• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MANAJEMEN RISIKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS MANAJEMEN RISIKO"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

[Type text] Page 1

TUGAS MANAJEMEN RISIKO

ANALISIS BISNIS USAHA PERHOTELAN

(Study Kasus Hotel Aston Bogor)

Disusun oleh : Maria (0941173404016)

S1-Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2012

(2)

[Type text] Page 2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga tugas Manajemen Risiko ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan Analisis Resiko Bisnis Perhotelan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko (Risk Management), dalam usaha membangun serta memberikan suatu konsep Manajemen Risiko yang terarah, terukur, sistematis dan terkelola secara komprehensif, dengan menempatkan analisa yang terjadi pada beberapa Hotel di Indonesia.

Dalam era globalisasi sekarang ini gejolak ekonomi memberi pengaruh langsung dan tak langsung kepada bisnis perhotelan. Berdasarkan hal tersebut maka dalam makalah ini kami mencoba untuk membahas beberapa resiko yang akan kami susun ditinjau dari berbagai aspek yang mempengaruhi resiko perhotelan tersebut. Manajemen Risiko (risk mamangement) menempati posisi khusus dalam mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen dan komisaris perusahaan, dan tidak terkecuali para investor yang berminat dalam menanamkan modalnya disuatu usaha perhotelan, menjadikan kajian serta analisa manajemen resiko sebagai salah satu rekomendasi penting dalam pengambilan keputusannya.

Para pebisnis menjadikan resiko sebagai bagian utama yang harus dipelajari, karena investor umumnya adalah mereka yang menjauh dari resiko, dan manajemen merupakan pengelola resiko yang bertugas memperkecil sekecil mungkin resiko tersebut. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terkait untuk membantu terselesaikannya tugas ini dengan sebaik-baiknya. Penyusun menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami,mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya

Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

(3)

[Type text] Page 3

DAFTAR ISI

Judul 1 Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 BAB I Pendahuluan 5 1.1 Latar Belakang 5 1.2 Perumusan Masalah 6 1.3 Tujuan 6 1.4 Manfaat 6

BAB II Landasan Teori 7

2.1 Definisi dan Konsep Risiko dan Manajemen Risiko 5 2.2 Manfaat Manajemen Risiko 9

2.3 Tipe Risiko 9

2.4 Tahap-tahap dalam melaksanakan manajemen risiko 10

2.5 Mengelola risiko 12

2.6 Pengukuran risiko 13

2.1 Pengendalian Risiko 14

2.2 Pembelanjaan Risiko (Risk Financing) 15

2.3 Pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi 16 2.4 Suatu pendekatan kualitatif dalam pemilihan metode penanganan risiko 18 2.5 Pendekatan kuantitatif dalam proses pemilihan metode penanganan risiko 19

(4)

[Type text] Page 4

2.6 Risiko yang dihadapi oleh sektor bisnis textile 20

BAB III Pembahasan

2.1 Profil Usaha Aston Bogor Hotel dan Resort 23 2.2 Deskripsi Aston Bogor Hotel dan Resort 25 2.3 Informasi yang Bermanfaat di Aston Bogor Hotel dan Resort 25 2.4 Ringkasan Aston Bogor Hotel dan Resort 26 2.5 Fasilitas Aston Bogor Hotel dan Resort 26 2.6 Aston Bogor Hotel dan Resort Dilengkapi Dengan 27 2.7 Foto Kegiatan Operasional Hotel Aston Bogor 28

BAB IV Analisa Resiko Hotel 53

4.1 Penilaian Risiko Bisnis 29 4.2 Penilaian Risiko Keuangan 30

BAB V Pemecahan Masalah

5.1 Ruang Lingkup Persyaratan dan Penerapan Sistem Manajemen 32 5.1 Persyaratan Umum 32

BAB VI Penutup

6.1 Kesimpulan 53

6.2 Saran 53

(5)

[Type text] Page 5

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Industri bisnis saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ditandai oleh semakin banyaknya industri yang didirikan hampir diseluruh wilayah Indonesia. Majunya perkembangan industri mendorong kemajuan kesejahteraan dan pemerataan pekerjaan serta penghasilan shingga meningkatnya jumlah penerimaan negara.

Perkembangan berbagai industri besar juga merambah pada perkembangan industri kecil dalam bidang pangan, sandang, perumahan maupun teknologi. Perkembangan tersebut terjadi diimbangi dengan adanya permintaan dari konsumen yang semakin hari memiliki kebutuhan yang kompleks untuk menunjang kehidupan baik individu maupun organisasi atau perusahaan.

Dengan adanya perkembangan dan peningkatan dunia industri maka semakin banyak pula menimbulkan risiko dalam pelaksanaan operasional industri tersebut. Maka diperlukan juga mengenai analisis penanganan risiko yang akan terjadi sehingga dapat meminimalisir kerugian yang dapat terjadi.

Begitu pula dengan industri Hotel saat ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dapat mendukung atau menghambat laju perkembangan dan pertumbuhan tersebut. Sehingga penulis tertarik mengaanalisis risiko yang terjadi pada industri Hotel khususnya Aston Bogor Hotel & Resort Resmi untuk mengetahui risiko dan penanggulangannya.

1.2 Perumusan masalah

(6)

[Type text] Page 6

a. Risiko apa yang dapat timbul dari proses bisnis operasional Aston Bogor Hotel & Resort Resmi?

b. Bagaimana penanganan risiko yang timbul agar tidak menimbulkan kerugian?

1.3 Tujuan

Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki tujuan yaitu :

a. Untuk mengetahui risiko yang timbul dari bisnis Hotel Aston Bogor Hotel & Resort Resmi.

b. untuk mengetahui penganan risiko dari bisnis Hotel Aston Bogor Hotel & Resort Resmi.

1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini yaitu :

a. Memberikan informasi mengenai risiko bisnis Hotel kepada para pembaca. b. Memberikan pemahaman bagaimana menangani risiko bisnis suatu usaha.

(7)

[Type text] Page 7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi dan Konsep Risiko dan Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu dipahami tentang konsep-konsep yang dapat memberikan makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen risiko tersebut.

Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang badan teoritisnya masih muda. Itulah sebabnya kita menemukan banyak kontradiksi dalam pengertian tentang konsep risiko. Memahami konsep manajemen risiko secara luas, akan merupakan dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko. Berikut adalah definisi konsep manajemen risiko yang dipaparkan oleh para tokoh yaitu :

Drs. Hermawan Darmawi dalam Manjemen Risiko (2008: 18) mengemukakan definisi manajemen risiko menurut Vaughan (1978) yaitu :

1. Risiko merupakan kans kerugian (Risk is the chance of loss)

Chance of loss biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana

terdapat suatu keterbukaan (expousure) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian. Sebaliknya jika disesuaikan dengan istilah yang dipakai dlam statistik 2. Risiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the possibility of loss)

Artinya bahwa probabilitas suatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Definisi ini sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari. Akan tetapi definisi ini tidak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif. 3. Risiko adalah ketidakpastian (risk is uncertainty)

(8)

[Type text] Page 8

Tampaknya ada kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian (uncertainty) yaitu adanya risiko, karena adanya ketidakpastian yang bersifat subjektif dan objektif tergantung penilaian individu terhadap risiko.

Irham Fahmi, SE., M.Si mengemukakan pemdapat para tokoh dalam Manjemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi (2010: 2) mengenai risiko yaitu :

Menurut Ricky W. Grifin dan Ronald J. Ebert definisi risiko adalah uncertainty

about future event (suatu ketidakpastian terhadap suaru kejadian di masa yang akan

datang).

Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikan risiko pada tiga hal yaitu : a. Pertama adalah keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus,

dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambil keputusan.

b. Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan atau variabel keuangan lainnya.

c. Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan masalah industri.

Selain itu David K. Eiteman dkk. Mengatakan bahwa risiko dasar adalah

mismatching of interest rate based for associated assets and liabilities

(ketidaksesuaian dasar pengenaan bunga untuk seluruh harta dan kewajiban yang dimiliki suatu perusahaan).

Irham Fahmi, SE., M.Si mengemukakan definisi manjemen risiko dalam Manjemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi (2010: 2) yaitu suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sisrtematis.

Sehingga dapat disimpulakan bahwa risiko merupakan suatu peluang keterjadiannya suatu keadaan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga memerlukan

(9)

[Type text] Page 9

penyelesaian atau penyesuaian bila terjadi ketidaksesuaian tersebut. Selain itu, manajemen risiko merupakan suatu cabang ilmu yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengukur dan menyelaikan permasalahhan yang terjadi secara berkesinambungan dan sitematis.

Dalam manajemen risiko terdapat konsep-konsep lain yang berkaitan dengan manajemen risiko yaitu Peril dan Hazard. Kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan kemungkinan dari pada risiko.

Peril (bencana atau musibah) dapat didefinisikan sebagai penyebab langsung kerugian.

Orang-orang dapat terkena kerugian atau kerusakan kerena berbagai peril atau bencana. Bencana yang umum adalah kebakaran, topan, ledakan, tubrukan, mati muda, penyakit, kecerobohan dan ketidakjujuran. Bencana-bencana yang dapat menimpa harta dan penghasilan haruslah dipelajari oleh pengelola risiko sehingga perlindungan yang tepat dapat diatur untuk mengendalikannya.

Hazard (bahaya) dapat didefinisikan sebagai keadaan yang menimbulkan atau

meningkatkan chance of loss dari suatu bencana tertentu. Jadi, hal-hal seperti kecerobohan pemeliharaan rumah tangga yang buruk, jalan raya jelek, mesin yang tidak terpelihara, dan pekerjaan yang berbahaya adalah hazard, karena itu karena ini adalah keadaa yang meningkatkan kemungkinan kerugian (chance of loss). Hazard dapat diklasifikasikan dalam empat bentuk yaitu :

a) Physical hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari suatu objek yang dapat memperbesar kemungkinan suatu peril ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian.

b) Moral hazard, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental atau pandangan hidup serta kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril ataupun kerugian.

c) Morale hazard, meskipun pada dasarnya setiap orang tidak menginginkan terjadinya suatu kerugianakan tetapi karena merasa bahwa ia telah memperoleh jaminan atas didi ataupun harta miliknya, maka seringkali menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-hati. Keadaan yang demikian itu akan memperbesar terjadinya suatu kerugian.

(10)

[Type text] Page 10

d) Legal hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-undangan yang bertujuan untuk melindungi masyarkat justru diabaikan atau pun kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar terjadinya suatu peril.

2.2 Manfaat Manajemen Risiko

Dalam penerapan manajemen risiko di suatu perusahaan atau organisasi, terdapat beberapa manfaat yang akan diperoleh yaitu :

a) Perusahaan memiliki ukuran yang kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan sehingga para manager menjadi lebih berhati-hati dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.

b) Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-perngaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.

c) Mendorong para manajer untuk mengambil keputusan untuk menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi finansial. d) Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.

e) Dengan adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan.

2.3 Tipe Risiko

Untuk menangani risiko yang terjadi kita harus memahami tipe atau jenis risiko yang terjadi pada perusahaan. Dari sudut pandang akademisi ada banyak jenis risiko itu hanya dikenal dalam dua tipe yaitu :

a. Risiko murni (Pure Risk) dapat dikelompokan pada tipe risiko yaitu :

- Risiko aset fisik merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu perusahaan/ organisasi. Misalnya kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung meletus dan lain-lain.

- Risiko karyawan merupakan risiko karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja di perusahaan/ organisasi tersebut. Misalnya kecelakaan kerja sehingga aktivitas perusahaan terganggu.

(11)

[Type text] Page 11

- Risiko legal merupakan risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kantrak tidak berjalan sesuai dengan rencana. Misalnya perselisihan dengan perusahaan lain sehingga adanya persoalan seperti ganti rugi.

b. Risiko spekulatif (Speculative Risk) dapat dikelompokkan pada risiko yaitu :

- Risiko pasar merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan harga di pasar. Contohnya harga saham mengenai penurunan sehingga menimbulkan kerugian. - Risiko kerdit merupakan risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi

kewajiban kepada perusahaan. Contohnya timbulnya kredit macet, presentase piutang meningkat.

- Risiko likuiditas merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Contohnya kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat menyebabkan perusahaan harus menjual aset.

- Risiko opersional merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak berjalan dengan lancar. Contohnya terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal termasuk terkena virus.

2.4 Tahap-tahap dalam melaksanakan manajemen risiko a. Identifikasi risiko

Pada tahap ini tingkat manajemen perusahaan melakukan tindakan berupa mengidentifikasi setiap bentuk risiko yang dialami perusahaan termasuk bentuk-bentuk risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan. Identifikasi ini dilakukan dengan cara melihat potensi-potensi risiko yang sudah terlihat dan yang akan terlihat.

b. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko

Pada tahap ini diharapkan pihak manajemen perusahaan telah mampu menemukan bentuk dan format risiko yang dimaksud. Bentuk-bentuk risiko yang diidentifikasi di sini telah mampu dijalaskan secara detail, seperti ciri-ciri risiko dan faktor-faktor timbulnya risiko tersebut selain itu juga mengumpulkan dan menerima berbagai data baik kualitatif dan kuantitatif.

c. Menentukan ukuran-ukuran risiko

Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan sudah menempatkan ukuran atau skala yang dipakai, termasuk rancangan model metodologi penelitian yang akan digunakan.

(12)

[Type text] Page 12

d. Menempatkan alternatif-alternatif

Pada tahap0 ini manajemen perusahaan telah melakukan pengolahan data. Hasil pengolahan kemudian dijabarkan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif beserta akibat-akibat atau pengaruh yang ditimbul jika keputusan tersebut diambil. Berbagai bentuk penjabaran yang dikemukakan dipilah dan ditempatkan sebagai alternatif.

e. Menganalisis setiap alternatif

Pada tahap ini dimana setiap alternatif yang ada selanjutnya dianalisis dan dikemukakan berbagai sudut pandang serta efek-efek yang mungkin akan timbul baik jangka pendek dan jangka panjang dengan tujuan memperoleh gambaran jelas dan tegas sehingga membantu pengambilan keputusan secara tepat.

f. Memutuskan satu alternatif

Pada tahap ini manajemen perusahaan mentukan pemilhan alternatif dari berbagai alternatif sebagai solusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan diharapkan pihak manjer perusahaan sudah memiliki fondasi dalam menugaskan pihak manjemen untuk bekerja berdasarkan konsep dan koridor yang ada.

g. Melaksanakan alternatif yang dipilih

Pada tahap ini manajer perusahaan melaksanakan alternatif yang dipilih dengan sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK).

h. Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut

Pada tahap ini alternatif yang telah dilaksanakan tip manajemen perusahaan melakukan kontrol yang maksimal guna menghindari timbulnya berbagai risiko yang tidak diinginkan.

i. Mengevalusai jalannya alternatif yang dipilih

Pada tahap ini setelah alternatif dilaksanakn dan dikontrol maka selanjutnya pihak tim manajemen secara sistematis melaporkan kepada pihak manjemen perusahaan. Tujuan melakukan evaluasi dari alternatif yang dipilih tersebut adalah bertujuan agar pekerjaan tersebut dapat terus dilaksanakan sesuai dengan yang dierncanakan.

2.5 Mengelola risiko

Risiko tidak dapat dihindarkan namun dapat dikelola untuk meminimalisir dampak risiko yang dialami. Risiko dapat dikelola dengan empat cara yaitu :

(13)

[Type text] Page 13

Memperkecil risiko

Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan yang mengandung risiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisasinya agar risiko tersebut tidak bertamabah besar di luar dari kontrol manajemen perusahaan. Karena mengambil keputusan di luar dari pemahaman manajemen perusahaan maka itu sama artinya malkukan keputusan yang bersifat spekulasi.

Mengalihkan risiko

Keputusan mengalihkan risiko adalah dengan cara risiko yang kita terima dialihkan ke tempat lain sebagian, seperti dengan keputusan mengasuransikan bisnis guna menghindari terjadinya risiko yang sifatnya tidak diketahui kapan waktunya.

Mengontrol risiko

Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara melakukan kebijakan antisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi. Kebijakan seperti ini biasanya dilakukan dengan memasang alat pengaman atau pihak penjaga keamanan pada tempat-tempat yang dianggap vital.

Pendanaan risiko

Keputusan pendanaan risiko adalah menyangkut penyediaan sejumlah dana sebagai cadangan (reverse) guna mengantisipasi timbulnya risiko dikemudian hari.

2.6 Pengukuran risiko

Dalam pengukuran risiko harus memperhatikan hal-hal yang dapat menentukan nilai risiko yang terjadi yaitu :

a. Dimensi yang harus diukur

Merupakan informasi yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi risiko yang perlu diukur yaitu :

 Frekuensi atau jumlahkerugian yang akan terjadi.

 Keparahan dari kerugian itu.

Paling sedikit untuk masing-masing dimensi yang diketahui adalah rata-rata nilainya dalam periode anggaran, variasi nilai dari satu periode anggaran ke periode anggaran

(14)

[Type text] Page 14

sebelumnya atau berikutnya, dampak keseluruhan kerugian jika seandainya kerugian tersebut ditanggung sendiri harus dimasukkan dalam analisis jaddi tidak hanya nilainya dalam rupiah.

b. Menentukan keparahan

Dalam menentuakan keparahan kerugian, manajer harus berhati-hati memasukkan semua kerugian yang mungkin terjadi sebagai akibat suatu peristiwa tertentu, sebagaimana dampaknya yang terakhir terhadap keuangan perusahaan yang bersangkutan. Keparahan kerugian juga terhgantung pada jumlah unit yang terkena kerugian.

2.7 Pengendalian Risiko a. Menghindari risiko

Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang, atau kegiatan dari exposure risiko dengan jalan :

- Menolak memiliki, meneriama atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya sementara.

- Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko berarti juga menghilangkan risiko itu.

b. Pengendalian kerugian (Loss Control)

Pengendalian kerugian juga dijalankan dengan merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian dan mengurangi keparahan jika memang kerugian itu terjadi. Kedua tindakan itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara yaitu :

- Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian. - Menurut sebab yang akan terjadi dikontrol.

- Menurut lokasi dari pada kondisi-kondisi yang akan dikontrol. - Menurut timingnya.

c. Analisis kerugian dan analisis hazard

Langkah pertama dalam pengendalian kerugian adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis kerugian yang telah terjadi dan hazard yang menyebabkan kerugian itu

(15)

[Type text] Page 15

atau yang menyebabkan kerugian dimasa yang akan datang. Langkah ini memerlukan suatu sistem pelaporan yang komprehensif dan inspeksi secara berkala.

- Analisis kerugian

Untuk mendapatkan informasi kerugian maka pengendalian kerugian perlu untuk membangun jaringan pemberi informasi dan formulir untuk melaporkan kerugian.

- Analisis hazard

Alat-alat baru dalam menemukan hazard melalui inspeksi adalah checklist dan

fault tree analysis.

2.8 Pembelanjaan Risiko (Risk Financing)

Pembelanjaan atau pembiayaan yang berhubungan dengan cara-cara pengadaan dana untuk memulihkan kerugian melalui dua cara yaitu memindahkan risiko dengan pembiayaan (risk

financing transfer) dan risiko ditangani oleh perusahaan yang bersangkutan (risk retentetion)

berikut penjelasannya :

a. Risk financing transfer merupakan pemindahan risiko melalui cara pengendalian risiko tidak memerlukan pengarahan dana karena dijalankan dengan memindahkan harta atau kegiatan yang bersangkutan kepada pihak lain, memindahkan tanggung jawab kepada

transferfee dengan maksud menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab transferor terhadap kerugian yang bersangkutan serta menganggap kerugian yang

bersangkutan dipikul pihak lain. Tetapi memindahkan risiko berarti transferor mencari dana eksternal yang akan membayar kerugian yang bersangkutan, jika kerugian itu nanti sungguh terjadi. Risk financing transfer dapat dilakukan dengan cara transfer risiko kepada perusahaan asuransi dan transfer risiko kepada perusahaan lainyang bukan perusahaan asuransi (noninsurance transfer).

b. Risk retention merupakan metode yang paling umum penanganan risiko ialah penanggungan sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan. Sumber dana diusahakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Penangungan sendiri bisa bersifat pasit (tidak direncanakan) dan bisa bersifat aktif (direncanakan). Dikatakan pasif bila manajer risiko tidak memperhatikan tentang adanya eksposure dan karena itu tidak melakukan usaha apapun untuk menanganinya. Alasan perusahaan melakukan retentation dapat

(16)

[Type text] Page 16

digolongkan kedalam ketagori keharusan karena tidak tersedia alternatif lain, biaya, kerugian harapan, oppurtunity cost, kualitas pertangungan dan pajak.

2.9 Pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi

Manfaat asuransi sebenarnya adalah mengganti kerugian bagi mereka yang menderita kerugian yang tidak diharapkan. Keuntungan pemulihan bagi individu dan masyarakat yaitu dengan beroperasi kembali, pendapatan pajak ditingkatkan dan dana kesejahteraan yang harus dibayar pemerintah berkurang. Mengurang ketidakpastian memiliki manfaat lebih berarti tatapi kurang nyata dari asuransi yaitu

 Menghilangkan risiko, ketidakpastian dan reaksi pribadi terhadap risiko bagi pihak tertanggung individual.

 Mengurangi total risiko, ketidakpastian dan reaksi sebaliknya terhadap risiko dalam masyarakat.

Ada beberapa manfaat pengurangan risiko ini bagi tertanggung dan bagi masyarakat. Pertama, melalui hapusnya ketidakpastian yang berhubungan dengan risiko yang dipertanggungkan, asuransi melenyapkan ketegangan mantal dan fisik yang diakibatkan oleh kecemasan dan ketakutan sehubungan dengan risiko itu. Kedua, karena asuransi mengurangi risiko individu dan risiko sosial, juga mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam masyarakat, dan juga dalam industri. Akiibatnya akan mengurangi inefficiency dalam pemanfaatan tenaga kerja dan kapital yang ada.

Perusahaan asuransi sebagai salah satu lembagaz keuangan bukan bank dapat mengerahkan dana-dana yang tersedia untuk investasi pada bidang lain di luar asuransi tidak hanya karena risiko yang kecil tetapi juga karena adanya suatu pemasukan konstan sehingga jumlah uang yang tersedia selalu melebihi cadangan pembayaran klaim. Manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi adalah :

 Melindungi kerugian bagi orang yang menderita kerugian harapan.

 Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan rasa takut dan kekhawatiran.

(17)

[Type text] Page 17

 Menyediakan dana untuk investasi.

 Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil. Sebagai tambahan perusahaan asuransi dalam praktek berperan dalam aktivitas penting pengendalian kerugian.

2.10 Suatu pendekatan kualitatif dalam pemilihan metode penanganan risiko

a. Pendaftaran sementara

Dalam langkah pertama, manajer risiko harus menetapkan kombinasi penutupan asuransi yang dapat memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan. Tujuannya ialah untuk mengadakan perlindungan yang paling lengkap dengan biaya yang paling murah.

b. Membuat daftar yang telah diperbaiki

Setelah daftar sementara itu lengkap, manager risiko harus meninjau kontrak-kontrak dalam masing-masing golongan. Sebagai contoh kontrak-kontrak yang dikeluarkan dari golongan yang esensial mungkin meliputi perlindungan terhadap :

- Kerugian yang bisa dipindahkan kepada pihak lain dengan biaya yang lebih murah dari premi asuransi.

- Kerugian yang bisa dicegah atau dikurangi sedemikian rupa sehingga tidak lagi merupakan kerugian yang parah.

- Kerugian yang terjadi sedemikian seringnya sehingga kerugian ini dapat disesuaikan dengan seksama.

2.11 Pendekatan kuantitatif dalam proses pemilihan metode penanganan risiko

Penerapan pendekatan ini agak terbatas disebabkan oleh beberapa hambatan sebagai berikut :

a. Data yang dikeluarkan tidak ada atau tidak mencukupi. b. Kemungkinan kurangnya pengalaman penggunaan cara ini.

Walaupun adanya keterbatasan tersebut, pendekatan ini sangat bermanfaat dalam menetapkan sesuatu keputusan manajemen yang penting.

(18)

[Type text] Page 18

Untuk menggambarkan konsep matrik kerugian dianalogikan bahwa sebuah gedung dimiliki oleh suatu perusahaan dihadapkan padda suatu kerugian karena kebakaran dan yang akan terjadi adalah kerugian total atau sama sekali tidak ada kerugian. Tiga tindakan yaitu untuk menggung risiko, untuk memnggung risiko serta menambah beberapa usaha pengalaman sehingga mengurangi kans suatu kebakaran dan untuk membeli perlindungan asuransi. Kerugian-kerugian yang dialami jatuh ke dalam dua kategori yaitu kerugian secara kebetulan yang akan terjadi hanya jika ada sesuatu kebakaran dan biaya yang akan timbul baik da kebakaran atau tiadak ada kebakaran. - Pengeruh kecemasan dalam menetapkan keputusan

Kecemasan kemungkinan terjadinya kerugian belum diperhitungkan secara biaya. Nilai kecemasan tentu saja itu merupakan hal yang subjektif. Tujuan manajemen risiko akan mempngaruhi faktor kecemasan tersebut sebab tujuan manajemen risiko menentukan seberapa besar pentingnya faktor kecemasan itu seharusnya ditempatkan pada kerugian potensial, tujuan managemen risiko mencerminkan sikap perusahaan yang bersangkutan terhaap risiko.

2.12 Risiko yang dihadapi oleh sektor bisnis textile

Adapun risiko yang akan timbul dan dialami oleh sektor bisnis tekstil adalah :

a. Bisnis ini sangat mengikuti trend dan mode yang berkembang di dunia fashion dan masyarakat. Sehingga dibutuhkan tenaga ahli dalam bidang desain dan lainnya, sedangkan biaya untuk membayar tenaga ahli desain dan tenaga ahli lainnya mahal shingga perusahaan harus menganggarkan secara khusus.

b. Bisnis tekstil memiliki inovasi produk yang tinggi karena itu biaya inovasi harus dislokasikan secara khusus.

c. Produk yang sudah ketinggalan jaman dianggap tidak memiliki nilai jual lagi atau dianggap tidak menarik (kadaluarsa).

Solusi yang dapat diberikan adalah :

- Untuk mengatasi risiko yang timbul bagi pihak penjual tekstil membuat perjanjian purna jual dengan pihak pabrik atau distributor.

(19)

[Type text] Page 19

- Memperkirakan jumlah yang akan diproduksi dengan jumlah yang akan laku terjual di pasar mana itu harus diperhitungkan secara teliti serta didukung oleh riset pasar yang maksimal.

d. Persaingan dengan produk tekstil impor. Solusi yang bisa diberikan adalah :

- Industri tekstil dalam negeri memerlukan perlindungan atau proteksi dari plitik

dumping tekstil impor.

- Perlu membentuk forum yang membahas secara intensif dan mencari solusi permasalahan agar pelaku bisnis dalam negeri tidak mengalami permasalahan. - Pemerintah dan pihak trkait perlu mengadakan seminar, pelatihan dan

sejenisnya untuk para pelaku usaha tentang bagaimana memahami dan menyikapi bentuk hubungan yang bersifat kemitraan.

e. Ekspor tekstil sangat dipengaruhi oleh permintaan tekstil di pasar internasional. Solusinya :

- Perusahaan harus selalu memilik stok barnag produksi di gudang.

- Perusahaan harus selalu memiliki bahan baku dalam jumlah yang mencukupi. - Perusahaan harus mengantisipasi permainan harga yang dilakukan oleh para

distributor di pasaran baik pada harga bahan baku atau harga penjualan produksi.

f. Kualitas mesin tekstil harus berstandar internasional dan kebanyakan komponennya harus diimpor sehingga dibeli dengan mata uang asing. Solusinya adalah :

- Perusahaan harus memiliki cadangan dalam bentuk maata uang asing dalam

safe deposit box di prebankan.

- Perusahaan harus memiliki komponen cadangan pengganti. Dengan catatan bahwa komponen tersebut merupakan komponen yang harus diganti secara rutin.

- Perusahaan harus melakukan kontrak dagang dengan perusahaan pemilik pabrik mesin atau sperepart dengan tujuan mengantisipasi kerusakan mesin dan garansi terhadap komponen dengan bentuk mitra bisnis.

g. Limbah buangan tekstil seperti hasil celupan pewarnaan pakaian yang bisa merusak lingkungan ini akan menjadi biaya yang ditanggung terutama jika berdampak pada pencemaran lingkungan atau menimbulkan polusi. Solusinya yaitu:

(20)

[Type text] Page 20

- Perusahaan harus membuat tempat pengolahan limbah pabrik secara modern sehingga limbah pabrik selalu memiliki tempat pembuangan.

- Perusahaan harus memiliki alokasi anggaran untuk biaya sosial dengan tujuan mengantisipasi ada tuntutan dari masyarakat.

- Perusahaan harus membangun hubungan yang baik dengan masyarakat.

- Perusahaan sebaiknya mengikut serrtakan masyarakat dalam setiap kegiatan perusahaan sehingga diharapkan tumbuhnya rasa memiliki perusahaan.

(21)

[Type text] Page 21

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Usaha Aston Bogor Hotel dan Resort

A. Aston Bogor Hotel & Resort Resmi Dibuka

Bogor, 11 Desember 2010 - Aston International mengumumkan pembukaan hotel pertamanya di Bogor – Hotel bintang 4 Aston Bogor Hotel & Resort. Aston Bogor Hotel & Resort dibangun untuk menjadi hotel dan resor bintang 4 Internasional terkemuka di Bogor yang bertujuan menawarkan fasilitas yang lengkap untuk para pelancong dengan keperluan bisnis maupun liburan, serta para penyelenggara professional kegiatan MICE. Hotel dan resor baru ini merupakan bagian dari daerah komersial dan hiburan Nirwana Epicentrum serta memiliki 123 kamar dan kondominium dalam berbagai tipe, mulai dari satu hingga dua kamar tidur kondominium serta beberapa kamar suite. Fasilitas lainnya meliputi lobby lounge, coffee shop, terrace cafe, ballroom besar tanpa pilar, serta beberapa ruang pertemuan kontemporer. Selain itu, terdapat juga beragam pilihan fasilitas rekreasi di dalam hotel seperti , pusat kebugaran, Spa, dan Kolam renang dengan ukuran besar di luar ruang.

Para tamu hotel juga dapat menikmati fasilitas rekreasi lainnya yang berada di dekat Hotel Aston baru ini, seperti Taman Air The Jungle, serta Orchard Walk yang menghadirkan berbagai pilihan restoran dan Kafe. General Manager Aston Bogor Hotel & Resort, M. Darto mengatakan, “Bogor merupakan salah satu daerah tujuan wisata dan kegiatan MICE terkemuka di Indonesia. Oleh Karena itu, Aston Bogor Hotel & Resort yang baru ini dirancang untuk menjadi tempat pilihan utama dan tepat bagi kegiatan-kegiatan komersial dan sosial di kota Bogor seperti kegiatan bisnis, berlibur, pertemuan, maupun pameran.”

Aston memasuki pasar Indonesia pada akhir tahun 1990-an dan saat ini menjadi perusahaan pengelola keramah-tamahan terdepan di Indonesia yang menawarkan jaringan Hotel, Kondotel,

(22)

[Type text] Page 22

Resort, Serviced Apartments, dan Vila. Aston Hotels & Resorts mengelola hotel bintang 5 Grand Aston, bintang 4 Aston dan bintang 3 Aston City Hotel dan Quest serta bintang 2 bran favehotel, akan tetapi Aston International juga menawarkan resor vila mewah dengan bran Royal Kamuela dan Kamuela serta beberapa pilihan properti eklektik yang memiliki standar berbeda dan unik. Dengan rekam jejak yang terbukti, Aston mempunyai visi yang sangat jelas - untuk dikenal secara universal sebagai perusahaan pengelola keramah-tamahan terpilih di Asia Pasifik.

Saat ini Visi dan Misi Aston Bogor Hotel dan Resort di bawah ini : Visi :

"We are a hospitality management company managing hotels, resorts, apartments and villas in Asia Pacific."

Misi :

"To be universally recognized as the preferred hospitality management company in Asia Pacific."

Kami di Archipelago merencanakan memenuhi misi kami dan dapat mempertahankan visi kami dalam waktu yang lama?

Terdapat banyak bagian kecil yang berkontribusi dalam keseluruhan dari kesuksesan organisasi manajemen seperti kami dan dalam setiap individualnya dalam menjalankan properti. Banyak dari keputusan kami berdasar pada kunci dari filosofi manajemen kami:

- Menyediakan marketing yang agresif dan kreatif - Merancang properti yang inovatif

- Membangun pelayanan terorganisir, menarik staf terbaik dan cerdas untuk berkomitmen dengan profesionalitas yang luar biasa.

- Melakukan re-investasi secara rutin dalam pembangunan staf, training dan teknologi. - Mudah beradaptasi dan fleksibel kepada setiap pemilik dan pengembang properti. - Penelitian pasar dan pengembangan merek

- Menghargai para pemilik dan keunikan proyek mereka adalah penting untuk perusahaan kami.

(23)

[Type text] Page 23

- Menciptakan saat-saat menyenangkan dari pelayanan setulus hati dengan melakukan hal-hal yang tak terduga maupun yang biasa dengan kerendahan hati kami.

- Selalu memiliki rasa urgensi saat bekerja dengan para tamu, pemilik dan mitra perjalanan kami.

- Menjadi inovator dalam standar pelayanan, sementara tidak takut untuk mencoba dan tidak takut dalam mengambil resiko dengan kebahagiaan para tamu dan pemilik menjadi yang terdepan dalam tindakan kami.

3.2 Deskripsi Aston Bogor Hotel dan Resort

Bogor, Aston Bogor Hotel dan Resort adalah dasar dari untuk menjelajahi keindahan kota. Dari sini, para tamu dapat menikmati akses mudah ke semua kota yang ramai ditawarkan. Juga mudah dijangkau seperti Kimia Farma Rumah Sakit, Giant Botani Square, Istana Bogor.

Di Aston Bogor Hotel dan Resort, pelayanan yang sangat baik dan fasilitas tempat tinggal yang tak terlupakan. Tamu hotel dapat menikmati tempat fitur seperti kotak penyimpanan aman, concierge, coffee shop, smoking area, bar / pub.

Pengalaman fasilitas kamar berkualitas tinggi, termasuk akses internet - LAN (gratis), meja tulis, jubah mandi, TV satelit, akses internet, untuk membantu Anda istirahat setelah seharian beraktifitas yang panjang. Hotel ini menawarkan fasilitas rekreasi yang indah seperti pijat, pusat kebugaran, taman, kolam renang luar ruangan, kolam (anak). Membuat pengalaman Anda tak terlupakan. Temukan perpaduan menarik dari layanan profesional dan beragam fitur di Aston Bogor Hotel and Resort.

3.3 Informasi yang Bermanfaat di Aston Bogor Hotel dan Resort

1. Sarapan Tambahan (Jika tidak termasuk dalam tarif kamar) = Rp. 60.000,- 2. Check-Out = 12.00

3. Jarak dari pusat kota = 2. Km 4. Jarak ke bandara = 65. Km 5. Awal Check In = 00.00 AM 6. Lift = ya

(24)

[Type text] Page 24

8. Jumlah lantai = 8 9. Jumlah Restoran = 3 10. Jumlah Kamar = 223 11. Tersedia Parkir = ya

12. Layanan Kamar (Ya, Tidak, 24 Jam) = ya 13. Tahun Hotel Dibangun = 2010

3.4 Ringkasan Aston Bogor Hotel dan Resort

The Aston Bogor Hotel and Resort terletak di Bogor menjadikannya salah satu hotel terbaik untuk tempat tinggal selama berada di kota. Semua fasilitas modern tersedia di semua 123 hotel kamar. Setiap kamar tamu memiliki ruangan bebas rokok, penyejuk udara, jubah mandi, meja tulis, pengering rambut, papan setrika. Akomodasi Bogor ini memiliki semua fasilitas dan kemudahan yang akan Anda harapkan dari hotel sekelas ini. Sebagai tambahan, para tamu hotel dapat menikmati fasilitas olahraga dan rekreasi yang disediakan di sini: pijat, gym, spa, kolam renang luar ruangan. Hotel ini memberikan layanan yang hangat dan menyambut standar internasional. Untuk melanjutkan dengan pesanan Anda di Aston Bogor Hotel and Resort melalui formulir pesanan aman online kami, silahkan masukkan periode tinggal Anda.

3.5 Fasilitas Aston Bogor Hotel dan Resort

Kamar:

Balkon, Bath atau shower, jubah mandi, air botol gratis, pengering rambut, Papan Setrika, bar mini, ruangan bebas rokok, Kulkas, Layanan Kamar, Layanan Kamar - 24 Jam, Brankas, shower, Kamar merokok (On Request), Teh / kopi Fasilitas, TV, TV - Satelite / kabel, Wi Fi - Gratis, Meja Kerja

Hotel:

Air Conditioned, Antar-Jemput Bandara Layanan, Bar, Coffee Shop / Cafe, concierge, Lift, Taman, Layanan Binatu, Fasilitas Kamar rapat, restoran, Brankas, Toko

Internet & Bisnis:

Pusat Bisnis, Internet, Fasilitas Ruang Rapat, Wi Fi - gratis, Wi Fi di Wilayah Publik

(25)

[Type text] Page 25

Sepeda Hire, Pusat Kebugaran, Pijat, Spa / Pusat Kesehatan, Kolam Renang - Bar, Kolam Renang - Anak, Kolam Renang - Luar Ruangan

keluarga:

Kamar Keluarga (On Request), Kolam Renang - Anak Aston Bogor Hotel and Resort Peta

3.6 Aston Bogor Hotel dan Resort Dilengkapi Dengan

Fasilitas :

1. Layanan Kamar 24 Jam 2. Bar / Restoran

a. Spa

b. Fasilitas Orang Cacat 3. Ruang Keluarga a. Klub Malam 4. Restoran a. Salon 5. Smoking Area 6. Bandara 7. Penyewaan Spa 8. Coffee Shop a. Menjaga Anak b. Pusat Bisnis 9. Petugas 10. Lif a. Lantai eksekutif 11. Layanan laundry / dry cleaning 12. Fasilitas rapat

13. Pusat bisnis 14. Layanan Kamar 15. Tempat parkir mobil

(26)

[Type text] Page 26

16. Toko

a. Layanan antar jemput b. Wisata

17. Wi-Fi di tempat umum

Olahraga dan Rekreasi :

1. Pusat Kebugaran 2. Ruang Bermain 3. Taman

4. Golf (Lokasi)

a. Golf (Dalam Jarak 3 km) 5. Spring Bath

6. Kolam Renang Di Dalam Ruangan a. Sauna

b. Klub Anak c. Pijat

d. Kolam Renang Di Luar Ruangan e. Kolam Renang (Anak)

f. Pantai Pribadi g. Sauna

h. Spa 7. Mandi Uap 8. Tenis

9. Olahraga Air (Bermotor) 10. Olahraga Air (Tak-Bermotor)

Internet Di Dalam Kamar :

Akses Gratis LAN dan WiFi

(27)

[Type text] Page 27

Hotel Exterior Suite Room Meeting Room

Suite Room Hotel Exterior Surroundings

Surroundings Restaurant Suite Room

Condotel 1 Bed Deluxe Room Deluxe Room

Condotel 2 Bed - Mountain View

Batutulis Buffet and Open Kitchen

(28)

[Type text] Page 28

BBQ Terrace Katulampa Lounge and Bar Meeting Room

Nirwana Ballroom Reception Swimming pool

(29)

[Type text] Page 29

BAB IV

ANALISIS RESIKO HOTEL

4.1 Penilaian Risiko Bisnis:

Posisi Pasar (Market Position). Analisis meliputi penilaian yang komprehensif tentang citra

merek Perusahaan dan reputasi di industri perhotelan, apakah itu barang mewah / pertengahan harga / ekonomi hotel, pelanggan sasaran, lokasi hotel, dan jenis layanan yang ditawarkan untuk pasar target tertentu. Sebagai industri yang cukup kompetitif, keunggulan kompetitif hotel atau keunikan juga dianggap sebagai akan menjadi faktor kunci untuk menentukan fleksibilitas harga. Selain itu, hambatan untuk masuk seperti regulasi, zonasi dan biaya konstruksi harus ditinjau ulang untuk menentukan tingkat persaingan di masa depan dan posisi kompetitif Perusahaan.

Diversifikasi (Diversification). Penilaian ini meliputi profil campuran tipe tamu hotel 'dan

negara asal mereka, layanan yang ditawarkan di hotel, jumlah hotel yang dioperasikan dan lokasi masing-masing. Diversifikasi tingkat tertentu penting dilakukan untuk menjaga stabilitas usaha dan arus kas dalam melewati naik turunnya siklus bisnis yang dipengaruhi oleh musim liburan, siklus ekonomi, atau kondisi kurang kondusifnya tingkat keamanan di suatu negara atau di area hotel.

Kemampuan Pemasaran (Marketing Capability). Analisis meliputi efektivitas kegiatan

pemasaran hotel, termasuk iklan dan promosi kepada pelanggan langsung, kerjasama dengan agen perjalanan, grosir atau bahkan bank untuk menjual kamar dan pelayanan hotel. Kami juga akan melihat kerjasama dengan jaringan hotel internasional/waralaba, yang bisa menjadi faktor positif karena dapat mengambil manfaat dari pemasaran global dan kegiatan promosi bersama untuk mendapatkan pelanggan global dan mempersilakan mereka mengetahui standar kualitas hotel dan kemudian melakukan pemesanan kamar. Program keanggotaan ini juga diperhitungkan, karena dapat mendorong pelanggan untuk menginap di jaringan hotel karena mendapatkan manfaat seperti promosi pemberian tarif kamar yang lebih rendah atau pemberian hadiah poin.

(30)

[Type text] Page 30

Manajemen Operasi (Operating Management). Analisis ini mencakup pemeriksaan atas

efisiensi biaya operasi hotel dan kualitas yang dirasakan secara keseluruhan pada hotel. Karena bergerak dalam bisnis jasa, perusahaan harus mampu memenuhi harapan para tamu hotel atas pelayanan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Penilaian juga akan difokuskan pada kemampuan hotel dan komitmennya untuk secara teratur terus memperbaharui dan merenovasi fasilitas-fasilitas dalam rangka untuk tetap kompetitif dan meningkatkan tingkat huniannya. Mengingat bahwa bisnis hotel adalah usaha yang padat modal, realisasi tingkat hunian yang ditargetkan penting untuk dievaluasi karena perlu bagi Perseroan untuk mencapai break even point tepat waktu. Karyawan-karyawan hotel juga penting untuk diperhatikan, termasuk pelatihan yang diberikan untuk dapat lebih baik melayani tamu. Selain itu, analisis manajemen biaya, termasuk bagaimana hotel mengelola biaya energi, biaya tenaga kerja dan biaya operasi lainnya, adalah penting khususnya selama periode musim dimana tingkat huniannya rendah. Analisis marjin dilakukan dengan membandingkan angka-angka Perusahaan dengan angka pemain-pemain lainnya.

4.2 Penilaian Risiko Keuangan

Kebijakan Keuangan (Financial Policy). Analisis yang mencakup tinjauan filosofi manajemen,

strategi dan kebijakan atas risiko keuangan (historis, sekarang dan proyeksi ke depan). Selain itu, pemeriksaan atas target keuangan manajemen (pertumbuhan, leverage, struktur utang, kebijakan dividen, dan sebagainya), kebijakan lindung nilai (hedging), dan kebijakan-kebijakan lain dalam upaya mengurangi risiko keuangan perusahaan secara keseluruhan (sejarah masa lalu vs proyeksi masa depan). Rekam Jejak Perusahaan pada pemenuhan kewajiban keuangan di masa lalu juga dikaji untuk menentukan tingkat komitmen, kesungguhan dan konsistensinya untuk membayar kewajiban-kewajiban secara tepat waktu.

Sruktur Permodalan (Capital Structure). Analisis mencakup pemeriksaan terhadap leverage

perusahaan di masa lalu, saat ini dan proyeksi kedepannya (total utang dan nilai bersih utang dalam hubungannya dengan besar modal, total modal dan arus kas), struktur utang dan komposisinya (Rupiah vs mata uang asing, utang jangka pendek vs utang jangka panjang, dengan tingkat suku bunga tetap vs suku bunga mengambang, dan lain-lain). Cara pengelolaan

(31)

[Type text] Page 31

kewajiban juga dikaji secara mendalam.

Perlindungan Arus Kas (Cash Flow Protection). Analisis meliputi kajian menyeluruh dari arus

kas perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Tingkat kemampuan membayar hutang diukur oleh rasio pembayaran bunga dan rasio pembayaran utang. Tingkat likuiditas perusahaan di dalam memenuhi kewajiban jangka pendek juga dikaji secara mendalam.

Fleksibilitas Keuangan (Financial Flexibility). Analisis meliputi evaluasi gabungan semua

ukuran finansial di atas untuk sampai pada pemahaman yang menyeluruh tentang kesehatan keuangan perusahaan. Analisis tentang faktor-faktor lain yang terkait atau angka angka yang tidak secara khusus ditelaah diatas, seperti klausul perlindungan asuransi, klausula-klausula yang membatasi dalam perjanjian pinjaman/obligasi atau hubungan dengan induk perusahaan dan bantuan-bantuan juga ditelaah. Penugasan analitis lain yang tercakup adalah evaluasi pilihan yang bisa diambil oleh perusahaan dalam tekanan, termasuk rencana-rencana atas kejadian tidak terduga (contingency plan) dan kemampuan serta fleksibilitas lainnya untuk mengatasi berbagai skenario yang merugikan. Dukungan pemegang saham dan komitmennya juga sangat dipertimbangkan.

Resiko yang dihadapi bisnis perhotelan: Jasa Perhotelan

Yang harus mendapat perhatian:

a. Occupancy rate (berapa rata-rata kamar yang terpakai dibanding dengan kamar yang tersedia).

b. Sales Coefficient (berapa rata-rata pendapatan di luar kamar dibanding dengan pendapatan atas penjualan kamar).

c. Struktur pendapatan dan biaya yang wajar dari suatu hotel.

d. Rata-rata Gross Operating (GOP) yang wajar bervariasi, yang umum berkisar antara 30-40% dari total pendapatan (paling besar biaya penyusutan).

e. Biaya pemasaran hotel, umumnya berkisar antara 3-5 % dari total pendapatan. f. Hotel dibedakan antara hotel bisnis, resort, butik dan lain-lain.

(32)

[Type text] Page 32

g. Ada/tidak dukungan dari Chain hotel. h. Pengaruh travel agent.

i. Jenis wisatawan/tamu hotel yang menjadi target pasar. Jenis wisatawan bisa dibedakan:

Free Individual Traveller (FIT): a) Bebas bepergian sendiri tanpa diatur travel.b) Bebas

memilih obyek wisata.c) Masa tinggal tidak terbatas.

Group Individual Traveller (GIT): a) Segala keperluan diatur travel.b) Masa tinggal dan

akomodasi tertentu.

Tour Series. Datang sesuai jadual/periode travel.

Convention. Termasuk meeting, training session, conference dll Package .

a) Kelompok wisata. b) Pada saat low session. c) Murah

(33)

[Type text] Page 33

BAB V

PEMECAHAN MASALAH

PERSYARATAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN HOTEL

5.1 Ruang Lingkup Persyaratan dan Penerapan Sistem Manajemen

Pengamanan Hotel

Ruang lingkup persyaratan dan penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel meliputi penjelasan 16 (enam belas) elemen, acuan/referensi (types of input), proses penerapan dan hasil yang diharapkan (types of output), di setiap elemen Sistem Manajemen Pengamanan Hotel Hotel. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemahaman dan penerapannya.

5.2 Persyaratan Umum

Persyaratan umum Sistem Manajemen Pengamanan Hotel meliputi:

1. Standar manajemen pengamanan dimaksudkan untuk membantu usaha hotel dalam mengelola secara efektif ke 16 (enambelas) elemen yang terkandung dalam Sistem Manajemen Pengamanan Hotel yang dapat disatukan dengan persyaratan standar manajemen lainnya. Standar ini juga dapat membantu usaha hotel untuk mancapai sasaran pengamanan dan kepentingan ekonomi.

2. Persyaratan dari standar memungkinkan suatu usaha hotel untuk mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan pengamanan, sasaran pengamanan dan tanggung jawab terhadap pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan dan risiko keamanan. Sistem Manajemen Pengamanan Hotel dapat dilaksanakan pada semua hotel bintang dan non bintang yang berorientasi komersial baik milik swasta maupun milik negara. Dasar dari pendekatan standar Sistem Manajemen Pengamanan Hotel tercantum pada gambar di bawah ini.

(34)

[Type text] Page 34

Standar Sistem Manajemen Pengamanan Hotel didasarkan pada metodologi yang berlaku umum seperti Perencanaan-Penerapan-Pemeriksaan Perbaikan. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Kebijakan pengamanan: menetapkan suatu arahan kerangka kerja Sistem Manajemen Pengamanan Hotel dan komitmen dari seluruh tingkatan dan departemen atau bagian yang ada di hotel untuk menerapkan sistem manajemen pengamanan;

b. Perencanaan : menetapkan suatu sasaran pengamanan dan proses yang dibutuhkan untuk mencapai hasil sesuai dengan kebijakan pengamanan hotel;

c. Penerapan : proses menjabarkan dan melaksanakan kebijakan pengamanan dan sasaran pengamanan hotel;

d. Pemeriksaan : pemantauan dan pengukuran proses pelaksanaan dari kebijakan pengamanan, sasaran pengamanan, peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya serta pelaporan dari hasil;

e. Evaluasi dan tinjauan manajemen : upaya untuk menilai efektifitas dari penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel; dan

f. Peningkatan : menetapkan tindakan untuk perbaikan berkelanjutan kinerja Sistem Manajemen Pengamanan Hotel. Kunci sukses sistem ini bergantung pada komitmen dari setiap tingkatan dan departemen atau bagian yang ada di usaha hotel, khususnya dari manajemen puncak. Kebijakan Keamanan Perencanaan Penerapan Pengukuran & Monitoring Perbaikan berkelanjutan Evaluasi & Tinjauan Manajemens standar Sistem Manajemen Pengamanan Hotel memungkinkan suatu usaha hotel untuk:

a. mengembangkan suatu kebijakan pengamanan;

b. menetapkan sasaran pengamanan hotel dan proses untuk mencapai komitmen-komitmen dari kebijakan pengamanan tersebut;

c. melaksanakan kegiatan pengamanan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja; dan d. menunjukan pemenuhan terhadap persyaratan-persyaratan dari standar Sistem

Manajemen Pengamanan Hotel Hotel ini. Secara keseluruhan tujuan dari standar Sistem Manajemen Pengamanan Hotel Hotel adalah untuk meningkatkan pelaksanaan pengamanan yang baik, dan seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi.

(35)

[Type text] Page 35

secara objektif untuk mencapai kinerja sesuai komitmen yang ada dalam kebijakan pengamanan hotel dalam memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya yang ditetapkan usaha hotel guna mencegah kejadian gangguan keamanan dan melakukan perbaikan berkelanjutan

4. Sistem Manajemen Pengamanan Hotel memberikan persyaratan-persyaratan untuk penerapan sistem manajemen pengamanan, agar usaha hotel dapat mengendalikan ancaman, gangguan dan dapat mengembangkan kinerja pengamanan usaha hotel. Sistem Manajemen Pengamanan Hotel Hotel tidak menetapkan elemen khusus untuk kinerja pengamanan hotel dan tidak memberikan spesifikasi detail untuk pola konfigurasi keamanan, tetapi pola konfigurasi keamanan dibuat oleh masing-masing usaha hotel.

5. Sistem Manajemen Pengamanan Hotel dapat diaplikasikan dalam usaha hotel untuk: a. menetapkan sebuah sistem manajemen pengamanan guna memitigasi atau

menurunkan risiko terjadinya gangguan keamanan terhadap pekerja hotel, para tamu dan pihak terkait lainnya, yang tercakup dalam profil gangguan keamanan hotel;

b. menerapkan, memelihara dan melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen Pengamanan Hotel;

c. menjamin pelaksanaan kebijakan pengamanan hotel yang telah ditentukan oleh usaha hotel; dan

d. menunjukkan kepatuhan terhadap ketentuan pengamanan dengan:

1) melaksanakan semua peraturan perundangan-undangan keamanan; 2) membuat prosedur keamanan internal usaha hotel;

3) memberikan konfirmasi tentang pencapaian Sistem Manajemen Pengamanan Hotel kepada pihak-pihak terkait dan yang telah bekerjasama dengan usaha hotel, seperti : para pelanggan, komunitas, kepolisian setempat; dan

4) memberikan konfirmasi bahwa usaha hotel telah melaksanakan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel dan atau dapat disertifikasi oleh Badan Sertifikasi independen yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan diregistrasi oleh pihak Kepolisian Negara Republik

(36)

[Type text] Page 36

Indonesia (Polri).

5) Semua persyaratan dalam spesifikasi pengamanan merupakan bagian dari Sistem Manajemen Pengamanan Hotel. Cakupan aplikasi tergantung pada beberapa faktor sesuai dengan kebijakan pengamanan hotel, jenis hotel dan kegiatan bisnisnya, risiko-risiko serta kompleksitas operasional hotel. 6 Spesifikasi Penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Spesifikasi Penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel memiliki 16 (enam belas) elemen yang meliputi:

1. Elemen Satu : Pemeliharaan dan Pembangunan Komitmen Pengamanan Hotel

a. Kebijakan Pengamanan Hotel Usaha hotel wajib memiliki kebijakan pengamanan hotel yang menetapkan arahan dan kerangka prinsip-prinsip kegiatan yang lengkap untuk suatu usaha hotel. Kebijakan pengamanan hotel juga menjadi pedoman untuk menetapkan sasaran pengamanan hotel sebagai wujud tanggung jawab dan kinerja yang wajib dicapai oleh usaha hotel. Kebijakan pengamanan hotel menunjukkan komitmen yang formal dan konsisten dengan proses bisnis usaha hotel dan sistem manajemen lainnya. Dokumen kebijakan pengamanan hotel wajib dibuat bertanggal dan ditetapkan oleh pimpinan puncak.

1) Acuan/referensi (types of input). Dalam menetapkan kebijakan pengamanan hotel, usaha hotel wajib menggunakan acuan/referensi di bawah ini:

a) kebijakan pengamanan hotel dan sasarannya wajib sesuai dengan pengelolaan usaha hotel secara menyeluruh;

b) ancaman keamanan yang sudah dan mungkin terjadi di hotel, seperti kasus pencurian, kejahatan eksploitasi seksual anak, penyalahgunaan narkoba, dan perdagangan orang di hotel;

c) persyaratan peraturan perundang-undangan pengamanan dan persyaratan teknis lainnya;

d) sejarah dan kondisi terkini dari kinerja pengamanan hotel;

e) kebutuhan dari pihak-pihak terkait dan yang telah bekerjasama dengan usaha hotel, seperti para pelanggan, komunitas, kepolisian setempat;

(37)

[Type text] Page 37

f) kesempatan dan kebutuhan untuk peningkatan berkelanjutan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel; dan

g) kebutuhan sumber daya seperti manusia, dana, peralatan. Untuk memperoleh suatu formulasi dan komunikasi yang efektif, kebijakan pengamanan hotel wajib:

o ditetapkan sesuai dengan sifat dan skala risiko ancaman yang ada di usaha hotel dengan melakukan : identifikasi ancaman, penilaian risiko, dan pengendaliannya. Kebijakan pengamanan hotel wajib konsisten dengan visi ke depan dari usaha hotel dan realisitis serta tidak melebihi dari risiko keamanan hotel yang sebenarnya;

o mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan sehingga usaha hotel dapat mengurangi risiko keamanan di hotel;

o mencakup komitmen untuk memenuhi peraturan pengamanan dan persyaratan teknis lainnya yang wajib dipenuhi oleh usaha hotel;

o menjadi suatu informasi bagi masyarakat; o didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara;

o dikomunikasikan kepada seluruh pekerja hotel secara terus menerus sehingga membuat pekerja hotel sadar akan tanggung jawab individu dalam hal pengamanan hotel; Pelibatan dan komitmen dari setiap pekerja hotel adalah hal penting untuk suksesnya pengamanan. Para pekerja hotel di setiap tingkatan dan departemen atau bagian diberikan kesadaran akan keuntungan dari pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel untuk lingkungan kerjanya dan dapat diberdayakan untuk memberikan kontribusi yang efektif dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel. Usaha hotel wajib menyampaikan kebijakan pengamanan dan sasaran

(38)

[Type text] Page 38

pengamanan hotel kepada seluruh pekerja hotel secara jelas, memandu mereka untuk memiliki panduan kerja yang dapat mengukur kinerja pengamanan mereka.

o disediakan untuk pihak-pihak terkait dan yang telahbekerjasama dengan usaha hotel, seperti para pelanggan, komunitas, kepolisian setempat;Setiap orang atau kelompok baik di internal maupun eksternal hotel masuk dalam ruang lingkup kebijakan pengamanan hotel. Untuk itu suatu proses pelaksanaan kebijakan pengamanan hotel wajib dikomunikasikan dan dipastikan bahwa pihak terkait dapat menerima kebijakan pengamanan hotel; dan o ditinjau ulang secara berkala untuk memastikan bahwa

kebijakan pengamanan hotel selalu relevan dan sesuai dengan tujuan usaha hotel untuk memastikan kesesuaian dan efektivitas bisnis hotel yang berkelanjutan (bussiness continuity).

2) Hasil yang diharapkan (types of output). Hasil yang diharapkan adalah berupa suatu pemahaman menyeluruh terhadap kebijakan pengamanan hotel yang telah dikomunikasikan kepada seluruh pekerja hotel dan pihak-pihak terkait dan yang telah bekerjasama dengan usaha hotel, seperti para pelanggan, komunitas, kepolisian setempat.

b. Struktur dan Tanggung Jawab Dengan tersusunnya kebijakan pengamanan hotel yang berisi tentang penetapan aturan, tanggung jawab dan kewenangan, maka usaha hotel wajib:

1) menyediakan sumber daya yang cukup dan memadai untuk melaksanakan tugas-tugas pengamanan di setiap tingkatan dan departemen atau bagian yang ada di hotel;

2) menetapkan pejabat penanggung jawab keamanan yang tidak boleh dirangkap dengan jabatan lainnya; dan

3) pejabat yang ditunjuk berkewarganegaraan Indonesia dan jabatannya sesuai dengan skala bisnis usaha hotel.

(39)

[Type text] Page 39

4) Acuan/referensi (types of input) yang digunakan dalam menyusun struktur dan tanggung jawab pengamanan hotel adalah:

 struktur organisasi usaha hotel;

 hasil dari identifikasi ancaman, penilaian risiko ancaman gangguan keamanan dan pengendaliannya;

 sasaran pengamanan hotel;

 persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya;

 deskripsi tugas; dan

 standar kualifikasi pekerja hotel.

a) Proses penyusunan kebijakan pengamanan hotel. Tanggung jawab dan wewenang dari seluruh pekerja hotel yang melakukan tugas-tugas dari Sistem Manajemen Pengamanan Hotel wajib ditetapkan, termasuk definisi yang jelas sehingga tidak tumpang tindih diantara tingkatan dan departemen atau bagian yang ada.

3) Jabatan yang dapat ditetapkan untuk tugas dan tanggung jawab pengamanan adalah:

a) pimpinan puncak;

b) manajemen departemen atau bagian pada setiap tingkatan yang ada di usaha hotel;

c) pelaksana;

d) penanggung jawab untuk pekerjaan kontraktor; e) penanggung jawab pelatihan;

f) penanggung jawab peralatan (engineering) yang penting untuk pengamanan;

g) pekerja hotel dengan kualifikasi pengamanan tertentu atau petugas khusus pengamanan yang ada dalam usaha hotel; dan

h) pekerja hotel yang mewakili dalam rapat konsultasi pengamanan. 4) Tanggung jawab pimpinan puncak harus mencakup kewajiban untuk menetapkan

kebijakan pengamanan hotel dan memastikan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel telah diterapkan.

(40)

[Type text] Page 40

yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel. Wakil manajemen (MR) merupakan salah satu anggota pimpinan puncak (Executive Committee) dan dapat dibantu oleh pekerja hotel yang memiliki tanggung jawab untuk memantau seluruh operasi dari tingkatan dan departemen atau bagian pengamanan di hotel.

6) Wakil manajemen secara teratur melaporkan kinerja dari Sistem Manajemen Pengamanan Hotel dan melaksanakan peninjauan secara berkala serta menyusun sasaran pengamanan hotel.

7) Manajemen di tingkatan dan departemen atau bagian di luar bagian keamanan (sekuriti) memastikan bahwa pengamanan telah dikelola dalam area hotel yang menjadi tanggung jawab mereka.

8) Pendokumentasian dari aturan dan tanggung jawab. Dokumentasi tanggung jawab dan wewenang dapat berupa:

a. pedoman manajemen sistem pengamanan; b. prosedur kerja dan uraian tugas; dan c. uraian pekerjaan.

9) Pengkomunikasian tugas dan tanggung jawab. Tanggung jawab dan kewenangan pengamanan wajib dikomunikasikan secara efektif kepada pekerja hotel yang memiliki keterkaitan di setiap tingkatan dan departemen atau bagian.

10) Sumber daya. Usaha hotel harus menyiapkan sumber daya dan sarana yang cukup untuk melaksanakan pengamanan hotel.

2. Elemen Dua : Pemenuhan Persyaratan Peraturan Perundangundangan

a. Usaha hotel wajib memahami dan menerapkan peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya yang terkait dengan pengamanan hotel.

b. Usaha hotel wajib mengomunikasikan peraturan perundangundangan dan persyaratan teknis lainnya kepada pekerja hotel tetap dan tidak tetap serta pekerja subkontraktor. c. Acuan/referensi (types of input) yang digunakan adalah:

1) gambaran yang jelas dari proses bisnis usaha hotel;

2) hasil dari identifikasi ancaman, penilaian risiko dan pengendaliannya;

3) standar praktis pengamanan (standar pengamanan pekerja hotel , informasi, properti);

(41)

[Type text] Page 41

4) peraturan perundang-undangan tentang pengamanan; 5) daftar informasi sumber daya;

6) standar pengamanan nasional, regional dan internasional; 7) persyaratan internal yang ada di usaha hotel; dan

8) persyaratan teknis dari pihak pihak-pihak terkait dan yang telah bekerjasama dengan usaha hotel seperti para pelanggan, komunitas, kepolisian setempat. d. Proses untuk memenuhi Elemen Dua. Peraturan perundang-undangan tentang

pengamanan dan persyaratan teknis lainnya yang terkait wajib diidentifikasi. Usaha hotel wajib menetapkan metode yang tepat untuk mengakses informasi, termasuk menggunakan media pendukung seperti buku, CD, disk, atau internet. Usaha hotel wajib mengevaluasi peraturan perundangundangan tentang pengamanan dan persyaratan teknis lainnya yang terkait dan wajib diterapkan, serta menentukan siapa yang berkepentingan untuk menerima setiap informasi tentang persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya.

e. Hasil yang diharapkan (types of Output) adalah:

1) tersedianya prosedur panduan kerja untuk mengidentifikasi dan mengakses informasi;

2) tersedianya identifikasi persyaratan yang wajib dipenuhi;

3) tersedianya persyaratan-persyaratan seperti buku peraturan perundang-undangan, teks standar, ringkasan (summary) dan hasil-hasil analisa tersedia di lokasi yang telah ditetapkan usaha hotel; dan

4) tersedianya prosedur panduan kerja untuk memantau penerapan yang merupakan konsekuensi dari peraturan pengamanan.

3. Elemen Tiga : Manajemen Risiko Pengamanan

a. Petunjuk Pelaksanaan Pertama; Memahami Usaha Hotel dan Melakukan Identifikasi Aset dari Risiko Ancaman dan Gangguan Keamanan.Langkah pertama adalah pekerja hotel yang ditunjuk wajib memahami proses kegiatan (bussiness proces) di setiap tingkatan dan departemen atau bagian yang ada di dalam usaha hotel. Pertimbangan untuk melaksanakan identifikasi wajib berdasarkan faktor-faktor seperti jam kerja, profil pelanggan, sifat aktivitas usaha hotel, jenis layanan yang disediakan atau jasa yang disediakan, pengolahan, penyimpanan, rantai pasokan, sifat

(42)

[Type text] Page 42

persaingan dari usaha hotel, informasi yang sensitif, budaya usaha hotel, dan persepsi toleransi risiko.

Jenis informasi kritis/sensitif yang harus dikumpulkan dan diolah adalah: 1) jam kerja dari setiap tingkatan dan departemen atau bagian; 2) tingkatan pekerja hotel setiap pergantian waktu (shift);

3) jenis pelayanan yang disediakan dan atau jasa yang disediakan, penyimpanan, pengelolaan, rantai pasokan, dan lainnya;

4) sifat persaingan dari usaha hotel;

5) setiap permasalahan khusus yang dihasilkan dari proses pengelolaan seperti limbah lingkungan, polusi suara, getaran, buangan limbah/bahan beracun dan berbahaya, serta polusi udara;

6) jenis tenaga kerja seperti serikat pekerja, pekerja subkontrak (outsourcing), kontraktor, tenaga tidak terlatih, serta jumlahnya;

7) hubungan antara pekerja dan manajemen usaha hotel; dan

8) indeks kriminal (crime indeks) berdasarkan informasi dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Langkah kedua dalam proses identifikasi adalah melakukan identifikasi terhadap beberapa aset yang ada di setiap tingkatan dan departemen atau bagian usaha hotel serta berisiko mendapat ancaman bahaya, yaitu :

1) Orang

Meliputi pekerja hotel, pelanggan, pengunjung, tamu, tenaga kerja kontrak dimana secara hukum menjadi tanggung jawab hotel.

2) Properti

Terdapat 3 (tiga) jenis properti yang ada di hotel :

a) properti yang dapat dilihat dan dirasakan seperti tanah, gedung, perlengkapan makanan dan minuman, perlengkapan kamar, perlengkapan dapur, uang, dan semua barang yang mudah dicuri, dirusak, atau yang mempengaruhi risiko pengamanan serta dapat digunakan untuk alat kejahatan di hotel;

b) properti juga termasuk “goodwill’ atau reputasi/citra hotel yang dapat merugikan sebagai akibat dari suatu kejadian seperti kemampuan usaha hotel menarik pelanggan dapat dipengaruhi oleh reputasi yang tidak baik atau kejadian

Referensi

Dokumen terkait

Hotel resort berlokasi di area wisata atau area resor. Umumnya berlokasi di tempat-tempat yang memiliki pemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya. Lokasi

Analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan adanya peluang yang mempengaruhi responden yang memiliki riwayat dismenore pada keluarga terhadap kejadian dismenore

Berdasarkan faktor faktor yang mempengaruhi manajemen penanggulangan banjir dikelurahan paccerakkang, masih banyak hal hal yang harus diperbaiki, seperti pimpinan

Studi ini hanya terbatas meneliti faktor kejadian penyakit malaria di Kecamatan Pantai Cermin Kab Serdang Bedagai meliputi faktor sosiodemografi (jenis kelamin, pendidikan,

Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dan penerapan manajemen risiko pada proyek konstruksi penanganan

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diteliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian DBD sehingga dapat ditentukan suatu pendugaan peluang terhadap kejadian DBD

Data dianalisis secara bivariat dan multivariat untuk melihat hubungan faktor risiko dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Pesisir Pantai Boom

SKRIPSI FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN..