• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografi

Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian yang berkaitan dengan sistem informasi geografi.

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut McLeod (2001, p9), sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang terintegrasi dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan terpadu serta terorganisasi untuk mencapai tujuan yang sama.

Menurut O’Brien (2003, p8), sistem merupakan sekumpulan komponen yang berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output melalui proses transformasi yang terorganisasi.

Menurut Jogiyanto (2003, p34), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan obyek dan ide yang berasal dari input, untuk kemudian diproses

(2)

melalui komponen-komponen yang telah terorganisasi sedemikian rupa, sehingga menghasilkan output yang menjadi tujuan bersama.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti bagi manusia.

Menurut O’Brien (2003, p13), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang telah memiliki arti dan berguna untuk pengguna akhir tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai informasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi merupakan data yang telah diolah dan diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan penerimanya.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai entitas atau kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik maupun logikal (Prahasta, 2001, p40).

Menurut O’Brien (2005, p6), sistem informasi adalah penggabungan dari sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang mampu mengumpulkan, mengolah, mengubah, dan menyebarkan informasi secara terorganisir dengan baik dalam sebuah organisasi.

Dengan demikian, sistem informasi merupakan suatu sistem terpadu yang menggabungkan manusia dan mesin untuk menyajikan informasi.

(3)

2.1.4 Pengertian Geografi

Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.

Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geos (bumi atau permukaan bumi) dan graphien (melukis, mencitrakan, menjelaskan, atau menuliskan), maka berdasarkan asal katanya geografi dapat diartikan sebagai pencitraan atau pelukisan bumi.

Dalam arti yang lebih luas, geografi lebih sering diterima sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal balik antara keduanya.

Geografi diartikan pula sebagai ilmu mengenai permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, 2005, p347).

Menurut Richthoffen (dalam Prahasta, 2002, p12), geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya atau studi mengenai area-area yang berbeda di permukaan bumi dalam pengertian karakteristiknya.

Menurut Vidal de la Blache (dalam Prahasta, 2002, p12), geografi adalah ilmu pengetahuan mengenai tempat-tempat yang sangat mengonsentrasikan diri pada kualitas-kualitas dan potensi-potensi suatu negara.

Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan geografi adalah ilmu pengetahuan yang secara umum mempelajari tentang bumi dan segala isinya dari inti

(4)

bumi sampai dengan lapisan atmosfer, termasuk di dalamnya daratan, perairan, udara, serta makhluk hidup dan semua jenis materi.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Definisi SIG (Sistem Informasi Geografi) selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu, SIG juga merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat.

Menurut Burrough (1986, p6), sistem informasi geografi merupakan sistem informasi yang bertujuan mengumpulkan, menyimpan, menggunakan kembali saat dibutuhkan, memroses, dan menampilkan data spasial dari dunia sebenarnya untuk tujuan tertentu.

Menurut Paryono (1994, p1), sistem informasi geografi adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi geografis.

Sistem informasi geografi adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia, organisasi, dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman, 1997, p121).

Bersumber dari penelusuran informasi di situs web Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Geographic_information_system) pada tanggal 6 Oktober 2009, Geographic information system atau geographical information system (GIS) merupakan sebuah sistem informasi khusus yang dapat mengumpulkan, menyimpan,

(5)

menganalisis, mengelola, mengatur, dan mempresentasikan data yang memiliki informasi spasial, yakni data yang merujuk pada atau berhubungan dengan keruangan dan suatu letak kedudukan di permukaan bumi, misalnya data yang teridentifikasi menurut lokasinya dalam sebuah basis data. Secara teknis, GIS meliputi perangkat lunak pemetaan dan fitur aplikasinya seperti penginderaan jarak jauh, survei tanah, foto udara, matematika, fotogrametri, geografi, dan tools yang dapat diimplementasikan dengan piranti lunak GIS meskipun tidak semua hal yang berkaitan dengan topologi dapat terakomodasi melalui GIS. Lebih lanjutnya, istilah ini juga mencakup setiap sistem informasi yang mengintegrasikan, menyimpan, menyunting, menganalisis, menyebarkan, dan menampilkan informasi geografis. Secara umum yang disebut aplikasi GIS adalah tools yang memudahkan pengguna untuk menciptakan query interaktif ataupun pencarian yang direkayasa sendiri oleh pengguna, menganalisis informasi spasial/keruangan, menyunting data, peta, dan menyajikan hasil dari semua operasi tersebut. Sebagai tambahan, para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya serta data yang digunakan sebagai bagian dari sistem ini.

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi geografi membahas tentang masalah pengumpulan, pengecekan, pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis, dan penayangan informasi atau data mengenai permukaan bumi dari dunia nyata secara otomatis dan akurat melalui komputer untuk tujuan tertentu.

(6)

Teknologi sistem informasi geografi dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi, dan perencanaan rute. Misalnya SIG dapat membantu pihak berwenang untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan basah yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Secara singkat, SIG dapat berguna untuk memberikan nilai tambah pada data spasial dengan memungkinkan data untuk diorganisasikan dan ditampilkan secara efisien. Dengan analisis dan penemuan data baru yang dapat dilakukan secara cepat, SIG menghasilkan informasi yang sangat berguna untuk membantu pengambilan keputusan.

2.2 Komponen Sistem Informasi Geografi

SIG dapat disajikan sebagai suatu paket perangkat lunak dan perangkat keras di mana komponen-komponen pendukungnya terdiri atas berbagai macam alat yang digunakan untuk menginput, memanipulasi, menganalisis, dan menghasilkan data (Burrough, 1986, p7).

2.2.1 Perangkat Keras

Secara umum, perangkat keras terdiri dari beberapa komponen yang saling terhubung dan bekerja sama (Burrough, 1986, p7), seperti yang ditunjukkan oleh skema

(7)

Gambar 2.1 Skema Perangkat Keras SIG

Central Processing Unit (CPU) dihubungkan dengan disk drive sebagai unit penyimpanan yang menyediakan tempat untuk menyimpan data dan program. Digitizer, scanner atau komponen lain yang serupa digunakan untuk mengambil data dari peta dan komponen lainnya untuk kemudian diubah ke dalam format digital dan dikirim ke CPU. Plotter, printer atau komponen lain yang serupa digunakan untuk menampilkan hasil data yang telah diproses.

Tape drive digunakan untuk menyimpan data ke dalam magnetic tape atau untuk berkomunikasi dengan sistem lainnya. Komunikasi dengan komputer lain dapat dilakukan dengan menggunakan modem di mana pengguna melakukan kontrol atas komponen-komponennya melalui Visual Display Unit (VDU).

Sistem informasi geografi dapat digunakan pada berbagai macam jenis komputer mulai dari Personal Computer (PC) hingga super computer multi-user (Heywood, 2002, p13), dan dapat ditulis dalam berbagai bahasa pemrograman. Sistem utama berhubungan

Digitizer

Scanner 

CPU VDU Disk drive Printer Ploter

(8)

dengan peralatan-peralatan mahal termasuk monitor dan mesin digitasi sedangkan yang lainnya dapat dihubungkan secara langsung ke PC.

Pada saat ini, SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari desktop, workstation, hingga multi-user host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkinerja tinggi, memiliki ruang penyimpanan (hard disk) dan kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat melalui karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada komputer pun dapat diatasi.

Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke komputer. Contoh: scanner, digitizer dan CD-ROM

b. Alat pemrosesan, merupakan sistem komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan.

Contoh: CPU, tape drive dan disk drive

c. Alat keluaran (output) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data dalam proses SIG.

Contoh: VDU, plotter dan printer 2.2.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan bagian dari sistem yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan dan menghasilkan data yang diperlukan. Sedangkan mengenai skema perangkat lunak dalam SIG sendiri dapat dilihat pada gambar 2.2. Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun

(9)

secara modular di mana basis data memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dijalankan sendiri secara terpisah.

Gambar 2.2 Skema Perangkat Lunak SIG

Data hasil penginderaan jarak jauh dan tambahan seperti data lapangan dan peta disatukan menjadi data dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke dalam komputer melalui unit input untuk disimpan dalam hard disk. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk laporan (dalam bentuk peta/gambar). Data ini juga dapat diperbaharui untuk menjaga agar data tetap sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Input tambahan 

Transformasi Penayangan dan

Basis data Input data

(10)

2.2.3 Data Sistem Informasi Geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimpornya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasial dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

Terdapat dua macam jenis data yang digunakan dalam pengolahan data SIG, yaitu data spasial dan data non-spasial.

Data spasial adalah data mengenai obyek-obyek atau unsur geografis (baik di bawah, di atas dan di permukaan bumi) yang dapat diidentifikasi dan mempunyai acuan lokasi berdasarkan sistem koordinat tertentu. Data spasial yang dikenal juga dengan sebutan data geografis terdiri dari data grafis yang merupakan elemen gambar dalam komputer yang dapat berupa titik (node), garis (arc) dan bidang (polygon) dalam bentuk data vektor ataupun data raster.

Data non-spasial (data atribut) merupakan data dalam bentuk teks atau angka, sesuai dengan karakteristik obyeknya yang bersifat kuantitatif atau kualitatif (Yousman, 2004, p14).

Adapun dalam sistem informasi geografi terdapat dua macam penyajian data spasial, yaitu model raster dan model vektor.

Model raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (bidang referensi horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi kotak-kotak). Setiap piksel memiliki atribut

(11)

tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi model ini sangat tergantung pada resolusi atau ukuran piksel suatu gambar.

Model raster memberikan informasi spasial apa saja yang terjadi di mana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model raster, data geografi ditandai oleh nilai-nilai elemen matriks dari suatu obyek yang berbentuk titik, garis maupun bidang (Prahasta, 2007, p148).

Model vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis dan kurva atau poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk dasar model vektor didefinisikan oleh sistem koordinat Kartesius dua dimensi (x, y).

Di dalam data vektor, garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang berhubungan. Sedangkan, bidang atau poligon disimpan sebagai sekumpulan titik-titik dengan ketentuan bahwa titik-titik awal dan titik-titik akhir memiliki koordinat yang sama (Prahasta, 2007, p156).

2.2.4 Manajemen Data Sistem Informasi Geografi

Data adalah hasil dari pengamatan yang kita lakukan terhadap dunia nyata. Data dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang dapat diproses untuk memberikan arti kepada data tersebut dan mengubahnya menjadi informasi. Jadi dengan memiliki rincian lengkap, sebuah data berubah menjadi sebuah informasi. Walaupun dalam bahasa sehari-hari antara data dan informasi terkadang sering tertukar penggunaannya, tapi sebenarnya dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara keduanya. Data

(12)

merupakan suatu bentuk penyimpanan informasi yang harus diterjemahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan suatu informasi baru yang siap pakai.

Data merupakan fakta mentah hasil observasi, umumnya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis (O’Brien, 2002, p14).

Menurut Whitten et al (2004, p23), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting yang ada di dalam organisasi. Setiap fakta tanpa disertai fakta lainnya secara relatif tidak akan ada artinya.

2.2.5 Pengguna Sistem Informasi Geografi

Dalam penerapan sistem informasi geografi harus ada manusia yang berperan dalam merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem sekaligus membuat keputusan berdasarkan output yang dihasilkan oleh sistem. Oleh karena itu, pengenalan terhadap GIS kepada para pengguna merupakan hal yang sangat penting, bahkan dapat membawa sebuah organisasi ke arah perubahan besar termasuk restrukturisasi internal, pelatihan ulang staf, dan peningkatan alur informasi. Penelitian membuktikan bahwa penggunaan sebuah SIG yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan dan kinerja sumber daya sebuah organisasi serta ketepatan pemilihan dan cara implementasi sistem yang baik.

2.3 Keuntungan Penggunaan Sistem Informasi Geografi

Informasi geografis yang disajikan pada peta konvensional boleh jadi merupakan informasi yang murah dari segi biaya, namun peta tersebut sudah dimanipulasi untuk memudahkan pembacaan sehingga mengurangi bahkan tidak menampakkan keasliannya. Sistem informasi geografi menyimpan data seperti apa adanya, sesuai

(13)

dengan ukuran aslinya. Data keruangan yang dimiliki SIG disimpan dalam bentuk digital menggunakan media penyimpanan digital berkapasitas besar.

Menurut Yousman (2004, p263), beberapa keuntungan penggunaan SIG adalah: a. SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detail atau tema yang

diinginkan, menggabungkan suatu kumpulan data dengan kumpulan data lainnya, melakukan perbaikan data, serta melakukan pemodelan dan menganalisis suatu keputusan dengan lebih cepat.

b. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang dapat digunakan untuk menampilkan informasi-informasi tertentu. Peta-peta tematik tersebut dapat dibuat dari peta-peta yang sudah ada sebelumnya, hanya dengan memanipulasi atribut-atributnya.

c. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi menjadi beberapa lapisan data spasial. Dengan penggunaan konsep lapisan dalam pemodelan, permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali atau dirancang dalam bentuk tiga dimensi berdasarkan data ketinggiannya.

Adapun manfaat dari sistem informasi geografi dapat berbeda-beda disesuaikan dengan fungsi dan bidang pekerjaan yang menggunakan SIG sebagai acuan. Beberapa manfaat dari sistem informasi geografi yang dapat diterapkan di segala bidang yaitu:

a. SIG memudahkan pengguna dalam melihat fenomena di muka bumi dengan perspektif yang lebih baik;

(14)

b. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta, dan data statistik;

c. SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat;

d. SIG juga mengakomodasi data dinamis serta penyediannya secara tepat waktu; e. Informasi yang dihasilkan SIG merupakan informasi keruangan dan

kewilayahan, maka informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk inventarisasi data keruangan yang berkaitan dengan sumber daya alam;

f. SIG dapat menghemat waktu dalam produksi peta, proses pembaharuan peta dan ruang penyimpanan data;

g. SIG dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan hingga menghasilkan perencanaan yang lebih baik pada suatu organisasi.

2.4 Pemetaan

Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan peta secara garis besar.

2.4.1 Pengertian Peta

Peta adalah suatu metode tradisional untuk menyimpan, menganalisis dan menyajikan data spasial, biasanya berwujud alat peraga yang dapat menyampaikan suatu ide berupa suatu gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah, penyebaran penduduk, jaringan jalan, dan hal lainya yang berhubungan dengan kedudukan dalam

(15)

ruang. Peta dilukiskan dengan skala tertentu dengan tulisan atau simbol sebagai keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas, dapat juga hanya mencakup wilayah yang sempit.

Peta merupakan dasar yang penting dalam SIG karena berfungsi sebagai sebuah sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan mempertunjukkan data.

Menurut Burrough (1986, p13), peta adalah sekumpulan titik, garis dan area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat beserta dengan penggambaran atribut-atribut non-spasialnya. Peta biasanya direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.

2.4.2 Jenis Peta

Menurut kegunaannya, peta terdiri dari:

a. General Reference Map (Peta Referensi Umum)

Peta ini digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi macam-macam bentuk geografi seperti fitur tanah, perkotaan, jalan, dan sebagainya.

b. Mobility Map (Peta Mobilitas)

Peta ini bermanfaat bagi masyarakat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan darat, laut dan udara.

(16)

c. Thematic Map (Peta Tematik)

Peta ini digunakan untuk menunjukkan penyebaran data non-spasial dari obyek tertentu pada peta, biasanya angka atau warna yang merupakan data hasil olahan. d. Inventory Map (Peta Inventaris)

Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur tertentu yang terdapat di suatu wilayah, seperti posisi semua taman nasional yang dimiliki oleh provinsi Sumatera Barat. Menurut isinya, peta terdiri dari:

a. Peta Umum

Melukiskan semua kenampakan pada suatu wilayah secara umum. Kenampakan adalah keadaan alam atau daerah dengan berbagai bentuk permukaan bumi. Peta umum dikenal juga dengan sebutan peta topografi. Peta topografi adalah gabungan dari peta yang berbeda-beda. Peta topografi mengandung kumpulan data yang bervariasi dalam topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan lahan, relief atau kontur tanah, dan fitur kultural juga dapat ditampilkan semuanya secara bersamaan dalam sebuah peta topografi yang sama. Contoh : peta Indonesia, peta dunia

b. Peta Khusus

Melukiskan kemampuan tertentu atau menonjolkan satu macam data saja pada wilayah yang dipetakan.

(17)

Menurut skalanya, peta terdiri dari:

a. Peta kadaster : skala antara 1:100 – 1:5.000 b. Peta skala besar : skala antara 1:5.000 – 1:250.000 c. Peta skala sedang : skala antara 1:250.000 – 1:500.000 d. Peta skala kecil : skala antara 1:500.000 – 1:1.000.000 e. Peta geografi : skala > 1:1.000.000

Menurut keadaan obyeknya, peta terdiri dari: a. Peta Stasioner

Menggambarkan stabilitas atau apakah keadaan obyek yang dipetakan tetap. Contoh : peta persebaran gunung berapi

b. Peta dinamis

Menggambarkan keadaan atau obyek yang dipetakan mudah berubah. Contoh : peta arah angin

2.4.3 Pengertian Garis Lintang dan Garis Bujur

Garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) adalah garis-garis khayal di permukaan bumi yang dilukis di atas peta, atlas atau bola dunia untuk membantu menunjukkan kedudukan suatu tempat. Letak dan posisi tempat dirujuk oleh titik persilangan (koordinat) antara garis lintang dengan garis bujur. Nilai garis lintang dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur.

Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola dunia yang sejajar dengan Garis Ekuator. Garis lintang diukur dalam kiraan (˚) dari Garis Khatulistiwa atau Ekuator (0˚) tanpa sudut. Garis-garis lintang utama di dunia terdiri dari Garis Khatulistiwa, Garis

(18)

Sartan, Garis Jadi, Garis Artik, dan Garis Anartik. Semua garis lintang berbentuk lingkaran cincin, kecuali Kutub Utara (90˚LU) dan Kutub Selatan (90˚LS) yang berbentuk titik untuk menggambarkan poros bumi. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah Utara Ekuator, sedangkan Lintang Selatan (LS) berarti semua tempat yang terletak di sebelah Selatan Ekuator.

Yang dimaksud dengan garis bujur adalah garis-garis setengah lingkaran yang dilukis di sekeliling bola dunia dari bagian atas sampai ke bawah tegak lurus dengan garis lintang sehingga seolah-olah menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Hal ini juga berarti semua garis bujur bertemu antara satu sama lain di Kutub Utara dan Kutub Selatan karena setiap garis berawal dan berakhir di keduanya. Garis bujur utama (Prime Meridien) adalah garis bujur 0˚ yang melewati kota Greenwich sebagaimana disepakati bersama secara internasional. Garis-garis bujur di sebelah timur Meridian diberi nilai 1˚BT hingga 180˚BT, begitu pula dengan garis-garis bujur di sebelah barat Meridian diberi nilai 1˚BB sampai 180˚BB. Garis bujur 180˚BT dan 180˚BB adalah satu garis yang sama, hanya berbeda orientasinya sehingga garis bujur ini juga ditulis dengan 180˚ tanpa menyebut Bujur Timur atau Bujur Barat.

2.5 Rekayasa Piranti Lunak

2.5.1 Pengertian Rekayasa Piranti Lunak

Menurut Pressman(2001,p20), rekayasa piranti lunak adalah penerapan dan penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam usaha menghasilkan piranti lunak yang ekonomis, dapat dihandalkan danberkerja secara efisien pada mesin yang sesungguhnya. Paradigm rekayasa piranti lunak yang sering digunakan

(19)

adalah the Classic Life Cycle atau lebih dikenal dengan Waterfall model.(Pressman,2001,p28-29).

Gambar 2.3 waterfall model

Gambar diatas adalah tahapan umum dari model proses ini. Akan tetapi Roger S. Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:

System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2

(20)

aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.

Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.

Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari

(21)

eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

Pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar diawal project maka SE dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem diawal project lebih ekonomis dalam hal materi (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.

Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut / sequential, maka ketika suatu tahap terhambat, tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini. Selain itu, ada beberapa kekurangan pengaplikasian model ini, antara lain adalah sebagai berikut:

• Ketika problem muncul, maka proses berhenti, karena tidak dapat menuju ke tahapan selanjutnya. Bahkan jika kemungkinan problem tersebut muncul akibat kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi tahapan sebelumnya agar problem ini tidak muncul. Hal-hal seperti ini yang dapat membuang waktu pengerjaan SE.

• Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup lama, artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu hasil

(22)

dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini berlangsung lama pengerjaannya.

• Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisasinya masing-masing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka sumber dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada model proses ini dibutuhkan seseorang yang “multi-skilled”, sehingga minimal dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya.

Tahapan-tahapan model ini sudah cukup baik dalam artian minimal untuk melakukan SE, maka harus ada tahapan-tahapan ini. Tahapan-tahapan ini jugalah yang digunakan oleh model-model yang lain pada umumnya. Ada filosofi yang mengatakan sesuatu yang sukses diciptakan pertama kali, maka akan terus dipakai didalam pengembangannya. Hal ini juga berlaku pada waterfall model ini. Mungkin dapat dikatakan bahwa inilah standar untuk melakukan SE. Akan tetapi, yang mungkin menjadi banyak pertimbangan mengenai penggunaan dari model ini adalah metode sequential-nya. Mungkin untuk awal-awal software diciptakan, hal ini tidak menjadi masalah, karena dengan berjalan secara berurutan, maka model ini menjadi mudah dilakukan. Sesuatu yang mudah biasanya hasilnya bagus. Oleh karena itu model ini sangat populer. Akan tetapi, seiring perkembangan software, model ini tentu tidak bisa mengikutinya. Yang menjadi kelemahan adalah pada pengerjaan secara berurutan tadi, seperti yang sudah diutarakan sebelumnya. Kelemahan-kelemahan yang lain juga sudah diutarakan diatas, atau bahkan masih ada yang lainnya.

(23)

Dari sini, nantinya akan dikembangkan model-model yang lain, bahkan ada tahap evolusioner dari suatu model proses untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tadi. Meskipun secara tahapan masih menggunakan standar tahapan waterfall model. Kesimpulannya adalah ketika suatu project skalanya sedang mengarah kecil bisa menggunakan model ini. Akan tetapi kalau sudah project besar, tampaknya kesulitan jika menggunakan model ini.

2.5.2 Elemen pokok RPL

Elemen pokok Rekayasa Piranti Lunak adalah sebagai berikut : 1. Process

Pada proses RPL merupakan perekat yang mengikat lapisan-lapisan teknologi secara bersama dan memampukan perangkat lunak computer untuk berkembang secara tepat waktu dan rasional. Proses menggambarkan suatu kerangka kerja untuk sekumpulan dari Key Process Areas (KPAs) yang harus diterapkan untuk keefektifan pengiriman dar iteknologi rekayasa piranti lunak. Key process areas merupakan bentuk dasar bagi control managemen dari proyek-proyek piranti lunak dan menerapkan konteks dimana metode teknis daapt diterapkan. Produk kerja (model, dokumen, data, laporan, bentuk, dll) yang diproduksi, kualitas yang dipastikan, dan perubahan yang diatur dengan baik. 2. Methods

Metode Rekayasa Pirantil Lunak menyediakan teknik bagaimana cara untuk membangun piranti lunak. Metode yang meliputi suatu ruang lingkup tugas yang luas yang meliputi analisa kebutuhan , desain , konstruksi program,

(24)

pengujian, dan dukungan. Metode rekayasa Piranti Lunak bergantung pada sekumpulan prinsip-prinsip dasar yang memerintah tiap area dari teknologi dan meliputi kegiatan modeling dan teknik deskriptif lainnya.

3. Tools

Peranan Rekayasa Piranti lunak menyediakan dukungan yang otomatis dan semi - Otomatis bagi proses dan metode-metodenya. Ketika peralatan itu terintegrasi, maka informasi yang dibentuk oleh suatu alat dapat digunakan oleh yang lainnya, suatu sistem yang mendukung perkembangan piranti lunak disebut Computer-Aideds Software (CASE), telah didirikan. CASE merupakan kombinasi dari software, hardware, dan suatu basis data rekayasa piranti lunak (sebuah tempat penyimpanan yang berisi informasi penting tentang analisis, desain, konstruksi program, dan pengujian ) untuk menciptakan suatu lingkungan analogis rekayasa piranti lunak untuk CAD/CAE (computer-aided design/ engineering) untuk peragkat keras

2.6 Data

2.6.1 Pengertian Data

Menurut McLeod, et al(2007,p15), data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berhenti bagi pemakai.

Dua sifat data :

a. Shared : data dapat digunakan oleh beberapa pengguna. b. Integrated : data merupakan kesatuan, sedapat mungkin

(25)

menghindari pengulangan sehingga data menjadi lebih valid. 2.6.2 Pengertian Basis Data

Pengertian basis data adalah kumpulan data yang terhubung satu sama lain secara logikal, dan deskripsi data itu dirancang untuk

memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi (Connolly, 2005, p15). Basis data adalah kumpulan data-data yang digunakan oleh sistem aplikasi dari perusahaan ( Date, 2000, p10). Basis data adalah kumpulan data-data yang disimpan dalam suatu format yang telah distandarisasi, dirancang untuk dibagikan kepada banyak user (Post, 2005, p2). Basis data adalah seperangkat file yang terinterelasi dan terkoordinasi secara terpusat (Romney, 2003, p82).

2.6.3 Database Management System

Database Management System (DBMS) adalah sebuah system software yang memperbolehkan user untuk menggambarkan, membuat, menjaga, dan mengontrol akses ke basis data (Connolly, 2005, p16). Database Management System (DBMS) adalah suatu kumpulan data yang interelasi dan seperangkat program untuk mengakses data-data tersebut (Silberschatz, 2002, p1). Fasilitas yang disediakan DBMS antara lain (Connolly, 2005, p16) :

• Memperbolehkan user untuk mendefinisikan data, membuat spesifikasi tipe data, dan constraint pada data yang akan disimpan dalam basis data. Biasanya menggunakan Data Definition Language (DDL).

(26)

Constraint adalah peraturan konsistensi nilai pada basis data yang tidak dapat dilanggar.

• Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah data, menghapus data, dan mengambil data dari basis data. Biasanya menggunakan suatu Data Manipulation Language (DML). Bahasa yang umum digunakan adalah Structured Query Language (SQL).

• Menyediakan fungsi-fungsi untuk mengontrol akses ke basis data :

Sistem keamanan (Security system), mencegah user yang tidak berwenang agar tidak mengakses ke basis data.

Sistem integritas (Integrity system), menjaga konsistensi data yang disimpan.

Sistem kontrol (Concurency control), mengijinkan agar data dapat dipakai bersama-sama oleh user lainnya.

Sistem kontrol perbaikan (Recovery control system), memperbaiki atau mengembalikan basis data ke kondisi sebelumnya jika terjadi kerusakan pada perangkat keras dan perangkat lunak.

Katalog yang dapat diakses user (User-accessible catalog), catatan yang berisi deskripsi data pada basis data.

(27)

yang berinteraksi dengan basis data sesuai dengan permintaan DBMS (Connolly, 2005, p17). Komponen lingkungan DBMS antara lain (Connolly, 2005, p18) :

1. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras dapat berupa komputer tunggal personal, mainframe tunggal, hingga jaringan komputer. Perangkat keras dapat tergantung pada kebutuhan perusahaan dan DBMS yang digunakan.

2. Perangkat lunak (software)

Program aplikasi yang digunakan biasanya adalah 3rd GL

(third generation language) , seperti C, C++, Java, Visual Basic, COBOL, Fortran, Ada, Pascal, atau bahkan 4th GL (fourth

generation language) seperti SQL yang digabungkan pada 3rd GL.

3. Data (data)

Data merupakan komponen yang paling penting dari lingkungan DBMS. Data berperan sebagai penghubung antara komponen mesin dengan komponen manusia.

4. Prosedur (procedure)

Prosedur mengandung instruksi dan peraturan yang mengatur rancangan dan kegunaan basis data, seperti bagaimana masuk ke dalam DBMS, menjalankan dan menghentikan DBMS, dan bagaimana membuat cadangan data dari basis data.

(28)

5. Manusia (people)

Manusia merupakan komponen terakhir yang terlibat langsung dengan sistem, termasuk didalamnya adalah Database Administrator (DBA), perancang basis data, pengembang aplikasi, dan pemakai akhir.

Keuntungan DBMS antara lain (Connolly, 2005, p26) : • Kontrol redundansi data

Pendekatan basis data berusaha menghapus redundansi dengan menggabungkan file sehingga data yang sama tidak akan disimpan kembali. Bagaimanapun, pendekatan basis data tidak menghapus redundansi secara keseluruhan, tetapi mengontrol jumlah redundansi yang terdapat pada basis data. Pada waktu yang berbeda, beberapa data yang duplikat diperlukan untuk meningkatkan performance.

• Konsistensi data

Dengan menghapus atau mengontrol redundansi, maka akan mengurangi resiko ketidakkonsistensian yang akan muncul. Jika sebuah data disimpan hanya satu kali pada basis data, update apapun terhadap nilai data tersebut hanya dilakukan satu kali dan nilai baru tersedia untuk user.

(29)

Dengan integrasi dari data operasional, maka memungkinkan perusahaan untuk menurunkan informasi tambahan dari data yang sama.

• Data yang berbagi

File biasanya dimiliki oleh orang atau departemen yang menggunakannya. Disisi lain, basis data adalah milik keseluruhan organsisasi dan dapat dibagi-bagi kepada user yang berhak mengaksesnya.

• Meningkatkan integritas data

Integritas data merujuk pada validitas dan konsistensi data yang disimpan. Integritas biasanya digambarkan dalam bentuk constraint, yang merupakan peraturan yang konsisten pada basis data yang tidak diijinkan untuk dilanggar.

• Meningkatkan keamanan

Keamanan basis data adalah perlindungan basis data dari user yang tidak memiliki hak akses. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat username dan password untuk mengidentifikasi user yang mempunyai hak akses ke basis data. Akses yang diberikan kepada user dapat dibatasi oleh jenis operasi yaitu insert, update, delete, dan retrieval data.

(30)

Integrasi memungkinkan DBA mendefinisikan dan menjalankan standar yang diperlukan. Standar ini dapat meliputi standar departemen, organisasi, nasional, atau internasional untuk pemformatan data dalam memfasilitasi pertukaran data antar sistem, aturan penamaan, standar dokumentasi, prosedur update, dan aturan akses.

• Meningkatakan maintenance melalui independensi data

Pada sistem berbasis file, deskripsi data dan logika untuk mengakses data dibangun ke dalam setiap program aplikasi, membuat program bergantung pada data. Pada DBMS, deskripsi data dan aplikasi dipisahkan sehingga membuat aplikasi terpisah dari perubahan deskripsi data. Ini disebut dengan independensi data.

• Meningkatkan concurrency

DBMS mengatur akses ke basis data dimana jika terjadi akses terhadap data secara bersamaan , maka akses yang satu tidak akan mengganggu akses yang lainnya sehingga tidak terjadi kehilangan informasi .

Kerugian DBMS antara lain (Connolly, 2005, p29) : • Kompleksitas

Perancang dan pengembang basis data, data dan database

(31)

fungsionalitas DBMS yang kompleks. Kegagalan dalam memahami sistem dapat membawa ke keputusan rancangan yang buruk dimana akan terdapat konsekuensi yang serius untuk perusahaan.

• Ukuran (size)

Fungsionalitas yang kompleks menjadikan DBMS sebagai sebuah perangkat lunak yang membutuhkan tempat penyimpanan yang sangat besar dan jumlah memori yang besar untuk menjalankan DBMS secara efisien.

• Biaya DBMS

Biaya untuk suatu DBMS sangat bervariasi tergantung pada lingkungan dan fungsionalitas yang diberikan.

• Biaya perangkat keras tambahan

Kebutuhan tempat penyimpanan untuk DBMS dan basis data membutuhkan pembelian tempat penyimpanan tambahan. Selain itu, untuk mendapatkan performance yang diinginkan, maka diperlukan untuk membeli mesin yang lebih besar untuk menjalankan DBMS. Penambahan perangkat keras baru akan menghasilkan pengeluaran biaya tambahan.

• Biaya konversi

Biaya tambahan untuk melakukan konversi aplikasi yang telah ada agar berjalan pada DBMS dan perangkat keras yang

(32)

baru. Selain itu juga meliputi biaya tambahan untuk pelatihan staff untuk menggunakan sistem baru dan mungkin mempekerjakan staff ahli untuk membantu dalam melakukan konversi dan menjalankan sistem baru.

• Performance

DBMS digunakan untuk memenuhi banyak permintaan aplikasi sehingga beberapa aplikasi tidak berjalan sesuai yang seharusnya. 2.6.3 Primary Key

Menurut Connolly dan Begg (2005, p79), Primary Key merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut yang bersifat unik yang dipilih untuk mengidentifikasi tuple atau record dalam sebuah tabel. Unik di sini memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple/record dalam sebuah tabel.

2.6.4 Foreign Key

Foreign Key berdasarkan Connolly dan Begg (2005, p79) adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam sebuah tabel yang merujuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menggambarkan hubungan antara satu tabel dengan tabel yang lainnya.

2.6.5 Entity Relationship Diagram

Entity relationship diagram menunjukkan hubungan antar data berdasarkan persepsi nyata yang terdiri dari sekumpulan obyek dasar yang disebut entitas dan hubungan antar entitas-entitas tersebut.

(33)

Jenis mapping cardinality menurut Eaglestone (2001, p125), antara lain: a. One to one

Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau hanya satu y, dan setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x. b. One to many

Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau lebih y, tetapi setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x.

c. Many to many

Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke satu atau lebih y, dan setiap satu y mungkin berhubungan dengan satu atau lebih x.

d. Zero or one to many

Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke satu atau lebih y, tetapi setiap satu y hanya berhubungan ke satu x atau tidak sama sekali.

2.7 Statechart Diagram

Menurut Whitten, et al (2004,p700-701), statechart Diagram adalah Diagram UML yang menggambarkan macam-macam keadaan yang dapat dimiliki objek peristiwa yang memicu terjadinya transisi antar keadaan, dan aturan-aturan yang mengatur transisi tersebut. Suatu objek berganti keadaan saat nilai atributnya berubah. Statechart Diagram tidak diperlukan untuk semua objek. Statechart Diagram dibuat hanya untuk objek yang secara jelas memiliki keadaan yang dapat diidentifikasi dan perilaku yang kompleks.

(34)

Statechart Diagram diawali dengan keadaan awal (lingkaran hitam penuh) dan transisi melewati berbagai keadaan dalam daur hidup objek (segi empat tidak bersudut) sampai mencapai keadaan akhir (lingkaran hitam penuh dengan lingkaran diluranya). Panah menggambarkan kejadian yang memicu perubahan keadaan ke keadaan lainnya. 2.8 Component Diagram

Menurut Whitten, et al(2004, p502), Component Diagram digunakan untuk menggambarkan organisasi dari sistem dan ketergantungnan dari komponen perangkat lunak dalam sistem. Component Diagram dapat juga digunakan untuk menunjukkan bagaimana kode program dibagi menjadi modul-modul.

2.9 Use-Case Diagram

Menurut Ambler, Scott W (2006), use-case Diagram secara grafik menggambarkan interaksi antara sistem, hal-hal di luar sistem,dan user. Dengan kata lain, mereka

menggambarkan siapa yang akan memakai sistem dan dengan cara itu seorang user akan berinteraksi dengan sistem. Use-case merupakan urutan langkah yang secara tindakan saling terkait (skenario), baik termotivasi maupun secara manual, untuk tujuan

(35)

Gambar 2.4 Contoh Diagram Use-case Notasi yang digunakan dalan use-case Diagram antara lain: 1. Actor

Adalah posisi yang dimiliki user terhadap sistem. Yang menjadi actor dapat berupa manusia, hardware atau sistem lain yang berhubungan dengan sistem yang berjalan. Atau actor adalah sesuatu yang memerlukan interaksi dengan sistem untuk bertukar informasi.

2. Use-case symbol

Menggambarkan sekumpulan urutan, dimana setiap urutan mewakili intervensi antara actor dengan sistem. Use case symbol merepresentasikan fungsionalitas sistem secara keseluruhan.

(36)

2.9.1 Deskripsi Use-case

Bagian umum kejadian adalah deskripsi use-case, yaitu langkah demi langkah mulai dengan pelaku menginisialisasi use-case dan melanjutkannya hingga akhir kejadian bisnis. Dimana dalam deskripsi use-case terdapat:

Nama use-case (use-case), merupakan nama dari suatu use-case. Aktor (actor), pelaku yang berpartisipasi di dalam suatu use-case. Tujuan (goals), tujuan dari use-case.

Prakondisi (precondition), batasan pada keadaan sistem sebelum use-case dapat dieksekusi.

Ringkasan (summary), deskripsi ringkasan pendek yang berisi jumlah kalimat yang menunjukkan secara garis besar tujuan use-case dan berbagai

kegiatannya.

Related use-case, use-case yang saling berhubungan.

Langkah-langkah (steps), menjelaskan setiap langkah dari use-case dengan menggunakan dua kolom, dimana kolom sebelah kiri menunjukkan aksi dari pelaku dan kolom sebelah kanan merupakan respon yang diberikan oleh sistem.

2.10 IMK (Interaksi Manusia dan Komputer)

Menurut Shneiderman (1998, p55), IMK adalah studi tentang interaksi antara manusia dan komputer. IMK sering dianggap sebagai titik temu antara sains computer, sains perilaku, dan perancangan serta beberapa studi ilmu lainnya. Interaksi antara manusia

(37)

dan computer terjadi pada user interface yang termasuk perangkat lunak dan perangkat keras. 8 Aturan emas dalam perancangan interface yaitu :

1. Konsistensi

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro. 3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya. 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan

(38)

memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

2.11 Asuransi jiwa

2.11.1 Pengertian Asuransi jiwa

Menurut Djojosoedarso, Soeisno (2005,p7), Asuransi Jiwa adalah polis asuransi yang membayar manfaat atas kematian kepada penerima manfaat atau ahli waris apabila tertanggung atau peserta utama meninggal dunia. Produk ini dibentuk untuk memberikan perlindungan ekonomis kepada seseorang, sehingga apabila terjadi suatu resiko keluarga

(39)

yang ditinggalkan tetap akan hidup layak sesuai tanpa harus menurunkan standart hidupnya. Definisi Asuransi Jiwa menurut UU No. 2 Tahun 1992 berbunyi seperti ini: “Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang diasuransikan”.

Manfaat proteksi jiwa ini adalah jaminan kepastian terhadap tertanggung dan keluarga dalam menghadapi berbagai resiko kehidupan. Ketika dalam resiko, maka manfaat asuransi pasti akan tetap memberikan seluruh manfaat dana pendidikan, dana pensiun maupun santunan meninggal yang direncanakan tanpa harus melanjutkan pembayaran preminya. Kepastian ini tertuang secara rinci didalam polis yang memiliki kekuatan dan dasar hukum yang sah.

2.11.2 Definisi asuransi dilihat dari fungsinya

Untuk membantu membangun keamanan finansial seseorang, polis asuransi jiwa yang dibutuhkan untuk membantu melindungi orang yang mereka cintai dalam peristiwa kematian pemilik polis. Asuransi jiwa bisa datang dalam berbagai bentuk, tapi semua memiliki satu manfaat utama; jumlah polis Anda akan dibayarkan kepada penerima secara langsung setelah kematian seseorang dan akan bebas pajak penghasilan. Hidup asuransi juga dapat memberikan keuntungan tambahan untuk membangun diri sendiri keuntungan pajak pendapatan untuk pensiun atau untuk membantu memberikan aset untuk melawan pajak estat.

(40)

2.11.3 Pengertian Polis

Menurut Djojosoedarso (2005, p72), polis adalah surat perjanjian yang mengatur segala hak dan kewajiban dari masing – masing pihak.

2.11.4 Pengertian Premi

Menurut Djojosoedarso (2005, p127), premi asuransi adalah pembayaran dari

tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung.

Gambar

Gambar 2.1 Skema Perangkat Keras SIG
Gambar 2.2 Skema Perangkat Lunak SIG
Gambar 2.3 waterfall model
Gambar 2.4 Contoh Diagram Use-case  Notasi yang digunakan dalan use-case Diagram antara lain:

Referensi

Dokumen terkait

Perbankan, sehingga H3 yang menyatakan bahwa rasio Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan ditolak. 4) Variabel Biaya

Hasil keluaran Caesar /I 5.10 yang bempa gaya dan moment digunakan untuk mengevaluasi besamya beban yang diterima oleh masing - masing nozzle pompa.. API 610 mempakan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dampak bencana pasca meletusnya Gunung Sinabung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman

Pada masa kanak-kanak dini, hypotonia dapat dengan mudah terlihat oleh ketidakmampuan dari bayi untuk memperoleh segala kontrol kepala ketika ditarik oleh lengan-lengan

Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional akan berkualitas baik (standar), sehingga dapat

Faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu (FFV SF ) pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk jalan perkotaan dengan bahu. Faktor penyesuaian

Pertentangan (Pertikaian) Berdasarkan hasil pengolahan data profil kemampuan interaksi sosial peserta didik dengan teman sebayaterhadap pertentangan (pertikaian), yang mana

Percobaan ini dilakukan pada diameter kolom (D K ) tetap dan tinggi unggun tetap, tetapi kecepatan yang berubah-ubah. Cuplikan yang diambil, dianalisis dengan cara mengukur indek