• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN EVALUASI PEMBELAJARAN SISWA MELALUI SUPERVISI KELOMPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN EVALUASI PEMBELAJARAN SISWA MELALUI SUPERVISI KELOMPOK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

155

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM

MELAKSANAKAN EVALUASI PEMBELAJARAN SISWA

MELALUI SUPERVISI KELOMPOK

Teksin Oberia Simbolon

SMP Negeri 1 Pangururan, kab. Samosir

Abstract: The purpose of the implementation of this study was to determine: (1)

Description of group supervision measures for teachers in developing the evaluation of student learning in SMP Negeri 1 Pangururan Samosir; (2) Description of a big increase in the ability of teachers in SMP Negeri 1 Pangururan Samosir in developing student learning evaluation program. This research is a school action, which is performed to improve the competence of teachers in developing the evaluation of learning. Research conducted at SMP Negeri 1 Pangururan Samosir. In the first semester of academic year 2014/2015. Based on the results penbelitian school action conducted, it can be concluded as follows: (1) The supervision of the engineering group to improve the ability of teachers to develop learning assessments carried out in three main stages, namely the stages (a) Investment concept learning assessments and indicators measuring the quality of evaluation learning. It was held at the meeting of the pre observations; (B) Training and measurement evaluation. It was held at a meeting of observation; (C) Evaluation and problem solving learning problems in the development of teacher evaluation; (2) An increase in the ability of teachers to develop learning evaluation device in accordance with the concepts in the world of education

Keyword: evaluation, supervision

Abstrak: Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1)

Deskripsi langkah-langkah supervisi kelompok untuk guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa di SMP Negeri 1 Pangururan Samosir; (2) Deskripsi besarnya peningkatan kemampuan guru di SMP Negeri 1 Pangururan Samosir dalam mengembangkan program evaluasi pembelajaran siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah, yang dilaksanakan untuk memperbaiki kompetensi guru dalam mengembangkan perangkat evaluasi pembelajaran. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pangururan Samosir., pada semester I tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan atas hasil penbelitian tindakan sekolah yang dilakukan, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan supervisi dengan teknik kelompok untuk meningkatkan kemampuan guru mengembangkan evaluasi pembelajaran dilakukan dengan tiga tahapan utama, yaitu tahapan (a) Penanaman konsep evaluasi pembelajaran dan indikator pengukuran kualitas evaluasi pembelajaran. Hal ini diselenggarakan pada pertemuan pra observasi; (b) Pelatihan dan pengukuran evaluasi pembelajaran. Hal ini diselenggarakan pada pertemuan observasi; (c) Evaluasi dan problem solving permasalahan dalam pengembangan evaluasi pembelajaran guru; (2) Terjadi peningkatan kemampuan guru mengembangkan perangkat evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan konsep-konsep di dunia kependidikan

(2)

156 Pembelajaran merupakan inti dan muara dari segenap proses pengelolaan pendidikan. Kualitas sebuah lembaga pendidikan hakikat-nya diukur dari kualitas proses pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu kriteria mutu dan keberha-silan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci, sehingga benar-benar measurable and observable (dapat diukur dan diamati).

Namun kenyataannya, mem-buat kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran tidaklah semudah meng-ukur produktivitas dan kualitas pada bidang pekerjaan lain. Pembelajaran melibatkan unsur siswa dengan segala karakteristiknya, mulai dari latar belakang keluarga, lingkungan, eko-nomi, kemampan, motivasi, dan sebagainya. Selain itu perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah melalui sebuah proses pembelajaran juga tidak nampak dan sulit diukur, terutama pada dimensi nilai dan sikap (Depdiknas, 2008).

Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran bukan saja akan memperjelas target dalam setiap tahapan pembelajaran, namun sekali-gus juga meningkatkan accountability guru. Idealnya, setiap guru memiliki kemampuan menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran sesuai dengan bidang tugas masing-masing (Depdiknas, 2008). Indikator-indikator tersebut harus masuk dalam perangkat evaluasi belajar, sehingga pengukuran keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan melalui evaluasi belajar benar-benar mendekati kondisi riil hasil belajar siswa dalam aspek yang luas yang mampu menggambarkan keberhasil proses

pembelajaran yang dikembangkan guru.

Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan assessment. Penilaian (assessment) adalah penerapan berba- gai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhu-bungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembela-jaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai. Evaluasi mencakup dua kegiatan pengukuran dan penilaian. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu, untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai, dilakukan pengukuran, dan wujud dari peng-ukuran itu adalah pengujian. Dapat dikatakan bahwa evaluasi merupakan penetapan nilai atau implikasi dari hasil penilaian.

(3)

157 Dalam mengembangkan eva-luasi pembelajaran, menurut Danim (2007), mutu pendidikan dilihat dari tiga perspektif yaitu masukan, proses, dan output. Evaluasi pembelajaran paling tidak harus dilihat dengan menggunakan tiga perspektif tersebut. Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada penilaian karak-teristik peserta didik, keadaan dan kelengkapan sarana prasarana pembe-lajaran, strategi pembelajaran yang sesuai, serta keadaan lingkungan pembelajaran. Evaluasi proses pembe-lajaran menekankan pada penialain pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru meliputi kinerja guru, keefektifan media pembelajaran, iklim kelas, serta keadaan lingkungan pembelajaran. Evaluasi hasil pembelajaran merupa-kan pengukuran hasil belajar siswa baik menggunakan test maupun non test. Dengan demikian, kebiasaan guru dalam melakukan evaluasi pembela-jaran hanya berdasarkan aspek hasil belajar saja tidaklah tepat, sebab hasil belajar hanya menjadi indikator atas ketidakberhasilan proses pembelajaran saja, sedangkan faktor-faktor lain masih perlu diperhatikan.

Kondisi tersebut menuntut adanya perbaikan oleh program supervisi, sehingga analisis terhadap proses-proses pembelajaran yang telah dikembangkan guru sebagai bagian dari evaluasi proses pembelajaran menjadi lebih baik. Selama ini program supervisi sekolah yang dikembangkan masih kurang menyentuh aspek pengembangan kompetensi guru dalam penyelenggaraan kegiatan evaluasi belajar secara memadai. Program supervisi diharapkan mampu mening-katkan kompetensi guru dalam mengembangkan kegiatan evaluasi

yang memenuhi standar kependidikan.

METODE

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pangururan kabupaten Samosir. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah: (a) Kondisi dibutuh-kannya pemberian supervisi dengan segera agar kompetensi guru dalam mengembangkan evaluasi pembela-jaran dapat ditingkatkan; (b) Kemudahan pengambilan data di lokasi penelitian. Penelitian dilaksana-kan pada semester I tahun pelajaran 2014/2015.

Rancangan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan adalah dengan prosedur siklus yang dilakukan dengan tiga tahapan atau siklus, yang setiap siklusnya dilakukan melalui tahap perencanaan tindakan, tindakan pembelajaran, observasi, dan refleksi, sebagai berikut:

(1) Perencanaan tindakan (planning). Perencanaan tindakan merupakan kegiatan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, mulai dari pelaksanaan observasi, menyusun lembar observasi pengawas, menyu-sun format catatan kejadian, menyusun format kegiatan refleksi, serta menyusun alat-alat pengukuran kemampuan guru mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa.

(2) Pelaksanaan tindakan (action). Perencanaan tindakan yang telah disusun dilaksanakan oleh pengawas terhadap subyek penelitian yaitu para guru di SMP Negeri 1 Pangururan kabupaten Samosir.

(3) Pengamatan tindakan (observasi). Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti dan tim observasi, terkait

(4)

158 dengan perilaku para guru dalam mengikuti program supervisi, hasil pelaksanaan supervisi, dan kondisi-kondisi lain yang dapat menjadi data penelitian.

(4) Refleksi. Hasil observasi selanjutnya dijadikan bahan pertim-bangan untuk dilakukannya perbaikan-pernaikan. Refleksi merupakan perumusan langkah-langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan berdasar-kan hasil observasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I

Perencanaan

Siklus I dilaksanakan dengan supervisi kelompok. Pelaksanaan siklus I akan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan yang masih kurang.

Tindakan

Kepala Sekolah melaksanakan pertemuan dalam ruangan yang diikuti oleh 15 guru setiap pertemuan. Dengan demikian, setiap tema pertemuan dilaksankan dua kali untuk membimbing 30 guru.

Pelaksanaan tindakan dibagi menjadi 3 tema besar yaitu (1) tema penanaman konsep evaluasi pembe-lajaran dan indikator pengukuran kualitas evaluasi pembelajaran. Hal ini diselenggarakan pada pertemuan pra observasi; (2) Pelatihan dan peng-ukuran evaluasi pembelajaran. Hal ini diselenggarakan pada pertemuan observasi; (3) Evaluasi dan problem solving permasalahan dalam pengem-bangan evaluasi pembelajaran guru. Hal ini dilaksanakan pada pertemuan pasca observasi.

Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit, dan setiap tema dilaksanakan selama 1 minggu.

Observasi

Hasil pengamatan atas pelaksanaan pembimbingan pada guru untuk mengembangkan kemampuan memotivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: (1) Terdapat guru yang mengalami kesulitan mengem-bangkan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator-indikator kelengkapan evaluasi; (2) Terdapat guru yang bersifat individual, kurang berperan dalam aktivitas kelompok.

Hasil siklus I menunjukkan terjadinya peningkatan yang besar atas kemampuan guru mengembangkan evaluasi pembelajaran berdasarkan indikator-indikator yang dikemukakan oleh para ahli. Skor pengukuran mencapai 3,6 yang berarti bahwa kemampuan guru berada diatas tingkatan sedang dan mendekati tingkatan tinggi.

Refleksi

Berdasarkan atas hasil dalam siklus I, dibuat poin-poin refleksi yaitu:

1. Dilaksanakan pelatihan memasuk-kan obyek-obyek evaluasi pembe-lajaran dalam rancangan evaluasi pembelajaran

2. Penugasan guru dalam kelompok dalam berpartisipasi memberikan poin-poin penting dalam lembar pelatihan.

Siklus II Perencanaan

Perencanaan pada siklus II dikem-bangkan dari perencanaan pada siklus I dan hasil refleksi siklus I

(5)

159

Tindakan

Tindakan pada siklus II sebagaimana siklus I dilaksanakan dengan dalam ruangan yang diikuti oleh 15 guru setiap pertemuan. Dengan demikian, setiap tema pertemuan dilaksankan dua kali untuk membimbing 15 guru. Pelaksanaan tindakan dibagi menjadi 3 tema besar yaitu (1) tema penanaman konsep evaluasi pembelajaran dan indikator pengukuran kualitas evaluasi pembe-lajaran. Hal ini diselenggarakan pada pertemuan pra observasi; (2) Pelatihan dan pengukuran evaluasi pembela-jaran. Hal ini diselenggarakan pada pertemuan observasi; (3) Evaluasi dan problem solving permasalahan dalam pengembangan evaluasi pembelajaran guru. Hal ini dilaksanakan pada pertemuan pasca observasi.

Perbedaan pelaksanaan siklus II dengan siklus I adalah dilaksana-kannya pelatihan memasukkan obyek-obyek evaluasi pembelajaran dalam kerangka rancangan evaluasi pembe-lajaran dan pemerataan tugas pada guru dalam kelompok.

Observasi

Hasil siklus II menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan guru pada siklus II, dimana skor rata-rata kemampuan guru telah mecapi 4,3. Dengan kata lain, kemampuan guru berada dalam tingkatan tinggi dan mengarah pada tingkatan sangat tinggi.

Refleksi

1. Hasil observasi menunjukkan telah baiknya pelaksnakaan super-visi kelompok untuk meningkat-kan kemampuan guru dalam mengembangkan perangkat eva-luasi pembelajaran yang sesuai

dengan konsep-konsep yang dikemukakan para ahli kepen-didikan.

2. Kendala yang masih dirasakan hanya sekedar adanya guru yang masih kurang nyaman dengan model evaluasi pembelajaran yang dikembangkan karena ter-biasa dengan keter-biasaan lama yang lebih mudah.

Pembahasan

Kegiatan supervisi kelompok dalam penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan guru mengembangkan perangkat evaluasi pembelajaran yang baik berdasarkan konsep-konsep eavluasi pembelajaran dalam kependidikan. Melalui supervisi kelompok, diupayakan bahwa perang-kat evaluasi harus memasukkan obyek-obyek evaluasi secara lengkap yang mencakup evaluasi masukan, evaluasi proses pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran secara langkap. Pengembangan juga dila-kukan dalam evaluasi hasil yang selama ini masih dikembangkan secara tidak lengkap oleh guru. Dalam penelitian ini, evaluasi hasil pembe-lajaran dilakukan dengan marinci aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif secara tepat.

Supervisi dilakukan bukan hanya dengan memberikan konsep-konsep semata, akan tetapi dilaksanakan dengan melibatkan pelatihan dan problem solving atas permasalahan yang dialami guru dalam mengembangkan perangkat evaluasi pembelajaran. Permasalahan-permasalahan yang dialami guru dipecahkan satu per satu dalam ruangan pembimbingan, sehingga pada akhir siklus II sudah tidak terdapat guru yang mengalami

(6)

160 kesulitan.

Tabel 1. Observasi Kemampuan Guru Mengembangkan Evaluasi Pembelajaran

Objek Evaluasi Pembelajaran Kemampuan mengembangkan evaluasi masukan: Evaluasi karakteristik peserta didik; Evaluasi kelengkapan dan keadaan sarana prasarana pembelajaran; Evaluasi karakteristik dan kesiapan guru; Evaluasi kurikulum dan materi pembelajaran; Evaluasi strategi pembelajaran.

Kemampuan mengembangkan evaluasi proses pembelajaran: Kinerja guru di kelas; Kefektifan penggunaan media pembelajaran; Motivasi belajar siswa; Iklim pembelajaran; Respon positif siswa.

Kemampuan mengembangkan evaluasi hasil pembelajaran: Ranah kognitif, Ranah afektif, Ranah psikomotor. Kemampuan mengembangkan evaluasi secara menyeluruh

Kemampuan mengembangkan evaluasi secara berkesinambungan.

Kemampuan mengembangkan evaluasi secara objektif

Kemampuan mengukur validitas evaluasi dan mengembangkan evaluasi yang valid atau sahih

Tabel 2. Kemampuan Guru Me-ngembangkan Perangkat Evaluasi Pembelajaran Tindakan Rata-Rata Pra Siklus 2,6 Siklus I 3,6 Siklus II 4,3

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa pada siklus I terjadi pening-katan kemampuan guru yang sangat tinggi, yang ditunjukkan dengan garis yang curam. Peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan perang-kat evaluasi masih dapat ditingperang-katkan

lagi pada siklus II, yang hal ini ditunjukkan dengan masih naiknya garis kemampuan guru pada siklus II.

Peningkatan kemampuan guru tersebut menunjukkan kesesuaian hasil pelaksanaan supervisi dengan konsep supervisi yang ada di dunia pendidikan, dimana supervisi memi-liki peran membantu guru dalam meningkatkan kualitas penyeleng-garaan segenap proses pembelajaran, termasuk dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, sebagaimana kemampuan guru yang dikategorikan dalam kompetensi akademis.

Pelaksanaan supervisi dalam penelitian ini dikembangkan melalui tahapan yang lengkap, yaitu tahapan pemberian konsep, tahap observasi dan pelatihan, serta tahap evaluasi serta problem solving. Guru secara langsung terlibat dalam kegiatan observasi atas hasil kerjanya menyu-sun perangkat evaluasi pembelajaran, sehingga guru mampu memahami dimana letak kelemahannya yang perlu diperbaiki. Pemberian pengala-man pada guru bukan hanya sebatas bagaimana cara mengembangkan perangkat evaluasi pembelajaran yang baku, akan tetapi juga pemberian pengalaman bagaimana mengukur perangkat evaluasi berdasarkan standar-standar yang baku.

SIMPULAN

Berdasarkan atas hasil penbelitian tindakan sekolah yang dilakuakn, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan supervisi dengan teknik kelompok untuk mening-katkan kemampuan guru me-ngembangkan evaluasi

(7)

pembela-161 jaran dilakukan dengan tiga tahapan utama, yaitu tahapan: (1) Penanaman konsep evaluasi pembelajaran dan indikator pengukuran kualitas evaluasi pembelajaran. Hal ini diseleng-garakan pada pertemuan pra observasi; (2) Pelatihan dan pengukuran evaluasi pembela-jaran. Hal ini diselenggarakan

pada pertemuan observasi; (3) Evaluasi dan problem solving permasalahan dalam pengem-bangan evaluasi pembelajaran guru.

2. Terjadi peningkatan kemampuan guru mengembangkan perangkat evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan konsep-konsep di dunia kependidikan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Kumano, Y. 2001. Authentic

Assessment and Portfolio

Assessment-Its Theory and

Practice. Japan: Shizuoka

University.

Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia

Syaiful Sagala. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Ngalim Purwanto. 2009. Administrasi

dan Supervisi Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya H.A. Syamsudin Makmun. 2005.

Psikologi Kependidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya Budiyono. 2007. Motede Statistik

untuk Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Herman R. Soetisna. 2007. Pengukuran Produktivitas. Bandung: Laboratorium PSK&E TI-ITB Komarudin. 2004. Manajemen Pengawasan Kualitas

Terpadu. Jakarta: Rajawali, Puslitjaknov, 2008. MetodePenelitian

Pengembangan. Jakarta:

Depdiknas

Danim, S. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta Depdiknas. 2004. Pola Pembinaan

Sistem Pendidikan Tenaga

Kependidikan PGSD. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI Nomor 14 Tentang Guru Dan Dosen. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi

Guru Kelas SD/MI Lulusan S 1 PGSD. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2008. StanPembangunan

Pendidkan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Hasan, S.H. 2004. Kurikulum dan Tujuan Pendidikan. Bandung: Pasca Sarjana UPI.

Manisera, Marica., Dusseldrp, E., and Kooij, A.J. Van. 2005. Component Structure of Job

(8)

162

Herzberg’s Theory. Italy:

Leiden University

Sukmadinata, N.S. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya jumlah bakteri asam laktat pada kelompok yang menerima probiotik berdampak pada diare yang lebih singkat durasinya, jumlah kejadian lebih sedikit,

Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa

study. 3) Ada kontribusi pembelajaran matematika kontekstual yang dikembangkan terhadap hasil belajar matematika SD Selo Boyolali. 4) Ada kontribusi faktor-faktor

Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian di Universitas Aisyah Pringsewu Lampung mengenai Hubungan antara Manajemen Waktu dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penulis tertarik untuk meneliti dalam suatu karya tulis bentuk tesis dengan judul: Pengaruh Persepsi Siswa tentang

Lalu yang terakhir yaitu hasil penelitian dengan judul sejarah berkembangnya agama Islam di Tanah Karo Sumatera Utara pada tahun 1980-2010 menjelaskan bahwa Sejarah

Bantalan (Bearing) merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros

diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan budaya organisasi dan semangat kerja secara simultan terhadap produktivitas kerja karyawan Bank BPR Rokan