• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan suhu tubuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaturan suhu tubuh"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah

elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin

(cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-(cold-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih

suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas

utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan

(menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung

pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia,

dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil

metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok

burung (Aves), dan mamalia.

(http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/21/termoregulasi-pengaturan-suhu-tubuh/)

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen

pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan

saraf eferen serta termoregulasi (Swenson, 1997). Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan

dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya

dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu

tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Dan hewan homoiterm

sering disebut hewan berdarah panas (Duke’s, 1985).

Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam

otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas

pada suhu lingkungan yang berbeda akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan

homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor

(2)

kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang

dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air (Swenson, 1997).

Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu

tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian

panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi

berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah

bangsa burung dan mamalia, hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya

kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya (Guyton, 1987).

Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau

diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi,

konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak

memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan

transfer panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada

transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu

yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas.

Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan

konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena

evaporasi (http://feylana.wordpress.com/2008/06/21/termoregulasi/)

Termoregulasi

(Sistem Pengaturan Panas)Berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan suhu tubuh,

hewan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : 1. Poikiloterm, 2. Homeoterm.

(3)

Hewan Poikiloterm

Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan.

Hewan Homeoterm

Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan/tidak berubah sekalipun suhu lingkungannya

sangat berubah.(http://sakura.890m.com/TUGAS_02/index5-1.html)

Jenis-jenis dan macam-macam adaftasi

1. Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan

organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang

runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri,

domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk

memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.

2. Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang

menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan

baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya

kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam

jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk

bertahan di daerah dingin.

(4)

Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap

lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan

warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.

Termoregulasi pada Manusia

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen

pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan

saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang

konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya

Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh

yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor

pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan

sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis

sensor ini, isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian

dikirim ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk

dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh. Setelah itu terjadi umpan balik, dimana

isyarat, diterima kembali oleh sensor panas dan sensor dingin melalui peredaran darah.

Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui

evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim sirkulasi di

bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah

salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia menggunakan baju

merupakan salah satu perilaku unik dalam termoregulasi

(5)

Sistem Pengaturan Panas)

Berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan suhu tubuh, hewan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Poikiloterm 2. Homeoterm Keterangan: Hewan Poikiloterm

Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan. Hewan Homeoterm

Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan/tidak berubah sekalipun suhu lingkungannya sangat berubah.

RINGKASAN

Upaya Perbaikan Iklim Mikro Kandang dan Respons Termoregulasi Kambing Jantan Peranakan Ettawa Melalui Penggunaan Berbagai Bahan Atap Masalah utama dari ternak yang dipelihara di daerah tropis basah, seperti di Indonesia, adalah tingginya radiasi matahari secara langsung sepanjang tahun,

khususnya bagi ternak berproduksi tinggi, sehingga ternak dalam kondisi uncomfort karena beban panas yang berlebih. Respons dari masalah ini adalah ternak terpaksa meningkatkan aktivitas termoregulasi guna mengatasi beban panas yang dideritanya. Mekanisme fisiologis mengharuskan alokasi energi untuk kinerja produksi maupun reproduksi dipakai untuk mempertahankan keseimbangan panas tubuh. Dengan demikian, akan berdampak buruk yaitu penurunan produktivitas ternak. Salah satu care untuk

(6)

mengatasi masalah ini adalah dengan mengendalikan panas yang diterima dan peningkatan panas yang terbuang oleh ternak, yaitu pemberian naungan atau atap dan pemilihan bahan atap yang lebih efektif dalam menciptakan kondisi iklim mikro kandang yang kondusif bagi ternak untuk berproduksi.Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh jenis bahan atap kandang terhadap kondisi iklim mikro kandang dan respons termoregulasi (frekuensi nafas,frekuensi denyut jantung, dan suhu rektal) kambing jantan peranakan ettawa (PE) di lingkungan panas alami. Sebanyak sembilan ekor kambing jantan PE gunakan dalam penelitian. Penelitian menggunakan ncangan acak lengkap (RAL) dengan tiga pelakuan jenis atap kandang, yaitu atap rumbia (PI), seng (P2), dan Genteng (P3), serta tiga ulangan pads masing-masing perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis sidik ragam yang dilanjutkan uji berganda Duncan’s pada taraf 5%. Selain itu uji beda dua rata-rata juga digunakan untuk mengetahui perbedaan respons peubah pada siang dan malam.

Hasil penilitian menunjukkan:(a) jenis atap tidak mempengaruhi suhu udara, kelembaban udara, dan radiasi matahari dalam kandang;(b) kandang beratap rumbia menyebabkan respons suhu rektal lebih

rendah (P<0,05) dibandingkan dengan kambing yang ada di dalam kandang beratap genteng dan seng pada pengamatan siang, malam, dan rataan harian. Kandang beratap genteng menyebabkan suhu rektal ternak kambing lebih rendah (P<0,05) dibandingkan ternak beratap seng pada pengamatan siang dan rataan harian, namun pada pengamatan malam hari tidak berbeda;

(c) kandang beratap rumbia menyebabkan respons frekuensi pernafasan lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan ternak beratap seng baik pada pengamatan siang maupun rataan harian,

sedangkan dibandingkan dengan ternak beratap genteng tidak berbeda. Pengamatan malam hari ketiga jenis atap menghasilkan frekuensi pernafasan yang tidak berbeda (P>0,05);(d) ketiga jenis atap kandang tidak menyebabkan perbedaan respons frekuensi denyut jantung (P>0,05) balk pada pengamatan slang hail, malam hail, maupun rataan harian;(e) ketiga jenis atap kandang tidak menyebabkan perbedaan

(7)

respons pertambahan bobot badan harian (P>0,05) pada ternak kambing percobaan .

Termoregulasi adalah

Kemampuan yang dimiliki oleh hewan untuk mempertahankan panas tubuhnya Hewan dibagi menjadi dua:

1. Hewan Poikiloterm

Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan. 2. Hewan Homeoterm

Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan/tidak berubah sekalipun suhu lingkungannya sangat berubah.

SUHU TUBUH

Suhu optimal sesuai keadaan tubuh Suhu tubuh :

1. Suhu inti konstan

2. Suhu permukaan berubah-ubah

Kehilangan Panas

• Suhu kulit lebih tinggi dari suhu lingkungan panas dibuang dengan cara Radiasi dan Konduksi • Suhu kulit lebih rendah dari suhu lingkungan panas masuk tubuh dengan cara Radiasi dan konveksi Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan

(8)

hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia

Mekanisme perubahan panas tubuh 1. Terjadi dengan 4 proses

2. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda.

3. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. 4. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari.

5. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil

metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya

• Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi

(9)

Termoregulasi : LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Gray literature from JBPTITBPP / 2007-04-27 10:16:04

Oleh : BIOFAGRI A.R (10604111), Central Library Institute Technology Bandung Dibuat : 2007-04-27, dengan 1 file

Keyword : Thermoregulation

Sumber pengambilan dokumen : LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN PROGRAM STUDI BIOLOGI

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2006

Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir (Campbell, 2004). Berdasarkan Tobin (2005), suhu berpengaruh kepada tingkat metabolisme. Suhu yang tinggi akan menyebabkan aktivitas molekul-molekul semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar dan kemungkinan terjadinya tumbukan antara molekul satu dengan molekul lain semakin besar pula (Chang, 1996). Akan tetapi, kenaikan aktivitas metabolisme hanya akan bertambah seiring dengan kenaikan suhu hingga batas tertentu saja. Hal ini disebabkan metabolisme di dalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya) yang memiliki suhu optimum dalam bekerja. Jika suhu lingkungan atau tubuh meningkat atau menurun drastis, enzim-enzim tersebut dapat terdenaturasi dan kehilangan fungsinya

(10)

Termoregulasi pada Hewan

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia. Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu

lingkungan yang berbeda akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia, hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya

(11)

Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi . Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju

metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.

Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.

Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi 1. Adaptasi Morfologi

(12)

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.

2. Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk

menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

3. Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.

Termoregulasi pada Manusia

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya

Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang diterima

(13)

langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh. Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor panas dan sensor dingin melalui peredaran darah .

Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit.

Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia menggunakan baju merupakan salah satu perilaku unik dalam termoregulasi

Sumber :

• Termoregulasi, www.wordpress.com

• Pengaturan Suhu Tubuh,http://bima.ipb.ac.id • Biologi,www.baltimore.ohlog.com

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan internal yang menjadi kekuatan KRB adalah (1) pusat konservasi ex-situ , (2) panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami, (3) KRB memiliki aksesbilitas tinggi

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini sudah menerapkan perancangan yang telah dilakukan seperti: (1) aplikasi ini dapat mengidentifikasi kondisi anak dan remaja

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang