• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIC EXPOSE INSIDENTIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUBLIC EXPOSE INSIDENTIL"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIC EXPOSE

INSIDENTIL

PT SUPER ENERGY TBK.

(“Perseroan”)

(2)

1.

SEKILAS PERSEROAN

2.

TRANSAKSI YANG DILAKUKAN PERSEROAN

3.

KINERJA KEUANGAN PERSEROAN

4.

SEKILAS ENTITAS ANAK PERSEROAN

(3)

PT SUPER ENERGY TBK.

SEKILAS

PERSEROAN

Perseroan telah didirikan sejak tahun 2011 dan memiliki fokus

bisnis utama pada kegiatan usaha di bidang perdagangan

minyak, gas bumi dan investasi. Kegiatan usaha Perseroan

dilaksanakan oleh entitas anak Perseroan.

Saham Perseroan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak

tanggal 5 Oktober 2018.

(4)

TRANSAKSI YANG DILAKUKAN PERSEROAN

Terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

I.

Pembelian Saham PT Energy Mina Abadi (“EMA”) oleh Perseroan;

II. Peningkatan Modal Perseroan di EMA dan Perubahan Struktur

Perseroan;

III. Pembelian Saham Baru di EMA sebesar 18,5% oleh Tokyo Gas Asia

Pte. Ltd.;

IV. Novasi Piutang PT Super Capital Indonesia (“SCI”) di EMA kepada

Perseroan; dan

V. Konversi Piutang Perseroan kepada EMA menjadi Saham Perseroan

di EMA.

(5)

I. PEMBELIAN SAHAM EMA OLEH PERSEROAN

Pada tanggal 6 November 2020, Perseroan melakukan pengambilalihan saham dari seluruh pemegang saham di EMA dengan rincian sebagai berikut:

Pemegang Saham EMA sebelum pengambilalihan oleh Perseroan

Pemegang Saham EMA setelah pengambilalihan oleh Perseroan

Dengan dilakukannya pengambilalihan seluruh saham di EMA oleh Perseroan maka Perseroan memiliki 100% saham EMA. Pengambilalihan ini sebagaimana tertuang dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat EMA No. 4 tanggal 6 November 2020 (“Transaksi Tahap I”).

Jumlah Saham Nominal per Lembar Saham Nilai Seluruh Nominal Saham Presentase Kepemilikan PT Super Capital Indonesia 99.999 Rp600,00 Rp59.999.400,0 0 99.99% PT Supertrada Indonesia 1 Rp600,00 0.01%

Jumlah Saham Nominal per Lembar Saham Nilai Seluruh Nominal Saham Presentase Kepemilikan PT Super Energy Tbk. 100.000 Rp600,00 Rp60.000.000,00 100%

(6)

STRUKTUR SEBELUM TRANSAKSI TAHAP I STRUKTUR SETELAH TRANSAKSI TAHAP I

Struktur Transaksi Tahap I dapat digambarkan sebagai berikut:

Transaksi Tahap I ini merupakan transaksi material yang dikecualikan karena tidak memenuhi batas nilai sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha (“POJK 17/2020”) dan merupakan transaksi afiliasi yang dikecualikan karena jumlah total transaksi kurang dari 0,5% dari modal disetor Perseroan atau kurang dari Rp5.000.000.000,00. Perseroan telah menyampaikan terkait Transaksi Tahap 1 ini dalam Keterbukaan Informasi tanggal 9 November 2020

(7)

DAMPAK KEJADIAN DENGAN DILAKUKANNYA TRANSAKSI TAHAP I

1) Memberikan dampak positif bagi kelangsungan usaha dan operasional Perseroan di masa yang akan datang 2) Merupakan langkah Perseroan dalam menemukan sumber-sumber gas baru dan melakukan ekspansi pasar

hingga mencapai wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah, di samping wilayah Jawa Timur yang saat ini sudah dilakukan sehingga Perseroan dapat menjangkau pasar CNG di seluruh wilayah pulau Jawa untuk memenuhi kebutuhan energi bersih bagi sektor industri yang membutuhkan.

3) Pengalihan seluruh saham EMA dari SCI kepada Perseroan tidak mengakibatkan beralihnya pengendalian. Pengendalian tetap berada pada SCI sebagai pemegang saham pengendali di Perseroan

4) Dari sisi keuangan, laporan keuangan EMA menjadi terkonsolidasi dengan Perseroan

5) Dalam jangka pendek, akan mengurangi keuntungan Perseroan dikarenakan anak-anak perusahaan EMA baru menyelesaikan pembangunan beberapa fasilitas pengolahan gas dan baru mulai beroperasi. Namun jika dilihat dalam jangka panjang, dengan dilakukannya Transaksi Tahap I ini maka akan memperkuat pendapatan (revenue) dan profitabilitas (profitability) Perseroan.

(8)

II. PENINGKATAN MODAL PERSEROAN DI EMA DAN PERUBAHAN

STRUKTUR PERSEROAN

Pada tanggal 6 November 2020, segera setelah dilakukannya Transaksi Tahap I, EMA kemudian melakukan peningkatan Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor yang seluruhnya diambil oleh Perseroan dengan cara pemasukan (inbreng) saham atas seluruh kemepemilikan saham Perseroan pada:

1) PT Gasuma Federal Indonesia (“GFI”), dengan nilai sebesar Rp362.146.356.000,00; dan 2) PT Bahtera Abadi Gas (“BAG”), dengan nilai sebesar Rp56.847.000.000,00.

Sehingga struktur permodalan EMA dapat diuraikan sebagai berikut: • Sebelum peningkatan modal:

• Setelah peningkatan modal:

Peningkatan modal dengan cara pemasukan (inbreng) ini sebagaimana tertuang dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat EMA No. 16 tanggal 6 November 2020 dan terkait dengan Inbreng saham, Perseroan dan EMA telah menandatangani Akta Inbreng No. 17 tanggal 6 November 2020 (“Transaksi Tahap II”).

Modal Dasar : Rp60.000.000,00 Modal Ditempatkan : Rp60.000.000,00 Modal Disetor : Rp60.000.000,00 Modal Dasar : Rp1.500.000.000.000,00 Modal Ditempatkan : Rp419.053.356.000,00 Modal Disetor : Rp419.053.356.000,00

Pemegang Saham Jumlah Saham

Nilai Seluruh Nominal Saham

Persentase PT Super Energy Tbk. 100.000 Rp60.000.000,00 100%

Pemegang Saham Jumlah Saham Nilai Seluruh Nominal

Saham Persentase

(9)

Setelah dilakukannya Transaksi Tahap II, maka susunan kepemilikan saham Grup Perseroan berubah yang dapat digambarkan sebagai berikut:

STRUKTUR SEBELUM TRANSAKSI TAHAP II STRUKTUR SETELAH TRANSAKSI TAHAP II

Nilai pemasukan (inbreng) seluruh saham GFI dan BAG tersebut ditentukan berdasarkan hasil penilai independen KJPP Dasa’at, Yudistira dan Rekan, yang tercantum dalam Laporan No. 00200/2.0041-00/BS/02/0384/1/XI/2020 dan Laporan No. 00201/2.0041-00/BS/02.0384/1/XI/2020 tanggal 6 November 2020.

(10)

DAMPAK KEJADIAN DENGAN DILAKUKANNYA TRANSAKSI TAHAP II

1) Merupakan Transaksi Afiliasi yang dikecualikan untuk dilakukan prosedur Transaksi Afiliasi berdasarkan Pasal 6 ayat (1) huruf b POJK 42/2020;

2) Secana nilai, Transaksi Tahap II termasuk Transaksi Material yang dikecualikan untuk mengikuti prosedur Transaksi Material sebagaimana dimaksud Pasal 11 POJK 17/2020;

3) Awal mulanya EMA memiliki 3 anak perusahaan, yaitu PT Bahtera Andalan Gas (“BAND”), PT Energi Subang Abadi (“ESA”), dan PT Sumber Aneka Gas (“SAG”). Setelah dilakukannya Transaksi Tahap II, EMA menjadi memiliki 5 anak perusahaan, yaitu GFI, BAG, BAND, ESA, dan SAG;

4) Perseroan dapat mengkonsolidasikan dan menyatukan semua operasi dalam satu entitas anak, yaitu EMA, dan oleh karenanya secara operasional akan berdampak memudahkan pengendalian dan kegiatan operasi anak-anak perusahaan;

5) Tidak terdapat dampak keuangan kepada Perseroan karena tidak mengubah struktur kepemilikan Perseroan di GFI dan BAG. Selain itu laporan keuangan GFI dan BAG tetap terkonsolidasi dengan Perseroan; dan

6) Perseroan menjadi lebih efisien dalam pengaturan struktur biaya di semua entitas anak dan memaksimalkan pendapatan pada proyek-proyek yang sedang berjalan dengan kemampuan likuiditas dari masing-masing anak perusahaan.

(11)

Perseroan telah menyampaikan terkait Transaksi Tahap I dan Transaksi Tahap II dalam Keterbukaan Informasi tanggal 9 November 2020 pada Website IDX dan Website Perseroan

(12)

Pada tanggal 24 November 2020, EMA kembali meningkatkan Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor atas pembelian saham baru di EMA oleh Tokyo Gas Asia Pte. Ltd., serta melakukan pengklasifikasian saham menjadi Saham Seri A dan Saham Seri B. Sehingga dengan masuknya Tokyo Gas Asia Pte. Ltd., maka struktur modal EMA berubah menjadi sebagai berikut:

Hal sebagaimana diuraikan di atas telah tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat EMA No. 137 tanggal 24 November 2020 (“Transaksi Tahap III”).

III. PEMBELIAN SAHAM BARU DI EMA SEBESAR 18,5% OLEH

TOKYO GAS ASIA PTE. LTD.

Modal Dasar : Rp3.500.000.000.577,00 Modal Ditempatkan : Rp924.946.738.679,00

(13)

STRUKTUR EMA SETELAH DILAKUKANNYA TRANSAKSI TAHAP III DAPAT DIGAMBARKAN SEBAGAI BERIKUT:

Setelah dilakukannya Transaksi Tahap III, maka komposisi pemegang saham EMA menjadi:

Kepemilikan Saham

Nominal per Lembar Saham

Nilai Seluruh Nominal Saham Presentase Kepemilikan PT Super Energy Tbk. 698.422.260 Saham Seri B Rp600,00 Rp419.053.356.000,00 81,5% Tokyo Gas Asia

Pte. Ltd.

158.537.569

Saham Seri A

(14)

DAMPAK KEJADIAN DENGAN DILAKUKANNYA TRANSAKSI TAHAP III:

1) Masuknya Tokyo Gas Asia Pte. Ltd. pada EMA akan memberikan dampak positif bagi Perseroan pada umumnya dan bagi EMA khususnya karena memberikan tambahan dana segar (capital injection) yang sekaligus memperbesar dan memperkuat ekuitas EMA untuk dapat menyelesaikan proyek-proyek pengembangan usaha EMA dan secara tidak langsung juga pada usaha Perseroan di masa yang akan datang; 2) Kehadran Tokyo Gas Asia Pte. Ltd. dalam struktur pemegang saham EMA diharapkan ajan dapat memberikan:

transfer knowledge, meningkatkan praktik good corporate governance, dan memberikan nilai tambah untuk

EMA dan Perseroan di masa yang akan datang;

3) Laporan keuangan EMA tetap terkonsolidasi dengan Perseroan;

4) Perubahan komposisi pemegang saham pada EMA bukan merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana POJK 42/2020 karena pada saat dilaksanakannya Transaksi Tahap III ini Tokyo Gas Asia Pte. Ltd bukan merupakan afiliasi dari Perseroan

5) Transaksi Tahap III ini juga bukan merupakan Transaksi Material karena EMA masih terkonsolidasi dengan Perseroan yang memiliki 81,5% saham di EMA sehingga Transaksi Tahap III ini merupakan transaksi yang dikecualikan dari POJK 17/2020

(15)

Perseroan telah menyampaikan Transaksi Tahap III ini dalam

Keterbukaan Informasi tanggal 24 November 2020 pada Website IDX dan

Website Perseroan

(16)

Pada tanggal 25 November 2020, Tokyo Gas Asia Pte. Ltd. telah membeli saham Perseroan yang semula dimiliki oleh masyarakat sejumlah 500.190.643 lembar saham atau sebanyak 33,4% dari Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan, sebagaimana tercantum dalam surat dari Tokyo Gas Asia Pte. Ltd. kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan tembusan kepada Perseroan.

INFORMASI TAMBAHAN:

(17)

Dapat digambarkan sebagai berikut:

Susunan pemegang saham Perseroan per tanggal 25 November 2020 sesuai dengan Daftar Pemegang Saham Perseroan dari PT Sinartama Gunita selaku Biro Administrasi Efek Perseroan adalah sebagai berikut:

Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Status Pengendali Pemegang Saham Pendiri PT Super Capital Indonesia 959.340.000 64,1% 

PT Supertrada Indonesia 660.000 0,0% -Pemegang Saham Publik

> 5%

Tokyo Gas Asia Pte. Ltd. 500.190.643 33,4% -Pemegang Saham Publik

< 5%

Masyarakat 37.386.128 2,5%

(18)

-Sehubungan dengan berpulangnya Bapak Erie Suhaeri, Perseroan mengangkat Bapak Sammy Lalamentik sebagai Komisaris Independen untuk periode sampai 28 Juni 2023. Selain itu, sehubungan dengan surat kepada Perseroan dari Tokyo Gas Asia Pte. Ltd sebagai pemegang 33,4% saham Perseroan mengenai usulan pengangkatan Direktur dan Komisaris, Perseroan mengangkat Bapak Keisuke Ito sebagai Direktur Perseroan dan Bapak Yo Endo sebagai Komisaris Perseroan untuk masa jabatan 5 tahun sampai dengan 21 Desember 2025.

DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama : RHEZA R. R. SUSANTO Komisaris : RULIFF R. S. SUSANTO Komisaris : YO ENDO

Komisaris Independen : SAMMY LALAMENTIK

DIREKSI

Direktur Utama : AGUSTUS SANI NUGROHO Direktur : IWAN GOGO B. P. PANJAITAN

Direktur : ANDREAS SUGIHARDJO TJENDANA Direktur : KEISUKE ITO

(19)

Telah diungkapkan Perseroan dalam Surat Pemberitahuan Perubahan dan Kepemilikan 5% Saham atau Lebih PT Super Energy Tbk. Nomor

311/SEC/SE/XI/20 tanggal 26 November 2020 kepada Otoritas Jasa Keuangan dan PT Bursa Efek Indonesia

(20)

1. EMA memiliki utang kepada pemegang saham Perseroan, yaitu SCI, berdasarkan Perjanjian Pinjaman No. tanggal 20 September 2017 dengan perubahan-perubahannya sebesar Rp76.738.880.662,00 yang terdiri dari utang pokok sebesar Rp74.748.848.657,00 dan bunga sebesar Rp1.990.032.005,00 (“Perjanjian Pinjaman”);

2. Sehubungan dengan Perjanjian Pinjaman tersebut, SCI bermaksud menovasikan piutangnya di EMA kepada Perseroan sebesar Rp74.700.000.000,00 dan sisa utangnya, sebesar Rp2.038.880.662,00 akan dilunasi oleh EMA kepada SCI; dan

3. Setelah dilaksanakannya novasi, EMA yang semula berutang kepada SCI menjadi berutang kepada Perseroan. (“Transaksi Tahap IV”)

IV. NOVASI PIUTANG SCI DI EMA KEPADA PERSEROAN

1. 2.

(21)

Dikarenakan Transaksi Tahap IV termasuk transaksi afiliasi dan transaksi material, sebelum Transaksi Tahap IV ini dilaksanakan Perseroan terlebih dahulu membutuhkan persetujuan dari pemegang saham independen. Segera setelah Transaksi Tahap IV ini mendapat persetujuan dari pemegang saham independen maka:

• Perseroan menjadi memiliki piutang di EMA • EMA menjadi berutang kepada Perseroan.

Rencana transaksi novasi piutang ini telah dilakukan penilaian oleh KJPP Syarif, Endang dan Rekan, yang mana dalam Revisi Laporan No. 0037/2.0113-03/BS/02/0340/1/XII/2020 tanggal 18 Desember 2020, rencana transaksi novasi piutang SCI terhadap EMA kepada Perseroan ini adalah tidak wajar.

TRANSAKSI TAHAP IV Transaksi Afiliasi

(POJK 42/2020)

 Adanya hubungan antara Perseroan, SCI, dan EMA.

 SCI merupakan pemegang saham mayoritas Perseroan sebesar 64,1%

 EMA merupakan anak perusahaan Perseroan yang mana saat ini Perseroan sebagai pemegang saham seri B sebesar 81,5% di EMA

Transaksi Material (POJK 17/2020)

(22)

Penilaian atas transaksi ini tidak wajar karena berdasarkan uji kewajaran, nilai pasar saham

EMA di bawah batas wajar transaksi. Namun, transaksi ini menguntungkan bagi Perseroan

karena nilai pasar saham EMA yang dinilai sebesar Rp1.298.080,00 per lembar saham,

ditransaksikan sebesar Rp684,00 per lembar saham sehingga jumlah keseluruhan lembar

saham yang dimiliki Perseroan dari transaksi ini lebih banyak atau jumlah persentase

kepemilikan saham Perseroan di EMA menjadi lebih tinggi.

Pertimbangan dilakukannya novasi piutang SCI di EMA kepada Perseroan adalah untuk menghindari

conflict of interest (benturan kepentingan) dan agar kepemilikan EMA langsung di bawah Perseroan dan

(23)

V. KONVERSI PIUTANG PERSEROAN KEPADA EMA MENJADI SAHAM

PERSEROAN DI EMA

Transaksi Tahap V ini telah dinilai oleh KJPP Syarif, Endang dan Rekan, yang berdasarkan Revisi Laporan No. 0037/2.0113-03/BS/02/0340/1/XII/2020 tanggal 18 Desember 2020, rencana transaksi konversi piutang Perseroan menjadi saham di EMA ini adalah tidak wajar.

Penilaian atas transaksi ini tidak wajar karena berdasarkan uji kewajaran, nilai pasar saham EMA di bawah batas wajar transaksi. Namun, transaksi ini menguntungkan bagi Perseroan karena nilai pasar saham EMA yang dinilai sebesar Rp1.298.080,00 per lembar saham, ditransaksikan sebesar Rp684,00 per lembar saham sehingga jumlah keseluruha n lembar saham yang dimiliki Perseroan dari transaksi ini lebih banyak atau jumlah persentase kepemilikan saham Perseroan di EMA menjadi lebih tinggi.

Setelah terjadinya novasi piutang SCI di EMA kepada Perseroan, selanjutnya Perseroan akan melakukan konversi piutangnya di EMA menjadi saham milik Perseroan di EMA dengan nilai yang sama dengan nilai novasi, yaitu sebesar Rp74.700.000.000,00 (“Transaksi Tahap V”)

(24)

Setelah Perseroan memperoleh persetujuan dari pemegang saham independen atas Transaksi Tahap V maka selanjutnya EMA akan menerbitkan tambahan Saham Seri B yang seluruhnya akan diambil oleh Perseroan dan mengubah nilai nominal keseluruhan Saham Seri B menjadi Rp684,00 per lembar saham.

Setelah dilaksanakannya Transaksi Tahap V, maka struktur permodalan EMA akan berubah menjadi sebagai berikut:

Modal Dasar : Rp3.500.000.000.769,00 Modal Ditempatkan : Rp999.646.738.967,00 Modal Disetor : Rp999.646.738.967,00 TRANSAKSI TAHAP V Transaksi Afiliasi (POJK 42/2020)

 Adanya hubungan antara Perseroan, SCI, dan EMA.

 SCI merupakan pemegang saham mayoritas Perseroan sebesar 64,1%

 EMA merupakan anak perusahaan Perseroan yang mana saat ini Perseroan sebagai pemegang saham seri B sebesar 81,5% di EMA

Transaksi Material (POJK 17/2020)

 Nilainya lebih besar dari 50% ekuitas Perseroan

Oleh karena Transaksi Tahap V merupakan transaksi afiliasi dan transaksi material, sebelum Transaksi Tahap V ini dilaksanakan maka Perseroan terlebih dahulu membutuhkan persetujuan dari pemegang saham independen.

(25)

STRUKTUR EMA SETELAH TRANSAKSI TAHAP IV DAN TRANSAKSI TAHAP V

Sehingga komposisi kepemilikan saham Perseroan di EMA akan meningkat menjadi sebesar 82% dari sebelumnya sebesar 81,5% dan kepemilikan saham Tokyo Gas Asia Pte. Ltd. turun menjadi sebesar 18% dari sebelumnya sebesar 18,5% yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Kepemilikan Saham

Nominal per Lembar Saham

Nilai Seluruh Nominal Saham Presentase Kepemilikan PT Super Energy Tbk. 721.861.632 Saham Seri B Rp684,00 Rp493.753.356.288,00 82% Tokyo Gas Asia

Pte. Ltd.

158.537.569

Saham Seri A

(26)

PERTIMBANGAN DILAKUKANNYA TRANSAKSI TAHAP IV DAN TRANSAKSI TAHAP V:

1) Dengan adanya novasi piutang SCI kepada Perseroan, maka EMA menjadi berutang langsung kepada Perseroan selaku pemegang saham mayoritas langsung di EMA

2) Perseroan dapat meningkatkan kepemilikan saham di EMA dengan mengkonversikan piutangnya menjadi investasi di EMA sehingga dapat memberikan dampak peningkatan ekuitas EMA dan secara konsolidasi dapat memberikan dampak peningkatan ekuitas Perseroan di periode selanjutnya

(27)

Perseroan telah menyampaikan Transaksi Tahap IV dan Transaksi Tahap V dalam

Keterbukaan Informasi Rencana Transaksi Material dan Transaksi Afiliasi tanggal 14 November 2020 yang telah dikoreksi beberapa kali, terakhir pada tanggal 19 Desember 2020 pada Website

(28)

KINERJA KEUANGAN PERSEROAN

30 Sept 2020 (dalam Jutaan Rupiah) Proforma 30 Sept 2020 (dalam Jutaan Rupiah) Total Aset 523.062 1.120.257 Total Liabilitas 397.768 492.673 Total Ekuitas 125.294 627.584 Pendapatan 253.610 262.112 Laba Kotor 90.749 100.514 Laba Usaha 49.872 50.399

Laba (Rugi) Penghasilan komprehensif lainnya

1.521 (2.103) Kinerja keuangan Perseroan setelah dilakukannya seluruh transaksi dengan menggunakan proforma laporan keuangan konsolidasian periode 30 September 2020 adalah sebagai berikut:

(29)

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERSEROAN

 MENCARI PASOKAN GAS BARU

Sebagai Perseroan yang bergerak di bidang distributor gas, Perseroan tetap fokus dengan strategi untuk menambah pasokan gas baru dan mengoptimalisasi sumber-sumber gas yang sudah ada.

 MENCARI PEMBIAYAAN DENGAN RATE BUNGA YANG LEBIH KECIL

Untuk menekan biaya keuangan, Perseroan akan selalu berusaha mencari pembiayaan dengan rate bunga yang lebih kecil dari yang sebelumnya. Pada tanggal 30 November Perseoran sudah melunasi Utang kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dengan menerbitkan surat utang jangka menengah dengan jangka waktu pinjaman 3 tahun dengan bunga 11% per annum yang sebelumnya 13,5% per annum.

STRATEGI PERSEROAN DENGAN MENEKAN BIAYA OPERASIONAL

Perseroan juga selalu berusaha untuk mengoptimalkan semua resources yang ada dan mengurangi biaya-biaya yang dianggap tidak perlu atau tidak memberi benefit bagi Perseroan.

(30)

SEKILAS ENTITAS ANAK PERSEROAN SETELAH DILAKUKANNYA TRANSAKSI

82%

(31)

GASUMA FEDERAL INDONESIA (“GFI”)

SEKILAS

ENTITAS ANAK PERSEROAN

GFI membangun fasilitas pengolahan gas pada tahun 2011, dan

menjalankan kegiatan usaha di Tuban, Jawa Timur sejak 2012,

dengan memproses

dan mengelola gas suar menjadi

Kondensat, Liquid Petroleum Gas (LPG) dan Lean Gas yang

berasal dari lapangan Mudi dan Sukowati.

GFI memiliki fasilitas :

• 3 unit gas compressor dengan total kapasitas mencapai 20

MMSCFD

• Sulfur & CO2 Removal Plant (Amine Plant)

• LPG Plant

• Power Plant dengan kapasitas 5x2 MW Gas Engine dan 3 x

1,2 MW Diesel Engine

• Total kapasitas penyimpanan LPG sebanyak 480 ton, dan

kondensat 7000 BBL

(32)

GASUMA FEDERAL INDONESIA

SEKILAS

ENTITAS ANAK

PERSEROAN

(33)

BAHTERA ABADI GAS (“BAG”)

SEKILAS

ENTITAS ANAK PERSEROAN

BAG adalah perusahaan yang pada tahun 2011 membangun dan

mengoperasikan Compressed Natural Gas (CNG) Mother Station di

wilayah Tuban, Jawa Timur dengan kapasitas sebesar 3x1,7

MMSCFD. Selain itu BAG pada tahun 2015 membangun CNG plant

kedua di Gresik dengan kapasitas sebesar 2x1,7 MMSCFD.

Lebih lanjut BAG mendistribusikan CNG langsung ke industri

sebagai pengguna akhir dengan menggunakan fasilitas armada

milik BAG yang terdiri dari:

• 79 tabung CNG (Tube Skid)

 38 ukuran 40 Feet

 21 ukuran 20 Feet

 20 ukuran 10 Feet

• 21 Kepala Truck (Prime Mover)

• 32 Unit Pressure Reducing System

(34)

BAHTERA ABADI GAS

SEKILAS

ENTITAS ANAK PERSEROAN

(35)

ENERGI SUBANG ABADI (“ESA”)

SEKILAS

ENTITAS ANAK PERSEROAN

ESA adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2014, bergerak

di industri hilir gas bumi yang memproduksi CNG dengan CNG Plant

yang terletak di Subang, Jawa Barat, dengan total kapasitas sebesar

3 MMSCFD.

(36)

ENERGI SUBANG ABADI

SEKILAS

ENTITAS ANAK PERSEROAN

Skema Bisnis ESA

SUMBER PASOKAN Niaga CNG

PT Energi Subang Abadi

END USER

CNG Mother Station Subang

Konsumen CNG Wilayah Jawa Barat

(37)

BAHTERA ANDALAN GAS (“BAND”)

SEKILAS

ENTITAS ANAK PERSEROAN

BAND adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2018 yang

bergerak di industru hilir gas bumi yang memproduksi CNG dengan

CNG Plant yang terletak di Rembang, Jawa Tengah, dengan

kapasitas produksi sebesar 3,4 MMSCFD. BAND telah memiliki

alokasi langsung dari pemerintah untuk pemanfaatan gas di Sumur

Randugunting II yang dikelola oleh Pertamina Hulu Energi

(38)

BAHTERA ANDALAN GAS

SEKILAS

ENTITAS ANAK PERSEROAN

Peralatan dalam Mother Station CNG

Gas Dryer Unit IMW CNG compressors (Lubricant Free) and Filling Stations

Peralatan Distribusi CNG

Gas Transport Mobile CNG Cylinder Tube

Area Konsumen/Industri

Industries Peralatan Penerima CNG Pressure Reducer Station (PR/S)

and Gas Metering System

Gas Sources

(39)

SUMBER ANEKA GAS (“SAG”)

SEKILAS

ENTITAS ANAK PERSEROAN

SAG adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2018. SAG

belum beroperasi namun disiapkan untuk menangani proyek

industri hilir minyak dan gas bumi lain yang akan dikembangkan di

masa yang akan datang.

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel biaya bunga, pendapatan bunga dan investasi pada aktiva tetap pada likuiditas bank umum baik secara parsial dan

Penelitian ini digunakan untuk menganalisis pengaruh Struktur aktiva (TA), Ukuran perusahaan (Size), Profitabilitas (ROA), Pertumbuhan pendapatan (RG),dan Likuiditas (QR)

Pengaturan pemanfaatan lahan dimaksudkan untuk membentuk struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang yang efisien, untuk menekan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dalam

Ketika sebuah proyek konstruksi tambang berpindah ke tahap produksi, kapitalisasi biaya konstruksi tambang dihentikan dan biaya dianggap sebagai bagian dari biaya

Menata ulang struktur bisnis perseroan dengan hanya mempertahankan bisnis yang masih menguntungkan: frozen food processing sebagai bisnis utama Menjalankan program efisiensi

Kemampuan petani dalam mengalokasikan biaya secara efisien akan menentukan tingkat pendapatan yang diperolehnya, ini berarti bahwa petani harus mampu mengalokasikan

Efisiensi bank adalah kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional dengan mengendalikan biaya dan menggunakan pendapatan secara efisien. Rasio efisiensi adalah rasio

Jika Anda bergerak dalam industri rak telur atau memiliki rencana untuk memulai bisnis di bidang ini, penggunaan mesin rak telur adalah langkah strategis yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memberikan berbagai keuntungan kompetitif. Mengapa Memilih Mesin Rak Telur? 1. Efisiensi Produksi Maksimal Dengan mesin rak telur, proses produksi dapat berjalan secara otomatis dan jauh lebih cepat dibandingkan metode manual. Dalam waktu yang sama, Anda dapat memproduksi lebih banyak rak telur dengan kualitas yang seragam. 2. Kualitas Produk yang Konsisten Mesin rak telur dirancang untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran yang seragam. Ini penting untuk menjaga standar kualitas produk yang diminati konsumen, khususnya dalam industri telur dan logistik. 3. Hemat Biaya Operasional Menggunakan mesin rak telur secara signifikan mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual. Selain itu, mesin ini mampu mengoptimalkan penggunaan bahan baku sehingga mengurangi limbah produksi. 4. Ramah Lingkungan Bahan baku untuk pembuatan rak telur dapat menggunakan material daur ulang seperti kertas bekas atau serat alami. Proses produksi dengan mesin juga lebih hemat energi dibandingkan metode tradisional. 5. Fleksibilitas Produksi Mesin rak telur modern dapat disesuaikan untuk memproduksi berbagai jenis dan ukuran rak telur sesuai dengan kebutuhan pasar. Fleksibilitas ini memungkinkan Anda untuk menjangkau berbagai segmen konsumen. Investasi yang Menguntungkan Mesin rak telur bukan hanya alat produksi, tetapi juga investasi yang dapat meningkatkan daya saing bisnis Anda di pasar. Dengan kemampuan memproduksi rak telur dalam jumlah besar dan kualitas tinggi, Anda memiliki peluang besar untuk menjangkau pasar lokal maupun ekspor. Dukungan Teknologi Modern Mesin rak telur dilengkapi dengan fitur-fitur canggih seperti panel kontrol digital yang memudahkan pengaturan suhu, tekanan, dan waktu produksi. Kemudahan ini memungkinkan siapa pun, bahkan tanpa pengalaman teknis yang mendalam, untuk mengoperasikan mesin dengan efisien.