• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. DEFANI ISMIRIAM JENNI ELIANI ARI PRASETYO INTAN G LEONITA LYNDA FATMAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. DEFANI ISMIRIAM JENNI ELIANI ARI PRASETYO INTAN G LEONITA LYNDA FATMAWATI"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1. DEFANI ISMIRIAM 2014-237

2. JENNI ELIANI 2014-245

3. ARI PRASETYO 2014-258

4. INTAN G LEONITA 2014-254 5. LYNDA FATMAWATI 2014-289

(2)

(3)

PENGERTIAN

Fanatik/fanatisme adalah suatu keyakinan keyakinan

atau suatu pendangan tentang sesuatu yang

positif

atau yang

negatif,

pandangan yang tidak memiliki

sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut

secara mednalam sehingga susah diluruskan atau

dirubah secara psikologis, seseorang yang fanatik

biasanya tidak mampu memahami apa-apa yang ada

diluar dirinya, tidak faham terhadap masalah orang

atau kelompok lain, tidak mengerti faham atau filsafat

selain yang mereka yakini. ( Rizkita, 2012 )

(4)

Globalisasi yang meyebabkan masuknya banyak

budaya ke indonesia yang kemudian banyak budaya,

nilai-nilai serta kebudayaan ini masuk tanpa adanya

batasan dan

filter

yang baik dari masyarakat Indonesia

yang kemudian hal ini menimbulkan dampak seperti

perilaku FANATIK/FANATISME. Melihat perilaku

fanatisme yang semakin berkembang di indonesia

inilah yang akhirnya membuat kelompok kami

memilih tema Fantisme.

(5)

TUJUAN ASESMEN

1.

Untuk mengetahu apakah subjek termasuk orang

yang fanatik

2.

Untuk mengetahui alasan menjadi orang yang

fanatik

3.

Untuk mengetahui Bagaimana dinamika seseorang

yang fanatik

(6)

Tanggal 23 Septembaer 2016 telah dilakukan wawancara oleh subjek yang berinisial “I”. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tingkat fanatic subjek terhadap agama yang dianutnya. Subjek yang diwawancara adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi berbasis Islam di Kota Malang. Subjek mengambil jurusan Ekonomi Islam. Ketika wawancara subjek mengatakan bahwa subjek sudah memiliki kepercayaan atau agama Islam sejak dilahirkan. Subjek juga mengatakan bahwa hampir semua anggota keluarganya menganut kepercayaan agama Islam. Anggota keluarganya rata-rata juga menempuh pendidikan di Pondok Pesantren. Seperti salah satunya adik kandung nya yang saat ini sedang menempuh pendidikan SMP di Pondok Pesantren. Subjek juga bercerita bahwa keluarga besarnya sering mengadakan pengajian rutin dengan tujuan untuk lebih mendekatkan pada Allah S.W.T dan seluruh keluarganya. Menurut subjek pengajian yang diadakan oleh keluarga besarnya itu memang memiliki manfaat yang sangat besar yaitu dapat membuat subjek tenang dan memperdalam ilmu pengetahuannya tentang Islam. Subjek sangat mengutamakan pengajian tersebut dibanding acara yang lain. Hal ini terbukti ketika subjek mempunyai acara dengan temannya, namun saat itu jadwal pengajian yang selalu subjek ikuti berganti jadwal sama seperti acara dengan teman subjek, seubjek memilih mengikuti pengajian dan membatalkan acara dengan temannya.

(7)

Selain pengajian rutin subjek juga mengikuti organisasi

Islam kampus dan komunitas Islam di Kota Malang yang

bernama “RiatulJannah”. Subjek mengikuti komunitas

tersebut sejak ia duduk di SMP. Pertama mengikuti

komunitas tersebut karena diajak oleh saudaranya. Subek

menyatakan bahwa mengikuti Komunitas Islam seperti ini

adalah salah satu dakwah orang Islam. Subjek menyatakan

bahwa ia sering mengikuti pengajian yang diadakan

komunitas tersebut sampai ke luar kota. Subjek pernah

merelakan tidak masuk sekolah untuk mengikuti pengajian

yang diadakan komunitas tersebut di LuarKota.

(8)

Saat wawancara subjek juga menceritakan pengalaman subjek yang

bersekolah di sekolah Negeri dan memiliki teman yang tidak seagama

dengan subjek. Ketika subjek kerja kelompok dengan teman yang tidak

seagama dengannya dan kerja kelompok tersebut dilakukan di Rumah

teman nya, subjek dihidangkan makanan yang menurut subjek

makanan tersebut bisa jadi terbuat dari bahan yang tidak boleh

dimakan oleh orang Islam. Seketika itu subjek menolak makanan yang

dihidangkan dan selanjutnya subjek selalu tidak nyaman ketika

bersama temannya yang tidak seagama dengan subjek. Menurut apa

yang dikatakan oleh subjek, sebelumnya ketika ia makan bersama

dengan temannya yang tidak seagama ia merasa tidak ada rasa

canggung ataupun khawatir dengan makanan yang ia makan. Hal ini

berawal ketika Ibu subjek melarang makan makanan yang didapat dari

orang yang tidak seagama terutama makanan dari orang-orang cina.

Perintah dari ibu subjek tersebut sangat melekat dipikiran subjek.

Subjek tidak akan memakan makanan dari orang yang tidak seagama

dengannya. Ini juga terbukti ketika subjek diajak oleh temannya ke

restoran yang menyediakan makanan chinesses. Subjek tidak memesan

makanan apapun ditempat tersebut untuk menghargai temannya ia

hanya memesan minum. Hal ini membuat subjek menjadi orang yang

pemilih terhadap orang yang akan menjadi temannya.

(9)

Subjek adalah orang yang memiliki keyakinan agama

Islam sejak lahir

Subjek mengikuti komunitas agama Islam sejak SMP,

berawal dari subjek diajak oleh saudaranya.

Subjek sangat mengorbankan apapun demi mengikuti

komunitas tersebut.

Subjek mulai tidak nyaman dengan orang-orang yang

tidak seagama dengannya.

Subjek juga menjadi orang pemilih dan terlalu selektif

dengan sesuatubarang atau makanan yang ditawarkan

oleh temannya, terutama dari temannya yang tidak

seagama denga subjek.

DINAMIKA PERILAKU

SUBJEK “I”

(10)

Fanatisme yang muncul pada subjek “I” yaitu pandangan

yang mendalam terhadap agama yang diyakininya.

Pandangan yang mendalam ini membuat perilaku yang

kadang tidak dapat difahami. Seperti salah satu perilaku

subjek yang mengorbankan tidak masuk sekolah demi

mengikuti pengajian atau kegiatan komunitas Islam yang

ada di luar kota. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goddard

(2001) bahwa aspek fanatisme berdasarkan beberapa hal

yaitu besarnya minat dan kecintaannya terhadap sesuatu.

Minat dan kecintaan ini muncul pada subjek dikarenakan

dukungan seluruh keluarganya dan intensitas waktu

bertemu dengan anggota komunitas Islam tersebut.

DINAMIKA PERILAKU

SUBJEK “I”

(11)

Subjek yang saya wawancari berisinial A, usianya 20 tahun, dan

subjek masih aktif menjadi mahasiswi di salah satu Perguruan

Tinggi Negeri di Kota Malang. Saya berniat untuk melakukan

wawancara, untuk mengetahui apakah subjek termasuk orang

yang fanatik terhadap kosmetik atau tidak, dan untuk mengetahui

alasan mengapa subjek bisa sampai menjadi fanatic terhadap

kosmetik. Dari hasil wawancara yang didapatkan, subjek tegolong

orang yang fanatic terhadap kosmetik. Dikarenakan pada saat

wawancara berlangsung subjek banyak menjelaskan mengenai

kosmetik-kosmetiknya. Subjek bercerita bahwa semasa SMA

subjek tidak pernah menggunakan kosmetik. Dikarenakan semasa

SMA subjek tinggal di asrama dan belum terlalu mengenal

kosmetik. Tetapi semenjak memasuki dunia perkuliahan subjek

mulai mengenal kosmetik. Subjek juga mengatakan bahwa awal

subjek menggunakan kosmetik Karena adanya beberapa dosen

yang menuntut subjek untuk menggunakan makeup saat kuliah.

Akirnya subjek mulai ber makeup saat pergi ke kampus.

(12)

Subjek menceritakan bahwa kedua orang tua subjek mendukung

subjek menggunakan make up, dan ibu subjek juga memberikan

subjek budget tertentu untuk membeli kosmetik disetiap

bulannya. Subjek juga sering menonton

Vlog

ger makeup, dimana

dari situlah subjek dapat mengetahui kosmetik apa saja yang harus

subjek miliki. Tetapi terkadang setelah membeli salah satu

kosmetik, subjek tidak menggunakannya, subjek hanya membeli

untuk mencoba-coba dan ketika nanti pada akhirnya subjek tidak

cocok maka kosmetiknya dianggurkan tidak dipakai begitu saja.

Walau begitu subjek tidak memiliki rasa menyesal setelah

membeli kosmetik yang pada akhirnya tidak dipakai karena

subjek tidak cocok. Sering kali subjek merasa sedih ketika subjek

ingin membeli beberapa kosmetik yang subjek inginkan kemudian

kosmetik itu tidak dapat subjek temukan.

(13)

Subjek mulai menyukai kosmetik sejak masuk dunia perkuliahan.

 Subjek semakin menyukai kosmetik karena subjek sering melihat Vlogger makeup.

 Subjek menggunakan kosmetik awalnya hanya karena sebuah kebutuhan, tetapi pada akhirnya menjadi keinginan subjek sendiri.

Subjek merasa lebih percaya diri dan merasa lebih cantik setelah bermake

up (Menggunakan Kosmetik)

Subjek juga mendapat tanggapan baik dari kedua orang tuanya mengenai

hobinya membeli kosmetik dan subjek yang saat ini selalu bermakeup kemanapun subjek pergi.

 Subjek suka mengoleksi semua jenis kosmetik.

Subjek merasa sedih jika tidak dapat membeli kosmetik yang dia inginkan.  Subjek rela menghabiskan banyak biaya untuk membeli kosmetik yang

subjek inginkan.

Subjek semakin percaya diri dengan tampil bermakeup karena lingkungan

sekitarnya selalu menanggapi subjek dengan baik.

Subjek kurang merasa percaya diri jika subjek pergi tanpa menggunakan

makeup.

(14)

Goddard (2001) mengemukakan bahwa fanatisme memiliki

empat aspek, yaitu (1) besarnya minat dan kecintaan pada satu

jenis kegiatan, (2) sikap individu maupun kelompok terhadap

kegiatan tersebut, (3) lamanya individu menekuni satu jenis

kegiatan tertentu dan, (4) motivasi yang datang dari keluarga

juga mempengaruhi seseorang terhadap bidang kegiatannya.

Dari hasil wawancara menunjukkan empat aspek fanatisme

menurut Goddard (2001), yaitu aspek besarnya minat dan

kecintaan pada satu jenis kegiatan. Pada wawancara ini subjek

menunjukkan besarnya minat dan kecintaan subjek pada

kosmetikp. Subjek menunjukkan minat dan cintanya melalui

perilaku subjek yang merasa nyaman dan percaya diri jika

menggunakan kosmetik (bermake up). Subjek juga banyak

(15)

Aspek yang kedua yaitu, sikap individu maupun kelompok terhadap

kegiatan tersebut. Pada wawancara kali ini, subjek menunjukkan rasa senang yang berlebihan terhadap kosmetik. Dimana menurut orang lain terlihat sedikit berlebihan. Subjek merasa kosmetik adalah suatu hal yang harus dinomersatukan dalam daftar kebutuhan hidupnya. Subjek juga rela mengeluarkan budget yang banyak hanya untuk mendapatkan koleksi-koleksi kosmetik yang sedang trend. Aspek yang ketiga yaitu, lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu. Pada wawancara kali ini subjek menunjukkan berapa lama subjek menyukai kosmetik. Subjek menyukai kosmetik sejak lulus SMA hingga saat ini, kurang lebih selama 3 tahun hingga saat ini. Aspek yang terakhir yaitu, motivasi yang datang dari keluarga juga mempengaruhi seseorang terhadap bidang kegiatannya. Pada wawancara kali ini subjek menjelaskan bahwa kedua orang tuanya memberi tanggapan yang baik mengenai kesukaannya ini. Kedua orang tuanya justru memberikan budget tertentu setiap bulannya untuk subjek agar subjek dapat membeli kosmetik yang subjek inginkan. Dan kedua orang tuanya juga sangat mendukung subjek untuk mengoleksi kosmetik dan menggunakan kosmetik setiap kali subjek pergi. Dan ibu subjek juga sering kali selalu membicarakan tentang kosmetik-kosmetik yang sedang trend dengan subjek.

(16)

Subjek yang telah saya wawancara adalah seorang

wanita yang berinisial F, berusia 25 tahun, dan saat

ini bekerja di Kota Malang. Ketika saya melakukan

wawancara, saya ingin mengetahui apakah subjek

merupakan orang yang fanatik, kapan subjek mulai

fanatik terhadap kpop, bagaimana sebenarnya

kefanatikan subjek, bagaimana ia bersikap jika ada

isu tentang idola mereka, dan bagaimana sebenarnya

ia memandang idolanya tersebut.

(17)

Saya telah melakukan wawancara dengan seorang fangirl dari fandom

bernama iKONIC. Fandom ini merupakan nama resmi untuk fans iKON, boyband asal Korea Selatan. Subjek merupakan anggota dari iKONIC Malang. Fanatisme subje pada boyband tersebut dapat dikatakan sangat tinggi tetapi dari sudut pandang orang awam, hal tersebut bisa dikatakan berlebihan. Boyband iKON adalah sebuah grup yang seluruh membernya adalah laki-laki dengan kisaran usia 18-22 tahun, berwajah tampan, postur tinggi dengan badan atletis dan memiliki kemampuan bernyanyi dan menari yang memadai.

 Pada saat wawancara, subjek bercerita bahwa ia mulai menyukai kpop pada saat subjek masih duduk di bangku SMP. Awalnya, subjek hanya menyukai kpop karena subjek senang mendengar lagu-lagu mereka. Subjek merasa nyaman, subjek merasa senang, subjek merasa baikan ketika subjek mendengarkan lagu-lagunya. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, subjek menjadi semakin menyukai kpop bukan hanya lagu dan tampang mereka, subjek juga menyukai usaha, kerja keras, dan kekompakannya. Hal tersebut membuat subjek merasa dunia kpop adalah dunianya, dan subjek merasa idolanya adalah milik dia seorang.

(18)

Idol pertama yang subjek idolakan yaitu Super Junior. Subjek mengetahui

super junior dengan melihat music video super junior dengan lagu “sorry sorry” di youtube. Akan tetapi, ketika subjek mengenal mengenal member iKON pada tahun 2010 ketika menjadi trainee di agensi mereka, subjek mulai menyukai iKON. Akhirnya, subjek selalu mengikuti berita tentang iKON. Sekitar pada tahun 2014, subjek melihat sebuah acara dimana para member iKON menjadi salah satu bagian dalam acara tersebut, dimana acara tersebut adalah sebuah acara untuk menentukan siapa yang akan debut terlebih dahulu. Subjek mulai lebih tertarik dan lebih menyukai iKON karena usaha, kerja keras, dan kekompakan para member iKON pada acara tersebut, subjek sampai merasa bahwa “iKON is my life”, iKON adalah hidupnya.

Pada acara tersebut, iKON kalah dari grup boyband yang lain. Ketika

melihat hal tersebut, subjek merasa sedih, marah, dan hancur. Subjek merasa marah dengan pihak agensi dari iKON tersebut. Subjek sampai mengirimkan komentar kepada pihak agensi iKON dan bertanya “kenapa tidak dua-duanya yang debut? tolong debutkan mereka, please”. Hal tersebut mungkin biasa saja bagi subjek, tapi hal itu sangat berlebihan bagi orang awam

(19)

Kefanatikan subjek juga dilihat dari berapa banyak koleksi

lagu-lagu,

music video

,

merchandise,

dan kumpulan video yang

berhubungan dengan iKON tersebut. Baru-baru ini, subjek rela

pergi jauh-jauh ke Jakarta hanya demi menonton sang idola

tampil. Subjek rela mengeluarkan banyak uang demi

mendapatkan semua itu. Tidak hanya itu, subjek merasa bahwa

idola mereka tersebut adalah „suami‟ mereka yang tidak boleh

disentuh ataupun dipasang-pasangkan dengan perempuan

manapun. Menurut subjek, iKON adalah milik mereka dan

mereka tidak suka jika iKON menjadi milik orang lain.

Misalnya saja ketika subjek melihat iklan antara member iKON

dengan salah satu member dari

girlgrup

, subjek merasa marah,

kesal, dan sampai membenci idol

girlgrup

tersebut.

(20)

Subjek mulai menyukai kpop pada saat subjek masih duduk di bangku

SMP

Subjek menyukai kpop karena subjek senang mendengar lagu-lagu

mereka.

 Subjek merasa nyaman, subjek merasa senang, subjek merasa baikan ketika subjek mendengarkan lagu-lagunya.

 Subjek menjadi semakin menyukai kpop bukan hanya lagu dan tampang mereka, subjek juga menyukai usaha, kerja keras, dan kekompakannya.

 Subjek merasa dunia kpop adalah dunianya, dan subjek merasa idolanya adalah milik dia seorang.

 Ketika melihat idolanya sedih, subjek akan merasa sedih dan hancur.

Subjek rela mengeluarkan modal yang banyak hanya untuk memiliki

banyak koleksi lagu-lagu, music video, merchandise, dan kumpulan video yang berhubungan dengan idola. Serta, subjek juga rela mengeluarkan tenaga yang besar demi bertemu dengan idolanya.

(21)

 Dari hasil wawancara menunjukkan tiga dari empat aspek fanatisme menurut Goddard (2001), yaitu aspek besarnya minat dan kecintaan pada satu jenis kegiatan, sikap individu maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut, dan lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tersebut. Aspek yang pertama yaitu, besarnya minat dan kecintaan pada satu jenis kegiatan. Pada wawancara ini subjek menunjukkan besarnya minat dan kecintaan subjek pada kpop. Subjek menunjukkan minat dan cintanya melalui perilaku subjek yang merasa nyaman, dan merasa senang ketika mendengarkan lagu-lagu kpop, ia juga menyukai kpop bukan hanya lagu dan tampang mereka, tetapi juga menyukai usaha, kerja keras, dan kekompakannya.

 Aspek yang kedua yaitu, sikap individu maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut. Pada wawancara kali ini, subjek menunjukkan perilaku yang berlebihan menurut orang awam. Subjek merasa dunia kpop adalah dunianya, dan subjek merasa idolanya adalah milik dia seorang, subjek merasa sedih dan hancur ketika melihat idolanya sedih. Tidak hanya itu, subjek rela mengeluarkan modal yang banyak hanya untuk mendapatkan banyak koleksi lagu-lagu, music video,

merchandise, dan kumpulan video yang berhubungan dengan kpop. Serta, subjek juga rela mengeluarkan tenaga yang besar demi bertemu dengan idola kpop.

(22)

Aspek yang ketiga yaitu, lamanya individu

menekuni satu jenis kegiatan tertentu. Pada

wawancara ini, subjek menunjukkan berapa

lamanya ia menyukai kpop. Subjek menyukai kpop

mulai dari duduk di bangku SMP hingga saat ini,

kurang lebih selama 10 tahun subjek menyukai

kpop.

(23)

Subjek menjadi fans sebuah klub sepakbola sejak duduk di

kelas 3 SMP. Alasan subjek menyukai klub tersebut adalah

adanya pemain idolanya yang bermain disana dan gaya

permainan yang berbeda dari klub lain.

Pada kelas 1 SMA, subjek bergabung ke dalam sebuah fans

klub yang membuat kecintaanya semakin besar pada klub

tersebut.

Wujud dari kecintaannya pada klub tersebut ditunjukkan

dengan pembelian jersey dan merchandise, menonton setiap

pertandingan dan mengikuti perkembangan berita terkini klub

tersebut. Seperti dalam kutipan wawancara

“10% hasil

penjualan dari jersey akan menjadi pemasukan klub”

FANATIK BOLA

(24)

Ketika ditanya masa depan klub tersebut, subjek sangat yakin ada

progress cemerlang dan saat ini tidak ada klub lain yang

menyaingi. Seperti dalam kutipan wawancara

“untuk saat ini saya

yakin madrid akan memiliki masa depan cerah. Untuk klub lain

saya rasa saat ini masih belum mampu seperti madrid”

Saat klub idolanya memenangkan suatu pertandingan, subjek

bangga dan merasa semangat untuk semakin mendukung klub

tersebut.

Berbeda ketika klub tersebut mengalami kekalahan, subjek

menungkapkan bahwa dia kecewa mengapa klub nya kalah dan

terkadang kekecewaan tersebut ditunjukkan dengan sikap malas

untuk menjalani aktivitas sehari-hari, menyendiri dan mudah

marah.

(25)

Salah satu ciri fanatisme yaitu menganggap individu di

luar kelompoknya selalu salah tidak ditunjukkan oleh

subjek. Seperti dalam kutipan wawancara

“ya dengan fans

klub lain tidak pernah ada permusuhan, toh ya kita

sama-sama saling mendukung”

(26)

Interest

(Kesukaan)

Bergabung dalam

sebuah kelompok

(in group)

Antusiasme

Solidaritas

Ekspresi emosi

Perubahan

perilaku

(27)

Dari hasil asesmen yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa subjek memiliki

fanatisme yang tinggi terhadap klub bola. Hal tersebut dikarenakan subjek telah menyukai

dan mencintai klub bola tersebut hampir selama 5 tahun. Dengan alasan dia menyukai

klub tersebut ditambah lagi dengan dia bergabung dengan kelompok pecinta klub sama

membuat fanatismenya semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan aspek fanatisme yang

diungkapkan Goddard (2001) yaitu besarnya minat dan kesukaan, sikap pribadi dan

kelompok dan lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu.

Fanatisme dapat bermula dari perasaan cinta diri atau kekaguman yang berlebihan,

kemudian yang membanggakan kelebihan yang ada pada diri dan kelompoknya dan

selanjutnya pada tingkatan tertentu berkembang menjadi rasa tidak suka (Adolf dalam

Sudharsono, 2008). Berbeda dengan subjek yang justru menunjukkan perubahan perilaku

ketika klub kesayangannya memenangkan pertandingan dengan ekspresi senang yang

berlebihan dan sebaliknya subjek justru menunjukkan rasa kecewa yang mendalam dengan

perilaku-perilaku yang telah dijelaskan di slide sebelumnya. Namun untuk tingkatan rasa

tidak suka terhadap kelompok fans klub yang lain, subjek tidak menunjukkan perilaku

tersebut.

(28)

Subjek seorang wanita berusia 19 thn, inisial AL

Subjek termasuk orang yang fanatik enime ini

dibuktikan dari hasil wawancara dimana subjek

fanatik anime dalam bentuk drama anime dalam

genre

romance

dan aktif mengikuti kegiatan

cosplay.

Subjek juga memiliki banyak koleksi anime di

laptopnya yang berjumlah > 80 drama anime, subjek

juga rutin mendownload dan memperbaharui anime

yang dimiliki serta update pada anime-anime

terbaru.

(29)

Subjek sudah menggemari anime sejak masih sd,

Subjek beranggapan bahwa drama anime memiliki

alur cerita yang menarik, tokoh yang tampan, dan

menghilangkan kebosanan, alasan itulah yang

membuat subjek bertahan menjasi fan anime selama

ini. Dalam menonton enime subjek juga sering kali

terbawa perasaan sedih, marah, malu dan bahagia

saat mengikuti alur cerita anime bahkan subjek

mencintai tokoh pria dalam anime-anime tersebut.

(30)

Dinamika Perilaku

 Subjek merasa kegiatan yang dilakukan setiap harinya terasas membosankan, yang kemudian subjek menemukan minat terhadap anime yang memiliki alur yang menarik dan kemudian dari awalnya gemar menonton anime ini berkembang dengan subjek megikuti perkumpulan otaku (penyebutan untuk fans anime) dan mengikuti acara cosplay dimana hal ini mengindikasikan subjek seseorang yang fanatik terhadap anime karna sesuai dengan orientasi seseroang yang fanatik adalah berbuat sesuatu atau menempuh sesuatu atas hal yang dia gemari. Subjek juga merasa bahagia dan bangga saat mengikuti kegiatan-kegiatan bersama member otaku.

 Keluarga subjek juga mendukung hobby subjek, motivasi yang datang dari keluarga juga mempengaruhi seseorang dalam bidang kegiatanya. ( Goddard, 2001 )

 Subjek yang seorang wanita saat itu berminat terhadap genre anime romence, minat subjek terhadap anime mempengaruhi kriteria pasangan ideal subjek, fanatik terhadap anime ini juga menyebabkan terpengaruhnya kehidupan sosial subjek seperti, prioritas kegiatan sehari-hari, dan kehidupan percintaan. Hal ini terkait dengan bahwa seorang fanatik akan bertingkah tidak rasional atau memiliki keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan kurang menerima akal budi sehingga tidak menerima faham yang lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. ( Goddard, 2001 ). Dalam hal ini yaitu subjek yang menganggap bahwa tokoh pria anime sebagai “manusia” yang sebenarnya dan “tampan” sehingga menjadikan beberapa tohoh pria anime sebagai kriteria pasangan secara fisik menurut subjek.

(31)

Fanatik merupakan perasaan suka, minat atau

ketertarikan seseorang pada suatu hal. Sering kali rasa

suka dan fanatik yang berlebihan ini bersdampak negatif

baik bagi diri sendiri maupun orang lain serta lingkungan

sekitarnya. Fanatisme biasanya terjadi tidak hanya karna

sebuah rasa ketertarikan tapi juga karna keterbiasaan

meilhat, mendengar, melakukan konten yang sama terus

menerus juga adanya dukungan tanpa pengawasan. Hal

negatif yang paling terlihat dari sebuah fanatisme adalah

hilangnya

rasionalitas

terhadap

kebenaran

dan

mempercayai idealis yang sudah terlanjur terbentuk.

(32)

Daftar Pustaka

Sudharsono, Yulius Yuwono. 2008. Skripsi:

Pengaruh Fanatisme Fans

Sepakbola Terhadap Perilaku Membeli Aksesoris Sepakbola. Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

Goddard, H.2001.

Civil Religion

. New York : Cambridge University

Press

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillillah, puja dan puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yang

Pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan tersebut adalah karena penggugat sangat berperan dalam pembangunan rumah, walaupun pembangunan rumah tersebut berasal dari harta

Hasil Pre test dan Post test Siswa Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran modul CNC Semi PU tipe GSK 928 TC dapat meningkatkan

Para anggota masyarakat yang menjadi responden penelitian berpendapat bahwa, berkurangnya pengaruh Tuan Guru tidak terlepas dari perubahan padangan masyarakat

1. Sanksi pendidikan adalah tindakan pedagogis/ mendidik yang diberikan kepada mahasiswa yang menyimpang dari peraturan yang berlaku. Pemberian sanksi dimaksudkan

Mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan Lembaran

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang manfaat Pijat Bayi dalam Peningkatan Berat Badan Bayi prematur menunjukkan bahwa responden yang berpengatahuan Tinggi sebanyak 4

Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Papua Barat selama periode Maret 2010 – Maret 2011 diikuti oleh penurunan indeks kedalaman kemiskinan (P 1 )