• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN : KOTA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN : KOTA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014 1 1

No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014

PERKEMBANGAN

INDEKS

HARGA

KONSUMEN

:

KOTA

YOGYAKARTA

BULAN

FEBRUARI

2014

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Abu Vulkanik Gunung kelud yang menjangkau sebagian wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta serta cuaca yang tidak stabil telah menyebabkan terganggunya produktifitas beberapa daerah penghasil komoditi pertanian. Faktor tersebut mengakibatkan berkurangnya pasokan beberapa komoditi pertanian di pasaran. Pasokan yang berkurang di satu sisi dan permintaan yang tetap di sisi lain akan menyebabkan kenaikan harga, sehingga kondisi ini pada akhirnya akan mendorong terjadinya inflasi. Kenaikan harga beras, cabai rawit, salak dan wortel telah ikut mendorong terjadinya inflasi di Kota Yogyakarta. Dari hasil pemantauan harga-harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, selama Bulan Februari 2014, Kota Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dengan angka indeks 110,85 relatif

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

 Kota Yogyakarta pada Bulan Februari 2014 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Februari ini, lima kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah kelompok bahan makanan naik 0,33 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,53 persen; kelompok sandang naik 0,21 persen; kelompok kesehatan naik 0,20 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,05 persen. Sebaliknya dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar turun 0,14 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,43 persen.

 Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 2,73 persen, diikuti oleh Kota Singkawang dan Maumere dengan laju inflasi sebesar 1,75 persen dan 1,61 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo dan Bandar Lampung masing-masing sebesar 0,02 persen diikuti Kota Pekan Baru sebesar 0,04 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Sibolga sebesar 2,43 persen, diikuti Kota Pangkal Pinang sebesar 2,11 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Balikpapan dan Kota Tanjung keduanya sama sebesar 0,18 persen, diikuti Kota Manado sebesar 0,23 persen.

 Laju inflasi tahun kalender 2014 (Januari 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 1,12 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (Januari 2014 terhadap Januari 2013) sebesar 6,95 persen.

(2)

lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka indeks pada Bulan Januari 2014 yang sudah mencapai 110,77. Hal tersebut menjadikan inflasi pada bulan Februari 2014 menjadi 0,07 persen. Sedangkan Laju inflasi pada tahun kalender (Februari 2014 terhadap Desember 2013) menjadi 1,12 persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK) nya, lima kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan yaitu kelompok bahan makanan naik 0,33 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau naik 0,53 persen; kelompok sandang naik 0,21 persen; kelompok kesehatan naik 0,20 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga.naik 0,05 persen. Sebaliknya dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar turun 0,14 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,43 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi diantaranya: beras dan cabai rawit naik 1,39 persen dan 42,18 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,05 persen; gudeg dan susu untuk balita naik 4,79 persen dan 3,56 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,03 persen; bir, salak, wortel dan susu bubuk naik 2,76 persen, 27,19 persen, 13,78 persen, dan 4,16 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; daging kambing, mie kering instan, rokok kretek filter, juice buah, nangka muda, anggur, kontrak rumah, capcai, pir, kentang, jeruk, dokter spesialis, emas perhiasan, dan pasta gigi naik 2,33 persen, 3,57 persen, 1,00 persen, 6,87 persen, 57,08 persen, 16,21 persen, 0,28 persen, 3,95 persen, 15,58 persen, 5,39 persen, 1,11 persen, 1,59 persen, 0,75 persen, dan 1,65 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Gambar 1

Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Februari 2013 – Februari 2014

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi diantaranya bawang merah dan angkutan udara turun 18,77 persen dan 4,26 persen dengan

masing-0,75 0,63 -0,1 -0,03 1,03 3,29 1,12 -0,35 0,09 0,12 0,55 1,07 0,93 0,79 -0,3 -0,29 0,84 2,58 0,87 -0,24 0,61 0,20 0,17 1,05 0,07

Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb

2013 2014

Nasional Yogyakarta

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014

3 dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; alpukat, telur ayam ras, dan minyak goreng turun 33,41 persen, 2,62 persen, dan 1,59 persen; dengan memberikan andil masing-masing sebesar -0,02 persen; tomat sayur, apel, gula pasir, daging ayam ras, kacang panjang, bensin, dan kangkung turun 13,96 persen, 4,93 persen, 1,90 persen, 0,88 persen, 6,67 persen, 0,14 persen, dan 5,79 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

Tabel 1

Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Februari 2014

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi Persentase

[1] [2]

Umum 0.07

1. Bahan makanan 0.06

2. Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau

0.09

3. Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar -0.03

4. Sandang 0.01

5. Kesehatan 0.01

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.00

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0.08

Tabel 2

IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Februari 2014 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 ) Inflasi Februari 2014 *) Laju Inflasi Tahun 2014 **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) Februari 2013 Desember 2013 Februari 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 103,65 109,62 110.85 0.07 1,12 6,95 1. Bahan Makanan 111,63 117,86 120.44 0.33 2,19 7,89

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 103,76 111,53 112.16 0.53 0,56 8,10 3. Perumahan 102,77 106,94 109.19 -0.14 2,10 6,25

4. Sandang 101,68 103,12 103.95 0.21 0,80 2,23

5. Kesehatan 101,38 104,39 104.92 0.20 0,51 3,49

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 100,83 103,19 103.22 0.05 0,03 2,37

7. Transpor dan Komunikasi 100,04 111,09 111.21 -0.43 0,11 11,17

*) Persentase perubahan IHK Februari 2014 terhadap bulanJanuari 2014 **) Persentase perubahan IHK Februari 2014 terhadap bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Februari 2014 terhadap bulan Februari 2013

(4)

Gambar 2

Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Februari 2014 menurut Kelompok Pengeluaran

B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Pada bulan Februari 2014 kelompok bahan makanan mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,33 persen sehingga besaran angka indeks menjadi 120,44 relatif lebih besar dari bulan sebelumnya yang mencapai 120,04.

Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, delapan sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya naik 1,56 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya naik 0,55 persen; sub kelompok ikan segar naik 0,73 persen; sub kelompok ikan diawetkan naik 0,90 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya naik 1,54 persen; sub kelompok sayur-sayuran naik 0,87 persen; sub kelompok buah-buahan naik 0,64 persen; dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik 0,56 persen. Sebaliknya sub kelompok yang mengalami penurunan angka indeks adalah sub kelompok kacang-kacangan turun 0,26 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan turun 3,13 persen; dan sub kelompok lemak dan minyak turun 3,45 persen.

Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi antara lain beras dan cabai rawit naik 1,39 persen dan 42,18 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; susu untuk balita naik 3,56 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; salak, wortel, dan susu bubuk naik 27,19 persen, 13,78 persen, dan 4,16 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,02 persen; daging kambing, mie kering instant, nangka muda, anggur, pir, kentang dan jeruk naik 2,33 persen, 3,57 persen, 57,08 persen, 16,21 persen, 15,58 persen,

1,12 2,19 0,56 2,10 0,80 0,51 0,03 0,11 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 P e r s e n Umum Bahan Makanan Mak. Jadi,Min, Rok & Temb

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014

5 Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga menghambat lajunya angka inflasi antara lain: bawang merah turun 18,77 persen dengan memberikan andil sebesar -0,07 persen; kelapa dan cabai merah turun 8,37 persen dan 9,70 persen dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; alpukat, telur ayam ras, dan minyak goreng turun 33,41 persen, 2,62 persen, dan 1,59 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,02 persen; tomat sayur, apel, daging ayam ras, kacang panjang, dan kangkung turun 13,96 persen, 4,93 persen, 0,88 persen, 6,67 persen, dan 5,79 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada Bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,53 persen. Angka indeks pada bulan ini sebesar 112,16 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 111,57.

Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik sebesar 0,38 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik 0,31 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik 1,23 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga mempertinggi angka inflasi pada kelompok ini diantaranya gudeg naik 4,79 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; bir naik 2,76 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; rokok kretek filter, juice buah, dan capcai naik 1,00 persen, 6,87 persen, dan 3,95 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,01 persen.

Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat angka inflasi antara lain: gula pasir turun 1,90 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,14 persen dengan angka indeks 109,19 lebih rendah dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 109,34. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,10 persen; sub kelompok perlengkapan rumahtangga naik 0,17 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik 0,20 persen. Sebaliknya sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air turun 0,72 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi, antara lain : kontrak rumah naik 0,28 persen dengan andil 0,01 persen; upah pembantu rumahtangga, batu bata/batu tela, mesin jahit, kusen, pembasmi nyamuk cair, sabun cair/cuci piring, dan tissu naik 0,23 persen, 0,49 persen, 10,00 persen, 1,34 persen, 1,89 persen, 0,59 persen, dan 0,54 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya adalah Bahan bakar rumahtangga turun 1,76 persen dengan andil -0,06 persen; pembersih lantai, kompor, dan keramik turun 1,10 persen, 0,12 persen dan 0,01 persen.

(6)

4. Sandang

Kelompok sandang pada Bulan Februari 2014 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen dengan angka indeks sebesar 103,95 persen, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 103,73. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruhnya mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik sebesar 0,08 persen, sub kelompok sandang wanita naik 0,11 persen, sub kelompok sandang anak-anak naik 0,17 persen, dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya naik 0,51 persen.

Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga, antara lain emas perhiasan, celana panjang jean anak-anak, celana panjang jean wanita, seragam sekolah pria, celana dalam wanita, dan jas hujan naik 0,75 persen, 2,72 persen, 1,59 persen, 1,33 persen, 0,90 persen dan 1,04 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi adalah BH katun turun 0,13 persen.

5. Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Bulan Februari 2014 ini mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 104,92 lebih tinggi dibanding angka indeks Bulan Januari 2014 yang mencapai 104,71.

Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 0,22 persen, sub kelompok obat-obatan naik 0,06 persen, dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,31 persen. Satu sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini diantaranya tariff dokter spesialis dan pasta gigi naik 1,59 persen dan 1,65 persen dengan andil 0,01 persen; alas bedak, pembersih/penyegar, dan obat batuk naik 1,96 persen, 0,91 persen dan 0,45 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga dapat menghambat laju inflasi adalah sabun mandi cair turun 1,16 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Februari 2014 mengalami inflasi sebesar 0,05 persen dengan angka indeks sebesar 103,22 lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 103,17.

Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,27 persen dan sub kelompok rekreasi naik 0,02 persen. Tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan; sub kelompok kursus-kursus/pelatihan dan sub kelompok olahraga relatif stabil dibandingkan dengan bulan lalu.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Bulan Februari 2014 antara lain: laptop/notebook, cuci/cetak foto, dan CD-Tape-Rec-Radio naik 0,57 persen, 1,40 persen, dan 0,58 persen. Sebaliknya komoditas VCD /DVD player dan komputer tablet turun 0,32 persen dan 0,43 persen.

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014

7 Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Januari dan Februari 2014, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100)

KODE KELOMPOK / SUB KELOMPOK

IHK Inflasi Februari 2014 (%) ANDIL INFLASI Januari 2014 Februari 2014 [1] [2] [3] [4] [5] [6] 00000 UMUM 110,77 110,85 0,07 0,07 10000 BAHAN MAKANAN 120,04 120,44 0,33 0,06

10100 Padi-padian,umbi2-an & hasilnya 108,02 109,70 1,56 0,06 10200 Daging dan hasil-hasilnya 126,71 127,41 0,55 0,02

10300 Ikan Segar 124,09 124,99 0,73 0,01 10400 Ikan Diawetkan 135,87 137,09 0,90 0,00 10500 Telur,susu,dan hasil-hasilnya 113,96 115,72 1,54 0,04 10600 Sayur-sayuran 127,02 128,13 0,87 0,01 10700 Kacang-kacan Gan 123,87 123,55 -0,26 0,00 10800 Buah-buahan 130,62 131,46 0,64 0,01 10900 Bumbu-bumbuan 134,00 129,80 -3,13 -0,05 11000 Lemak dan minyak 115,03 111,06 -3,45 -0,05 11100 Bahan makanan lainnya 114,96 115,60 0,56 0,00

20000 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 111,57 112,16 0,53 0,09

20100 Makanan jadi 113,18 113,61 0,38 0,05 20200 Minuman yang tdk beralkohol 106,63 106,96 0,31 0,01 20300 Tembakau dan minuman beralkohol 110,28 111,64 1,23 0,04

30000 PERUMAHAN 109,34 109,19 -0,14 -0,03

30100 Biaya tempat tinggal 106,54 106,65 0,10 0,01 30200 Bh,bakar,penerangan dan air 117,12 116,28 -0,72 -0,06 30300 Perlengkapan Rumahtangga 102,75 102,92 0,17 0,00 30400 Penyelenggaraan Rumahtangga 106,35 106,56 0,20 0,01 40000 SANDANG 103,73 103,95 0,21 0,01 40100 Sandang laki-laki 107,47 107,56 0,08 0,00 40200 Sandang wanita 104,57 104,69 0,11 0,00 40300 Sandang anak-anak 102,27 102,44 0,17 0,00 40400 Barang pribadi dan lainnya 100,30 100,81 0,51 0,01

50000 KESEHATAN 104,71 104,92 0,20 0,01

50100 Jasa kesehatan 103,28 103,51 0,22 0,01 50200 Obat-obatan 104,47 104,53 0,06 0,00 50300 Jasa Perawatan Jasmani 103,74 103,74 0,00 0,00 50400 Perawatan jasmani & kosmetika 106,96 107,29 0,31 0,01

60000 PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA 103,17 103,22 0,05 0,00 60100 Jasa Pendidikan 101,70 101,70 0,00 0,00 60200 Kursus-kursus/Pelatihan 122,07 122,07 0,00 0,00 60300 Perlengkapan/peralatan pendidikan 99,41 99,68 0,27 0,00 60400 Rekreasi 103,63 103,65 0,02 0,00 60500 Olahraga 105,63 105,63 0,00 0,00

70000 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 111,69 111,21 -0,43 -0,08

70100 Transpor 118,81 118,03 -0,66 -0,08

70200 Komunikasi dan pengiriman 98,77 98,76 -0,01 0,00 70300 Sarana & penunjang transport 102,92 102,92 0,00 0,00 70400 Jasa Keuangan 102,49 102,49 0,00 0,00

7. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Februari 2014 sebesar 111,21 atau mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,43 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai angka 111,69. Pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami

(8)

penurunan yaitu sub kelompok transpor turun 0,66 persen dan sub kelompok komunikasi dan pengiriman turun 0,01 persen. Sedangkan dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok sarana dan penunjang transpor dan sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan lalu.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan angka indeks pada kelompok ini diantaranya bahan pelumas/oli dan ban dalam motor naik 0,04 persen dan 0,16 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga adalah angkutan udara turun 4,26 persen dengan memberikan andil -0,07 persen; bensin turun 0,14 persen dengan memberikan andil -0,01 persen; telepon seluler dan ban luar motor turun 0,06 persen dan 0,08 persen.

C. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA DAN NASIONAL

Pada Bulan Februari 2014 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 2,73 persen, kemudian diikuti oleh Kota Singkawang dan Maumere dengan laju inflasi sebesar 1,75 persen dan 1,61 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo dan Bandar lampung masing-masing sebesar 0,02 persen diikuti Kota Pekan Baru sebesar 0,04 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Sibolga sebesar 2,43 persen, diikuti Kota Pangkal Pinang sebesar 2,11 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Balikpapan dan Kota Tanjung masing-masing sebesar 0,18 persen, diikuti Kota Manado sebesar 0,23 persen.

Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 9 kota mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,87 persen diikuti oleh Kota Bungo dan Tembilahan sebesar 0,51 persen dan 0,46 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung yang mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Pekan Baru sebesar 0,04 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Sibolga dan Pangkal Pinang sebesar 2,43 persen dan 2,11 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Palembang dan Bengkulu yang masing-masing sebesar 0,24 persen. Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Banyuwangi yaitu sebesar 1,02 persen, diikuti Kota Tangerang sebesar 0,86 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo sebesar 0,02 persen, diikuti Kota kediri dan Jember masing-masing sebesar 0,05 persen.

Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, inflasi terjadi di 6 kota IHK yaitu inflasi tertinggi terjadi di Kota Watampone dan Kota Bulukumba sebesar 0,99 persen dan 0,97 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Palopo dan Pare - pare sebesar 0,13 persen dan 0,15 persen. Sebaliknya deflasi terjadi di Kota Bau-bau dan Gorontalo sebesar 1,43 persen dan 0,98 persen. Selanjutnya untuk wilayah Kalimantan, dari 9 kota IHK, 4 kota IHK mengalami inflasi dan 5 kota IHK mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 2,73 persen diikuti Kota Singkawang sebesar 1,75 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Tarakan sebesar 0,59 persen, sedangkan Kota Palangkaraya mengalami deflasi sebesar 0,57 persen diikuti Kota Samarinda sebesar 0,32 persen.

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014

9 Tabel 4

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Februari 2014 di 82 kota

No Kota IHK Inflasi No Kota IHK Inflasi

[1] [2] [3] [4] [1] [2] [3] [4]

1 MEULABOH 112,94 -1,28 42 KEDIRI 112,15 0,05

2 BANDA ACEH 107,98 -0,45 43 MALANG 111,37 0,31

3 LHOKSEUMAWE 108,03 -0,88 44 PROBOLINGGO 112,25 0,02

4 SIBOLGA 111,00 -2,43 45 MADIUN 110,37 0,60

5 PEMATANG SIANTAR 113,40 -0,76 46 SURABAYA 110,72 0,23

6 MEDAN 111,95 -0,59 47 TANGERANG 115,81 0,86

7 PADANG SIDEMPUAN 110,50 -0,99 48 CILEGON 111,89 0,39

8 PADANG 114,03 -0,64 49 SERANG 112,90 0,82

9 BUKIT TINGGI 110,04 -0,26 50 SINGARAJA 115,10 0,37

10 TEMBILAHAN 116,16 0,46 51 DENPASAR 109,54 0,37

11 PEKAN BARU 110,96 0,04 52 MATARAM 111,55 0,30

12 DUMAI 111,00 0,30 53 BIMA 113,76 0,28

13 BUNGO 111,01 0,51 54 MAUMERE 110,51 1,61

14 JAMBI 111,26 -0,78 55 KUPANG 113,02 1,46

15 PALEMBANG 108,81 -0,24 56 PONTIANAK 114,83 2,73

16 LUBUK LUNGGAU 107,53 -0,41 57 SINGKAWANG 111,05 1,75

17 BENGKULU 113,25 -0,24 58 SAMPIT 110,76 0,75

18 BANDAR LAMPUNG 110,10 0,02 59 PALANGKARAYA 109,63 -0,57

19 METRO 122,58 0,09 60 TANJUNG 109,80 -0,18

20 TANJUNG PANDAN 116,63 0,44 61 BANJARMASIN 108,61 -0,28

21 PANGKAL PINANG 112,50 -2,11 62 BALIKPAPAN 111,96 -0,18

22 BATAM 109,71 0,16 63 SAMARINDA 113,78 -0,32

23 TANJUNG PINANG 113,39 0,87 64 TARAKAN 114,31 0,59

24 DKI JAKARTA 111,30 0,50 65 MANADO 109,05 -0,23

25 BOGOR 112,12 0,35 66 PALU 110,78 -0,72

26 SUKABUMI 111,98 0,62 67 BULUKUMBA 117,18 0,97

27 BANDUNG 110,30 0,39 68 WATAMPONE 109,35 0,99

28 CIREBON 110,52 0,37 69 MAKASAR 108,92 0,25

29 BEKASI 110,84 0,43 70 PARE - PARE 108,37 0,15

30 DEPOK 112,13 0,54 71 PALOPO 109,00 0,13

31 TASIKMALAYA 109,97 0,71 72 KENDARI 107,45 -0,97

32 CILACAP 113,54 0,57 73 BAU - BAU 110,24 -1,43

33 PURWOKERTO 111,05 0,51 74 GORONTALO 107,91 -0,98 34 KUDUS 116,38 0,11 75 MAMUJU 109,04 0,27 35 SURAKARTA 109,81 0,28 76 AMBON 109,50 0,85 36 SEMARANG 110,66 0,24 77 TUAL 115,33 1,46 37 TEGAL 108,47 0,79 78 TERNATE 111,57 -0,69 38 YOGYAKARTA 110,85 0,07 79 MANOKWARI 106,75 0,29 39 JEMBER 110,70 0,05 80 SORONG 109,11 0,63 40 BANYUWANGI 112,17 1,02 81 MERAUKE 111,84 -0,76 41 SUMENEP 110,25 0,76 82 JAYAPURA 112,91 -0,26 NASIONAL

Referensi

Dokumen terkait

ini ke dalam seni kriya dengan media kulit sebagai objek penerapan konsep tersebut. Kulit yang digunakan dalam penciptaan karya berupa kulit yang diolah dengan teknik

Nilai moral “ sopan santun “ terdapat dalam film La Vie En Rose. Sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma – norma yang berlaku didalam masyarakat.

 Melaksanakan administrasi aktiva tetap dan penyusutan.  Mereview harga pokok dan proyek-proyek di Galangan maupun Cabang.  Monitoring, menyiapkan dan melaporakan

Proyek-proyek besar seperti gedung pencakar langit memerlukan fondasi yang kuat untuk menyangga beban yang besar di atasnya. Jika daya dukung tanah dilokasi

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Penanggun gjawab TRIWULAN I Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output).. TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KONDISI KINERJA

Prestasi para alumni dari lembaga pendidikan (sekolah) ini perlu didata atau dicatat oleh lembaga. Sebab catatan tersebut sangat berguna bagi lembaga

Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode evaluasi ( evaluation method ) yaitu untuk melihat sejauh mana penerapan atau implementasi pengembangan dari Dinas Pendapatan