• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG TAHUN 2013"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

POLRI DAERAH JAWA BARAT BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH

BANDUNG TAHUN 2013

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji dan Syukur ke hadirat Illahi Robbi, karena atas rahmat dan ridhoNya Rumah Sakit BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG dapat menyelesaikan pertanggung jawaban yang tersusun dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumkit Bhayangkara Bandung T.A 2013 sesuai amanat dari Peraturan Kapolri Nomor 20 tanggal 30 Oktober 2012 tentang penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Isi dari LAKIP pada intinya merupakan uraian pertanggungjawaban pelaksanaan yang telah digariskan dan kebijaksanaan operasional Rumkit, pencapaian visi dan misi Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung serta penjelasan tentang pengukuran kinerja, capaian kinerja dan analisis capaian kinerja yang tertuang dalam bentuk Analisa efisiensi dan efektifitas kinerja kegiatan tahun berjalan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung tahun 2013 merupakan media pertanggungjawaban yang dikaitkan dengan Revisi Rencana Strategis Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung tahun 2010 - 2014, hal ini merupakan wujud dari Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung untuk dapat menyajikan pertanggungjawaban yang transparan dan akuntabel, dalam mencapai sasaran dan tujuan sesuai rencana kerja Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung T.A 2013.

Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu hingga dapat tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung T.A 2013 ini.

Akhir kata, semoga Laporan Akuntabilitas ini dapat diterima dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja Rumah Sakit dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Polri khususnya dan masyarakat umum di Jawa Barat untuk masa yang akan datang.

Bandung, Januari 2014

KARUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

dr. HISBULLOH HUDA, Sp.PD KOMBES POL NRP 66070549

(3)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung telah ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sesuai Keputusan Menteri Keuangan No.265/KMK.05/2011 tanggal 15 Agustus 2011 tentang Penetapan Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung pada Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Dalam perkembangan dan kemajuan di bidang kesehatan Rumah Sakit dituntut untuk dapat mewujudkan suatu kebutuhan masyarakat khususnya di bidang pelayanan kesehatan secara global. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi di bidang kesehatan, Rumah Sakit Bhayangkara Bandung dituntut untuk mampu menjawab tantangan di masa mendatang, untuk itu Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung harus memiliki Visi dan Misi yang jelas guna menciptakan suatu pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Pertumbuhan kinerja tahun 2013 secara keseluruhan pencapaian kinerja program sebesar 85% Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung tahun 2013 mendapat dukungan anggaran sebesar Rp. 22.998.797.000,- meliputi Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Polri sebesar Rp.22.761.797.000,-, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Polri sebesar Rp.216.000.000,- dan Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana sebesar Rp.21.000.000,- .

Dari dukungan anggaran dan berdasarkan tugas pokok dan fungsi sesuai Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2011, hal-hal yang dapat dilaksanakan sesuai penetapan kinerja diantaranya adalah :

 Satker Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung sudah menyusun produk-produk perencanaan disertai dengan pendukung kegiatannya antara lain dokumen Rancangan Rencana Kerja, Rencana Kerja, Penetapan Kinerja, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), dokumen DIPA/RKA, dokumen hubungan dan Tata Cara Kerja (HTCK) disertai dengan hasil analisa beban kerja (ABK).

(4)

 Rencana aksi program pelayanan kesehatan yang telah disusun dapat mempermudah Satker dalam mengimplementasikan programnya sehingga sasaran untuk mewujudkan tata kelola perumahsakitan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel dapat terwujud.

 Rumah Sakit sebagai Institusi pelayanan kesehatan menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan kebijakan yang telah dituangkan dan ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit.

Disadari sepenuhnya bahwa dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut ada beberapa kendala/hambatan namun berkat keseriusan seluruh personel Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung, hambatan/kendala tersebut dapat dilalui sehingga pada akhir tahun 2013 dapat tersaji LAKIP Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung Tahun 2013.

(5)

POLRI DAERAH JAWA BARAT

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Kondisi Umum

Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis Pusdokkes Polri yang berkedudukan dibawah Kapusdokkes Polri selaku pembina fungsi teknis kedokteran kepolisian dan kesehatan kepolisian. Untuk pelaksanaan teknis operasional dan administratif Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung berada dibawah Kapolda melalui Kabiddokkes menyelenggarakan kegiatan pelayanan kedokteran kepolisian untuk mendukung tugas operasional Polri dan pelayanan kesehatan kepolisian bagi pegawai negeri pada Polri dan keluarganya serta masyarakat umum secara prima.

Berdasarkan surat Izin Nomor : 445/1752-Dinkes/05-SIPRS/II/13 tentang Izin Operasional Sementara Rumah Sakit dari Walikota Bandung, diizinkanlah Rumah Sakit Bhayangkara Bandung untuk menyelenggarakan kegiatan Rumah Sakit.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada tanggal 15 Agustus 2011 Rumah Sakit Bhayangkara Bandung ditetapkan oleh Pemerintah menjadi Rumah Sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) berdasarkan PMK No. 265/KMK.05/2011. Sehingga adanya flexibilitas dalam pengelolaan keuangannya agar lebih efektif dan efisien dalam menunjang tugas dan fungsi Rumah Sakit.

Rumah Sakit Bhayangkara Bandung merupakan lembaga milik Pemerintah dibawah koordinasi Kepolisian Daerah Jawa Barat yang berstatus Rumah Sakit tingkat II, terus berbenah dan berupaya memenuhi apa yang disyaratkan oleh suatu Badan Layanan Umum (BLU). Terjadinya

(6)

perubahan sistem pengelolaan keuangan, maka tata kelolapun mengalami perubahan yang mengacu pada pola pengelolaan keuangan BLU yang akan digunakan.

2. Dasar

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tanggal 8 Januari 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan;

d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 dan 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) serta Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga (RKA-KL);

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU); g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga; i. Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Daerah;

j. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2011 tanggal 30 Juni 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Negara Republik Indonesia;

k. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 265 / KMK.05 / 2011 tanggal 15 Agustus 2011 tentang Penetapan Rumah Sakit Bhayangkara Bandung pada Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU);

(7)

l. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2012 tanggal 1 Maret 2012 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

m. Peraturan Kapolri Nomor 17 Tahun 2012 tanggal 26 Juli 2012 tentang Sistem Perencanaan Strategis Kepolisian Negara Republik Indonesia; n. Peraturan Kapolri Nomor 18 Tahun 2012 tentang Penyusunan

Indikator Kinerja Utama (IKU) Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

o. Peraturan Kapolri Nomor 20 Tahun 2012 tanggal 30 Oktober 2012 tentang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; p. Keputusan Kapolri Nomor : Kep/547/VIII/2010 tanggal 30 Agustus

2010 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

q. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/572/XI/2009 tentang Draft Ahir Panduan Penyusunan Rencana Kerja Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

r. Surat Edaran Kapolri Nomor : SE/2/IV/2012 tanggal 16 April 2012 tentang Pedoman Perencanaan Kapolri Tahun Anggaran 2013;

s. Keputusan Kapolda Jabar Nomor : Kep/5/I/2010 tentang Rencana Strategis Polda Jabar tahun 2010-2014;

t. Keputusan Kapolda Jabar Nomor : Kep/1039/XII/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang Rencana Strategis Polda Jabar tahun 2010-2014 (Revisi).

u. Surat Pengesahan Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor : DIPA-060.01.2.642818/2013 tanggal 5 Desember 2012 DS : 0008-7071-6536-7476 tentang Pengesahan DIPA BLU Rumkit Bhayangkara Bandung beserta Revisinya;

v. Penetapan Kinerja Rumkit Bhayangkara Bandung Tahun 2012;

w. Keputusan Kepala Rumkit Bhayangkara Bandung Nomor : Kep / 02 / IV / 2013 tanggal 8 April 2013 tentang Rencana Strategis Rumkit Bhayangkara Bandung tahun 2010-2014 (Revisi);

(8)

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 11 tanggal 30 Juni Tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Negara Republik Indonesia. Rumkit Bhayangkara bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan Kedokteran Kepolisian untuk mendukung tugas operasional Polri dan pelayanan kesehatan Kepolisian bagi Pegawai Negeri pada Polri dan keluarganya serta masyarakat umum secara prima.

Fungsi Rumkit Bhayangkara adalah :

1. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan secara internal pada bidang pengelolaan sumber daya dan operasional pelayanan sesuai dengan standar pelayanan Rumkit Bhayangkara;

2. Pembinaan perencanaan dan administrasi Rumkit Bhayangkara meliputi bidang personel, materiil, logistik dan keuangan;

3. Pembinaan fungsi pelayanan kesehatan yang meliputi Sistem Informasi Manajemen (SIM), Rekam Medik (RM), dan pendidikan pelatihan serta penelitian pengembangan;

4. Pelayanan medik dan keperawatan untuk mewujudkan pelayanan prima dan paripurna;

5. Pelayanan Kedokteran Kepolisian yang meliputi kegiatan Kedokteran Forensik, Disaster Victim Identification (DVI) dan kesehatan Kamtibmas;

6. Pelayanan penunjang medik dan penunjang umum untuk mewujudkan pelayanan prma dan paripurna; dan

7. Penatausahaan dan urusan dalam kegiatan Rumkit Bhayangkara. Rumkit Bhayangkara Bandung dengan fasilitas kesehatannya harus memenuhi komitmen dalam mendukung tugas operasional Kepolisian dalam bentuk dukungan kesehatan terhadap anggota Polri, PNS dan Keluarganya serta masyarakat umum sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat Polri maupun masyarakat umum, kondisi internal yang dapat mempengaruhi komitmen dalam mendukung tugas tersebut antara lain :

(9)

a. Perkembangan aspek tinjauan sesuai Tupoksi 1) Aspek Pelayanan

Aspek pelayanan medis, perawatan, penunjang medis dan administrasi yang terus menerus ditonjolkan menuju pelayanan prima. Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung telah memiliki sertifikat akreditasi 5 (lima) pelayanan dasar dengan bedah sebagai layanan unggulan. Telah mendapatkan perpanjangan izin operasional serta penetapan tipe Rumah Sakit. Sehingga dapat menjamin kualitas mutu jasa yang diberikan kepada masyarakat.

2) Aspek Keuangan

Tahun 2012 Sistem Informasi Akuntansi yang dimiliki Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung belum terintegrasi dengan baik dan belum berdasarkan unit cost serta remunerasi yang belum sesuai ketentuan, sehingga belum dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu. Namun demikian tarif yang berlaku saat ini cukup terjangkau bagi masyarakat sekitar.

3) Aspek Organisasi dan SDM

Pegawai Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi masih terbatas, perlu penambahan pegawai di bidang tersebut dan perlu pengembangan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan mengenai akuntansi dan keuangan. Namun demikian kapasitas pegawai di bidang teknis pelayanan sudah memadai dan terstruktur.

4) Aspek Sarana Prasarana

Dengan adanya perangkat alkes yang dimiliki Rumah sakit memperkuat layanan unggulan bedah di Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung. Namun dari sisi bangunan dan alkes yang tersedia rata-rata sudah berumur tua.

(10)

b. Analisa SWOT

Sejalan dengan perkembangan dunia kesehatan yang banyak menuntut kualitas pelayanan yang prima, maka Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung melakukan analisis lingkungan dengan menggunakan metode analisis SWOT (Strengths,

Weakness, Opportunities, Threats). Objek untuk analisis yang

dilakukan berasal dari internal dan eksternal lingkungan Rumah Sakit, dimana satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan sehingga berpengaruh bagi kinerja Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung, adapun hasil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kekuatan (Strengths)

a) SDM di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung dengan jumlah 38 orang POLRI, 84 PNS, 160 orang Pegawai BLU non PNS dan 34 orang dokter Mitra sebagai tenaga Medis dan Paramedis, relatif lengkap;

b) Dokter dan paramedis di IGD siap di tempat; c) Dokter Spesialis Bedah Onsite;

d) Telah terakreditasi 5 pelayanan dasar tim KARS;

e) Rumah Sakit Bhayangkara Bandung memiliki fasilitas 24 jam yang cukup lengkap meliputi 5 ruang rawat inap dengan jumlah tempat tidur 109 TT, Rawat jalan, ICU, Instalasi bedah, IGD, Instalasi Laboratorium, Farmasi, Instalasi Radiologi, Gizi dan Instalasi Pengolahan limbah, Dokpol dan ruang Rawat Tahanan;

f) Lokasi, posisi, letak Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung strategis antara pintu Tol Moch.Toha dan kawasan industri serta kawasan padat penduduk;

g) Tarif di Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung relatif murah sehingga dapat bersaing dengan Rumah Sakit lain;

h) Billing system (antara lain layanan lebih cepat, resep

obat tidak membeli keluar Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung).

(11)

2) Kelemahan (Weakness)

a) SDM yang dimiliki, keterampilan dan kemampuannya perlu ditingkatkan;

b) Manajemen penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit masih belum efesien;

c) Fisik bangunan dan alkes yang sudah tua membutuhkan biaya ekstra;

d) Kemampuan pembayaran gaji/honor karyawan yang belum sesuai dengan UMR;

e) Kepercayaan internal atas penyelenggaraan manajemen Rumah Sakit masih kurang;

f) Kemampuan pembiayaan mandiri masih terbatas. 3) Peluang (Opportunities)

a) Sarana transportasi umum yang tersedia siang malam yang mampu menjangkau hingga halaman Rumah Sakit sehingga dapat mengenalkan lebih luas keberadaan Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung sebagai Rumah Sakit yang menerima pasien umum;

b) Mempunyai peluang pangsa pasar menengah kebawah di lingkungan padat penduduk dan kawasan industri; c) Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung

merupakan Rumah Sakit yang digunakan praktek untuk mahasiswa kesehatan;

d) Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung bekerjasama dengan Dinkes Provinsi Jawa Barat sehingga diharapkan dokter mitra yang bergabung membawa pasien dari luar;

e) Kerjasama dengan LSM terkait masalah TRAFICKING. 4) Ancaman (Threats)

a) Rumkit di sekitar Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung sudah menggunakan tenaga professional dengan sarana dan prasarana yang lebih canggih;

(12)

b) Rumah Sakit Bhayangkara Bandung masih sangat menggantungkan pasar utamanya pada karyawan pabrik yang pembiayaannya di tanggung oleh Perusahaan, tetapi terdapat ancaman penutupan perusahaan dan PHK akibat tidak mampu bersaing dalam perdagangan bebas;

c) Berdirinya poliklinik-poliklinik dan apotik di daerah Bandung Selatan.

c. Identifikasi Masalah

1. Pengembangan dan peningkatan fasilitas kesehatan (sarana prasarana, peralatan dan ketenagaan) dan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung (manajemen, operasional dan kultural) belum sesuai standard dan peningkatan cakupan dan jangkauan pelayanan masih terbatas karena didukung anggaran yang kurang memadai dan SDM yang terbatas;

2. Terbatasnya tenaga medis dan paramedis yang merupakan anggota Polri dan PNS, sehingga membutuhkan penambahan tenaga pegawai BLU Non PNS dan ini berdampak pada pengeluaran anggaran;

3. Letak Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung berada di pintu tol Moch.Toha sehingga memiliki posisi strategis dalam kerawanan lalu lintas tindak kriminal dan tindakan anarkis yang melalui jalan Tol;

4. Kondisi gedung eks logistik menyebabkan masalah dalam penataan ruangan dan pemeliharaan gedung;

5. Terbatasnya sarana dan prasarana Rumah Sakit sehingga dapat menghambat pelayanan kesehatan yang optimal.

(13)

C. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Rumkit Bhayangkara Bandung sesuai Peraturan Kapolri No.11 tahun 2011 tanggal 30 Juni 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara, bahwa Karumkit Bhayangkara Bandung dalam melaksanakan tugasnya yaitu :

1. Unsur Pimpinan :

a. Kepala Rumkit Bhayangkara (Karumkit Bhayangkara)

b. Wakil Kepala Rumkit Bhayangkara (Waka Rumkit Bhayangkara) 2. Unsur Pembantu Pimpinan dan Pelaksana Staf :

a. Subbagian Pengawasan Internal (Subbag Wasintern) 1) Kaurwasbin

2) Kaurwasopsyan 3) Pamin

4) Bamin/Banum

b. Subbagian Perencanaan dan Administrasi (Subbag Renmin) 1) Kaurtu 2) Kaurren 3) Kaurmin 4) Kaurkeu 5) Pamin 6) Bamin/Banum

c. Subbagian Pembinaan Fungsi (Subbag Binfung) 1) Kaur SIM dan RM

2) Kaur Diklit

3) Pamin

4) Bamin/Banum 3. Unsur Pelaksana Utama :

a. Sub Bidang Pelayanan Medik dan Kedokteran Kepolisian (Subbid Yanmed Dokpol)

1) Kaur Yanmed 2) Kaur Yanwat

(14)

3) Kaur Yandokpol 4) Paur

5) Pamin

6) Banim/Banum

b. Sub Bidang Bidang Penunjang Medik dan Umum (Subbid Jang Medum)

1) Kaur Jang Med 2) Kaur Jang Um 3) Paur

4) Pamin

5) Bamin/Banum

Struktur organisasi Rumkit Bhayangkara Bandung sebagaimana terlampir.

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN

LAKIP Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung T.A.2013 disajikan dengan sistematika sebagai berikut :

Kata Pengantar Ikhtisar Eksekutif

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tugas dan Fungsi C. Struktur Organisasi D. Sistematika Penyajian

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategi

B. Penetapan Kinerja III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Capaian Kinerja B. Capaian Indikator Kinerja Utama C. Analisa Capaian Indikator Kinerja D. Akuntabilitas Keuangan

IV. PENUTUP A. Kesimpulan

B. Saran dan Tindak Lanjut

(15)

Lampiran-lampiran

1. Pengukuran Kinerja 2. Struktur Organisasi 3. Penetapan Kinerja

4. Penghargaan Yang Diperoleh Satfung/Satwil Dalam Mencapai Keberhasilan Kinerja

(16)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategi

1. Visi Polda Jabar

“Terwujudnya pelayanan Kamtibmas prima, tegaknya hukum dan Kamdagri mantap serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif”.

2. Misi Polda Jabar

a. Melaksanakan deteksi dini dan peringatan dini melalui kegiatan / operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan;

b. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah, responsive dan tidak diskriminatif;

c. Menjaga keamanan ketertiban kelancaran lalu lintas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang; d. Menjamin keberhasilan penanggulangan gangguan keamanan

dalam negeri;

e. Mengembangkan Perpolisian masyarakat yang berbasis pada masyarakat patuh hukum;

f. Menegakan hukum secara profesional, objektif, proporsional, transparan dan akuntabel untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan;

g. Mengelola secara profesional, transparan akuntabel dan modern seluruh sumber daya Polri guna mendukung operasional tugas Polri;

h. Menerapkan sistem polisional interdepartemen/lembaga dan komponen masyarakat dalam rangka membangun dan memelihara kemitraan dan jejaring kerja (networking).

3. Visi Rumah Sakit Bhayangkara Bandung

”Menjadi Rumah Sakit Bhayangkara pilihan utama bagi pasar menengah kebawah di Jawa Barat”.

(17)

Dengan penjelasan substansi sebagai berikut :

a. Maksud dari Rumah Sakit Bhayangkara pilihan utama adalah menjadi Rumah Sakit pilihan satu-satunya dengan tarif yang terjangkau dibandingkan rumah sakit yang ada disekitarnya; b. Pasar menengah kebawah meliputi masyarakat yang

berpenghasilan / ekonomi menengah kebawah;

c. Jadi diharapkan Rumah Sakit Bhayangkara Bandung merupakan satu-satunya Rumah Sakit dengan mutu layanan berkualitas tetapi dengan harga terjangkau.

4. Misi Rumah Sakit Bhayangkara Bandung

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara optimal bagi anggota Polri / PNS dan keluarga serta masyarakat umum;

b. Menyelenggarakan dukungan kesehatan di Rumah Sakit, bagi tugas operasional Polri di Jawa Barat;

c. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui program kemitraan / kerjasama serta perluasan pasar;

d. Menyelenggarakan kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas Rumah Sakit.

5. Tujuan Polda Jabar

a. Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap Polri dalam bentuk kepuasan masyarakat atas perlindungan, pengayoman dan pelayanan;

b. Terbangunnya kerjasama dengan masyarakat dalam wadah Pemolisian Masyarakat (Polmas) dan dalam Sistem Sinergi Polisonal Inter Departemen (Sis Spindep);

c. Tergelarnya operasional Polri baik pre-emtif maupun preventif pada satuan-satuan kewilayahan;

(18)

d. Tertanggulanginya trend perkembangan kejahatan, meningkatnya penuntasan kasus kriminalitas terhadap 4 (empat) golongan jenis kejahatan yaitu kejahatan konvensional, transnasional, terhadap kekayaan negara dan yang berimplikasi kontinjensi;

e. Terjaminnya roda pemerintahan dan roda demokrasi yang kondusif baik tingkat pusat maupun daerah agar tercipta sistem pemerintahan yang kredibel;

f. Terwujudnya keamanan di wilayah hukum Polda Jabar yang semakin kondusif dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri;

g. Ikut serta mendorong dan menciptakan iklim usaha yang dipercaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri; h. Tergelarnya struktur organisasi Polri yang berorientasi pada tugas

pokok Polri dan pelayanan dengan memperhatikan postur kekuatan Polri yang telah tergelar yaitu semakin ramping di tingkat atas, penguatan tingkat menengah pada Polda, serta makin efisien dan efektif pada pemberdayaan pelayanan di bawah pada tingkat Polres dan Polsek sebagai tolak ukuran remunerasi.

6. Tujuan Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung

a. Terselenggaranya pelayanan kesehatan optimal bagi anggota Polri, PNS dan keluarga di Polda Jawa Barat;

b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan harga terjangkau bagi masyarakat umum;

c. Terselenggaranya dukungan kesehatan di Rumkit, bagi tugas operasional Kepolisian di Polda Jabar;

d. Terselenggaranya program kemitraan yang mendukung peningkatan kualitas pelayanan;

e. Tercapainya derajat kualitas pelayanan kesehatan tertentu; f. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

(19)

7. Kebijakan Polda Jabar

a. Melaksanakan pengamanan garis pantai dan danau;

b. Bersama-sama dengan Mabes Polri Membasmi kejahatan terorisme dan akar penyebabnya;

c. Membangun hukum kepolisian berlandaskan UUD 45;

d. Membangun kerjasama dengan dinas/instansi dalam mewujudkan pembangunan berwawasan keamanan;

e. Mengawal agenda demokrasi;

f. Mendukung situasi keamanan bagi tumbuhnya daya saing ekonomi; g. Menjangkau semua titik sebaran pelayanan dengan kwalitas pelayan

prima;

h. Memperkuat Polsek sebagai unit pelayan terdepan;

i. Memantapkan situasi keamanan pada wilayah daerah rawan konflik menjadi wilayah tentram permanen;

j. Bersama-sama Mabes Polri, menjalin kerjasama kepolisian internasional dalam menghadapi kasus Internasional Crime;

k. Membangun kemampuan deteksi yang menjangkau semua sendi kehidupan masyarakat dan semua tingkat situasi keamanan;

l. Memajukan pendidikan kepolisian dalam upaya menuju era kwalitas pada pembangunan SDM kepolisian;

m. Membangun kemampuan manajemen kepolisian dalam rangka meningkatkan internal service yang efektif, efesien dan akuntabel; n. Membangun kemampuan leadership kepolisian di semua strata

melalui meryt system berlandaskan paradigma pelayanan untuk mewujudkan public trust dalam kinerja kepolisian;

o. Menjamin kelancaran, keamanan dan ketertiban arus barang dan orang sehingga sendi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat; p. Melembagakan Polres dan Polsek di seluruh desa dan komunitas; q. Membangun kemampuan keamanan swakarsa dengan besar dalam

era komunitas;

(20)

r. Membangun citra polisi pelayan masyarakat yang tegas dan humanis melalui semua bentuk media secara sistematis;

s. Menyusun system kesejahteraan anggota polisi sejalan dengan prestasi kinerja yang dihasilkan;

t. Menyusun sistem penghargaan terhadap prestasi kinerja anggota Polisi dan komponen keamanan swakarsa.

8. Kebijakan Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung a. Di bidang proses :

1) Kegiatan yang sifatnya pelayanan pendukung yang tidak berkaitan dengan pelayanan medis langsung (cleaning service, dapur, har alkes, har sarpras, laundry) dilakukan dengan cara outsourcing;

2) Peralatan medis tertentu selagi belum mampu memiliki, RS akan menyelenggarakan dengan cara kerjasama operasional (KSO);

3) Penyelenggaraan layanan kesehatan utama difokuskan pada pelayanan kesehatan yang tenaga ahlinya benar-benar merupakan tenaga ahli organik Rumkit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung dan penguatan lapis kemampuan diselenggarakan melalui program kemitraan.

b. Di bidang kualitas :

1) Di IGD harus selalu stand by dokter dan tenaga medis 24 jam; 2) Dikembangkan system pengolahan data transaksi, dalam

rangka akurasi data transaksi, menjamin efektifitas administrasi dan dokumentasi serta efisiensi dalam menyerap tenaga kerja. c. Di bidang kapasitas :

1) Menurunkan kapasitas terpasang hingga mencapai angka hunian optimal di rawat inap;

2) Mengutamakan dan memajukan bagian bedah sebagai unggulan meraih pangsa pasar;

3) Proses produksi penyelenggaraan dilaksanakan secara efisien.

(21)

9. Sasaran Polda Jabar

a. Terwujudnya situasi dan kondisi yang kondusif terbebas dari gangguan Kamtibmas sehingga masyarakat dapat melaksanakan aktifitasnya sehari-hari dengan indikator

1) Prosentase potensi gangguan tidak menjadi gangguan nyata; 2) Prosentase penurunan daerah rawan kamtibmas;

3) Prosentase penurunan wilayah konflik sosial.

b. Terwujudnya penyebaran personel di seluruh kesatuan kewilayahan guna mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dengan indikator :

1) Prosentase penyebaran personel di masing-masing Polsek; 2) Prosentase ideal jumlah Polsek;

3) Prosentase jumlah Bhabinkamtibmas dengan jumlah desa. c. Terwujudnya peningkatan pengungkapan dan penyelesian tindak

pidana yang transparan, akuntabel, objektif dan terpenuhinya hak tersangka dan korban dalam proses penyelidikan dan penyidikan tindak pidana dengan indikator :

1) Prosentase pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana; 2) Prosentase surat pemberitahuan perkembangan hasil

penyidikan (SP2HP).

d. Terwujudnya peningkatan pelayanan Kepolisian secara mudah, responsif,transparan, akuntabel dan tidak diskriminasi dengan indikator :

1) Prosentase ketepatan datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) sesuai standar dalam Kota atau luar kota;

2) Prosentase komplain/pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri.

e. Terwujudnya partisipasi masyarakat dan kerja sama dalam rangka memelihara keamanan dan ketertiban dengan indikator :

1) Prosentase Mou yang efektif;

2) Prosentase informasi masyarakat yang ditindaklanjuti; 3) Menurunnya perilaku main hakim sendiri.

(22)

f. Terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalulintas dengan indikator :

1) Prosentase penurunan jumlah pelanggaran lalulintas; 2) Prosentase penurunan Laka Lantas;

3) Prosentase penurunan daerah rawan macet.

10. Sasaran Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung a. Tetap terwujudnya pelayanan kesehatan (bagi pasien dinas) yang

sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan (zero cost) ,dengan indikator :

1) Prosentase jumlah layanan kesehatan pasien dinas;

2) Prosentase kepuasan pasien dinas terhadap layanan Rumah Sakit;

3) Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan obat: 4) Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan di rawat

inap.

b. Terwujudnya penyelenggaraan standar mutu pelayanan medis dan pelayanan non medis yang setara / wajar sesuai harga yang ditawarkan, dengan indikator :

1) Prosentase indikator mutu pelayanan medis; 2) Prosentase indikator mutu pelayanan non medis; 3) Prosentase keluhan pasien.

c. Terwujudnya penyelenggaraan PPT korban kekerasan terhadap wanita dan anak di Rumah Sakit dan dukungan pemeriksaan kedokteran forensik Rumah Sakit yang cepat dan cermat, dengan indikator :

1) Adanya ruang PPT yang sesuai standar; 2) Prosentase layanan PPT di Rumah Sakit; 3) Prosentase layanan forensik di Rumah Sakit; 4) Prosentase kerjasama dengan pihak-pihak terkait.

d. Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan tenaga medis dan paramedis untuk menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan yang sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung melalui program kemitraan, dengan indikator :

(23)

1) Prosentase layanan dokter spesialis;

2) Prosentase perjanjian kerjasama dengan tenaga medis mitra; 3) Prosentase keluhan tentang tidak terlayaninya pasien oleh

dokter spesialis;

4) Prosentase jumlah tenaga medis dan paramedis.

e. Terwujudnya pemenuhan 100% kebutuhan obat-obatan dan alkes untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung, dengan indikator :

1) Prosentase peningkatan jumlah jenis alkes dan bekkes; 2) Prosentase layanan obat yang optimal;

3) Prosentase keluhan masalah obat dan alkes.

f. Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan pemeriksaan penunjang medis yang saat ini sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung dengan Indikator :

1) Tidak ada lagi pemeriksaan penunjang yang tidak terlayani di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung;

2) Prosentase pasien di layanan penunjang di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung;

3) Prosentase keluhan pasien masalah layanan pemeriksaan penunjang;

4) Prosentase pengembangan layanan penunjang.

g. Terwujudnya jejaring kemitraan yang kuat dibidang pendidikan maupun dibidang pelayanan kesehatan, dengan indikator :

1. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra pendidikan;

2. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra fasilitas kesehatan.

h. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pegawai, dengan indikator :

1) Prosentase jumlah peserta pendidikan; 2) Prosentase jumlah peserta pelatihan;

(24)

3) Prosentase jumlah peserta ketrampilan;

4) Prosentase keluhan pasien terhadap ketrampilan petugas kesehatan.

i. Terwujudnya penyelenggaraan penurunan angka keluhan terhadap pelayanan medis dan non medis, dengan indikator : 1) Prosentase keluhan yang masuk;

2) Prosentase permasalahan yang terpecahkan; 3) Prosentase peningkatan layanan pasien;

4) Prosentase produk SPO yang direvisi maupun yang baru terkait dengan peningkatan layanan.

j. Terwujudnya penyelenggaraan proses pelayanan medis dan non medis yang menjamin efisiensi penggunaan sumber daya dengan indikator :

1) Prosentase efisiensi Sumber daya;

2) Prosentase meningkatnya saldo di bagian keuangan.

B. Penetapan Kinerja Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung

NO SASARAN STRATEGI INDIKATOR KINERJA TARGET

( % ) 1 Terwujudnya pelayanan

kesehatan (bagi pasien dinas) yang sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan (zero cost)

a. Prosentase jumlah layanan kesehatan pasien dinas

b. Prosentase kepuasan pasien dinas terhadap layanan Rumah Sakit

c. Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan obat

d. Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan di rawat inap

90% 80% 50% 50% 2 Terwujudnya penyelenggaraan standar mutu pelayanan medis dan pelayanan non medis yang setara / wajar sesuai harga yang ditawarkan,

a. Prosentase indikator mutu pelayanan medis b. Prosentase indikator mutu pelayanan non

medis

c. Prosentase keluhan pasien

70% 85%

40%

3 Terwujudnya

penyelenggaraan PPT korban kekerasan terhadap wanita dan anak di Rumah Sakit dan dukungan pemeriksaan kedokteran forensik Rumah Sakit yang cepat dan cermat,

a. Adanya ruang PPT yang sesuai standar b. Prosentase layanan PPT di Rumah Sakit c. Prosentase layanan forensik di Rumah Sakit d. Prosentase kerjasama dengan pihak-pihak

terkait 70% 70% 85% 70% 4 Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan tenaga medis dan paramedis utk menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan

a. Prosentase layanan dokter spesialis b. Prosentase perjanjian kerjasama dengan

tenaga medis mitra

c. Prosentase keluhan tentang tidak terlayaninya pasien oleh dokter spesialis

75% 70%

(25)

yang sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan di Rumkit Bhayangkara Bandung melalui program kemitraan

d. Prosentase jumlah tenaga medis dan paramedis

75%

5 Terwujudnya pemenuhan 100% kebutuhan obat-obatan dan alkes untuk

menyelenggarakan

pelayanan kesehatan yang sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung

a. Prosentase peningkatan jumlah jenis alkes dan bekkes

b. Prosentase layanan obat yang optimal c. Prosentase keluhan masalah obat dan alkes

75% 85% 50% 6 Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan pemeriksaan penunjang medis yang saat ini sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung

a. Tidak ada lagi pemeriksaan penunjang yang tidak terlayani

b. Prosentase pasien di layanan.

c. Prosentase keluhan pasien masalah layanan pemeriksaan penunjang

d. Prosentase pengembangan layanan penunjang 50% 70% 50% 80% 7 Terwujudnya jejaring

kemitraan yang kuat dibidang pendidikan maupun dibidang pelayanan kesehatan.

a. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra pendidikan

b. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra fasilitas kesehatan

80%

75%

8 Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pegawai

a. Prosentase peserta pendidikan b. Prosentase peserta pelatihan c. Prosentase peserta ketrampilan d. Prosentase keluhan pasien terhadap

ketrampilan petugas kesehatan

80% 75% 80% 50%

9 Terwujudnya penyelenggaraan penurunan angka keluhan terhadap pelayanan medis dan non medis,

a. Prosentase keluhan yang masuk

b. Prosentase permasalahan yang terpecahkan c. Prosentase peningkatan layanan pasien d. Prosentase produk SPO yang direvisi

maupun yang baru terkait dengan peningkatan layanan. 20% 75% 80% 70% 10 Terwujudnya penyelenggaraan proses pelayanan medis dan non medis yang menjamin efisiensi penggunaan sumber daya dengan indikator.

a. Prosentase efisiensi Sumber daya

b. Prosentase meningkatnya saldo di bagian keuangan

80% 85%

(26)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

1. Terwujudnya pelayanan kesehatan (bagi pasien dinas) yang sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan (zero cost), dengan indikator :

a. Prosentase jumlah layanan kesehatan pasien dinas, rencana capaian 90% realisasi 90%;

b. Prosentase kepuasan pasien dinas terhadap layanan Rumah Sakit, rencana capaian 80% realisasi 75%;

c. Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan obat dan alkes, rencana capaian 50% realisasi 40%;

d. Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan di rawat inap, rencana capaian 50% realisasi 50%.

2. Terwujudnya penyelenggaraan standar mutu pelayanan medis dan pelayanan non medis yang setara / wajar sesuai harga yang ditawarkan, dengan indikator :

a. Prosentase indikator mutu pelayanan medis rencana capaian 70% realisasi 50%;

b. Prosentase indikator mutu pelayanan non medis rencana capaian 85% realisasi 75%;

c. Prosentase kepuasan pasien dinas terhadap layanan Rumah Sakit, rencana capaian 40% realisasi 70%.

3. Terwujudnya penyelenggaraan PPT korban kekerasan terhadap wanita dan anak di Rumah Sakit dan dukungan pemeriksaan kedokteran forensik Rumah Sakit yang cepat dan cermat, dengan indikator :

a. Adanya ruang PPT yang sesuai standar, rencana capaian 70% realisasi 70%;

(27)

b. Prosentase layanan PPT di Rumah Sakit, rencana capaian 70% realisasi 45%;

c. Prosentase layanan forensik di Rumah Sakit, rencana capaian 85% realisasi 70%.

d. Prosentase kerjasama dengan pihak-pihak terkait, rencana capaian 70% realisasi 60%.

4. Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan tenaga medis dan paramedis untuk menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan yang sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung melalui program kemitraan, dengan indikator :

a. Prosentase layanan dokter spesialis, rencana capaian 75% realisasi 65%;

b. Prosentase perjanjian kerjasama dengan tenaga medis mitra, rencana capaian 70% realisasi 65%;

c. Prosentase keluhan tentang tidak terlayaninya pasien oleh dokter spesialis, rencana capaian 65% realisasi 50%;

d. Prosentase jumlah tenaga medis dan paramedis, rencana capaian 75% realisasi 70%.

5. Terwujudnya pemenuhan 100% kebutuhan obat-obatan dan alkes untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung, dengan indikator : a. Prosentase peningkatan jumlah jenis alkes dan bekkes, rencana

capaian 75% realisasi 150%;

b. Prosentase layanan obat yang optimal, rencana capaian 85% realisasi 80%;

c. Prosentase keluhan masalah obat dan alkes, rencana capaian 50% realisasi 55%.

(28)

6. Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan pemeriksaan penunjang medis yang saat ini sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung dengan Indikator :

a. Tidak ada lagi pemeriksaan penunjang yang tidak terlayani di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung, rencana capaian 50% realisasi 50%. b. Prosentase pasien di layanan penunjang di Rumah Sakit Bhayangkara

Bandung, rencana capaian 70% realisasi 55%;

c. Prosentase keluhan pasien masalah layanan pemeriksaan penunjang, rencana capaian 50% realisasi 50%;

d. Prosentase pengembangan layanan penunjang, rencana capaian 80% realisasi 75%.

7. Terwujudnya jejaring kemitraan yang kuat dibidang pendidikan maupun dibidang pelayanan kesehatan, dengan indikator :

a. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra pendidikan, rencana capaian 80% realisasi 75%;

b. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra fasilitas kesehatan rencana capaian 75% realisasi 70%.

8. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pegawai, dengan indikator :

a. Prosentase jumlah peserta pendidikan rencana capaian 80% realisasi 80%;

b. Prosentase jumlah peserta pelatihan rencana capaian 75% realisasi 160%;

c. Prosentase jumlah peserta ketrampilan, rencana capaian 80% realisasi 70%;

d. Prosentase keluhan pasien terhadap ketrampilan petugas kesehatan, rencana capaian 50% realisasi 40%.

(29)

9. Terwujudnya penyelenggaraan penurunan angka keluhan terhadap pelayanan medis dan non medis, dengan indikator :

a. Prosentase keluhan yang masuk, rencana capaian 20% realisasi 30%; b. Prosentase permasalahan yang terpecahkan, rencana capaian 75%

realisasi 75%;

c. Prosentase peningkatan layanan pasien, rencana capaian 80% realisasi 90%;

d. Prosentase produk SPO yang direvisi maupun yang baru terkait dengan peningkatan layanan, rencana capaian 70% realisasi 70%.

10. Terwujudnya penyelenggaraan proses pelayanan medis dan non medis yang menjamin efisiensi penggunaan sumber daya dengan indikator : a. Prosentase efisiensi Sumber daya, rencana capaian 80% realisasi

70%.

b. Prosentase meningkatnya saldo di bagian keuangan, rencana capaian 85% realisasi 50%.

B. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

1. Terwujudnya pelayanan kesehatan (bagi pasien dinas) yang sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan (zero cost), dengan indikator :

a. Prosentase jumlah layanan kesehatan pasien dinas, rencana capaian 90% realisasi 90%, sehingga capaian kinerja mencapai 100%;

b. Prosentase kepuasan pasien dinas terhadap layanan Rumah Sakit, rencana capaian 80% realisasi 75% sehingga capaian kinerja mencapai 94 %;

c. Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan obat dan alkes, rencana capaian 50% realisasi 40% sehingga capaian kinerja mencapai 120%;

d. Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan di rawat inap, rencana capaian 50% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 100%.

(30)

2. Terwujudnya penyelenggaraan standar mutu pelayanan medis dan pelayanan non medis yang setara / wajar sesuai harga yang ditawarkan, dengan indikator :

a. Prosentase indikator mutu pelayanan medis rencana capaian 70% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 75 %;

b. Prosentase indikator mutu pelayanan non medis rencana capaian 85% realisasi 75% sehingga capaian kinerja mencapai 88 %;

c. Prosentase kepuasan pasien dinas terhadap layanan Rumah Sakit, rencana capaian 40% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 175%.

3. Terwujudnya penyelenggaraan PPT korban kekerasan terhadap wanita dan anak di Rumah Sakit dan dukungan pemeriksaan kedokteran forensik Rumah Sakit yang cepat dan cermat, dengan indikator :

a. Adanya ruang PPT yang sesuai standar, rencana capaian 70% realisasi 70 % sehingga capaian kinerja mencapai 100 %;

b. Prosentase layanan PPT di Rumah Sakit, rencana capaian 70% realisasi 45% sehingga capaian kinerja mencapai 64%;

c. Prosentase layanan forensik di Rumah Sakit, rencana capaian 85% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 88 %;

d. Prosentase kerjasama dengan pihak-pihak terkait, rencana capaian 70% realisasi 60% sehingga capaian kinerja mencapai 86 %.

4. Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan tenaga medis dan paramedis untuk menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan yang sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung melalui program kemitraan, dengan indikator :

a. Prosentase layanan dokter spesialis, rencana capaian 75% realisasi 65% sehingga capaian kinerja mencapai 87%;

b. Prosentase perjanjian kerjasama dengan tenaga medis mitra, rencana capaian 70% realisasi 65% sehingga capaian kinerja mencapai 93 %;

(31)

c. Prosentase keluhan tentang tidak terlayaninya pasien oleh dokter spesialis, rencana capaian 65% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 78%;

d. Prosentase jumlah tenaga medis dan paramedis, rencana capaian 75% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 93%;

5. Terwujudnya pemenuhan 100% kebutuhan obat-obatan dan alkes untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung, dengan indikator : a. Prosentase peningkatan jumlah jenis alkes dan bekkes, rencana

capaian 75% realisasi 150 % sehingga capaian kinerja mencapai 200 %;

b. Prosentase layanan obat yang optimal, rencana capaian 85% realisasi 80% sehingga capaian kinerja mencapai 94 %;

c. Prosentase keluhan masalah obat dan alkes, rencana capaian 50% realisasi 55% sehingga capaian kinerja mencapai 110 %.

6. Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan pemeriksaan penunjang medis yang saat ini sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung dengan Indikator :

a. Tidak ada lagi pemeriksaan penunjang yang tidak terlayani di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung, rencana capaian 50% realisasi 50 % sehingga capaian kinerja mencapai 100 %;

b. Prosentase pasien di layanan penunjang di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung, rencana capaian 70% realisasi 55% sehingga capaian kinerja mencapai 79%;

c. Prosentase keluhan pasien masalah layanan pemeriksaan penunjang, rencana capaian 50% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 100%;

d. Prosentase pengembangan layanan penunjang, rencana capaian 80% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 94 %.

(32)

7. Terwujudnya jejaring kemitraan yang kuat dibidang pendidikan maupun dibidang pelayanan kesehatan, dengan indikator :

a. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra pendidikan, rencana capaian 80% realisasi 75% sehingga capaian kinerja mencapai 94 %;

b. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra fasilitas kesehatan rencana capaian 75% realisasi 70 % sehingga capaian kinerja mencapai 93%.

8. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pegawai, dengan indikator :

a. Prosentase jumlah peserta pendidikan rencana capaian 80% realisasi 80% sehingga capaian kinerja mencapai 100 %;

b. Prosentase jumlah peserta pelatihan rencana capaian 75% realisasi 160% sehingga capaian kinerja mencapai 213 %;

c. Prosentase jumlah peserta ketrampilan, rencana capaian 80% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 88 %;

d. Prosentase keluhan pasien terhadap ketrampilan petugas kesehatan, rencana capaian 50% realisasi 40% sehingga capaian kinerja mencapai 80%;

9. Terwujudnya penyelenggaraan penurunan angka keluhan terhadap pelayanan medis dan non medis, dengan indikator :

a. Prosentase keluhan yang masuk, rencana capaian 20% realisasi 30% sehingga capaian kinerja mencapai 150 %;

b. Prosentase permasalahan yang terpecahkan, rencana capaian 75% realisasi 75% sehingga capaian kinerja mencapai 100 %;

c. Prosentase peningkatan layanan pasien, rencana capaian 80% realisasi 90% sehingga capaian kinerja mencapai 113 %;

d. Prosentase produk SPO yang direvisi maupun yang baru terkait dengan peningkatan layanan, rencana capaian 70% realisasi 70 % sehingga capaian kinerja mencapai 100 %.

(33)

10. Terwujudnya penyelenggaraan proses pelayanan medis dan non medis yang menjamin efisiensi penggunaan sumber daya dengan indikator : a. Prosentase efisiensi Sumber daya, rencana capaian 80% realisasi 70

% sehingga capaian kinerja mencapai 88 %;

b. Prosentase meningkatnya saldo di bagian keuangan, rencana capaian 85% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 59 %.

C. INDIKATOR CAPAIAN KINERJA

1. Terwujudnya pelayanan kesehatan (bagi pasien dinas) yang sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan (zero cost) dengan indikator :

a. Prosentase jumlah layanan kesehatan pasien dinas, rencana capaian 90% realisasi 90 % sehingga capaian kinerja mencapai 100%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 layanan kesehatan pasien dinas mengalami kenaikan 26%.

b. Prosentase kepuasan pasien dinas terhadap layanan Rumah Sakit, rencana capaian 80% realisasi 75% sehingga capaian kinerja mencapai 94%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 kepuasan pasien dinas mengalami kenaikan 12,5% dikarenakan Rumkit melaksanakan berbagai perbaikan dan menindaklanjuti keluhan-keluhan yang masuk.

c. Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan obat, rencana capaian 50% realisasi 40 % sehingga capaian kinerja mencapai 120 %, jika dibandingkan dengan tahun 2012 keluhan pasien dinas terhadap layanan obat dan alkes mengalami penurunan.

d. Prosentase keluhan pasien dinas terhadap layanan di rawat inap, rencana capaian 50% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 keluhan pasien dinas terhadap layanan di rawat inap mengalami penurunan.

(34)

2. Terwujudnya penyelenggaraan standar mutu pelayanan medis dan pelayanan non medis yang setara / wajar sesuai harga yang ditawarkan, dengan indikator :

a. Prosentase indikator mutu pelayanan medis rencana capaian 70% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 75 % jika dibandingkan dengan tahun 2012 indikator mutu pelayanan medis mengalami kenaikan 8%.

b. Prosentase indikator mutu pelayanan non medis rencana capaian 85% realisasi 75% sehingga capaian kinerja mencapai 88% jika dibandingkan dengan tahun 2012 indikator mutu pelayanan non medis mengalami kenaikan 13% dikarenakan adanya berbagai upaya yang maksimal dari manajemen seperti pembentukan Pawas, Morning

Report, peningkatan kebersihan dengan adanya lomba kebersihan

antar ruangan.

c. Prosentase kepuasan pasien dinas terhadap layanan Rumah Sakit, rencana capaian 40% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 175%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

3. Terwujudnya penyelenggaraan PPT korban kekerasan terhadap wanita dan anak di Rumah Sakit dan dukungan pemeriksaan kedokteran forensik Rumah Sakit yang cepat dan cermat, dengan indikator :

a. Adanya ruang PPT yang sesuai standar, rencana capaian 70% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 100%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan dengan upaya pemeliharaan gedung yaitu pengecatan.

b. Prosentase layanan PPT di Rumah Sakit, rencana capaian 70% realisasi 45% sehingga capaian kinerja mencapai 64%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan.

c. Prosentase layanan forensik di Rumah Sakit, rencana capaian 85% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 88%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 tidak mengalami penurunan dan kenaikan.

(35)

d. Prosentase kerjasama dengan pihak-pihak terkait, rencana capaian 70% realisasi 60% sehingga capaian kinerja mencapai 86%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan dalam rangka adanya kebijakan pemerintah mengenai BPJS.

4. Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan tenaga medis dan paramedis untuk menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan yang sudah ada, bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung melalui program kemitraan, dengan indikator :

a. Prosentase layanan dokter spesialis, rencana capaian 75% realisasi 65% sehingga capaian kinerja mencapai 87%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

b. Prosentase perjanjian kerjasama dengan tenaga medis mitra, rencana capaian 70% realisasi 65% sehingga capaian kinerja mencapai 93%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

c. Prosentase keluhan tentang tidak terlayaninya pasien oleh dokter spesialis, rencana capaian 65% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 78%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 tidak mengalami kenaikan dan penurunan.

d. Prosentase jumlah tenaga medis dan paramedis, rencana capaian 75% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 93%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

5. Terwujudnya pemenuhan 100% kebutuhan obat-obatan dan alkes untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung, dengan indikator : a. Prosentase peningkatan jumlah jenis alkes dan bekkes, rencana

capaian 75% realisasi 150% sehingga capaian kinerja mencapai 200%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan yang sangat signifikan dengan adanya dropping alkes dari kemenkes sejumlah 100 unit, 33 item.

b. Prosentase layanan obat yang optimal, rencana capaian 85% realisasi 80% sehingga capaian kinerja mencapai 94%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

(36)

c. Prosentase keluhan masalah obat dan alkes, rencana capaian 50% realisasi 55% sehingga capaian kinerja mencapai 110%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan.

6. Terwujudnya pemenuhan seluruh kebutuhan pemeriksaan penunjang medis yang saat ini sudah bisa dan biasa dikerjakan di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung dengan Indikator :

a. Tidak ada lagi pemeriksaan penunjang yang tidak terlayani di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung, rencana capaian 50% realisasi 50 % sehingga capaian kinerja mencapai 100%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 tidak mengalami penurunandan kenaikan.

b. Prosentase pasien di layanan penunjang di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung, rencana capaian 70% realisasi 55% sehingga capaian kinerja mencapai 79%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

c. Prosentase keluhan pasien masalah layanan pemeriksaan penunjang, rencana capaian 50% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 100%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

d. Prosentase pengembangan layanan penunjang, rencana capaian 80% realisasi 75% sehingga capaian kinerja mencapai 94%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

7. Terwujudnya jejaring kemitraan yang kuat dibidang pendidikan maupun dibidang pelayanan kesehatan, dengan indikator :

a. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra pendidikan, rencana capaian 80% realisasi 75% sehingga capaian kinerja mencapai 94%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

b. Prosentase jumlah Perjanjian kerjasama dengan mitra fasilitas kesehatan dan perusahaan pengirim pasien rencana capaian 75% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 93%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan karena kebijakan pemerintah dengan program BPJS sehingga banyak faskes yang kerjasama sebagai PPK I.

(37)

8. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai, dengan indikator :

a. Prosentase jumlah peserta pendidikan rencana capaian 80% realisasi 80% sehingga capaian kinerja mencapai 100%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan.

b. Prosentase jumlah peserta pelatihan rencana capaian 75% realisasi 160% sehingga capaian kinerja mencapai 213%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

c. Prosentase jumlah peserta keterampilan, rencana capaian 80% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 88%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan dikarenakan komite medik aktif dan pokja akreditasi sudah banyak melakukan pelatihan yang disyaratkan oleh akreditasi.

d. Prosentase keluhan pasien terhadap keterampilan petugas kesehatan, rencana capaian 50% realisasi 40% sehingga capaian kinerja mencapai 80%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

9. Terwujudnya penyelenggaraan penurunan angka keluhan terhadap pelayanan medis dan non medis, dengan indikator :

a. Prosentase keluhan yang masuk, rencana capaian 20% realisasi 30% sehingga capaian kinerja mencapai 150%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan.

b. Prosentase permasalahan yang terpecahkan, rencana capaian 75% realisasi 75% sehingga capaian kinerja mencapai 100% jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

c. Prosentase peningkatan layanan pasien, rencana capaian 80% realisasi 90% sehingga capaian kinerja mencapai 113% jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

d. Prosentase produk SPO yang direvisi maupun yang baru terkait dengan peningkatan layanan, rencana capaian 70% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 100% jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

(38)

10. Terwujudnya penyelenggaraan proses pelayanan medis dan non medis yang menjamin efisiensi penggunaan sumber daya dengan indikator :

a. Prosentase efisiensi Sumber daya, rencana capaian 80% realisasi 70% sehingga capaian kinerja mencapai 88%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan.

b. Prosentase meningkatnya saldo di bagian keuangan, rencana capaian 85% realisasi 50% sehingga capaian kinerja mencapai 59%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan.

D. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Akuntabilitas keuangan tahun 2013 dapat digambarkan dari realisasi anggaran tahun 2013 antara lain sebagai berikut :

NO PROGRAM / KEGIATAN PAGU REALISASI % SISA

1. Program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Polri

22.761.797.000 20.208.441.360 88,78 2.553.355.640

1. Pelayanan Kesehatan Polri 11.621.334.000 10.664.286.494 91,76 957.047.506 2. Dukungan Pelayanan Internal

Perkantoran Polri

11.140.463.000 9.544.154.866 85,67 1.596.308.134

2. Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur Polri

216.000.000 203.048.875 94,00 12.951.125

Pengembangan Sarana dan Prasarana Kewilayahan

216.000.000 203.048.875 94,00 12.951.125

3. Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana

21.000.000 21.000.000 100 0

Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Kewilayahan

21.000.000 21.000.000 100 0

(39)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung tahun 2013 dapat dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan serta dukungan anggaran yang tersedia dan hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Bhayangkara Bandung sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2011.

2. Pencapaian target kinerja pada umumnya mencapai 85%.

3. Dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan dan kinerja Rumah Sakit Bhayangkara Bandung yang disusun setiap bulannya sudah dapat memberikan gambaran pencapaian penyerapan anggaran perbulan sebagai bentuk akuntabilitas.

4. Dokumen perencanaan dan unsur pendukungnya sudah disusun oleh seluruh Subbid dan Subbag Rumah Sakit Bhayangkara Bandung antara lain dokumen Rengiat, Rencana Kerja, Penetapan Kinerja, LAKIP, DIPA/RKA beserta revisinya.

B. SARAN DAN TINDAK LANJUT

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung tahun 2013 diantaranya adalah :

1. Adanya ketentuan yang mengatur anggaran hibah harus masuk dalam DIPA/RKA mengakibatkan DIPA/RKA yang sudah disusun harus direvisi sehingga untuk merevisinya memerlukan waktu dalam pelaksanaannya. 2. Satker belum sepenuhnya memahami program Reformasi Birokrasi Polri

sehingga rencana aksi program RBP dan laporan pelaksanaannya masih perlu perbaikan dan penyempurnaan.

(40)

3. Belum tercapainya efisiensi penggunaan sumber daya yang seharusnya hal ini merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU).

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Rumah Sakit Bhayangkara Bandung tahun 2013 ini disusun, sebagai pertanggungjawaban kinerja dan anggaran dan sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam menetapkan kebijaksanaan lebih lanjut.

Bandung, Januari 2014

KARUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

dr. HISBULLOH HUDA, Sp.PD KOMBES POL NRP 66070549

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui tindakan penyuaraan lagu pada nada sambung pribadi (NSP) merupakan perbuatan pengumuman atau perbuatan perbanyakan di tinjau

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan zeolit alam Lampung yang telah dimodifikasi dengan surfaktan (Surfactant Modified Zeolite/ SMZ) dalam menurunkan

elektromagnetik, kondisi kesehatan dan interaksi antara frekuensi gelombang elektromagnetik dengan kondisi kesehatan terhadap nilai kadar gula darah tikus putih.selain itu

Metode perancangan yang digunakan adalah metode eksperimental,pertama dilakukan tahap persiapan yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan : komponen

Alkena merupakan senyawa yang relatif stabil, tetapi lebih reaktif jika dibandingkan dengan alkana karena pada alkena terdapat ikatan rangkap antar karbon-karbon (C=C). Ikatan

Seperti pada larutan gula pasir, hasil sintesis C-dots berbahan dasar air jeruk dari kedua metode untuk selanjutnya dilakukan karakterisasi UV-Vis, PL, dan TRPL. Karakterisasi

Tuntutan ganti rugi pencemaran minyak oleh pemilik kapal tanker menjadi hal yang diatur secara serius oleh sistem hukum laut internasional melalui konvensi internasional

Perusahaan menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada