• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Badung, Agustus 2015 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Badung, Agustus 2015 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si NIP"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah

Rai Bali

Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si

Penasehat

Drs. A.A. Gede Trikumara S. Pande Putu Pardana Ni Wayan Siti, S.Sos

Pemimpin Redaksi

Agus Yarcana

Wakil Pemimpin Redaksi

Decky Irmawan, SE, M. Kom Dewa Gede Agung Mahendra,

S. Kom

Sekretaris Redaksi

Agit Setiyoko, S.T Ni Made Dwi Jayanti, S. Kom

Tim Redaksi

Sangsang Firmansyah, SP Muh. Khamdani, SP Pande Putu Hadi Wiguna, A.Md

Devi Ardiyansah, SP I Putu Sumiana, S.Si Kadek Sumaja, S.Si

Tim Percetakan/Distributor

I Wayan Subakti, A.Md Putri Kusumastuti, A.Md

Kadek Winasih, A.Md Devi Dwita Meiliza, SE

Alamat Redaksi

Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali

80361 Telp. 03619359754 Fax. 03619351124 Email : stametngurahraidps@gmail.com Website www.ngurahrai,bali.bmkg.go.id KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas diterbitkannya Buletin Meteo Ngurah Rai edisi Agustus 2015 ini. Pembuatan buletin ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi sekaligus menginformasikan kejadian cuaca khususnya di lingkup Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurun waktu sebulan terakhir.

Penerbitan buletin ini diharapkan dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat terutama kepada pengguna layanan cuaca penerbangan.

Sebagaimana biasa, saran dan kritik membangun tentu saja masih kami perlukan guna menjadikan kualitas buletin ini ke depan menjadi semakin baik.

Badung, Agustus 2015 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I

Ngurah Rai Denpasar

Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si NIP. 196102121984031001

(3)

DAFTAR ISI

TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI ... 1

KATA PENGANTAR ... 1

DAFTAR ISI ... 2

I. DAFTAR ISTILAH ... 4

II. PENDAHULUAN... 7

III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT ... 9

A. ENSO (El Nino Southern Oscilation) ...9

B. MJO (Madden-Jullien Oscilation) ...10

C. Sirkulasi Monsun ...11

D. Suhu Muka Laut...14

IV. PROFIL PARAMETER CUACA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR BULAN JULI 2015 ...15

A. Curah Hujan...15

B. Suhu Udara...15

1 Suhu Udara Rata-Rata Harian ...15

2 Suhu Udara Maksimum ...16

3 Suhu Udara Minimum ...16

C. Kelembaban Udara...17

D. Tekanan Udara ...18

E. Arah dan Kecepatan Angin Permukaan ...18

F. Crosswind, Headwind dan Tailwind...19

V. EVALUASI KINERJA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR ...21

A. Evaluasi Kinerja Tiap Kelompok...21

B. Verifikasi Prakiraan Cuaca ... 27

(4)

VI. KONTROL AUTOMATIC RAIN WATER SAMPLER MENGGUNAKAN TRANSISTOR

BC 140 ...29

A. Pendahuluan...29

1. Latar Belakang...29

2. Ruang Lingkup Kajian...29

3. Perumusan masalah ...29

4. Tujuan dan Manfaat Penulisan ...30

B. Tinjauan Teori...30

1. Transistor...30

2. Resistor ...31

3. Saklar Magnet ( Relay) ...33

4. Arti Pole dan Throw pada Relay...34

5. Saklar Manual...35

C. Pembahasan ...35

1. Sistem Kontrol Rain Water Sampler...35

2. Cara Kerja Rangkaian...37

D. KESIMPULAN DAN SARAN ...37

(5)

I. DAFTAR ISTILAH

Aerodrome Warning adalah berita meteorologi yang berisi peringatan untuk berhati-hati atau mengambil langkah-langkah tertentu berkaitan dengan prakiraan akan adanya cuaca signifikan atau fenomena ekstrem di sekitar Bandar udara.

AUSMI (Australian Monsoon Index) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Australia yang terjadi dengan menghitung rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) (Kajikawa dkk., 2009). Indeks AUSMI bernilai positif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) cenderung bergerak dari barat, sebaliknya indeks AUSMI bernilai negatif berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) cenderung bergerak dari Timur – Tenggara.

Crosswind adalah angin yang arahnya dari samping benda yang bergerak misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan.

El Ninoadalah fase negatif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian timur dibandingkan dengan di bagian baratnya dan ditandai dengan nilai SOI negatif.

ENSO (El Nino Southern Oscillation) adalah fenomena interaksi lautan-atmosfer skala global dengan variabilitas interannual yang terjadi karena adanya penyimpangan (anomali) suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial.

FKLIM71 adalah formulir yang di dalamnya dicatat data klimatologi bulanan pada stasiun meteorologi atau klimatologi.

Flight Forecast adalah prakiraan cuaca untuk penerbangan yang dikumpulkan dalam satu berkas dokumen prakiraan cuaca penerbangan dan diserahkan kepada penerbang sebelum terbang.

Headwind adalah angin yang bertiup dari arah depan berlawanan dengan arah benda, misalnnya pesawat yang sedang dalam penerbangan.

ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) adalah area di sekitar wilayah tropis yang dicirikan dengan pola pumpunan (konvergensi) angin dalam skala yang luas dan dapat berpotensi terjadi cuaca buruk di sepanjang wilayah yang dilewatinya.

La Nina adalah fase positif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian barat dibandingkan

(6)

MET REPORT adalah singkatan dari “meteorological report”. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang menyatakan bahwa laporan yang dibuat adalah laporan rutin dari hasil pengamatan cuaca.

METAR adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi cuaca yang sedang berlangsung di Bandar udara. METAR dibuat secara rutin, biasanya dibuat secara berkala setiap 30 menit sekali, untuk dikirim ke atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan. MJO (Madden Jullian Oscillation) adalah fenomena atmosfer skala global dengan variabilitas intraseasonal yang menunjukkan potensi area konvektif kuat dan menjalar dari barat ke timur di sepanjang wilayah ekuatorial.

Monsun suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode (minimal tiga bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Di Indonesia dikenal dengan dua istilah monsun yaitu Monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun Asia berkaitan dengan musim penghujan di Indonesia, sedangkan Monsun Australia berkaitan dengan musim kemarau.

OLR (Outgoing Longwave Radiation) adalah energi gelombang panjang dari permukaan bumi yang dipancarkan ke angkasa. Nilai besar/kecil dari OLR mengindikasikan jumlah tutupan awan yang rendah/tinggi.

Pilot Balon (Pibal)adalah pengukuran dan perhitungan arah dan kecepatan angin dengan pelacakan balon meteorologi menggunakan theodolite.

PW (Precipitable Water)adalah banyaknya uap air yang berpotensi menjadi hujan. Siklon tropis adalah sistem tekanan rendah dengan angin berputar siklonik yang terbentuk di lautan wilayah tropis dengan kecepatan angin maksimal 34,8 (tiga puluh empat koma delapan) knots atau 64,4 (enam puluh empat koma empat) km/jam (kilometer per jam) di sekitar pusat pusaran.

SOI (Southern Oscillation Index) adalah indeks yang menunjukkan aktifitas ENSO dan mengindikasikan adanya perkembangan atau intensitas kejadian El Nino atau La Nina di Samudera Pasifik. SOI dihitung berdasarkan perbedaan tekanan permukaan laut antara Tahiti dan Darwin.

SPECI adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi tentang adanya fenomena khusus pada suatu saat di suatu Bandar udara dan atau di sekitarnya. SPECI dibuat untuk dikirim ke

(7)

atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan.

TAFOR adalah singkatan dari “terminal forecast”. Sandi meteorologi yang menunjukkan bahwa berita yang tertulis di belakangnya adalah tentang prakiraan cuaca Bandar udara. TAFOR memuat informasi tentang akan terjadinya cuaca di suatu Bandar udara pada waktu yang akan datang. Unsur cuaca yang diprakirakan meliputi angin permukaan, jarak pandang mendatar, fenomena cuaca, awan, dan perubahan signifikan dari satu atau lebih unsur tersebut selama selang waktu prakiraan.

Tailwind adalah angin yang bertiup dari arah belakang sejajar dengan arah benda, misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan.

WNPM (Western North Pacific Monsoon) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Asia yang terjadi dengan menghitung perbedaaan rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb antara area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT) dan area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) (Wang B dkk., 2008). Indeks WNPM bernilai negatif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) cenderung lebih besar nilainya dibanding angin paras 850 mb pada area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT). Sehingga dominan arah angin paras 850 mb adalah Timur Laut-Timur. Indeks WNPM bernilai positif berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) cenderung lebih kecil nilainya dibanding angin paras 850 mb pada area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT). Sehingga dominan arah angin paras 850 mb adalah Barat Daya-Barat.

WXREV adalah informasi meteorologi yang berisikan rangkuman keadaan cuaca selama 24 jam pada stasiun meteorologi atau klimatologi.

(8)

II. PENDAHULUAN

Benua maritim Indonesia yang hangat mengakibatkan banyak fenomena atmosfer skala global dan regional mempengaruhi cuaca dan iklimnya. Fenomena atmosfer ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi di Samudra Pasifik, IOD (Indian Ocean Dipole) yang terjadi di Samudra Hindia, osilasi Madden-Jullien (Madden-Jullien Oscilation), daerah pumpunan antar tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) serta sirkulasi monsun Asia dan Australia adalah beberapa fenomena skala global dan regional yang mempengaruhi wilayah Indonesia. Luasnya bentangan wilayah Indonesia menyebabkan pengaruh fenomena atmosfer ini tidaklah sama di setiap wilayah. Secara umum pengaruh fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 berikut :

Bali adalah salah satu pulau kecil yang berada di kawasan tengah Indonesia dengan koordinat 9o0’ - 7o50’ LS dan 114o0’ - 116o0’ BT. Luas wilayah daratan Bali

Gambar 2.1 Pengaruh Fenomena La Nina dan IOD Positif untuk wilayah Indonesia

Gambar 2.2 Pengaruh Fenomena El Nino dan IOD Negatif untuk wilayah Indonesia

II. PENDAHULUAN

Benua maritim Indonesia yang hangat mengakibatkan banyak fenomena atmosfer skala global dan regional mempengaruhi cuaca dan iklimnya. Fenomena atmosfer ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi di Samudra Pasifik, IOD (Indian Ocean Dipole) yang terjadi di Samudra Hindia, osilasi Madden-Jullien (Madden-Jullien Oscilation), daerah pumpunan antar tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) serta sirkulasi monsun Asia dan Australia adalah beberapa fenomena skala global dan regional yang mempengaruhi wilayah Indonesia. Luasnya bentangan wilayah Indonesia menyebabkan pengaruh fenomena atmosfer ini tidaklah sama di setiap wilayah. Secara umum pengaruh fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 berikut :

Bali adalah salah satu pulau kecil yang berada di kawasan tengah Indonesia dengan koordinat 9o0’ - 7o50’ LS dan 114o0’ - 116o0’ BT. Luas wilayah daratan Bali

Gambar 2.1 Pengaruh Fenomena La Nina dan IOD Positif untuk wilayah Indonesia

Gambar 2.2 Pengaruh Fenomena El Nino dan IOD Negatif untuk wilayah Indonesia

II. PENDAHULUAN

Benua maritim Indonesia yang hangat mengakibatkan banyak fenomena atmosfer skala global dan regional mempengaruhi cuaca dan iklimnya. Fenomena atmosfer ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi di Samudra Pasifik, IOD (Indian Ocean Dipole) yang terjadi di Samudra Hindia, osilasi Madden-Jullien (Madden-Jullien Oscilation), daerah pumpunan antar tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) serta sirkulasi monsun Asia dan Australia adalah beberapa fenomena skala global dan regional yang mempengaruhi wilayah Indonesia. Luasnya bentangan wilayah Indonesia menyebabkan pengaruh fenomena atmosfer ini tidaklah sama di setiap wilayah. Secara umum pengaruh fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 berikut :

Bali adalah salah satu pulau kecil yang berada di kawasan tengah Indonesia dengan koordinat 9o0’ - 7o50’ LS dan 114o0’ - 116o0’ BT. Luas wilayah daratan Bali

Gambar 2.1 Pengaruh Fenomena La Nina dan IOD Positif untuk wilayah Indonesia

Gambar 2.2 Pengaruh Fenomena El Nino dan IOD Negatif untuk wilayah Indonesia

(9)

adalah 5.636,66 km2, sedangkan luas lautannya 9.634,35 km2, terlihat bahwa luas lautan Bali dua kali lipat luas daratannya. Kondisi ini mengakibatkan keadaan cuaca dan iklim di wilayah Bali dipengaruhi oleh fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO dan sirkulasi angin monsun Asia dan Australia. Penyampaian informasi mengenai analisa cuaca di wilayah Bali ini menjadi salah satu tugas dari Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Denpasar.

Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar merupakan stasiun meteorologi yang terletak di dalam bandar udara I Gusti Ngurah Rai Bali. Selain memberikan informasi analisa keadaan cuaca wilayah Bali, juga bertugas untuk memberikan informasi cuaca untuk penerbangan di bandar udara I Gusti Ngurah Rai Bali. Informasi cuaca penerbangan yang diberikan antara lain METAR, SPECI, Met Report, Special Report,

Flight ForecastdanAerodrome Warning. Informasi lain yang juga dihasilkan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar adalah informasi pengamatan cuaca synoptik dan udara atas. Semua informasi yang disampaikan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi jasa penerbangan pada khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang terjadi.

(10)

III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT

Analisis dinamika atmosfer dan laut selama periode Juli 2015 akan memberikan gambaran terhadap fenomena atmosfer dominan yang mempengaruhi perubahan cuaca di wilayah Bali. Secara umum akan ditampilkan kondisi tiap-tiap fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO, sirkulasi monsun dan suhu muka laut selama periode Juli 2015 sebagai berikut :

A. ENSO (El Nino Southern Oscilation)

Penentuan fase ENSO dilakukan dengan analisis terhadap indeks NINO dan SOI yang mengamati perubahan kondisi atmosfer di sekitar samudra Pasifik. Indeks NINO dibagi menjadi 4, dimana tiap indeks menunjukan anomali suhu muka laut untuk wilayah yang berbeda di samudra Pasifik. Untuk wilayah Indonesia, indeks NINO yang digunakan adalah indeks NINO 3.4.

Pada periode Mei hingga Juli 2015 indeks NINO 3.4 menunjukan kisaran nilai antara 1,1ºC s/d 1,7ºC. Nilai indeks ini juga menunjukan fase ENSO yang semakin negatif dan adanya fenomenaEl Ninoyang terjadi. Intensitas dari fenomena El Nino yang terjadi masih El Nino sedang (Moderate El Nino). Hal ini menunjukan bahwa kondisi El Nino

berpengaruh terhadap kondisi cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah. Secara lengkap indeks NINO terlihat pada Gambar 3.1 berikut :

Gambar 3.1 Indeks NINO Tahun 2014-2015 (Sumber :

www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO /enso.shtml)

(11)

Selain Indeks NINO 3.4, indeks yang juga harus digunakan untuk analisis ENSO adalah indeks SOI. Indeks SOI memiliki batas-batas nilai yang menunjukan ENSO fase negatif atau positif. Untuk ENSO fase negatif indeks SOI bernilai -7 atau lebih, sedangkan untuk ENSO fase positif bernilai 7 atau lebih. Nilai indeks SOI antara -7 s/d 7 adalah keadaan netral.

Selama periode Juli 2015, indeks SOI rata-rata 30 harian mengalami fluktuasi nilai yang cukup signifikan antara -21 s/d -13,5. Hal ini menunjukan bahwa pada periode Juli 2015 terindikasi adanya fase ENSO negatif dan fenomena El Nino yang aktif di sekitar wilayah samudra Pasifik. Sedangkan nilai indeks SOI rata-rata 30 harian yang terakhir menunjukan nilai -13,5 yang menunjukan bahwa kondisi ENSO negatif masih sangat kuat. Secara lengkap perubahan indeks SOI rata-rata 30 harian terlihat pada Gambar 3.2 berikut :

Berdasarkan indeks NINO 3.4 dan SOI tersebut dapat diketahui bahwa selama periode Juli 2015 terindikasi adanya ENSO fase negatif, serta menunjukan adanya fenomena El Nino sedang yang aktif. Oleh karena itu peluang penurunan curah hujan yang disebabkan oleh fenomena El Nino di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah sangat signifikan.

B. MJO (Madden-Jullien Oscilation)

Pada umumnya analisis fenomena atmosfer MJO menggunakan indikasi perubahan nilai OLR yang terjadi di sekitar area ekuator. Perubahan nilai OLR pada periode Juli 2015 yang ditampilkan dengan diagram Hovmoller terlihat seperti Gambar 3.3 berikut :

Gambar 3.2 Indeks SOI Rata-Rata 30 Harian (Sumber : www.bom.gov.au/climate/enso/)

(12)

Dari data OLR di atas berdasarkan letak geografis Indonesia 94058' 21" BT-141° 01' 10"BT dapat ditentukan bahwa pada awal hingga akhir periode Juli 2015 nilai OLR berkisar dari -2,5 sampai 3 terjadi penurunan tutupan awan di seluruh wilayah Indonesia. Untuk pergerakan MJO selama periode Juli 2015 dapat dilakukan analisis terhadap diagram fase MJO yang terlihat seperti Gambar 3.4 berikut :

Dari pergerakan MJO pada gambar di atas dapat disimpulkan bahwa MJO tidak aktif di wilayah Indonesia selama periode Juli 2015.

C. Sirkulasi Monsun

Pengaruh sirkulasi monsun terhadap perubahan cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur dapat dianalisa pada AUSMI (Australian Monsoon Index) dan

Gambar 3.3 Diagram Hovmoller Nilai OLR Rata-Rata 5 Harian (Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/mjo.shtml)

(13)

WNPM (Western North Pacific Monsson). Pada periode Juli 2015 indeks WNPM menunjukan nilai antara -10 s/d 8. Pada awal hingga akhir periode Juli 2015 nilai WNPM cenderung mulai bergerak ke nilai positif yang menunjukan sirkulasi monsunal Asia lemah. Secara lengkap fluktuasi nilai WNPM terlihat pada Gambar 3.5 berikut :

Sedangkan pada periode Juli 2015 AUSMI menunjukan nilai antara -10 s/d -3. Pada awal hingga akhir periode Juli 2015, terlihat nilai AUSMI cenderung stabil bernilai negatif, yang menunjukan terjadi penguatan sirkulasi monsunal Australia, arah angin lapisan 5000ft (850HPa) cenderung dari Timur-Tenggara. Secara lengkap fluktuasi nilai AUSMI terlihat pada Gambar 3.6 berikut :

Berdasarkan pola angin lapisan 5000ft (850 HPa) rata-rata pada periode Juli 2015 diketahui bahwa arah angin dominan di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur dari arah Timur - Tenggara, kecuali wilayah Sulawesi bagian Utara dan Maluku Utara dari arah Selatan - Barat Daya. Angin timuran yang dominan mengindikasikan bahwa sirkulasi monsunal Australia mulai meningkat pengaruhnya terhadap keadaan cuaca di wilayah tersebut. Wilayah Bali secara khusus, arah angin rata-rata dari arah Timur - Tenggara dengan kecepatan rata-rata antara 6-9 knots pada periode Juli 2015. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada Gambar 3.7 berikut :

Gambar 3.5 Grafik WNPM (Sumber:http://apdrc.soest.hawaii.edu/projects/monsoon)

(14)

Sirkulasi monsun Australia yang kuat juga dapat dilihat pada pola tekanan udara permukaan rata-rata pada periode Juli 2015. Pola ini hampir sama dengan periode sebelumnya, dimana tekanan udara permukaan di Benua Australia tinggi, sedangkan di Benua Asia rendah. Hal ini mengakibatkan aliran massa udara bergerak dari Benua Australia menuju ke Benua Asia. Untuk wilayah Indonesia, tekanan udara permukaan rata-rata pada periode Juli 2015 berkisar antara 1009-1013,5 HPa, khusus untuk wilayah Bali, tekanan udara permukaan rata-rata berkisar antara 1011,5-1012,5 HPa. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.8 berikut :

Berdasarkan nilai kandungan uap air di atmosfer atauPrecipitable Water(PW) rata-rata diketahui bahwa kisaran nilainya antara 30-46 kg/m2pada periode Juli 2015. Kisaran nilai PW tersebut menurun dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga beberapa wilayah di selatan ekuator pertumbuhan awannya juga menurun. Hal ini juga berlaku untuk

Gambar 3.7 Pola Angin Lapisan 5000ft (850 HPa) Rata-Rata

(15)

wilayah Bali, dimana kisaran nilai PW antara 28-34 kg/m2. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.9 berikut :

D. Suhu Muka Laut

Suhu muka laut pada periode Juli 2015 di wilayah Indonesia berkisar antara 25-30oC. Beberapa wilayah masih mempunyai kisaran suhu muka laut antara 28-30oC, yang menunjukan potensi penguapan dan pertumbuhan awan yang signifikan. Wilayah Bali pada periode Juli 2015 suhu muka laut antara 25-28oC, dengan konsentrasi suhu muka laut yang tinggi terdapat di Perairan Utara Bali. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.10 berikut :

Gambar 3.9Precipitable Water(PW) Rata-Rata

(16)

IV. PROFIL PARAMETER CUACA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR BULAN JULI 2015

A. Curah Hujan

Pada periode Juli 2015 tercatat jumlah hari hujan di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar sebanyak 1 hari pada tanggal 29 Juli 2015, Sedangkan untuk total curah hujan pada periode Juli 2015 sebesar 0,1 mm. Berdasarkan dasarian, maka curah hujan yang tercatat dapat dikelompokan manjadi dasarian I, II dan III. Pada dasarian I dan II tidak ada hari hujan, sedangkan pada dasarian III tercatat ada 1 hari hujan. Grafik curah hujan pada periode Juli 2014 ditunjukan oleh Gambar 4.1 sebagai berikut :

B. Suhu Udara

Secara umum akan diberikan penjelasan mengenai profil suhu udara rata rata harian, profil suhu udara maksimum dan profil suhu udara minimum pada periode Juli 2015 di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar.

1 Suhu Udara Rata-Rata Harian

Suhu udara rata rata harian pada periode Juli 2015 berkisar antara 24,9oC–27,6oC. Suhu udara rata-rata harian terendah terjadi pada tanggal 4 Juli 2015, sedangkan suhu udara rata-rata harian tertinggi terjadi tanggal 12 Juli 2015. Secara umum grafik suhu udara rata rata harian periode Juli 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut :

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 C u ra h H u ja n ( m m ) Tanggal

Grafik Curah Hujan Periode Juli 2015

(17)

2 Suhu Udara Maksimum

Suhu udara maksimum pada periode Juli 2015 berkisar antara 28oC-31,5oC. Selama periode ini, rata-rata suhu udara maksimum tercatat sebesar 29,2oC, dengan suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 12 Juli 2015 dan suhu udara maksimum terendah terjadi pada tanggal 8 Juli 2015. Secara umum penggambaran tentang suhu udara maksimum pada periode Juli 2015 terlihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut :

3 Suhu Udara Minimum

Suhu udara minimum pada periode Juli 2015 berkisar antara 20oC–25,8oC. Selama periode ini, rata-rata suhu udara minimum tercatat sebesar 23,6oC, dengan suhu udara

23,5 24,0 24,5 25,0 25,5 26,0 26,5 27,0 27,5 28,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 S u h u U d a ra ( o C ) Tanggal

Grafik Suhu Udara Rata-Rata Harian Periode Juli 2015

26,0 27,0 28,0 29,0 30,0 31,0 32,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 S u h u U d a ra ( o C ) Tanggal

Grafik Suhu Udara Maksimum Periode Juli 2015

Gambar 4.2 Grafik Suhu Udara Rata Rata Harian Periode Juli 2015

(18)

terjadi pada tanggal 05 Juli 2015. Secara umum penggambaran tentang suhu udara minimum pada periode Juli 2015 terlihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut :

C. Kelembaban Udara

Kondisi kelembaban udara rata-rata harian di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar selama periode Juli 2015 berkisar antara 73–83 %. Pada periode ini kelembaban udara rata-rata harian tertinggi terjadi pada tanggal 21 Juli 2015, sedangkan kelembaban udara rata rata harian terendah terjadi pada tanggal 1 Juli 2015. Kondisi kelembaban udara rata rata harian periode Juli 2015 ditunjukkan pada Gambar 4.5 sebagai berikut : 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 S u h u U d a ra ( o C ) Tanggal

Grafik Suhu Udara Minimum Periode Juli 2015

68 70 72 74 76 78 80 82 84 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 K e le m b a b a n U d a ra ( % ) Tanggal

Grafik Kelembaban Udara Rata-Rata Harian Periode Juli 2015

Gambar IV.4 Grafik Suhu Udara Minimum Periode Juli 2015

Gambar IV.5 Grafik Kelembaban Udara Rata Rata Harian Periode Juli 2015

(19)

D. Tekanan Udara

Tekanan udara rata-rata harian di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar selama periode Juli 2015 berkisar antara 1009,7–1014,7 HPa. Tekanan udara rata-rata harian tertinggi pada periode ini terjadi pada tanggal 1 Juli 2015, sedangkan tekanan udara rata rata terendah terjadi pada tanggal 13 Juli 2015. Secara umum profil tekanan udara rata rata harian periode Juli 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut :

E. Arah dan Kecepatan Angin Permukaan

Profil arah angin permukaan (10 meter) di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode Juli 2015 dapat dilhat pada windrose angin permukaan pada Gambar 4.9. Berdasarkan windrose angin permukaan tersebut diketahui bahwa arah angin permukaan dominan adalah dari arah Timur (67,5o-122,5o) dengan persentase mencapai 53,64%. 1007,0 1008,0 1009,0 1010,0 1011,0 1012,0 1013,0 1014,0 1015,0 1016,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 T e k a n a n U d a ra ( H P a ) Tanggal

Grafik Tekanan Udara Rata-Rata Harian Periode Juli 2015

Gambar 4.6 Grafik Tekanan Udara Rata Rata Harian Periode Juli 2015

(20)

Sedangkan profil kecepatan angin permukaan (10 meter) di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode Juli 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.10. Terlihat bahwa kecepatan angin permukaan secara umum berkisar antara 7-11 knots dengan prosentase sebesar 55,9%.

F. Crosswind, Headwind dan Tailwind

Informasi crosswind, headwind dan tailwind di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode Juli 2015 disajikan dalam bentuk histogram dan grafik persentase. Histogram crosswind periode Juli 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.11. Terlihat bahwa croswind kanan dengan kecepatan 3-4 knots memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 402 kejadian. Untuk kecepatan crosswind maksimum, tercatat kecepatan crosswind kiri mencapai 8-9 knots sebanyak 1 kejadian, sedangkan kecepatan crosswind kanan mencapai 15-16 knots sebanyak 1 kejadian.

1 5 31 72 96 178 402 310 248 110 24 4 1 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 -9-(-8) -7-(-6) -5-(-4) -3-2 -1-0 1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14 15-16 F re k u e n s i K e c e p a ta n Kecepatan Crosswind (kt) Histogram Crosswind Periode Juli 2015

Gambar 4.10 Grafik Distribusi Frekuensi Kecepatan Angin Periode Juli 2015

Nilai - : Crosswind Kiri Nilai + : Crosswind Kanan

(21)

Sedangkan histogram headwind dan tailwind dapat dilihat pada Gambar 4.12. Terlihat bahwa headwind dengan kecepatan 10-11 knots memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 344 kejadian. Untuk kecepatan headwind maksimum, tercatat mencapai 18-19 knots sebanyak 8 kejadian. Sedangkan untuk kecepatan tailwind maksimum, tercatat mencapai 5-6 knots sebanyak 5 kejadian.

Persentase kejadian crosswind kanan dan kiri, headwind dan tailwind pada periode Juli 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.13. Crosswind kanan memiliki persentase kejadian tertinggi yang mencapai 85%. Sedangkan untuk persentase kejadian headwind dan tailwind, terlihat bahwa persentase kejadian headwind yang tertinggi mencapai 87%.

5 12 0 50 100 150 200 250 300 350 400 -6-(-5) -4-(-3) F re k u e n s i K e c e p a ta n

Histogram Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015

Crosswind Kiri 9% Crosswind Kanan 85%

Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri Periode Juli 2015

Gambar 4.12 Histogram Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015

Gambar 4.13 Grafik Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri, Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015

Nilai - : Tailwind Nilai + : Headwind

Sedangkan histogram headwind dan tailwind dapat dilihat pada Gambar 4.12. Terlihat bahwa headwind dengan kecepatan 10-11 knots memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 344 kejadian. Untuk kecepatan headwind maksimum, tercatat mencapai 18-19 knots sebanyak 8 kejadian. Sedangkan untuk kecepatan tailwind maksimum, tercatat mencapai 5-6 knots sebanyak 5 kejadian.

Persentase kejadian crosswind kanan dan kiri, headwind dan tailwind pada periode Juli 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.13. Crosswind kanan memiliki persentase kejadian tertinggi yang mencapai 85%. Sedangkan untuk persentase kejadian headwind dan tailwind, terlihat bahwa persentase kejadian headwind yang tertinggi mencapai 87%.

12 57 123 79 127 161 249 344 170 106 41 -4-(-3) -2-(-1) 0-1 2-3 4-5 6-7 8-9 10-11 12-13 14-15 16-17

Kecepatan Headwind dan Tailwind (kt)

Histogram Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015

Crosswind Kiri 9% Netral

6%

Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri Periode Juli 2015

Tailwind 7%

Headwind 87%

Prosentase Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015 Gambar 4.12 Histogram Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015

Gambar 4.13 Grafik Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri, Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015

Nilai - : Tailwind Nilai + : Headwind

Sedangkan histogram headwind dan tailwind dapat dilihat pada Gambar 4.12. Terlihat bahwa headwind dengan kecepatan 10-11 knots memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 344 kejadian. Untuk kecepatan headwind maksimum, tercatat mencapai 18-19 knots sebanyak 8 kejadian. Sedangkan untuk kecepatan tailwind maksimum, tercatat mencapai 5-6 knots sebanyak 5 kejadian.

Persentase kejadian crosswind kanan dan kiri, headwind dan tailwind pada periode Juli 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.13. Crosswind kanan memiliki persentase kejadian tertinggi yang mencapai 85%. Sedangkan untuk persentase kejadian headwind dan tailwind, terlihat bahwa persentase kejadian headwind yang tertinggi mencapai 87%.

41 8

16-17 18-19

Histogram Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015

Tailwind 7% Netral

6%

Prosentase Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015 Gambar 4.12 Histogram Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015

Gambar 4.13 Grafik Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri, Headwind dan Tailwind Periode Juli 2015

Nilai - : Tailwind Nilai + : Headwind

(22)

V. EVALUASI KINERJA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR

Evaluasi kinerja secara rutin merupakan salah satu bentuk upaya Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar untuk memenuhi sasaran kinerja berupa tersedianya informasi cuaca penerbangan secara rutin dan informasi significant meteorologi (sigmet) guna mendukung keselamatan transportasi.

A. Evaluasi Kinerja Tiap Kelompok

Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar memiliki empat kelompok utama antara lain kelompok prakirawan dan pengolahan, kelompok pengamatan dan komunikasi, kelompok teknisi dan kelompok Tata Usaha (TU). Evaluasi tiap kelompok ini dilakukan dengan membandingkan realisasi kegiatan terhadap target awalnya. Secara umum evaluasi kinerja kelompok prakirawan dan pengolahan dapat dilihat pada Tabel 5.1, sedangkan untuk evaluasi kinerja kelompok pengamatan dan komunikasi dapat dilihat pada Tabel 5.2. Untuk evaluasi kinerja kelompok teknisi tercatat secara lengkap pada Tabel 5.3. Terakhir untuk evaluasi kinerja kelompok Tata Usaha (TU) tercatat pada Tabel 5.4.

(23)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase Tersedianya Informasi 1 PENINGKATAN PENGELOLAAN DATA

Cuaca untuk Pener A. PENGUMPULAN DATA

bangan secara routin 1 Jumlah Pengumpulan data meteorologi permukaan untuk pemetaan dan analisis tepat waktu(2 kali sehari) 62 49 79 dan informasi signifi 2 Jumlah Pengumpulan data meteorologi udara atas untuk pemetaan dan analisis tepat waktu(2 kali sehari)6

lapiasan

372 294 79

cant meteorologi 3 Jumlah pengumpulan produk informasi cuaca dan prakiraan cuaca NWP,peringatan dini dari BMKG Pusat (SIGWX 2 lap,windtemp 9 lap,synergie 17 produk,setiap hari

1891 1891 100

(sigmet) guna 4 Prosentase pelaporan kejadian gunung meletus dalam bentuk volkano activity report kepada Stamet Kelas I Soekarno-Hatta dan Stamet Hasanudin Makasar

Tiap Kejadian 15 100

mendukung kesela 5 Prosentase laporan keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan pesawat ke Kapus Meteorologi Penerbangan dan Maritim

Tiap Kejadian 0 100

matan transportasi 6 Prosentase pelaporan cuaca ektrim tepat waktu Tiap Kejadian 0 100

7 Jumlah pembuatan evaluasi dan kajian cuaca ektrim di Bandara Ngurah Rai dan dikirim Ke BMKG Pusat Tiap Kejadian 0 100 8 Jumlah pengiriman Taf dan Taf AMD 2 jam sebelumnya dengan keakuratan 80 % 124 124 100 9 Jumlah pembuatan dan pengiriman Trend setiap 30 menit secara tepat waktu 1488 1488 100 B. PENGOLAHAN DATA

1 Jumlah Aerodrome Climatology Summary ( ACS ) 1 1 100

2 Jumlah Penatausahaan Website

a. Berita Website 1 6 600

b. Data Website 31 31 100

c. Data Log User 31 31 100

3 Jumlah Pengelolaan Data Base

a. Degitasi me.48 2 file 2 100

b. Data Fklim 71 1 file 1 100

c. Data Arah dan Kecepatan Angin 1 file 1 100

d. Data Cuaca Khusus 1 file 1 100

e. Data Hujan 1 file 1 100

f. Data penyinaran matahari 1 file 1 100

g. Data Tekanan Udara(QFE,QFF) 1 file 1 100

h. Data Kelembaban Udara(RH) 1 file 1 100

I. Data Suhu udara 1 file 1 100

j. Data Visibility 1 file 1 100

C. PENYIMPANAN DATA

1 Pengiriman dan penyimpanan Megasoft Fklim-71 1 file 1 100

2 Pengiriman dan penyimpanan Megasoft Intensitas Hujan 1 file 1 100

(24)

3 Penyimpanan Megasoft Synoptik 1 file 1 100

4 Jumlah data hasil pemodelan yg tersimpan(windtemp,SIGWX) 1364 1364 100

5 Jumlah citra radar cuaca yang tersimpan 4464 4464 100

6 Jumlah citra sattelite yang tersimpan 744 744 100

7 Jumlah ACS yang tersimpan 1 buku 1 100

D. ANALISIS DAN PRAKIRAAN

1 Jumlah pemetaan dan analisis cuaca synoptik 2 kali sehari 62 49 79

2 Jumlah pemetaan dan analisis 6 lapisan udara atas,2 kali sehari 372 294 79

3 Jumlah intepretasi produk NWP 1891 1891 100

4 Jumlah intepretasi citra sattelite tiap jam yg digunakan untuk operasional 744 744 100

5 Jumlah citra radar tiap 10 meneit yang digunakan untuk operasioanl 4464 4464 100

6 Jumlah prakiraan cuaca kebandaraan yg dikirim via face book (00.06,12,18) utc 124 124 100 7 Prosentase analisis sementara atas kejadian cuaca ektrim dan prediksi cuaca ektrim di Bandara Ngurah Rai Tiap kejadian 0 100

8 Jumlah Tafor 10 Bandara yang menjadi kewenangan(0012,0618,1224)utc 930 1116 120

9 Verifikasi TAFOR WADD 4 kali sehari 124 124 100

E. PELAYANAN JASA

1 Jumlah pelaksanaan updating dan penyimpanan produk data dan informasi prakiraan cuaca secara teratur :

a. Jumlah desiminasi produk prakiraan media face book 124 124 100

b. Jumlah desiminasi produk data dan informasi dengan display 31 31 100

c. Jumlah desiminasi prakiraan cuaca bandara media website 31 31 100

d. Jumlah desiminasi prakiraan cuaca bandara 3 hari kedepan media website 31 31 100 e. Prosentase desiminasi peringatan dini cuaca ektrim media website Tiap kejadian 0 100

2 Jumlah Penyebaran Flight Forecast 8 kali sehari melalui Media website 248 248 100

3 Jumlah desiminasi Trend forecast Metar 1488 1488 100

4 Jumlah desiminasi Tafor untuk 10 bandara dalam kewenangan 930 1116 120

5 Prosentase pembuatan dan penyebaran informasi peringatan dini di bandara ngurah rai media website Tiap kejadian 0 100 6 Jumlah pembuatan evaluasi dan kajian cuaca ektrim di bandara ngurah rai dan dikirim ke BMKG Pusat Tiap kejadian 0 100 7 Jumlah pemberian dan pelaksanaan briefing cuaca penerbangan untuk pengguna,pilot,airline crew sesuai

permintaan

Tiap kejadian 247 100

8 Jumlah pemberian pelayanan jasa untuk keperluan khusus (asuransi dll) Tiap kejadian

9 Jumlah pemberian dokumen penerbangan( flight forecast ) 4650 6539 141

10 Jumlah desiminasi Tafor WADD validity 24 jam (4 kali) sehari 124 124 100

11 Jumlah desiminasi Aerodrome Warning Tiap kejadian 0 100

12 Jumlah desiminasi informasi meteorologi melalui buletin 1 1 100

(25)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase

Tersedianya Informasi A. PENINGKATAN PENGAMATAN METEOROLOGI

Cuaca untuk Pener 1 Jumlah pengamatan meteorologi permukaan selama 24 jam dan tepat waktu. 744 744 100

bangan secara routin 2 Jumlah pengamatan meteorologi udara atas dgn pilot balon 3 kali sehari dan tepat waktu. 93 93 100

dan informasi signifi 3 Jumlah data pengamatan pilot balon dengan ketinggian > 19000 ft 32 49 153

cant meteorologi 4 Jumlah penyandiaan data meteorologi permukaan 8 kali sehari dan tepat waktu 248 248 100

(sigmet) guna 5 Jumlah penyandian data meteorologi udara atas pibal 3 kali sehari dan tepat waktu. 93 93 100

mendukung kesela 6 Jumlah pengamatan cuaca khusus radar cuaca 48 kali sehari. 1488 1488 100

matan transportasi 7 Jumlah pengamatan cuaca khusus satelit cuaca 24 jam. 744 744 100

8 Jumlah pengamatan meteorologi permukaan menggunakan peralatan di taman alat dan landas pacu utk pelayanan penerbangan 24 jam.

744 74 100

9 Jumlah Penyandian data METAR tepat waktu 1488 1488 100

10 Jumlah Penyandian data SPECIAL dan Special Report tepat waktu Tiap kejadian 24 100

11 Jumlah pembuatan Local Routine Report tepat waktu 1488 1488 100

12 Jumlah entry data base BMKGsoft 24 kali sehari 744 744 100

13 Jumlah pembuatan wxrev tepat waktu 31 31 100

14 Jumlah pengamatan meteorologi selama 24 jam dan tepat waktu untuk unsur :

a. Jumlah pengamatan unsur lamanya penyinaran matahari 31 31 100

b. Jumlah pengamatan unsur suhu udara 744 744 100

c. Jumlah pengamatan tekanan udara 744 744 100

d. Jumlah pengamatan unsur angin 744 744 100

e. Jumlah pengamatan unsur kelembaban udara 744 744 100

f. Jumlah pengamatan unsur jarak pandang 744 744 100

g. Jumlah pengamatan unsur penguapan. 31 31 100

B. PENGUMPULAN DATA

1 Jumlah pengiriman berita data sandi meteorologi permukaan 8 kali sehari secara tepat waktu. 248 248 100 2 Jumlah pengiriman berita data sandi meteorologi udara atas pibal 3 kali sehari tepat waktu. 93 93 100 3 Jumlah monitoring dan kualiti kontrol pengiriman berita data meteorologi permukaan 8 kali sehari. 248 248 100 4 Jumlah monitoring dan kualiti kontrol pengiriman berita data meteorologi udara atas 3 kali sehari. 93 93 100 5 Jumlah pengiriman informasi cuaca penerbangan Metar tepat waktu tiap 30 menit 1488 1488 100

6 Jumlah pengiriman data Climat tanggal 4 setiap bulannya. 1 1 100

7 Jumlah pengiriman berita Local Routine Report 24 jam tepat waktu dengan pengiriman setiap 30 menit. 1488 1488 100

8 Jumlah pengiriman database BMKGsoft 744 744 100

9 Prosentase pengiriman Spesial Report dan Spesial secara tepat waktu Tiap kejadian 24 100 C. PENGELOLAAN DATA

1 Jumlah pengolahan dan pengarsipan data hasil pengamatan dalam format yang telah ditetapkan :

a. Me 45 1 1 100

b. Me 48 1 1 100

c. Form AB 1 1 100

d. F Klim 71 1 1 100

(26)

e. Pengamatan Angin Permukaan tiap jam 1 1 100

f. Pengamatan angin atas 1 dan 2 1 1 100

g. Steadyness Wind 1 1 100

h. Metar 1 1 100

i. Wx Rev 1 1 100

j. Climat 1 1 100

k. Penguapan 1 1 100

2 Jumlah hasil kendali mutu data hasil pengamatan tiap jam pengamatan 744 744 100

3 Jumlah pengelolaan database 744 744 100

4 Jumlah data hasil pengamatan synoptik yang tersimpan 744 744 100

5 Jumlah data hasil pengamatan udara atas yang tersimpan 93 93 100

6 Jumlah data hasil pengamatan synoptik dan udara atas yang tersimpan 1 1 100

7 Jumlah pelayanan data Tiap kejadian 17 100

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase

Tersedianya Informasi A. PENINGKATAN PEMELIHARAAN

Cuaca untuk Pener 1 Jadwal pemeliharan berkala 1 1 100

bangan secara routin 2 Pelaksanaan pemeliharaan peralatan berkala :

dan informasi signifi a. Alat Konvensional 93 124 133

cant meteorologi b. Alat Modern 93 124 133

(sigmet) guna c. Alat elektronik sederhana 93 124 133

mendukung kesela 3 Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas penunjang 93 124 133

matan transportasi 4 Pelaporan kerusakan peralatan secara berjenjang -

-5 Pelaksanaan perbaikan peralatan -

-6 Pelaksanaan monitoring peralatan dan melaporkan hasil monitoring secara berjenjang 1 1 100

7 Pencatatan dan pengarsipan riwayat peralatan stasiun setiap tahun 1 1 100

8 Pencatatan dan pelaporan perubahan aset peralatan secara berjenjang -

-9 Kalibrasi peralatan

a. Pengusulan kalibrasi ke Balai atau ke BMKG Pusat 1 1 100

b. Pelaksanaan Kalibrasi oleh Balai atau BMKG -

-10 Pengusulan suku cadang dan peralatan cadangan -

-11 Pengukuran ketebalan tabung gas dan melaporkan kondisi tabung gas - - 100

12 Portable Weather System (PWS)

a.Pengecekan PWS 1 1 100

b.Kerusakan PWS -

-c. Perbaikan PWS -

-13 Display Informasi Cuaca Bandara

a. Pengecekan dan perawatan 31 31 100

(27)

b. Kerusakan -

-c. Perbaikan -

-14 Pengoperasian/pengamatn Polusi Udara

a. Sampel Debu 10 10 100

b.Sample Air Hujan 5 5 100

c. Pelaporan hasil pengamatan / pengoperasian 1 1 100

15 Pengoperasian Actinograph 31 31 100

16 Menjaga dan memelihara kebersihan, kemanana dan persyaratan lingkungan peralatan 4 4 100

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase

Tersedianya Informasi A. PENINGKATAN PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI DAN KERUMAHTANGGAAN

Cuaca untuk Pener 1 Jumlah penataan ketatausahaan administrasi kepegawaian, SDM dan pengarsipan kerumahtanggaan sehingga mudah dan dapat diakses tepat waktu.

1 1 100

bangan secara routin 2 Jumlah pelaporan operasional dan TU yang terkirim kurang dari tanggal 6 setiap bulannya. 1 1 100

dan informasi signifi 3 Jumlah pengiriman pelaporan bulanan kegiatan kurang dari tanggal 10 bulan berjalan. 1 1 100

cant meteorologi 4 Jumlah penatausahaan Keuangan dan pelaporannya terkirim kurang dari tangga 6 bulan berjalan. 1 1 100

(sigmet) guna 5 Jumlah penatausahaan Barang Milik Negara dan pelaporannya terkirim kurang dari tanggal 6 bulan berjalan.

1 1 100

mendukung kesela 6 Jumlah pengiriman DUPAK setiap tanggal 6 bulan Januari dan Juli. 1 1 100

matan transportasi 7 Jumlah penatausahaan penggajian dan uang makan dan PNBP kurang dari tanggal 5 bulan berjalan

1 1 100

8 Prosentase kenaikan pangkat pegawai tepat waktu. 4 4 100

9 Prosentase pemberian berkala tepat waktu. - - 100

10 Jumlah penatauasahaan keuangan, rekonsiliasi dan pelaporannya kurang dari tanggal 6 bulan berjalan.

1 1 100

11 Jumlah rekonsiliasi keuangan dan BMN tepat waktu. 1 1 100

12 Jumlah program kerja, lakes, TOR, RKA-SK, RKT, Tapkin tepat waktu - -

-13 Jumlah penataan arsip, ruangan dan lingkungan 1 1 100

B. PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN KERJASAMA

1 Jumlah internal training/rapat kelompok / diskusi kelompok Stamet Ngurah Rai Tiap pelaksanaan - 100

2 Prosentase workshop/ training /diklat BMKG Pusat Tiap pelaksanaan 1 100

3 Prosentase dukungan terhadap kegiatan BBMKG Wil III, instansi lainnya. Tiap pelaksanaan 1 100

4 Jumlah rapat umum staf 3 bulanan - -

-5 Jumlah rapat evaluasi kegiatan bulanan. - -

-6 Prosentase rapat evaluasi pelaksanaan anggaran bulanan setiap awal bulan 1 1 100

7 Prosentase sosialisasi yang dilaksanakan atau yang diikuti. Tiap pelaksanaan -

-8 Prosentase olahraga bersama sesuai jadwal Tiap pelaksanaan 1 100

(28)

B. Verifikasi Prakiraan Cuaca

Verifikasi prakiraan cuaca adalah evaluasi kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat keakuratan informasi prakiraan yang diberikan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Verifikasi dilakukan dengan melakukan perbandingan antara hasil prakiraan cuaca dari informasi TAFOR dengan hasil pengamatan cuaca dari informasi METAR dan SPECI. Pada proses verifikasi, setiap unsur meteorologi hasil prakiraan cuaca mempunyai nilai persyaratan toleransi ketelitian saat dibandingkan dengan hasil pengamatan cuaca. Batasan toleransi ketelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut :

No. Unsur Meteorologi Persyaratan Toleransi Ketelitian Prosentase

Minimum Ketelitian

1. Arah Angin ± 30o 80 %

2. Kecepatan Angin ± 5 Kt untuk kecepatan sampai 25 Kt 80 % ± 20% untuk kecepatan diatas 25 Kt

3. Jarak Pandang ± 200 m untuk jarak pandang sampai 700 m 80 % ± 30% untuk jarak pandang antara 700 m & 10 Km

4. Cuaca/Endapan Terjadi atau tidak 80 %

5. Jumlah Awan ± 2 Oktas 70 %

6. Tinggi Dasar Awan ± 30 m (100 ft) untuk tinggi dasar awan sampai 120 m 70 % ± 30% untuk tinggi dasar awan antara 120 m & 3000 m (10.000 ft)

Pada periode Juli 2015, verifikasi prakiraan cuaca menunjukan hasil yang sangat baik dengan kisaran hasil verifikasi 91% untuk semua unsur. Secara lengkap hasil verifikasi prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar terlihat pada Tabel 5.5. Hasil verifikasi ini menunjukan bahwa kualitas informasi prakiraan cuaca yang dihasilkan cukup baik, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh jasa penerbangan di Bandar Udara Ngurah Rai Bali.

Verifikasi Unsur Meteorologi

Arah Angin Kecepatan Angin Jarak Pandang Cuaca/Endapan Jumlah Awan Tinggi Dasar Awan Standart Minimum 80% 80% 80% 80% 70% 70% Hasil Verifikasi 91% 91% 91% 91% 91% 91%

C. Evaluasi Kunjungan Website

Website Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar,

www.ngurahrai.bali.bmkg.go.id, merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi meteorologi. Evaluasi terhadap banyaknya kunjungan ke halaman website selama periode Juli 2015 dapat menunjukan jumlah informasi meteorologi yang tersampaikan kepada pengguna. Khusus untuk informasi Flight Forecast, dilakukan evaluasi terhadap

Tabel 5.4 Tabel Persyaratan Toleransi Ketelitian Pada Verifikasi Prakiraan Cuaca

(29)

pengambilan data tersebut via website. Selama periode Juli 2015 fluktuasi jumlah kunjungan website dapat dilihat pada Gambar 5.1, sedangkan untuk fluktuasi jumlah pengambilanFlight Forecastvia website dapat dilihat pada Gambar 5.2.

489 261309224 77 448 214274 364 705 941 369 623669 337 685 414 330 546 351 523 894 1375 375 328359384333 512 618 850 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Ju m la h K u n ju n g a n Tanggal

Grafik Jumlah Kunjungan Website Periode Juli 2015

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Tafor Indonesia Timur

Tafor Indonesia Barat Tafor Timika Taf Internasional SIN, MYS Taf Internasional HGK Taf Internasional AUS Flight Doc Jakarta Flight Doc Kupang Flight Doc Makasar Flight Doc Itl 00Z Flight Doc Itl 06Z Flight Doc Itl 12Z Flight Doc Itl 18Z

Jumlah Pengambilan J e n is F li g h t F o re c a s t

Grafik Jumlah Pengambilan Flight Forecast Via Website Periode Juli 2015

Gambar 5.1 Grafik Jumlah Kunjungan Website Periode Juli 2015

Gambar 5.2 Grafik Jumlah Pengambilan Flight Forecast Via Website Periode Juli 2015

(30)

VI. KONTROL AUTOMATIC RAIN WATER SAMPLER MENGGUNAKAN TRANSISTOR BC 140

Oleh

Sarnubih Hasan, S.P.

Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar

Abstrak

Automatic Rain Water Sampler ( ARWS ) merupakan salah satu peralatan yang dipakai di BMKG khususnya untuk pengamatan kualitas udara. Dalam operasinya ARWS bekerja secara otomatis. ARWS yang digunakan sebagian besar masih merupakan produk import. Peralatan otomatis didalamnya ada satu bagian alat kontrol agar alat tersebut dapat bekerja sesuai yang diinginkan penggunanya. System kontrol perlatan otomatis umumnya menggunakan microcontroller atau untuk peralatan yang lebih rumit menggunakan microprocessor. Transistor merupakan salah satu komponen elektronika yang banyak digunakan, karena transistor merupakan komponen yang multi fungsi. Salah satu fungsi transistor adalah sebagai saklar otomatis. Transistor seri BC140 merupakan salah satu komponen yang handal, murah dan mudah didapat di pasaran. Dengan menggabungkan beberapa komponen penunjang seperti Resistor, Relay dan saklar, maka sudah dapat menjadi pengontrol bekerjanya ARWS . Karena sebagian besar ARWS yang digunakan masih merupakan produk import, maka sering terjadi kendala saat alat tersebut mengalami kerusakan, terutama untuk system kontrolnya. Transistor BC 140 merupakan system yang sederhana dan dapat menjadi alternativ.

Kata kunci: ARWS, kontrol, transistor, resistor, BC 140

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Selama ini peralatan Rain Water Sampler masih menggunakan produk import, sehingga apabila terjadi kerusakan banyak mengalami kendala dalam proses normalisasinya. ARWS merupakan salah satu peralatan yang dipakai di BMKG khususnya untuk pengamatan kualitas udara. Dalam opersinya ARWS bekerja secara otomatis.

2. Ruang Lingkup Kajian

Dalam kajian ini penulis hanya membahas tentang kontrol alat ARWS dengan transistor BC140 yang dimanfaatkan sebagai mikrocontrolnya.

3. Perumusan masalah

Mengingat sulitnya mencari sparepart original dari produsen dengan ini penulis mencoba membuat alternatif sebagai pengganti produk original dalam rangka normalisasi peralatan Rain Water Sampler bila terjadi kerusakan pada sistem kontrolnya. Transistor

(31)

seri BC140 merupakan salah satu komponen yang handal, murah dan mudah didapat di pasaran.

4. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai rangsangan bagi para pegawai untuk kreatif menulis, menganalisa dan menemukan hal-hal baru untuk kemajuan BMKG kedepannya. Semoga apa yang penulis sajikan dalam karya ilmiah ini dapat membantu memecahkan persoalan dalam rangka normalisasi peralatan Rain Water Sample yang rusak.

B. Tinjauan Teori 1. Transistor

Gambar 6.1 Transistor BC140 (Ket : 1. Emiter, 2. Basis, 3. Colector)

Transistor merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor (silikon atau germanium) dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). ketiga elektroda (terminal) tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.

Gambar 6.2 Skema Transistor

Ada 2 type transistor bila ditinjau dari cara pemberian tegangan operasionalnya, transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P – N. Transistor NPN adalah transistor positif dimana transistor dapat bekerja mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP adalah transistor negatif, dimana transistor tersebut dapat bekerja mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan negatif.

(32)

Fungsi transistor sangatlah besar dalam sebuah rangkaian elektronika. Dalam prakteknya fungsi transistor adalah sebagai berikut:

 Sebagai sebuah penguat (amplifier).

 Sebagai saklar (switching).

 Penyetabil tegangan (stabilisator).

 Menguatkan arus.

 Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.

 Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

Beberapa diantara transistor dapat juga dirangkai sedemikian rupa sehingga fungsi transistor menjadi sebagai logic gate, seperti and gate, or gate, nand gate memori dan lain-lain. Transistor terdiri atas tiga jenis bila ditinjau dari cara kerja dan fungsinya yaitu :

 Uni Junktion Transistor (UJT)

 Field Effect Transistor (FET)

 Metal Oxchid semiconductor field effect transistor ( MOSFET) 2. Resistor

Resistor atau tahanan listrik merupakan komponen elektronik yang memiliki dua kaki dan dimana fungsinya untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan merangkai tahanan tertentu kita dapat membuat tegangan listrik diantara kedua kakinya. Besarnya nilai tahanan listrik dinyatakan dalam Ohm, nilai tegangan terhadap tahanan berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:

Keterangan : V: Tegangan ( Volt ) I: Arus listrik ( Ampere ) R: Tahanan ( Ohm )

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam bahan umumnya yg kita liat berbahan keramik kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.

Fungsi transistor sangatlah besar dalam sebuah rangkaian elektronika. Dalam prakteknya fungsi transistor adalah sebagai berikut:

 Sebagai sebuah penguat (amplifier).

 Sebagai saklar (switching).

 Penyetabil tegangan (stabilisator).

 Menguatkan arus.

 Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.

 Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

Beberapa diantara transistor dapat juga dirangkai sedemikian rupa sehingga fungsi transistor menjadi sebagai logic gate, seperti and gate, or gate, nand gate memori dan lain-lain. Transistor terdiri atas tiga jenis bila ditinjau dari cara kerja dan fungsinya yaitu :

 Uni Junktion Transistor (UJT)

 Field Effect Transistor (FET)

 Metal Oxchid semiconductor field effect transistor ( MOSFET) 2. Resistor

Resistor atau tahanan listrik merupakan komponen elektronik yang memiliki dua kaki dan dimana fungsinya untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan merangkai tahanan tertentu kita dapat membuat tegangan listrik diantara kedua kakinya. Besarnya nilai tahanan listrik dinyatakan dalam Ohm, nilai tegangan terhadap tahanan berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:

Keterangan : V: Tegangan ( Volt ) I: Arus listrik ( Ampere ) R: Tahanan ( Ohm )

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam bahan umumnya yg kita liat berbahan keramik kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.

Fungsi transistor sangatlah besar dalam sebuah rangkaian elektronika. Dalam prakteknya fungsi transistor adalah sebagai berikut:

 Sebagai sebuah penguat (amplifier).

 Sebagai saklar (switching).

 Penyetabil tegangan (stabilisator).

 Menguatkan arus.

 Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.

 Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

Beberapa diantara transistor dapat juga dirangkai sedemikian rupa sehingga fungsi transistor menjadi sebagai logic gate, seperti and gate, or gate, nand gate memori dan lain-lain. Transistor terdiri atas tiga jenis bila ditinjau dari cara kerja dan fungsinya yaitu :

 Uni Junktion Transistor (UJT)

 Field Effect Transistor (FET)

 Metal Oxchid semiconductor field effect transistor ( MOSFET) 2. Resistor

Resistor atau tahanan listrik merupakan komponen elektronik yang memiliki dua kaki dan dimana fungsinya untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan merangkai tahanan tertentu kita dapat membuat tegangan listrik diantara kedua kakinya. Besarnya nilai tahanan listrik dinyatakan dalam Ohm, nilai tegangan terhadap tahanan berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:

Keterangan : V: Tegangan ( Volt ) I: Arus listrik ( Ampere ) R: Tahanan ( Ohm )

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam bahan umumnya yg kita liat berbahan keramik kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.

(33)

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.Ohm (simbol: Ω) adalah satuan SI ( standar internasional) untuk resistansi listrik. ( Lihat gambar 6.3 )

Gambar 6.3 Kode Warna pada Resistor

Cara membaca kode warna pada resistor

Resistor ada yang mempunyai 4 kode warna dan ada yang lima warna, ada juga yang langsung tertera nilainya pada body resisitor tersebut, yang nilainya melekat pada bodynya biasanya resistor yang mampu bekerja pada tegangan dan arus yg lebih besar. Resistor yang memiliki lima warna nilainya lebih detail lagi.dibandingkan dengan resisitor yang memiliki empat warna. Berikut cara membaca nilai sebuah resistor melalui kode warna yang melekat pada body resisitor tersebut.

 Pita warna pertama menunjukan nilai (angka) sesuai tabel

 Pita warna kedua juga sama menunjukan nilai ( angka) sesuai tabel

 Pita warna ketiga menjukan perkalian, ini berlaku untuk resisitor yang memiliki empat kode warna, sedangkan untuk yang memiliki lima kode warna pita ketiga masih menunjukan nilai sesuai tabel. Maksud nilai perkalian adalah sebagai

(34)

berikut, misalkan pita ketiga berwarna oranye, warna orenye pada tabel menunjukan angka tiga, itu berarti nilai yang tertera pada pita pertama dan kedua dikali seribu.

 Pita keempat menunjukan toleransi dari nilai resistor tersebut. Biasanya resistor yang memiliki empat kode warna hanya memiliki toleransi 5% ( warna emas ) dan 10% ( warna perak ).Untuk resistor yang memiliki lima kode warna kelima adalah toleransinya dan warna keempat menunjukan nilai perkalian.

3. Saklar Magnet ( Relay)

Relay atau saklar magnet adalah Saklar (Switch) yang beroperasinya bila dialiri listrik pada koilnya dan merupakan komponen Elektromekanikal (Electromechanical) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik dalam bekerjanya untuk menggerakkan Kontak Saklar. Suply tegangan dan arus yg dibutuhkan untuk menggerakan koilnya ada yang menggunakan arus AC ( alternating current) dan ada juga yang menggunakan tegangan dan arus DC ( direct current ). Dengan relay kita dapat membuat rangkaian kontrol yang dapat mengalirkan arus dan tegangan yang lebih besar, sedangkan suply untuk relay relativ kecil. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A. Bahkan lebih terganting dari jenis relaynya. ( lihat gambar 6.4 )

Gambar 6.4 Bentuk Relay

Gambar 6.5 Diagram Relay

berikut, misalkan pita ketiga berwarna oranye, warna orenye pada tabel menunjukan angka tiga, itu berarti nilai yang tertera pada pita pertama dan kedua dikali seribu.

 Pita keempat menunjukan toleransi dari nilai resistor tersebut. Biasanya resistor yang memiliki empat kode warna hanya memiliki toleransi 5% ( warna emas ) dan 10% ( warna perak ).Untuk resistor yang memiliki lima kode warna kelima adalah toleransinya dan warna keempat menunjukan nilai perkalian.

3. Saklar Magnet ( Relay)

Relay atau saklar magnet adalah Saklar (Switch) yang beroperasinya bila dialiri listrik pada koilnya dan merupakan komponen Elektromekanikal (Electromechanical) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik dalam bekerjanya untuk menggerakkan Kontak Saklar. Suply tegangan dan arus yg dibutuhkan untuk menggerakan koilnya ada yang menggunakan arus AC ( alternating current) dan ada juga yang menggunakan tegangan dan arus DC ( direct current ). Dengan relay kita dapat membuat rangkaian kontrol yang dapat mengalirkan arus dan tegangan yang lebih besar, sedangkan suply untuk relay relativ kecil. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A. Bahkan lebih terganting dari jenis relaynya. ( lihat gambar 6.4 )

Gambar 6.4 Bentuk Relay

Gambar 6.5 Diagram Relay

berikut, misalkan pita ketiga berwarna oranye, warna orenye pada tabel menunjukan angka tiga, itu berarti nilai yang tertera pada pita pertama dan kedua dikali seribu.

 Pita keempat menunjukan toleransi dari nilai resistor tersebut. Biasanya resistor yang memiliki empat kode warna hanya memiliki toleransi 5% ( warna emas ) dan 10% ( warna perak ).Untuk resistor yang memiliki lima kode warna kelima adalah toleransinya dan warna keempat menunjukan nilai perkalian.

3. Saklar Magnet ( Relay)

Relay atau saklar magnet adalah Saklar (Switch) yang beroperasinya bila dialiri listrik pada koilnya dan merupakan komponen Elektromekanikal (Electromechanical) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik dalam bekerjanya untuk menggerakkan Kontak Saklar. Suply tegangan dan arus yg dibutuhkan untuk menggerakan koilnya ada yang menggunakan arus AC ( alternating current) dan ada juga yang menggunakan tegangan dan arus DC ( direct current ). Dengan relay kita dapat membuat rangkaian kontrol yang dapat mengalirkan arus dan tegangan yang lebih besar, sedangkan suply untuk relay relativ kecil. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A. Bahkan lebih terganting dari jenis relaynya. ( lihat gambar 6.4 )

Gambar 6.4 Bentuk Relay

(35)

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri atas dua macam, yaitu :

 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi tertutup.

 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi terbuka.

Berdasarkan gambar 6.5 di atas, sebuah inti Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan (Coil) yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan (Coil ) diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi terbuka atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi tertutup pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

4. Arti Pole dan Throw pada Relay

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilahPole(Banyaknya Kontak yang dimiliki oleh sebuah relay) danThrow (Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak) yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay.

Berdasarkan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah sebuah relay dapat digolongkan menjadi:

 SPST (Single Pole Single Throw) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.

 SPDT (Single Pole Double Throw) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

 DPST (Double Pole Single Throw) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, 4 Terminal yang terdiri atas 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.

 DPDT (Double Pole Double Throw) : Relay golongan ini memiliki terminal sebanyak 8 terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay di atas, terdapat juga relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four

(36)

5. Saklar Manual

Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dalam bekerjanya digerakan secara manual, baik ditekan maupun didorong.

Gambar 6.6 Saklar Manual

Gambar 6.7 Diagram Saklar

C. Pembahasan

1. System Kontrol Rain Water Sampler

Gambar 6.8 Automatic Rain Sampler

5. Saklar Manual

Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dalam bekerjanya digerakan secara manual, baik ditekan maupun didorong.

Gambar 6.6 Saklar Manual

Gambar 6.7 Diagram Saklar

C. Pembahasan

1. System Kontrol Rain Water Sampler

Gambar 6.8 Automatic Rain Sampler

5. Saklar Manual

Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dalam bekerjanya digerakan secara manual, baik ditekan maupun didorong.

Gambar 6.6 Saklar Manual

Gambar 6.7 Diagram Saklar

C. Pembahasan

1. System Kontrol Rain Water Sampler

Gambar

Gambar 2.1 Pengaruh  Fenomena  La  Nina  dan  IOD  Positif  untuk wilayah Indonesia
Gambar 3.1 Indeks NINO Tahun 2014-2015 (Sumber :
Gambar 3.2 Indeks  SOI  Rata-Rata  30  Harian (Sumber  : www.bom.gov.au/climate/enso/)
Gambar 3.4 Diagram Fase MJO (Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Semakin besar volume larutan sari nenas maka nilai tegangan, arus serta daya listriknya semakin besar, hal ini dikarenakan larutan sari nenas memiliki kandungan asam klorida dan

Pada penelitian ini dapat ditemukan perumusan masalah yaitu : Bagaimana data mining dapat membantu pihak Bank Perkreditan Rakyat dalam menentukan tingkat resiko

24 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa semua bidan melaksanakan pelayanan antenatal sesuai dengan standar, dari ke 10 kegiatan hanya satu kegiatan yang tidak

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa pemodelan matematis sudah dapat digunakan dalam menentukan daerah kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah yang berada

transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan pihak lain (nasabah

“Perancangan Sistem Aplikasi Lelang Barang Berbasis Android” Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk dapat mengaplikasikan teori- teori yang telah dipelajari selama

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua.Begitu juga pada PT Bakrie Telecom