• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perkiraan Biaya Pembuatan Enterprise Resource Planning Modul Pabrik Gula Di Perusahaan Perkebunan Dengan Metode Cocomo II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Perkiraan Biaya Pembuatan Enterprise Resource Planning Modul Pabrik Gula Di Perusahaan Perkebunan Dengan Metode Cocomo II"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Estimasi biaya merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proyek pembuatan perangkat lunak. Perkiraan biaya yang terlalu kecil akan mengakibatkan perangkat lunak yang dihasilkan berkualitas rendah, sebaliknya, perkiraan biaya yang terlalu besar akan mengakibatkan pemborosan sumber daya yang digunakan. Kedua hal tersebut akan berpotensi pada kegagalan proyek pembuatan perangkat lunak. Perhitungan estimasi biaya didasarkan pada usaha yang dilakukan (effort) untuk pembuatan perangkat lunak dan standar biaya aktivitas tenaga TI. Perhitungan estimasi biaya yang dibahas pada penelitian ini berfokus pada pembuatan perangkat lunak Enterprise Resource Planning (ERP). Proyek pembuatan ERP umumnya mencakup banyak modul yang dikembangkan pada unit-unit bisnis yang ada dalam perusahaan, namun studi kasus pada penelitian ini hanya akan dibuat modul ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula yang ada di Perusahaan Perkebunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Cocomo II. Untuk menghitung besarnya effort , proses perhitungan melibatkan analisa function point yang dalam perhitungannya melibatkan pendekatan fungsional perangkat lunak dengan mengidentifikasi dan mengkuantifikasi kegunaan pemrosesan informasi melalui intepretasi data flow diagram, perhitungan faktor eksponen dan effort adjustment factor. Effort dalam satuan person-month yang didapatkan nantinya akan dikalikan nilai gaji dengan mengacu pada standar gaji/tarif biaya aktivitas pekerja TI, maka hasil perhitungan akhir yang diperoleh dapat memberikan estimasi biaya yang diperlukan dalam pembuatan modul ERP. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah biaya (dalam satuan Rupiah) yang dibutuhkan dalam membuat modul ERP untuk 1 (satu) unit bisnis Pabrik Gula di Perusahaan Perkebunan.

Kata Kunci —Estimasi biaya, Pembuatan, Enterprise Resource Planning (ERP), Pabrik Gula, data flow diagram.

I. PENDAHULUAN

LOKASI sumber daya dan penentuan biaya sebuah proyek merupakan salah satu aspek yang penting dalam perencanaan dan manajemen proyek pengembangan perangkat lunak. Dengan demikian akurasi estimasi biaya suatu proyek merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu proyek. Dalam perhitungan perkiraan biaya, ada dua permasalahan yang biasa dihadapi yaitu over-estimates dan under-estimates. Over-estimates (estimasi berlebihan) akan menimbulkan penambahan alokasi sumberdaya dari yang dibutuhkan sehingga akan meningkatkan penanganan manajerial. Sedangkan Under-estimates (estimasi yang kurang) secara tidak langsung akan mengurangi kualitas produk karena untuk menekan biaya, maka perangkat lunak dibuat bisa saja tidak

sesuai dengan standar [1]. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa perkiraan biaya perangkat lunak harus dilakukan dengan hati-hati dan terukur dengan jelas, sehingga nantinya dapat dicapai keberhasilan proyek yang tepat waktu, sesuai budget dan terpenuhinya standar kualitas produk.

Terdapat beberapa teknik perkiraan biaya pengembangan perangkat lunak, di antaranya adalah: Constructive Cost Model (COCOMO) II, Expert Judgment, Function Point (FP), Analogi, Neural Network, Fuzzy, dan lain-lain. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, tetapi tidak ada satupun teknik yang terbaik untuk semua kondisi pengembangan perangkat lunak [2]. Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan perkiraan biaya untuk pembuatan ERP di Perusahaan Perkebunan menggunakan metode cocomo II. Metode Cocomo II dipilih karena merupakan satu-satunya model parametrik empiris yang komprehensif. COCOMO II juga merupakan salah satu model algoritmik paling umum yang digunakan untuk mengatur anggaran dan jadwal sebagai dasar untuk perencanaan dan pengendalian [3]. Cocomo II juga sesuai digunakan untuk proyek skala kecil maupun besar [4]. Dengan demikian,penggunaan Cocomo II sesuai dengan proyek perangkat lunak ERP yang merupakan proyek perangkat lunak skala besar. Cocomo II memiliki tingkatan model perhitungan spesifik untuk setiap fase pada pengembangan perangkat lunak, yaitu early design, application composition dan post-architecture. Sub model Early design dipilih sebagai model perhitungan menyesuaikan dengan karakteristik data yang masih terbatas pada perencanaan tahap awal pembuatan sistem ERP..

Penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya lebih banyak membahas biaya implementasi ERP dengan menggunakan paket ERP yang ada di pasaran yang sudah memiliki harga standar, sehingga tidak membahas proses estimasi biaya pembuatannya. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen puncak Perusahaan Perkebunan dalam menunjang pengambilan keputusan terkait pengalokasian biaya dalam proyek pembuatan ERP kustomisasi untuk unit bisnis Pabrik Gula yang ada pada perusahaan tersebut.

Analisis Perkiraan Biaya Pembuatan Enterprise Resource

Planning Modul Pabrik Gula Di Perusahaan Perkebunan Dengan

Metode Cocomo II

Alifi Adia Pranatha, Achmad Holil Noor Ali, dan Sholiq

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Raya ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

E-mail: holil@its-sby.edu, sholiq@is.its.ac.id

(2)

II. URAIANPENELITIAN

Gambaran umum mengenai penelitian ini akan disajikan dalam bagan berikut ini :

Gambar 1 Gambaran Umum Penelitian

Dalam uraian penelitian ini akan dijelaskan lebih detil mengenai prosesnya yaitu sebagai berikut :

1) Identifikasi Proses Bisnis dan Pembuatan Data flow

diagram

A. Identifikasi Proses Bisnis Pada Unit Bisnis Pabrik Gula Dalam tahap awal identifikasi proses bisnis ini digunakan sumber data dari Buku Cetak Biru dan Tata Kelola TI Perusahaan Perkebunan. Di dalam buku tersebut, terdapat penjelasan mengenai Arsitektur Sistem Enterprise/Pabrik Gula yang dijabarkan dalam beberapa bagian yaitu Arsitektur Sistem dan Aplikasi. Identifikasi proses bisnis ini dilakukan dengan memetakan aktivitas user, data-data inputan dan informasi sebagai hasil dari proses . Hal ini akan memudahkan dalam pengerjaan tahap berikutnya yaitu pemodelan sistem menggunakan data flow diagram.

B. Pembuatan Data flow diagram

Pemodelan menggunakan Data Flow diagram berdasar pada analisa proses bisnis. Data Flow Diagram menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data diantara komponen-komponen tersebut, asal, tujuan dan penyimpanan dari data tersebut. Pembuatan Data flow Diagram menggunakan alat bantu atau tools yaitu Microsoft Visio 2010. Data flow diagram dipergunakan sebagai dasar untuk menganalisa kuantitas pemrosesan informasi berdasarkan aturan metode function point.

2) Perhitungan Effort dengan Cocomo II

Tahap Penggunaan Model Perkiraan Effort dengan Metode Cocomo II adalah sebagai berikut :

a) Mendapatkan nilai Unadjusted Function Point

Function Point mengukur proyek perangkat lunak dengan mengkuantisasi kegunaan pemrosesan informasi yang berhubungan dengan tipe berkas, keluaran, masukan data atau kontrol eksternal. Lima tipe fungsi pengguna perlu untuk diidentifikasi terlebih dahulu. Tabel 1. Menjelaskan kelima tipe fungsi pengguna dalam estimasi berdasarkan Function Point.

Tabel 1 Tipe Fungsi Pengguna [9] External

Input (EI)

Jumlah setiap tipe data atau masukan kontrol pengguna unik yang memasuki batas luar dari sistem perangkat lunak yang sedang diukur dan menambah atau mengubah data dalam berkas internal logik. External

Outputs Jumlah setiap tipe data atau keluaran kontrol unik yang meninggalkan batas luar

(EO) dari sistem perangkat lunak yang sedang diukur.

Internal Logical File (ILF)

Jumlah setiap grup logik utama dari data atau informasi kontrol pengguna dalam sistem perangkat lunak sebagai tipe berkas internal logik. Meliputi setiap berkas logik yang dibuat, digunakan oleh sistem perangkat lunak.

External Interface Files (EIF)

Berkas yang dilewatkan atau dibagikan diantara system perangkat lunak yang dihitung sebagai tipe berkas antarmuka eksternal dalam setiap sistem.

External Inquiry (EI)

Jumlah setiap kombinasi masukan-keluaran, dimana masukan menyebabkan dan menimbulkan keluaran yang seketika, sebagai tipe inquiry eksternal

Setiap bagian dari tipe fungsi kemudian diklasifikasikan oleh tingkat kerumitan. Tingkat kerumitan/bobot kompleksitas menentukan bobot yang akan diaplikasikan pada jumlah fungsi untuk menentukan kuantitas Unadjusted Function Points (UFP).

Tabel 2 Bobot Kompleksitas Function Point Tipe Fungsi Bobot-Kompleksitas

Low Average High

Internal Logical 7 10 15 External Interfaces Files 5 7 10 External Inputs 3 4 6 External Outputs 4 5 7 External Inquiries 3 4 6

Tingkat kerumitan bergantung pada jumlah tipe elemen data tiap fungsi dan jumlah dari referensi tipe file, seperti pada tabel 3.

Tabel 3 Bobot Kompleksitas FP [6]

Untuk Internal Logical Files dan External Interfaces Files Data element Record Element Type 1-19 20-50 51+

1 Low Low Avg.

2-5 Low Avg. High

6+ Avg. High High

Untuk External Output dan External Inquiry Elemen Data File Type

Reference 1-5 6-19 20+

0 atau 1 Low Low Avg.

2-3 Low Avg. High

(3)

Untuk Internal Input

Elemen Data File Type

Reference 1-4 5-15 16+

0 atau 1 Low Low Avg.

2-3 Low Avg. High

3+ Avg. High High

Definisi dari masing-masing penentu bobot kompleksitas Function point adalah sebagai berikut :

Data Element Type merupakan field yang tak berulang dan dikenal user sebagai field yang unik.

Record Element Type merupakan subgroup dari data elemen data yang berada didalam ILF atau EIF.

File type reference merupakan Sebuat Eksternal interface file yang dibaca oleh fungsi transaksional. Fungsi Transaksional merepresentasikan fungsionalitas yang disediakan untuk user untuk melakukan pemrosesan data menggunakan aplikasi. [16]

UFP yang telah diperoleh harus diubah kedalam SLOC supaya dapat disubstitusikan ke dalam persamaan estimasi usaha.

Tabel 4 Konversi UFP menjadi SLOC [13]

Language SLOC/UFP Ada 71 AI Shell 49 APL 32 Assembly 320 Assembly(Macro) 283 ANSI/Quick/Turbo Basic 64 Basic – Compiled 91 Basic – Interpreted 128 C 128 C++ 29 ANSI/Quick/Turbo Basic 91 Fortan 77 105 Pascal 91 Prolog 64 Spreadsheet 6 b) Mendapatkan nilai Scale Factor

Untuk mengetahui Scale factor, telah ada beberapa parameter pengukuran dengan disertai bobotnya. Namun, untuk pemberian skor terhadap masing-masing parameter tersebut membutuhkan penilaian obyektif yang didapatkan melalui kegiatan pengambilan data melalui survey terhadap beberapa responden atau partisipan dengan kriteria tertentu. Maka, dalam tahap ini nantinya akan disebar kuisioner untuk memberikan penilaian pada paramater dalam faktor eksponen sesuai dengan kaidah statistika serta penentuan respondennya yaitu dengan pendekatan mahasiswa yang telah memiliki kompetensi terhadap hal-hal yang akan dinilai tersebut [15].

Perhitungan Faktor Eksponen menggunakan persamaan sebagai berikut.

Dimana B = 0.91 [6]

c) Effort Adjustment Multipliers

Pendekatan yang dilakukan untuk melakukan penilaian dan pemberian bobot secara objektif terhadap parameter-parameter yang menyusun variabel Effort Adjustment Multipliers seperti dengan pendekatan untuk mendapatkan nilai dari variabel scale factor, yakni dengan menggunakan pengambilan data melalui survey. [15]

d) Perkiraan Effort

Setelah mendapatkan hasil pada poin a) dan b), maka perhitungan effort untuk pembuatan ERP modul Pabrik Gula dapat diketahui pula dengan perhitungan menggunakan rumus yang ada. Maka, keseluruhan tahapan dalam metode penelitian ini akan menghasilkan perhitungan berupa hasil kuantitatif yang untuk selanjutnya dapat dianalisa dan dijustifikasi untuk memastikan besarnya usaha pengembangan yang dapat dialokasikan oleh Perusahaan Perkebunan terhadap proyek pembuatan ERP yakni untuk unit bisnis Pabrik Gula.

III. HASILDANPEMBAHASAN

Hasil analisa dan perhitungan perkiraan biaya menggunakan metode cocomo II berupa besar estimasi effort yang diubah sehingga menghasilkan hasil akhir berupa besar estimasi biaya pembuatan modul ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula di Perusahaan Perkebunan. Berikut adalah proses penggunaan metode cocomo beserta hasil akhir perhitungan biaya.

1) Analisis Data flow Diagram

Pada tahap pembuatan Data Flow Diagram, yang dibutuhkan adalah hasil identifikasi dari proses bisnis masing-masing modul, yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya. Setelah mengetahui user yang berperan, selanjutnya adalah mendapatkan apa saja proses yang dapat diotomatisasi menggunakan aplikasi dalam setiap modulnya, maka untuk selanjutnya dapat dituangkan ke dalam Data Flow diagram.

Data Flow Diagram dibuat per-paket yang menggambarkan modul yang tersedia dalam aplikasi ERP. Terdapat 10 modul, yaitu Manajemen Umum, Manajemen Akun, Manajemen Lahan, Manajemen Bibit, Manajemen Tanaman, Manajemen Tebang/Angkut, Manajemen Timbang Bahan, Manajemen Produksi, Manajemen Gudang, dan Manajemen Bagi Hasil. Gambar 1 berikut salah satu contoh hasil pembuatan Data Flow Diagram untuk salah satu modul, yaitu Manajemen Lahan.

(4)

Masukan Data Hasil Pencarian Lahan Bagian Tanaman Data Lahan Data Lahan Masukan Data Kontrak Data kontrak Data Kontrak Data kontrak Pencetakan Laporan kontrak Laporan Kontrak Bagian Pengolahan Data kebutuhan Tanaman Periksa data keb. Tanaman

Data Keb. Tanaman Data Keb. TanamanKonversi Tanam ke Luas Lahan

Data lahan

Periksa Kesesuaian

Lahan Data Kebutuhan Luas Lahan

Data lahan

Masukan Data Kelompok

Petani Data Kelompok Petani Bag. A&KU Data Petani Data Petani Lap. Kontrak Masukan data kebutuhan Tanaman Periksa data Kebutuhan Tanaman Pencetakan Laporan Lahan Dokumen Lahan Data Penanggung Jawab Lahan Detail Data Lahan Bidang Perencanaan Produksi Data Dokumen Lahan Periksa dokumen Lahan Masukan Data Dokumen Lahan

Gambar 2 DFD Manajemen Lahan

2) Estimasi Effort

A. Perhitungan Function Point

Function Point mengukur proyek perangkat lunak dengan mengkuantifikasi kegunaan pemrosesan informasi yang berhubungan dengan tipe berkas, keluaran, masukan data atau kontrol eksternal. Nilai pada pembobotan tiap fungsi pada Unjusted Function Point didapatkan dari hasil analisa data flow diagram dari rancangan sistem enterprise Resource Planing Perusahaan Perkebunan. Tidak seperti perhitungan pada umumnya, perhitungan function point pada COCOMO II tidak melibatkan degree of influence atau value adjustment factor. Salah satu analisa perhitungan function point berdasarkan analisa data flow diagram dan arsitektur aplikasi pada unit bisnis manajemen lahan menghasilkan identifikasi tiap fungsi yaitu : tidak terdapat eksternal interface files dan eksternal inquiries pada modul manajemen lahan. EIF tidak ditemukan dalam sistem, yakni sebuah proses informasi yang merujuk pada database diluar batasan aplikasi, sedangkan EQ sebagai sebuah proses dasar yang mengirim data atau kontrol informasi yang berada diluar batasan aplikasi, juga tidak ditemukan dalam proses aplikasi. Untuk identifikasi tiap fungsi lain dijabarkan sebagai berikut :

Eksternal input terdiri dari :

1. Masukan data kebutuhan tanaman 2. Masukan hasil pencarian lahan 3. Masukan data kontrak

4. Masukan data kelompok petani 5. Masukan data dokumen lahan Eksternal Output :

- Pencetakan Laporan lahan - Pencetakan Laporan Kontrak - Data kebutuhan Luas Lahan - Laporan Kontrak

- Data Petani

Internal Logical File terdiri dari :

- Data Lahan - Data Kontrak - Data Kelompok Tani - Data dokumen Lahan - Data Penanggung Jawab Lahan - Data kebutuhan

Bobot kompleksitas dari masing-masing dinilai sesuai aturan DET, RET dan FTR untuk setiap untuk setiap fungsi pemrosesan informasi. Berikut adalah penjabaran perhitungan untuk bobot kompleksitas tiap fungsi pemrosesan.

Tabel 5 Perhitungan DET, FTR dan RET

Fungsi RET DET FTR

ILF Data Lahan Jenis Lahan No Kontrak -

Data Kontrak Spesifikasi Lahan Data Pemilik - Data Kelompok Tani Status Kepemilikan Sertifikat Lahan - Data dokumen Lahan Posisi Lahan Tanggal Kontrak - Data Penanggung Jawab Lahan Status Lahan Data Sewa - Data kebutuhan Luas Lahan No Kelompok Tani -

Kode Lahan Kode Kelompok Tani -

Data Gambar GPS Alamat kelompok Tani -

Dokumen Kontrak Daftar Kelompok Tani -

Taksasi produksi Data Penanggung Jawab -

Luas Kebutuhan Lahan

Total 6 RET Total 20 DET

EIF - -

Total 0 RET Total 0 DET

EI Jenis Lahan No Kontrak Data Lahan

Spesifikasi Lahan Data Pemilik Data Kontrak

Status Kepemilikan Sertifikat Lahan Data Kelompok Tani

Posisi Lahan Tanggal Kontrak Data dokumen

Lahan

Status Lahan Data Sewa Data Penanggung

Jawab Lahan

Luas Lahan No Kelompok Tani Data kebutuhan

Kode Lahan Kode Kelompok Tani

Data Gambar GPS Alamat kelompok Tani

Dokumen Kontrak Daftar Kelompok Tani

Taksasi produksi Data Penanggung Jawab

Luas Kebutuhan Lahan

Total DET 20 Total 6 FTR

EO Total Lahan yang digunakan Data Lahan

Kebutuhan vs Realita Data Kontrak

Total Sewa Lahan Data Kelompok

Tani

Total kontrak Data dokumen

Lahan

Jenis Kontrak Data Penanggung

Jawab Lahan

Laporan Per periode Kontrak Data kebutuhan

Total 6 DET Total 6 FTR

EQ - -

Total 0 DET Total 0 FTR

Sehingga rangkuman dari semua perhitungan UFP Manajemen Lahan dijabarkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 6 Rangkuman Perhitungan DET, RET dan FTR Manajemen Lahan

Fungsi Perhitungan Bobot Kompleksitas

Bobot Kompl eksitas Nilai Kompleksit as UFP Jumlah RETs DETs FTR ILF 6 6 20 - High 15 90 EIF 0 0 0 - Low 5 0 EI 5 - 20 6 High 6 30 EO 6 - 6 6 High 7 42 EQ 0 - 0 0 Low 3 0 Total UFP 162 B. 4.1.1 Perhitungan Total UFP Manajemen Lahan

Hasil tiap fungsi dari masing-masing 8 sub unit yang Pabrik Gula diakumulasi sehingga didapatkan hasil Unjusted Function Point yaitu 586. Selanjutnya, hasil perhitungan UFP dikalikan 53, dimana nilai ini merupakan standar konversi

(5)

Source Line of Code untuk bahasa pemrograman Java yang merupakan bahasa pengembangan yang akan digunakan untuk membuat sistem Enterprise Resource Planning. Sehingga hasil konversi UFP menjadi SLOC adalah 31164. Untuk mendapatkan nilai size dalam satuan KLOC maka nilai SLOC harus dibagi 1000, maka hasil akhir size adalah 31,164 KLOC. Berikut adalah detail akumulusi UFP dari keseluruhan modul pada pabrik gula.

Tabel 7 Perhitungan Unjusted Function Point Seluruh Modul

Sub Modul ILF EIF EI EO EQ UFP SLOC KLOC

Mnj. Lahan 90 0 30 42 0 162 8586 8.586 Mnj. Tanaman 21 10 12 10 0 53 2809 2.809 Mnj. Tebang angkut 35 10 30 28 0 103 5459 5.459 Mnj. Bibit 28 10 24 14 0 76 4028 4.028 Mnj. Bagi hasil/DOTR 21 0 12 8 0 41 2173 2.173 Mnj. Timbang bahan 7 10 3 4 0 24 1272 1.272 Mnj. Pengolahan 14 0 8 15 0 37 1961 1.961 Mnj. Gudang 40 0 24 28 0 92 4876 4.876

C. Perhitungan Faktor Eksponen

Pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan nilai faktor skala untuk tiap parameter pada faktor eksponen adalah dengan menggunakan metode survey. Sampel yang digunakan berjumlah 30 buah berdasar atas kaidah statistika, mengikuti distribusi normal dengan menggunakan pendekatan “Participants” yaitu mengambil responden dari mahasiswa yang familiar dengan aplikasi ERP. [15]

Setelah memastikan hasil kuesioner telah valid dan reliable, selanjutnya hasil penilaian tiap faktor tersebut dirata-rata pada masing-masing parameternya untuk mendapatkan nilai/skor yang digunakan untuk pengalian bobot. Untuk rekap hasil dan perhitungan pada masing-masing faktor eksponen yaitu seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 8 Tabel 8 Faktor eksponen

Faktor Eksponen Faktor Skala Nilai

Precedentedness Nominal 3,72

Flexibility Low 4,05

Significant risks eliminated High 2,83 Team interaction process Very High 1,1 Process maturity Very High 0,156 Dengan menggunakan persamaan faktor eksponen, maka dapat dihitung faktor pangkat E sebesar 1.0426

D. Perhitungan Effort Adjustment Multipliers

Data mengenai Effort Adjusment Multipliers dikumpulkan berdasarkan metode kuisioner yang sama dilakukan pada fakor eksponen. Tabel 7. menunjukkan rekap hasil dan perhitungan

pada masing-masing faktor Effort Adjusment Multipliers yaitu seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 9 Perhitungan Faktor EAF

Penggerak Biaya Level Effort

Multiplier

RCPX Very High 1,91

RUSE Very High 1,07

PDIF High 1,29

PERS Very High 0,63

PREX High 0,87

FCIL Very High 0,73

SCED High 1

Dengan menggunakan persamaan faktor penggerak biaya, maka didapatkan nilai EM sebesar 7.5

E. Perhitungan Effort (Person Month)

[6]

Diketahui bahwa nilai A = 2,94 (menurut cocomo II 2000) dan dari keseluruhan perhitungan didapatkan nilai untuk Size adalah 31,164, faktor eksponen adalah 1,0426 dan effort multipliers adalah 7.5 maka hasil perhitungan usaha yang dapat diketahui dari persamaan adalah 796 person month. Person month terdiri dari 152 jam waktu kerja. [6]

3) Estimasi Biaya Total

Sebelum mendapatkan hasil estimasi dalam satuan biaya, estimasi usaha harus dibagi dengan durasi pengerjaan proyek untuk mendapatkan nilai averaging staff, dimana perhitungan durasi proyek memiliki persamaan sebagai berikut.

Dimana nilai PM adalah 796, nilai E adalah 1,04 dan SCED adalah 75% maka didapatkan nilai durasi proyek adalah 8.66 bulan atau 9 bulan. Kemudian untuk mendapatkan nilai average staffing digunakan persamaan berikut.

Average staffing = Effort/duration [17]

Dimana effort adalah 796 dan duration adalah 9 bulan, sehingga nilai average staffing adalah 92 person.Maka total estimasi biaya pembuatan ERP dalam satuan rupiah digunakan perhitungan dibawah ini :

Biaya Total = Average Staffing x Average labor cost Average Labor Cost didapatkan dari standar gaji dari Kelly service untuk pekerja IT. Sehingga didapatkan hasil perhitungan biaya adalah :

92 Person x 3.000.000 = Rp. 275.728.775,-

M

E

(Size)

A

nominal

PM

100

%

)

(

67

.

3

(0.28 0.2 ( 0.91))

SCED

PM

TDEV

 E

(6)

IV. KESIMPULAN DAN RINGKASAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Pengerjaan proyek perangkat lunak ERP perusahaan perkebunan masih berada pada fase awal dalam siklus pengembangan perangkat lunak, sehingga perhitungan size yang digunakan merupakan analisa data flow diagram yang merupakan hasil intepretasi proses bisnis dan arsitektur aplikasi sistem ERP. Dari analisa tersebut didapatkan hasil penghitungan Unadjusted Function Point (UFP) yang kemudian harus dikonversikan ke dalam bentuk Source Line Of Code (SLOC) untuk mendapatkan nilai size ukuran perangkat lunak.

2. Penilaian faktor eksponen dan faktor penyesuaian usaha juga berperan penting dalam menentukan besarnya estimasi usaha (effort) dalam pembuatan modul ERP. Penilaian terhadap dua faktor tersebut didapatkan dengan metode survey dan hasil penilaian dari beberapa kedua faktor perlu disesuaikan dengan dokumen Term of Reference yang menjadi acuan Perusahaan Perkebunan dalam menyeleksi kebutuhan tim pengembang proyek ini.

3. Besarnya estimasi usaha dalam pembuatan modul ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula di Perusahaan. Perkebunan diketahui dari perhitungan sejumlah komponen nilai yang dirumuskan dalam metode cocomo II. Hasil akhir perhitungan mendapatkan estimasi usaha sebesar 36.164 person-month

4. Hasil estimasi biaya yang diperoleh dalam tugas akhir ini dapat memberikan justifikasi terkait pengalokasian biaya untuk melaksanakan proyek pembuatan modul ERP pada unit bisnis Pabrik Gula di Perusahaan Perkebunan. Sehingga didapatkan Perhitungan perkiraan total biaya pembuatan Enterprise Resource Planning Perusahaan Perkebunan menggunakan Cocomo II telah menghasilkan perkiraan sebesar Rp. Rp. 275.728.775,-

Beberapa hal yang diharapkan dapat dikembangkan di masa mendatang adalah sebagai berikut:

1. Metode survey yang dilakukan untuk penilaian terhadap faktor eksponen dan faktor penyesuaian usaha ke depannya lebih tepat mengambil responden dari orang-orang yang pernah berpengalaman menjadi tim pengembang perangkat lunak ERP (expert judgement) agar bisa mendapatkan hasil penilaian yang lebih dekat dengan kondisi sesungguhnya untuk pembuatan modul ERP dalam studi kasus ini.

DAFTARPUSTAKA

[1] Suharjito and Budi Prasetyo, "Estimasi Usaha Proyek Pengembangan Software Yang Berorientasi Objek Dengan Use Case Point Metric," Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008, p. 2, 2008.

[2] Khatibi Vahid and N. A Jawawi Dayang, "Software Cost Estimation Methods," A Review, CIS Journal, 2010-2011. [3] B. Boehm, "Software Cost Estimation with COCOMO II,"

Prentice Hall, Upper Saddle River, 2000.

[4] Z. Bin Mansor, Z.M. Kasirun, N.H.H. Arshad, and S. Yahya, Information Technology (ITSim), 2010 International Symposium in, vol. 3, 2010.

[5] Sunita Devnani-Chulani, Clark Brad, and Boehm Barry, "Calibration Approach and Results of the COCOMO II

Post-Architecture Model," Software Engineering, 1998. Proceedings of the 1998 International Conference, 1998.

[6] Centre of Software Engineering, "COCOMO II Model Definition Manual," Software Engineering Department of USC, California, 1997.

[7] I. Sommervile, "Software Cost Estimation," Software Engineering 7th chapter 26, 2004.

[8] Baik J., B. Boehm, and B.M Steece, "Disaggregating and Calibrating CASE Tool Variable in COCOMO II," IEEE, vol. 28 no 11, 2002.

[9] B. Boehm et al., "Cost Models for Future Life Cycle Processes: COCOMO II," Science Publisher, Amsterdam, 1995.

[10] Bob Hughes and M. Cotterell, "Software Project Management (2nd Edition)," TMH, 1999.

[11] B. W. Boehm et al., Software Cost Estimation with Cocomo II with Cdrom, 1st ed.: Prentice Hall PTR, 2000.

[12] Eko Handoyo, Aderian Primaraka, and R.Rizal Isnanto, "Estimasi Biaya Pembuatan Perangkat Lunak Menggunakan Metode COCOMO II Pada Sistem Informasi Pelaporan Kegiatan Pembangunan," 2011.

[13] R. Sarno, J. L. Biliali, and S. Maimunah, "Pengembangan Metode Analogy Untuk Estimasi Biaya Rancang Bangun Perangkat Lunak," Makara Teknologi Vol. 6 No. 2, 2002. [14] Simon Newton, Poya Manouchehri, and Steven Kah Hien

Wong, "Personal Project Estimation Tool," University of Western Australia, 2004.

[15] Ochodek M., Alchimowicz B., Jurkiewicz J., and Nawrocki J. , "Improving the reliability of transaction identification in use case," Information & Software technology S3, 2011.

[16] IFPUG, IFPUG Function Point Counting Practices: Manual Release 4.1.1, International Function Point Users’ Group, Westerville, 2000.

[17] Ismaeel Rashied Hana and Abeer Salim Jamil, "Software Engineering Cost Estimation Using COCOMO II Model," 2007.

Referensi

Dokumen terkait