• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO. Konverter DC AC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO. Konverter DC AC"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO  UNIVERSITAS BENGKULU UNIVERSITAS BENGKULU

Konverter DC – AC

(INVERTER)

(INVERTER)

(2)

Inverter

Mengkonversi daya DC ke AC melalui switching tegangan atau arus input DC dengan urutan yang ditentukan sedemikian rupa untuk membangkitkan output tegangan atau arus DC.

IDC Iac + + VDC Vac + − lik i − Aplikasi: • UPS (Uninterruptible Power Suply) • Pengemudian motor induksi • HVDC

(3)

Inverter Gelombang Persegi Sederhana

g

g

SQUARE-WAVE

INVERTER vO

S1,S2 ON; S3,S4 OFF for t1 < t < t2

T1 T3 D1 D3 S1 S3 VDC VDC T4 T2 + VO -IO VDC S4 + vO t 1 t2 t S2 T4 T2 D2 D4 S3,S4 ON ; S1,S2 OFF for t2 < t < t3 EQUIVALENT CIRCUIT S1 S3 vO S1 S3 VDC S1 S3 + vOt2 t3 t S2 S4 S4 S2 -VDC

(4)

INVERTER OUTPUT VOLTAGE

Bentuk

Vdc π 2π

Gelombang AC

FUNDAMENTAL COMPONENT -Vdc V π DC V 4 V1 3RD HARMONIC 1 V 3 5RD HARMONIC 1 V 5 1 V

(5)

Filter Harmonik

L

(LOW PASS) FILTER

INVERTER LOAD DC SUPPLY vO 1 + C vO 2 + − −

BEFORE FILTERING AFTER FILTERING

vO 1 vO 2

BEFORE FILTERING AFTER FILTERING

• Output inverter adalah tegangan AC terpotong‐potong dengan komponen DC nol Tegangan output ini mengandung harmonik komponen DC nol. Tegangan output ini mengandung harmonik. • Sebuah low‐pass  filter LC biasanya dipasang pada output inverter 

untuk mengurangi harmonik frekuensi tinggi.g g gg

• Pada beberapa aplikasi seperti UPS, output gelombang sinus  kemurnian tinggi dibutuhkan. Pemfilteran yang baik mutlak. • Pada aplikasi seperti pengemudian motor AC, pemfilteran tidak

(6)

Kemampuan Tegangan dan Frekuensi Variabel

Vd 2 Higher input voltage

• Frek ensi tegangan Vdc1

Vdc2 Higher input voltage

Higher frequency

Lower input voltage

• Frekuensi tegangan

output dapat berubah‐ ubah bergantung periode

T1 T2 t

Lower frequency ubah bergantung periode

pulsa gelombang persegi. • Amplitude teganganAmplitude tegangan

output dapat divariasikan dengan mengubah

magnitud tegangan input  DC.

b d d d k k

• Sangat berguna pada pengemudian motor induksi kecepatan variabel.

(7)

Distorsi Harmonik Tegangan Output

g g

p

• Harmonik menyebabkan distorsi pada tegangan output. • Harmonik orde rendah (ke‐3, ke‐5, dsb) sulit untuk difilter, 

akibat ukuran filter dan orde filter yang tinggi. Harmonik orde rendah dapat menyebabkan distorsi tegangan yang serius

rendah dapat menyebabkan distorsi tegangan yang serius. • Mengapa harmonik harus diperhitungkan?

K li l b i id l h i d l

– Kualitas gelombang sinusoidal harus sesuai dengan supply  PLN. 

I “K lit D ” – Isu “Kualitas Daya”.

– Harmonik dapat menyebabkan peralatan memburuk sehingga rating peralatan perlu diperhitungkan lagi sehingga rating peralatan perlu diperhitungkan lagi. • Distorsi harmonik total (THD: Total Harmonic Distortion) 

adalah pengukuran untuk menentukan kualitas sebuah adalah pengukuran untuk menentukan kualitas sebuah gelombang.

(8)

Distorsi Harmonik Total (THD)

(

)

THD Tegangan: Jika Vn adalah tegangan harmonik ke- ,n

(

)

2 2 2 2 , 2, 3, 2, 2 .... n RMS RMS RMS RMS n V V V V THDv V V ∞ = + + + =

= 1, 1,

Jika tegangan rms untuk gelombang diketahui,

RMS RMS V V

(

)

2

(

)

2 1, 2 RMS RMS n V V THDv ∞ = − =

1, THD Arus: RMS THDv V = n I

(

)

2 , 2 RMS

THDi = 2 1, n RMS I V =

; adalah impedansi pada frekuensi harmonik.

n n n n V I Z Z =

(9)

Deret Fourier

• Mempelajari harmonik memerlukan pemahaman tentang bentuk gelombang. Deret Fourier adalah tool untuk analisis bentuk gelombang. 2 Fourier Series 1 π

Inverse Fourier 0 2 1 ( ) ("DC" term) o a f v dθ π =

(

)

1 1 ( ) cos sin 2 o n n n f v a a n

θ

b n

θ

∞ = = +

+

( )

2 0 1

( )cos ("cos" term)

n a f v n d π θ θ π =

dimana

θ ω

= t

( )

0 2 1

( )sin ("sin" term)

n b f v n d π θ θ π =

0 π

(10)

Harmonik gelombang persegi

g

g p

g

Vdc θ t θ=ωt π 2π -Vdc = ⎥ ⎥ ⎤ ⎢ ⎢ ⎡ − + = 1 π

V d

θ

2

π V d

θ

0 ao dc dc ⎤ ⎡ ⎥ ⎥ ⎦ ⎢ ⎢ ⎣

π π π

π

2 0 Vd dc dc o

( )

( )

= ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − =

π

θ

θ

θ

θ

π

0cos n d cos n d 0 V an dc

( )

( )

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − = π

θ

θ

π

θ

θ

π

2 sin sin n d n d V bn dc ⎥⎦ ⎢⎣ π

π

0

(11)

Harmonik gelombang persegi

g

g p

g

( )

( )

2 Menyelesaikan dc V b

θ

π

θ

π ⎤

Jika genap, cos 1 0 n n b

π

=

( )

( )

[

]

0 cos cos dc n d b n n n V π

θ

θ

π

⎡ ⎤ = − + 0

(harmonik genap tidak ada) n

b =

[

(cos 0 cos ) (cos 2 cos )

]

dc V n n n n V

π

π

π

π

= − + −

Jika n ganjil, cosn

π

= −1

[

(1 cos ) (1 cos )

]

2 dc V n n n V

π

π

π

= − + − 4 dc n V b n

π

=

[

]

2 (1 cos ) dc V n n

π

π

= − n

π

(12)

Spektrum Gelombang Persegi

p

g

g

Normalised

Fundamental Karakteristik spektrum (harmonik) :

Fundamental 1st

p ( )

– Harmonik menurun dengan faktor (1/n). 

( / )

– Harmonik genap tidak muncul.

Harmonik terdekat adalah ke 3 Jika

3rd (0.33)

– Harmonik terdekat adalah ke‐3. Jika frekuensi fundamental 50 Hz, maka harmonik terdekat adalah 150 Hz

5th (0.2)

7th (0.14)

9th (0 11)

harmonik terdekat adalah 150 Hz. – Akibat pemisahan kecil antara

fundamental dan harmonik desain

1 3 5 7 9 11 9th (0.11) 11th (0.09) fundamental dan harmonik, desain low‐pass filter output menjadi sangat sulit n sangat sulit.

(13)

Gelombang Quasi‐Square

g

q

α α α Vdc an = 0. (gelombang persergi) π 2π α α α

( )

1 2 sin n dc b V n d π α α θ θ π − ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ ⎣

⎦ π 2π -Vdc 2 cos dc V n n α π α α θ π − ⎣ ⎦ ⎡ ⎤ =

( )

(

)

2 cos cos dc n V n n n π α π α π = ⎡ − − ⎤ Perluasan:

(

)

(

)

Perluasan: cos cos i i n π α− = nπ − nα

( )

cos cos sin sin cos cos

2

cos cos cos

dc n n n n n n n V b n n n π α π α π α α π α = + = ⇒ = ⎡

( )

− ⎤

( )

[

]

2 cos 1 cos n dc n V n n π α π ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ =

( )

[

]

nπ

(14)

Pengontrolan harmonik

g

Jika n genap Î bn = 0 Menghilangkan harmonik:Jika n ganjil: Sebagai contoh, jika α = 30˚, 

maka b3 = 0, atau harmonik

( )

4Vd

• Secara khusus amplitudo

ke‐3 dihilangkan dari gelombang. 

( )

4 cos dc n V b n nπ α = • Secara khusus, amplitudo

dari fundamental: Secara umum, harmonik ke‐n  akan hilang jika:

4 α = 90˚ / n

( )

1 4 cos dc V b α π = Catatan: Fundamental, b11, dikontrol dengan variasi α. Harmonik juga dapat dikontrol dengan mengatur α.

(15)

Problem

• Sebuah inverter satu fasa jembatan penuh dicatu oleh sinyal gelombang persegi. Tegangan DC 100 V. Beban R = 10 ohm  dan L = 10 mH terhubung seri. Hitung:

a) THDv, menggunakan persamaan eksak,

b) THDv, menggunakan tiga harmonik non‐zero pertama,) , gg g p , c) THDi, menggunakan tiga harmonik non‐zero pertama.

• Ulangi (b) dan (c) untuk gelombang quasi‐square dengan α =  30˚

(16)

Inverter Satu Fasa Setengah Gelombang

g

g

+ Vdc

S1 ON

S2 OFF Dikenal sebagai “kaki 

Vo +VC1 + -S1 V 2 inverter”, merupakan

blok dasar untuk 

o RL V + S Vdc t 0 G membentuk inverter  gelombang penuh, tiga f d d l bih VC2 -S2 2 Vdc − S1 OFF S2 ON

fasa dan orde lebih tinggi.

• G adalah titik tengah.

S2 ON

• Kedua kapasitor mempunyai nilai yang sama. Sehingga link DC  seperti terbagi menjadi dua.

• Saklar atas dan bawah berlawanan. Jika saklar atas tertutup (ON) maka sakelar bawah harus terbuka (OFF) dan sebaliknya.

(17)

“Dead Time”

• Secara praktik, “dead time” diperlukan untuk mencegah hubung singkat akibat kedua saklar “ON” bersamaan.

• Dead time menyebabkan timbul harmonik frekuensi rendah. • Ini adalah sumber distorsi utama untuk inverter gelombang

sinus kualitas tinggi.gg S1 signal ( t ) S1 (gate) S1 + Vdc G Ishort S2 signal (gate) S2 − RL S2 "Sh t th h f lt" t d td "Dead time' = td "Shoot through fault" .

(18)

Inverter Satu Fasa Jembatan Penuh

• Jembatan penuh (satu fasa) dibangun dari dua kaki setengah jembatan.

• Switching pada kaki kedua ditunda 180˚ dari kaki yang pertama.

2 dc V π 2π ωt RG V LEG R LEG R' S1 S3 + 2 dc V V 2 dc V − π 2π ωt G R V ' + -G 2 dc V π 2π ωt R + Vo - R' dc V + -S4 S2 + 2 dc V d V 2 dc Vo V -dc V π 2π ωt G R o V V V RG − ' = dc V − groumd" virtual " is G

(19)

Inverter Tiga Fasa

g

• Tiap kaki (R, Y, B)  ditunda sebesar 120˚. • Gambar di samping +Vdc S1 S3 S5 + adalah inverter tiga fasa dengan beban

G R Y B i S1 S3 S5 − Vdc/2 terhubung Y. iR iY iB S4 S6 S2 +Vdc/2 ZY ZR ZB ia ib N

(20)

Inverter Phase Voltage (or pole switching

f ) VDC/2

Bentuk

Gelombang

waveform ) VRG -V DC/2 1200 VDC/2 V

Gelombang

2400 VDC/2 -VDC/2 VYG VDC/2 -VDC/2 VBG VDC DC lIne-to -ine Voltage VRY 2VDC/3 -VDC RY Six-step W f V DC/3 -VDC/3 2V /3 W aveform VRN 1 3 2 3 5 3 5 4 1 5 5 1 6 1 3 Interval Positive device(s) on -2VDC/3 3 2,4 3,5 4 5 4,6 1,5 6 1 2,6 1,3 2 Positive device(s) on Negative device(s) on

(21)

Pulse Width Modulation (PWM)

(

)

• Metode Segitiga

Modulating Waveform Carrier waveform 1 + Amplitudo gelombang segitiga (carrier) dan 1 M 0 gelombang sinus (modulasi)  dibandingkan untuk  1 − memperoleh gelombang PWM. Komparator analog  1 2 dc V

sederhana dapat digunakan

d

V

0

0

t t1 t2 t3 t4 t5

Pada dasarnya merupakan metode analog. Untuk versi digital,

2

dc

V

Pada dasarnya merupakan metode analog. Untuk versi digital, 

dikenal sebagai sampling reguler yang digunakan secara luas dalam industri.

(22)

Jenis‐jenis PWM

j

• Sinusoidal PWM

9 Sampling alami: Seperti dibahas sebelumnya, bekerja dengan rangkaian analog.

9 Sampling reguler: Versi yang disederhanakan dengan implementasi digital.p g

• Harmonic Elimination/Minimization PWM

9 Gelombang PWM dibentuk untuk menghilangkan sebagian 9 Gelombang PWM dibentuk untuk menghilangkan sebagian

harmonik yang tidak diinginkan dari spektrum gelombang output

output.

9 Memerlukan matematika yang tinggi.

S V t M d l ti (SVM)

• Space Vector Modulation (SVM)

9 Teknik sederhana berbasis volt‐sekon yang umum

d k d d f

(23)

Indeks Modulasi, Rasio Modulasi

,

Modulating Waveform Carrier waveform

1 M 1 + 0 1 − dc V 2 dc 0 0 t t1 t2 t3 t4 t5 2 dc V

Amplitudo gelombang modulasi Amplitudo gelombang modulasi Indeks Modulasi

Amplitudo gelombang carrier

I

M =

Frekuensi gelombang carrier

Rasio Modulasi M = =p

Rasio Modulasi

Frekuensi gelombang modulasi

R

(24)

Indeks Modulasi, Rasio Modulasi

,

• Indeks modulasi menentukan komponen fundamental  tegangan output.

Jika 0 < MI < 1,    V1 = MI Vin

dimana: V1 adalah tegangan output fundamental Vi adalah tegangan input DC

Vin adalah tegangan input DC.

R i d l i t k k j di (l k i) h ik d l

• Rasio modulasi menentukan kejadian (lokasi) harmonik dalam spektrum.

ik bi j di d

Harmonik biasanya terjadi pada:

f = k MR (fm)

dimana fm adalah frekuensi sinyal modulasi, dan k adalah bilangan bulat (1, 2, 3, …)

(25)

Sampling reguler

p g

g

Sinusoidal modulating waveform, vm(t) Carrier, vc(t) t1 t2 m( ) t π π 2 t'1 t'2 ) (t vs

Regular sampling waveform,

t

pwm

v

l li

(26)

Sampling reguler simetris dan asimetris

p g

g

T s a m p l e p o i n t t M 1 s i n ω m 1 + 4 T 4 3 T 4 5 T 4 π t 1 − d c V 2 0 t t1 t2 t3 t a s y m m e t r i c s a m p l i n g s y m m e t r i c 2 d c V − s y m m e t r i c s a m p l i n g G e n e r a t i n g o f P W M w a v e f o r m r e g u l a r s a m p l i n g

(27)

Switching Bipolar

g p

M d l ti W f C i f

Modulating Waveform Carrier waveform

1 M 1 + 0 1 − V 2 dc V 0 dc V 0 0 t t1 t2 t3 t4 t5 2 −

(28)

Switching Unipolar

g

p

A C a r r i e r w a v e f o r m B ( a ) 1 S ( b ) 3 S ( c ) 3 S p w m V ( d ) U n i p o l a r s w i t c h i n g s c h e m e ( d )

(29)

Switching PWM Bipolar: Karakteristik lebar pulsa

Δ 4 Δ = δ modulating carrier f Δ 4 waveform waveform 0 δ δ0 δ0 δ0 δ 2 dc V + π 2π δ1k k 2 δ l kth pulse α 2 dc V + k 1 δ k 2 δ π 2π k α P l PWM k k k α Pulsa PWM ke-k

(30)

Penentuan sudut switching untuk pulsa ke‐k

g

p

v Vmsin( )θ AS2 AS1 AS1 2 dc V + A A

persamaan volt-second,

A

=

A

Ap2 Ap1 1 1 2 2 s p s p

A

A

A

A

=

=

2 dc V − 2 2 s p 2

(31)

Sudut Switching PWM

g

Volt-second untuk setengah siklus pertama pulsa PWM:

⎛ ⎞

( )

⎛ ⎞

(

) ( )(

)

1 1 2 1 1 2 2 dc dc p k o k dc k o V V A =

δ

⎛ ⎞

δ δ

− = V

δ

δ

⎝ ⎠ ⎝ ⎠

Begitu juga untuk setengah siklus yang kedua:

V V ⎛ ⎞

( )

⎛ ⎞

(

) ( )(

)

2 2 2 2 2 2 2 dc dc p k o k dc k o V V A =

δ

⎛ ⎞

δ δ

− = V

δ

δ

⎝ ⎠ ⎝ ⎠ Volt-second

[

]

yang disuplay gelombang sinusoidal:

k

α

[

]

1

2

sin cos( 2 ) cos

k o s m m k o k A V d V α δ

θ θ

α

δ

α

− =

= − − 2 sin sin( ) dan m o k o V

δ

α

δ

= − 2 2 sin( ) s o m k o A =

δ

V

α

+

δ

(32)

Sudut Switching PWM

g

Untuk sudut yang sangat kecil, sin ,

2 sin( ) 2 sin( ) o o o A V A V δ δ δ δ α δ δ α δ → ⇒ 1 2 sin( ) ⇒ 2 2 sin( )

Untuk mendapatkan strategi modulasi:

s o m k o s o m k o

A δ V α δ A δ V α δ

⇒ = − ⇒ = −

1 1; 2 2

Oleh karena itu, pada setengah siklus pertama pulsa PWM,

p s p s A = A A = A V

( )(

1

)

2 sin( ) 2 dc k o oVm k o V δ −δ = δ α −δ

(

1

)

(

)

2 sin( D i d fi i i R i d l i m k o o k o dc V V δ δ δ α δ ⇒ − = −

Dari definisinya, Rasio modulasi:

dikenal sebagai modulasi

m I

V

M = dikenal sebagai modulasi

2

Jadi lebar pulsa untuk setengah siklus pertama gelombang PWM:

I dc M (V ) 1k o 1 MI sin( k δ δ α ⇒ =

[

+ −δo)

]

(33)

Sudut Switching PWM

g

Jadi, sudut switching sisi yang mendahului dari pulsa ke- adalah:k

1

Dengan metode sama lebar pulsa untuk setengah siklus kedua:

k k

α

δ

[

]

2

Dengan metode sama, lebar pulsa untuk setengah siklus kedua:

1 sin( )

k o MI k o

δ

=

δ

+

α

+

δ

2

Dan sudut sisi yang mengikuti:

k k

α

+

δ

2

Persamaan

k k

1k 2k

di atas berlaku untuk modulasi asimetris ( dan b b d )

δ

δ

berbeda).

Untuk modulasi simetris,

[

]

1k 2k k 1 M sin

δ

δ

δ

δ

δ

α

= = ⇒

δ

k =

δ

o

[

1+ MI sin

α

k

]

⇒ = +

(34)

Problem

• Pada PWM di bawah, hitung sudut switching pulsa nomor 2.

V 5 . 1 V 2 carrier waveform π 2π modulating waveform 1 2 3 4 5 6 7 8 9 t13 t15 t17 π t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 t11 t12 t14 t16 t182π 1 α

(35)

Spektrum PWM

p

2 . 0 = I M 4 . 0 = I M Amplitude 0 1 6 . 0 = I M 6 . 0 8 . 0 0 . 1 Modulation 8 . 0 = I M 2 . 0 4 . 0 Modulation Index p 2p 3p 4p 0 . 1 = I M Fundamental 0 Fundamental

NORMALISED HARMONIC AMPLITUDES FOR SINUSOIDAL PULSE-WITDH MODULATION

(36)

Pengamatan Spektrum PWM

g

p

• Harmonik muncul dalam cluster pada kelipatan frekuensi carrier.  • Harmonik utama terjadi pada:       

f = kp (fm); k=1,2,3....       

dimana fm adalah frekuensi gelombang modulasi (sinus). 

• Ada juga “side‐band” yang terdapat di sekitar frekuensi harmonik utama.

• Amplitudo fundamental sebanding dengan indeks modulasi.  Hubungannya dinyatakan dengan: 

V11= MII inVin

Amplitudo harmonik berubah dengan perubahan MI, sedangkan kejadiannya (lokasi pada spektrum) tidak. 

• Ketika p> 10, atau lebih, harmonik dapat dinormalisasi. Untuk  nilai‐nilai yang lebih rendah dari p, cluster side‐band bertumpuk. 

l h l d k b l k l

(37)

Harmonik Tiga Fasa

g

Untuk inverter tiga fasa, ada keuntungan besar jika MR dipilih : – Ganjil: Semua harmonik genap akan dieliminasi dari

gelombang. ge o ba g

triplens (kelipatan tiga ganjil (3,9,15,21, 27...):

h ik i l k di li i i d i

Semua harmonik triplens akan dieliminasi dari tegangan output line‐to‐line).

• Dengan mengamati bentuk gelombang, terlihat bahwa dengan MR ganjil, tegangan line‐to‐line terlihat lebih sinusoidal.

• Seperti terlihat dari spektrum amplitudo tegangan fasaSeperti terlihat dari spektrum, amplitudo tegangan fasa  adalah 0,8 (normal). Hal ini karena indeks modulasi adalah  0,8. Amplitudo tegangan line adalah akar kuadrat dari

0,8. Amplitudo tegangan line adalah akar kuadrat dari  tegangan tiga fasa karena hubungan tiga fasa

(38)

Efek ganjil dan triplens

π 2π 2 dc V dc V − π 2π RG V 2 2 dc V V YG V 2 dc Vdc V RY V dc V dc V − 6 . 0 , 8 = = M p 2 dc V − 2 RG V 2 dc V − 2 dc V YG V 2 dc V RY V dc V − 6 . 0 , 9 = = M p

ILLUSTRATION OF BENEFITS OF USING A FREQUENCY RATIO THAT IS A MULTIPLE OF THREE IN A THREE PHASE INVERTER

(39)

Spektrum: Efek triplens

p

p

Amplitude

8 .

1 0.8 3 (Line toline voltage)

4 . 1 6 . 1 0 . 1 2 . 1 6 . 0 8 . 0 B 2 . 0 4 . 0 19 23 37 41 43 47 5961 6567 79 83 85 89 B 0 41 43 39 37 4547 23 19 21 63 61 59 57 65 67 697779 8183 8587 89 91 A Harmonic Order Fundamental

COMPARISON OF INVERTER PHASE VOLTAGE (A) & INVERTER LINE VOLTAGE (B) HARMONIC (P=21, M=0.8)

(40)

Komentar untuk skema PWM

• Diharapkan memilih MR sebesar mungkin.

• Ini akan mendorong harmonik pada frekuensi tinggi pada  spektrum. Dengan demikian kebutuhan filter berkurang. • Meskipun perbaikan THD tegangan tidak signifikan, tetapi 

THD arus akan sangat membaik karena beban biasanya g y memiliki beberapa efek penyaringan arus.

Namun, MNamun, MRR  yang lebih tinggi mempunyai efek samping:yang lebih tinggi mempunyai efek samping:

– Frekuensi switching lebih tinggi Æ rugi‐rugi bertambah. Lebar pulsa bisa terlalu kecil untuk dibentuk

Gambar

ILLUSTRATION OF BENEFITS OF USING A FREQUENCY RATIO THAT IS A MULTIPLE OF THREE IN A THREE PHASE INVERTER

Referensi

Dokumen terkait

5 perumusan program kerja ini penulis mengacu pada hasil observasi yang telah dilaksanakan sehingga program yang akan dilaksanakan nantinya dapat disesuaikan dengan

Hasil penelitian tentang keanekaragaman Porifera di zona sub litoral Rinon Pulo Breueh dimanfaatkan dalam bentuk buku pendukung materi ajar yang akan diserahkan ke sekolah

Pertambahan panjang rangkaian seri lebih besar dari pada rangkaian paralel ketika diberi beban yang sama besar 3.

Fakor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap belajar siswa, banyak siswa yang terpengaruh dengan lingkungannya. Peserta didik yang teman bergaulnya tidak

TANAH SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM UU NO.5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK – POKOK AGRARIA, BERIKUT ATAU TIDAK BERIKUT BENDA – BENDA LAIN YANG MERUPAKAN SATU KESATUAN

Secara umum, kegiatan kolaborasi menggunakan SNS sangat efektif, khususnya dari segi waktu, seperti sebelumnya yang sudah saya katakan, kita bisa menghemat waktu

Dalam film ini memiliki lumayan banyak tokoh, Bayu adalah tokoh utama dan ada Mome tokoh pendamping Bayu, selain itu juga ada Ibu dan monster lain dan juga beberapa

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan wali kelas siswa tunarungu tingkat Sekolah Dasar jika ada permasalahan pada siswa maka wali kelas yang membantu