• Tidak ada hasil yang ditemukan

Denaturasi Dan Daya Cerna Protein pada Proses Pengolahan Lawa Bale (Makanan Tradisional Sulawesi Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Denaturasi Dan Daya Cerna Protein pada Proses Pengolahan Lawa Bale (Makanan Tradisional Sulawesi Selatan)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

]-ji.4 l:i,, .+:.

TINJAUAN

PUSTAKA

Modifikasi

Gaya

Hidup

dan

lntervensi

Farnekologis Dini

mtuk

Pencegahan

Diabetes Mellitus Tipe 2

Sirdrona

Metabolik dan Epidemiologi

ARTIKEL

PENELITIAN

Aktifitas

Fisik

dan

Keselratan

tMental

tefiadap

Kejadian Penyakit

Jantung

Korcner pada Pasien

Ravral

Jalan

di

RSUP

Dr.Wahidin Sudirohusodo dan

RSUD Labuang Baji Makassar

Denaturasi

dan

Daya Cerna Protein pada Proses Pengolahan

Lawa

Bale

(Makanan fradisional

Sularvesi Sdatan)

Penyelenggaraan

Makarnn dan Tingkat Keptasan Atlet

di

PPLP

Dispora

Makassar

Huhrngan

Pola Pemberian ASI dan MP-ASI dengan Gizi Suruk

padaAnak

S

24

Bulan di Kelurahan

Pannanpu

Makassar

Studi

lnfeksi

Kecacingan dan Anemia pada

Sisua

Sekdah

Dma

di

Daerah

Endenik

Malaria, Kabupaten Marruju

Hubungan Bemt Badan Lahir dan Pelayanan KIA terhadap Status Gizi Anak Balita di Kelumhan

Tamanaung

Makassar

Pemanfaatan fvtnyak

Sawit Merah dalam

Pembuatan

Bisktit K4ra

Beta

Karden

Pengaruh Subtitusi

Tepung Kedelai

terhadap Penerimaan

dan

Kand

ungan Gizi

Sakko-S

akko

(2)

h/g

nlX*A.

lEtzl

pfmryeral{.at

fmfl{)rr*sne

The

Jor--rrr-r;;ll

crf lrrcJ<>r-resiarr

Cc>r-r--rt-y-rrr-rrrit;r

FJutriLic>rr

DAFTAR

ISI

Volume

1,

Nomor

2,

Februari

2012

PUSTAKA

Gaya Hidup

dan

lntervensi

Farmakologis

Dini

untuk

65

Diabetes

Mellitus

Tipe

2

Metabolik dan Epidemiologi

Jafar

M.reL

PENELITIAN

k

dan

Kesehatan

Mental

terhadap

Kejadian

Penyakit

RSUP

Dr.

Wahidin

rer

pada Pasien

Rawat

Jalan

di

dan

RSUD

Labuang Baji

Makassar

Citrake

suma

saril

Ami

n u d d i

n

dan

Daya

Cerna

Protein pada

Proses Pengolahan

Lawa

Tradisional

Sulawesi

Selatan)

ffidhlrrnad

Asrullah,

Ayu

Hardiyanti Mathar, Citrakesumasarf, Nurhaedar

{E-

St

Fatimah

htenggaraan

Makanan

dan

Tingkat Kepuasan

Atlet

di

Pusat

91

Hffkan

dan

Latihan Pelajar Dinas

Pendidikan Pemuda

dan

0tlega

Makassar

&mnnftrdranty,

Nur

Radhiyah, Djunaedi M.Dachlan, Mushawwir

Taiyeb

h'rgan

Pola

Pemberian ASI

dan

MP

ASI dengan

Gizi Buruk

pada

H

G24 Bulan

di

Kelurahan Pannampu Makassar

ySusanfy,

Mesri

Kartika,

Veni

Hadju,

Sri'ah

Atharini

ry

ffieksi

Kecacingan

dan

Anemia pada Siswa Sekolah Dasar

di

h*r

Endemik Malaria, Kabupaten

Mamuju

ffiyaa,

Nurpudji

A.

Taslim,

Faisal

Attamimi

nlgan

Berat Badan

Lahir

dan Pelayanan

KIA

terhadap Status

Gizi

H

Balita

di

Kelurahan Tamamaung Makassar

-try Dti

Muqni,

Veni

Hadju, Nurhaedar

Jafar

Maatan

Minyak

Sawit

Merah

dalam

Pembuatan

Biskuit

Kaya

frr

Karoren

Uffit

Najamuddin, Saifuddin Sirajuddin, Burhanuddin Bahar

lhgaruh

Subtitusi Tepung

Kedelai terhadap

Penerimaan

dan

Irfirngan

Gizi

Sakko-Sakko

l

tle,indah

Jayadi, Burhanuddin Bahar, Saifuddin Sirajuddin

71

79

84

97

104

109

117

122

(3)

Artikel

Penelitian

DEI\IdTURASI

DAN DAYA

CERNA

PROTEIN

PN}APROSES PENGOLAIIAN

LAWA BALE (MAKANAT{ TRADISIONAL

STtr.AIryESI

SELATAI'I)

DEN

ATURAION

AND

PR

O

TEIN

D

IGE STIBILTTY

IN

IIIE

PRO

CES

SING

OF

LAWA

BALE

(TRADTTIONAT

F O

OD

OE

SOIIITI

SIILAWESI)

Muhammad As rull alt*

t,

Ayu Har d i y anti Matlruy',"

+mffimumry

Nurhaedar Jofar' , St Fatimah'

*E-mail : arulmuhammad25@yahoo.com

/Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakal, Universitas Hasanuddin, Makassar 'RSUP Dr.dr.

wahidin

Sudirohgsodo, Makassar

Abstract

The processing

of

food that contains

with

enrich protein

nutition

such as acidificating and warming.

If

its processing is uncontrolled can decrease the nutritional value such as the processing of Lawa Bale. The aim

of

inis

stuay were to find which is the processing

of

Lawa Bale can reduce the de,naturation of protein

in

each

processes and to analysis the digestibility of protein

in

the processing

of

Lawa Bale. The type of this study

was

an

experimental

with

post test

only

control design.

This

study used three formulations

in

each

of

formulations had done with twice of repeating processes (duplo). This study was done with three stages such

as making of Lawa Bale, analyzing and digestibility of protein contents in the processing of Lawa Bale. Data analysis was done using descriptive analysis. The result of this study showed that 34,80yo,28,79yo,

arfi

l9%o

of the denaturation of protein from formula A, B, and C of the processing of Lawa Bale. The digestibiiity

of

protein showed in the processing of Lawa Bale with using the formula

A

had decreased by 2,7Yo, the formula

-g

huA increased

by

17,4o/o and the fonrrula C had increased

by

l6,9Yo. The conclude of this study showed that

formula

C

was the best way

to

decreases

in

the denaturation

of

protein and was the highest

effort

in

the

digestibility

of

protein. This study is recommendated to public to using the formula

C in

the processing

of

Lawa Bale and to further studies are needed to deterrnine how increasing the nutritional value in Lawa Bale.

Keyvvords

:

lawa bale, protein, denaturation, digestibility

Pendahuluan

Ikan

merupakan

bahan pangan

yang

bersifat

perishable

atau mudah

mengalami

kerusakan.

Sebagai sumber

protein,

ikan

cukup

diminati, karena selain murah dan enak,

juga

dapat diolah

menjadi

berbagai

produk,

baik

dengan

cara

tradisional maupun modem. Beberapa makanan

tradisional Sulawesi Selatan dengan bahan baku

ikan

diolah

menggunakan

teknik

pengasaman

seperti

Lawa

Bale

tet', yang hanya dimatangkan

dengan

air

cuka atau

air

jeruk

tanpa

proses pemasakan.i

Secara

umum,

pengolahan

bahan

pangan

berprotein dapat dilakukan secara fisilg kimia, atau

biologis.

Secara

frsik

biasanya dilakukan dengan

penghancuran

atau

pemanasan.

Secara

kimia

dengan psnggunaan pelarut organik, pengoksidasi,

alkali,

asam atau belerang dioksida,

dan

secara

biologis

dengan

hidrolisa

enzimatis

atau

fermentasi.

Pengolahan

bahan pangan

kaya kandungan

at g!

protein yang tidak terkontrol

dengan

baik

dap?t

menyebabkan terjadinya

penurumnnilai gizi.2

Nilai gizi

protein suatu bahan pangan ditentukan bukan saja oleh kadar protein yang dikandungnya, tetapi

juga

oleh ketersediaan atau dapat tidaknya

protein tersebut digunakan oleh tubuh. Saiah satu

parameter

nilai

gzi

protein adalah daya cernanya

yang

didefinisikan

sebagai

efektivitas

absorbsi

protein oleh tubuh.3

(4)

Denaturasi dan Daya Cerna

Protein

padaLawaBale (M:uih.

Asrullah,

Ayu)

cerna suatu protein. Disamping

itu

terjadi

i

mtara

protein atau

asam

amino

9""gT

pnen

lair

(gula pereduksi, polifenol, lemalg

@uksi

okidasi)

dan

bahan kimia

""+:l

belerang oksida atau hidrogen peroksida)

mengakibatkan menurunnya

daya

cerna

1

Sumiatia

menunjukkan

bahwa dan penambahan burnbu berPengaruh terhadap penurunan kadar protein ikan yang

lm

dengan larutan cuka dan garam' Hasil

im

yang

dilakukan Nurjanah menyatakan

teryaai penurunan

kadar

Protein

::tl+

,n pada .rdurg ronggeng yakni

dai87

-,09-oh

gO,Zl%yang

diikuti

oleh penurunan kadar

yang dapat

memPengaruhi daYa

protein,

misatnya

natiye

dari

kacang-m kacang-mentah lebih sulit dicerna daripada yang h-mengalami denaturasi oleh panas' Demikian mOapatrya faktor an.i- grzi seperti antitryp-si4

iosin/hemaglutinin, dapat merendahkan

idrat

dan lemak's

Dari

penjelasan

di

atas

diketahui bahwa protein dapat teldenaturasr

daya cerna protein akan

menurun

oleh

otuU*

larutan asam

dan

pemanasan suhu

I

terhadap bahan makanan terutama bahan

trran

yang memiliki kadar

protein. tinggi

puau

ftuo.

Oleh karena itu, penelitian

ini

untuk memperoleh informasi mengenai

pengolahan

yang

dapat

meminimaiisir rasi protein pada setiap proses dan olahan

fomrulasi, dan masing-masing perlakuan dua kali pengulangan (Duplo). Penelitian dilakukan dalam

iou"

tuhap,

yuito

pembuatan

Lawa

Bale berdasarkan

hasil

observasi

formula

di

beberapa rumah makan dan anaiisis kadar protein ikan Teri

pada

oiahan

Lawa Bale.

Dalam penelitian

ini'

Lo*o Bale

sebagai variabel dependen, sedangkan

denaturasi dan daya cerna protein sebagai variabel independen.

Populasi dan SamPel

Populasi dalam penelitian

ini

adalah Lawa Bale di

rumah

makan

se-kota Makassar' Sampel dalam

penelitian

ini

adalah tiga formuiT l-awa Bale, yang

liu*tif

berdasarkan

formuia

dari

rumah makan

yang

bersedia memberikan resep dengan bahan

i*g

ditarik

menggunakan

'"k"-'k

random

saipltng.

Formula yang dimaksud. adalah formula

e

dengan bahan

baku ikan

teri

segar dengan perlaku-an perendaman

cuka

2OoA, pemberian

p"rurun

jeruk nipis

dan

penamlahan

kelapa

'sangrai.

iormula

B

d"ttgu,

bahan baku ikan teri

yuo!

Oitt*sir

pada suhu 700C, kemudian diberi

p".^*

jeruk nipis dan diberi kelapa sangria, serta

iormula

C

dengan bahan baku ikan teri segar yang

dibiansir pada suhu 700C, dan diberi air asam jawa

kemudian

diberi

tambahan

kelapa

sangrai dan jantung Pisang.

PengumPulan Data

Data

hasil

penelitian

diperoleh dengan analisis

protein menggunakan metode mikro-Kjedahl dan analisis daya cerna protein menggunakan metode Pepsin Digest Residue Index (PDR)'

Analisis Data

Data hasil penelitian diolah menggunakan prograln

aplikasi Microsoft

Excel

dan

dianalisis menggunakan an6lisis deskriptif'

Hasil Penelitian

Bahan PelengkaP

Hasil

peneiitian menunjukkan bahwa

dari

kedua bahan pelengkap

di

atas, kelapa sangrai memiliki

kandungan

protein

lebih

besar,

yaitu

9'27

gam/t0O

gram sedangkan jantung pisang

hanyl

i,35 gru*

protein/10O gram' Sementara

dari

segi

daya

ierna,

jantung pisang

memiliki

daya cerna

Bali

berdasarkan persen denaturasi yang

dan Metode

i Penelitian

pembuatan

Lawa Bale

dilaksanakan dr

rium

kuliner

program

studi

Ilmu

Gizi,

serta

Kesehatan Masyarakat, sedangkan untuk

daya cema protein,

dianaiisis

di

Kimia

Makanan Ternak

Fakultas Universitas Hasanuddin.

dan Variab el P enelitian

penelitian yang digunakan adalah penelitran-iment

laboratory dengandesainposr tust only

I design. Penelitian ini menggunakan metode

imen

dengan anaiisa

laboratorium,

(5)

.

Media Gizi

Masyarakat

Indomsi+1imr.luoz

Februari 2012:8L90

Tabel

l.

Kadar Protein Lawa Bale Formula

A

B'

daQ

SGfiryfhIl@Olahan

tr'ormula Sampel

Ulangan

%

hofitL

Protein

rata-Gram)

rata

&r

DilI

A

Ikan Teri (A1)

IA1+ perendaman Cuka (A2)

A2

*

Perasan jeruk niPis (A3)

A,3 + Kelapa Sangrai (A4)

Ikan Teri (B1)

81 + Blansir (82)

82 + Perasan jeruk nipis (83)

83 + kelapa sangrai (B4)

Ikan teri segar (C1)

C1 + blansir (C2)

CZ + atr asam jawa (C3)

C3+kelapa sangrai+jantung pisang

(c4) I 2 1 2 1 2 1 2 I 2 1 2 1 2 1 2 I 2 1 2 1 2 1 2 r7-3t t7_9 t2-94

t3.v

LI.G

t2-11 to-2 r 1.15 t7-7 t7-Tl t5-52 t4-96 13-18 13-47 11.68 10-88 t6-01 15.78 r535 l5-05 15.61 14-95 r0.(}9 9-77

t5

t5

t5

85 85

t5

lo0

100

.to

80 80 80

t0

80 100 100 65 65 65 65 65 65 100 r00

t4.77

A.9g t5.22

11.00 n.fi

tt.34

9'89

-

10.09 10.29

10.20

10.68 11.15

t4.16

B.gg t3.82

t2.42 n.s

tt.97

10.54

10.66 10.78

11.68

1 1.28

10.88

,

10'41

10.33 r0.26

9'98

9.88 9.78

i0.15

g.g3 9.72

10.09

g.g3 9.77

protein lebih besar yaitu 97.7%, sedangkan kelapa

sangrai hanya 33.8%.

Kadar Protein

Hasil

uji

laboratorium menunjukkan bahwa kadar

protein ikan

teri

segar

(A1)

yang digunakan pada

formula

A

sebesar

14.99

gram

dan

mengalami

penurunan

kadar

protein

setelah

perendaman

dengan

cuka

(A2)

sebesar

3,82

gran

menjadi

ll,l7

gram. Kadar protein

ikan

mengalami penurunan kembali setelah penambahan jeruk nipis

(A3)

menjadi 10.09 gram. Pada saat penambahan

kelapa

sangrai

(A4), terjadi

peningkatan kadar protein menjadi 10,68 gram (Tabel 1).

Kadar protein ikan

teri

segar (B1) yang digunakan

pada formula B sebesar L3.99 gtamdan mengalami

p€lilrunm

kadil

protein

setelah proses blansir

(82)

s€besil 1,8

grrm

menjadi 12,19 gram. Kadar

protein

ikxn

penunrnan

kembaii

setdah

pcnmbahm

jenrk nipis (B3)

menjadi 10.66 gram- Pada saat pe,nambahan kelapa sangrai

(84),

t€dadi

perindrrm

kadar

protein

menjadi 1128

erm

(Trbd

r).

Kadil

pmfidn

ilffii

t€d

segar (C1) yang digunakan

pada formula C sebesr 10,33 gram dan mengalami

peilrmm

hdil

protein

setelah proses blansir (C2) s€besil 0;+5

Sre

me,qiadi 9,88 gram. Kadar

prorcin

ikun

merrgalami

kenaikan

setelah

pen4g1batsln

aum

jau'a

sebesar 0,05 gram (C3) menjadi

993 grm-

Pada saat penambahan kelapa

sangrai

dm

jffig

pisang

(C4),

tidak

terjadi

penindetrn

ladilf,otein

(fabet

1). 86

(6)

Denaturasi dan Daya Cerna Protein padaLazoaBale (};/lutr.

Asrullah,

Ayu)

Tabel 2. Analisis Denaturasi Protein pada Pengolahtn Lawu BuleBormala A, B, dan C

Formula Froses Protein (gram)

Sebelum

Sesudah o/o Denaturasi

A

Perendaman Cuka Penambahan JerukNiPis

B

Blansir

Penambahau Jeruk NiPis

C

Blansir

Penambahan Asam Jawa

14.99

tt.t7

13.99 t2.19 10.33 9.88 11.17 10.09 12.t9 10.66 9.88 9.93 25.48 9.67 t2.87 12.55 4.36 -0.s 1

Tabel3. Analisis Kadar Protein Formula A, B, dan C per 100 gram Sebelum Pengolahan

f,'ormula Bahan Ulangan 7o Protein Gram

Bahan

Protein

€ram,

Rata-Rata

A

Ikan Teri a Kelapa sangria Ikan Teri Kelapa sangria 1 2 1 2 17.38 17.90 9.03 9.s 1 Total 17.70 t7.27 9.03 9.51 Total i6.01 15.78 9.03 9.51 1.45 1.24 8s 85 15 15 80 80 20 20 t4.7',t t5.22 1.35 1.43 t4.r6 t3.82 1.81 1.90 14.99 1.39 16.38 13.99 1.8s 15.84 11.01 0.98 0.27 12.26 1 2 1 2 C Ikan Teri Kelapa Sangrai Jantung pisang Total

65

10.41

65

10.26

15

1.3s

15

1.43

20

0.29

20

0.25 1 2 1 2 1 2

Mfutrasi

Protein

Srmula

A

terdiri

dari

2

tahap pengolahan yang

&pt

menyebabkan denaturasi protein. Dua tahap

trsebut

adalah perendaman dengan

cuka

dan

lmberian

air j eruk nipis.

masil

uji

kadar protein

membuktikan

terjadi

fuaturasi

protein masing-masing sebesar 25,480 , fu9,67o/o (Tabel Z).Kadat protein pada formula

A

berdasarkan bahan

baku

sebelum pengolahan sebesar 16,38 gram

(Tabel

3).

Setelah diketahui kadar protein sebelum pengolahan, maka diperoleh

jumlah denaturasi protein yang terjadi cukup tinggi

yakni

sebesar

34,80%0.

Denaturasi

tersebut menyebabkan berkurangnya

kadar

protein

yang cukup tinggi sebesar 5,7 gtam

(Tabel4)'

Formula

B juga terdiri

da/.

2

tahap pengolahan yang dapat menyebabkan denaturasi protein, yaitu

(7)

Media Gizi

Masyarakat

IndureS4

Vol-g.IoZ

Februari

2012: M_90

proses blansir dan pemberian air jeruk nipis. Hasil

uji

kadar protein membuktikan

te{adi

denaturasi

protein

sebesar l2,87oA

dan

12,55o/o

(Tabel

2).

Kadar protein pada fonnula

ini

berdasarkan bahan

93k,

sebelum pengolahan sebesar

li,g4

gram

(Tabel3).

Jadi,.denaturasi protein yang terjadi cukup tinggi

yakni

sebesar 28.79%. Denaturasi

tersebut menyebabkan berkurangnya kadar protein sebesar

4,56 gram

(Tabel4)

Hasil

uji

kadar

protein

forrnula

C

menunjukkan

bahwa

proses

blansir

menyebabkan terjadinya

denaturasi

protein

sebesar

4,36yo,

sementara

penambahan

air

asam

jawa

meski

tidak menyebabkan denaturasi, tetapi menambah kadar

protein

sebesar

0,5loh (Tabel

2). Hasil

analisis

kadar protein

berdasarkan bahan

baku

sebelum

pengolahan sebesar

L2,26

gram (Tabel

3).

Denaturasi tersebut menyebabkan berkurangnya

kadar protein sebesar

2,33

gram

(Tabel

4).

iadi,

denaturasi yang

te{adi

pada formula

ini

sebesar

I9.00oA,

yang berarti

lebih

rendah

dibanding formula

A

dan B.

Hasil

analisis

denaturasi

ketiga

formula

menunjukftan bahwa formula

A

adalah yang paling

tinggi

kadar

denaturasinya,

yakni

,"U*yut

34,80yo dengan penurunan kadar

protein

sebesar

5,7

gram, kemudian

formula

B

sebesar 2g,7goh

dengan penurunan kadar protein sebesar

4,2

gram, dan yang terakhir adalah formula C, yaitu sebesar

9Yo dengan penurunan kadar protein sebesar 2,33

grq4 (Gambqr

D.

Tabel

4.

Analisis Persen

Total

Denaturasi Hasil Olahan Lawa Bale f,.ormula A, B, Dan C

per

100

gram

Sebelum

dan

Sesudah Pengolahan

Formula Protein (gram) o//o Denaturasi Sebelum Sesudah A B C 16.38 15.84 12.26 10.68 11.28 9.93 34.80 28.79 19.00 Daya

C*uh*nt

Hasil

uji

labrmium

menunjukftan bahwa daya

cerna

protdn frnnnla

A

mengalami penurunan

sebesa

2-T,e

dili

38.4% menjaOi

35.7%.

Sdmgkm pada

formula

B,

mengalami peningkat

n

sebesr

l7_4%o;

dan

32.3% menjadi

49.7.Yo- Begim

juga

pada formula

C,

mengalami

peningtzt-rn

sebesil

16.9/o; dart

50.,4% menjadi

67.3%

(Trbel

S).

Pembahesen

Proses pengolahm dari ketiga fonnula Lawa Bale

menunjuHran terjadinya denaturasi

protein

yang

me,lryebabken

tedsu.anpy4

kadar dan perubahan

daya

oerna

pmotein-

penurunan

kadar

dan

peruUanm

daya

cenra protein

berbeda_beda

tergmtmg penaUan

yang

diterima.

Untuk

denatrrasi

proteiq

perendaman cuka pada proses

pengolahan

formula

A

menyebabkan denaturasi sebesar 25,48o/o.

Hal

ini

menyebabkan penurunan kadar protein sebesar 3,82 gram. penurunan kadar

protein ini.disebabkan

oleh

terjadinya rasemisasi

asam amino, pertrbahan bentuk

L

menjadi

D.

Hal ters€b{t dapat me,lryebabkan menurunnya nllai gizi

protein

ahlbat terjadinya

penurunan avaibilitas 65sa amiho esensial. penambahan jeruk nipis pada

prosqs

pengolahan

formula

A

menyebabkan de,natrrasi sebesar 9,67yo

dan pada forrnula

B sebesar

ti,SSyo-

perbedaan

ini

terjadi

karena perbedaan

volume dan lama

pendiaman setelah

pemberim

cuka

Pada proses pengolahan formula

I j*rk

nipis yang digunakan sebanyak 1

ml

dan

lama pendiamm selama 1 menit. Seiangkan pada formula

B,

jeruk

nipis

yang digunakan sebanyak

4,5 ml, dan didiamkan selama 2 menit. perbedaan

volume

datr

lama

pendiaman

menyebabkan

perbedam

91*

protein.

Hal

ini

,"roui

dengan

teori

yang

itikemukakan

Ophart,

C.E

(dalam

f"Ug4,

2008)s

bahwa

semakin

lama

protein bereaksi dengan ?s?n, kemungkinan besar ikatan

peptida terhidrolisis

sehingga

struktur

primer

protein

rusak-Penambahan asam

jawa

pada

formula

C

me,nyebabkan

denaturasi

protein

meningkatkan kadar

protein

sebesar O.5l%

melringkat

sebesar

0,05

gram.

Hal

kemungkinan disebabkan

oleh

singkatnya pendiaman

air

asam

jawa

dengan ikan

teri

segar.

Selain

itu,

peningkatan

kadar protein

ilan

kemungkinan berasal dari asam jawa. Kandungan

tidak tetapi

atau

ini

(8)

Denaturasi dan Daya Cema

Protein

padal,aroa Bale

(Muh. Asrullah, Ayrr)

potein

asam

jawa

cukup

tinggi

dibanding

hdungan

protein

jeruk nipis yakni

sekitar 2,8

gramper 100 gram.6

Proses

blansir pada formula

A

menyebabkan denaturasi sebesar l2,87yo atau penurunan kadar

potein

sebesar 3,82 gram, sedangkan pada formula

B,

sebesar

4,360

atau penurunan kadar protein sebesar

0,45

gram. Perbedaan penurunan kadar

Xrotern

ini

kemungkinan disebabkan

oleh perbedaan

berat

bahan

yang

digunakan. Bahan

pada

formula

A

lebih

banyak sehingga terdapat

lmmukaan ikan yang tidak kontak langsung pada

airpanas. Proses denaturasi oleh panas disebabkan

oleh

pengrusakan

ikatan

hidrogen

dan

interaksi

hi&ofobik

nonpolar

protein.

Penurunan kadar Xrotein pada proses pengolahan Lawa Bale sqa\an

rlerrgan

penelitian

Linggal, yang

menunjukkan

mjadinya

penurunan

kadar protein

daging rqiungao dengan pemanasan menggunakan media

udaa (pengukusan).

Ferendaman cuka pada formula

A

menyebabkan

Ircnrrrunan

daya cerna protein

sebesar 2,7o .

Penurunan

ini

disebabkan

oleh

rasemisasi asam

anin6,

perubahan bentuk

L

menjadi bentuk D. Pada kejadian

ini,

asam

amino

bentuk

L

akan

berubah

menjadi bentuk

D

yang

tidak

dapat

digunakan

oleh

tubuh.

Hai

tersebut

dapat

menyebabkan menurunnya

niiai

gizi protein akibat

ttrjadinya

penurunan

avaibilitas asam

amino esensial. Sesuai dengan pendapat Rachmawati8,

lmg

menyatakan bahwa larutan asam asetat yang merupakan asam lemah dengan

pKa

i0-5 sebagai

media

perendaman memungkinkan pengrusakan

daupun pelarutan protein. Perubahan bentuk dan

rasemrsasr asam amino tersebut dapat terjadi pada

pH

asam.

pH

Cuka yang berkisar antara 2,3-2,4

dapat

menurunkan stabilitas sebagai

akibat

terjadinya

interaksi

elektrostatik

yang meningkatkan muatan

positif

dari protein sehingga

menyebabkan protein memiliki struictur unfo lfed.

Pada formula

B

dan

C,

perlakuan

blansir

(suhu

70"C)

menyebabkan

peningkatan daya

cerna

protein masing-masing sebesar 17,4yo dan l6,9Yo.

Hal

ini

terjadi karena proses blansir menyebabkan

protein

mengalami

denaturasi.

Sejalan

dengan

pendapat DeMane, yang menyatakan bahwa suhu

55-75"C

menyebabkan sebagian

besar

protein terdenaturasi. Denaturasi

protein

mengakibatkan terbukanya susunan

tiga

dimensi molekul protein

menjadi struktur yang acak.

Susunan molekul

protein

yang

terbuka

ini

diduga

dapat

mempernudah enzim pepsin menguraikan residu

fenilalanin,

tirosin

dan triptopan

sehingga dapat

menyebabkan peningkatan daya cerna protein.

Kesimpulan

dan Saran

Berdasarkan persen denaturasi protein pada proses

pengolahan Lawa Bale, maka disimpulkan bahwa pengolahan yang terbaik adalah teknik pengolahan

formula C. Oleh karena

itu,

peneliti menyarankan

kepada masyarakat

agar

mengolah

Lawa

Bale

dengan menggunakan

teknik

ini

dan

diadakan

penelitian lanjutan mengenai inovasi pengolahan yang dapat memperkaya kandungan zat gizi Lawa Bale.

Tabel 5. Analisis Daya Cerna Protein pada pengolthan Lawa BaleI'ormlula A, B, dan C

o/o Daya Cerna Protein

Formula

Proses

Bahan

Sebelum Sesudah C Perendaman Cuka Penambahan Jeruk Nipis Blansir Penambahan Jeruk Nipis Blansir Penambahan Asam Jawa

Ikan dan kelapa

sangrai

Ikan dan kelapa

angrai Ikan, kelapa sangrai dan jantung pisang 38.4 52.) 50.4 35.7 49.7 67.3

(9)

l

i

r15

o !

Ero

k

oo5

MediaGiziMasyarakatlndonesia,Vol'1'No'2'Februari2012]i84-90

I

Bahan Mentah lawa Bale

-

Olahan Lawa Bale

Formula

A

Formula

'B

.Fofinlua \-Perlakuan

Gambar 1. Grafik Perbandingan Besar Persen Total Denaturasi

Daftar

Pustaka

1.

Mahendradatta,

Meta.

Makanan Tradisional Sulawesi Berbasis

Ikan'

Makassar: Masagena

Press; 2009.

2.

Palupi,

dkk.

Pengaruh Pengolahan Terhadap

Niiai Gizi

Pangan.

Bogor:

Departemen

Ilmu

dan Teknologi Pangan Fateta IPB; 2007'

3.

Ertanto, dkk. Penentuan Daya Cerna Protein

Kacang

Komak

Secara

In-Vitro

sebagai

Diverslfikasi Pangan Sumber Protein Nabati

(Skripsi).

Bogor: Institut

Pertanian Bogor;

4.

'rlrlli"t

, Titin. Pengaruh Pengolahan Terhadap

Mutu

Cerna

Protlin Ikan Mujair

(Tilapia

Mossambica)

(Skripsi)' Bogor:

hstitut

Pertanian Bogor; 2008.

5.

Nurjanah. Perubahan

Komposisi

Kimia

dan

Vitamin Daging Udang

Ronggeng

(Harpioquilla

Raphidea)

Akitat

Perebusan'

il"rii"

teknologi Hasil

Perikanan' 2008;

XI

(2): 76-88.

6. irnsecl

Tabel

KomPosisi

Pangan

Indonesia.

Jakarta:

PT Elex

Media KomPutindo;2009.

7

.

Lingla,

Lenni Asnita BR' Karakteristik Protein

dan Asam Amino Daging Rajungan (Portunus

Pelagicus)

Akibat

Pengukusan

(Skripsi)'

Bogor: lnstitut Pertanian Bogor; 2011'

8.

RaJhmawati,

Heni.

Strategi

Pengembangan

Formula Protein Rekombinan (Skripsi)' Bogor: FF ITB;2000.

g.

DeMan,

J.

M.

Kimia

Pangan'

Edisi

Kedua' Bandung: Institut Teknologi Bandung; 1997'

pada Ketiga Formula Olahan Lawa Bale

Formula

B

Formula C

Referensi

Dokumen terkait

WHO (1989) menetapkan bahwa individu yang mengalami ketidakmampuan bersosialisasi adalah individu yang tidak dapat melakukan aktivitas yang biasanya dapat dilakukan oleh

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis apakah stress kerja dan motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.. SMART Tbk Sumatera

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengukuran tingkat kelelahan pada kelompok perlakuan mengalami penurunan dibandingkan dengan tingkat kelelahan

Virus Orf isolal B7 yang telah tumbuh berulangkali pada kultur sel paru-paru janin domba diberi perlakuan secara terpisah meliputi beku pada sulut -200C clan cair suhu kamar 260C

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fraksi serat yang terkandung dalam silase kulit pisang kepok (Musa paradisiaca) dengan penambahan level dedak

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah telah menetapkan Peraturan Menteri No. 25/Per/M.KUM/IX/2015 tentang revitalisas koperasi. Pertama untuk meningkatkan pera

'I know that, Jo, but it's just that — well, I don't think the Brigadier would admit this, but we felt a bit defenceless while you two were away.'.. 'Defenceless?' asked