• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ketinggian tanah sebesar 700 meter dari permukaan laut sehingga desa ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ketinggian tanah sebesar 700 meter dari permukaan laut sehingga desa ini"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

50

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 5.1.1.

dari sepuluh desa yang terdapat di paten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa Cikarawang emili

Desa Cikarawang

Desa Cikarawang merupakan salah satu Kecamatan Dramaga, Kabu

m ki luas wilayah sebesar 226,56 Ha dengan kondisi geografis yaitu memiliki ketinggian tanah sebesar 700 meter dari permukaan laut sehingga desa ini termasuk ke dalam daerah bertopografi atau berdataran tinggi, serta suhu udara rata-rata yaitu berkisar antara 250-300

si kota sejauh 45 km

duk di desa ini sebanyak

secara umum ekonomi C. Batas wilayah Desa Cikarawang secara administratif adalah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Sungai Cisadane, sebelah selatan dengan Sungai Ciapus, sebelah barat dengan Sungai Ciaduan, dan sebelah timur dengan Kelurahan Situgede.

Jarak dari pusat pemerintahan desa ke pusat pemerintahan kecamatan sejauh 5 km, jarak ke pusat pemerintahan administra

sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten/kotamadya daerah tingkat II sejauh 40 km. Kondisi transportasi dari dan ke Desa Cikarawang sudah cukup baik yaitu adanya fasilitas jalan yang beraspal dengan lebar 4 meter sehingga bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Desa Cikarawang dibagi menjadi tiga dusun, tujuh rukun warga (RW) dan tiga puluh dua rukun tetangga (RT). Jumlah total pendu

8.214 jiwa yang terdiri atas 4.195 jiwa laki-laki dan 4.019 jiwa perempuan, serta jumlah kepala keluarga sebanyak 2.020 kepala keluarga.

Kegiatan perekonomian penduduk yang terdapat di Desa Cikarawang di dominasi oleh kegiatan dalam sektor pertanian sehingga

(2)

51 asyar

i rumahnya masing-masing. Komoditas peternakan

tan miniatur aeromodelling, pembuatan pupuk

dan m akatnya lebih banyak bertumpu pada sektor ini. Selain itu, terdapat pula usaha peternakan, usaha perikanan, usaha industri, usaha jasa, dan usaha perdagangan. Wilayah di desa ini memiliki potensi yang besar jika dilihat dari segi sumberdaya alamnya yang sebagian besar masih berupa lahan pertanian. Kegiatan pertanian sangat potensial untuk dikembangkan, terutama pertanian tanaman padi dan palawija.

Kegiatan di sektor peternakan terlihat dari beberapa usaha ternak yang dimiliki oleh setiap warga d

yang telah dikembangkan secara komersial di wilayah desa ialah penggemukan kambing dan usaha peternakan ayam berkapasitas 5.000 ayam potong yang dimiliki oleh warga masyarakat.

Kegiatan di sektor industri terlihat dari telah terdapatnya beberapa home industry komersial yaitu pembua

organik bokasi, dan industri makanan seperti dodol, keripik tempe, talas dan pisang. Usaha-usaha tersebut dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa dalam meyerap tenaga kerja. Di sektor perikanan belum cukup berkembang, hal ini terlihat dari kurang optimalnya pemanfaatan dari keberadaan danau atau situ seperti Situ Burung yang ada di desa ini untuk budidaya perikanan air tawar.

Usaha pada sektor jasa yang telah dilakukan warga di Desa Cikarawang adalah jahit-menjahit, wartel, mobil angkutan, ojeg, penggilingan gabah pengolahan tanah pertanian, yaitu melalui penyewaan kerbau atau traktor tangan. Pada sektor perdagangan, di daerah ini beberapa warga telah menjadi pengumpul hasil pertanian yaitu ubi jalar dan ubi kayu untuk dijual di Pasar Induk Kramatjati, dan industri pengolahan pangan. Sebagian warga ada yang menjadi pedagang

(3)

52 hektar, dengan luas lahan sawah 155,620 hektar.

ok tani agar sayur-mayur, kacang-kacangan, bakso, mie ayam, maupun produk-produk lain serta ada yang membuka warung di rumahnya. Di desa ini juga terdapat lembaga-lembaga masyarakat seperti kelompok PKK, pramuka gudep, kelompok tani, karang taruna, kelompok remaja mesjid, majelis ta’lim, Kader Pembangunan Desa (KPD), dan lain sebagainya.

Lahan pertanian di Desa Cikarawang terutama digunakan untuk sawah dan ladang, yaitu seluas 194,572

Sebagian besar tanah pertanian yang dikelola warga merupakan milik sendiri. Dari hasil sawah dan ladang inilah masyarakat desa dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sistem pola tanam yang dilakukan oleh petani Dusun I dan II adalah dengan menggunakan sistem bergilir antara padi dan palawija. Berbeda dengan sistem pola tanam yang dilakukan petani Dusun III yang hanya menanam padi saja. Hal ini berkaitan dengan sistem irigasi yang terdapat di desa. Kurangnya air dan harus ada pembagian alokasi air dengan sistem bergilir menyebabkan Dusun I dan Dusun II melakukan penanaman padi hanya satu kali dalam setahun sedangkan Dusun III air selalu melimpah, hal ini menyebabkan struktur tanahnya menjadi basah sehingga hanya cocok untuk ditanami padi. Oleh karena itu, pada Dusun III penanaman padi dapat dilakukan tiga kali dalam setahun.

Potensi pertanian yang sangat dominan di Desa Cikarawang ini menumbuhkan keinginan masyarakat untuk membentuk kelomp

terciptanya wadah untuk berkumpul, bekerjasama dan membentuk suatu kesatuan yang memiliki kesamaan identitas, atribut, sistem norma dan peraturan-peraturan berkelompok guna mengatur pola-pola interaksi antar anggota kelompok dan mencapai tujuan bersama. Kelompok tani yang sudah terdaftar di kantor

(4)

53 5.1.2. Kelompok Tani Hurip

Kelompok Tani Hurip (KTH) telah diakui keberadaannya dan telah n Kehutanan Kabupaten Bogor. Kelompok ini rupa

elola traktor tangan dan sering mendapat bantuan dari emeri

Kecamatan Dramaga berjumlah empat kelompok, yakni Kelompok Tani Hurip, Mekar, Setia dan Subur Jaya. Kelompok Tani Hurip merupakan kelompok tani yang berdiri paling awal dibandingkan kelompok tani lainnya.

terdaftar di Dinas Pertanian da

me kan salah satu kelompok tani yang berada di Desa Cikarawang dan telah berdiri sejak tahun 1974. Jumlah anggota kelompok tani sekarang mencapai 60 orang. Sekretariat Kelompok Tani Hurip (KTH) beralamat di Kampung Carangpulang Bubulak Rt Rw 03 No. 43, Dusun II, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pembentukan kelompok tani berasal dari keinginan para petani untuk saling bekerjasama dalam memajukan sektor pertanian desa.

Selain telah diakui keberadaanya, Kelompok Tani Hurip (KTH) ini sudah dipercaya untuk meng

p ntah melalui UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas), seperti pemberian bibit padi, pohon jati, pupuk (urea, NPK) dan bibit kacang. Adanya keinginan memajukan kelompok tani, menimbulkan kesadaran anggota untuk membenahi dan membangun sistem kerja kelompok tani serta perencanaan usaha untuk meningkatkan pendapatan kelompok. Hal ini ditandai dengan dibentuknya struktur organisasi lengkap disertai dengan seksi-seksi dan pembagian kerja yang jelas. Struktur organisasi Kelompok Tani Hurip terdiri dari 11 orang yang menjabat sebagai pengurus seperti ketua, sekretaris, bendahara, seksi kelompok wanita tani, seksi pengairan/P3A, seksi humas, seksi usaha yang terdiri dari usaha

(5)

hasil bumi dan rencana usaha yang memiliki kemungkinan untuk dijalankan seperti penggilingan dan tepung ubi jalar, seksi pertanian dan seksi kehutanan serta dua orang penasehat.

54 Sumber : Kelompok Tani Hurip

Gambar 2. Kelompok Tani Hurip

ini sering juga dijadikan sebagai tempat pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Institut Pertanian Bogor ketika ingin mengad

Keberadaan Kelompok Tani Hurip

akan kegiatan, baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Kegiatan akademiknya berupa kegiatan praktikum dari mata kuliah yang berhubungan dengan kelembagaan dan usaha tani serta kegiatan penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang bersangkutan, termasuk penulis. Sedangkan untuk kegiatan non akademik, kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan yang berhubungan dengan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan lomba-lomba lain yang berhubungan dengan pertanian. Oleh karena itu, keberadaan Kelompok Tani Hurip sangat mendukung perkembangan pengetahuan, baik secara teori maupun secara praktek di lapangan.

(6)

55 Berawal dari kegiatan PT. Akzonobel Car Refinisher Indonesia yang berkunjung ke Desa Cikarawang dengan tujuan memberikan modal pelatihan sebagai program Coorporate Social and Responsibility (CSR) perusahaan tersebut. PT. Akzonobel Car Refinisher Indonesia datang ke kelompok-kelompok tani yang ada di Desa Cikarawang diantaranya, Kelompok Tani Hurip, Kelompok Tani Setia, dan Kelompok Tani Subur Jaya untuk diseleksi kelompok tani mana yang akan memperoleh modal pelatihan. Kegiatan ini juga disambut baik oleh pihak IPB yang berperan sebagai fasilitator dengan program yang dimiliki oleh IPB, yakni Pusat Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (P2SDM). Melihat Kelompok Tani Hurip memiliki struktur organisasi yang lebih lengkap dan solid bila dibandingkan dengan kedua kelompok tani lainnya, maka PT. Akzonobel dan IPB sepakat memilih Kelompok Tani Hurip sebagai penerima modal pelatihan yang akan digunakan untuk memberdayakan sumber daya manusia di Desa Cikarawang.

Kelompok Tani Hurip yang dipilih sebagai penerima modal memiliki tiga rencana untuk memanfaatkan modal pelatihan yang diterima, seperti (1) mendirikan penggilingan tepung ubi jalar, (2) mengelola sampah organik sebagai alternatif pupuk, dan (3) mendirikan koperasi masyarakat. Alasan Kelompok Tani Hurip mengajukan tiga rencana ini karena besarnya potensi ubi jalar di desa ini dan seringnya masyarakat desa mengeluh masalah ketersediaan pupuk untuk kebutuhan sawah dan ladang mereka. Limbah hasil pertanian dan peternakan juga sering tidak termanfaatkan dengan baik sehingga menimbulkan masalah sampah 5.2. Gambaran Umum Usaha

(7)

56 anik sebagai alternatif pupuk. Hal

ifikan karena masih berproduksi secara terbatas

5.2.2. Pengadaan Input

Pengusahaan pupuk kompos Kelompok Tani Hurip ini menggunakan rasal dari limbah pertanian seperti jerami, arang sekam bagi desa tersebut. Selain itu, banyak petani yang mengeluh akan rendahnya pendapatan dari hasil panen yang mereka terima karena sering menjual kepada orang yang kurang bertanggungjawab sehingga wajar jika kehadiran koperasi masyarakat juga menjadi bagian dari rencana.

Melihat ketiga rencana yang diajukan tersebut, PT. Akzonobel lebih tertarik dengan rencana mengelola sampah org

ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai petani dan besarnya potensi pertanian di Desa Cikarawang sehingga PT. Akzonobel menilai bahwa kebutuhan akan pupuk pasti besar. Selain itu rencana ini akan mampu menjawab masalah sampah dari limbah-limbah pertanian dan peternakan di desa tersebut. Kelompok Tani Hurip yang ditunjuk sebagai pelaksana akhirnya mendirikan usaha pupuk kompos sebagai realisasi dari rencana yang diajukan sesuai dengan program kerja PT. Akzonobel.

Pengusahaan pupuk kompos oleh Kelompok Tani Hurip hingga saat ini belum berkembang secara sign

sesuai luasan lahan pengomposan yang dimiliki. Padahal permintaan yang terjadi dari masyarakat Desa Cikarawang dan luar desa sangat besar. Dengan kata lain, pengusahaan pupuk kompos ini memiliki potensi pasar yang besar.

bahan baku utama yang be

dan kotoran kambing. Jerami dan arang sekam diperoleh dari sisa panen padi yang dihasilkan para petani anggota Kelompok Tani Hurip. Sama halnya dengan pengadaan input kotoran kambing, usaha ini memperolehnya dari para anggota

(8)

57 5.2.3. Proses Produksi

Pembuatan pupuk organik dapat dilakukan dengan cara tradisional dan dengan cara tradisional membutuhkan waktu

berbulan-emiliki keunggulan, yakni dapat meningkatkan fermentasi bah

kelompok tani yang memiliki hewan ternak kambing serta masyarakat Desa Cikarawang yang memiliki hewan ternak kambing juga.

dengan teknologi, dimana

bulan karena bahan organik dibiarkan lapuk dengan sendirinya sehingga proses fermentasi berlangsung secara alami. Sedangkan cara pembuatan pupuk organik dengan teknologi pengomposan proses fermentasi dapat dipercepat dengan cara menambahkan bahan lain yang disebut aktivator. Aktivator merupakan bahan bagi bakteri pengurai yang terdiri dari enzim, asam humat bahan, dan mikroorganisme (kultur bakteri). Aktivator pengomposan yang digunakan oleh Kelompok Tani Hurip adalah EM4.

Aktivator pengomposan EM4 digunakan oleh Kelompok Tani Hurip dikarenakan EM4 m

lim organik dan kotoran ternak hingga lingkungan menjadi tidak bau, meningkatkan ketersediaan unsur hara untuk tanaman, serta menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen tanah. Proses pembuatan pupuk kompos diproduksi dengan sistem aerob (menggunakan oksigen), dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerob. Pengomposan secara anaerob memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik, dimana pada proses ini akan dihasilkan bau yang tidak sedap.

(9)

58 pemotongan bahan, penumpukan bahan,

Sebelum memulai proses produksi, bahan-bahan telah dipersiapkan tidak anya agar mudah dan mempercepat waktu saat ingin m

k penyim

Kegiatan pengusahaan pupuk kompos ini secara umum meliputi persiapan lokasi pembuatan, pemilihan bahan,

pengayaan, pembalikan, pengayakan, dan pengemasan. Metode pembuatannya dilakukan dengan cara penumpukan berlapis-lapis pada ruang terbuka dan ternaungi. Semua tahap kegiatan dilakukan secara manual dengan alat-alat yang tergolong sederhana (sekop, cangkol, golok, ember dsb). Mesin yang digunakan berupa mesin pencacah jerami sehingga bisa lebih efektif dan efesien jika dibandingkan dengan cara manual, yaitu dengan golok. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari masyarakat sekitar dibawah bimbingan Kelompok Tani Hurip.

1. Persiapan Bahan dan Lokasi

jauh dari tempat pengomposan, gun

elakukan pengolahan. Selain bahan baku juga perlu disiapkan cangkul atau sekop untuk mengaduk dan ember atau alat penyiram untuk menyiram bahan adukan serta karung goni atau plastik yang berongga untuk menutupi tumpukan.

Lokasi pengomposan yang digunakan Kelompok Tani Hurip terdiri dari lahan pengomposan ukuran 3x8 m, satu buah gudang berisi rak untu

panan kompos yang siap dijual serta lahan terbuka (alami) untuk peletakan bahan-bahan baku. Lokasi pengomposan dilengkapi dengan atap dari atap berupa seng asbes untuk menghindari curahan air hujan secara langsung. Lahan pengomposan ini terdiri dari empat petakan atau bedengan yang berdampingan sejajar dengan panjang 3 m, lebar 2 m dan tinggi 30 cm untuk setiap petakannya. Tujuan pembuatan petakan ini adalah untuk menjaga agar tidak tergenang

(10)

59 rdapat berbagai alternatif bahan baku namun bahan-bahan yang harus dipilih adalah bahan yang memili

ini adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah pertanian seperti jerami,

encampur bahan lain yang memili

sewaktu hujan. Lantai petakan disemen guna memudahkan pengadukan dan pembalikan adonan bahan-bahan tersebut.

2. Pemilihan Bahan

Pada pembuatan pupuk kompos te yang dapat digunakan

ki kandungan C/N rasio cukup rendah (20-30 C/N ratio). Hal ini dikarenakan bahan yang memiliki C/N rasio 20-30 itu mudah melapuk dan terdekomposisi (ideal). Apabila nilai C/N rasio suatu bahan semakin tinggi maka semakin lambat bahan tersebut untuk diubah menjadi kompos. Sebaliknya, jika suatu bahan yang nilai C/N rasio rendah maka akan mempercepat laju pengomposan.

Bahan baku yang digunakan oleh Kelompok Tani Hurip dalam usaha pupuk kompos

arang sekam, serta kotoran kambing. Hal ini dikarenakan potensi jerami dan kotoran kambing yang cukup besar di Desa Cikarawang sehingga berpeluang untuk dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.

Meskipun kandungan C/N rasio pada jerami cukup besar (80 C/N rasio), Kelompok Tani Hurip mengatasinya dengan m

ki nilai C/N rasio-nya rendah agar dapat mempersingkat laju pengomposan. Bahan yang dimaksud adalah kotoran kambing yang memiliki nilai C/N rasio sebesar 20 C/N rasio. Kotoran kambing yang digunakan telah dibersihkan dari sisa-sisa plastik, kaca atau potongan kayu dan benda-benda lain yang sulit melapuk. Apabila pengadaan bahan baku berupa sekam bakar sulit diperoleh, dapat diganti dengan abu gosok yang relatif mudah diperoleh di daerah

(11)

60 unakan ah menjadi berukuran kecil dan seragam sehingga proses pengom

Hurip dilakukan berlapis-lapis. Bahan-bahan ditimbun dengan

sad pembusuk atau mikroba mendapat suplai oksigen atau udara y

pedesaan. Pemilihan bahan-bahan tersebut mampu menghasilkan pupuk kompos yang bermutu dan berkualitas sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi.

3. Pemotongan Bahan

Dalam pembuatan pupuk kompos, bahan-bahan organik yang dig harus dipotong atau dicac

posan dapat berlangsung dengan cepat. Ukuran potongan ± 5-10 cm. Dengan menggunakan bahan-bahan yang berukuran kecil akan memudahkan mikroba atau bakteri untuk merombak bahan-bahan tersebut sehingga proses fermentasi dapat berlangsung lebih cepat. Oleh karena itu, Kelompok Tani Hurip menggunakan mesin pencacah sebagai alat pemotong jeraminya.

4. Penumpukan Bahan dan Pengolahan

Proses pembuatan pupuk kompos oleh Kelompok Tani dengan cara menumpuk bahan-bahan secara

ketinggian tertentu guna memperoleh kondisi suhu adonan yang optimum, yaitu untuk dataran rendah sekitar 15-20 cm sedangkan untuk dataran menengah hingga tinggi sebaiknya lebih dari 20 cm. Lapisan paling dasar yaitu kotoran sapi yang disebar dan diratakan terlebih dahulu kemudian diatasnya ditaburkan arang sekam dan jerami. Bahan-bahan yang telah ditumpuk disiram perlahan-lahan dengan larutan kultur bakteri (larutan bioaktivator = EM4, air) dan diaduk dengan sekop secara merata.

Saat penumpukan bahan, pergerakan udara dalam timbunan harus tetap dipertahankan agar ja

ang dibutuhkan untuk hidup (aerob) dan aktivitas pelapukan. Bila tidak tersedia oksigen yang cukup dan tumpukan tidak menghasilkan suhu yang ideal,

(12)

maka pelapukan atau fermentasi akan gagal dan terjadi pembusukan yang tidak diharapkan oleh bakteri-bakteri anaerob.

61

Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011

Gambar 3. Penum

Proses pengayaan disini maksudnya sebagai penambahan bahan lain engandung hara dan nutrisi lebih banyak. Bahan-bahan kompo

arus dilakukan pembalikan hari sekali agar suhu tetap terjaga. Sebab, bila suhu terlalu

pukan Bahan Kompos

5. Pengayaan

misalnya, bahan yang m

s dapat diperkaya dengan penambahan kapur pertanian, serbuk gergaji, tulang ikan dan sebagainya. Pengayaan yang dilakukan pada pembuatan pupuk kompos yaitu menyiram kembali tumpukan bahan dengan larutan kultur bakteri sekali lagi. Kemudian gundukan adonan ditutup dengan karung goni atau plastik berlubang selama 4-7 hari agar aerasi berjalan lancar.

6. Pembalikan Berulang

Adonan bahan-bahan yang telah ditumpuk h dan pengadukan setiap dua

tinggi harus segera diaduk dan dibalik lagi agar terhindar dari kerusakan. Suhu optimum berada pada kisaran 40-450C. Gundukan yang telah mencapai suhu normal ditutup kembali dengan karung goni. Selain itu, kandungan air diusahakan

(13)

62 hari, adonan kompos siap dikemas dan pupuk organik. Hal ini ditandai dengan menurunnya suhu dari gunduk

ya diayak terlebih dahulu sehingga butiran pupuk

Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011

Gambar 4. Pupuk Kompos Hasil Ayakan

mencapai 30 persen dengan parameter jika dikepal dengan tangan air tidak keluar dari adonan dan jika dilepas akan megar.

7. Pengayakan

Setelah terfermentasi selama 4-7 digunakan sebagai

an adonan. Bila belum siap dikemas dalam waktu yang cukup lama, sebaiknya kompos tetap dijaga kelembabannya supaya proses fermentasi menjadi sempurna dan kompos tidak terlihat kering (lembab). Ciri-ciri dari bahan-bahan yang sudah menjadi kompos yaitu warna berubah mendekati kehitaman dan teksturnya remah (mudah diayak).

Untuk memperoleh kualitas pupuk kompos yang lebih baik, pupuk kompos yang siap kemas sebaikn

kompos menjadi halus dan merata. Hal ini dilakukan mengingat tujuan akhir produk adalah menjadi barang komersil yang akan dijual ke pasaran sehingga kualitas produk menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Pengayakan dilakukan oleh Kelompok Tani Hurip dengan menggunakan alat pengayak yang berupa saringan kawat.

(14)

63 8. Pen

Pengemasan dilakukan agar kadar pupuk kompos dak mudah kering. Oleh karena itu pupuk kompos ini memiliki ketahan

Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011

Gambar 5. Pengemasan Pupuk Kompos

5.2.4.

Ruang lingkup pemasaran pupuk kompos yang di produksi oleh Kelompok hanya terbatas pada pasar internal saja. Hal ini dikarenakan gemasan

air atau kelembaban tetap terjaga dan ti

an yang cukup kuat untuk penggunaan dan penyimpanan dalam jangka panjang. Pupuk kompos yang dihasilkan Kelompok Tani Hurip dikemas dengan plastik berlabel.

Pemasaran

Tani Hurip saat ini

pengusahaan pupuk kompos ini masih dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana sehingga memerlukan waktu yang lama dalam proses pembuatannya, serta skala usaha yang masih kecil sehingga belum mampu menghasilkan unit produksi dalam jumlah besar. Padahal jika dilihat dari segi konsumen, sangat besar permintaan yang terjadi di pasar sehingga Kelompok Tani Hurip sendiri sering mengalami kehabisan unit produksi. Adapun ruang lingkup pasar internal yang dimaksud mencakup Perumahan Ciomas Permai, Perumahan Ciampea Asri, serta para petani disekitar Desa Cikarawang itu sendiri.

(15)

64 Tani Hurip syarakat sekitar Desa Cikarawang. Hal

alam hal budidaya pertanian yang ngha

5.3. Dampak Sosial Ekonomi Usaha

Hadirnya usaha pupuk kompos yang didirikan oleh Kelompok memperoleh tanggapan yang baik dari ma

ini dikarenakan usaha pupuk kompos ini tidak menimbulkan dampak yang negatif terhadap kondisi masyarakat sekitar usaha yang sebagian besar adalah petani. Jika dilihat dari segi sosial, usaha pupuk kompos ini dapat membuat para petani bebas dari ketergantungannya akan penggunaan pupuk kimia. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya proporsi pemakaian pupuk anorganik karena petani Desa Cikarawang menjadi tahu bagaimana cara membuat pupuk kompos yang berasal dari limbah hasil panen mereka sendiri yaitu jerami. Dengan demikian, petani Desa Cikarawang secara mandiri mampu memenuhi kebutuhannya akan pupuk dan dapat memajukan pertanian organik.

Usaha pupuk kompos ini juga banyak melibatkan berbagai pihak (stakeholder), seperti para petani d

me silkan produk sampingan berupa limbah pertanian, para peternak kambing sebagai sumber pengadaan kotoran kambing yang digunakan untuk campuran bahan baku, pengumpul residu tanaman, hingga usaha pembuat pupuk kompos itu sendiri yakni Kelompok Tani Hurip. Dengan demikian, keberadaan usaha pupuk kompos ini secara umum telah membuka kesempatan kerja di berbagai bidang. Dalam pengusahaan pupuk kompos itu sendiri telah membuka kesempatan kerja bagi penduduk sekitar walaupun cakupannya masih sangat kecil yaitu tiga orang tenaga kerja. Sedikitnya penyerapan tenaga kerja pada usaha ini dikarenakan skala usaha yang masih kecil sehingga tenaga kerja yang diperlukan tidak banyak.

(16)

65 mian Dilihat dari segi ekonomi, usaha pupuk kompos yang berbasiskan pertanian organik ini telah berkontribusi terhadap pertumbuhan perekono desa. Hal ini dikarenakan pertanian organik yang sifatnya padat karya memungkinkan tumbuhnya usaha kecil menengah berupa industri pupuk organik skala kecil yang bersumber pada potensi lokal dimana hal tersebut tidak mungkin dilakukan pada pertanian anorganik yang membutuhkan modal besar baik finansial maupun teknologi. Para petani dan masyarakat Desa cikarawang dapat memanfaatkan limbah pertanian dan peternakannya sebagai sumber bahan baku pembuatan pupuk kompos dimana harga yang diterima si pemilik limbah sebesar Rp 150,00 per kg untuk jerami dan Rp 500,00 per kg untuk kotoran kambing. Dengan demikian, adanya usaha pupuk kompos ini telah memberi kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian Desa Cikarawang dan mempererat ikatan sosial yang saling menguntungkan.

(17)

66 Packaging

Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011

Gambar 6. Alur Pembuatan Pupuk Kompos SELARAS BAHAN CAIR

Air EM4 BAHAN PADAT

Jerami Arang Kotoran Sekam Kambing

Bahan Baku Larutan Fermentor

Adonan dengan kadar air 30 % Kompos Proses Fermentasi Suhu 40-450C

Gambar

Gambar 2. Kelompok Tani Hurip
Gambar 5. Pengemasan Pupuk Kompos
Gambar 6. Alur Pembuatan Pupuk Kompos SELARAS  BAHAN CAIR

Referensi

Dokumen terkait

Usul investasi ini diharapkan akan menghasilkan kapasitas total sekitar 80 Gbps untuk Papua dan Papua Barat – ribuan kali lebih besar daripada kapasitas yang ada saat ini – dan

menyatakan tegangan merupakan arus yang mengalir dikalikan dengan hambatannya. Metode Hopfield Modifikasi merupakan metode pengembangan dari metode jaringan Hopfield.

2) Sampai saat ini setelah 3 tahun berjalannya program penanggulangan pengangguran, dari pihak Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” belum dilakukan pemberian kredit

Berat maksimal asupan kerang simping yang aman dikonsumsi dari perairan Wedung per minggu untuk orang dengan berat badan rata-rata 60 kg adalah 22,64 kg untuk logam Cu, 0,06 kg

Hasil analisis kuasi statik dengan perangkat lunak CAESAR II.5.1 pada sistem pemipaan sebelum modifikasi dengan memasukan gaya transien sebesar 6482 kg adalah GAGAL (FAILED)

Sebagai salah satu instalasi yang memberikan pelayanan pembedahan, selayaknya memiliki sebuah pedoman yang dapat memandu atau sebagai acuan dalam

Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan

bergaul, bentuk kehidupan masyarakat,dan kegiatan siswa dalam masyarakat. Yang termasuk dalam faktor internal yaitu kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan