PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS BENGKULU UNIVERSITAS BENGKULU
Konverter DC – AC
(INVERTER)
(INVERTER)
Inverter
Mengkonversi daya DC ke AC melalui switching tegangan atau arus input DC dengan urutan yang ditentukan sedemikian rupa untuk membangkitkan output tegangan atau arus DC.
IDC Iac + + VDC Vac + − lik i − Aplikasi: • UPS (Uninterruptible Power Suply) • Pengemudian motor induksi • HVDC
Inverter Gelombang Persegi Sederhana
g
g
SQUARE-WAVE
INVERTER vO
S1,S2 ON; S3,S4 OFF for t1 < t < t2
T1 T3 D1 D3 S1 S3 VDC VDC T4 T2 + VO -IO VDC S4 + vO − t 1 t2 t S2 T4 T2 D2 D4 S3,S4 ON ; S1,S2 OFF for t2 < t < t3 EQUIVALENT CIRCUIT S1 S3 vO S1 S3 VDC S1 S3 + vO − t2 t3 t S2 S4 S4 S2 -VDC
INVERTER OUTPUT VOLTAGE
Bentuk
Vdc π 2πGelombang AC
FUNDAMENTAL COMPONENT -Vdc V π DC V 4 V1 3RD HARMONIC 1 V 3 5RD HARMONIC 1 V 5 1 VFilter Harmonik
L
(LOW PASS) FILTER
INVERTER LOAD DC SUPPLY vO 1 + C vO 2 + − −
BEFORE FILTERING AFTER FILTERING
vO 1 vO 2
BEFORE FILTERING AFTER FILTERING
• Output inverter adalah tegangan AC terpotong‐potong dengan komponen DC nol Tegangan output ini mengandung harmonik komponen DC nol. Tegangan output ini mengandung harmonik. • Sebuah low‐pass filter LC biasanya dipasang pada output inverter
untuk mengurangi harmonik frekuensi tinggi.g g gg
• Pada beberapa aplikasi seperti UPS, output gelombang sinus kemurnian tinggi dibutuhkan. Pemfilteran yang baik mutlak. • Pada aplikasi seperti pengemudian motor AC, pemfilteran tidak
Kemampuan Tegangan dan Frekuensi Variabel
Vd 2 Higher input voltage
• Frek ensi tegangan Vdc1
Vdc2 Higher input voltage
Higher frequency
Lower input voltage
• Frekuensi tegangan
output dapat berubah‐ ubah bergantung periode
T1 T2 t
Lower frequency ubah bergantung periode
pulsa gelombang persegi. • Amplitude teganganAmplitude tegangan
output dapat divariasikan dengan mengubah
magnitud tegangan input DC.
b d d d k k
• Sangat berguna pada pengemudian motor induksi kecepatan variabel.
Distorsi Harmonik Tegangan Output
g g
p
• Harmonik menyebabkan distorsi pada tegangan output. • Harmonik orde rendah (ke‐3, ke‐5, dsb) sulit untuk difilter,
akibat ukuran filter dan orde filter yang tinggi. Harmonik orde rendah dapat menyebabkan distorsi tegangan yang serius
rendah dapat menyebabkan distorsi tegangan yang serius. • Mengapa harmonik harus diperhitungkan?
K li l b i id l h i d l
– Kualitas gelombang sinusoidal harus sesuai dengan supply PLN.
I “K lit D ” – Isu “Kualitas Daya”.
– Harmonik dapat menyebabkan peralatan memburuk sehingga rating peralatan perlu diperhitungkan lagi sehingga rating peralatan perlu diperhitungkan lagi. • Distorsi harmonik total (THD: Total Harmonic Distortion)
adalah pengukuran untuk menentukan kualitas sebuah adalah pengukuran untuk menentukan kualitas sebuah gelombang.
Distorsi Harmonik Total (THD)
(
)
THD Tegangan: Jika Vn adalah tegangan harmonik ke- ,n
∞
(
)
2 2 2 2 , 2, 3, 2, 2 .... n RMS RMS RMS RMS n V V V V THDv V V ∞ = + + + =∑
= 1, 1,Jika tegangan rms untuk gelombang diketahui,
RMS RMS V V
(
)
2(
)
2 1, 2 RMS RMS n V V THDv ∞ = − =∑
1, THD Arus: RMS THDv V = n I(
)
2 , 2 RMS ∞∑
THDi = 2 1, n RMS I V =; adalah impedansi pada frekuensi harmonik.
n n n n V I Z Z =
Deret Fourier
• Mempelajari harmonik memerlukan pemahaman tentang bentuk gelombang. Deret Fourier adalah tool untuk analisis bentuk gelombang. 2 Fourier Series 1 π
∫
Inverse Fourier 0 2 1 ( ) ("DC" term) o a f v dθ π =∫
(
)
1 1 ( ) cos sin 2 o n n n f v a a nθ
b nθ
∞ = = +∑
+( )
2 0 1( )cos ("cos" term)
n a f v n d π θ θ π =
∫
dimanaθ ω
= t( )
0 2 1( )sin ("sin" term)
n b f v n d π θ θ π =
∫
0 π∫
Harmonik gelombang persegi
g
g p
g
Vdc θ t θ=ωt π 2π -Vdc = ⎥ ⎥ ⎤ ⎢ ⎢ ⎡ − + = 1 π∫
V dθ
2∫
π V dθ
0 ao dc dc ⎤ ⎡ ⎥ ⎥ ⎦ ⎢ ⎢ ⎣∫
∫
∫
∫
π π ππ
2 0 Vd dc dc o( )
( )
= ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − =∫
∫
πθ
θ
θ
θ
π
0cos n d cos n d 0 V an dc( )
( )
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − = π∫
θ
θ
∫
πθ
θ
π
2 sin sin n d n d V bn dc ⎥⎦ ⎢⎣ ππ
0Harmonik gelombang persegi
g
g p
g
( )
( )
2 Menyelesaikan dc V b ⎡θ
πθ
π ⎤Jika genap, cos 1 0 n n b
π
=( )
( )
[
]
0 cos cos dc n d b n n n V πθ
θ
π
⎡ ⎤ = ⎣− + ⎦ 0(harmonik genap tidak ada) n
b =
[
(cos 0 cos ) (cos 2 cos )]
dc V n n n n V
π
π
π
π
= − + −Jika n ganjil, cosn
π
= −1[
(1 cos ) (1 cos )]
2 dc V n n n Vπ
π
π
= − + − 4 dc n V b nπ
=[
]
2 (1 cos ) dc V n nπ
π
= − nπ
Spektrum Gelombang Persegi
p
g
g
Normalised
Fundamental Karakteristik spektrum (harmonik) :
Fundamental 1st
p ( )
– Harmonik menurun dengan faktor (1/n).
( / )
– Harmonik genap tidak muncul.
Harmonik terdekat adalah ke 3 Jika
3rd (0.33)
– Harmonik terdekat adalah ke‐3. Jika frekuensi fundamental 50 Hz, maka harmonik terdekat adalah 150 Hz
5th (0.2)
7th (0.14)
9th (0 11)
harmonik terdekat adalah 150 Hz. – Akibat pemisahan kecil antara
fundamental dan harmonik desain
1 3 5 7 9 11 9th (0.11) 11th (0.09) fundamental dan harmonik, desain low‐pass filter output menjadi sangat sulit n sangat sulit.
Gelombang Quasi‐Square
g
q
α α α Vdc an = 0. (gelombang persergi) π 2π α α α( )
1 2 sin n dc b V n d π α α θ θ π − ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ ⎣∫
⎦ π 2π -Vdc 2 cos dc V n n α π α α θ π − ⎣ ⎦ ⎡ ⎤ = ⎣− ⎦( )
(
)
2 cos cos dc n V n n n π α π α π = ⎡⎣ − − ⎤⎦ Perluasan:(
)
(
)
Perluasan: cos cos i i n π α− = nπ − nα( )
cos cos sin sin cos cos
2
cos cos cos
dc n n n n n n n V b n n n π α π α π α α π α = + = ⇒ = ⎡⎣
( )
− ⎤⎦( )
[
]
2 cos 1 cos n dc n V n n π α π ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ =( )
[
−]
nπPengontrolan harmonik
g
• Jika n genap Î bn = 0 Menghilangkan harmonik: • Jika n ganjil: Sebagai contoh, jika α = 30˚,
maka b3 = 0, atau harmonik
( )
4Vd
• Secara khusus amplitudo
ke‐3 dihilangkan dari gelombang.
( )
4 cos dc n V b n nπ α = • Secara khusus, amplitudodari fundamental: Secara umum, harmonik ke‐n akan hilang jika:
4 α = 90˚ / n
( )
1 4 cos dc V b α π = Catatan: Fundamental, b11, dikontrol dengan variasi α. Harmonik juga dapat dikontrol dengan mengatur α.Problem
• Sebuah inverter satu fasa jembatan penuh dicatu oleh sinyal gelombang persegi. Tegangan DC 100 V. Beban R = 10 ohm dan L = 10 mH terhubung seri. Hitung:
a) THDv, menggunakan persamaan eksak,
b) THDv, menggunakan tiga harmonik non‐zero pertama,) , gg g p , c) THDi, menggunakan tiga harmonik non‐zero pertama.
• Ulangi (b) dan (c) untuk gelombang quasi‐square dengan α = 30˚
Inverter Satu Fasa Setengah Gelombang
g
g
+ Vdc
S1 ON
S2 OFF Dikenal sebagai “kaki
Vo + − VC1 + -S1 V 2 inverter”, merupakan
blok dasar untuk
o RL V + S Vdc t 0 G membentuk inverter gelombang penuh, tiga f d d l bih VC2 -S2 2 Vdc − S1 OFF S2 ON
fasa dan orde lebih tinggi.
• G adalah titik tengah.
S2 ON
• Kedua kapasitor mempunyai nilai yang sama. Sehingga link DC seperti terbagi menjadi dua.
• Saklar atas dan bawah berlawanan. Jika saklar atas tertutup (ON) maka sakelar bawah harus terbuka (OFF) dan sebaliknya.
“Dead Time”
• Secara praktik, “dead time” diperlukan untuk mencegah hubung singkat akibat kedua saklar “ON” bersamaan.
• Dead time menyebabkan timbul harmonik frekuensi rendah. • Ini adalah sumber distorsi utama untuk inverter gelombang
sinus kualitas tinggi.gg S1 signal ( t ) S1 (gate) S1 + Vdc G Ishort S2 signal (gate) S2 − RL S2 "Sh t th h f lt" t d td "Dead time' = td "Shoot through fault" .
Inverter Satu Fasa Jembatan Penuh
• Jembatan penuh (satu fasa) dibangun dari dua kaki setengah jembatan.
• Switching pada kaki kedua ditunda 180˚ dari kaki yang pertama.
2 dc V π 2π ωt RG V LEG R LEG R' S1 S3 + 2 dc V V 2 dc V − π 2π ωt G R V ' + -G 2 dc V π 2π ωt R + Vo - R' dc V + -S4 S2 + 2 dc V d V 2 dc V − o V -dc V π 2π ωt G R o V V V RG − ' = dc V − groumd" virtual " is G
Inverter Tiga Fasa
g
• Tiap kaki (R, Y, B) ditunda sebesar 120˚. • Gambar di samping +Vdc S1 S3 S5 + adalah inverter tiga fasa dengan bebanG R Y B i S1 S3 S5 − Vdc/2 terhubung Y. iR iY iB S4 S6 S2 + − Vdc/2 ZY ZR ZB ia ib N
Inverter Phase Voltage (or pole switching
f ) VDC/2
Bentuk
Gelombang
waveform ) VRG -V DC/2 1200 VDC/2 VGelombang
2400 VDC/2 -VDC/2 VYG VDC/2 -VDC/2 VBG VDC DC lIne-to -ine Voltage VRY 2VDC/3 -VDC RY Six-step W f V DC/3 -VDC/3 2V /3 W aveform VRN 1 3 2 3 5 3 5 4 1 5 5 1 6 1 3 Interval Positive device(s) on -2VDC/3 3 2,4 3,5 4 5 4,6 1,5 6 1 2,6 1,3 2 Positive device(s) on Negative device(s) onPulse Width Modulation (PWM)
(
)
• Metode Segitiga
Modulating Waveform Carrier waveform 1 + Amplitudo gelombang segitiga (carrier) dan 1 M 0 gelombang sinus (modulasi) dibandingkan untuk 1 − memperoleh gelombang PWM. Komparator analog 1 2 dc V
sederhana dapat digunakan
d
V
0
0
t t1 t2 t3 t4 t5
Pada dasarnya merupakan metode analog. Untuk versi digital,
2
dc
V
−
Pada dasarnya merupakan metode analog. Untuk versi digital,
dikenal sebagai sampling reguler yang digunakan secara luas dalam industri.
Jenis‐jenis PWM
j
• Sinusoidal PWM
9 Sampling alami: Seperti dibahas sebelumnya, bekerja dengan rangkaian analog.
9 Sampling reguler: Versi yang disederhanakan dengan implementasi digital.p g
• Harmonic Elimination/Minimization PWM
9 Gelombang PWM dibentuk untuk menghilangkan sebagian 9 Gelombang PWM dibentuk untuk menghilangkan sebagian
harmonik yang tidak diinginkan dari spektrum gelombang output
output.
9 Memerlukan matematika yang tinggi.
S V t M d l ti (SVM)
• Space Vector Modulation (SVM)
9 Teknik sederhana berbasis volt‐sekon yang umum
d k d d f
Indeks Modulasi, Rasio Modulasi
,
Modulating Waveform Carrier waveform1 M 1 + 0 1 − dc V 2 dc 0 0 t t1 t2 t3 t4 t5 2 dc V −
Amplitudo gelombang modulasi Amplitudo gelombang modulasi Indeks Modulasi
Amplitudo gelombang carrier
I
M =
Frekuensi gelombang carrier
Rasio Modulasi M = =p
Rasio Modulasi
Frekuensi gelombang modulasi
R
Indeks Modulasi, Rasio Modulasi
,
• Indeks modulasi menentukan komponen fundamental tegangan output.
Jika 0 < MI < 1, V1 = MI Vin
dimana: V1 adalah tegangan output fundamental Vi adalah tegangan input DC
Vin adalah tegangan input DC.
R i d l i t k k j di (l k i) h ik d l
• Rasio modulasi menentukan kejadian (lokasi) harmonik dalam spektrum.
ik bi j di d
Harmonik biasanya terjadi pada:
f = k MR (fm)
dimana fm adalah frekuensi sinyal modulasi, dan k adalah bilangan bulat (1, 2, 3, …)
Sampling reguler
p g
g
Sinusoidal modulating waveform, vm(t) Carrier, vc(t) t1 t2 m( ) t π π 2 t'1 t'2 ) (t vsRegular sampling waveform,
t
pwm
v
l li
Sampling reguler simetris dan asimetris
p g
g
T s a m p l e p o i n t t M 1 s i n ω m 1 + 4 T 4 3 T 4 5 T 4 π t 1 − d c V 2 0 t t1 t2 t3 t a s y m m e t r i c s a m p l i n g s y m m e t r i c 2 d c V − s y m m e t r i c s a m p l i n g G e n e r a t i n g o f P W M w a v e f o r m r e g u l a r s a m p l i n gSwitching Bipolar
g p
M d l ti W f C i f
Modulating Waveform Carrier waveform
1 M 1 + 0 1 − V 2 dc V 0 dc V 0 0 t t1 t2 t3 t4 t5 2 −
Switching Unipolar
g
p
A C a r r i e r w a v e f o r m B ( a ) 1 S ( b ) 3 S ( c ) 3 S p w m V ( d ) U n i p o l a r s w i t c h i n g s c h e m e ( d )Switching PWM Bipolar: Karakteristik lebar pulsa
Δ 4 Δ = δ modulating carrier f Δ 4 waveform waveform 0 δ δ0 δ0 δ0 δ 2 dc V + π 2π δ1k k 2 δ l kth pulse α 2 dc V + k 1 δ k 2 δ π 2π k α P l PWM k k k α Pulsa PWM ke-kPenentuan sudut switching untuk pulsa ke‐k
g
p
v Vmsin( )θ AS2 AS1 AS1 2 dc V + A Apersamaan volt-second,
A
=
A
Ap2 Ap1 1 1 2 2 s p s pA
A
A
A
=
=
2 dc V − 2 2 s p 2Sudut Switching PWM
g
Volt-second untuk setengah siklus pertama pulsa PWM:
⎛ ⎞
( )
⎛ ⎞(
) ( )(
)
1 1 2 1 1 2 2 dc dc p k o k dc k o V V A = ⎜⎛ ⎟⎞δ
−⎜⎛ ⎞⎟δ δ
− = Vδ
−δ
⎝ ⎠ ⎝ ⎠Begitu juga untuk setengah siklus yang kedua:
V V ⎛ ⎞
( )
⎛ ⎞(
) ( )(
)
2 2 2 2 2 2 2 dc dc p k o k dc k o V V A = ⎜⎛ ⎟⎞δ
− ⎜⎛ ⎞⎟δ δ
− = Vδ
−δ
⎝ ⎠ ⎝ ⎠ Volt-second[
]
yang disuplay gelombang sinusoidal:
k
α
∫
[
]
1
2
sin cos( 2 ) cos
k o s m m k o k A V d V α δ
θ θ
α
δ
α
− =∫
= − − 2 sin sin( ) dan m o k o Vδ
α
δ
= − 2 2 sin( ) s o m k o A =δ
Vα
+δ
Sudut Switching PWM
g
Untuk sudut yang sangat kecil, sin ,
2 sin( ) 2 sin( ) o o o A V A V δ δ δ δ α δ δ α δ → ⇒ 1 2 sin( ) ⇒ 2 2 sin( )
Untuk mendapatkan strategi modulasi:
s o m k o s o m k o
A δ V α δ A δ V α δ
⇒ = − ⇒ = −
1 1; 2 2
Oleh karena itu, pada setengah siklus pertama pulsa PWM,
p s p s A = A A = A V
( )(
1)
2 sin( ) 2 dc k o oVm k o V δ −δ = δ α −δ(
1)
(
)
2 sin( D i d fi i i R i d l i m k o o k o dc V V δ δ δ α δ ⇒ − = −Dari definisinya, Rasio modulasi:
dikenal sebagai modulasi
m I
V
M = dikenal sebagai modulasi
2
Jadi lebar pulsa untuk setengah siklus pertama gelombang PWM:
I dc M (V ) 1k o 1 MI sin( k δ δ α ⇒ =
[
+ −δo)]
Sudut Switching PWM
g
Jadi, sudut switching sisi yang mendahului dari pulsa ke- adalah:k
1
Dengan metode sama lebar pulsa untuk setengah siklus kedua:
k k
α
−δ
[
]
2
Dengan metode sama, lebar pulsa untuk setengah siklus kedua:
1 sin( )
k o MI k o
δ
=δ
+α
+δ
2
Dan sudut sisi yang mengikuti:
k k
α
+δ
2Persamaan
k k
1k 2k
di atas berlaku untuk modulasi asimetris ( dan b b d )
δ
δ
berbeda).
Untuk modulasi simetris,
[
]
1k 2k k 1 M sinδ
δ
δ
δ
δ
α
= = ⇒δ
k =δ
o[
1+ MI sinα
k]
⇒ = +Problem
• Pada PWM di bawah, hitung sudut switching pulsa nomor 2.
V 5 . 1 V 2 carrier waveform π 2π modulating waveform 1 2 3 4 5 6 7 8 9 t13 t15 t17 π t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 t11 t12 t14 t16 t182π 1 α
Spektrum PWM
p
2 . 0 = I M 4 . 0 = I M Amplitude 0 1 6 . 0 = I M 6 . 0 8 . 0 0 . 1 Modulation 8 . 0 = I M 2 . 0 4 . 0 Modulation Index p 2p 3p 4p 0 . 1 = I M Fundamental 0 FundamentalNORMALISED HARMONIC AMPLITUDES FOR SINUSOIDAL PULSE-WITDH MODULATION
Pengamatan Spektrum PWM
g
p
• Harmonik muncul dalam cluster pada kelipatan frekuensi carrier. • Harmonik utama terjadi pada:
f = kp (fm); k=1,2,3....
dimana fm adalah frekuensi gelombang modulasi (sinus).
• Ada juga “side‐band” yang terdapat di sekitar frekuensi harmonik utama.
• Amplitudo fundamental sebanding dengan indeks modulasi. Hubungannya dinyatakan dengan:
V11= MII inVin
• Amplitudo harmonik berubah dengan perubahan MI, sedangkan kejadiannya (lokasi pada spektrum) tidak.
• Ketika p> 10, atau lebih, harmonik dapat dinormalisasi. Untuk nilai‐nilai yang lebih rendah dari p, cluster side‐band bertumpuk.
l h l d k b l k l
Harmonik Tiga Fasa
g
• Untuk inverter tiga fasa, ada keuntungan besar jika MR dipilih : – Ganjil: Semua harmonik genap akan dieliminasi dari
gelombang. ge o ba g
– triplens (kelipatan tiga ganjil (3,9,15,21, 27...):
h ik i l k di li i i d i
Semua harmonik triplens akan dieliminasi dari tegangan output line‐to‐line).
• Dengan mengamati bentuk gelombang, terlihat bahwa dengan MR ganjil, tegangan line‐to‐line terlihat lebih sinusoidal.
• Seperti terlihat dari spektrum amplitudo tegangan fasaSeperti terlihat dari spektrum, amplitudo tegangan fasa adalah 0,8 (normal). Hal ini karena indeks modulasi adalah 0,8. Amplitudo tegangan line adalah akar kuadrat dari
0,8. Amplitudo tegangan line adalah akar kuadrat dari tegangan tiga fasa karena hubungan tiga fasa
Efek ganjil dan triplens
π 2π 2 dc V dc V − π 2π RG V 2 2 dc V V YG V 2 dc V − dc V RY V dc V dc V − 6 . 0 , 8 = = M p 2 dc V − 2 RG V 2 dc V − 2 dc V YG V 2 dc V RY V dc V − 6 . 0 , 9 = = M pILLUSTRATION OF BENEFITS OF USING A FREQUENCY RATIO THAT IS A MULTIPLE OF THREE IN A THREE PHASE INVERTER
Spektrum: Efek triplens
p
p
Amplitude
8 .
1 0.8 3 (Line toline voltage)
4 . 1 6 . 1 0 . 1 2 . 1 6 . 0 8 . 0 B 2 . 0 4 . 0 19 23 37 41 43 47 5961 6567 79 83 85 89 B 0 41 43 39 37 4547 23 19 21 63 61 59 57 65 67 697779 8183 8587 89 91 A Harmonic Order Fundamental
COMPARISON OF INVERTER PHASE VOLTAGE (A) & INVERTER LINE VOLTAGE (B) HARMONIC (P=21, M=0.8)
Komentar untuk skema PWM
• Diharapkan memilih MR sebesar mungkin.
• Ini akan mendorong harmonik pada frekuensi tinggi pada spektrum. Dengan demikian kebutuhan filter berkurang. • Meskipun perbaikan THD tegangan tidak signifikan, tetapi
THD arus akan sangat membaik karena beban biasanya g y memiliki beberapa efek penyaringan arus.
• Namun, MNamun, MRR yang lebih tinggi mempunyai efek samping:yang lebih tinggi mempunyai efek samping:
– Frekuensi switching lebih tinggi Æ rugi‐rugi bertambah. Lebar pulsa bisa terlalu kecil untuk dibentuk