• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIF LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN 007 WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA : IMPLEMENTASI LESSON STUDY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIF LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN 007 WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA : IMPLEMENTASI LESSON STUDY"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

56

PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIF LEARNING

PADA SISWA KELAS VI SDN 007 WARU

KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA :

IMPLEMENTASI LESSON STUDY

Purwanto

Guru SD di Penajam, Paser Utara

Abstrak: Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan lingkungan sekitar bukanlah hal yang baru, namun dalam pelaksanaanya guru sering menemukan kendala. Implementasi penerapan pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran sangat diperlukan guru guna menghindari verbalisme. Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan lingkungan telah dilaksanakan di SDN 007 Waru Penajam Paser Utara secara kolaboratif. Implementasi pembelajaran dilaksanakan dengan lesson study untuk meningkatkan kompetensi guru yang melibatkan Kelompok Kerja Guru di Gugus II Waru. Kegiatan dilaksanakan dengan siklus plan-do-see. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model cooperatif learning. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat dan ditemukan ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran, baik dari sisi guru maupun siswa.

Kata kunci: cooperative learning, lesson study

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhu-bungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bu-kan hanya penguasaan kumpulan penge-tahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip–prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat memberi pemahaman dan wawasan bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta pengem-bangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006:484).

Pembelajaran IPA memberi ke-sempatan pada siswa, khususnya siswa sekolah dasar, untuk memenuhi kebu-tuhannya sebagai warga negara yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Melalui pendidikan IPA, diharapkan siswa dapat memahami dan peduli terhadap ke-jadian atau peristiwa di lingkungan tempat tinggalnya.

Pembelajaran IPA di sekolah di-harapkan memberikan pengalaman lang-sung, menjelajahi, dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2006:

484). Pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pembelajaran IPA tersebut memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru di kelas.

Upaya untuk melaksanakan pem-belajaran IPA yang memberikan penga-laman langsung pada siswa belum laksana secara optimal di sekolah, ter-masuk pembelajaran IPA di kelas VI SDN 007 Waru Kabupaten Penajam Paser Utara. Pada pembelajaran IPA yang selama ini dilaksanakan, guru cenderung memberikan pembenaran diri atas segala pelaksanaan pembelajarannya. Kegiatan yang dilak-sanakan di kelas dianggap merupakan se-suatu yang paling benar menurut penge-tahuan dan pengalaman guru.

Pembelajaran di kelas VI SDN 007 Waru selama ini belum pernah diamati oleh pihak lain, kecuali pengawas dan kepala sekolah. Pengamatan pembelajaran yang dilakukan pengawas dan kepala se-kolah cenderung bersifat formalitas dengan sedikit masukan bagi guru. Hal ini menye-babkan guru tidak mengetahui kekurangan pembelajarannya dan beranggapan bahwa pembelajaran yang dilakukannya sudah

(2)

optimal. Padahal, pembelajaran yang dilaksanakan guru mengutamakan proses ceramah, siswa diajak untuk menghapal materi, mendengarkan cerita dan penje-lasan guru. Hal ini menyebabkan siswa tidak memiliki pengalaman untuk menga-mati, bereksplorasi, diskusi antar kelom-pok, dan berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Oleh karena itu perlu adanya upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPA yang dapat memperbaiki proses belajar siswa. Salah satu upaya pening-katan kualitas pembelajaran IPA di kelas VI SDN 007 Waru Kabupaten Penajam Paser Utara dilakukan dengan lesson study. LESSON STUDY

Lesson Study merupakan model

pembinaan profesi pendidik melalui peng-kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Lewis 2002 dalam Ibrohim, 2010). Lesson study bukan merupakan metode atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan yang dapat menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, kemampuan komunitas pembe-lajaran serta berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Lewis (2002, dalam Ibrohim, 2010) menyatakan bahwa lesson study miliki peran yang cukup besar dalam me-lakukan peningkatan sistem pendidikan yang luas. Lewis menguraikan bagaimana hal tersebut dapat terjadi dengan mem-bahas lima jalur yang dapat dicapai lesson

study yaitu 1) membawa tujuan standar

pendidikan ke alam nyata di dalam kelas, 2) menggalakkan perbaikan dengan dasar data, 3) mentargetkan pencapaian berbagai kualitas siswa yang mempengaruhi kegia-tan belajar, 4) menciptakan tuntukegia-tan men-dasar perlunya peningkatan pembelajaran, dan 5) menjunjung tinggi nilai guru.

Lesson study memungkinkan guru

untuk 1) memikirkan dengan cermat mengenai tujuan dari pembelajaran, materi pokok, dan bidang studi, 2) mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang ter-baik yang dapat dikembangkan, 3) mem-perdalam pengetahuan mengenai materi

pokok yang diajarkan, 4) memikirkan se-cara mendalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai berkaitan dengan siswa, 5) merancang pembelajaran secara kolabo-ratif, 6) mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta tingkah laku siswa, 7) mengembangkan pengetahuan pedagogis yang kuat, dan 8) melihat hasil pem-belajaran sendiri melalui „mata‟ siswa dan kolega (Lewis 2002 dalam Ibrohim, 2010).

Lesson study dilakukan di dalam

kelas dengan tujuan untuk memahami sis-wa dengan lebih baik dan dilakukan secara bersama-sama dengan guru lain (Rahayu. 2006). Kelompok guru mengembangkan pembelajaran secara bersama-sama dan menentukan salah satu guru untuk melak-sanakan pembelajaran tersebut, sedangkan guru lainnya mengamati belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru tersebut berkumpul dan melakukan tanya jawab tentang pem-belajaran yang dilakukan, merevisi dan menyusun pembelajaran berikutnya berda-sarkan hasil diskusi (Richardson, 2004).

Lesson study adalah kegiatan ber-sama yang mengembangkan pembelajaran melalui rangkaian siklus Plan-Do-See. Plan merupakan kegiatan merencanakan pembelajaran yang akan diimplementasi-kan di kelas pembelajaran. Termasuk da-lam tahap ini adalah membuat kesepakatan seorang guru yang diberi tugas mengim-plementasikan rancangan pembelajaran, pembagian tugas observer, penentuan moderator dan notulen pada saat refleksi. Do merupakan kegiatan mengimplemen-tasikan rancangan pembelajaran yang dihasilkan pada tahap plan. See merupakan kegiatan mengamati pembelajaran oleh guru lain (observer). Pengamatan dilaku-kan oleh seluruh anggota kelompok (guru yang tidak bertugas mengajar, dosen dan pihak lain yang terlibat dalam kegiatan plan). Fokus pengamatan kegiatan ini ada-lah perilaku siswa (aktivitas, sikap dan cara berpikir siswa) selama pembelajaran. Refleksi dilakukan dengan tanya jawab atau diskusi untuk membahas kekurangan dalam mengimpelemtasikan rancangan pembelajaran yang dihasilkan pada tahap plan yang ditemukan selama pengamatan. Meskipun fokus pengamatan dilakukan

(3)

pada perilaku siswa, hasil refleksi me-rupakan perbaikan terhadap cara guru untuk membelajarkan siswa (Lewis, 2002:1).

Pelaksanaan lesson study di SD Negeri 007 Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara ditujukan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran. Pembelajaran IPA dilaksanakan dengan menerapkan cooperative learning (pembe-lajaran kooperatif) yang memanfaatkan lingkungan sekolah.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar siswa, baik yang hidup maupun tak hidup, yang berpengaruh se-cara langsung atau tidak langsung bagi kehidupan siswa. Dalam hal ini termasuk hewan, tumbuhan dan organisme lain serta manusia dengan segala aktivitas di dalam-nya. Seberapa terpencilnya suatu sekolah minimal memiliki empat jenis sumber be-lajar diantaranya masyarakat di sekeliling sekolah, lingkungan fisik meliputi benda-benda di sekolah, bahan-bahan sisa yang tidak terpakai, dan peristiwa alam yang mungkin terjadi.

Pemilihan pembelajaran kooperatif didasarkan pada kurang maksimalnya pem-belajaran IPA yang selama ini dilak-sanakan sehingga tidak menarik bagi siswa dan kesepakatan guru-guru yang tergabung dalam kelompok guru di SD Negeri 007 Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara. Melalui pembelajaran koope-ratif diharapkan dapat memupuk kerja sama siswa antar anggota kelompok dan terjadi interaksi yang baik antar anggota kelompok.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

Cooperative learning (CL) atau

pembelajaran kooperatif yang membuat siswa yang bekerja dalam kelompok akan belajar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang kelasnya dikelola secara tra-disional Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan kerjasama aka-demik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, dan meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok (Suyanto, 2008).

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai tujuan pem-belajaran. Setiap siswa mempunyai kesem-patan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa, yang dapat terwujud dalam bentuk diskusi, mengerja-kan tugas bersama, serta saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi dan mampu membangun hu-bungan interpersonal. Pembelajaran koope-ratif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

Ciri-ciri model pembelajaran koo-peratif adalah: (1) belajar bersama dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi ta-tap muka antar teman, (3) saling men-dengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelom-pok kecil, (6) berbicara secara produktif dan saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan tergantung pada siswa sendiri, dan (8) siswa aktif (Stahl, 1994).

Model pembelajaran kooperatif di-kembangkan dengan berpijak pada bebe-rapa pendekatan yang diasumsikan mampu meningkatkan proses dan hasil belajar sis-wa. Pendekatan yang dimaksud adalah be-lajar aktif, konstruktivistik, dan kooperatif. Pendekatan tersebut diintegrasikan untuk menghasilkan suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengem-bangkan potensinya secara optimal. Bela-jar aktif ditunjukkan dengan adanya keter-libatan intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa diberi kesem-patan untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan eks-plorasi terhadap materi yang sedang di-pelajari, serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok. Siswa dibebaskan untuk mencari berbagai sumber belajar yang relevan, seperti perpustakaan, alam sekitar, atau para pakar. Kegiatan seperti ini memungkinkan siswa berin-teraksi aktif dengan lingkungan dan

(4)

kelompoknya, untuk mengembangkan pengetahuannya.

Model pembelajaran kooperatif ini akan dapat terlaksana dengan baik jika da-pat ditumbuhkan suasana belajar yang me-mungkinkan tumbuhnya rasa bebas menge-luarkan pendapat di antara siswa dengan siswa ataupun antara siswa dengan guru dalam mengkaji serta mengeksplorasi topik-topik penting dalam kurikulum. Guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan atau permasalahan yang harus dipecahkan di dalam kelompok. Siswa berupaya untuk berpikir keras dan saling berdiskusi dalam kelompok. Selanjutnya guru serta siswa lain dapat melacak pendapat siswa tersebut tentang ide-idenya dari berbagai per-spektif. Guru juga mendorong siswa untuk mampu mendemonstrasikan pemahaman-nya tentang pokok-pokok permasalahan yang dikaji di dalam kelompok.

Materi yang sesuai disajikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah materi-materi yang me-nuntut pemahaman tinggi terhadap nilai, konsep, atau prinsip, serta masalah-masa-lah aktual yang terjadi di masyarakat. Materi keterampilan untuk menerapkan suatu konsep atau prinsip dalam kehidupan nyata juga dapat diberikan. Materi dapat berasal dari berbagai bidang studi, seperti bahasa, masalah-masalah sosial ekonomi, masalah kehidupan bermasyarakat, pe-ristiwa-peristiwa alam, serta keterampilan dan masalah-masalah lainnya (Suyanto, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada dasarnya pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar bukan hal yang baru, namun tidak bisa dipungkiri dalam pelaksanaanya sering menemui kendala, artinya banyak guru yang merasa kesulitan dalam mengemas lingkungan dan membawanya kedalam pembelajaran. Namun demikian sebagai guru dituntut untuk selalu kreatif dan menciptakan hal-hal yang baru sehingga pembelajaran akan selalu segar, dan menyenangkan.

Salah satu kegiatan Lesson Study yang memanfaatkan lingkungan sebagai media belajar, telah dilaksanakan oleh di

Kecamatan Waru dan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Kegiatan lesson study dilakukan dengan 3 tahap, yaitu plan-do-see.

Tahap Persiapan (Plan)

Tahap persiapan merupakan tahap yang paling penting dalam rangka menen-tukan keberhasilan pembelajaran. Dalam perencanaan ini disusun perangkat pembe-lajaran berupa rencana pelaksanaan pem-belajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan lembar observasi.

RPP disusun dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Materi yang dibelajarkan didasarkan pada Standar Kompetensi, yaitu Memahami faktor

penyebab perubahan benda, dan

Kompe-tensi Dasar, yaitu Menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan benda (pela-pukan, perkaratan, pembusukan) melalui pengamatan.

RPP disusun bersama oleh bebe-rapa guru kelas VI. Kegiatan yang dilaku-kan pada penyusunan RPP ini tidak hanya menyusun saja, tetapi juga membahas ten-tang kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan RPP yang disusun. Selan-jutnya, RPP yang sudah tersusun dibahas dalam forum KKG untuk mencermati hal-hal yang perlu ditambahkan dan dikurangi. Dengan demikian, RPP yang tersusun diharapkan dapat membelajarkan siswa, membangkitkan partisipasi aktif siswa akan tercapai, yang pada akhirnya siswa dapat mencapai kompetensi yang diharap-kan.

Berdasarkan hasil diskusi pada tahap plan, ada beberapa perbaikan pada penyusunan dan pembahasan RPP, yaitu; a. Pada tujuan pembelajaran, kegiatan

yang dilakukan siswa tidak perlu dituliskan, misalnya “Melalui penga-matan siswa mampu mendeskripsikan perubahan benda, dikoreksi menjadi “Siswa mampu mendeskripsikan peru-bahan benda”. Alasan perbaikan adalah dikawatirkan siswa hanya melakukan pengamatan saja, padahal banyak cara yang dapat dilakukan siswa agar dapat mendeskripsikan perubahan benda.

(5)

b.

Gambar-gambar pelapukan benda lebih diperjelas agar siswa lebih fokus ter-hadap jenis pelapukan yang terjadi.

c.

Perlu perbaikan redaksi pada beberapa bagian RPP sehingga lebih mudah dipahami guru.

Tahap Pelaksanaan (Do)

Tahap Do merupakan tahap

pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun pada tahap plan. Tahap ini biasa disebut tahap open class. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di SDN 007 Waru Kecamatan Waru pada tanggal 24 Nopember 2010 tahun pelajaran 2010/2011. Open class dihadiri oleh guru-guru peserta lesson study dari anggota Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus II Waru, kepala sekolah, dan dosen pembimbing dari UM.

Pada tahap pelaksanaan (do), ke-giatan yang dilakukan adalah menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dibuat pada tahap plan. Penulis bertindak sebagai guru model sedangkan guru-guru yang lain dan pendamping bertindak sebagai penga-mat (observer). Pengamatan yang dilaku-kan oleh para observer diarahdilaku-kan pada aktivitas belajar siswa dengan berpedoman pada tata tertib menjadi observer dan pedo-man pengamatan yang telah disepakati pada tahap perencanaan. Observer bukan mengamati guru mengajar, tetapi menga-mati siswa dalam proses pembelajaran.

Sebelum pelaksanaan do, satu minggu sebelumnya, guru model meminta siswa untuk mencari kayu yang lapuk dan ditumbuhi jamur, batu yang berlumut, batu yang terkikis oleh panas dan hujan, buah yang busuk, serta rayap. Kegiatan ini dilakukan secara kelompok dengan ang-gota 4 orang per kelompok. Penetapan anggota kelompok dilakukan secara hete-rogen berdasarkan tingkat kemampuan siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru model. Guru model menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilaku-kan, prosedur kegiatan siswa di setiap ke-lompok, dan teknik pengamatan pada me-dia yang telah disiapkan. Selanjutnya guru

model mengajak siswa ke luar kelas untuk mengamati media yang telah disiapkan. Siswa mengamati dan mencermati media kayu yang lapuk dan ditumbuhi jamur, batu yang berlumut, batu yang terkikis oleh panas dan hujan, buah yang busuk, serta rayap. Selama pengamatan, guru model bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa belajar.

Pada saat pembelajaran berlang-sung, guru lain yang bertindak sebagai observer melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa. Selama penga-matan, observer tidak diperkenankan mem-berikan bantuan kepada siswa dalam ben-tuk apapun, namun memberikan penga-matan secara obyektif pada siswa bahkan ekspresi dan respons siswa pun tidak luput dari pengamatan observer.

Hasil pengamatan pembelajaran oleh observer menunjukkan bahwa siswa telah belajar dengan aktif tanpa diminta guru. Hal ini teramati oleh pengamatan hampir semua observer yang menyatakan bahwa siswa telah melakukan pembe-lajaran sejak awal pembepembe-lajaran ketika siswa melakukan pengamatan pada media bunga nyata di kelompok masing-masing. Hal ini membuktikan betapa media nyata yang siswa bawa telah memberikan penge-tahuan dan kenyamanan belajar yang luar biasa, sehingga siswa seakan merasa se-dang bermain-main namun sebenarnya sis-wa telah mempelajari ilmu pengetahuan yang begitu mudahnya dan telah mela-kukan sesuatu yang sangat luar biasa.

Setiap anggota kelompok telah ak-tif belajar dengan sendirinya, sementara guru sedikit bicara dan bertindak sebagai fasilitator serta mendampingi siswa dalam belajar. Disinilah terjadi lompatan-lom-patan pengetahuan dimana siswa banyak menemukan fakta, diantaranya bagian bunga seperti serbuk sari, putik bakal buah, mahkota bunga, kelopak bunga mereka identifikasi satu persatu yang akhirnya siswa benar-benar melihat fakta dari bunga yang diamati siswa.

Penggunan media nyata mampu meningkatkan kekritisan siswa terhadap sesuatu yang ditemukan dan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Selain itu, belajar kelompok mampu menumbuhkan

(6)

rasa kebersamaan dan kerja sama antar anggota kelompok yang tercermin dalam interaksi dan tanya jawab antar siswa. Tahap Refleksi (See)

Setelah guru model melaksanakan pembelajaran, tahap berikutnya adalah refleksi sebagai bentuk perenungan dan evaluasi pelaksanaan Lesson Study. Refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan belajar siswa, kreativitas, kerja sama, dan proses belajar siswa secara keseluruhan. Dengan demi-kian, guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran yang dilak-sanakannya.

Kegiatan refleksi dipimpin oleh moderator. Guru model diberi kesempatan untuk mengungkapkan proses pembe-lajaran dan hasil refleksinya. Selanjutnya, seluruh observer diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil pengamatannya ber-dasarkan fakta-fakta yang teramati selama pembelajaran.

Selama kegiatan refleksi, mode-rator memandu kegiatan diskusi untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang muncul dan bersama-sama dengan guru lainnya menemukan solusi kontruktif terhadap permasalahan tersebut. Moderator juga memantau kegiatan diskusi ber-dasarkan rambu-rambu kegiatan refleksi.

Bila ada observer yang memberikan kritik langsung terhadap guru berdasarkan opisi dan pengalamannya, moderator langsung memberikan teguran pada observer ter-sebut agar memberikan hasil penga-matannya berdasarkan fakta yang ditemu-kan selama pelaksanaan pembelajaran (DO). Di akhir kegiatan refleksi, mo-derator membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi dan memberikan kesempatan kepada pakar (dosen pembimbing dari Universitas Negeri Malang) untuk mem-berikan masukan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan lesson study.

Secara keseluruhan, hasil observasi pembelajaran oleh observer terhadap pelaksanaan pembelajaran tentang bagian-bagian bunga dalam kegiatan Lesson Study di SDN 00 Kecamatan Waru terlaksana dengan baik. Berdasarkan data respon siswa dalam pelaksanaan kegiatan Lesson

Study menunjukan bahwa siswa

mem-berikan respon positif terhadap pembela-jaran IPA tentang bagian-bagian bunga. Hal ini ditunjukkan dengan antu-siasme siswa yang terangkum dalam for-mat pengamatan yang dilakukan oleh ob-server. Hasil pengamatan observer terkait kegiatan belajar siswa dapat dilihat dalam rekapitulasi hasil pengamatan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran.

No Permasalahan Hasil Observasi

1 Apakah semua siswa benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran hari ini? Bagaimana proses mereka relajar?

Dari 5 observer menyatakan bahwa siswa telah mengikuti dengan baik pada tiap – tiap kelompok ketika media berupa bunga diberikan pada siswa, dan antusiasme siswa sangat terlihat.

2 Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari ini?

Terdapat 3 siswa yang kurang dapat belajar, sesuai fakta siswa tersebut tidak kebagian bunga mengingat ada beberapa bunga pada kelompok tersebut bunganya rusak karena berebut ingin mengamati.

3 Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya menurut Anda?

Beberapa temuan yang diperoleh observer ada siswa yang tidak dapat belajar dengan baik karena berkelompok dengan siswa laki-laki

Pada kelompok III terdapat siswa yang uring-uringan karena melihat kelompok lain dalam melakukan pengamatan terlalu ribut.

4 Bagaimana usaha guru/dosen dalam mendorong

5siswa/mahasiswa yang tidak aktif untuk belajar?

Guru telah berupaya memberikan motifasi pada seluruh siswa, melalui bimbingan pada kelompok kelompok yang mengalami kesulitan

Motivasi diberikan secara baik sehingga siswa belajar dengan lebih kreatif danmenyenangkan

(7)

sehingga mereka merasakan kasih sayang dari guru lebih maksimal.

5 Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran hari ini?

Terjadi lompatan materi, dimana siswa menemukan fakta sebagai hasil dari pengamatan bersama kelompoknya. Terjadi kerja kelompok dimana ada salah satu siswa yang tidak mau berteman dengan siapapun, ketika pelaksanaan Lesson Study dengan senang hati ia mau berteman dan sejak saat itu ia mau berteman dengan siapa saja.

Guru tidak perlu banyak bicara mengingat siswa telah dengan baik melakukan proses belajar, sehingga peran guru sebagai fasilitator telah berjalan sebagaiman mestinya.

Hasil refleksi menunjukkan ada-nya kekurangan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil refelksi tersebut selanjutnya dila-kukan perbaikan perencanaan dan pelak-sanaan pembelajaran pada pertemuan beri-kutnya. Hasil perbaikan RPP dapat digu-nakan oleh seluruh guru yang bertindak se-bagai observer sehingga diharapkan per-baikan RPP tersebut dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di masing-masing kelas. Dengan demikian, diharapkan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam kegiatan Lesson Study dengan memanfaatkan media alam sekitar di SD 007 kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara dapat disimpulkan bahwa:

1. Kegiatan Lesson Study dapat di-jadikan sebagai alternatif pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kom-petensi guru dalam mengelola pem-belajaran IPA.

2. Model pembelajaran yang diimple-mentasikan mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa, siswa tampak senang, antusias dan sangat aktif dalam melaksanakan seluruh kegiatandalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan pemanfaatan media nyata mampu meningkatkan pengetahuan siswa dari segi afektif

3. Guru dan siswa bersikap positif ter-hadap proses pembelajaran yang di-laksanakan, sebab guru secara lang-sung dapat mempraktekan prinsip-prinsip pembelajaran IPA dengan baik, sedangkan siswa dapat belajar dengan baik karena mendapatkan cara belajar yang menyenangkan.

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas, 2006. Permendiknas 2006: Standar Isi. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Ibrohim. 2010. Panduan pelaksanaan

Lesson Study. Malang: Universitas

Negri Malang.

Lewis, C. C. 2002. Lesson Study: A Hand-book of Teacher-Led Instructional Change. Philedelphia, PA: Research for Better School, Inc.

Rahayu, S. 2006. Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran dengan Lesson study.

Makalah. Disajikan dan Workshop

Lesson study yang diselenggarakan

oleh FMIPA Universitas Negeri Malang, 6 April 2006.

Suyanto, K. 2008. Model Pembelajaran. Bahan Pelatihan PLPG. UM

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Jika terjadi kelebihan salur yang dilakukan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) ke sekolah akibat kesalahan data pada triwulan ke-1 s/d triwulan ke-3, maka sekolah

Pada rentang nilai gelombang yang cukup besar (H/gT 2 > 0.003), kemampuan redaman terbaik diperoleh pada struktur pada pengujian yang dilakukan oleh Winarto (2017).

Menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain di dalam wadah aluminium bagian dalam sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk bergeraknya uap air secara bebas

Oleh itu, kajian ini akan melihat konsep pertahanan menyeluruh dalam latihan khidmat negara yang telah dijalankan oleh negara Malaysia iaitu Program Latihan

Berdasarkan hasil dari perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan untuk sensitivitas pengemudi mobil usia muda di kota Bandung sudah baik, maka dari itu

Pengelolaan pembelajaran berbasis cara kerja otak sangat memperhatikan belajar cara belajar, yaitu proses pembelajaran agar peserta didik tertarik, berhasil dalam

a) Pada variabel pengamatan jumlah buah per tanaman menunjukkan produksi sejumlah 30 buah dengan peningkatan efektivitas sebesar 28% dan pada variabel pengamatan jumlah buah

Penjelajah-penjelajah pada masa awal peradaban manusia tidak hanya mendeskripsikan suatu wilayah berkaitan dengan aspek visual dari bentang alamnya, namun juga