• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY PADA SMP MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY PADA SMP MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY PADA SMP

MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi PendidikanMatematika

Diajukanoleh:

RIYA JANUAR HERUNINGSIH A 410 100 009

PROGRAM STUDY MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY PADA SMP

MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) kesiapan guru SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo terhadap penilaian kinerja, (2) proses pembuatan instrumen penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika, (3) penerapan implementasi penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika berbasis lesson

study., (4) kendala pelaksanaan penilaian kinerja dalam pembelajaran

matematika berbasis lesson study. Penelitian deskriptif kualitatif ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo dengan subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain wawancara, observasi, tes, dan FGD. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu pengumpulan data, reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) guru SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo belum siap dalam melaksakan penilaian kinerja, (2) dalam pembuatan instrumen guru masih kebingungan tapi seiring adanya penelitian guru Muhammadiyah 1 Sukoharjo sudah bisa membuatnya, (3) Pelaksanaan implementasi penilaian kinerja pada pembelajaran matematika berbasis lesson study mengalami fluktuasi pada nilai rata-rata matematika siswa dan keaktifan siswa di sekolah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. (4) Kendala yang dihadapi dalam implementasi penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika berbasis lesson study yaitu pembagian waktu dalam pelaksanaan pembelajaran, pembuatan instrument penilaian kinerja serta media pembelajaran seperti LCD proyektor belum ada.

Kata kunci: penilaian kinerja, lesson study, pembelajaran matematika

Abstract

The purpose of this study to determine: (1) the readiness of teachers of SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo on performance appraisal, (2) the process of making an assessment instrument performance in mathematics, (3) the application of the implementation of performance assessment in mathematics-based lesson study. (4) constraints implementation of performance assessment in math learning-based lesson study. This qualitative descriptive study was conducted in SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo with research subjects are students of class VIII C totaling 36 students. Data collection techniques used include interviews, observation, testing, and FGD. Data analysis techniques used in the study of data collection, data reduction, data presentation and conclusion. The results showed: (1) teacher at SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo not yet prepared to carry out the assessment of performance, (2) in instrument making teachers are still confused but as their studies teacher Muhammadiyah 1 Sukoharjo was able to make it, (3) The implementation of performance assessment on learning math lesson study fluctuated based on the value of the average math student and student activity in schools become better

(6)

2

over time. (4) Obstacles encountered in the implementation of performance assessment in math learning lesson study is based on the implementation of learning time division, instrument-making performance assessment and learning media such as LCD projectors yet.

Keywords: performance assessment, lesson study, learning of mathematics

1. PENDAHULUAN

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan juga mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan pendidikan dapat membuat orang menjadi cerdas, kreatif, bertanggung jawab dan produktif. Selain itu pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencapai dan mengarahkan seseorang dalam menuju kedewasaan dengan memberikan ilmu pengetahuan, melatih bebagai ketrampilan, penanaman nilai-nilai baik, serta sikap yang baik. Baik upaya dalam pendidikan telah dilakukan, diantaranya penegembangan maupun penyempurnaan kurikulum yang dilakukan secara bertahap, konsisten dan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan di sekolah tidak dapat lepas dari proses pembelajaran, interaksi guru dan siswa serta pengembangan kurikulum. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat rumit karena tidak sekedar menyerap informasi yang diberikan oleh guru, tetapi juga kegiatan dan tindakan yang harus diberikan oleh guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Guru merupakan kunci utama dalam meningkatkan mutu pendidikan, mereka berada di titik utama dalam setiap usaha perubahan pendidikan yang diarahkan pada perubahan kualitatif.Pengembangan kurikulum merupakan proses perbaikan dalam sistem pembelajaran yang dibuat pemerintah untuk sekolah-sekolah agar proses pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan apa yang dicapai. Perubahan paradigma pembelajaran dalam kurikulum 2013 ini, mendatangkan masalah bagi pendidik dalam proses penilaian. Guru masih bingung dalam proses

(7)

penilaian yang dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat dan juga bagaimana format penilaiannya. Sebenarnya penilaian kinerja sudah tidak asing lagi pada KBK dan KTSP, hanya saja pelaksanaannya belum maksimal. Pada KBK dan KTSP, guru sekolah dasar kebanyakan mempraktikkan penilaian hanya sebatas penilaian pengetahuan saja sedangkan dalam kurikulum 2013 guru dituntut untuk melakukan penilaian pada aspek pegetahuan, sikap dan keterampilan.

Penilaian salah satu proses yang penting dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Menurut Puji Iryanti (2004: 3) penilaian (assement) adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan hasil belajar. Ismet Basuki (2014: 8) penilaian adalah proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan belajar peserta didik dan bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Menurut Gronlund dalam Burhan Nurgiyantoro (2011: 22) penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analsis, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan informasi tentang peserta didik untuk menentukan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo pada hari rabu, 22 Juni 2016 diperoleh data rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIIC masih banyak dibawah KKM dan siswa kurang senang dengan pembelajaran yang monoton. Oleh karena itu, untuk mengatasinya dibutuhkan model pembelajaran dan penilaian alternatif yaitu penilaian kinerja dengan model pembelajaran berbasislesson study. Menurut Rusman (2011: 380) lesson study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru.

Penilaian kinerja termasuk penilaian autentik yang sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khusunya dalam dalam proses dan

(8)

aspek-4

aspek yang akan dinilai (Rusman, 2014: 255). Menurut Abdul Majid (2014: 200) penilaian unjuk kerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang mengukur kemampuan relatif siswa dalam mencapai tujuan proses pembelajaran. Secara khusus dalam matematika meliputi kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, berfikir kritis, koneksi, dan lain sebagainya. Penilaian ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide, gagasan dalam situasi masalah matematika, dan realistik. Penilaian kinerja merupakan penilaian hasil belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali pilihan ganda, jawaban singkat, benar-salah, dan menjodohkan. Menurut Tjipto Subadi (2010: 72) penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu dalam proses pembelajaran. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2011: 34) penilaian kerja dimaksudkan untuk menguji kemampuan peserta didik dalam mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan, menguji apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, sebagaimana ditemukan dalam situasi nyata dan dalam konteks tertentu.

Lesson study sebagai salah satu program kegiatan untuk meningkatkan

kompetensi pendidik dan kualitas pembelajaran. Menurut Tjipto Subadi ( 2010 : 29) Lesson study bukan merupakan strategi atau metode pembelajaran, tetapi kegiatan lesson study merupakan model pembinaan guru profesional yang dalam aktivitasnya guru dapat memilih dan menerapkan strategi atau model yang akan digunakan sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi oleh guru . Menurut Susan J ( 2009) menyimpulkan the lesson

study approach is a method of profesional development that encourages teachers to reflect on their teaching practice through a cyclical process of collaborative lesson planning, lesson observation , and eamination of student learning.. Sedangkan menurut Perry dan C. Lewis (2009) menyimpulkan the model lesson study improves instruction by developing teachers’ knowledge (of

(9)

content, pedagogy, and student thinking), by building teacher professional community, and by improving teaching materials. Lesson Study merupakan

salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Rusman 2011: 409). Dapat disimpulkan bahwa lesson study merupakan model pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penelitian Dewa Made Adnyana, dll tahun 2014 menyimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis assesmen kinerja dan assesmen konvensional, terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara penerapan asesmen dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika, siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran assesmen kinerja lebih baik dengan siswa yang mengikuti assesmen konvensional. Hasil penelitian Cholis Sa‟dijah tahun 2009 tentang asesmen kinerja dalam pembelajaran matematika menyimpulkan bahwa, asesmen kinerja dapat digunakan untuk membantu siswa membiasakan diri menunjukkan kinerjanya dalam memahami dan memecahkan masalah. Asesmen ini saling melengkapi satu sama lain dengan pembelajaran lain, sehingga dapat benar-benar menilai siswa secara tepat dan akurat. Hasil penelitian Philoteus Erwin Alex Tuerah tahun 2014 menyimpulkan penerapan

lesson study melalui program PELITA menimbulkan dampak positif yaitu

tingginya pencapaian akademik mata pelajaran matematika siswa SMP Kabupaten Minahasa Utara bila dibandingkan dengan pencapaian siswa SMP Kabupaten Minahasa yang belum menerapkan lesson study. Hasil penelitian Siti Khaeriyah, dkk tahun 2011 menyimpulkan implementasi lesson study dapat meningkatkan interaksi siswa terhadap siswa, eksplorasi oleh guru terhadap siswa, dan kegiatan lesson study pada bahasan dispersi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian Sutama, Haryoto, dan Sabar Narimo tahun 2013 tentang contextual math learning based on lesson

(10)

6

study menyimpulkan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study dapat meningkatkan komunikasi belajar matematika. Hasil penelitian

Herry Agus Susanto tahun 2015 tentang communication activity with metacognitive learning appoarch based lesson study menyimpulkan komunikasi lisan dengan metakognitif belajar melalui lesson study dapat meningkatkan komunikasi belajar matematika. Sedangkan hasil dari penelitian Tjipto Subadi,Rita, dan Sri Sutarni 2013 tentang a lesson study as a development model of a profesional teacher menyimpulkan pembelajaran dengan lesson study dapat membangun guru yang profesional.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) kesiapan guru SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo dalam pelaksanaan penilaian kinerja. 2) mengetahui proses pembuatan instrumen penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika berbasis lesson study di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo. 3)mengetahui penerapan penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika berbasis lesson

study di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo. 4) mengetahui kendala dalam

pelaksanan penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika berbasis lesson

study di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo.

2. METODEPENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Merriam dalam (Hamid Patilima, 2007: 57) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik proses, makna, dan pemahaman yang didapat melalui kata atau gambar. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang cara deskripsikanya dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo dengan jumlah 36 siswa.

Data penelitian diperoleh dari metode wawancara, observasi, tes,dan FGD. Pada metode wawancara dilakukan dengan guru matematika yaitu, Ibu Indah Saswanti, S.Pd. Observasi dilakukan di ruang kelas VIII C ketika guru sedang mengajar. Tes dilakukan di awal yaitu pre -test, LKK dilaksanakan

(11)

pada saat materi sudah tersampaikan dan post- test dilakukan di akhir pembelajaran. FGD (Focus Group Discussion) adalah suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu bersama guru dan observer.Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, penelitian lain , dan pengecekan data. Menurut Djaman, dkk (2011: 164) penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Cara meningkatkan kredibilitas terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain, (1) observasi secara terus menerus, (2) triangulasi sumber terdiri dari kepala sekolah, guru, dan siswa, metode terdiri dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan, (3) pengecekan anggota, diskusi, teman sejawat, dan pengecekan referensi.Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

3. HASILDANPEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo yang telah dilakukan sebelum dilakukan penelitian, menyatakan bahwa pembelajaran dengan lesson study dan penilaian kinerja belum pernah dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah tersebut khususnya pembelajaran matematika. Pemahaman guru tentang penilaian kinerja masih sangat kurang, hal ini disebabkan guru belum pernah menggunakan penilaian kinerja dalam proses pembelajaran dan guru belum bisa membuat rubrik penilaian kinerja. Sehingga guru sangat antusias dengan adanya penelitian ini.

Penelitian ini memfokuskan implementasi penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika yang berbasis lesson study. Penggunakan model

lesson study memiliki tahapan dalam proses pembelajaran, yaitu merencanakan (plan), melaksanakan (do), dan merefleksi (see). Sehingga pada setiap pertemuan harus melalui tahap tersebut. Perangkat yang digunakan

(12)

8

dalam penelitian ini diantaranya, RPP, lampiran materi, pre-test, post-test, lembar kerja kelompok, lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dan rubrik penilaian kinerja.

Pada tahap awal dipertemuan pertama dibentuklah kelompok kerja. Kelompok kerja tersebut terdiri dari 5 orang, yang masing-masing memiliki tugas yaitu, 1 orang menjadi guru yang mengajar yang berasal dari peneliti, 4 orang sebagai observer. Kelompok kerja tersebut melakukan diskusi sebelum melakukan belajar mengajar dikelas. Guru yang mengajar atau peneliti menjelaskan kepada observer proses pembelajaran yang akan dilakukan dan penilaian kinerja yang digunakan. Untuk pertemuan selanjutnya tahap merencanakan sama dengan pertemuan pertama, yaitu melakukan diskusi sebelum melakukan belajar mengajar dikelas.

Pada tahap melaksanakan, guru yang mengajar langsung mempraktikan peran di dalam kelas, dan observer menjalankan tugasnya yaitu mengamati proses pembelajaran dari aktifitas guru sampai aktifitas siswa. Pertemuan pertama siswa sedikit mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dikarenakan adanya tiga tes dan diskusi kelompok dalam satu pertemuan, hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan model lesson

study. Saat diskusi kelompok masih ada siswa yang kurang antusias, seperti

halnya membuat kegaduhan, berjalan-jalan ke kelompok lain pada saat berdiskusi dan ada yang mengobrol dengan temannya tanpa memperhatikan guru saat menjelaskan. Sehingga dapat mengganggu kelompok lain yang sedang berdiskusi untuk mengerjakan LKK. Namun dengan terbiasanya siswa berdiskusi kelompok akan membuat siswa saling bertukar pendapat sehingga informasi yang diterima oleh siswa lebih banyak.

Penilaian kinerja pada tahapan do dilakukan dengan mengamati dan menguji kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas. Hasil penilaian kinerja didapatkan dengan adanya pre-test, diskusi kelompok dan pos-test. Dengan adanya diskusi kelompok maka penilaian kinerja akan terlihat pada masing-masing siswa, dilihat dari keaktifan, menyelesaikan masalah yang ada pada kelompok, kemampuan menjawab siswa saat ditanya oleh guru, komunikasi

(13)

siswa saat mempresentasikan hasil diskusi. Dengan diadakannya penilaian kinerja pada setiap kegiatan inti lesson study keaktifan juga siswa mengalami peningkatan, pada pertemuan pertama yang aktif menjawab ada 7 siswa dengan presentase 19% dan bertanya 13 siswa dengan presentase 36%, pertemuan kedua aktif menjawab ada 5 siswa dengan presentase 15% dan bertanya 7 siswa dengan presentase 21%, dan pertemuan ketiga yang aktif menjawab ada 9 siswa dengan presentase 27% dan bertanya 19 siswa dengan presentase 58% . Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang cukup baik meskipun ada penurunan dpertemuan kedua. Dilihat dari hasil penilaian pre-test, LKK, dan pos-test yang diberikan guru, pertemuan pertama nilai rata – rata pre-test 75, nilai rata – rata LKK 88,46 , nilai rata – rata post – test 81,25, pertemuan keduapre-test nilai rata-rata 69,8 ,nilai rata-rata LKK 65,5 , nilai rata-rata

post-test 79,8 dan pertemuan ketiga pre-post-test 78,2 ,nilai rata-rata LKK 79,4, nilai

rata-rata post-test 81,3.

Berikut ini adalah grafik keaktifan siswa dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran, dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.

Grafik 1. Keaktifan Siswa

Berdasarkan grafik 1 keaktifan siswa dari pertemuan pertama sampai ketiga mengalami peningkatan terutama dikeaktifan mengajukan pertanyaan. Namun keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru mengalami penurunan di pertemuan kedua dan diikuti hasil belajar siswa yang menurun.

Perte muan 1 Perte muan 2 Perte muan 3 Menjawab 19% 15% 27% Bertanya 36% 21% 58% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Menjawab Bertanya

(14)

10

Keaktifan siswa juga mempengaruhi hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat di pertemuan kedua. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Sutama,Haryoto, dan Sabar Narimo tahun 2013 tentang contextual math learning based on lesson study menyimpulkan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study dapat meningkatkan komunikasi belajar matematika. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian dari Herry Agus Susanto tahun 2015 yang menunjukkan bahwa komunikasi lisan dengan metakognitif belajar melalui lesson study dapat meningkatkan komunikasi belajar matematika.

Grafik 2. Hasil Belajar Siswa

Grafik 2. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan grafik 2 hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Hasil penelitian ini juga diperkuat dari hasil penelitian dari menurut Cholis Sa‟dijah tahun 2009 tentang asesmen kinerja dalam pembelajaran matematika menyimpulkan bahwa, asesmen kinerja dapat digunakan untuk membantu siswa membiasakan diri menunjukkan kinerjanya dalam memahami dan memecahkan masalah. Asesmen ini saling melengkapi satu sama lain dengan pembelajaran lain, sehingga dapat benar-benar menilai siswa secara tepat dan akurat. Setelah dilakukan penelitian menunjukkan siswa mengalami peningkatan dalam memahami dan memecahkan masalah, dilihat dari hasil kinerja dan hasil tes

Pertemuan 1Pertemuan 2Pertemuan 3

Pre tes 75 69.8 78.2 LKK 88.46 75.5 74.5 Post tes 81.25 79.8 81.3 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Hasil Belajar Siswa

Pre tes LKK Post tes

(15)

yang dikerjakan oleh siswa seperti pre-test, lembar kerja kelompok, dan post-test.

Berdasarkan hasil penelitian dari peneliti menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antara interaksi siswa dengan siswa, interaksi guru dengan siswa, dan motivasi dari siswa, hal ini karena adanya diskusi kelompok pada setiap pertemuaannya dan presentasi di depan kelas yang dilakukan oleh siswa. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Philoteus Erwin Alex Tuerah tahun 2014 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa dengan penerepan lesson study dapat menimbulkan dampak positif yaitu tingginya pencapaian akademik mata pelajaran matematika.

Pada tahap merefleksi dilakukan setelah tahap pelaksanaan selesai, tahap ini sangatlah penting karena untuk perbaikan proses pembelajaran. Tahap merefleksi diikuti oleh seluruh kelompok kerja. Observer menyampaikan hasil pengamatannya, memberikan kritik dan sarannya

Selain itu, selama proses penelitian peneliti mendapatkan kendala yang mempengaruhi jalannya penelitian, diantaranya pembagiaan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran, pembuatan instrumen penilaian kinerja, dan media pembelajaran seperti LCD proyektor belum ada.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi penilaian kinerja berbasis lesson study pada SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo, dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) Guru-guru di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo belum pernah melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan penilaian kinerja. (2) Dalam pembuatan instrumen penilaian kinerja, guru harus memilih aspek – aspek yang berkaitan dengan penilaian tersebut agar dapat sinkron dengan materi yang disampaikan dan diperoleh hasil yang baik dalam hasil belajar siswa serta guru harus bisa menguasai materi yang akan disampaikan. (3) Proses pelaksanaan implementasi penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika berbasis lesson study melalui 3 tahap, yaitu Tahap Perencanaan (Plan), Pelaksanaan dan Observasi (Do), dan Tahap Refleksi (See). Dalam

(16)

12

tahap pelaksanaan menunjukkan hasil belajar mengalami peningkatan meskipun di pertemuan kedua mengalami penurunan. Pada pertemuan pertama rata pre-test75, nilai rata – rata LKK 88,46 , nilai rata – rata post – test 81,25, pertemuan keduapre-test nilai rata-rata 69,8 ,nilai rata-rata LKK 65,5 , nilai rata-rata post-test 79,8 dan pertemuan ketiga pre-test 78,2 ,nilai rata-rata LKK 79,4, nilai rata-rata post-test 81,3. Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan, pertemuan pertama sebanyak 7 siswa menjawab (19%) dan bertanya sebanyak 13 siswa menjawab(36%), pertemuan kedua menurun menjadi 5 siswa menjawab (15%) dan bertanya sebanyak 7 siswa (21%) dan pertemuan ketiga sebanyak 9 siswa menjawab (27%) dan bertanya sebanyak 19 siswa (58%). (4) Kendala yang dihadapi guru dalam implementasi penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika berbasis lesson study yaitu pembagian waktu dalam pelaksanaan pembelajaran, pembuatan instrument penilaian kinerja serta media pembelajaran seperti LCD proyektor belum ada.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Ismet Basuki., Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Djam‟an, dkk. 2011. Metode Panelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Depdiknas : Yogyakarta.

Khaeriyah, Siti, dkk. 2011. Implementasi Lesson Study Menerapkan Model STAD Untuk Meningkatkan Interaksi, Eksplorasi, dan Motivasi Siswa.

Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, 2(2): 28-38. Diakses pada 27

September 2016

(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP/article/view/2188)

Lenski, Susan J, & Micki M. Caskey. 2009. „‟Using the Lesson Study Approach to Plan for Student Learning‟‟. International Journal of

Education Vol. 40, No. 3 (January 2009), 50-57. Diakses pada 10 Maret

2017

(http://pdxscholar.library.pdx.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1011&conte xt=ci_fac)

(17)

Majid, Abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Made Adnyana, Dewa, dll. 2014. “Implementasi asesmmen kinerja terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari motivasi berprestasi siswa kelas XI SMK Pariwisata Ganesha Ubud”. E-Journal Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan,

(5). Diakses pada 27 September 2016 ( http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ap/article/view/1390).

Moloeng, Lexy. J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Bahasa. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Rusman. 2011. Model model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Perry R &C. Lewis. 2009.” Improving Mathematics Instruction Through Lesson Study:

A Theoretical Model And North American Case”. International Journal

Math Teacher Educ (2009) 12:285–304. Diakses pada 28 September 2016

(http://link.springer.com/article/10.1007/s10857-009-9102-7).

Sa‟dijah, C. 2009. “Asesmen Kinerja Dalam Pembelajaran Matematika”.

Jurnal Pendidikan Inovatif, 4(2), 92-95. Diakses 28 September 2016

( https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-4-no-2-cholis-sadijah.pdf)

Subadi,Tjipto, Rita Pramujiyanti Khotimah, & Sri Sutarni. 2013. “A Lesson Study as a Development Model of Professional Theachers”. International

Journal of Education,Vol.5, No. 2 ISSN 1948-5476.Diakses pada 10 Maret

2017

(http://www.macrothink.org/journal/index.php/ije/article/viewFile/3831/31 48)

(18)

14

Susanto, Agus Herry. 2015. “Improving Students‟ Activity In Mathematics CommunicationTrough Metacognitive Learning Approach Based On Lesson Study”. International Journal of Education and Research, Vol. 3

No. 2 February 2015 ISSN: 2201-6333 (Print) ISSN: 2201-6740

(Online).Diakses 10 Maret 2017

(http://www.ijern.com/journal/2015/February-2015/15.pdf)

Sutama, dkk. 2013. “Contextual Math Learning Based on Lesson Study Can Increase Study Comunication”. International Journal of Education, 5(4):

48-60. Diakses 10 Maret 2017

(http://www.macrothink.org/journal/index.php/ije/article/view/4440)

Tuerah, Philoteus Erwin Alex . 2014. “Dampak Lesson Study Dalam Pembelajaran Matematika SMP Sulawesi Utara”. Jurnal Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan, 18(2): 234-245.Diakses pada 20 September 2016

(http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/2863)

Gambar

Grafik  1. Keaktifan  Siswa
Grafik  2. Hasil  Belajar  Siswa

Referensi

Dokumen terkait

(3) Kendala yang dihadapi dalam implementasi penilaian portofolio dalam pembelajaran matematika berbasis lesson study yaitu: (1) Bagi guru: kesulitan dalam

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) pemahaman guru SMP Muhammadiyah Mojolaban terhadap penilaian autentik salah satunya penilaian portofolio, (2) proses

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti mengenai penilaian autentik pada penilaian portofolio dalam pembelajaran matematika yang berbasis

“ Kemampuan Mahasiswa Calon Guru Menerapkan Penilaian Kinerja Untuk Menilai Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ”.. Analisis Data Kualitatif, UI Press:

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) pemahaman guru SMP Muhammadiyah 1 Kartasura terhadap penilaian portofolio, (2) proses implementasi model

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) guru SMP Muhammadiyah 1 Kartasura belum memahami secara jelas mengenai penilaian produk, (2) proses implementasi

Selain itu penilaian autentik juga memperhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik

tingginya pencapaian akademik mata pelajaran matematika siswa SMP Kabupaten Minahasa Utara bila dibandingkan dengan pencapaian siswa SMP Kabupaten Minahasa yang