Komisi
Komisi
Pembimbing
Pembimbing
Ketua
: Prof. Dr. Ir. Sarsidi Sastrosumarjo, M.Sc
Anggota :
Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc
Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS
Dr. Ir. Sobir, M.S
Ujian Terbuka Sekolah Pascasarjana IPB
Bogor, 13 Agustus 2007
Dekan Faperta IPB :
Ketua PS Agronomi :
Dr. Mesakh Tombe, MS
Dr. Satriyas Ilyas
Prof. Didy Sopandie
Dr. Trikoesoemaningtyas
Penguji Luar Komisi :
Ujian Terbuka Sekolah Pascasarjana IPB
Bogor, 13 Agustus 2007
PENAPISAN GENOTIPE DAN
PENAPISAN GENOTIPE DAN
ANALISIS GENETIK KETAHANAN
ANALISIS GENETIK KETAHANAN
PEPAYA TERHADAP PENYAKIT
PEPAYA TERHADAP PENYAKIT
ANTRAKNOSA
ANTRAKNOSA
Siti Hafsah A 361020081Siti Hafsah A 361020081Ujian Terbuka Sekolah Pascasarjana IPB
Bogor, 13 Agustus 2007
Manfaat
Manfaat
Pepaya
Pepaya
Bahan
Bahan
Pangan
Pangan
(
(
Sumber
Sumber
Mineral, Vitamin)
Mineral, Vitamin)
Bahan
Bahan
Industri
Industri
(
(
Papain
Papain
,
,
Pelunak
Pelunak
)
)
Bahan
Bahan
Farmasi
Farmasi
(
(
Carpain
Carpain,
Proteinase
Proteinase
Inhibitor)
Inhibitor)
Pestisida
Pestisida
(
(
Phenolic
Phenolic
Compound)
Compound)
Ujian Terbuka Sekolah Pascasarjana IPB
Bogor, 13 Agustus 2007
Pepaya di Indonesia
•Sistem Usahatani (lahanpekarangan; < 1 ha)
•Produktivitas73.26 t/ha (2004)
menjadi 64.67 t/ha (FAO,
2005).
•Kualitas(ukuran buah, tahan
terhadap busuk buah,
PTT<110brix, kurang yang
berperawakan pendek
(RUSNAS, 2000)
•Pasca Panen (Adanya penyakit busuk buah yang dapat menurunkan kualitas)
Masalah Pasca Panen
Penyakit Pasca Panen Pada Pepaya (Sulusiet al. 1991; Kader 2000)
1. Colletotrichum gloeosporioides
(antraknosa)
2. Phoma caricae-papayae(black stem-end rot)
3. Phomipsis caricae-papayae(phomipsis rot)
4. Phytopthora nicotiana var parasitica 5. Botryodiplodia sp(busuk lunak dan busuk
ujung tangkai buah)
6. Fusarium sp(busuk kering)
7. Cephalosporium sp( busuk kering)
Penyakit Antraknosa
ProduksiProduksiTurunTurundidiMalangMalang 40% (
40% (MahfudMahfud1985;1986)1985;1986)
Penyebab
PenyebabAntraknosaAntraknosa C.
C. gloeosporioidesgloeosporioides( Ina; ( Ina; SulusiSulusi1991& Semangun2000)1991& Semangun2000) C.
C. CapsiciCapsici( ( malaysiamalaysia; ; SepiahSepiah1991; 1992)1991; 1992) C .
C .DematiumDematium((SingapuraSingapura; Lim & Tang 1984); Lim & Tang 1984)
Pengendalian
Kimiawi
(
Fungisida
Fungisida
)
)
Mekanis
(
Perlakuan
Perlakuan
air
air
panas
panas
)
)
Biologis
(Fungisida Nabati)
Budidaya (Varietas Tahan)
Ujian Terbuka Sekolah Pascasarjana IPB
Bogor, 13 Agustus 2007
Perakitan Varietas Tahan
Secara
Secaraalamialamimenyerbukmenyerbuksilangsilang ((herozigotherozigot))
Butuh
Butuhwaktuwaktu> 7 > 7 tahuntahun ((EksotikaEksotikahasilhasilsilangsilangbalikbalik 11 11 tahuntahun))
Perbaikan
Perbaikan
karakter
karakter
terhadap
terhadap
antraknosa
antraknosa
Ketahanan
Ketahananterhadapterhadapantraknosaantraknosabersifatbersifatpoligenikpoligenik((cabecabe))
Ketahanan
Ketahananterhadapterhadapantraknosaantraknosapadapadatanamanantanamananbuahbuah dikendalikan
dikendalikanoleholehgengenkuantitatifkuantitatif((PruskyPrusky 2000).2000). Persilangan
Persilangandialleldiallel((half half dialleldiallel)) Daya
Dayagabunggabungdandanefekefekheterosisheterosis((plasmahplasmahnutfahnutfahsumbersumber heterosis
heterosis))
Ujian Terbuka Sekolah Pascasarjana IPB
Bogor, 13 Agustus 2007
Pembentukan
Pembentukan
Varietas
Varietas
Pepaya
Pepaya
Hawaiian System
Hawaiian System
Yarwun
Yarwun
(
(
Quennsland
Quennsland
)
)
System
System
MHm Hermaprodit (Bisexsual) Self (or cross) MHMH (inviable) Cross mm Female Cross Femalemm Mm Male Self (or cross) MM inviableMATINGS TYPE THE BASIC SEX FORMS
MATINGS TYPE THE BASIC SEX FORMS
-1
1
-2
2
1
1
1
1
1
1
-2
2
-1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
P x S
P x S
P x A
P x A
S x S
S x S
A x A
A x A
A x S
A x S
S x A
S x A
Andromonocious
Andromonocious
(
(
Hermaprodit
Hermaprodit
Staminate
Staminate
(
(
Jantan
Jantan
)
)
Pistillate
Pistillate
(
(
Betina
Betina
)
)
Mating
Mating
Perumusan Masalah
1. Antraknosa penyakit yang umum, belum
tersedia informasi yang akurat mengenai
penyebab antraknosa pada pepaya.
2. Belum diketahui sumber genetik bagi
ketahanan terhadap Antraknosa
3. Belum diketahui karakter kuantitatif yang
berkaitan dengan ketahanan terhadap
antraknosa dan hubungannya dengan kualitas
4. Belum tersedia informasi DGU dan DGK,
serta Heterosis karakter ketahanan
antraknosa pada pepaya.
Perumusan Masalah
1. Antraknosa penyakit yang umum, belum
tersedia informasi yang akurat mengenai
penyebab antraknosa pada pepaya.
2. Belum diketahui sumber genetik bagi
ketahanan terhadap Antraknosa
3. Belum diketahui karakter kuantitatif yang
berkaitan dengan ketahanan terhadap
antraknosa dan hubungannya dengan kualitas
4. Belum tersedia informasi DGU dan DGK,
serta Heterosis karakter ketahanan
antraknosa pada pepaya.
Tujuan
Tujuan
Penelitian
Penelitian
1.
1.
Identifikasi
Identifikasi
patogen
patogen
penyebab
penyebab
antraknosa
antraknosa
dan
dan
mendapatkan
mendapatkan
metode
metode
skrining
skrining
yang
yang
tepat
tepat
2.
2.
Mengetahui
Mengetahui
adanya
adanya
tanaman
tanaman
yang
yang
tahan
tahan
dan
dan
yang
yang
rentan
rentan
3.
3.
Mengevaluasi
Mengevaluasi
karakter
karakter
kuantitatif
kuantitatif
yang
yang
mencerminkan
mencerminkan
karakter
karakter
ketahanan
ketahanan
terhadap
terhadap
antraknosa
antraknosa
4.
4.
Menghitung
Menghitung
besarnya
besarnya
DGU,DGK
DGU,DGK
dan
dan
Heterosis
Heterosis
Manfaat
Manfaat
Manfaat
Manfaat
Manfaat
Manfaat
Manfaat
Manfaat
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Penelitian
• Memberikan beberapa informasi dalam
perbaikan genetik ketahanan pepaya terhadap
penyakit antraknosa
• Mengembangkan konsep pemuliaan pepaya
dalam upaya mendapatkan genotipe tahan
terhadap penyakit antraknosa yang berdaya
hasil tinggi
Populasi Dasar (F1 Half Diallel)
Analisis Silang Diallel
1.Kajian tingkat ketahanan 2.DGU dan DGK 3.Heterosis
Studi Kejadian Penyakit Antraknosa pada Pepaya (Tajur, Pasir Kuda dan Cinangneng)
Parameter Genetik Bagi Perakitan Pepaya Tahan Antaknosa Studi patogen antraknosa
1.Identifikasi dan uji patogenisitas 2.Respon suhu
3.Inokulasi silang 4.Metode inokulasi
Skrining ketahanan antraknosa
1. Uji ketahanan di lapangan 2. Uji ketahanan di laboratorium
Uji Korelasi dan Sidik Lintas
Uji korelasi tetua Analisis sidik lintas
Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan IV
PERCOBAAN I
PERCOBAAN I
Studi
Studi
patogen
patogen
penyebab
penyebab
antraknosa
antraknosa
pada
pada
pepaya
pepaya
Tujuan
Tujuan : : UntukUntukmengetahuimengetahuipatogenpatogenpenyebabpenyebab, , respon
responterhadapterhadapsuhusuhu, , inokulasiinokulasisilangsilang dan
danmatodematodeinokulasiinokulasiyang yang efektifefektif. .
Bahan
Bahan : Identifikasi: Identifikasi((buahbuahdandandaundaunpepayapepayayang yang bergejalabergejala).). Patogenisitas
Patogenisitas((isolatisolatmurnimurnisporasporatunggaltunggaldengandengan kepadatan
kepadatan10106 6 sporaspora/ml)/ml)
Respon
Responterhadapterhadapsuhusuhu(16, 20, 24, 28, 32 (16, 20, 24, 28, 32 dandan363600C)C)
Inokulasi
Inokulasisilangsilangpadapadacabaicabaidandan pepayapepaya( 8 ( 8 isolatisolat Colletotrichum
Colletotrichum, , CabaiCabaivarvarhot hot chillichilli, , pepayapepayaSTR64)STR64) Metode
Tempat
Tempat
dan
dan
Waktu
Waktu
LaboratoriumLaboratoriumMikologiMikologiDepartemenDepartemenHamaHamadandanPenyakitPenyakitIPB IPB DramagaDramaga
PenelitianPenelitiandimulaidimulaibulanbulanMeiMei2004 2004 sampaisampaiJuliJuli20052005
MetodeMetode
Identifikasi
Identifikasipatogenpatogen(Barnet (Barnet dandanHunter 1987)Hunter 1987)
Uji
Ujipatogenisitaspatogenisitas((PostulatPostulatkochkoch))
Respon
Responsuhusuhu(16, 20, 24, 28, 32 (16, 20, 24, 28, 32 dandan363600C)C)(Swart 1999)(Swart 1999)
Inokulasi
Inokulasisilangsilang(Swart 1999)(Swart 1999)
Metode
Metodeinokulasiinokulasi((TempelTempeldilukaidilukai, , TempelTempeltidaktidak dilukai,Semprot
dilukai,Semprottidaktidakdilukaidilukai(Swart 1999)(Swart 1999)
Rancangan
Rancanganyang digunakanyang digunakan: : RancanganRancanganAcakAcakLengkapLengkap(RAL)(RAL)
Pengamatan
Pengamatan
Identifikasi
Identifikasi
patogen
patogen
(Barnet
(Barnet
dan
dan
Hunter 1987)
Hunter 1987)
morfologi
morfologi
tubuh
tubuh
buah
buah
,
,
konidia
konidia
dan
dan
seta
seta
Uji
Uji
patogenisitas
patogenisitas
Gejala
Gejala
(+/_),
(+/_),
masa
masa
inkubasi
inkubasi
, diameter
, diameter
gejala
gejala
Respon
Respon
suhu
suhu
diameter
diameter
gejala
gejala
dan
dan
kecepatan
kecepatan
tumbuh
tumbuh
Inokulasi
Inokulasi
silang
silang
masa
masa
inkubasi
inkubasi
, diameter
, diameter
gejala
gejala
dan
dan
kejadian
kejadian
penyakit
penyakit
Metode
Metode
inokulasi
inokulasi
masa
masa
inkubasi
inkubasi
, diameter
, diameter
gejala
gejala
,
,
dan
dan
persen
persen
sporulasi
sporulasi
ISOLAT MURNISUMBER ISOLAT
IDENTIFIKASI, ISOLASI DAN UJI PATOGENISITAS
Identifikasi
Gejala antraknosa di buah Gejala antraknosa di daun Gejala antraknosa di petiole Gejala antraknosa di tangkai buah
seta
konidia
gejala antraknosa inokulasi buatan
STUDI PATOGEN PENYEBAB
ANTRAKNOSA PADA PEPAYA
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
IDENTIFIKASI, ISOLASI DAN UJI
PATOGENISITAS
Tujuan
Untuk
Untukmengetahuimengetahuipatogenpatogen
penyebab
penyebabantraknosaantraknosapadapada
pepaya
pepaya
orange cylindrical & straight
-SW yeloow
orange cylindrical & straight
-Redking
grey cylindrical & straight 1.67 c
6.33 ab +
TJR5
grey cylindrical & straight 1.1 c 6.67 a + TJR6 grey cylindrical& straight -IPB10 salmon pink cylindrical & straight
2.23 ab 5.00 def
+
GG2
salmon pink cylindrical & straight
2.43 ab 4.75 ef
+
GG1
grey cylindrical & straight
-TJR7
grey clindrical & straight
2.67 ab 4.33 f
+
TJR4
orange cylindrical & straight 1.27 c
5.67 bcd +
TJR3
salmon pink cylindrical & straight 1.77 bc
6.00 abc +
TJR2
salmon pink cylindrical & straight
2.70 a 5.33 cde + TJR1 Warna koloni Bentuk konidia Diameter gejala (cm) Masa inkubasi (hari) Hasil uji Isolat
Tabel 1 Hasil uji patogenisitas beberapa isolat penyebab antraknosa pada buah pepaya
Gejala dan bentuk konidia dari buah pepaya yang
terinfeksi antraknosa
Gejala antraknosa infeksi alami Gejala antraknosa inokulasi buatanGejala brown spot infeksi alami
Warna massa koloni
di PDA Konidia (10x40) Konidia (10x100)
C. gloeosporioides C. acutatum
Sumber :Adaskaveg & Hartin 1997
C. dematium
Sumber :Kulshresthaet al. 1976
C. gloeosporioides
Hasil identifikasi isolat dari pepaya bergejala antraknosa
Spora tunggal C.acutatum
Sumber. M. Syukur
Respon Suhu terhadap Pertumbuhan
Colletotrichum
TUJUAN
Untuk mengetahui respon delapan isolat
Colletotrichum
terhadap suhu dan suhu optimum masing-masing isolatTabel 2 Rata-rata diameter delapan isolat antraknosa pada beberapa perlakuan suhu
2.80 de 4.60 cd 4.96 e 4.18 b 4.93 b 3.32 b GGc 3.40 bcde 5.60 abc 5.58 cd 5.53 a 5.68 a 5.63 a BGR11 4.98 a 6.33 a 5.63 cd 5.73 a 5.95 a 5.43 a GG2 2.43 e 6.13 a 5.93 ab 5.75 a 5.78 a 5.48 a GG1 3.08 cde 5.05b cd 5.38 d 5.30 a 5.45 a 5.75 a TJR4 4.33 ab 4.50 d 5.70 bc 5.75 a 5.78 a 5.83 a TJR3 3.85 bc 6.05 ab 5.45 cd 5.28 a 5.43 a 5.30 a TJR2 3.55 bcd 4.48 d 6.05 a 5.60 a 5.66 a 5.85 a TJR1 ………(cm)……… 36 32 28 24 20 16 Diameter koloni Isolat Suhu (0C)
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama idak berbeda nyata pada taraf uji 5% (DMRT)
Gambar Kecepatan pertumbuhanColletotrichumpada beberapa temperatur (suhu) 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 20 C 24C 28C suhu k e c e p a ta n t u m b u h c m /h a ri TJR1 TJR2 TJR3 TJR4 GG1 GG2 BGR11 GGc
Inokulasi Silang Delapan Isolate
Colletotrichum
pada Buah Cabai dan Pepaya
TUJUAN
Mengetahui potensi delapan isolat
Collrtotrichum
dalam menginfeksi Buah cabai dan pepayaGambar Inokulasi Colletotrichum ke buah cabe dan pepaya GG3 BGR11 TJR1 GGc BGR11 GG3 TJR1 GGc GGc 5.75 a 6.22 a 0.76 b 1.16 35.00 b 100 100 35.00 b 1.07 0.59 b 5.22 ab 5.52 ab BGr11 100 65.00 ab 0.72 1.29 b 6.00 ab 4.45 cd GG2 100 85.00 a 0.82 2.82 a 5.56 ab 4.00 d GG1 100 60.00 ab 1.01 1.12 b 4.11 b 4.82 bc TJR4 100 61.40 ab 1.30 1.2 b 5.11 ab 4.53 cd TJR3 100 45.00 b 0.82 0.67 b 5.89 ab 6.02 a TJR2 100 35.00 b 2.11 0.81 b 5.56 ab 6.06 a TJR1 Pepaya Cabai Pepaya Cabai Pepaya Cabai Kejadian penyakit (%) Diameter gejala (cm) Masa inkubasi (hari)
Isolat
Tabel 4 Masa inkubasi, diameter gejala dan kejadian penyakit antraknosa dari delapan isolatColletotrichumpada buah cabe dan pepaya
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (DMRT Keterangan: TJR1-TJR4 = isolate pepaya di Tajur; GG1&GG2= isolate pepaya di gunung geulis
BGR11 = isolate C. gloeosporioidesdari buah cabe koleksi laboratorium cendawan, GGc = isolate C. capsicidari buah cabe di gunung geulis
Metode Inokulasi
TUJUAN
Untuk mendapatkan metode inokulasi yang efektif dan efisien untuk skrining ketahanan antraknosa pada pepaya
Tabel 3 Masa inkubasi, diameter gejala dan persentase gejala pada perlakuan tige metode inokulasiC. gloeosporioides
80.57ab 1.25 5.33 Semprot tidak dilukai 48.07b 1.62 5.57 Tempel tidak diilukai 86.67a 1.56 5.30 Tempel dilukai Persentase gejala (%) Diameter gejala (cm) Masa inkubasi (hari) Perlakuan
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (DMRT)
• Antraknosa pada pepaya : C. gloeosporioides( konidia cylindrical dan straight, warna koloni salmon pink, orange dan grey
• TJR1, TJR4, GG1 dan GG2 : virulensi tinggi.
• Suhu optimum TJR1 : 280C
• Kecepatan pertumbuhan C. gloeosporioides: 24- 280C. C. capsici: 320C
• Delapan isolat berpotensi menginfeksi buah cabe dan pepaya
• Metode tempel dilukai dan semprot tidak dilukai dapat digunakan untuk menskrining ketahanan pepaya terhadap antraknosa
SIMPULAN
SIMPULAN
Populasi Dasar (F1 Half Diallel)
Analisis Silang Diallel
1.Kajian tingkat ketahanan 2.DGU dan DGK 3.Heterosis
Studi Kejadian Penyakit Antraknosa pada Pepaya (Tajur, Pasir Kuda dan Cinangneng)
Parameter Genetik Bagi Perakitan Pepaya Tahan Antaknosa Studi patogen antraknosa
1.Identifikasi dan uji patogenisitas 2.Respon suhu
3.Inokulasi silang 4.Metode inokulasi
Skrining ketahanan antraknosa
1. Uji ketahanan di lapangan 2. Uji ketahanan di laboratorium
Uji Korelasi dan Sidik Lintas
Uji korelasi tetua Analisis sidik lintas
Percobaan I Percobaan II
Percobaan III
TujuanTujuan: 1. : 1. mengujimengujitingkattingkatketahananketahananpepayapepayadidilapanglapang laboratorium
laboratorium; ; 2.
2. MendapatkanMendapatkancaloncalontetuatetuauntukuntukmembentukmembentuk populasi
populasidasardasar
LokasiLokasi:: KP PKBT KP PKBT TajurTajur& Lab. & Lab. CendawanCendawanHPTHPT
WaktuWaktu: : April April sampaisampaiDesemberDesember20042004
A
A EvaluasiEvaluasiLapangLapang B. B. EvaluasiEvaluasiLab.Lab.
PERCOBAAN II
PERCOBAAN II
Skrining
Skrining
Karakter
Karakter
Ketahanan
Ketahanan
terhadap
terhadap
Penyakit
Penyakit
Antaknosa
Antaknosa
%
100
)
(
0x
NxZ
xv
n
KP
i i i∑
==
ANALISIS DATA Keparahan PenyakitPengelompokan Kelas Ketahanan Antraknosa (Yoon 2003) Kelas Keparahan Kelas
Penyakit (%) Ketahanan 1 0 ≤ x ≤10 Sangat tahan 2 10 < x ≤ 25 Tahan 3 25 < x ≤50 Moderat 4 50 < x ≤75 Rentan 5 x >75 Sangat rentan
Pengkelasan % luas Gejala (Suryaningsih, 1991)
Skor % luas gejala
0 0 (tidak ada gejala) 1 0 < pg < 19 2 20 < pg < 39 3 40 < pg < 5 4 60 < pg < 79 5 pg > 80 0 1 2 3 4 5
SKRINING KARAKTER KETAHANAN
PEPAYA TERHADAP PENYAKIT
ANTRAKNOSA
PERCOBAAN II
PERCOBAAN II
Tabel 1 Skrining ketahanan tujuh genotipe pepaya terhadap penyakit antraknosa di penyimpanan
Tahan 23.33 d 6.84 b 0.83 ab 8.93 a PB000174 Sangat Rentan 86.67 ab 43.37 a 1.08 a 6.58 bc PB000201 Rentan 73.33 b 14.80 b 0.98 ab 5.80 bcd IPB5 Moderat 30 d 17.00 b 0.07 c 5.00 cd IPB6 Sangat Rentan 100 a 56.67 a 1.13 a 4.33 d STR64 Sangat Rentan 100 a 54.47 a 0.60 b 6.33 bc IPB10 Rentan 53.33 c 17.40 b 0.15 c 7.92 ab IPB 1 Kelas Ketahanan Keparahan penyakit (%) Persentase gejala (%) Diameter gejala (cm) Masa inkubasi (hari) Genotipe
Keterangan:Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (DMRT)
SR = sangat rentan; R = rentan; M = moderat; T = tahan
Tabel 2 Masa inkubasi dan diameter gejala antraknosa pada lima genotipe pepaya dengan perlakuan inokulasi dilukai dan tidak dilukai
0.17 b 6.67 a 0.25 c 5.67 a PB000174 2.27 a 3.67 bc 3.73 a 3.00 bc IPB5 2.833 a 3.00 c 3.63 a 2.00 c STR64 0.633 b 4.67 b 1.40 b 3.67 bc IPB10 0.383 b 5.00 b 0.47 c 4.67 ab IPB1 Diameter gejala (cm) Masa inkubasi (hsi) Diameter gejala (cm) Masa inkubasi (hsi) Tidak dilukai Dilukai Genotipe
Keterangan:Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (DMRT)
•Evaluasi antraknosa di penyimpanan (infeksi alami) berdasarkan kelas ketahanan : PB000174 (Tahan); IPB6 (moderat) , IPB1 dan IPB5 (rentan) IPB10, STR64 dan PB000201 (sangat rentan).
•Berdasarkan peubah masa inkubasi dan persentase gejala IPB 1 dapat dikategorikan tahan karena tidak berbeda nyata dengan PB000174
• Evaluasi antraknosa di laboratorium : masa inkubasi, diameter gejala baik dilukai maupun tidak dilukaiIPB1 dan PB000174tidak menunjukkan perbedaan nyata
• IPB 1 dan PB000174sebagai tetua tahan, STR64, IPB 10 dan IPB5sebagai tetua rentan dalam pembentukan persilangan diallel.
Populasi Dasar (F1 Half Diallel)
Analisis Silang Diallel
1.Kajian tingkat ketahanan 2.DGU dan DGK 3.Heterosis
Studi Kejadian Penyakit Antraknosa pada Pepaya (Tajur, Pasir Kuda dan Cinangneng)
Parameter Genetik Bagi Perakitan Pepaya Tahan Antaknosa Studi patogen antraknosa
1.Identifikasi dan uji patogenisitas 2.Respon suhu
3.Inokulasi silang 4.Metode inokulasi
Skrining ketahanan antraknosa
1. Uji ketahanan di lapangan 2. Uji ketahanan di laboratorium
Uji Korelasi dan Sidik Lintas
Uji korelasi tetua Analisis sidik lintas
Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan IV
PERCOBAAN III
PERCOBAAN III
Uji
Uji
Korelasi
Korelasi
dan
dan
sidik
sidik
lintas
lintas
beberapa
beberapa
karakter
karakter
pepaya
pepaya
terhadap
terhadap
ketahanan
ketahanan
antraknosa
antraknosa
TujuanTujuan::1. Mengetahui1. Mengetahuikorelasikorelasiantaraantarakarakterkaraktervegetatifvegetatifdandan generatif
generatifdengandenganketahananketahananterhadapterhadapantraknosaantraknosa 2.
2. mengetahuimengetahuikarakterkarakteryang yang berpengaruhberpengaruhlangsunglangsungdandan tak
taklangsunglangsungterhadapterhadapkarakterkarakterketahananketahananantraknosaantraknosa
Lokasi
Lokasi:: KP PKBT TajurKP PKBT Tajur(250dpl)(250dpl) PT.
PT. AgrorekatamaAgrorekatamaGunungGunungGeulisGeulis(550 (550 dpldpl)) Waktu
Waktu:: JanuariJanuari 2005 2005 ––FebruariFebruari20062006
Bahan
Bahantanamantanaman::5 genotipe5 genotipetetuatetua(IPB1, IPB10, STR64, IPB5, (IPB1, IPB10, STR64, IPB5, PB00017
PB000174)4)
Metode : RAK 3 ulangan dan 5 genotipe sebagai perlakuan
Analisis data:
(rt
(rt-
-1)
1)
Total
Total
σ
σ
22 e e+t
+t
σ
σ
22ggσ
σ
22 e e+
+
σ
σ
22ggσ
σ
22 e eMS
MS
gg/MS
/MS
eeMS
MS
bbMS
MS
ggMS
MS
eer
r-
-1
1
t
t-
-1
1
(r
(r-
-1)(t
1)(t-
-1)
1)
Kelompok
Kelompok
Genotipe
Genotipe
Galat
Galat
Nilai
Nilai
harapan
harapan
kuadrat
kuadrat
tengah
tengah
Fhitung
Fhitung
KT
KT
Db
Db
SK
SK
Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok Satu Faktor
Menurut Singh dan Chaudary (1979) Ragam genetik (σσ22
g
g) = () = (MSgMSg––MSeMSe) ) RagamRagamfenotipfenotip((σσ22ff) = ) = σσ22g g + + MSeMSe
r r
Menurut Anderson dan Brancoff (1952) dalam Drajat (1987)
+ = + + + = 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 g g e e g g db MS r db MS db MS r f g σ σ σ σ 2 2 2 f g bs
h
σ
σ
=
(
)(
)
(
)
(
(
)
(
∑
∑
∑
∑
)
∑
∑
∑
− − − = 2 1 2 2 2 x n y y x n y x y x n r i i i j i j i xy Uji KorelasiPengujian Koefisien Lintas
N SE P t i p i × = Koefisien
Koefisienlintaslintas
=
py y Y P pp p p p pr
r
r
C
C
C
r
r
r
r
r
r
r
r
r
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
2 1 2 1 2 1 2 22 21 1 12 11 Rx C RyC= Rx
-1Ry
Analisis Lintas
PERCOBAAN III
PERCOBAAN III
Uji
Uji
Korelasi
Korelasi
dan
dan
sidik
sidik
lintas
lintas
beberapa
beberapa
karakter
karakter
pepaya
pepaya
terhadap
terhadap
ketahanan
ketahanan
antraknosa
Tabel 1 Koefisien korelasi parsial antar karakter pada percobaan di Gunung Geulis 1.00 X17 0.35tn 1.00 X16 -0.28tn 0.09tn 1.00 X15 -0.09tn 0.14tn 0.92** 1.00 X14 -0.41tn -0.02tn 0.75** 0.80** 1.00 X13 0.03tn 0.36tn 0.47tn 0.49tn 0.13tn 1.00 X12 -0.24tn 0.41tn -0.16tn -0.39tn -0.27tn -0.03tn 1.00 X11 -0.08tn 0.67** -0.17tn 0.28tn -0.05tn -0.09tn 0.77** 1.00 X10 -0.71** -0.02tn 0.24tn 0.10tn 0.42tn -0.19tn 0.41tn 0.44tn 1.00 X9 -0.79** -0.49tn 0.13tn -0.16tn 0.07tn -0.11tn 0.29tn -0.03tn 0.35tn 1.00 X8 -0.79** -0.32tn -0.04tn -0.11tn 0.38tn -0.37tn 0.15tn 0.20tn 0.61* 0.56* 1.00 X7 0.99** 0.28tn -0.30tn -0.10tn -0.38tn -0.08tn -0.27tn -0.12tn -0.70** -0.78** -0.76** 1.00 X6 0.34tn 0.59* -0.26tn -0.19tn -0.18tn -0.24tn 0.33tn 0.55* 0.20tn -0.55* -0.09tn 0.33tn 1.00 X5 0.52* -0.00tn -0.36tn -0.17tn -0.32tn -0.02tn -0.15tn -0.17tn -0.15tn -0.62* -0.42tn 0.54* 0.42tn 1.00 X4 0.11tn -0.18tn -0.32tn -0.28tn -0.24tn -0.10tn -0.00tn -0.05tn 0.24tn -0.19tn -0.19tn 0.13tn 0.20tn 0.77** 1.00 X3 0.36tn -0.14tn -0.51tn -0.24tn -0.18tn -0.12tn -0.29tn -0.19tn -0.24tn -0.41tn -0.16tn 0.40tn 0.11tn 0.73** 0.55 * 1.00 X2 0.84** 0.23tn -0.40tn -0.20tn -0.52* 0.08tn -0.20tn -0.16tn -0.55* -0.76** -0.76** 0.84** 0.39tn 0.84** 0.52* 0.59* 1.00 X1 X17 X16 X15 X14 X13 X12 X11 X10 X9 X8 X7 X6 X5 X4 X3 X2 X1
Keterangan: X1 = Panjang buah (cm), X2 = Berat buah (kg), X3 = Diamater buah (cm), X4 = Tebal buah (cm), X5 = Diameter gejala (cm), X6 = Persentase gejala (%),X7 = Persentase kematangan buah saat gejala mncul (%), X8 = Padatan total terlarut (0Brix), X9 = Kekerasan buah (cm/kg), X10 = Tinggi tanaman (cm), X11 = Tinggi buah pertama (cm), X12 = Diamater batang (cm), X13 = Panjang petiole (cm), X14 = Panjang daun (cm), X15 = Lebar daun (cm), X16 = Jumlah buah, X17 = Keparahan penyakit (%), tn= tidak nyata, * dan ** = Berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95 dan 99%.
0.84
**0.52
**0.99
**-0.79
**-0.79
**-0.71
**Tabel 2 Koefisien korelasi parsial antar karakter pada percobaan di Tajur
1.00 X17 -0.20tn 1.00 X16 0.03tn 0.29tn 1.00 X15 0.28tn 0.18tn 0.91** 1.00 X14 -0.11tn 0.15tn 0.63* 0.59* 1.00 X13 0.19tn 0.20tn 0.85** 0.78** 0.53* 1.00 X12 0.03tn 0.04tn -0.51tn -0.46tn -0.21tn -0.16tn 1.00 X11 -0.11tn 0.46tn 0.12tn 0.08tn 0.40tn 0.34tn 0.36tn 1.00 X10 -0.26tn -0.05tn 0.21tn 0.27tn 0.23tn -0.22tn -0.49tn -0.49tn 1.00 X9 -0.59* 0.29tn -0.07tn -0.36tn -0.02tn -0.14tn -0.01tn 0.25tn -0.29tn 1.00 X8 -0.65** 0.04tn 0.21tn 0.14tn 0.08tn -0.07tn -0.33tn -0.42tn 0.67** 0.08tn 1.00 X7 0.92** -0.00tn -0.01tn 0.16tn -0.17tn 0.19tn 0.05tn 0.11tn -0.49tn -0.30tn -0.80** 1.00 X6 0.67** -0.34tn -0.01tn -0.01tn -0.06tn 0.19tn 0.23tn -0.01tn -0.52* -0.19tn -0.72** 0.66** 1.00 X5 0.23tn -0.23tn -0.06tn 0.12tn -0.03tn -0.34tn -0.32tn -0.74** 0.69** -0.41tn 0.38tn -0.03tn -0.10tn 1.00 X4 -0.33tn 0.05tn 0.10tn 0.15tn 0.43tn -0.09tn 0.01tn -0.12tn 0.65** -0.24tn 0.52* -0.60* -0.34tn 0.50tn 1.00 X3 0.67** -0.25tn -0.02tn 0.22tn 0.14tn -0.01tn 0.09tn -0.30tn 0.28tn -0.72** -0.26tn 0.41tn 0.40tn 0.65** 0.40 1.0 0 X2 0.89** -0.17tn -0.09tn 0.05tn -0.19tn 0.09tn 0.15tn -0.04tn -0.32tn -0.48tn -0.79** 0.87** 0.81** 0.09tn -0.36tn 0.6 4* 1.00 X1 X17 X16 X15 X14 X13 X12 X11 X10 X9 X8 X7 X6 X5 X4 X3 X2 X1
Keterangan: X1 = Panjang buah (cm), X2 = Berat buah (kg), X3 = Diamater buah (cm), X4 = Tebal buah (cm), X5 = Diameter gejala (cm), X6 = Persentase gejala (%),X7 = Persentase k5atangan buah saat gejala mncul (%), X8 = Padatan total terlarut (0Brix), X9 = Kekerasan buah (cm/kg), X10 = Tinggi tanaman (cm), X11 = Tinggi buah pertama (cm), X12 = Diamater batang (cm), X13 = Panjang petiole (cm), X14 = Panjang daun (cm), X15 = Lebar daun (cm), X16 = Jumlah buah, X17 = Keparahan penyakit (%), tn= tidak nyata, * dan ** = Berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95 dan 99%.
Tabel 2 Koefisien korelasi parsial antar karakter pada percobaan di Tajur
1.00 X17 -0.20tn 1.00 X16 0.03tn 0.29tn 1.00 X15 0.28tn 0.18tn 0.91** 1.00 X14 -0.11tn 0.15tn 0.63* 0.59* 1.00 X13 0.19tn 0.20tn 0.85** 0.78** 0.53* 1.00 X12 0.03tn 0.04tn -0.51tn -0.46tn -0.21tn -0.16tn 1.00 X11 -0.11tn 0.46tn 0.12tn 0.08tn 0.40tn 0.34tn 0.36tn 1.00 X10 -0.26tn -0.05tn 0.21tn 0.27tn 0.23tn -0.22tn -0.49tn -0.49tn 1.00 X9 -0.59* 0.29tn -0.07tn -0.36tn -0.02tn -0.14tn -0.01tn 0.25tn -0.29tn 1.00 X8 -0.65** 0.04tn 0.21tn 0.14tn 0.08tn -0.07tn -0.33tn -0.42tn 0.67** 0.08tn 1.00 X7 0.92** -0.00tn -0.01tn 0.16tn -0.17tn 0.19tn 0.05tn 0.11tn -0.49tn -0.30tn -0.80** 1.00 X6 0.67** -0.34tn -0.01tn -0.01tn -0.06tn 0.19tn 0.23tn -0.01tn -0.52* -0.19tn -0.72** 0.66** 1.00 X5 0.23tn -0.23tn -0.06tn 0.12tn -0.03tn -0.34tn -0.32tn -0.74** 0.69** -0.41tn 0.38tn -0.03tn -0.10tn 1.00 X4 -0.33tn 0.05tn 0.10tn 0.15tn 0.43tn -0.09tn 0.01tn -0.12tn 0.65** -0.24tn 0.52* -0.60* -0.34tn 0.50tn 1.00 X3 0.67** -0.25tn -0.02tn 0.22tn 0.14tn -0.01tn 0.09tn -0.30tn 0.28tn -0.72** -0.26tn 0.41tn 0.40tn 0.65** 0.40 1.00 X2 0.89** -0.17tn -0.09tn 0.05tn -0.19tn 0.09tn 0.15tn -0.04tn -0.32tn -0.48tn -0.79** 0.87** 0.81** 0.09tn -0.36tn 0.64 * 1.00 X1 X17 X16 X15 X14 X13 X12 X11 X10 X9 X8 X7 X6 X5 X4 X3 X2 X1
Keterangan: X1 = Panjang buah (cm), X2 = Berat buah (kg), X3 = Diamater buah (cm), X4 = Tebal buah (cm), X5 = Diameter gejala (cm), X6 = Persentase gejala (%),X7 = Persentase k5atangan buah saat gejala mncul (%), X8 = Padatan total terlarut (0Brix), X9 = Kekerasan buah (cm/kg), X10 = Tinggi tanaman (cm), X11 = Tinggi buah pertama (cm), X12 = Diamater batang (cm), X13 = Panjang petiole (cm), X14 = Panjang daun (cm), X15 = Lebar daun (cm), X16 = Jumlah buah, X17 = Keparahan penyakit (%), tn= tidak nyata, * dan ** = Berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95 dan 99%.
0.89
**0.67
**0.92
**-0.65
**-0.59
**Tabel 12 Nilai koefisien kolerasi antar karakter terhadap keparahan penyakit antraknosa pada pepaya di Gunung geulis 1.00 Keparahan penyakit -0.71** 1.00 Kekerasan buah -0.79** 0.35tn 1.00 PTT -0.79** 0.61* 0.56* 1.00 Matang buah 0.99** -0.70** -0.78** -0.76** 1.00 Persentase gejala 0.52* -0.15tn -0.62* -0.42tn 0.54* 1.00 Tebal buah 0.84** -0.55** -0.76** -0.76** 0.84** 0.84** 1.00 Panjang buah Keparahan penyakit Kekeras an buah PTT Matang buah Persen gejala Tebal buah Panjang buah
Tabel 3 Pengaruh langsung dan tidak langsung antara karakter agronomi dan ketahanan terhadap persentase keparahan penyakit antraknosa pada pepaya
-0.71 -0.034 -0.059 0.067 0.014 0.053 -0.096 X9 -0.78 -0.021 -0.033 0.046 0.036 0.045 -0.058 X8 -0.79 -0.075 -0.069 0.094 0.053 0.094 -0.124 X7 0.99 -0.567 -0.631 -0.617 0.439 0.683 0.812 X6 0.52 -0.001 -0.005 -0.003 0.004 0.007 0.008 X4 0.84 0.038 0.053 0.053 -0.059 -0.059 0.070 X1 X9 X8 X7 X6 X4 X1 Pengaruh total Pengaruh tidak langsung
Pengaruh langsung Karakter
Keterangan: X1 = Panjang buah (cm), X4 = Tebal buah (cm),X6 = Persentase gejala (%), X7 = Persentase kematangan buah saat gejala mncul (%), X8 = Padatan total terlarut (0Brix), X9 = Kekerasan buah (cm/kg)
Y
X1 X4 X6 X9 X8 X7 0,070 0,008 0,812 -0,124 -0,058 -0,098 0,84** 0,54* -0,76** 0,56* 0,35 0,84** -0,42 -0,78** 0,61* -0,76** -0,62* -0,70** -0,76** -0,15 -0,55* 0,47Gambar Diagram lintas beberapa karakter dengan keparahan
Tabel 4 Analisis ragam panjang buah, tebal buah, padatan total terlarut, kekerasan buah kematangan buah saat gejala muncul, persentase gejala dan keparahan penyakit
19.22 19.14 30.82 10.31 6.51 10.03 16.86 KK(%) 148.72 146.51 46.31 0.002 0.68 0.030 11.805 8 Galat 2118.71 ** 2224.81** 2391.76* 0.018** 8.67** 0.239** 235.34** 4 Genotipe 2.42 153.65 266.45 0.003 0.21 0.184 28.37 2 Kelompok Kuadrat Tengah Keparahan penyakit Persen gejala Matang buah Kekeras an buah PTT Tebal buah Panjang buah Db Sumber keragaman
Tabel 5 Ragam genetik, ragam fenotipe dan nilai heritabilitas arti luas dari panjang buah, tebal buah, padatan total terlarut (PTT), kekerasan buah kematangan buah saat gejala muncul, persentase gejala dan keparahan penyakit
Tinggi 92.98 706.238 656.6644 Keparahan penyakit Tinggi 93.41 741.603 692.7669 Persen gejala Tinggi 98.06 797.2533 781.8158 Matang buah Tinggi 89.66 0.005894 0.005285 Kekerasan buah Tinggi 99.06 24.20919 23.9826 PTT Tinggi 87.41 0.07988 0.069823 Tebal buah Tinggi 94.98 78.4461 74.51438 Panjang buah Kriteria Heritabilitas arti luas Ragam fenotipe Ragam genetik Peubah
• Korelasi Panjang buah, tebal buah, persentase gejala terhadap keparahan penyakit: 0.84, 0.52, 0.99.
• Korelasi persentase kematangan buah saat gejala muncul, padatan total terlarut kekerasan buah terhadap keparahan penyakit : - 0.79,- 0.79 dan
-0.71.
• Panjang buah, tebal buah, persen padatan total terlarut (PTT), kekerasan
buah, kematangan buah saat gejala pertama muncul, persen gejala dan keparahan penyakit antraknosa pada pepaya mempunyai nilai heritabilitas
yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai karakter dalam menseleksi pepaya terhadap ketahanan penyakit antraknosa.
SIMPULAN
Populasi Dasar (F1 Half Diallel)
Analisis Silang Diallel
1.Kajian tingkat ketahanan 2.DGU dan DGK 3.Heterosis
Studi Kejadian Penyakit Antraknosa pada Pepaya (Tajur, Pasir Kuda dan Cinangneng)
Parameter Genetik Bagi Perakitan Pepaya Tahan Antaknosa Studi patogen antraknosa
1.Identifikasi dan uji patogenisitas 2.Respon suhu
3.Inokulasi silang 4.Metode inokulasi
Skrining ketahanan antraknosa
1. Uji ketahanan di lapangan 2. Uji ketahanan di laboratorium
Uji Korelasi dan Sidik Lintas
Uji korelasi tetua Analisis sidik lintas
Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan IV
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN IV
Analisis
Analisis
silang
silang
diallel
diallel
untuk
untuk
karakter
karakter
ketahanan
ketahanan
terhadap
terhadap
antraknosa
antraknosa
Tujuan
Tujuan
1.
1. Untuk
Untuk
mengetahui
mengetahui
genotipe
genotipe
pepaya
pepaya
yang tahan
yang
tahan
dan
dan
rentan
rentan
berdasarkan
berdasarkan
tingkat
tingkat
keparahan
keparahan
penyakit
penyakit
2.
2. Untuk
Untuk
mengetahui
mengetahui
tetua
tetua
yang memiliki
yang
memiliki
nilai
nilai
daya
daya
gabung
gabung
umum
umum
dan
dan
khusus
khusus
yang
yang tinggi
tinggi
3.
3. Untuk
Untuk
mengetahui
mengetahui
tetua
tetua
yang memiliki
yang
memiliki
nilai
nilai
heterosis
heterosis
yang
yang tinggi
tinggi
terhadap
terhadap
karakter
karakter
ketahanan
ketahanan
BAHAN DAN METODE
BAHAN DAN METODE
Tempat
Tempat
dan
dan
Waktu
Waktu
:
:
KP PKBT TajurKP PKBT Tajur(250dpl)(250dpl) PT.PT. AgrorekatamaAgrorekatamaGunungGunungGeulisGeulis(550 (550 dpldpl)) Lab.Mikologi
Lab.MikologiHPT IPB HPT IPB BogorBogor
Januari
Januari2005 –2005 –OktoberOktober20062006
Bahan
Bahan
:
:
5 geotipe5 geotipetetuatetuadandan10 10 genotipegenotipepersilanganpersilangan
Metode
Metode
:
:
RAK, 15 genotipeRAK, 15 genotipepepayapepaya, 3 , 3 ulanganulangan 55 tanamantanamanper per genotipegenotipesetiapsetiapulanganulangan
Parameter
Parameter
:
:
Keparahan penyakit (%) Luas gejala (%) Dm becak (cm)Matang buah saat gejala muncul (%) Padatan total terlarut (0Brix)
%
100
)
(
0x
NxZ
xv
n
KP
i i i∑
==
ANALISIS DATA Keparahan PenyakitPengelompokan Kelas Ketahanan Antraknosa (Yoon 2003) Kelas Keparahan Nilai Kelas
Penyakit (%) 1 0 ≤ x ≤10 Sangat tahan 2 10 < x ≤ 25 Tahan 3 25 < x ≤50 Moderat 4 50 < x ≤75 Rentan 5 x > 75 Sangat rentan
Pengkelasan % luas Gejala (Suryaningsih, 1991)
Skor % luas gejala
0 0 (tidak ada gejala) 1 0 < pg < 19 2 20 < pg < 39 3 40 < pg < 5 4 60 < pg < 79 5 pg > 80 0 1 2 3 4 5
Sidik Ragam daya gabung metode 2 ( Griffing 1956)
SK Db JK KT EKT dgu dgk galat p-1 p(p-1)/2 (r-1)[)p-1)+p(p-1)/2] JKdgu JKdgk JKgalat KTdgu KTdgk KTgalat σ2 e+ σ2dgk+ (p+2) σ2dgu σ2 e+ σ2dgk σ2 e σ2 e= KTgalat σ2dgk = KTdgk -KTgalat σ2 dgu = (KTdgu -KTdgk)/p+2
Komponen genetik (Singh and Chaudhary, 1979)
σ2
dgu= ½σ2A dan σ2dgk= σ2D
DAYA GABUNG UMUM DAN DAYA GABUNG KHUSUS
Efek dgu tetua ke-I dihitung menggunakan rumus berikut:
Efek dgk masing-masing hasil persilangan tetua
Uji beda nyata antara dgu tetua-tetua dan antara masing-masing dgk hibrida silang tunggal dilakukan dengan menggunakan uji beda kritis (Critical Dfference =CD) dengan rumus sebagai berikut:
−
+
+
=
∑
(
)
2
..
2
1
.Y
p
Y
Y
p
gi
i ii .. . .)
2
)(
1
(
2
)
(
2
1
Y
p
p
Y
Y
Y
Y
p
Y
S
ij ij i ii j jj+
+
+
+
+
+
+
−
=
05 . 0 05 . 0 . .E x t ragamxt S CD = =HETEROSIS
HETEROSIS
= (F1
= (F1
–
–
MP)/MP x 100%
MP)/MP x 100%
HETEROBELTIOSIS
HETEROBELTIOSIS
= (F1
= (F1
-
-
BP)/BP x 100%
BP)/BP x 100%
HETEROSIS
Persilangan Half Diallel dan Selfing Menggunakan 5 Tetua
x x PB000174 PB000174 x x x x IPB5 IPB5 x x x x x x STR STR--6464 x x x x x x x x IPB10 IPB10 x x x x x x x x x x IPB1 IPB1 PB000174 PB000174 IPB5 IPB5 STR STR--6464 IPB10 IPB10 IPB1 IPB1 Jantan Jantan Betina Betina
PERCOBAAN IV.A
PERCOBAAN IV.A
STUDI KETAHANAN PEPAYA
STUDI KETAHANAN PEPAYA
STUDI KETAHANAN PEPAYA
STUDI KETAHANAN PEPAYA
STUDI KETAHANAN PEPAYA
STUDI KETAHANAN PEPAYA
STUDI KETAHANAN PEPAYA
STUDI KETAHANAN PEPAYA
TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA
TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA
TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA
TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA
TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA
TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA
TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA
TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA
Tujuan
Tujuan
:
:
untuk
untuk
mengetahui
mengetahui
genotipe
genotipe
pepaya
pepaya
yang
yang
tahan
tahan
dan
dan
rentan
rentan
berdasarkan
berdasarkan
tingkat
HASIL DAN P5BAHASAN
HASIL DAN P5BAHASAN
HASIL DAN P5BAHASAN
HASIL DAN P5BAHASAN
HASIL DAN P5BAHASAN
HASIL DAN P5BAHASAN
HASIL DAN P5BAHASAN
HASIL DAN P5BAHASAN
STUDI KETAHANAN PEPAYA
STUDI KETAHANAN PEPAYA
TERHADAP PENYAKIT
TERHADAP PENYAKIT
ANTRAKNOSA
ANTRAKNOSA
Moderat Moderat 33.37 33.37 Tahan Tahan 17.78 17.78 IPB5xPB000174 IPB5xPB000174 Moderat Moderat 37.14 37.14 Tahan Tahan 20.00 20.00 STR STR--64xPB00017464xPB000174 Rentan Rentan 73.33 73.33 Moderat Moderat 42.22 42.22 STR STR--64xIPB564xIPB5 Rentan Rentan 74.67 74.67 Tahan Tahan 20.00 20.00 IPB10xPB000174 IPB10xPB000174 Rentan Rentan 68.33 68.33 Rentan Rentan 53.33 53.33 IPB10xIPB5 IPB10xIPB5 Rentan Rentan 69.17 69.17 Moderat Moderat 46.67 46.67 IPB10xSTR IPB10xSTR--6464 Moderat Moderat 34.17 34.17 Tahan Tahan 13.33 13.33 IPB1 x PB000174 IPB1 x PB000174 Moderat Moderat 49.41 49.41 Tahan Tahan 23.17 23.17 IPB1 x IPB5 IPB1 x IPB5 Rentan Rentan 69.09 69.09 Moderat Moderat 28.20 28.20 IPB1 x STR IPB1 x STR--6464 Rentan Rentan 56.66 56.66 Tahan Tahan 21.11 21.11 IPB1xIPB10 IPB1xIPB10 Moderat Moderat 42.22 42.22 SangatSangattahantahan
6.67
6.67
PB000174
PB000174
Sangat
Sangatrentanrentan 87.78 87.78 Rentan Rentan 66.67 66.67 IPB5 IPB5 Sangat
Sangatrentanrentan 82.67 82.67 Rentan Rentan 51.11 51.11 STR STR--6464 Sangat
Sangatrentanrentan 96.67 96.67 Rentan Rentan 60 60 IPB10 IPB10 Moderat Moderat 48.33 48.33 Tahan Tahan 19.33 19.33 IPB1 IPB1 Kelas KelasKetahananKetahanan KP (%)
KP (%) Kelas
KelasKetahananKetahanan KP (%)
KP (%)
Gunung GunungGeulisGeulis Tajur
Tajur Genotipe
Genotipe
Tabel 1. Keparahan Penyakit dan Kelas Ketahanan Pepaya terhadap Penyakit Antraknosa pada Dua Lokasi
PERCOBAAN IV.B
PERCOBAAN IV.B
Daya
Daya
Gabung
Gabung
Umum
Umum
(DGU)
(DGU)
dan
dan
Daya
Daya
Gabung
Gabung
Khusus
Khusus
(DGK)
(DGK)
Tujuan
Tujuan
:
:
untuk
untuk
mengetahui
mengetahui
tetua
tetua
yang m5iliki
yang m5iliki
nilai
nilai
daya
daya
gabung
gabung
umum
umum
dan
dan
khusus
khusus
yang
yang
tinggi
tinggi
Tabel 2 Analisis ragam diallel padatan total terlarut, kekerasan buah pepaya di dua lokasi percobaan
7.3 8.15 8.26 14.44 KK (%) 0.0021 0.0034 0.4804 3.1138 28 Error 0.0040tn 0.0054tn 0.7005tn 1.3444* 1 T x S 0.0014tn 0.0008tn 0.5350** 1.0422tn 10 DGK 0.0072** 0.0139** 4.1653** 6.8035** 4 DGU 0.0030tn 0.0088* 3.4041** 7.7718* 9 Silangan(S) 0.0234** 0.0264** 8.6740** 10.4043* 4 Tetua(T) 0.0009** 0.0136* 4.7167** 8.0649* 14 Genotipe 0.0007 0.0047 0.7829 4.5966 2 Ulangan Gunung geulis Tajur Gunung geulis Tajur Kekerasan buah (kg/cm2) PTT (0Brixc) Derajat bebas Sumber keragaman
Keterangan: tn = tidak nyata, * =nyata (P< 0,05), ** = sangat nyata (P<0.01)
Tabel
Tabel
3
3
Analisis
Analisis
Ragam
Ragam
Dialell
Dialell
Karakter
Karakter
Ketahanan
Ketahanan
Pepaya
Pepaya
terhadap
terhadap
Penyakit
Penyakit
Antraknosa
Antraknosa
di
di
Tajur
Tajur
5.39 5.39 52.09 52.09 28.44 28.44 37.46 37.46 Koefisien
Koefisienkeragamankeragaman (%) (%) 21.17 21.17 0.29 0.29 86.19 86.19 69.69 69.69 28 28 Error Error 1.026.84** 1.026.84** 0.006 0.006tntn 1.482.14** 1.482.14** 492.34* 492.34* 1 1 T x S T x S 99.46** 99.46** 0.06 0.06tntn 81.07* 81.07* 1.89 1.89tntn 10 10 DGK DGK 1.084.09** 1.084.09** 0.79** 0.79** 1.040.28** 1.040.28** 692.60** 692.60** 4 4 DGU DGU 479.60** 479.60** 0.63 0.63tntn 569.26** 569.26** 395.22** 395.22** 9 9 Silangan Silangan(S)(S) 2.662.37** 2.662.37** 1.40** 1.40** 2.077.49** 2.077.49** 1.395.36** 1.395.36** 4 4 Tetua Tetua(T)(T) 1.142.34** 1.142.34** 0.81* 0.81* 1.065.39** 1.065.39** 687.91** 687.91** 14 14 Genotipe Genotipe 66.52 66.52 0.17 0.17 16.05 16.05 23.93 23.93 2 2 Ulangan Ulangan Kematangan
KematanganBuahBuah
Saat
SaatGejalaGejalaMunculMuncul
(%) (%) Diameter Diameter Gejala Gejala (cm) (cm) Keparahan Keparahan Penyakit Penyakit (%) (%) Luas Luas Gejala Gejala (%) (%) D D B B Sumber Sumber Keragaman Keragaman
Keterangan: tn = tidak nyata; * = nyata (P>0.005); ** = sangat nyata (P>0.001) DB= Derajat Bebas
Tabel
Tabel4 4 AnalisisAnalisisRagamRagamDialellDialellKarakterKarakterKetahananKetahananPepayaPepaya terhadap
terhadapPenyakitPenyakitAntraknosaAntraknosadidi
Gunung
GunungGeulisGeulis
11.05 11.05 33.48 33.48 20.08 20.08 24.09 24.09 Koefisien Koefisien keragaman keragaman(%)(%) 69.41 69.41 0.23 0.23 152.72 152.72 154.42 154.42 28 28 Error Error 1.976.55** 1.976.55** 0.10 0.10tntn 2.250.90** 2.250.90** 3.062.97** 3.062.97** 1 1 T x S T x S 156.93** 156.93** 0.88 0.88tntn 188.35** 188.35** 222.26** 222.26** 10 10 DGK DGK 865.74** 865.74** 0.37** 0.37** 954.09** 954.09** 1.044.26** 1.044.26** 4 4 DGU DGU 394.79** 394.79** 0.34 0.34tntn 844.22** 844.22** 804.07** 804.07** 9 9 Silangan Silangan(S)(S) 2.391.76** 2.391.76** 0.81* 0.81* 1.812.68** 1.812.68** 2.224.81** 2.224.81** 4 4 Tetua Tetua(T)(T) 1.078.33** 1.078.33** 0.46tn 0.46tn 1.221.40** 1.221.40** 1.371.35** 1.371.35** 14 14 Genotipe Genotipe 144.10 144.10 0.03 0.03 37.24 37.24 47.34 47.34 2 2 Ulangan Ulangan Kematangan
KematanganBuahBuah Saat
SaatGejalaGejalaMunculMuncul (%) (%) Diameter Diameter Gejala Gejala (cm) (cm) Keparahan Keparahan Penyakit Penyakit (%) (%) Luas Luas Gejala Gejala (%) (%) D D B B Sumber Sumber Keragaman Keragaman
Keterangan: tn = tidak nyata; * = nyata (P>0.005); ** = sangat nyata (P>0.001) DB= Derajat Bebas
Tabel
Tabel5 5 DayaDayaGabungGabungUmumUmum(DGU) (DGU) GenotipeGenotipePepayaPepayapadapada
Karakter
KarakterKetahananKetahananterhadapterhadapPenyakitPenyakitAntraknosaAntraknosa
13.08 13.08 --0.160.16 --15.0615.06 --14.8514.85 11.64 11.64 --0.400.40 --15.9115.91 --13.3413.34 PB000174 PB000174 --15.1315.13 --0.080.08 4.40 4.40 4.09 4.09 --20.2320.23 0.36 0.36 10.57 10.57 11.56 11.56 IPB5 IPB5 --3.353.35 0.33 0.33 6.41 6.41 5.69 5.69 --1.931.93 0.22 0.22 6.21 6.21 5.30 5.30 STR STR--6464 --3.183.18 0.14 0.14 13.28 13.28 15.07 15.07 2.45 2.45 0.13 0.13 9.32 9.32 3.23 3.23 IPB10 IPB10 8.58 8.58 --0.230.23 --9.039.03 --10.0010.00 8.07 8.07 --0.310.31 --10.1910.19 --6.756.75 IPB1 IPB1 MB MB (%) (%) DM DM (cm) (cm) KP KP (%) (%) LG LG (%) (%) MB MB (%) (%) DG DG (cm) (cm) KP KP (%) (%) LG LG (%) (%) Gunung GunungGeulisGeulis Tajur
Tajur Genotipe
Genotipe
Keterangan: LG=luas gejala; KP=keparahan penyakit; DM= diameter gejala;MB=matang buah saat gejala muncul
Tabel 6 Daya gabung umum (Dgu) genotipe pepaya pada karakter padatan total terlarut (0Brixc) dan kekerasan buah di dua lokasi percobaan
0.70 0.79 0.72 1.08 PB174 0.50 0.57 -0.10 -0.14 IPB5 0.67 0.72 -0.65 -0.41 STR64 0.53 0.78 -0.84 -1.36 IPB10 0.67 0.63 0.86 0.83 IPB1 Gunung geulis Tajur Gunung geulis Tajur Kekerasan buah (kg/cm2) Padatan total terlarut
(0Brixc) Genotipe
Tabel
Tabel7 7 DayaDayaGabungGabungKhususKhusus(DGK) (DGK) GenotipeGenotipePersilanganPersilanganPepayaPepayapadapada Karakter
KarakterKetahananKetahananterhadapterhadapPenyakitPenyakitAntraknosaAntraknosa
17.03 17.03 0.81 0.81 --17.5317.53 --17.6417.64 21.35 21.35 --0.150.15 --9.529.52 --10.3310.33 5x174 5x174 9.68 9.68 --0.280.28 --15.7415.74 --16.3116.31 1.52 1.52 0.06 0.06 --2.942.94 --3.583.58 64x174 64x174 4.43 4.43 0.32 0.32 0.99 0.99 --0.900.90 1.52 1.52 0.06 0.06 --7.207.20 --8.188.18 64X5 64X5 --13.2713.27 0.48 0.48 14.91 14.91 14.73 14.73 --0.210.21 0.14 0.14 --6.056.05 0.32 0.32 10X174 10X174 13.35 13.35 0.03 0.03 --10.8810.88 --14.6614.66 --0.510.51 0.12 0.12 0.80 0.80 1.79 1.79 10x5 10x5 13.09 13.09 --0.160.16 --12.0612.06 --14.8814.88 3.52 3.52 0.14 0.14 --1.511.51 4.10 4.10 10x64 10x64 --2.042.04 --0.180.18 --3.283.28 --2.792.79 --5.525.52 0.33 0.33 6.80 6.80 4.34 4.34 1x174 1x174 1.56 1.56 0.08 0.08 --7.497.49 --6.166.16 8.11 8.11 --0.300.30 --9.859.85 --3.133.13 1x5 1x5 --1.821.82 --0.100.10 10.18 10.18 8.70 8.70 4.05 4.05 --0.280.28 --0.450.45 --3.353.35 1x64 1x64 4.86 4.86 --0.020.02 --9.129.12 --8.428.42 --2.432.43 --0.240.24 --10.6610.66 --5.385.38 1x10 1x10 MB MB (%) (%) DM DM (cm) (cm) KP KP (%) (%) LG LG (%) (%) MB MB (%) (%) DG DG (cm) (cm) KP KP (%) (%) LG LG (%) (%) Gunung GunungGeulisGeulis Tajur
Tajur Genotipe
Genotipe
Keterangan: LG=luas gejala; KP=keparahan penyakit; DM= diameter gejala;MB=matang buah saat gejala muncul
PERCOBAAN IV.C
PERCOBAAN IV.C
Heterosis
Heterosis
Tujuan
Tujuan
:
:
untuk
untuk
mengetahui
mengetahui
tetua
tetua
yang m5iliki
yang m5iliki
nilai
nilai
heterosis
heterosis
yang
yang
tinggi
tinggi
terhadap
terhadap
karakter
karakter
ketahanan
ketahanan
antraknosa
antraknosa
Tabel
Tabel8 8 HeterosisHeterosisdandanHeterobeltiosisHeterobeltiosisKarakterKarakterKetahananKetahanan
terhadap
terhadapAntraknosaAntraknosapadapadaPepayaPepaya
--7.59 7.59 s/ds/d61.9961.99 --1.35 1.35 s/ds/d52.6252.62 25.66 25.66 15.38 15.38 --24.87 24.87 s/ds/d36.5736.57 --25.56 25.56 s/ds/d--0.520.52 --1.191.19 --7.187.18 Kematangan Kematangan buah buah(%)(%) --18.01 18.01 s/ds/d47.1347.13 --36.33 36.33 s/ds/d88.4188.41 9.31 9.31 9.61 9.61 --14.71 14.71 s/ds/d106.19106.19 --9.09 9.09 s/ds/d2.933.332.933.33 39.13 39.13 1.063.96 1.063.96 Diameter Diameter gejala gejala(cm)(cm) --48.71 48.71 s/ds/d7.527.52 --51.51 51.51 s/ds/d2.542.54 --21.3021.30 --31.2931.29 --21.00 21.00 s/ds/d76.8676.86 --17.33 17.33 s/ds/d199.89199.89 2.71 2.71 53.90 53.90 Keparahan Keparahan penyakit penyakit(%)(%) --58.71 58.71 s/ds/d5.425.42 --63.38 63.38 s/ds/d4.684.68 --27.927.9 --24.9624.96 --29.49 s/d102.829.49 s/d102.8 --19.35 19.35 s/ds/d5.581.825.581.82 5.06 5.06 1.790.15 1.790.15 Luas
Luasgejalagejala (%) (%) % % Kisaran Kisaran Rata Rata- -rata rata Kisaran Kisaran Rata Rata- -rata rata Heterosis Heterosis Heterobeltiosis Heterobeltiosis Karakter Karakter Tabel
Tabel9 9 HeterosisHeterosis(MP) (MP) dandanHeterobeltiosisHeterobeltiosis(BP) (BP) KarakterKarakter
Ketahanan
KetahananPenyakitPenyakitAntraknosaAntraknosapadapadaPepayaPepayadidiTajurTajur
--51.5151.51 1.67 1.67 6.67 6.67 66.67 66.67 17.78 17.78 IPB5xPB174 IPB5xPB174 --30.7730.77 199.85 199.85 6.67 6.67 51.11 51.11 20.00 20.00 STR STR--64xPB17464xPB174 --28.3128.31 --17.3917.39 66.67 66.67 51.11 51.11 42.22 42.22 STR STR--64xIPB564xIPB5 --40.0140.01 199.85 199.85 6.67 6.67 60.00 60.00 20.00 20.00 IPB10xPB174 IPB10xPB174 --36.0136.01 --11.1211.12 66.67 66.67 60.00 60.00 53.33 53.33 IPB10xIPB5 IPB10xIPB5 --16.0016.00 --8.698.69 51.11 51.11 60.00 60.00 46.67 46.67 IPB10xSTR IPB10xSTR--6464 2.54 2.54 99.85 99.85 6.67 6.67 19.33 19.33 13.33 13.33 IPB1xPB174 IPB1xPB174 --14.1214.12 19.87 19.87 66.67 66.67 19.33 19.33 23.17 23.17 IPB1xIPB5 IPB1xIPB5 --19.9319.93 45.89 45.89 51.11 51.11 19.33 19.33 28.20 28.20 IPB1xSTR IPB1xSTR--6464 --46.7946.79 9.21 9.21 60.00 60.00 19.33 19.33 21.11 21.11 IPB1x IPB10 IPB1x IPB10 MP MP BP BP T2 T2 T1 T1 F1 (%)
F1 (%) TetuaTetua HeterosisHeterosis T1(B)xT1(J)
Tabel
Tabel10 10 HeterosisHeterosis(MP) (MP) dandanHeterobeltiosisHeterobeltiosis(BP) (BP) KarakterKarakterKetahananKetahanan Penyakit
PenyakitAntraknosaAntraknosapadapadaPepayaPepayadidiGunungGunungGeulisGeulis
--48.7148.71 --21.0321.03 42.22 42.22 87.78 87.78 33.34 33.34 IPB5xPB174 IPB5xPB174 --40.5340.53 --12.0312.03 42.22 42.22 82.67 82.67 37.14 37.14 STR STR--64xPB17464xPB174 --13.9613.96 --11.3011.30 87.78 87.78 82.67 82.67 73.33 73.33 STR STR--64xIPB564xIPB5 7.25 7.25 76.86 76.86 42.22 42.22 96.67 96.67 74.67 74.67 IPB10xPB174 IPB10xPB174 --25.9125.91 --22.1622.16 87.78 87.78 96.67 96.67 68.33 68.33 IPB10xIPB5 IPB10xIPB5 --22.8622.86 --16.3316.33 82.67 82.67 96.67 96.67 69.17 69.17 IPB10xSTR IPB10xSTR--6464 --24.5424.54 --19.0719.07 42.22 42.22 48.33 48.33 34.17 34.17 IPB1xPB174 IPB1xPB174 --27.4027.40 --8.118.11 87.78 87.78 48.33 48.33 49.41 49.41 IPB1xIPB5 IPB1xIPB5 5.48 5.48 42.95 42.95 82.67 82.67 48.33 48.33 69.09 69.09 IPB1xSTR IPB1xSTR--6464 --21.8521.85 17.24 17.24 96.67 96.67 48.33 48.33 56.66 56.66 IPB1x IPB10 IPB1x IPB10 MP MP BP BP T2 T2 T1 T1 Heterosis Heterosis Tetua Tetua F1(%) F1(%) T1(B)xT1(J) T1(B)xT1(J)
SIMPULAN
SIMPULAN
Genotipe
Genotipe
pepaya
pepaya
tahan
tahan
antraknosa
antraknosa
: IPB1
: IPB1
dan
dan
PB000174.
PB000174.
Peran
Peran
gen
gen
aditif
aditif
lebih
lebih
besar
besar
dibandingkan
dibandingkan
non
non
aditif
aditif
.
.
PB000174 & IPB 1 :
PB000174 & IPB 1 :
nilai
nilai
DGU
DGU
negatif
negatif
(
(
tinggi
tinggi
),
),
tahan
tahan
antraknosa
antraknosa
IPB5 x PB000174 :
IPB5 x PB000174 :
nilai
nilai
heterosis
heterosis
ketahanan
ketahanan
tertinggi
tertinggi
di
di
Tajur
Tajur
dan
dan
Gunung
Gunung
geulis
geulis
IPB5 x PB000174 :
IPB5 x PB000174 :
nilai
nilai
heterobeltiosis
heterobeltiosis
tertinggi
tertinggi
di
di
Gunung
Gunung
geulis
geulis
UCAPAN TERIMAKASIH
UCAPAN TERIMAKASIH
Pusat
Pusat
Kajian
Kajian
Buah
Buah
Tropika
Tropika
(
(
PKBT)melalui
PKBT)melalui
Tim
Tim
Program
Program
Penelitian
Penelitian
Riset
Riset
Unggulan
Unggulan
Strategis
Strategis
Nasional
Nasional
(RUSNAS)
(RUSNAS)
Maneger
Maneger
PT.
PT.
Agrorekatama
Agrorekatama
Gunung
Gunung
Geulis
Geulis
Bogor
Bogor
Kepala
Kepala
Kebun
Kebun
Percobaan
Percobaan
PKBT
PKBT
Tajur
Tajur
Bogor
Bogor
Kepala
Kepala
Laboratorium
Laboratorium
Mikologi
Mikologi
HPT IPB
HPT IPB
Bogor
Bogor
.
.
PB000174 (betina) PB000174 (jantan) IPB 1 (hermaprodit) IPB 10 (hermaprodit) STR-64 (hermaprodit) IPB5 (hermaprodit)