• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intan P. Baridi. Rudyard House. Penerbit. PerfectIPB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Intan P. Baridi. Rudyard House. Penerbit. PerfectIPB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Intan P. Baridi

Rudyard House

♀♂

Penerbit

PerfectIPB

(2)

RUDYARD HOUSE Oleh: (Intan P. Baridi)

Copyright © 2013 by (Intan P. Baridi)

Penerbit (PerfectIPB) (http://www.wattpad.com/user/PerfectIPB) (http://perfectipb.blogspot.com/) (nuliscerita@yahoo.com) Desain Sampul:

(Picture by Google design PerfectIPB)

Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com

(3)

Part 1

Seorang wanita cantik turun dari BMW X5 berwarna hitam disebuah halaman rumah yang sangat luas. Wanita itu benar-benar cantik, setelah turun dari mobilnya ia lalu membuka kaca mata hitamnya memperlihatkan warna coklat terang yang cantik pada bola matanya yang indah. Ia menggunakan bedak yang tidak tebal di kulit putih mulus miliknya, ia menyapukan warna coklat gelap di kelopak matanya. Ia juga tidak lupa menggunakan mascara dibulu matanya yang panjang dan lentik yang memberikan aksen tajam pada mata indahnya. Rambut coklat ikal panjangnya ia biarkan tergerai indah.

Pemerah pipi berwarna ‘salsarose’ yang dioleskan sempurna di tulang pipinya dan ia menggunakan lipstick berwarna ‘full fuchsia’ yang membuat bibir indahnya terlihat sangat sensual. Wanita itu menggunakan dress selutut berwarna hijau yang sangat pas ditubuhnya yang terlihat sexy. Ia memiliki tubuh tinggi semampai, memiliki ukuran payudara yang pas, dan memiliki kaki jenjang yang indah. Begitu wanita itu turun ia langsung disambut oleh seseorang yang sudah sangat mengenalnya……

“Nona Brenda….” teriak pria paruh baya, umurnya sekitar lima puluh tahun yang terus mendekat ke arah Brenda. Oskar, merupakan pelayan yang sudah ikut lama dengan keluarga Rudyard.

"Oskar...aku rindu padamu." ucap Brenda seraya memeluk Oskar. Ia sudah menganggap Oskar seperti keluarganya sendiri, karena Oskar juga yang mengurus Brenda dari kecil.

"Wah, nona sekarang sudah semakin besar dan sangat cantik." puji Oskar.

"Kau juga semakin....tua." goda Brenda sambil tertawa kencang memperlihatkan deretan gigi yang rapih dan putih cemerlang.

"Masih sama seperti dulu ya nona, memiliki mulut yang pedas, heh." ucap Oskar terkekeh dengan ucapan nonanya itu. Oskar membawa Brenda masuk ke rumah besar itu, Rudyard House.

Brenda masuk kedalam rumah besar itu, rumah yang sangat luas dan sangat cantik. Begitu ia masuk, ia menjadi ingat masa kecilnya yang sangat bahagia bersama papa dan mamanya.

(4)

"Hemm, sudah berapa lama ya Oskar aku tidak pulang?" tanya Brenda pada Oskar disebelahnya.

"Kira-kira sudah dua tahun lalu, nona. Semenjak tuan Alvin meninggal dunia." Brenda menjadi ingat dengan mendiang papanya itu. Mamanya sudah meninggal sewaktu Brenda berumur sepuluh tahun. Sedangkan papanya meninggal dua tahun yang lalu dikarenakan stres yang sangat akut. Bagaimana tidak, Alvin papa Brenda itu kalah dalam judi sehingga ia harus menggadaikan rumahnya itu. Belum lagi ia memiliki hutang yang jumlahnya cukup banyak.

Brenda yang mengetahui bahwa rumahnya digadai benar-benar tidak terima. Maka dari itu sekarang ia lebih memilih pulang dari studinya di London. Brenda sedang menyelesaikan pendidikan S2 nya sambil bekerja, umur Brenda sekarang sudah dua puluh empat tahun. Brenda merupakan wanita yang mandiri. Ia tidak mau bergantung kepada orang tuanya.

"Oia, dimana Emma?" tanya Brenda. Emma merupakan juru masak andalan keluarga Rudyard. Sama seperti Oskar, Emma sudah bekerja berpuluh-puluh tahun. Selama ini Oskar dan Emma lah yang mengurus Rudyard House.

"Emma sedang keluar sebentar, nona. Kalau nona mau beristirahat, mari saya antar. Kamarnya sudah dirapihkan." ucap Oskar sopan kepada nona kesayangannya.

"Ah, aku lapar Oskar. Aku mau ke dapur dulu, mungkin Emma sudah datang." ucap Brenda dengan senyum menawannya. Ia bergegas menuju dapur, dengan langkah yang ringan.

"Emma...." teriak Brenda.

"No-nona Brenda..." ucap Emma tergagap melihat nona kecilnya yang sekarang sudah tumbuh dengan cantik.

"Aku rindu sekali padamu...." Brenda mendekat dan memeluk Emma dengan sayang.

"Nona, nona sekarang sudah besar. Sangat cantik, persis seperti nyonya Olive." ucap Emma sambil mengelus rambut halus Brenda.

(5)

"Iya dong, mama itu emang yang paling cantik." Brenda mengedipkan sebelah matanya. Emma sangat senang melihat nonanya itu yang sangat bersemangat dan ceria. "Emma, aku sangat lapar..." Brenda mengelus perutnya.

"Hahaha...baik nona cantik, akan saya siapkan." Emma tertawa melihat tingkah Brenda.

******************

Brenda membuka pintu kamarnya. Warna kamar itu pink, ya dari dulu Brenda memang menyukai warna perempuan itu. Boneka-boneka koleksi Brenda masih tertata rapih, foto-fotonya dengan kedua orang tuanya, dan foto-foto sewaktu ia kecil terjajar rapih di meja. Tidak ada yang berubah, semua masih sama.

Brenda berjalan membuka pintu balkon kamarnya. Angin sejuk langsung menerpa wajahnya, angin itu menggerakan rambut halus milik Brenda. Brenda memejamkan matanya menikmati dan menghirup udara yang begitu sejuk. Pandangannya langsung tertuju pada kolam renang besar, kamar Brenda memang menghadap kearah kolam renang di bawah.

Ia jadi mengingat-ingat momen yang terjadi di rumah besar ini. Brenda sangat tau bahwa Rudyard House menjadi incaran banyak orang. Karena tanah yang sangat luas, bangunan rumah yang megah, dan memiliki beberapa fasilitas mewah di dalam Rudyard House. Dan sekarang rumah ini jatuh di tangan pria yang bahkan tidak Brenda bayangkan. ****************

"Jadi siapa pria itu, Oskar?" tanya Brenda memulai pembicaraan mengenai pria yang berhasil memegang surat-surat rumah itu. Saai ini Brenda dan Oskar sudah berada di ruangan kerja Brenda.

"Namanya Russel Matthew, nona." Oskar sudah duduk di depan Brenda.

"Russel Matthew." ulang Brenda, sambil memegang dagunya tanda ia sedang berfikir. "Memangnya dia siapa?" tanya Brenda dengan nada sinis.

"Dia bangsawan muda. Umurnya kira-kira baru tiga puluh tahun. Ia memiliki, maskapai penerbangan, ia juga memiliki grup hotel yang sudah ternama, dan memiliki aset lainnya. Nama besar keluarganya sudah terkenal di negara ini, nona. Yang saya dengar ia memang sudah mengincar Rudyard House. Dan ia mengetahui kalau ayah anda suka

(6)

berjudi, makannya ia memancing tuan Alvin untuk mengunakan sertifikat rumah ini sebagai barang taruhannya." ucap Oskar panjang lemabr.

Brenda memejamkan matanya menahan emosi, tega-teganya ayahnya menggunakan sertifikat rumah ini untuk berjudi. Terlebih lagi pria sialan itu, jadi ia sudah merencanakan ini semua. Rencana supaya ia bisa memiliki Rudyard House.

“Melihat dari umurnya, dia pasti sudah menikah.” tebak Brenda.

Oskar terkekeh mendengar tebakan Brenda, sedangkan Brenda hanya menaikan sebelah alisnya melihat Oskar yang malah terkekeh, “Nona salah, Tuan Russel belum menikah. Jangankan menikah, pacar saja ia tak punya, nona.”

“Apa?! Umur sudah tua, dia belum nikah?” Brenda menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.

“Tuan Russel terkenal sebagai orang yang gila kerja, nona. Tapi tidak jarang tuan Russel terlihat menggandeng beberapa wanita. Saya rasa nona juga akan terpikat olehnya” goda Oskar. Brenda menyeringai mendengar ucapan Oskar, “Hah, tertarik dengan om-om?? Aku rasa tidak.”

Oskar hanya tertawa pelan. Ia sangan paham dengan sifat nonanya itu. Brenda memang suka bicara blak-blakan, jadi bila belum mengenal Brenda dengan baik pasti akan sakit hati bila mendengar ucapannya. Namun sebenarnya Brenda merupakan anak yang baik hati, dan periang.

“Apa ia memiliki saudara?”

“Ia memiliki seorang adik perempuan, kira-kira umurnya dua puluh enam. Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia, nona.” Ucap Oskar.

"Apa Russel Matthew sudah pernah datang kesini?"

"Seingat saya baru dua kali. Itu juga sudah satu tahun yang lalu. Yang saya dengar ia sekarang sedang berada di Italy."

"Apa dia mengetahui mengenai aku, Oskar?"

"Saya rasa ia tahu anda sebatas anda sedang mengenyam pendidikan di London. Karena Tuan Alvin berkata bahwah ia pernah membicarakan mengenai anda dengan tuan Russel."

(7)

"Belum nona, tapi yang saya dengar tuan Russel akan singgah di sini dalam waktu dekat."

Brenda seakan memiliki ide brilian, sehingga ia menjadi tersenyum misterius. Ia benar-benar tidak akan rela kalau Rudyard House jatuh ketangan orang asing. Oskar melihat senyum dan kilatan penuh rencana dimata majikannya itu, "Apa yang akan nona perbuat?"

Brenda tersadar dari lamunannya, ia memalingkan wajahnya menatap Oskar, "Hemmm, aku memiliki ide brilian. Aku akan membuat tuan muda Russel Matthew yang terhormat tidak tertarik dengan rumah ini." Brenda mengedipkan sebelah matanya pada Oskar.

Referensi

Dokumen terkait

mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta anatomi tubuh manusia. Terangkan mengenai mengenai teknik teknik yang yang dipakai dipakai

Namun jika dilihat dari data laporan keuangan bank umum syariah pada saat periode 2016-2018 nilai BOPO sangat tinggi yang salah satu akibatnya nilai ROA turun hingga

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Dengan demikian sangat dibutuhkan cara atau media yang harus diinformasikan kepada para siswa tentang teknik pembuatan presentasi yang interaktif dan lebih menarik salah satunya

Sistem informasi akuntansi pada Perum Bulog Divre Ambon merupakan kumpulan prosedur- prosedur yang saling berhubungan untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam

Dari sejarah Trowulan sendiri dengan jelas dapat diketahui adanya dua hal pokok, yaitu: Bahwa penduduk daerah Trowulan adalah penduduk penda- tang baru dalam pengertian

antisipasi yang dilakukan adalah memperbaiki setiap butir pertanyaan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga tidak membingungkan peserta didik; peserta didik masih

Aplikasi peta zaman prasejarah di Indonesia tersebut telah dibuat dengan berisi tiga materi utama, yaitu informasi detail jenis manusia purba, pembabakan zaman