empat akan diarsip oleh kepala unit Rumah Tangga.

 Bila sudah terealisasi, Kepala Unit Rumah Tangga menerima alat dan menandatangani form mutasi barang serta menuliskan pada buku inventaris Unit Rumah Tangga.

(15)

BAB V LOGISTIK

Unit Rekam Rumah Tangga RSU Bali Royal setiap bulannya mempunyai permintaan rutin yang terbagi manjadi dua yaitu ATK (alat Tulis Kantor) dan Amenities,minibar dan linen . Permintaan ATK bias dilakukan setiap hari Senin, Rabu, Jumat, kecuali Gudang logistic Stock opname yaitu setiap tgl 25 sampai tgl 1 bulan berikutnya, untuk Aminities,mini bar dan linen dilakukan pengamprahan (Repeat order) sebelum stok minimum habis. Berikut tabel permintaan rutin Unit Rumah Tangga RSU Bali Royal :

No KODE BARANG Nama Barang No KODE BARANG Nama Barang

1 ATK0013 TIP EX RETYPE 28 GIZ0261 CREAMER MAX 3 GR 2 ATK0031 ISI STAPLES NO. 10 29 REN0075 BUAHVITA JAMBU 250 ML 3 ATK0066 BUKU FOLIO 200 LBR 30 REN0110 FANTA BOTOL PLASTIK 425 Ml 4

ATK0072 BUKU QUARTO 100 LBR

31

REN0109 COCO COLA BOYOL PLASTIK 425 ML

5 ATK0157 STOPMAP FOLIO 32 REN0111 SPRITE BOTOL PLASTIK 425 ML 6 ATK0164 KERTAS HVS 70 GSM A4 33 RPK0010 SABUN LOGO BROS

7 ATK0184 TRIGONAL CLIP NO.3 34 BCT0230 SANDAL BROS 8

ATK0208 TINTA PRINTER CANON - 810 BLACK (BARU) 35

PBK0072 SIKAT GIGI BROS

9 ATK0253 SPIDOL PERMANEN 36 PLB0061 WASH LAP SET CREM 10

ATK0309 TINTA PRINTER CANON - 811 COLOR (BARU) 37

PLB0064 WASH LAP SEY MERAH

11 PLF0009 Gula SACHET 38 PLB0060 WASH LAP SET BIRU 12 ATK0303 PULPEN HITAM 39 GIZ0237 LIPTON TEA BAG 13 ATK0097 GUNTING KERTAS HITAM 40 RPK0001 SHAMPO BROS 35 ML

14 REN01010 CLEO EDO BOTOL 550 ML 41 Pbk0042 BAYGON ELECTRIK LIQUID REFILL 15 PBK0019 STELLA ALL IN ONE APPLE 70 GR 42 GIZ0116 KOPI NESCAFE SHACET CLASIK 16 PBK0022 STELLA ALL IN ONE LEMON 70 GR 43 PLK0294 KAMPER BAGUS COMPLIT JUMBO 17 REN0112 LAYS RUMPUT LAUT 14 GR 44 GIZ0227 GULA SACHET TROPICANA SLIM 18 PSF0008 AQUA GALON ISI ULANG 45 RPK009 KAIN BATIK

(16)

19 REN0071 CHITATO RASA AYAM 46 REN0113 COKLAT TOP 20 ANDUK MANDI 47 BED COVER 48 NOMED 21 HANDUK TANGAN 49

22 KESET HANDUK 50 TISU KOTAK 23 HANDUK MUKA 51 TISU ROLL 24 KIMONO 52 TISU MULTI 25 PIYAMA 53 KORDEN 26 SELIMUT 54 PERLAK

27 DUVE 55 KELENGKAPAN KITCHEN SET 28 INNER

BAB VI

(17)

A. Pengertian

Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan

Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:

1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.

2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial bermasalah.

4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit). 5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara

(18)

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.

7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.

Standar tersebut adalah: 1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien 6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien

7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit:

1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien rumah sakit.

2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun 3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit

4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan karyawan

5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)

6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di atas

7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan melakukan self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien rumah sakit

8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit

9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.

D. Sasaran Keselamatan Pasien di unit Rumah Tangga di Rumah Sakit Umum Bali Royal

(19)

1. Ketepatan Identifikasi Pasien

Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien. Dalam unit kerja Rumah Tangga ketepatan identitas pasien diperlukan saat Melakukan aktifita pembersihan ke pasien oleh Tenaga pembersih kita., .

2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan prosedur: Write back, Read back dan Repeat Back (reconfirm). Komunikasi efektif sangat diperlukan saat menerima atau menyampaikan pesan terkait dari/kepada pasien Terhadap tenaga pembersih.

(GMP), hygiene dan sanitasi makanan (Penyehatan Makanan), penggunaan bahan tambahan makanan.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Penyehatan dan keselamatan kerja mempunyai kegiatan yang sangat berkaitan erat dengan kejadian yang disebabkan kelalaian petugas dapat pula mengakibatkan Resiko terhadap pekerja itu sendiri.. Pekerjaan yang terorganisir, dikerjakan sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang terjamin dan aman, istirahat yang cukup dapat mengurangi bahaya dan kecelakaan dalam proses penyelenggaraan aktifitas..

1. Pengertian

Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun kelalian/kesengajaan.

2. Tujuan

Syarat – syarat keselamatan kerja meliputi aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

(20)

c. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan.

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan f. Memberi perlindungan pada pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/ psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

h. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. i. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.

j. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

k. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

l. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan penyimpanan barang.

m. Mencegah terkena aliran listrik.

n. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaanya menjadi tambah tinggi.

Upaya – upaya tersebut juga berlaku bagi karyawan yang bekerja pada penyelenggaraan Kebesihan di rumah sakit.

3. Prinsip keselamatan kerja pegawai Dalam Proses Penyelenggaraan a. Pengendalian teknis meliputi :

1) Letak, bentuk, dan kontruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi syarat yang telah ditentukan.

2) Ruangan Tempat kerja cukup luas, denah sesuai dengan arus kerja dan dibuat dari bahan – bahan atau kontruksi yang memenuhi syarat.

3) Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan yang praktis.

4) Penerangan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat. 5) Tersedianya ruangan istirahat untuk pegawai.

(21)

b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan

c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari karyawan.

d. Volume kerja yang dibebankan hendaknya sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan, dan pegawai diberi waktu untuk istirahat setelah 3 jam bekerja karena kecelakaan kerja sering terjadi setelah pegawai bekerja lebih dari 3 jam.

e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara kontinue agar peralatan tetap dalam kondisi layak pakai.

f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai.

g. Adanya fasilitas / peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup.

h. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.

4. Prosedur Keselamatan Kerja

a. Ruang penerimaan dan penyimpanan.

Keamanan kerja di ruang ini terlaksana bila :

1) Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah dan angkatlah dengan alat pengangkutyang tersedia untuk barang tersebut.

2) Tidak diperkenankan merokok diruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan

3) Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan / diperlukan 4) Tidak mengangkat barang berat bila tidak sesuai dengan

kemampuan anda

5) Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat membahayakan badan dan kualitas barang

(22)

6) Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin diruang penerimaan dan penyimpanan.

b. Alat pelindung kerja

1) Baju kerja, celemek, dan topi tersebut dari bahan yang tidak panas, tidak licin dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja.

2) Menggunakan alas kaki bila berada dilingkungan Kerja

3) Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dsb.

4) Tersediannya alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah dijangkau.

(23)

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, maka saat ini masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya. Pengendalian mutu di unit Rumah Tangga harus dilakukan demi kepentingan dan kepuasan dari pasien. Pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan Unit Rumah Tangga di rumah sakit, ditujukan untuk menjamin ketepatan dan keamanan pelayanan. Fungsi dari kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu dalam pelayanan rumah Tangga di rumah sakit adalah :

1. Mengawasi setiap tahapan proses

2. Menjamin keamanan pelayanan yang dihasilkan 3. Menghasilkan pelayanan yaang bermutu

Indikator Mutu Pelayanan Unit Rumah Tangga di RSU Bali Royal mengacu pada Pedoman Indikator Mutu RSU Bali Royal yaitu:

(24)

BAB IX PENUTUP

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, khususnya dibidang layanan rumah tangga, peraturan perundang – undangan dan pembaruan standar acuan pelayanan yang berkualitas melalui akreditasi baru yang mengacu pada The Joint Comission Internasional (JCI) for Hospital Accreditstion berdampak pada pelayanan Unit rumah tangga dan Sanitasi. Pelayanan Unit rumah Tangga yang dilaksanakan di rumah sakit tentunya perlu disiapkan secara profesional sesuai perkembangan tersebut.

Pelayanan Unit Rumh Tangga Rumah Sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan lainnya dirumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan dirumah sakit.

Pedoman Pelayanan Rumah Tangga Rumah Sakit bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan Rumah Tangga di rumah sakit yang tepat bagi klien/pasien sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, pedoman ini juga akan bermanfaat bagi pengelola Unit rumah Tangga rumah sakit dalam mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajuan serta perkembangan pelayanan Unit rumah Tangga.

(25)

Ditetapkan di : Denpasar

Pada tanggal : 01 Desember 2014 Rumah Sakit Umum Bali Royal,

(dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes.) Direktur Utama

Gambar

Tabel Distribusi SDM Unit Rumah Tangga

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, tokoh masyarakat (termasuk tokoh adat) dapat mensosialisasikan HIV/AIDS serta narkoba dalam kelompok keluarga untuk mendorong keterlibatan mereka dalam

Tujuan BPK-RI, hasil penelitian-penelitian sebelumnya dan kasus-kasus terkait profesionalisme BPK-RI merupakan ide dasar dan motivasi dilakukannya penelitian kembali,

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan (Trust) , kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction), dan pengalaman aliran

Dalam menentukan potensi kerugian kebakaran dapat ditentukan dengan menilai kerugian jika terjadi kebakaran pada satu tangki timbun flammable dan combustible material, hal

sama dan setelah Feflgemasan dengan mempertimbangkan hsl teknis yang urnu{n. mempunyai kandungan CO2]ang sama pada suhu dan tekanan *ormal.. adanya

salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan

Jumlah tubuh buah jamur tiram putih paling tinggi pada perlakuan MA 3 (pupuk kandang 60 gram) dengan rata-rata 17 helai (panen 1) .Sesuai dengan pernyataan Soenanto

Bagian video di desk Khas merdeka.com memiliki beberapa rubrik, yaitu featurette yang menyajikan liputan feature atau semi dokumenter, short documentary yang menyajikan