Abstrak— Sebuah proyek estimasi perangkat lunak Enterprise Resource Planning (ERP) dilakukan agar pengalokasian dana yang dimiliki tidak mengakibatkan under-estimate atau over-under-estimate. Under-under-estimate terjadi karena kurangnya pengalokasian sumber daya sehingga dapat berpotensi kegagalan proyek sedangkan Over-estimate terjadi karena pengalokasian sumber daya yang berlebihan.
Analisis perkiraan biaya nantinya akan didasarkan pada penghitungan Function Point, perkiraan usaha (effort) dan penentuan tarif biaya standar aktivitas tenaga ahli SI/TI berdasarkan Kasem Sholeh dan Kelly services 2011. Metode estimasi yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah Metode Function Point. Metode ini dipilih karena merupakan model perhitungan berdasarkan jumlah fungsi-fungsi yang diperlukan suatu proyek dan datanya telah tersedia pada tahap awal proyek.
Hasil yang diharapkan dari tugas akhir ini berupa estimasi effort dan biaya pembuatan ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula yaitu modul SCM-Logistik di PT. Perkebunan XYZ.
Kata kunci: Estimasi biaya, Effort, Enterprise Resourse Planning (ERP), Function Point
I. PENDAHULUAN
Dalam sebuah proyek pembuatan perangkat lunak Enterprise
Resource Planning (ERP) biasanya terdapat permasalahan over-estimates dan under-estimates. Dari permasalahan
tersebut dapat menyebabkan pembengkakan biaya maupun mengurangi kualitas produk karena penekanan biaya. Kedua penyebab itulah yang berpotensi pada pembuatan perangkat lunak, proyek tersebut bisa dianggap berhasil maupun gagal. Kedua permasalahan tersebut membuktikan bahwa perkiraan biaya harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat dan teliti, sehingga nantinya dapat dicapai keberhasilan proyek pembuatan perangkat lunak yang tepat waktu, sesuai anggaran biaya dan terpenuhinya standar kualitas produk yang dihasilkan.
Dalam perhitungan perkiraan biaya untuk pembuatan ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula yaitu modul SCM-Logistik pada studi kasus kali ini, pendekatan dilakukan yaitu
Functioin Point. Metode Function Point karena merupakan
model perhitungan berdasarkan jumlah fungsi-fungsi yang diperlukan suatu proyek dan datanya telah tersedia pada tahap awal proyek. Hasil dari Tugas Akhir ini berupa hasil estimasi effort dan biaya pembuatan Enterprise Resource
Planning (ERP) untuk unit bisnis Pabrik Gula yaitu modul
Logistik dan SCM pada PT. Perkebunan XYZ
II. URAIANPENELITIAN
1)Enterprise Resource Planning (ERP)
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan fungsi
sistem aplikasi perangkat lunak yang dapat membantu organisasi dalam mengendalikan bisnis yang lebih baik karena dapat mengurangi tingkat stok dan inventori, meningkatkan perputaran stok, mengurangi cycle time order, meningkatkan produktivitas, komunikasi lebih baik serta berdampak pada peningkatan benefit/profit perusahaan.
2)Perkiraan Biaya Perangakt Lunak
Perkiraan biaya dan usaha proyek merupakan suatu kegiatan pengaturan sumber daya dalam mencapai tujuan dan sasaran dari proyek, sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan tahapan dan target yang dikehendaki. Dalam usaha perkiraan biaya sering ditemui dua permasalahan yaitu over-estimates dan under-estimates. Untuk itu, perlu dilakukan langkah yang hati-hati dalam melakukan perkiraan biaya suatu proyek perangkat lunak sehingga dapat dicapai keberhasilan proyek yaitu tepat waktu, sesuai budget dan terpenuhinya standar kualitas produk.
3)Metode Function Point
Function Point merupakan pendekatan yang berorientasi pada fungsi mengukur fungsionalitas aplikasi untuk mengestimasi ukuran software dan selanjutnya digunakan
Perkiraan Biaya Pembuatan Enterprise
Resource Planning (ERP) Untuk Unit Bisnis
Pabrik Gula Pada PT.Perkebunan XYZ
Dengan Metode Function Point
Imania Daniari
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
untuk estimasi biaya dan usaha yang diperlukan untuk mengembangkan sistem. Tahap-tahap yang dilakukan untuk menentukan Function Point, Secara singkat diterangkan sebagai berikut:
1. Menghitung nilai Function Point
a. Mengidentifikasi fungsi-fungsi sebagai parameter proyek disesuaikan dengan pendekatan data flow
diagram.
b. Menentukan tipe fungsi pengguna berdasarkan data
flow diagram, antara lain: EI, EO, EQ, ILF dan EIF.
c. Masing-masing fungsi yang telah dikelompokkan diberi bobot sesuai dengan tingkat kompleksitasnya, kemudian setiap nilai dikalikan dengan faktor kali kompleksitas masing-masing. Nilai total seluruh fungsi disebut Un-adjusted Function Point.
d. Mengidentifikasi karakteristik aplikasi yang disebut faktor kompleksitas teknis (technical Complexity
Factor). TCF dihitung memberikan bobot 0-5
e. Menghitung Function Point
2. Memetakan jumlah Function Point ke effort yang diperlukan dalam satuan person-months.
3. Menghitung biaya pembuatan perangkat lunak .
Secara lebih mendetail 3 langkah tersebut diterangkan sebagai berikut:
1. Menghitung Nilai Function Point
a. Mengidentifikasi fungsi-fungsi sebagai parameter proyek disesuaikan dengan pendekatan data flow
diagram.
b. Menentukan tipe fungsi pengguna berdasarkan data
flow diagram, antara lain: External Input, External
Output, External Inquery, Internal Logical File dan External Interface File.
Table 1 Tipe Fungsi Pengguna External Input
(EI)
Proses dasar yang mengolah data atau mengontrol informasi yang datang dari luar sistem
External Outputs (EO)
Sebuah proses yang mengirimkan data atau informasi yang diproses terlebih dahulu melalui process logic atau proses matematik. External Inquiry
(EQ)
Sebuah proses yang mengirimkan data atau informasi keluar dari batas suatu sistem (hanya menampilkan data dilayar user). Internal Logical
File (ILF)
Kumpulan data atau informasi yang digunakan dalam aplikasi. Peran ILF adalah proses menyimpan data dalam aplikasi. (Database)
External Interface Files (EIF)
Berkas yang dilewatkan atau dibagikan diantara system perangkat lunak yang dihitung sebagai tipe berkas antarmuka eksternal dalam setiap sistem. (Referensi)
c. Penentuan bobot kompleksitas Function Point terdiri atas Data Element Type (DET) yaitu Field yang tidak berulang dan didefinisikan sebagai field unik dalam sebuah internal logical file. Record Element
Type (RET) yaitu Sub kelompok data di dalam
sebuah logical file. File Type Reference (FTR)
yaitu Tipe file yang berupa Internal Logical File (ILF) atau External Interface File (EIF). Cara
mudah untuk mengidentifikasi FTR dengan mengidentifikasi ILF dan EIF Karena jumlah keduanya sesalu sama.
Table 2 Bobot Komleksitas untuk External Input
FTR DET
<5 5 - 15 >15
0 atau 1 Low Low Average
2 Low Average High
>2 Average High High
Table 3 Bobot Komleksitas untuk Eksternal
Output dan External Inquiry
FTR DET
<6 6 - 19 >19 0 atau 1 Low Average Average
2 atau 3 Low Average High
>3 Average High High
Table 4 Bobot Komleksitas untuk Logical
Internal File dan External Interface File
RET DET
<6 6 - 19 >19
1 Low Average Average
2 - 5 Low Average High
>5 Average High High
Untuk menghitung Un-adjusted Function Point setiap nilai dikalikan dengan faktor kali kompleksitas masing-masing, berikut adalah table kali berdasarkan kriteria dari setiap kategori.
Table 5 Bobot Kompleksitas
Analisis FP Low Average High total External Input 3 x____ 4 x____ 6 x____ External Output 4 x____ 5 x____ 7 x____ External Inquiries 3 x____ 4 x____ 6 x____
Internal Logical Files 7 x____ 10 x____ 15 x____ External Interfaces Files 5 x____ 7 x____ 10 x____ Un-adjusted Function Point (UFP)
d. Mengidentifikasi karakteristik aplikasi yang disebut faktor kompleksitas teknis (Technical Complexity Factor).
Untuk mengetahui TCF terlebih dahulu kita menghitung factor teknis atau RCAF.
score System influence 0 No Influence 1 Incidental Influence 2 Moderate Influence
3 Average Influence 4 Signigicant Influence 5 Strong Influence
Table 6 Relative Complexity Adjusment Factor (RCAF)
No. Subject Grade
1 Data Communications 0 1 2 3 4 5 2 Distributed Data Processing 0 1 2 3 4 5 3 Performance 0 1 2 3 4 5 4 Heavily Used Configuration 0 1 2 3 4 5 5 Transaction Rate 0 1 2 3 4 5 6 Online Data Entry 0 1 2 3 4 5 7 End-User Efficiency 0 1 2 3 4 5 8 Online Update 0 1 2 3 4 5 9 Complex Processing 0 1 2 3 4 5 10 Reusability 0 1 2 3 4 5 11 Installation Ease 0 1 2 3 4 5 12 Operational Ease 0 1 2 3 4 5 13 Multiple Sites 0 1 2 3 4 5 14 Facilitate Change 0 1 2 3 4 5 Total = RACF TCF = 0.65 + 0.01 x RCAF e. Menghitung Function Point
FP= UFP * TCF
1.1 Pemahaman Jones (effort)
Setelah nilai Function Point diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung usaha yang optimal
person-months, Untuk mengetahui usaha tersebut digunakan fungsi
estimasi eksponensial yang diajukan oleh jones menggunakan persamaan dibawah ini:
f = function point count m = man-months of effort
j = jones’s first-order estimate exponent
m = f3*j/27
Table 7 Eksponen Jones Kind of Software Best in class Averag e Worst in class Systems 0,43 0,45 0,48 Business 0,41 0,43 0,46 Shrink-wrap 0,39 0,42 0,45
Sedangkan untuk mendapatkan lama durasi proyek dan jumlah staff, maka perhitungannya menggunakan rumus dibawah ini:
s = schedule months for optimal schedule s = fj
1.2 Guideline Alokasi Biaya dan SDM
Penelitian Kassem Saleh (2011) menghasilkan
guideline yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya
dan sumber daya manusia untuk pembuatan perangkat lunak ukuran medium dan besar. Pada penelitian ini, dilaporkan bahwa ada 3 kelompok aktivitas utama yang diberikan sebagai berikut:
a.Aktivitas berkesinambungan (ongoing activities) sekitar 21% dari total effort. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya ongoing activity (Boa).
b.Aktivitas yang berkaitan dengan kualitas dan pengujian, sekitar 37% dari total effort. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya kualitas dan pengujian (Bkp).
c.Aktivitas fase pengembangan perangkat lunak, sekitar 42% dari total effort. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya pembuatan perangkat lunak (Bppl).
Memperhatikan keterangan di atas, maka biaya pembuatn perangkat lunak ERP dapat dihitung dengan menggunakan formula di bawah ini.
III. HASILDANPEMBAHASAN
1)Analisis Data Flow Diagram
Untuk menggambarkan Data Flow Diagram pada manajemen lahan, yang pertamakali dilakukan adalah menentukan proses-proses yang akan terjadi. Proses-proses tersebut dan sub-prosesnya akan digambarkan pada diagram berjenjang, yang dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 1 Diagram berjenjang manajemen lahan
Gambar 3 DFD level 1manajemen lahan
Gambar 4 DFD level 2 proses cek kebutuhan lahan
Gambar 5 level 2 proses pembuatan kontrak
2)Perhitungan Function Point
Dari data flow diagram diatas didapatkan 3 dari 5 tipe fungsi pengguna. Tipe fungsi pengguna yang tidak didapatkan adalah fungsi External Inquiries (EQ) dan External Logical
Files (EIF). Tiga tipe fungsi pengguna dapat dilihat pada
tabel 1, sebagai berikut:
Tabel 1 Tipe fungsi pengguna manajemen lahan Data Function
External Input
1. Kebutuhan tanaman 2. data dokumen lahan 3. data kontrak (sewa)
4. data kerjasama (kelompok tani) External output
1. Laporan lahan 2. Data kontrak Internal Logical Files
1. data dokumen lahan 2. data lahan
3. data kontrak 4. data petani
Langkah selanjuatnya adalah menentukan bobot kopleksitas dari tiap fungsi sesuai aturan yang berlaku. Berikut adalah penjabarannya:
Tabel 2 Penentuan FTR, DET dan RET pada manajemen lahan
Setelah penentuan selesai, perhitunagn UFP dalam dilihat dibawah ini:
Tabel 3 Perhitungan UFP manajemen lahan Analisis FP Low Average High total External Input 3 x 0 4 x 0 6 x 4 24 External Output 4 x 0 5 x 2 7 x 0 10 External Inquiries 3 x 0 4 x 0 6 x 0 0 Internal Logical Files 7 x 0 10 x 4 15 x 0 40 External Interfaces Files 5 x 0 7 x 0 10 x 0 0
Un-adjusted Function Point (UFP) 74 Modul pabrik gula memiliki 8 sub modul, sehingga akumulasi nilai UFP untuk semua modul, yaitu:
Tabel 4 Perhitungan total UFP Sub- Modul
Analisis FP
EI EO EQ ILF EIF Total Manajemen Lahan 24 10 0 40 0 74 Manajemen Tanaman 20 15 0 40 0 75 Manajemen Tebang/Angkut 16 20 0 50 0 86 Manajemen Bibit 6 8 0 20 0 34 Manajemen Bagi hasil/DOTR 8 8 0 30 0 46 Manajemen Timbang Bahan 6 8 0 0 0 14 Manajemen Produksi 6 12 0 20 0 38 Manajemen Gudang 12 20 0 40 0 72
Total Un-adjusted Function Point (UFP) 439
Pada perhitungan faktor teknis kali ini, untuk menentukan nilai dari masing-masing parameter dilakukan pengambilan data melalui kuisioner. Hasil kuisioner faktor kompleksitas teknis pada masing-masing faktor dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:
Tabel 5 Faktor kompleksitas teknik
No.
Subject
Grade
1
Data Communications
4
2
Distributed Data Processing
5
3
Performance
4
4
Heavily Used Configuration
4
5
Transaction Rate
5
6
Online Data Entry
5
7
End-User Efficiency
4
8
Online Update
4
9
Complex Processing
4
10
Reusability
5
11
Installation Ease
4
12
Operational Ease
4
13
Multiple Sites
4
14
Facilitate Change
4
Total RCAF
60
Nilai TCF didapatkan dari rumus perhitungan dibawah
ini :
TCF = 0,65 + (0,01 x RCAF) = 0,65 + (0,01x60) = 1,25
Untuk menghitung nilai Function Point didapatkan dari
perkalian antara Un-adjusted Function Point dan
Technical Complexity Factor.
Function Point = UFPxTCF = 439 x 1,25 = 549
3)Perhitungan Effort
Setelah nilai Function Point diketahui, langkah
selanjutnya adalah menghitung usaha yang optimal
.Maka, hasil yang diperoleh sebagai berikut:
Effort (m) =
FP 3*j/27 = 5493*0,46/27 = 223 person-monthss = schedule months for optimal schedule
s = f
j= 549 ^0,46 = 18 months
4)Perhitungan Biaya Total
Mengacu pada Penelitian Kassem Shaleh, maka didasarkan pada 3 kelompok aktivitas, hasil akhir Effort ini dibagi ke dalam masing-masing segmentasi peran dalam tiap kelompok aktivitasnya, Mengacu pada Indonesia Salary Guide yang dikeluarkan oleh Kelly Service, terdapat perbedaan standar gaji untuk setiap bagian pekerjaan.Dari acuan tersebut dapat dihitung biaya per aktivitas dengan berdasarkan effort untuk masing-masing aktivitas. Sehingga, Estimasi Biaya total untuk modul ERP pada unit bisnis Pabrik Gula yakni sejumlah pada table 6:
Tabel 6 Estimasi Biaya total ERP modul pabrik gula
No. Kelompok
Aktivitas
%Effort Effort Standart
Gaji Total 1 Software Develompment a Requirement 7.5% 41 Rp 5,000,000 Rp 205,781,250 b Specification & Design 17.5% 96 Rp 5,000,000 Rp 480,156,250 c Coding 10.0% 55 Rp 3,000,000 Rp 164,625,000 d Integration Testing 7.0% 38 Rp 3,000,000 Rp 115,237,500 Total 42.0% Rp 965,800,000
2 On Going Activity a Project Management 7.0% 38 Rp 10,000,000 Rp 384,125,000 b Configuration Management 4.0% 22 Rp 7,000,000 Rp 153,650,000 c Documentation 4.0% 22 Rp 3,000,000 Rp 65,850,000 d Acceptance & Deployment 6.0% 33 Rp 4,000,000 Rp 131,700,000 Total 21.0% Rp 735,325,000 3 Quality and Testing a Quality Assurance & Control 12.5% 69 Rp 3,000,000 Rp 205,781,250 b Evaluation and Testing 24.5% 134 Rp 3,000,000 Rp 403,331,250 Total 37.0% Rp 609,112,500 Grand Total Rp 2,310,237,500
IV. KESIMPULANDANRINGKASAN
Dari hasil penelitian selama ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.:
1. Hasil dari pembuatan Data Flow Diagram
dibutuhkan menentukan jumlah fungsi pengguna yang kemudian digunakan untuk menghitung
Unadjusted Function Point (UFP). Dari nilai UFP
dikalikan nilai TFC untuk menghasilkan nilai
Function Point. Nilai akhir dari Function Point
sebesar 549
2. Besarnya estimasi usaha (effort) dalam pembuatan modul ERP untuk unit bisnis Pabrik Gula pada Perusahaan PT.Perkebunan XYZ diketahui dari perhitungan sejumlah komponen nilai yang dirumuskan dalam metode Function Point. Hasil akhir perhitungan mendapatkan estimasi usaha sebesar 223 person-month
3. Hasil perkiraan biaya pembuatan modul ERP dihitung dari total biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing fase/kelompok aktivitas yang dibebankan untuk satu unit bisnis Pabrik Gula. Hasil akhir perhitungan mendapatkan perkiraan biaya sebesar Rp 2.310.237.500,-
Beberapa hal yang diharapkan dapat dikembangkan di masa mendatang adalah sebagai berikut:
1. Metode survey yang dilakukan untuk penilaian terhadap faktor kompleksitas teknis ke depannya lebih tepat mengambil responden dari orang-orang yang pernah berpengalaman menjadi tim pengembang perangkat lunak ERP (expert
judgement) atau bisa juga orang-orang yang akan
diseleksi untuk menjadi tim pengembang proyek ini. Hal tersebut dilakukan agar bisa mendapatkan hasil penilaian yang lebih dekat dengan kondisi sesungguhnya untuk pembuatan modul ERP dalam studi kasus ini.
DAFTARPUSTAKA
[1]. Albrecht A.J and J.E Gaffney, (1983). Software
Function, Source Lines of Code and
Development Effort Prediction: A Software Science Validation. IEEE Trans. Software Eng. SE, pp.639-648
[2]. Boehm, B., Clark, B., Horowitz, E., Madachy, R., Shelby, R., & Westland, C. (1995). Cost Models for Future Software Life Cycle Processes:
COCOMO 2.0, Annals of Software
Engineering. Dipetik September 30, 2011 [3]. Galin Daniel, (2004). Software Quality
Assurance From theory to implementation. Pearson Education Limited.
[4]. Hartono, Jogitanto. (2008). Analisis dan Desain sistem informasi : Pendekatan terstruktur teori & praktek aplikasi bisnis.
[5]. IFUG, IFUG Function Point Counting
Practices, 4.1.1-4.3.1th ed.: Internasional
Function Point Users’ Group, Westerville, 2000.
[6]. Kelly Service, Inc. Employment Oulook and Salary Guide 2011/12 : A Tool for Workforce Planning.
[7]. Khatibi, V., & Jawawi, D. N. (2010). Software Cost Estimation Methods: A Review. Journal
of Emerging Trends in Computing and Information Sciences , 2 (1), 21-29.
[8]. Software Engineering: Function Point
Analysis, <URL:http://www.leepoint.net/notes-java/principles_and_practices/fpa/fpa-intro.html> [9]. M. Ochodek., et al. 2011. Improving the
reliability of transaction identification in use cases. Information and Software Technology 53 (2011) 885–897.
[10]. Suharjito, Prasetyo B., 2006, Penggunaan Model
Function Point Dalam Estimasi Biaya Dan
Usaha Proyek Pengembangan Software Sistem Informasi Bisnis.
[11]. Saleh, K. (2011). Effort and Cost Allocation in Medium to Large Software Development Projects. Intenational Journal of Computers (1), 74-79
[12]. Yinhuan Zheng, Yilong Zheng, Beizhan Wang, Liang Shi, (2009). Estimation of software projects effort based on function point.