• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN DI SMK PGRI 3 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN DI SMK PGRI 3 MALANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

DI SMK PGRI 3 MALANG

Oleh:

Faristya Anggella Putri, Yoto, dan Yuni Sunarto

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

Email: putrifaristya@gmail.com; yoto.1718@yahoo.com; yunisunarto53@gmail.com

Abstrak. Misi utama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja yang memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan dilaksanakannya UKK. UKK terdiri dari 2 jenis, yaitu uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan uji kompetensi yang bekerjasama dengan pihak industri. Untuk menghasilkan lulusan dengan daya saing Internasional, sekolah harus mampu menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Selain itu, pelaksanaan UKK bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa pada level tertentu sesuai Kompetensi Keahlian yang ditempuh selama masa pembelajaran di SMK.

Kata Kunci: UKK, SMK, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

Abstract: The main mission of Vocational High School is to prepare learners as candidates for labor who have readiness to enter the work world. One of the government's efforts to realize this is by the implementation of competence test. Skill competency test consists of 2 types, namely competence test conducted by Profession Certification Institution and competency test which cooperate with industry. To produce graduates with international competitiveness, schools should be able to prepare students based on the National Education Standards. In addition, the implementation of skill competency test aims to measure the achievement of student competence at a certain level according to Skills Competency pursued during the learning period in SMK.

Keywords: Skill competency test, Vocational High School, Professional Certification Institute

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang menekankan pada kemampuan peserta didik untuk menguasai suatu keterampilan tertentu sehingga setelah lulus akan siap terjun ke dunia kerja, baik itu di industri maupun wirausaha.

Peraturan Pemerintah Republik Indo-nesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penge-lolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 1 ayat 15 menyebutkan bahwa “Seko-lah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyeleng-garakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari

SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs”. Berdasar-kan pengertian di atas dapat dikemukaBerdasar-kan bahwa Sekolah Menengah kejuruan (SMK) adalah sekolah yang mengembangkan dan melanjutkan pendidikan dasar dan memper-siapkan peserta didiknya untuk dapat beker-ja, baik bekerja sendiri atau bekerja sebagai bagian dari suatu kelompok sesuai bidangnya masing-masing.

Ditinjau dari lulusannya, menurut Butler dalam Soekamto (1999) menyatakan bahwa kriteria lulusan pendidikan kejuruan harus memiliki kecakapan: (1) minimal, pengetahuan dan keterampilan khusus untuk

(2)

jabatannya, (2) minimal, pengetahuan dan keterampilan sosial, emosional dan fisik dalam kehidupan sosial, (3) minimal, penge-tahuan dan ketrampilan khusus dasar, dan (4) maksimal, kejujuran umum, sosial, serta pengetahuan dan ketrampilan akademik, untuk jabatan, individu dan masa depannya. Kompetensi diartikan sebagai kemam-puan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Saputro (2016:25) yang berpendapat bahwa "kompetensi meru-pakan perpaduan antara keterampilan, perila-ku/sikap, dan pengetahuan yang majemuk yang dapat di demontrasikan oleh siswa dimana keterampilan, sikap, dan pengetahu-an tersebut diperoleh dari konseptualisasi materi yang telah dipelajari dan bermakna dalam kehidupan".

Seseorang dikatakan memiliki kompe-tensi (berkompeten) dalam bidang tertentu, manakala ia dengan segenap pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menyelesai-kan tugas/pekerjaan tersebut dengan baik sesuai dengan tuntutan profesionalisme.

UKK adalah bagian dari intervensi Pemerintah dalam menjamin mutu pendidik-an pada satupendidik-an pendidikpendidik-an Sekolah Mene-ngah Kejuruan. Pelaksanaan UKK bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa pada level tertentu sesuai Kompetensi Keahlian yang ditempuh selama masa pem-belajaran di SMK. Hal ini juga seperti pendapat Lewy (dalam Suratno, 2016:3) bahwa uji kompetensi digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif tingkat tinggi atau menguji tujuan proses dari suatu program dengan menggunakan format penilaian tes praktikum (format station) atau

pengamatan kegiatan terhadap kelompok atau individu.

Agussationo (2011) bependapat bahwa "tujuan pelaksanaan uji kompetensi yang dilakukan pada SMK adalah sebagai sarana mengukur dan menilai penguasaan kompe-tensi dan sebagai proses pemberian surat penghargaan atas kompetensi yang dimiliki siswa".

Pengadaan UKK ini diharapkan mam-pu meningkatkan kualitas lulusan SMK sehingga mampu memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Dalam rangka pengembangan kualitas lulusan sekolah kejuruan dengan adanya Ujian Kompetensi Keahlian, banyak hal yang perlu diperhatikan secara khusus. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.

SMK PGRI 3 Malang merupakan SMK PGRI terbesar di Jawa Timur dan berpredikat Sekolah Standart Nasional dan berstandart Internasional. Selain itu juga SMK PGRI 3 Malang adalah salah satu sekolah swasta yang bisa bersaing ditengah banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri, dan menjadi salah satu SMK favorit di kota Malang. SMK PGRI 3 Malang juga berkomitmen akan menjamin siswa lulusan-nya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa fak-tor, salah satunya adalah pelaksanaan UKK yang diselenggarakan oleh SMK PGRI 3 Malang. Pelaksanaan UKK digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas lulusan yang terampil di bidangnya sehingga dapat bersaing dengan lulusan dari sekolah lain.

Menurut Pedoman UKK 2017 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang akan melaksanakan UKK ada beberapa persyarat-an ypersyarat-ang harus terpenuhi dipersyarat-antarpersyarat-anya adalah verifikasi kelayakan tempat penyelenggaraan

(3)

UKK, menyiapkan bahan, menyiapkan peralatan dan alat/komponen penunjang ujian praktik, memiliki asesor/penguji yang terdiri dari penguji internal yaitu guru produktif dan penguji eksternal yaitu dunia usaha/industri sebagai asesor/penguji yang telah sertifikasi atau memiliki surat keterangan dari lembaga yang terakreditasi dan mengajukan dana untuk biaya pelaksana-annya.

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi-kan dan menginterpretasimendeskripsi-kan hal-hal berikut: (1) persiapan sekolah dalam menyusun perencanaan pengelolaan UKK di SMK PGRI 3 Kota Malang, (2) pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3 Kota Malang, (3) proses penilaian dan sertifikasi UKK di SMK PGRI 3 Kota Malang, (4) Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3 Kota Malang, dan (5) perbedaan antara Uji Kompetensi LSP de-ngan Uji Kompetensi dede-ngan pihak DUDI.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus (Studi Kasus pada SMK PGRI 3 Malang). Hal ini dikarenakan penelitian ini bersifat mengung-kapkan suatu peristiwa mengenai pengelola-an pelakspengelola-anapengelola-an uji kompetensi keahlipengelola-an (UKK). Penelitian studi kasus merupakan suatu kajian yang bertujuan untuk menghim-pun suatu pengertian dan pemahaman me-ngenai suatu fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus. Studi kasus meru-pakan salah satu bagian dari penelitian kualitatif yang terfokus dalam mengungkap-kan suatu hal secara rinci dan mendalam terhadap suatu objek penelitian. Danial (2009:6) menyatakan bahwa metode studi

kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi sosial terhadap individu, kelompok, institusi, dan komunitas mas-yarakat tertentu. Kehadiran peneliti secara langsung dilapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan atau sumber data lainnya disini mutlak diper-lukan.

Objek penelitian adalah SMK PGRI 3 Malang. Sumber data dalam penelitian ini adalah terdiri dari orang dan benda. Orang sebagai informan utama dalam mengemuka-kan data yang dibutuhmengemuka-kan oleh peneliti, sedangkan benda merupakan sumber data tambahan dalam bentuk dokumen, misalnya arsip sekolah, video, foto, yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Teknik pengambilan data yang digu-nakan adalah dengan menggudigu-nakan teknik: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan yang dapat memberikan informasi tentang objek kajian yang diteliti peneliti adalah kepala Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) SMK PGRI 3 Malang, staf penanganan alumni, kepala bengkel teknik pemesinan, kepala bidang teknik pemesinan, dan guru penguji UKK, serta dibuktikan dengan dokumen arsip sekolah atau foto. Sedangkan alat pengumpul data adalah dengan menggunakan perleng-kapan berupa audio, video, dan kamera.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan de-ngan teknik triangulasi. Indranata (2008,194) memaparkan analisis data dapat dikatakan sebagai proses memanipulasi data hasil penelitian sehingga data tersebut dapat

(4)

menjawab pertanyaan hasil penelitian. Proses manipulasi data ini prinsipnya adalah me-nyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3 Malang terbagi menjadi dua model, yaitu UKK yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) atau yang biasa disebut UKK LSP-P1 yang baru berjalan selama 2 tahun dan hanya jurusan teknik pemesinan saja, dan model pelaksanaan UKK yang kedua yaitu dengan bekerjasama dengan pihak industri atau yang biasa disebut UKK DUDI. Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitaliasi SMK, maka SMK PGRI 3 Malang mengajukan persyaratan untuk membentuk LSP-P1, dan akhirnya terbentuklah LSP-P1 di SMK PGRI 3 Malang untuk bidang teknik pemesinan.

Persiapan Sekolah Dalam Menyusun Pe-rencanaan Pengelolaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Malang

Persiapan pelaksanakaan UKK BNSP sepenuhnya dilakukan oleh pihak LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang dimulai dari men-daftarkan SMK untuk mengikuti UKK ke Dinas Pendidikan Kota Malang. Selanjutnya setelah mendapat surat balasan dari Dinas, SMK menyiapkan berkas verifikasi TUK, kemudian dilaksanakan verifikasi TUK berdasarkan standar-standar yang sudah ditetapkan oleh BNSP. Setelah verifikasi dilakukan, maka akan didapatkan hasil layak atau tidak untuk dijadikan Tempat Uji Kompetensi (TUK). Jika sudah dinyatakan layak, maka Kepala LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang Penetapan Tempat Uji Kompetensi

(TUK). Selanjutnya siswa yang akan meng-ikuti UKK mendaftarkan diri dengan mengisi formulir, asesmen mandiri, dan berkas lain yang sudah disiapkan oleh LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang. Setelah jumlah siswa yang akan mengikut UKK sudah fix, maka langkah selanjutnya barulah menentukan asesor. Selain persiapan administrasi, seko-lah juga mengusahakan agar siswanya dapat melaksanakan uji kompetensi dengan men-dapatkan hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, maka sebelum siswa mengikuti ujian praktek pemesinan, terlebih dahulu dilaku-kan latihan selama 1 bulan. Dalam waktu 1 bulan tersebut siswa diberikan benda kerja dan jobsheet yang hampir sama dengan soal yang akan nantinya akan diujikan saat pelaksanaan UKK.

Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam persiapan pelaksana-an uji kompetensi kahlipelaksana-an di SMK PGRI 3 Malang yakni (1) Tempat pelaksanaan, (2) sarana prasarana, apakah tempat pelaksaan uji kompetensi dan sarpras harus memadai untuk dilaksanaan uji kompetensi, (3) pemil-ihan asesor, asesor yang akan menguji harus memenuhi syarat yang ditetapkan, (4) waktu pelaksanaan, dan (5) siswa yang akan mengikuti uji kompetensi.

Untuk dapat mengikuti uji kompetensi, siswa ditekankan harus memenuhi 4 persya-ratan utama terlebih dahulu yaitu siswa harus kelas 12 yang sudah mengikuti ujian akhir semester 5, tidak ada mata pelajaran yang memiliki nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntatsan Minimal), siswa mendaftar diri untuk mengikuti uji kompetensi dengan mengisi berkas-berkas yang telah disiapkan oleh LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang, dan yang terakhir siswa tidak memiliki tanggungan administrasi.

(5)

Syarat pemilihan asesor baik internal maupun eksternal adalah sebagai berikut. (1) Memiliki pengalaman mengajar minimal selama 3 tahun dan mengajar di bidang yang sesuai, (2) Harus memiliki sertifikat sebagai asesor yang dikeluarkan oleh BNSP, (3) memiliki pengalaman sebagai asesor sebe-lumnya, karena banyak berkas yang harus diisi oleh seorang asesor untuk menguji 1 siswa, dan (4) untuk asesor internal tidak boleh menguji siswa yang diajarnya sendiri.

Di dalam persiapan pelaksanaan UKK, sekolah membentuk tim yang akan membuat skema dan soal uji kompetensi. Pembuatan soal tersebut tidak terlepas dari kisi-kisi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu juga soal yang akan digunakan untuk uji kompetensi dipilih berdasarkan kesepakatan para asesor se Malang.

Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang

Teknis pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3 sebagai berikut: (1) Batas waktu pelaksaan uji kompetensi antara bulan Oktober hingga Januari, (2) dalam 1 hari, seorang asesor maksimal dapat menguji 10 siswa, (3) pelaksanaan ujian tulis dan ujian praktek dilaksanakan secara bergantian oleh setiap asesor, dan (4) bagi siswa yang dinyatakan tidak kompeten, maka wajib mengikuti ujian remidi bersama dengan pihak DUDI.

Untuk menjamin suksesnya pelaksana-an UKK tidak lepas dari perpelaksana-an penting beberapa pihak, pihak yang berperan penting dalam pelaksanaan UKK yaitu kepala LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang yang telah mengatur semua sehingga dapat dilaksanakan uji kompetensi, kemudian ada asesor yang bertugas sebagai penguji siswa saat pelaksanaan uji kompetensi, dan yang

terakhir adalah kepala bengkel SMK PGRI 3 Malang, karena beliau yang bertanggung jawab terhadap semua peralatan yang akan digunakan selama uji kompetensi.

Pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3 Malang dilaksanakan selama 1 minggu, dengan syarat dalam 1 hari 1 orang asesor dapat mengasesmen maksimal 10 siswa.

Penilaian dan Sertifikasi Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang

Uji kompetensi tidak hanya ujian praktik saja, tetapi juga ada ujian teori. Proses evaluasi dilakukan oleh asesor meng-gunakan pedoman penilaian yang sudah disiapkan sebelumnya. Saat ujian praktik, yang dinilai tidak hanya hasil benda kerja saja, tetapi juga meliputi penilaian persiapan, unjuk kerja, hasil kerja, serta sikap kerja. Asesor akan memberitahukan hasil uji petensi kepada siswa tepat setelah uji kom-petensi selesai sebelum siswa meninggalkan ruang ujian, jadi siswa sudah mengetahui apakah dirinya sudah dinyatakan kompeten atau tidak. Jika siswa merasa kurang puas dengan hasil yang didapat, maka siswa dapat mengajukan banding.

Syarat-syarat lulus UKK didapatkan dari kesepakatan antar asesor. Kesepakatan tersebut yaitu untuk ujian teori siswa harus mendapat nilai 80%, dan untuk ujian praktek minimal ada 4 item yang tidak sesuai ukuran. Setelah siswa mengikuti uji kompeten-si, siswa akan dinyatakan kompeten/tidak kompeten oleh asesor. Bagi siswa yang dinyatakan kompeten, siswa akan menerima sertifikat yang diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Penerbitan sertifikat uji kompetensi melalui proses yang panjang, setelah siswa mengikuti uji kompetensi, maka siswa akan dinyatakan kompeten/ tidak kompeten, maka

(6)

pengurus LSP SMK PGRI 3 Malang mengadakan rapat pleno yang dihadiri oleh dewan pengarah Kepala Sekolah, kepala LSP SMK PGRI 3 Malang, bagian administrasi, dan bagian sertifikasi. Setelah dilaksanakan rapat pleno, akan terbit SK dan laporan hasil pleno yang berisi jumlah siswa yang dinyatakan kompeten. Setelah itu, kepala LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang kemudian menyerahkan hasil rapat tersebut ke BNSP pusat untuk pengajuan penerbitan sertifikat, namun masih berupa sertifikat kosongan tanpa ada nama siswa, tetapi sudah ada nomer seri. Setelah sertifikat yang masih berupa sertifikat kosong tersebut dibawa ke Malang, barulah pihak sekolah mencetak sertifikat. Langkah terakhir setelah sertifikat dicetak yaitu melaporkan kembali ke BNSP pusat. Sertifikat tersebut berlaku selama 3 tahun, dan pihak sekolah mulai membagikan pada siswa ada bulan Desember.

Faktor-faktor Pendukung, Penghambat, serta Solusinya dalam Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang

Faktor pendukung dalam pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3 Malang adalah (1) peralatan dan (2) mental siswa.

Faktor penghambat dalam pelaksanaan uji kompetensi di SMK PGRI 3 Malang adalah peralatan, misalnya dari pemesinan-nya. Usia mesin yang tidak sama akan mem-buat keakuratan hasil kerja siswa tidak sama. Selain itu mesin bisa saja mengalami gangguan saat digunakan, hal ini dapat me-nunda waktu pengerjaan siswa. Selain dari sisi peralatan, faktor pengambat juga bisa datang dari siswa yang akan mengikuti ujian. Siswa yang sudah dijadwalkan untuk mengikuti ujian terkadang tiba-tiba berha-langan hadir, bisa karena jatuh sakit atau ada hal yang tidak terduga. Sehingga harus

menjadwal kan ulang untuk melakukan ujian remidi.

Untuk mengatasi kendala teknis seperti listrik yang tiba-tiba mati, saat ini sekolah sudah memiliki jenset yang dapat digunakan sebagai solusi saat hal ini terjadi. Selain itu, untuk menghindari kejadian mesin yang tiba-tiba mogok, maka akan disipakan 1 mesin sebagai cadangan, mesin cadangan tersebut dapat digunakan oleh siswa jika ditengah ujian praktek tiba-tiba mesin mengalami kendala.

Perbedaan Antara Uji Kompetensi Keah-lian LSP dan Uji Kompetensi KeahKeah-lian Reguler/Kelas Industri

Terdapat banyak perbedaan antara UKK yang diselenggarakan oleh LSP-P1 dan yang bekerjasama dengan pihak DUDI. Perbedaan pokok tersebut yang pertama terletak pada materi yang diujikan. Kedua, syarat kelulusan. Ketiga, waktu pelaksanaan.

Keempat, asesor. Kelima adalah sertifikatnya

untuk UKK LSP diterbitkan oleh BNSP, sedangkan UKK DUDI diterbitkan oleh institusi pasangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat digambarkan bagan proses pada Gambar 1.

Persiapan Sekolah Dalam Menyusun Perencanaan Pengelolaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Malang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, maka untuk mewujudkan lulusan SMK yang kompeten, mulai tahun 2015 SMK PGRI 3 Malang membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1). Landasan lain yang mendukung dibentuknya LSP-P1 di SMK PGRI 3 Malang yaitu Instruksi

(7)

Menentukan asesor internal dan eksternal

Gambar 1 Alur Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Malang Persyaratan Sekolah melaporkan kembali ke BNSP pusat Tidak Kompeten Kompeten Penyerahan Sertifikat kepada Siswa

Rapat Pleno Remidi oleh DUDI

Penyerahan nilai dan hasil UKK ke BNSP pusat

Penerbitan Sertifikat BNSP yang masih berupa Sertifikat kosong, hanya ada nomer seri

Sekolah memasukkan nilai dan mencetak

sertifikat

Penerbitan serifikat oleh

pihak DUDI

Pelaksanaan

Penilaian (persiapan, unjuk kerja, hasil kerja, serta sikap

kerja)

Penguji Internal/Eksternal

LSP-P1 mengirim surat ke Dinas Pendidikan

Penerbitan Surat Keputusan (SK) tentang penetapan TUK oleh Kepala Sekolah

Siswa mendaftarkan diri ke LSP-P1 dengan mengisi formulir, asesmen mandiri, dan berkas lain

LSP-P1 menyiapkan berkas yang diperlukan Verifikasi Tempat Pelaksanaan Uji Kompetensi

(8)

Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitaliasi SMK. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Saidah (2017) yang menyatakan bahwa Revitalisasi pendidikan merupakan hal yang harus segera di-laksanakan pada satuan pendidikan. Revi-talisasi adalah proses pembaharuan kembali segala unsur yang memerlukan perbaikan untuk menjadi vital dan diperlukan dalam perkembangan kehidupan. Revitalisasi pen-didikan kejuruan mencakup upaya pemba-haruan unsur vital dalam pendidikan keju-ruan agar mampu bersaing dalam per-kembangan dunia pendidikan di Indonesia.

Namun, fakta empirik menyebutkan bahwa tingkat pengangguran terbuka duduk usia 15 tahun ke atas menurut pen-didikan tertinggi yang ditamatkan, lulusan sekolah menengah kejuruan dengan per-sentase tertinggi, yaitu 9,84%, meningkat dari 9,05%. Tingkat pengangguran tamatan Sekolah Menengah Kejuruan sangatlah tinggi dan juga memiliki tingkat peng-angguran tertinggi dari total pengpeng-angguran.

Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang

Menurut Pedoman UKK 2017 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang akan me-laksanakan UKK ada beberapa persyaratan yang harus terpenuhi diantaranya adalah verifikasi kelayakan tempat penyelenggaraan UKK, menyiapkan bahan, menyiapkan peralatan dan alat/komponen penunjang uji-an praktik, memiliki asesor/penguji yuji-ang terdiri dari penguji internal yaitu guru produktif dan penguji eksternal yaitu dunia usaha/industri sebagai asesor/penguji yang telah sertifikasi atau memiliki surat kete-rangan dari lembaga yang terakreditasi dan mengajukan dana untuk biaya pelaksana-annya.

Pengadaan UKK ini diharapkan mam-pu meningkatkan kualitas lulusan SMK sehingga mampu memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Penerapan UKK ini berlaku untuk SMK.

Penilaian dan Sertifikasi Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang

Uji kompetensi tidak hanya ujian praktik saja, tetapi juga ada ujian teori. Proses evaluasi dilakukan oleh asesor meng-gunakan pedoman penilaian yang sudah disiapkan sebelumnya. Saat ujian praktik, yang dinilai tidak hanya hasil benda kerja saja, tetapi juga meliputi penilaian persiapan, unjuk kerja, hasil kerja, serta sikap kerja. Hal ini di dukung oleh pendapat dari Sintawati (2010:1038) menyatakan bahwa pembobotan UKK terdiri dari: (1) persiapan 10%; (2) proses 40%; (3) hasil kerja 25%; (4) sikap kerja 15%; dan waktu 10%.

Faktor-faktor Pendukung, Penghambat, serta Solusinya dalam Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang

Pada pelaksanaan UKK, terdapat fak-tor-faktor pendukung yang dapat membantu jalannya UKK agar dapat berjalan dengan sukses. Faktor pendukung dalam pelaksa-naan UKK di SMK PGRI 3 Malang adalah peralatan dan mental siswa.

Faktor penghambat dalam pelaksanaan uji kompetensi di SMK PGRI 3 Malang lebih dari sisi peralatan, misalnya dari pemesinan-nya. Usia mesin yang tidak sama akan membuat keakuratan hasil kerja siswa tidak sama. Selain itu mesin bisa saja mengalami gangguan saat digunakan, hal ini dapat menunda waktu pengerjaan siswa. Selain dari sisi peralatan, faktor pengambat juga bisa datang dari siswa yang akan mengikuti ujian. Siswa yang sudah dijadwalkan untuk

(9)

mengikuti ujian terkadang tiba-tiba berha-langan hadir, bisa karena jatuh sakit atau ada hal yang tidak terduga. Sehingga harus menjadwal kan ulang untuk melakukan ujian remidi.

Untuk menghadapi faktor penghambat yang telak dijelaskan sebelumnya, sekolah memiliki solusi yang tepat untuk dilakukan. Untuk mengatasi kendala teknis seperti listrik yang tiba-tiba mati, saat ini sekolah sudah memiliki jenset yang dapat digunakan sebagai solusi saat hal ini terjadi. Selain itu, untuk menghindari kejadian mesin yang tiba-tiba mogok, maka akan disipakan 1 mesin sebagai cadangan, mesin cadangan tersebut dapat digunakan oleh siswa jika ditengah ujian praktek tiba-tiba mesin mengalami kendala.

Perbedaan Antara Uji Kompetensi Ke-ahlian LSP dan Uji Kompetensi KeKe-ahlian Reguler/Kelas Industri

Pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3 Malang terdiri dari 2 tipe, yaitu UKK yang diselenggarakan oleh LSP-P1, yang baru berjalan selama 2 tahun dan hanya jurusan teknik pemesinan saja yang melaksanakan UKK tipe ini, dan yang kedua adalah UKK yang bekerjasama dengan pihak DUDI yang telah berjalan selama bertahun-tahun. Pe-laksanaan kedua jenis UKK ini tentunya memiliki banyak perbedaan. Secara umum perbedaan tersebut dapat dilihat dari materi uji, syarat kelulusan, waktu pelaksanaan, penguji/asesor, dan yang terakhir adalah sertifikat yang didapat oleh siswa.

Materi pada UKK LSP cenderung ber-sifat umum, sedangkan materi UKK dengan pihak DUDI lebih terfokus pada kebutuhan industri. Penilaiannya juga berbeda, karena pada UKK DUDI ujiannya hanya praktek saja, maka yang dinilai adalah hasil kerja siswa, tidak ada komponen lain yang dinilai.

Syarat kelulusan pada UKK DUDI cenderung lebih sulit dibandingkan dengan UKK LSP, karena siswa dituntut agar dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan kebu-tuhan industri. Para pengajar di SMK PGRI 3 Malang mengakui bahwa tingkat kelulusan siswa yang mengikuti UKK LSP lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti UKK DUDI, dan nilainya pun jauh lebih bagus, hal ini karena faktor yang telah dibahas sebelumnya, yaitu materi ujian yang lebih mudah tingkatannya.

Pelaksanaan UKK DUDI lebih cepat, fleksibel, dan praktis. Jadwal ujian menye-suaikan dengan asesor. Karena asesor nya dari pihak DUDI, maka elaksanaan ujian di-laksanakan pada hari Sabtu dan Minggu selama 1 bulan. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu jadwal pekerjaan asesor di industri.

Asesor untuk pelaksanaan UKK DUDI ditentukan oleh pihak industri. Sekolah hanya menyiapkan seorang guru pendamping untuk mendampingi siswa. Hal ini dilakukan untuk menjaga keaslian hasil uji kompetensi. Persyaratan untuk asesor ekternal dari industri juga berbeda dengan syarat asesor saat pelaksanaan UKK LSP. Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh asesor eksternal yaitu harus memiliki pengalaman kerja yang relevan dengan bidang yang diuji, memiliki ijazah minimal S1, memiliki sertifikat sebagai asesor yang masih berlaku, memiliki pengalaman sebagai penguji. Hal ini sesuai dengan apa yang tercantum dalam pedoman UKK 2017, yakni Penguji eksternal berasal dari SDM dari dunia usaha/industri/asosiasi profesi/institusi pasangan yang memiliki latar belakang pendidikan dan/atau asesor yang memiliki sertifikat kompetensi dan pe-ngalaman kerja yang relevan dengan Kom-petensi Keahlian yang akan diajukan.

(10)

Sertifikat untuk UKK LSP diterbitkan oleh BNSP, sedangkan UKK DUDI diter-bitkan oleh institusi pasangan. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa penyerahan sertifikat kepada siswa untuk UKK DUDI lebih cepat, karena yang mem-berikan tanda tangan dan logo dari industri. Berbeda dengan pengurusan sertifikat UKK LSP yang memakan waktu cukup lama.

Teknis pelaksanaan uji kompetensi dalam 1 hari seorang asesor hanya diper-bolehkan menguji 10 siswa. Hal ini dikarena-kan waktu yang dibutuhdikarena-kan untuk menguji 1 siswa cukup lama, dan seorang asesor harus mengisi berkas-berkas yang cukup banyak. Sehingga dengan ditetapkan peraturan tersebut, diharapkan proses penilaian oleh asesor dapat berjalan dengan optimal.

Bagi siswa yang dinyatakan tidak berkompeten oleh asesor pada pelaksanaan uji kompetensi, maka dapat mengikuti ujian remidi. Namun pelaksanaan ujian remidi ini tidak lagi diselenggarakan oleh pihak LSP, melainkan dengan pihak DUDI, sehingga nantinya siswa kan mendapatkan sertifikat yang diterbitkan oleh pihak Industri, bukan dari BNSP.

Untuk menjamin suksesnya pelak-sanaan UKK tidak lepas dari peran penting beberapa pihak, pihak yang berperan penting dalam pelaksanaan UKK yaitu kepala LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang yang telah mengatur semua sehingga dapat dilaksana-kan uji kompetensi, kemudian ada asesor yang bertugas sebagai penguji siswa saat pelaksanaan uji kompetensi, dan yang terakhir adalah kepala bengkel SMK PGRI 3 Malang, karena beliau yang bertanggung jawab terhadap semua peralatan yang akan digunakan selama uji kompetensi.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh siswa supaya dapat dinyatakan lulus UKK

adalah untuk ujian teori siswa harus mendapat nilai 80%, dan untuk ujian praktek minimal ada 4 item yang tidak sesuai ukuran. Di dalam pedoman UKK 2017 dijelaskan tentang kriteria kelulusan, yakni peserta dinyatakan lulus jika gabungan nilai Teori Kejuruan dan Praktik Kejuruan minimal 70. Sertifikasi UKK diterbitkan setelah sis-wa menyelesaikan ujian, dan merupakan hasil dari pelaksanaan ujian. Nilai yang diperoleh siswa saat UKK akan dimasukkan dalam sertifikat uji kompetensi yang diter-bitkan oleh BNSP. Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), standar inter-nasional, dan/atau standar khusus (PP Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional). Sekolah berharap dengan adanya sertifikasi kompetensi tersebut dapat menjamin akredibilitas siswa dalam mela-kukan suatu pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

Sertifikat UKK dengan Lembaga Ser-tifikasi Proesi Pihak Pertama di terbitkan oleh BNSP. Dengan memiliki sertifikat ini, maka diharapkan hal ini memberikan dam-pak positif dengan meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja, karena dengan adanya sertifikat kompetensi yang dimiliki oleh siswa, terdapat beberapa keuntungan yaitu: (1) Kredibilitas dan keper-cayaan dirinya akan meningkat; (2) Mempu-nyai bukti bahwa kompetensi yang dimiliki telah diakui; (3) Bertambahnya nilai jual dalam rekrutmen tenaga kerja; (4) Mem-punyai parameter yang jelas akan adanya keahlian dan pengetahuan yang dimiliki.

Berdasarkan temuan dilapangan, pelaksanaan UKK yang diselenggarakan

(11)

oleh LSP-P1 belum dapat dikatakan sukses. Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang mendapat pekerjaan dengan memegang sertifikat yang diterbitkan oleh BNSP lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang mendapatkan pekerjaan dengan sertifikat DUDI. SMK PGRI 3 Malang memiliki misi pada pelaksanaan UKK yang bekerjasama dengan DUDI, jadi perusahaan datang kesini tidak hanya menilai pekerjaan ujian anak-anak, tapi mereka datang kesini punya misi yang lain, seperti perekrutan, sehingga terjalinlah simbiosis mutualisme, hal ini lah yang belum terjalin dengan BNSP. Jadi jika saat ujian siswa tersebut dirasa mampu dan memenuhi standar, maka penguji akan mengatakan pada pihak sekolah bahwa siswa tersebut mendapat panggilan kerja untuk tes menjadi karyawan.

Hal ini terbukti dengan direkrutnya 1 siswa dari teknik pemesinan, yang tidak lulus pada UKK LSP dan harus mengikuti ujian remidi bersama pihak DUDI, namun siswa ini justru dianggap mampu sehingga mereka mendapat panggilan untuk tes perekrutan karyawan di institusi pasangan tersebut.

Adapun data mengenai persentase tingkat keterserapan alumni SMK PGRI 3 Malang selama 3 tahun terahkhir dijelaskan pada tabel berikut ini.

Tabel 1 Persentase Keterserapan Alumni Tahun Kerja Kuliah Belum

Kerja Wira usaha 2015 56,64% 19,74% 22,44% 1,18% 2016 54,93% 18,62% 25,84% 0,61% 2017 44,14% 17,23% 37,27% 1,35%

Dari data Tabel 1, dapat dilihat bahwa sejak tahun 2015 persentas jumlah siswa yang mendapatkan pekerjaan semakin menurun. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena salah satu jurusannya, yaitu teknik pemesinan, mulai melaksankan UKK yang diselenggarakan oleh LSP-P1.

Namun terdapat kelebihan/keuntungan dari pelaksanaan UKK LSP ini, yaitu sertifikat terbitan BNSP yang dipegang siswa berlaku secara nasional. Jika sertifikat dari UKK DUDI, hanya perusahaan yang bersangkutanlah yang memberikan logo, stempel, serta menandatangani sertifikat tersebut. Ada kalanya stempel dari industri yang dijadikan pasangan UKK tidak terlalu dikenal oleh industri lain. Oleh sebab itu, SMK PGRI 3 Malang berupaya untuk men-carikan pasangan industri yang tingkatannya menengah ke atas.

PENUTUP Kesimpulan

Persiapan pelaksanakaan UKK LSP-P1 sepenuhnya dilakukan oleh pihak LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang. Dimulai dari mendaftarkan SMK untuk mengikuti UKK ke Dinas Pendidikan Kota Malang. Selan-jutnya menyiapkan berkas verifikasi TUK, kemudian dilaksanakan verifikasi TUK ber-dasarkan standar-standar yang sudah ditetap-kan oleh BNSP. Setelah verifikasi dilakuditetap-kan, maka Kepala LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK). Disaat yang bersamaan, pihak LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang juga menyiapkan siswa yang akan mengikuti UKK, soal yang akan di-ujikan, sarana dan prasarana yang dibutuh-kan, serta asesor/penguji. Siswa yang akan mengikuti UKK mendaftarkan diri dengan mengisi formulir, asesmen mandiri, dan berkas lain yang sudah disiapkan oleh LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang.

Pada saat pelaksanaan UKK, dalam 1 hari seorang asesor hanya diijinkan untuk menguji 10 siswa. Bagi siswa yang dinya-takan tidak kompeten, maka akan mengikuti

(12)

ujian remidi bersama pihak DUDI. Terlak-sananya uji kompetensi yang sesuai dengan rencana tersebut tidak lepas dari peran beberapa pihak, yakni Kepala LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang, Kepala bengkel, dan asesor. Saat ujian praktik, yang dinilai pun tidak hanya hasil benda kerja saja, tetapi juga meliputi penilaian persiapan, unjuk kerja, hasil kerja, serta sikap kerja. Untuk dapat dinyatakan lulus dalam mengikuti UKK, siswa harus memenuhi beberapa syarat yaitu: untuk ujian teori siswa harus mendapat nilai 80%, dan untuk ujian praktek minimal ada 4 item yang tidak sesuai ukuran. Pada tahap akhir pelaksanaan UKK, pihak LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang akan memberikan sertifikat yang diterbitkan oleh BNSP kepada siswa yang dinyatakan kompeten.

Faktor pendukung dalam pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3 Malang adalah peralatan dan mental siswa. Sedangkan faktor penghambatnya adalah peralatan me-sin mengalami gangguan saat digunakan. Faktor pengambat lainnya adalah siswa yang akan mengikuti ujian tiba-tiba berhalangan hadir sehingga harus menjadwalkan ulang untuk melakukan ujian remidi. Untuk mengatasi kendala teknis seperti listrik yang tiba-tiba mati, saat ini sekolah sudah memiliki jenset yang dapat digunakan sebagai solusi saat hal ini terjadi. Selain itu, untuk menghindari kejadian mesin yang tiba-tiba mogok, maka akan disipakan 1 mesin sebagai cadangan, mesin cadangan tersebut dapat digunakan oleh siswa jika ditengah ujian praktek tiba-tiba mesin mengalami kendala.

Perbedaan pokok antara UKK yang diselenggarakan oleh BNSP dengan uji kompetensi yang bekerjasama dengan pihak DUDI yang pertama terletak pada materi yang diujikan. Kedua, syarat kelulusan. Ketiga, waktu pelaksanaan. Keempat, asesor. Kelima adalah sertifikatnya untuk UKK LSP diterbitkan oleh BNSP, sedangkan UKK DUDI diterbitkan oleh institusi pasangan.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, berikut saran yang dapat penulis sampaikan. Kepada SMK yang belum membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) disarankan untuk segera membentuk LSP-P1. Kepada industri disarankan untuk mem-buka peluang yang lebih besar bagi SMK yang siswanya telah memiliki sertifikat yang berstandar nasional karena nama perusahaan akan menjadi lebih baik lagi jika karyawannya memiliki kompetensi yang diakui secara nasional.

Kepada pemerintah disarankan untuk lebih giat lagi dalam melakukan sosialisasi pada SMK untuk membentuk LSP-P1, karena untuk daerah Malang sendiri belum semua SMK membentuk LSP-P1. Peme-rintah juga disarankan untuk lebih kooperatif lagi dalam membantu SMK yang akan membentu LSP-P1.

Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk membahas secara lebih mendalam sub penelitian dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan konkrit terkait pengelolaan pelaksanaan UKK.

DAFTAR RUJUKAN

Agussationo, Yudhi. Evaluasi Pelaksanaan Uji Kompetensi Siswa SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta Bidang Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik

Tahun Ajaran 2009/2010. Doctoral

(13)

Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Badan Pusat Statistik. Keadaan

Ketenag-akerjaan Februari 2016. (Online).

(https://www.bps.go.id/brs/view/id/12 31). Diakses tanggal 29 januari 2017. Danial, Endang. 2009. Metode Penulisan

Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium

Pendidikan Kewarganegaraan UPI. Direktorat Pembinaan SMK. 2017. Pedoman

Penyelenggaraan Uji Kompetensi

Keahlian Tahun 2016/2017. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan.

Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan

Ku-alitatif Untuk Pengendalaian Kualitas.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penge-lolaan dan Penyelenggaraan Pendi-dikan. Dikti. (Online)

(http://kelem-bagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/upl oads/2016/08/PP17-2010Lengkap.pdf) diakses tanggal 21 Februari 2017. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 31 Tahun 2006 Pasal 3 tentang

Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

Saputro, Desi Adi. 2016. Implementasi

Pe-laksanaan Uji Kompetensi Keahlian

Teknik Pemesinan di SMK Negeri 1 Singosari. Skripsi tidak diterbitkan.

Malang: FT UM.

Saidah, Amalia Amirotus. 2017. Studi

tentang Kesiapan Revitalisasi Pendi-dikan Kejuruan di SMK Negeri 1 Gedangan Kabupaten Malang. Skripsi

tidak diterbitkan. Malang: FT UM. Sintawati, E. 2010. Pelaksanaan Uji

Kom-petensi Keahlian (UKK) Tata Busana di SMK: Antara Kenyataan dan Harapan. Jurnal Aptekindo tahun 2010

hal 1033-1042. (Online), (

http://ejour-nal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKI

NDO/aticle/view/177), diakses tanggal

13 Juli 2017.

Sukamto, 1999. Perencanaan dan

Pengem-bangan Kurikulum Pendidikan Tek-nologi Kejuruan. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan kebudayaan, Dikti Jakarta.

Suratno, Agus. 2016. Pengembangan Instru-men Penilaian Kompetensi Praktikum Engine Siswa Smk Program Keahlian Teknik Otomotif. VANOS Journal of

Mechanical Engineering Education ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700 Vol.1, No.1, Juli 2016, hal. 1-11.

(Online), (http://jurnal.untirta.ac.id/in-dex.php/vanos/article/view/826), diakses tanggal 23 Februari 2017.

Gambar

Gambar 1 Alur Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 MalangPersyaratan  Sekolah melaporkan kembali ke BNSP pusatTidak Kompeten Kompeten Penyerahan Sertifikat kepada Siswa
Tabel 1 Persentase Keterserapan Alumni Tahun  Kerja  Kuliah  Belum

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui1) kompetensi pedagogik guru yang belum optimal; 2) kendala guru dalam penguasaan kompetensi pedagogik; dan 3) upaya yang

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa: (1) uji kompetensi keahlian multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta ditinjau dari aspek context termasuk dalam kategori sangat sesuai (85%),

bagi siswa SMK harus mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi dengan. melibatkan Dunia Industri dalam pengembangannya sehingga

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem ujian kompetensi keahlian berbasis web dengan menjadikan kebutuhan SMK Negeri 3 Surakarta sebagai acuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang evaluasi pelaksanaan praktik kerja industri siswa kompetensi keahlian jasa boga SMK Negeri 3 Purworejo , dapat ditarik

Untuk mendaftarkan peserta ujian operator harus mementukan jumlah kuota peserta terlebih dahulu jika belum maka form pendaftaran peserta tidak akan muncul, Halaman

Data pada komponen uji kompetensi siswa keahlian multimedia di SMK Piri 3 Yogyakarta ditinjau dari aspek product diperoleh dari instrument berupa angket.Responden

Sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah 48 orang yaitu yang mengikuti ujian kompetensi lokal sebelum bimbingan, ujian ujicoba setelah bimbingan dan UKMPPD.. Data nilai