• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Gangguan Rasa Nyaman-nyeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Gangguan Rasa Nyaman-nyeri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyman “nyeri” diperlukan untuk proses kehidupan. Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul bilamana jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.

Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri juga berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat. Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan kesehatan keperawatan dapat di lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umum

Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. ”K” sesuai dengan manajemen keperawatan.

1.2.2 Tujuan khusus

Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. “K” diharapkan mahasiswa dapat : 1. Melakukan pengkajian data

2. Intervensi data dasar

3. Merencanakan suatu tindakan yang komprehensif 4. Melakukan asuhan keperawatan sesuai rencana 5. mengevaluasi hasil pelaksanaan Asuhan keperawatan.

1.3 Manfaat Penulisan 1.3.1 Bagi klien

Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut. 1.3.2 Bagi penulis

Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam perkuliahan. 1.3.3 Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan pada Tn. “K” dengan gangguan rasa nyaman “nyeri”.

1.3.4 Bagi lahan praktek

Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan menguatkan serta meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional agar terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul.

(2)

2

1.4.1 Wawancara

Pengumupulan data dengan tanya jawab langsung pada pasien. 1.4.2 Observasi

Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien secara langsung. 1.4.3 Study dokumentasi

Cara pengumpulan data dengan cara melihat buku rekam medik klien dan hasil pemeriksaan laboratorium seta pemeriksaan penunjang.

1.4.4 Study pustaka

Teori asuhan keperawatan dari buku-buku yang membahas masalah-masalah asuhan keperawatan. BAB II LAPORAN PENDAHULUAN NYERI 2.1 Definisi  Mc. Ceffery (1979)

Mengidentifikasi nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.

 Wolf Waifsel Feusest (1974)

Mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.

 Arthur C. Curfon (1983)

Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan rasa nyeri.

 Secara umum

Mengatakan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional.

2.2 Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada persendian dinding arteri, ahti dan kandung empedu.

2.3 Klaisifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.

1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak memiliki atau melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.

2. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang termasuk nyeri psikomatis. Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri tersusun dan nyeri terbakar.

(3)

3

3. Perbedaan nyeri akut dan kronis

No Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis

1. Pengalaman Suatu kejadian Situasi, status eksistensi 2. Sebab eksternal atau penyakit

dalam

Tidak di ketahui atau pengobatan terlalu lama

3. Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang, dan terselubung 4. Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan samai bertahun-tahun 5. Pertanyaan nyeri Daerah nyeri tidak di ketahui

secara pasti

Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya sehingga sulit di evaluasi (perubahan perasaan) 6. Gejala klinis Pola respon yang khas dengan

gejala yang lebih terbatas

Pola respon yang bervariasi dengan sedikit gejala (adaptasi) berlangsung terus menerus 7. Perjalanan Biasanya berkurang beberapa

saat

Penderita meningkat setelah beberapa saat

1. Nyeri menghantar adalah nyeri yang terasa pda bagian tubuh yang lain. Umumnya terjadi akibat kerusakan pada bagian cidera organ.

2. Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis.

3. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas diamputasi. 4. Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa

jalur syaraf.

2.4 Stimulus Nyeri

Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai jumlah stimulus nyeri sebelum merasa nyeri (point treshold).

Beberapa jenis stimulasi nyeri di antaranya :

 Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan pada jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.

 Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.

 Tumor dapat juga menekan reseptor nyeri.

2.5 Teori Nyeri

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang, 1989).  Teori penusahan (specificity theory)

Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal coid) melalui corna dorsatis yang bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke kontraktus dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhirnya di konteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut.

 Teori pola (pattern theory)

Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan merangsang aktivitas sel.

 Teori pengendalian gerbang (gate control theory)

Nyeri tergantung dari kerja serat otot saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat syaraf besar akan meningkatkan aktifitas substansia gelatinosa yang

(4)

4

mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel terlambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terlambat.

 Teori transmisi dan inhibisi

Adanya stimulasi pada noceciptor memulai transmisi impuls-impuls syarafi, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neureurotranmitter yang spesifik, kemudian inhibisi impul nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :

 Artisi nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri tersebut merupakan arti yang negatif. Seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi oleh beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.

 Persis nyeri, merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada konteks.

 Toleransi nyeri, toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.

Faktor yang mempengaruhi antara lain : alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat.

 Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti: nyeri tingkat persepsi, nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial kesehatan fisik dan mental.

2.7 SUMBER NYERI

1. Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan jaringan subcutan. 2. Viseral yang meliputi organ-organ yang berada dalam rangga tubuh.

3. Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-jaringan yang menyokong.

UPAYA MENGATASI NYERI

Distraksi à mengalihkan perhatian

Misalnya : nonton TV, baca majalah, mengajak bicara pasien. 1. Relaksasi à nafas dalam, kompres, message

2. Akupuntur à tusuk jarum pada daerah nyeri 3. Hipnosa à teknik membuat orang tidak sadar diri 4. Analgesik à mengurangi persepsi tentang nyeri 5. Daya kerja à sistem syaraf sentral

TINGKAT NYERI a. Menurut Kozier 0 : tidak nyeri 1, 2, 3, 4 : ringan 5, 6 : sedang 7, 8, 9 : berat 10 : sangat berat

b. Menurut Meizak dan Rogerson (1991) 1 : tidak nyeri

(5)

5

2 : ringan 3 : tidak nyaman 4 : Distressing 5 : Novible (berat)

6 : exeros clating (sangat berat)

c. Menurut Maxwell (1989) 1 : tidak nyeri 2 : ringan 3 : sedang 4 : berat 2.8 ETIOLOGI 1. Trauma

1. Mekanik (tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk) 2. Thermis (panas dan dingin)

3. Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya) 4. Elektris (listrik)

5. Peradangan (inflamasi)

Nyeri disebabkan oleh pembengkakan à meregang syaraf dan pelepasan mediator kimia. - Trauma Psikologis

Keluhan yang berhubungan dengan psikologis - Gangguan sirkulasi

Terjadi penyempitan / penyumbatan pada saluran tubuh - Neuplasma

Jinak à nyeri tidak ada ujung reseptor Misalnya : tumor

2.9 GEJALA KLINIS 1. Respon Simpatis

 Peningkatan tekanan darah  Peningkatan suhu  Peningkatan respirasi 2. Respon muskular  Gelisah  Meraba  Membatasi respirasi 3. Respon emosional  Perubahan perilaku

 Iritable, merintih dan menangis

 Ekspresi wajah : menyeringai, masalah

ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH NYERI

A. Pengkajian

(6)

6

Keluhan utama

Keluhan yang paling dirasakan klien  Klien mengatakan nyeri

o P : Paliatif : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri

o Q : Qualitatif : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat

o R : Regio : Daerah perjalan nyeri

o S : Severe : Keparahan atau intensitas nyeri

o T : Time : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri

B. Pemeriksaan fisik

 Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan

 Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi  Expresi wajah

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen I : Implementasi penatalaksanaan obat dengan fentanya transdermi

Jelaskan pada pasien dan pasangannya tentang efek samping yang diharapkan, jadwal penggantian patah, metode penanganan cara pemecahan untuk nyeri aktif.

R : Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk, 1994)

I : Ajarkan pasangan klien untuk melakukan massage punggung dengan usapan lembut. R : Massage punggung dengan usapan lembut dan upaya yang mudah dilakukan, memakan aktu yang singkat dan telah terbukti menyebabkan relaksasi (Meck, 1993).

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress I : Teliti keluhan nyeri catat skala nyerinya, lokasi dan lamanya

R : Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien untuk mengevaluasi keefektifan dan terapi yang diberikan.

I : Catat kemungkinan patofisiologis yang khas, misalnya Hipertensi

R : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu dalam memilih intervensi yang sesuai

I : Anjurkan pasien untuk beristirahat

R : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi ketegangan

3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah. I : Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga

R : Klien dan keluarga kooperatif dalam tindakan keperawatan I : Kaji tingkat nyeri

R : Melakukan tingkat nyeri dan untuk menentukan tindakan selanjutnya I : Ciptakan lingkungan yang nyaman

R : Memberikan ketenangan pada pasien I : Kolaborasi dengan tim medis

R : Untuk mengurangi rangsangan nyeri

(7)

7

I : Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga

R : Agar pasien dan keluarganya lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan I : Kaji tingkat nyeri

R : Untuk mengetahui tingkat nyeri I : Menciptakan lingkungan yang nyaman R : Untuk memberikan ketenangan kepada pasien I : Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

R : Untuk mengurangi rasa nyeri

I : Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik R : Untuk mengurangi rasa nyeri

KRITERIA EVALUASI

Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri diantaranya :

 Hilangnya perasaan nyeri  Menurunnya intensitas nyeri  Adanya respon fisiologis yang baik

 Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN

Tanggal MRS : 05 Mei 2014 jam 12.30 WIB Tanggal pengkajian : 05 Mei 2014 jam 11.30 WIB

1. Data Subyektif A. Identitas Pasien

Nama : Tn. ”K”

Umur : 49 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Marital : Menikah

Suku Bangsa : Indonesia / Sunda Alamat : Cigudeg tidak udik Pekerjaan : Swasta

B. Penanggung Jawab

Nama : Ny. ”K”

Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Istri Pekerjaan : Swasta

(8)

8

Pasien mengatakan nyeri di bagian perut bawah sebelah kanan

- Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan sakit perut karena kurang nafsu makan, sakitnya seperti di tusuk-tusuk. Pasien sakit perut di sebelah kanan bagian bawah, skala nyeri menurut Maxwell 3, nyeri pasien bertambah, sehingga pada tanggal 24 Juli 2010 pada jam 12.30 WIB pasien dibawa ke RSUD Lw.Liang.

- Riwayat Kesehatan yang Lalu

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun. - Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu psaien mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun dan menular dalam keluarga. 2. Data Obyektif K/U : Lemah Kesadaran : Composmentis TTV : TD : 130/90 mmHg N : 82 x/menit D : 36,5 oC RR : 24 x/menit

- Riwayat kesehatan sekarang

P : Banyaknya aktivitas, kurangnya istirahat Q : Tersayat

R : Kepala S : Berat (8-9) T : Lama nyeri 3 hari

- Pemeriksaan fisik (Head to too) Kepala

Inspeksi : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak ada benjolan Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan - Mata

Inspeksi : Simetris, conjungtiva pucat, mata gawong, sklera merah - Hidung

Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip - Mulut

Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor, mulut bau dan tidak ada gigi palsu - Telinga

Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada alat bantu pendengaran

- Leher

Inspeksi : Tidak ada odema, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid - Dada

Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan

Palpasi : Tidak ada oedema, ada nyeri tekan bagian tengah

Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24 x/menit) Perkusi : Suara dada sonar

(9)

9

- Abdomen

Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi (luka) Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit)

Palpasi : Turgor kulit, abdomen lunak, ada nyeri tekan Perkusi : ± ympani

- Genetalia

Inspeksi : Tidak terpasang kateter, bersih - Integumen

Inspeksi : Warna sawo matang, kering, kurang bersih Palpasi : Tidak ada odema, turgor kulit normal - Ekstremitas

Ekstremitas Atas

Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl dengan 7 tetes/menit)

Ekstremitas Bawah

Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, tidak ada kelumpuhan Perkusi : Reflek patella (+/+)

Kekuatan Otot AKA 5 AKI 5 5 BKA 5 BKI Keterangan :

AKA : Atas Kanan, BKA : Bawah Kanan AKI : Atas Kiri, BKI : Bawah Kiri

1. Tidak dapat mengangkat sama sekali 2. Dapat mengangkat, tapi tidak begitu tinggi

3. Dapat mengangkat, tetapi tidak dapat menahan beban 4. Dapat mengangkat, dapat menahan beban harus di sanggah 5. Dapat mengangkat dan dapat menahan beban yang ada

Pola fungsi kesehatan

 Persepsi terhadap kesehatan - Pemakai rokok / tembakau

Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah merokok - Pemakai alkohol

Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang - Pola makan yang di sukai, pantangan, dan tidak di sukai pasien

a. Pola aktifitas dan latihan

AKTIVITAS

Di rumah Di rumah sakit

skor skor

0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

(10)

10

Berpakaian Ö Ö

Berdandan Ö Ö

Mobilisasi ditempat tidur Ö Ö

Pindah Ö Ö

Merapikan tempat tidur Ö Ö

Keterangan :

0 : mandiri

1 : dibantu sebagian 2 : perlu bantuan orang lain

3 : perlu bantuan orang lain dan alat 4 : bergantung dan tidak mampu

b. Pola istirahat dan tidur

Di rumah : Siang + 2 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak Malam + 6-7 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak.

Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut bagian bawah sebelah kanan, sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu, kualitas tidur berkurang dari pada di rumah

c. Pola nutrisi

Di rumah : Makan 3 x/hari, porsi sedang (nasi, lauk, sayur) Minum 6 – 7 gelas/hari (air putih)

Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus, sayur, daging) Minum 6 – 7 gelas/hari air putih

d. Pola eliminasi

Di rumah : BAK : 5 – 6 x/hari, warna kuning, agak keruh dan bau khas BAB : 3 x/hari, warna kuning, lembek dan bau khas

Di rumah sakit : BAK : 4 x/hari (warna kuning dan bau khas) BAB : 3 x/hari (warna kuning, lembek dan bau khas)

e. Personal Hygiene

Di rumah : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 1 x/3 hari, ganti baju dalam dan pakaian 1 x 2 hari

Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya bagian luar) sampai dengan (kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan keramas, ganti pakaian 1 x/hari f. Keadaan Spiritual

Pasien mengatakan selalu berdoa agar cepat sembuh g. Keadaan Psikososial

Pasien mengatakan merasa gelisah dengan keadaan sekarang h. Keadaan Sosial dan Budaya

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik

Data Penunjang

(11)

11

HEMATOLOGI HASIL NILAI NORMAL

CELL DYN - Hemoglobin - Leukosit - Hematokrit - Eritrosit - Trombosit LED KIMIA KLINIK - Glukosa sewaktu - Billirubin T - Billrubin D - SGOT - SGPT - Kreatinin serum - Urea - Asam urat IMUNOLOGI - HBS Ag (RPHA) - Anti HBS (RPHA) - - 10,4 - 7.000 - 34,8 - 4.260.000 - 466.000 - 29/53 - 116 - 0,93 - 0,37 - 68 - 29 - 1,17 - 16,5 - 5,37 - Positif - Negatif - 11,4 – 17,7 g/dl - 4.700 – 10.300 /cmm - 37 – 48 % - L : 4,5 – 5,5 / P : 4 -5 jt/ul - 150.000 – 350.000 / cmm - 0 – 20 /jam - < 140 mg/dl - 0,3 – 1,0 mg/dl - < 0,25 ng/dl - < 38 u/l - 40 u/l - L < 1,5; P < 1,2 mg/dl - 10 – 50 mg/dl - 3,6 – 7,0 mg/dl * Terapi pengobatan

- Infus Rl di tangan kiri (7 tetes/menit) - Ranitidin 2 x 1 (1 ampul) - Acran 3 x 1 (1 ampul) - Hepa Q 3 x sehari - Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul) - Myamit 3 x 1 tablet/oral

II. ANALISIS DATA

(12)

12

Ds : Pasien mengatakan nyeri bagian bawah sebelah kanan

Do : kesadaran composmentis K/U lemah TTV : TD : 120/80 mmHg : N : 85 x/menit S : 37,3 oC RR : 24 x/menit Pemeriksaan fisik

Mata : conjungtiva pucat Cornea : bintik-bintik

Mulut : mukosa bibir kering

- Terpasang infus Rl di tangan kanan - Pola nutrisi

Makan : ± 2 sendok/sehari Minum : 6-7 gelas/sehari

- Hasil laboratorium Hemoglobin 10,4

Pembesaran hepar yang mendesak organ lain

Gangguan rasa nyaman ”nyeri”

III. RENCANA KEPERAWATAN Nama : Tn. ”K” Dx Keperawatan PERENCANAAN RASIONAL TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI

Gangguan rasa nyaman “nyeri” ditandai dengan Dx : pasien megatakan nyeri pada perut bawah bagian kanan

Do : K/U lemah - Wajah pasien menyeringai

- Ada nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah - Sklera kuning - Abdomen kembung - Perut bagian kanan sedikit membesar - Skala nyeri 3 maxwell - Kuku kuning - Pasien memgangi perutnya TTV : TD : 120/80 mmHg : N : 85 x/menit RR : 20 x/menit S : 37,5 oC Setelah di lakukan tindakan 3 x 24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri) dapat berkurang dengan kriteria - pasien mengatakan nyerinya berkurang - ekspresi wajah pasien tenang tidak meringis kesakitan - skala nyeri 1 (maxwell) - pasien dalam keadaan tenang - keadaan umum pasien membaik 1. HE (health education) - lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarganya

- jelaskan tentang penyakit yang diderita pasien

1. Tindakan mandiri - Ajarkan keluarga pasien dikompres perutnya dengan air hangat

- Ajarkan pasien untuk latihan dengan teknik distraksi

- Memposisikan pasien senyaman mungkin

1. Observasi - Observasi TTV - Skala nyeri

1. kolaborasi dengan tim medis

1. Respon pasien lebih terbuka dan menerima dengan baik - Pasien lebih tenang dengan penjelasan perawat

1. Mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien

- Pasien perhatiannya tidak terfokus pada nyeri yang dialami pasien - Memberi kenyamanan bagi pasien untuk beristirahat

1. - mengetahui perkembangan setiap harinya

- Mengetahui seberapa nyeri yang dialami pasien

1. pemberian obat yang tepat diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien

2. Menjaga kebersihan tubuh pasien

3. meningkatkan pengetahuan dan membuat pasien kooperatif

(13)

13 IV. IMPLEMENTASI

Nama : Tn. ”K”

Masalah : gangguan rasa nyaman ”nyeri” pada perut bagian bawah sebelah kanan

Tanggal Jam No Action Respon

26 Juli 2010 14.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara 3S (senyum, sapa, sentuh)

1. keluarga pasien dan pasien ramah serta kooperatif

14.30 2 Melakukan tindakan TTV dengan hasil : TD : 120/80 mmHg

N : 75 x/menit S : 36,5 oC RR : 24 x/menit

2. pasien bersedia untuk diperika dan kooperatif

14.40 3 Melakukan monitoring terhadap nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien

3. pasien memperhatikan dan mau bekerja sama dengan perawat

14.45 4 Membantu pasien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku

4. keluarga pasien bersedia menceritakan makanan yang dikonsumsi oleh pasien baik di rumah maupun di rumah sakit 15.00 5 Membantu pasien makan dalam jumlah

sedikit tapi sering

5. pasien bersedia dan memperhatikan perawat 15.15 6 Memberitahu pasien untuk istirahat yang

cukup

6. pasien kooperatif dan memenuhi permintaan perawat 15.30 7 Memberikan dan menyiapkan terapi obat

sesuai advis dokter / tim medis - Ranitidin 1×1 gr(Inj.) 1 ampul - Acran 1×1 gr(Inj.) 1 ampul - Infus Rl 7 tetes/menit

- Cefotaxime 3×1 gr tablet oral - Caprob 2×1 ampul/IV drip - Tomit 2×1 ampul/IV drip

7. pasien merasa tenang dan kooperatif

Tanggal Jam No Action Respon

27 Juli 2010 07.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara 3S

1. pasien dan keluarga kooperatif 08.00 2 Melakukan observasi TTV : TD : 130/90 mmHg S : 37 oC N : 82 x/menit RR : 24 x/menit

2. pasien bersedia diperika dan kooperatif

08.15 3 Melakukan dan merapikan tempat tidur pasien

3. pasien merasa nyaman dan rileks

08.30 4 Menyajikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering

4. pasien bersedia dan bekerja sama dengan baik serta

(14)

14

keluarga 09.00 5 Menyiapkan dan memberi obat sesuai

tetapi tim medis yaitu

Acran 1×1 gram (inj) 1 ampul Ranitidin 1×1 gram (inj) 1 ampul

5. pasien kooperatif dan merasa nyaman

09.30 6 Memberitahu pasien untuk istirahat yang cukup

6. pasien kooperatif

V. CATATAN PERKEMBANGAN Nama : Tn. “K”

No Tanggal Dx keperawatan Perkembangan

1 26-07-2010

Gangguan rasa nyaman “nyeri”

S : pasien mengatakan nyeri pada perut O : K/U lemah Kesadaran komposmentis TTV : TD : 120/90 mmHg N : 79 x/menit RR : 24 x/menit S : 36,5 oC

Terpasang infus Rl dan transfusi porsi makan : 2 sendok sesering mungkin

A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan - Mengkaji skala nyeri - Observasi TTV

- Laksankan program pengobatan - Acran 3×1 gr

- Ranitidin 2×1 gram (1 inj) 2

27-07-2010

Gangguan rasa nyaman “nyeri”

S : pasien mengatakan nyeri berkurang O : K/U lemah Kesadaran komposmentis TTV : TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit S : 36 oC RR : 22 x/menit

A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan - Mengkaji skala nyeri - Observasi TTV

- Laksankan program pengobatan - Ranitidin 3×1 gram (1 inj) - Acran 3×1 gr

- terpasang infus Rl saja porsi makan 2 sendok tapi sering

(15)

15

3 28-07-2010

Gangguan rasa nyaman “nyeri”

S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu makan bertambah sedikit O : K/U lemah Kesadaran komposmentis TTV : TD : 130/90 mmHg S : 37 oC N : 80 x/menit RR : 20 x/menit

A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan - Mengkaji skala nyeri - Observasi TTV - Laksankan pengobatan - Acran 3×1 gram (injk) - Ranitidin 2×1 gram (injk) - Deksal 2×1 gram (injk)

4 29-07-2010

Gangguan rasa nyaman “nyeri”

S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu makan bertambah sedikit O : K/U membaik Kesadaran komposmentis TTV : TD : 120/90 mmHg N : 78 x/menit S : 37 oC RR : 24 x/menit

Terpasang infus RL porsi makan sudah banyak A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan - Mengkaji status nyeri - Observasi TTV - Laksankan pengobatan - Acran 3×1 gram (injk) - Ranitidin 2×1 gram (injk)

(16)

16 VI. EVALUASI

No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi

1 29 Juli 2010

Gangguan rasa nyaman “nyeri” S : Pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang

O : Keadaan umum : lemah Kesadaran composmentis GCS : 4, 5, 6 Tanda-Tanda Vital TD : 130/90 mmHg S : 37 oC N : 80 x/menit RR : 24 x/menit A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan pasien pulang

DAFTAR PUSTAKA Aziz, Alimul Hidayat , S.Kep., 2006 : 218

Aziz, Alimul Hidayat, 2008 : 1

Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 2009

Djojobiroto Dr. Respirologi Jakarta DE, 2007 : 64 – 68)

Referensi

Dokumen terkait

Smeltzer dan Bare (2002) menjelaskan bahwa nyeri pasca oprasi muncul disebabkan oleh rangsangan mekanik luka yang menyebabkan tubuh menghasilkan

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, akan tetapi pengalaman yang telah dirasakan individu tersebut tidak berarti bahwa individu tersebut akan mudah dalam menghadapi

karya tulis ilmiah ini yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan.. Gangguan rasa rasa nyaman

Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang.. yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan

Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik.. Perawatan Nyeri; Pemenuhan Aktivitas

A yaitu subjektif; pasien mengeluh nyeri pada daerah abdomen post op sectio caesare dan susah bergerak karena nyeri, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti

Nyeri berhubungan dengan insisi abdomen ditandai dengan pasien tampak meringis, pasien mengatakan nyeri di abdomen kuadran kanan dan kiri bawah regio suprapubik

Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang