LAPORAN LOKAKARYA
SURVEILAN KLB KERACUNAN PANGAN
[REPORT OF THE WORKSHOP ON FOODBORNE DISEASE OUTBREAK SURVEILLANCE]
EXECUTIVE SUMMARY
Workshop on Foodborne Disease Outbreak Surveillance was held in Jakarta, October 22nd, 2003. It was organized by the National Agency for Drug and Food Control (NADFC), Republic of Indonesia and supported by the WHO (World Health Organization), Jakarta. A total of 32 participants including secretariat, participated in the workshop. The aim of this workshop was to discuss the finding result and the follow up of the Pilot Project on Food Borne
Disease Outbreak Surveillance. The workshop was officially opened by Dr. Ir. Winiati Pudji Rahayu, MS,
Director of Food Safety Surveillance and Extension, NADFC on behalf of Deputy Chairman for Food Safety and Hazardous Substance Control. In her welcoming address, she stressed that food borne disease outbreak is a problem that need a solution. Because of several institutions involved in the investigation and response of foodborne disease outbreak, it needs a clear mechanism. She expected that the recommended mechanism and investigation guideline will be of importance to the field implementation.
Important information concerning food borne disease outbreak was provided by the participants and presented in this report. The participants agreed with the mechanisms and the forms of the investigation. Provincial Health Authority of Jakarta will pretest the mechanism and use the forms of FBD investigation. The police are interested in the program, especially on the sample management.
LATAR BELAKANG
Laporan KLB Keracunan Pangan di Indonesia dipercaya masih di bawah jumlah yang diperkirakan terjadi. Pentingnya persoalan ini sebagai masalah kesehatan belum sepenuhnya disadari oleh pihak-pihak terkait, sehingga dampak kesehatan dan ekonomi yang diperkirakan sangat luas tidak dapat diketahui. Banyak kasus KLB keracunan pangan di Indonesia yang tidak dilaporkan atau beberapa telah dilaporkan tanpa diketahui penyebabnya. Karena itu banyak penyebab KLB yang sebenarnya belum diketahui.
Untuk itu telah dilaksanakan pilot project Surveilan KLB Keracunan Pangan di DKI Jakarta atas dukungan WHO yang tujuan utamanya adalah untuk memperkuat koordinasi lembaga terkait, memperjelas mekanisme investigasi, mengidentifikasi masalah serta solusi dalam Surveilan KLB Keracunan Pangan.
TUJUAN LOKAKARYA
Tujuan lokakarya ini adalah untuk mendiskusikan hasil dan tindak lanjut pilot
project Surveilan KLB Keracunan Pangan.
HASIL YANG DIHARAPKAN DARI LOKAKARYA INI
1. Disosialisasikannya dan disepakatinya mekanisme investigasi KLB Keracunan Pangan
2. Disosialisasikannya dan disepakatinya format yang digunakan untuk keperluan investigasi KLB Keracunan Pangan.
3. Disepakatinya untuk uji coba mekanisme dan format investigasi KLB Keracunan Pangan.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Waktu
Waktu : Rabu, 22 Oktober 2003
Tempat : Ruang rapat Kepala Biro Umum, Badan POM Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat
Kepanitian
Penasehat : - Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
- Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Koodinator Pelaksana : Roy A. Sparringa, PhD.
Kesekretariatan : - drh. A.A. Nyoman Merta Negara - Ir. Dedi Darusman
Logistik dan Konsumsi : Yanti Ratnasari, SP
Jadwal acara
08.30 – 09.00 Pendaftaran peserta
09.00 – 09.30 Laporan Ketua Panitia Pelaksana Lokakarya Surveilan KLB Keracunan Pangan, Roy A. Sparringa, PhD
Sambutan dan Pembukaan Lokakarya
Dr. Ir. Winiati Pudji Rahayu, Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
09.30 - 10.15 Sosialisasi dan Implementasi Mekanisme Investigasi dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangan, dr. Erfandi, FETP
10.15 - 11.00 Sosialisasi Penggunaan Format Investigasi dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangan, DR. Ratih Dewanti – Hariyadi
11.00 – 11.45 Hasil Pilot Project Surveilan KLB Keracunan Pangan, Roy A. Sparringa, PhD
11.45 - 12.30 Diskusi Tindak Lanjut Program Surveilan KLB Keracunan Pangan
12.30 – 12.45 Penutupan, DR. Winiati P. Rahayu
12.45 – 13.30 Makan siang dan ramah tamah
PESERTA LOKAKARYA
Jumlah peserta lokakarya yang hadir termasuk sekretariat adalah 32 orang (Lampiran 1).
Laporan Ketua Panitia Lokakarya Surveilan KLB Keracunan Pangan
Roy A. Sparringa, PhD, Kepala Subdit Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan, Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM, Republik Indonesia
Yang terhormat Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Prof. Dr. Ir. Winiati P. Rahayu, MS
Yang terhormat para konsultan dan para anggota Pilot Project Surveilan KLB Keracunan Pangan.
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan para peserta lokakarya yang kami hormati, Salam Sejahtera buat kita semua.
Hari ini adalah kesempatan yang berharga untuk mendiskusikan hasil Pilot
Project Surveilan KLB Keracunan Pangan. Tujuan dari lokakarya ini adalah
untuk mendiskusikan hasil dan tindak lanjut pilot project ini. Ada dua keluaran penting dari program ini yaitu mekanisme investigasi KLB Keracunan Pangan serta format yang digunakan untuk keperluan investigasi KLB Keracunan Pangan. Kedua keluaran ini merupakan penyempurnaan yang telah mempertimbangkan masukan Bapak dan Ibu pada saat pertemuan sosialisasi pada bulan September 2003.
Pilot project ini memang akan berakhir pada 31 Oktober 2003 ini, tetapi
pekerjaan kita belum selesai masih banyak agenda yang harus diselesaikan. Untuk itu pertemuan saat ini juga akan membahas rencana tindak lanjutnya. Kami mengharapkan mekanisme dan format investigasi KLB Keracunan Pangan ini bisa diujicobakan dan nantinya kami membutuhkan feed back
sebelum pedoman ini diterapkan pada tingkat nasional.
Kami atas nama panitia mengucapkan terima kasih atas kerjasama para anggota dalam pilot project ini dan tidak melupakan jasa konsultan yang membantu program ini. Para konsultan, dr Erfandi dan DR Ir. Ratih Dewanti-Hariyadi akan mensosialisasikan kedua keluaran pada lokakarya hari ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota panitia yang membantu penyelenggaraan lokakarya ini. Selamat berdiskusi, Sekian dan terima kasih
Ketua Panitia
SAMBUTAN DAN PRESENTASI LOKAKARYA SURVEILAN KLB KERACUNAN PANGAN
Sambutan dan Peresmian Lokakarya Surveilan KLB Keracunan Pangan
DR. Ir. Winiati Pudji Rahayu, MS, Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM RI
Yang saya hormati para undangan sekalian. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kesediaan saudara-saudara sekalian untuk datang memenuhi undangan kami ini. Lokakarya Pilot Project Surveilan KLB Keracunan Pangan merupakan lanjutan dari pertemuan kita beberapa kali yang lalu untuk mematangkan konsep penanganan KLB Keracunan Pangan. Badan POM selalu menaruh perhatian yang besar terhadap masalah keamanan pangan dan selalu berusaha untuk dapat mengatasinya, baik dengan kegiatan di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Masalah KLB Keracunan Pangan merupakan salah satu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Berdasarkan pengamatan kami terdahulu, maka masalah koordinasi dan kejelasan tugas dari setiap instansi dalam penanggulangan KLB ini perlu segera mendapat kejelasan.
Oleh karena itu dengan bantuan WHO kami mengadakan kegiatan pilot project guna merumuskan suatu konsep penanggulangan KLB Keracunan Pangan yang merupakan pekerjaan lintas sektor. Saya sangat menghargai kontribusi saudara-saudara sekalian dalam pelaksanaan pilot project ini dan berharap pada pagi hari ini kita dapat menyempurnakan konsep yang terdahulu dan yang lebih penting lagi kami mengharap kesediaan saudara-saudara sekalian untuk dapat mengaplikasikan konsep ini di lapangan, khususnya untuk daerah DKI Jakarta.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Kesehatan di DKI Jakarta yang berperan aktif dalam pelaksanaan pilot project ini. Tidak lupa kepada tim konsultan kami dr. Erfandi dan Dr. Ratih Dewanti-Hariyadi serta Dr. Roy A. Sparringa sebagai fasilitator. Saya sampaikan penghargaan saya . Semoga kita semua dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari pertemuan pada pagi hari ini.
Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, maka lokakarya ini secara resmi saya nyatakan dibuka. Terima kasih atas perhatian saudara-saudara.
Sosialisasi dan Implementasi Mekanisme Investigasi dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangan,
dr. Erfandi, FETP
Mekanisme investigasi dan penanggulangan KLB keracunan pangan diuraikan berdasarkan tiga tingkatan administrasi pemerintahan yaitu mulai tingkat Pemerintahan Kabupaten/Kota, tingkat Pemerintahan Provinsi dan tingkat Pemerintahan Pusat. Di ketiga tingkatan pemerintahan tersebut sangat memerlukan informasi yang akurat dalam menetapkan dan mengambil keputusan/kebijakan yang berkaitan dengan investigasi dan penanggulangan masalah keracunan pangan.
Untuk memperjelas mekanisme tersebut, diperlukan mekanisme baku yang harus dipahami agar dapat dilaksanakan secara konsisten oleh semua jajaran sehingga diharapkan akan memberikan hasil yang memadai.
Ada tiga skenario investigasi dan penanggulangan KLB Keracunan Pangan, yaitu skenario pertama jika investigasi dan penanggulangan KLB Keracunan Pangan dapat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bersangkutan. Skenario kedua, tim Investigasi tingkat Provinsi turun ke lapangan jika diminta oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atau KLB mencakup daerah yang cukup luas, lintas batas atau kepentingan teknis lain yang diperlukan. Skenario tiga, jika tim investigasi tingkat pusat turun ke lapangan atas permintaan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atau Provinsi, KLB yang mencakup masalah nasional atau kepentingan teknis lain yang diperlukan.
Mekanisme Investigasi dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangan dapat dilihat pada Lampiran 2 dan penjelasan mekanisme tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.
Sosialisasi Penggunaan Format Investigasi dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangan,
DR. Ratih Dewanti – Hariyadi, IPB
Penggunaan Format 1-6 atau 7 didasarkan pada gejala dominan yang muncul pertama kali. Format 1 jika gejala yang dominan adalah mual dan muntah. Format 2 jika gangguan pernafasan atau nyeri tenggorokan merupakan gejala yang dominant. Format 3 jika gejala utama yang dominan adalah kram
(kejang) perut dan diare. Format 4 jika gejala utama adalah gejala gangguan syaraf (gangguan penglihatan, gatal atau kelumpuhan). Format 5 jika gejala yang dominan adalah gejala infeksi umum (demam, menggigil, lemah, nyeri). Format 6 jika gejala yang dominan adalah gejala alergi (merah atau gatal pada wajah). Format 7 digunakan jika gejala atau kelompok gejala digolongkan ke dalam 5 kelompok sekaligus yaitu Intoksikasi, Infeksi Enterik, Infeksi Umum, Infeksi Lokal dan Gangguan syaraf.
Format 8 digunakan untuk menyusun sejarah kasus dari masing-masing kasus. Analisis data berupa variable waktu, orang dan tempat menggunakan Format 9. Format 10 dan 11 masing-masing digunakan untuk permintaan uji spesimen manusia dan makanan ke laboratorium. Format 12 digunakan untuk analisis bahaya di fasilitas pengolahan apabila tempat pengolahan makana yang dicurigai sebagi penyebab keracunan.
Semua format dan informasi pendukungnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Hasil Pilot Project Surveilan KLB Keracunan Pangan Roy A. Sparringa, PhD, Badan POM
Tujuan presentasi ini adalah untuk melaporkan hasil kegiatan pilot project
KLB Keracunan Pangan, antara lain catatan penting selama kegiatan serta saran tindak lanjut program ini. Ada dua keluaran penting yaitu mekanisme investigasi dan penanggulangan KLB serta petunjuk dalam melaksanakan investigasi dan penanggulangannya. Manfaat dari kegiatan ini diharapkan dapat memperbaiki manajemen penanganan KLB Keracunan Pangan, memberikan mekanisme baku dalam penanganan serta pelaporan surveilan KLB Keracunan Pangan yang lebih baik.
Hal yang perlu difahami oleh petugas bahwa tujuan investigasi KLB Keracunan Pangan adalah memberikan dukungan upaya penanggulangan keracunan serta mendapatkan informasi epidemiologi. Untuk itu perlu mengetahui penyebabnya dan faktor yang berkontribusi. Untuk setiap KLB perlu dilakukan tahapan investigasi yang berturut-turut untuk mengetahui gambaran klinis individu, distribusi gejala, gambaran epedemiologis, uji laboratorium, serta diagnosis etiologis.
Polisi memegang peranan yang penting dalam kecepatan memperoleh informasi terjadinya keracunan pangan dan kecepatan mendapatkan sampel yang diduga penyebab keracunan. Untuk itu Polri harus masuk dalam mekanisme investigasi.
Solusi untuk memperbaiki manajemen antara lain memperkuat koordinasi antar lembaga, menyusun Program Nasional mengenai surveilan KLB Keracunan Pangan dengan pendekatan OOPP (Objective Oriented
Project Planning), memperjelas mekanisme investigasi, membuat protap
(SOP) dengan instruksi spesifik untuk lembaga terkait, mengembangkan kapasitas laboratorium rujukan untuk penyakit akibat pangan penting di Indonesia, serta melaksanakan pilot project yang lebih luas sebelum kebijakan baru dikeluarkan pada tingkat nasional.
Tindak lanjut yang disarankan adalah uji coba rekomendasi mekanisme dan pedoman investigasi di DKI Jakarta, feed back untuk penyempurnaan program sebelum dilaksanakan di tingkat nasional, dan pilot project surveilan KLB Keracunan Pangan ini perlu diperluas di daerah yang sering terjadi keracunan seperti di daerah JABOTABEK.
Materi presentasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
HASIL DISKUSI
Berikut ini rangkuman dari diskusi dalam lokakarya. Moderator dalam diskusi ini adalah Dr. Ir. Roy A. Sparringa, M.App.Sc (Badan POM). Peserta yang memberikan komentar, informasi, dukungan dan pertanyaan dalam diskusi ini adalah drg. Paripurna H.S, MKes (Dinas Kesehatan DKI Jakarta), Liasta Sembiring (Biddokkes-Polda Metro Jaya), Dra. Sumaria Sudian (PPOMN-Badan POM) dan Drs. Didi Nia, Apt (Dinas Kesehatan DKI Jakarta).
Dukungan terhadap Mekanisme Surveilan KLB Keracunan Pangan & Format Investigasinya
Peserta lokakarya menyambut baik adanya Mekanisme Surveilan KLB Keracunan Pangan dan Format Investigasinya. Diharapkan mekanisme ini dapat diujicobakan di beberapa daerah, sehingga dapat dilihat apakah mekanisme ini dapat diterapkan secara Nasional nantinya.
Dinkes propinsi DKI Jakarta bersedia untuk bekerjasama mengujicobakan Mekanisme dan format tersebut. PPOMN-Badan POM juga bersedia untuk menerima sampel KLB Keracunan pangan tidak hanya untuk uji mikrobiologis tetapi juga uji kimiawi. Pihak kepolisian juga bersedia untuk turut bekerjasama dalam menangani KLB Keracunan Pangan. Selain itu polisi berharap adanya sosialisasi mengenai penanganan sampel KLB Keracunan Pangan.
Informasi kegiatan yang berhubungan dengan mekanisme surveilan KLB Keracunan Pangan
a. Badan POM sangat memerlukan data mengenai KLB Keracunan Pangan, sehingga diharapkan setiap ada KLB, Badan POM selalu mendapat laporannya, seperti halnya Ditjen PPM & PL. Ditjen PPM & PL dapat berkoordinasi dengan Badan POM bila ada KLB Keracunan Pangan. b. Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah membuat mekanisme KLB Keracunan
Pangan yang hampir sama dengan mekanisme ini, hanya dalam lingkup sampai level Kabupaten/Kota :
- Pada mekanisme yang dimiliki Dinkes DKI, yang memback-up kejadian tingkat kecamatan adalah Suku Dinas Kesehatan, sedangkan untuk
leading sector tetap bidang Surveilan – Dinkes DKI Jakarta.
- Leading sector ini ditetapkan agar tidak ada duplikasi tanggung jawab
dalam KLB Keracunan Pangan.
- Dinkes DKI sudah mempunyai kontak person yang dapat dihubungi bila ada KLB Keracunan Pangan
- Selama ini laporan disampaikan hingga ke Ditjen PPM&PL dan tidak ke Badan POM
c. Dinas Kesehatan DKI mengharapkan dapat memanfaatkan Mekanisme Surveilan KLB Keracunan Pangan hasil Pilot Project ini untuk dipadukan dengan mekanisme yang sudah ada sampai ke level Propinsi.
d. DKI Jakarta sedang mengembangkan Labkesda menjadi Labkesmas e. Kepolisian selama ini juga sering menangani sampel-sampel yang
berhubungan dengan KLB Keracunan Pangan. Namun dititikberatkan hanya pada pengujian kimia, sedangkan pengujian mikrobiologis sangat terbatas.
f. Kepolisian pernah mengirimkan sampel ke Balai POM, namun Balai POM tidak sanggup untuk melakukan pengujian
Saran-saran
a. Pelaksanaan mekanisme KLB Keracunan Pangan ini agar dapat disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing
b. Perlu adanya protap untuk Polri mengenai penanganan sampel
c. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai pengambilan dan penanganan sampel terutama untuk uji mikrobiologis ke Polsek/Polres
d. Perlu dipikirkan kesiapan dari Balai-Balai POM atau Labkesda dalam hal melakukan pengujian sampel
e. Perlu dipertimbangkan program TOT Surveilan KLB Keracunan Pangan hingga tingkat puskesmas termasuk kepolisian dalam penanganan sampel f. Sebaiknya ada sosialisasi kepada masyarakat bagaimana menangani sampel KLB, sehingga sampel dapat diselamatkan dan dapat ditangani sesuai prosedur; atau ada penyuluhan yang menerangkan apa yang harus dilakukan masyarakat bila terjadi KLB Keracunan Pangan
g. Modul-modul yang berkaitan dengan penanganan sampel agar dicetak kembali, untuk diberikan kepada pihak kepolisian.
h. Perlu dibuat job description yang jelas untuk pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme surveilan KLB Keracunan Pangan
i. Badan POM diharapkan dapat mempresentasikan Mekanisme Surveilan KLB Keracunan Pangan ini, sehingga diharapkan mekanisme ini dapat dimasukkan ke dalam anggaran Subdit Surveilan Dinkes DKI Tahun Anggaran 2004.
j. Pilot Project KLB Keracunan Pangan mendatang perlu melibatkan Sudinkes Jakarta Utara dan Jakarta Pusat serta rumah sakit agar lebih berhasil guna.
k. Pada saat sosialisasi hasil kegiatan ini, sebaiknya tidak hanya mengundang kontak person yang terlibat dalam pilot project saja tetapi juga mengundang Kepala-Kepala Sudin, termasuk juga Kepala-Kepala Balai dari institusi terkait.
l. Format investigasi yang menggunakan bahasa kedokteran yang rumit agar disederhanakan atau dibuat glosary istilahnya.
Kesepakatan yang diambil dalam Lokakarya
a. Dinkes DKI sepakat untuk melakukan uji coba mekanisme surveilan KLB ini
b. Polri siap terlibat dalam sosialisasi mengenai penanganan sampel KLB Keracunan Pangan
Lampiran 1.
PESERTA LOKAKARYA SURVEILAN KLB
KERACUNAN PANGAN
Peserta Lokakarya Surveilan KLB Keracunan Pangan
No Nama Instansi
1. A.A. Nyoman MN, drh. Dit. Surveilan & Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM 2. Ahmad Gozali, Drs. Balai Besar POM di Jakarta
3. Asep Suryakusumah Ditjen PPM&PL
4. Beben Syaiful Bahri, SKM Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
5. C. C. Nurwitri, Ir, DAA Fak. Teknologi Pertanian, IPB
6. Dedi Darusman, Ir. Dit. Surveilan & Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM
7. Diah Lestari, Dra. BTKL Jakarta
8. Didi Nia, Drs. Apt Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
9. Endang Susigandhawati, Dra. MM Dit. Surveilan & Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM 10 Endra Muryanto, Dra. Labkesda DKI Jakarta
11. Fauzi Suherman, SKM, M.Epid Ditjen PPM & PL
12. Hafnizar, Dra, Apt. Balai Besar POM di Jakarta
13. Liasta Sembiring Biddokkes Polda Metro Jaya
14 M. Erfandi, dr ASEAN Surveillance Dissease
15. Niza Nemara, Dra. Apt PPOMN, Badan POM
16. Nugroho I, STP Dit. Surveilan & Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM 17. Paripurna HS, drg, M.Kes Dinas Kesehatan Propinsi DKI
18 Ratih Dewanti-Hariyadi, Dr. Fak. Teknologi Pangan, IPB
19. Ridwan Slamet, STP Dit. Surveilan & Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM
No Nama Instansi
20. Roy A. Sparringa, Ph.D Dit. Surveilan & Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM 21. Ruki Fanaike, STP Dit. Surveilan & Penyuluhan
Keamanan Pangan, Badan POM 22. Setia Murni Sitanggang, Dra. Apt Dit. Surveilan & Penyuluhan
Keamanan Pangan, Badan POM 23. Sri Sudewi, S.Sos Dit. Surveilan & Penyuluhan
Keamanan Pangan, Badan POM 24. Sumaria Sudian, Dra. PPOMN, Badan POM
25. Susiati Sudin Yankes Jakarta Timur
26. Susilastuti Rahayu, Dra. Apt Dit. Penilaian Keamanan Pangan, Badan POM 27. Swispen Masda, Drs, Apt BLK Jakarta
28. Syamsul Manurung Dit. Surveilan & Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM 29. Tri Kuswantoro Dit. Surveilan & Penyuluhan
Keamanan Pangan, Badan POM 30 Winiati P. Rahayu, Dr. Dit. Surveilan & Penyuluhan
Keamanan Pangan, Badan POM
31 Wirda Dit. Surveilan & Penyuluhan
Keamanan Pangan, Badan POM 32. Yanti Ratnasari, SP Dit. Surveilan & Penyuluhan
Keamanan Pangan, Badan POM 33. Yustina Muliani, S.Si., Apt Dit. Surveilan & Penyuluhan