ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000PEMISAHAN U DARI UNSUR-UNSUR PENGOTOR Zr DAN Ru DENGAN
CARA MEMBRAN EMULSI MEMAKAI D2EHPA
Dwi Biyantoro, R. Subagiono, Kris Tri Basuki, Rosyidin
Pusat Penelitian dan Pen gem bang an Teknologi Maju
ABSTRAK
PEMISAHAN U OARI UNSUR-UNSUR PENGOTOR Zr DAN Ru OENGAN CARA MEMBRAN EMULSI MEMAKAI 02EHPA. Telah dilakukan ekstraksi campuran uranium, zirkonium dan rutenium dalam asam nitrat dengan metoda membran emulsi menggunakan surfaktan span 80 dan ekstraktan di-(2-etil heksil)-fosfat (O2EHPA) -kerosen dengan fasa air internal asam fosfat. Proses pemisahan dilakukan dengan cara ekstraksi membran emulsi yaitu gabungan dari proses ekstraksi dan stripping. Parameter proses yang dipelajari yaitu konsentrasi fasa air internal asam fosfat dalam membran, molaritas asam nitrat dalam umpan, konsentrasi ekstraktan dan konsentrasi larutan umpan. Oari data percobaan ekstraksi dengan metoda membran emulsi memakai umpan campuran uranium, zirkonium dan rutenium dengan kadar uranium sebesar 20.000 ppm, zirkonium sebesar 180 ppm dan rutenium sebesar 100 ppm diperoleh efisiensi total uranium = 67,48 % pada kondisi optimum sebagai berikut : molaritas H3PO4 = 1,5 M, molaritas HNO3 = 3 M, konsentrasi 02EHPA dalam kerosen = 5 %.
ABSTRACT
SEPARATION OF U FROM Zr AND Ru IMPURITIES BY LIQUID SURFACTANT MEMBRANE WITH DI-(2-ETHYL HEXYL) PHOSPHORIC ACID. The extraction of the uranium, zirconium and ruthenium mixture in a nitric acid solution by method of liquid surfactant membrane using span 80 as surfactant and extractant of di-(2-ethyl hexyl) phosphoric acid (D2EHPA) in kerosene with phosphoric acid as intemal phase had been done. This technique is the combination of extraction and stripping processes which is working simultaneously. The parameters studied were the molarity of phosphoric acid (H3PO4) as intemal phase, the molarity of nitric acid (HNO3) in the feed, the concentration of di-(2-ethyl hexyl) phosphoric acid in kerosene as extractant, and the consentration of uranium in the feed. The data for the separation of 20,000 ppm of uranium, 180 ppm of zirconium and 100 ppm of ruthenium show that the total effciency of uranium was 67,48 % at the optimum conditions such as the 1,5 M of H3PO4, 3 M of HNO3, 5 % of D2EHPA in kerosene
PENDAHULUAN Salah satu ekstrakstan yang sering
digunakan dalam proses ekstraksi yaitu D2EHPA [di-(2-etil heksil) fosfat] dengan pengencer kerogen [21.
Di-(2-etil h~ksil) fosfat sering digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair karena kestabilan kimianya yang baik, kelarutannya rendah di dalam larutan asam, dan selektivitasnya tinggi untuk ion-ion logam[31.
Uranium adalah salah satu bahan bakar nuklir yang sering digunakan dalam reaktor nuklir karena dapat bereaksi dengan neutron menghasilkan panas yang tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PL TN). Dalam bahan bakar bekas reaktor nuklir terutama jenis
LWR pad a umumnya masih banyak
mengandung uranium yang perlu dipisahkan dari unsur-unsur radioaktif hasil belah dari reaksi inti di dalam teras reaktor agar dapat digunakan kembali. Supaya dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar, uranium harus dipisahkan dari hasil belah melalui proses ekstraksi, membran emulsi dan lain-lain untuk mendapatkan uranium berderajad nuklir.
Zirkonium (Zr) dan rutenium (Ru) adalah nuklida hasil belah yang perlu
dipisahkan karena mempunyai penampang
lintang serapan neutron besar yang dapat mempengaruhi ekonomi neutron sekaligus menurunkan efisiensi kerja dan daya reaktor1].
Dengan
berkembangnya
metoda
emulsi membran cair atau Liquid Surfactan Membrane (LSM) , pemisahan suatu unsur dengan proses ekstraksi yang meliputi skrabing, dan stripping dapat dipendekkan hanya dengan satu sistem proses membran emulsi, sehingga akan menghemat waktu dan biaya [41.
Dengan pertimbangan di alas
dilakukan percobaan pemisahan/pemurnian uranium dari campuran uranium dan rutenium
dengan metoda membran emulsi. Pada
pembentukan membran emulsi diperlukan surfaktan sebagai zat pemantap supaya
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir VP27BDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000
2+
H
UO2 + 2 2R2 + HNO3 <> UO2(HR2)2.HNO3 + 2 H+
Menurut Sato, D2EHPA (HR) adalah ekstraktan yang cocok dan sering dipakai untuk ekstraksi uranium dan logam-logam
yang lain, karena selektivitas dan
efektivitasnya tinggi. Reaksi antara uranium
dan D2EHPA pada keasaman rendah
mengikuti reaksi pertukaran kation yang dapat ditulis sebagai [2] :
UO22+(a) + 2 (HR)2(O) <=> +
UO2R4H2(o) + 2 H (a)
Percobaan ini mempelajari
parameter-parameter yang berpengaruh
terhadap kemurnian hasil pemisahan, antara lain: konsentrasi rasa air internal, keasaman larutan umpan, konsentrasi ekstraktan, dan konsentrasi uranium dalam rasa umpan. Dari parameter yang dicoba pertama kali divariasi konsentrasi rasa air internal dengan parameter yang lain dibuat tetap, diperoleh kondisi optimum konsentrasi rasa air internal. Berikutnya parameter yang dipelajari adalah keasaman larutan umpan (kondisi optimum yang diperoleh dan parameter lain dibuat tetap) akan diperoleh kondisi optimum
keasaman larutan umpan. Demikian
seterusnya untuk pengujian parameter yang lain. Keberhasilan proses pemisahan ini dapat dilihat dari efisiensi dan tingkat kemurnian hasil pemisahan.
emulsi terdispersi dengan suatu lapisan tipis sehingga butir tidak dapat bergabung menjadi suatu fasa kontinyu.
Jenis surfaktan akan menentukan tipe emulsi yang diperoleh tipe air dalam minyak (NM) atau minyak dalam air (MIA). Untuk memperoleh emulsi tipe NM dapat
digunakan surfaktan Span 80 yang
mempunyai nilai HLB (hydrophile-lipophile-balance) sebesar 4,3. Span 80 sendiri
merupakan surfaktan non ionik dari
campuran bermacam-macam ester [Sorbitan mono di tri cleat (RCOOR)], komponen meta sorbitol (R'OH), asam cleat (R'COOH) dan air. Span 80 akan mengalami dekomposisi
dalam fasa air internal yang akan memberikan kestabilan pad a emulsi J.
Langkah percobaan yang dikerjakan
yaitu: pembuatan membran emulsi
(mencampur fasa air internal asam fosfat dengan fasa organik di-(2-etil heksil)-fosfat, kerogen dan surfaktan span 80). Langkah
selanjutnya adalah mencampur fasa
membran dengan fasa umpan (fasa air eksternal), kemudian ekstraksi dan stripping.
Pada ekstraksi membran cair terjadi
kontak antara umpan dengan membran,
solute yang berada dalam fasa umpan (air eksternal) masuk ke fasa membran secara difusi [6].
BAHAN, ALAT DAN TATA KERJA
1
2.
Bahan
Bahan yang dipakai untuk penelitian ini adalah UO2(NO3)2 6H2O = 99 %, ZrOCb 8H2O, RuCI3, H3PO4, HNO3, di-(2-etil heksil)-fosfat p = 0,97 kg/I, kerosen p = 0,80 kg/I, Surfaktan span 80 (buatan E. Merck), dan H2O.
Alat
Alat yang dipakai adalah almari asap, alat pengaduk, pH meter, timbangan analitik, corong pisah, alat-alat gelas, alat anal is is spektrometer pendar sinar-X, pengaduk Ultra Turrax.
Tata kerja
A. Pembuatan Larutan Campuran Uranium, Zirkonium dan Rutenium Nitrat (Umpan)
1. Dibuat larutan induk U = 100. 000 ppm yaitu dengan melarutkan 104,4258 Membran emulsi setelah dipakai
untuk mengekstraksi dilanjutkan dengan stripping yaitu pemecahan membran dengan bantuan butanol untuk memisahkan fasa air internal yang telah mengandung solute dari fasa organiknya.
Di-(2-etil heksil}-fosfat (D2EHPA), tributil fosfat (TBP), dan tri oktil am in (TOA) adalah salven yang dapat dibuat membran cair untuk ekstraksi logam uranium dan logam-logam lain. Sebagai pengencer dapat digunakan kerosen, dodekan, dan toluen. Untuk memisahkan uranium dari logam-logam hasil belah dapat dilakukan di dalam larutan asam klorida, asam nitrat, asam sulfat, dan asam asetat [7].
Dari penjelasan di atas tampak bahwa konsentrasi asam sangat berpengaruh terhadap pemisahan uranium dari nuklida hasil belah. Pad a penelitian ini dicoba dipakai umpan dalam larutan asam nitrat.
Menurut Huang dan Huang [3),
ekstraksi uranium (VI) dari larutan asam nitrat dengan D2EHPA (HR) dapat ditulis sebagai:
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir V P27BDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000sinar-X. Untuk analisis rutenium
dibawah 100 ppm dilakukan
dengan metoda adisi. Analisis
masing-masing dilakukan
pengukuran 3 kali, kemudian dirata-rata. Rumus yang dipakai untuk menghitung efisiensi sebagai
berikut : gram UO2(NO3)2 6H2O dengan 500
mlair.
2. Dibuat larutan induk Ru = 5000 ppm yaitu dengan melarutkan 0,2565 gram RuCI3 dalam 25 ml air.
3. Dibuat larutan induk Zr = 25.000 ppm yaitu dengan melarutkan 8,743 gram ZrOCI28H2O dalam 1000 ml air. 4. Dibuat larutan umpan campuran
(U,Zr,Ru) dengan kadar:
a. U = 20.000 ppm, Zr = 500 ppm dan Ru = 250 ppm b. U = 20.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru = 100 ppm c. U = 25.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru = 100 ppm d. U = 30.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru = 100 ppm e. U = 35.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru = 100 ppm
B. Pembuatan Membran Emulsi
Membran emulsi dibuat dengan cara
mencampur surfaktan span 80
dengan ekstraktan di-(2-etil
heksil)-fosfat dan kerosen. Campuran
ditambah dengan asam fosfat
sebagai fasa internal, kemudian
diaduk menggunakan alat Ultra
Turrax pada kecepatan 8000 rpm [8]. C.Proses Ekstraksi dan Stripping
Umpan campuran larutan uranium, zirkonium dan rutenium nitrat dengan kadar uranium = 20.000 ppm, zirkonium = 500 ppm dan rutenium = 250 ppm dicampur dan
diaduk dengan fasa membran
emulsi dengan perbandingan
volum = 10 ml : 10 ml = 1 : 1,
kecepatan pengadukan 250 rpm
selama = 15 men it. Setelah kedua
fasa seimbang kemudian
dipisahkan antara fasa membran dan fasa airnya menggunakan alai corong pisah. Untuk mengetahui kadar uranium, zirkonium dan rutenium hasil ekstraksi, fasa air
dianalisis menggunakan alai
spektrometer pendar sinar-X. Untuk mengetahui hasil stripping, fasa membran kemudian dipecah dengan ditetesi butanol sehingga fasa tersebut menjadi fasa air dan fasa organik. Kandungan uranium, zirkonium dan rutenium dalam fasa air hasil stripping dianalisis
memakai spektrometer pendar
1
Percobaan diulangi seperti nomor 1 di atas untuk mengetahui pengaruh konsentrasi fasa air internal asam fosfat, molaritas asam nitrat dalam umpan (fasa air eksternal), konsentrasi ekstraktan di-(2-etil heksil)-fosfat, dan konsentrasi uranium dalam umpan.
Sebagai contoh menentukan
kondisi optimum pengaruh
konsentrasi H3PO4 variasi : 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3 M
Kondisi tetap :
-.konsentrasi HNO3 = 3 M
.rasio = fasa umpan : fasa
membran = 1:1
.waktu ekstraksi = 15 menit
.konsentrasi DzEHPA = 5 %
dalam kerosen
Diperoleh kondisi optimum M
H3PO4.
Selanjutnya kondisi optimum yang telah diperoleh dibuat tetap,
parameter lain yang dicoba
divariasi, diperoleh kondisi optimum parameter 1 dan parameter 2,
demikian setrerusnya sampai
diperoleh kondisi optimum untuk : M H3PO4, M HNO3, % DzEHPA dalam kerosen, dan konsentrasi fasa umpan.
HASIL DAN BAHASAN
Parameter yang diteliti pada
pemisahan campuran uranium, zirkonium dan rutenium dengan cara ekstraksi membran emulsi memakai span 80 -di-(2-etil
Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir V
P27BDiJ dan P2BGN-BA TAN Jakalta, 22 Pebruari 2000
ISSN 1410-1998
uranium. Oari analisis fasa air hasil ekstraksi, zirkonium tidak terdeteksi, berarti hampir semua zirkonium terikat dengan membran, sedangkan pada saat stripping zirkonium tidak turun dalam fasa air, masih terikat dengan fasa organik. Oari hasil di atas tampak bahwa semakin tinggi konsentrasi fasa internal asam fosfat, uranium yang masuk ke dalam fasa membran semakin besar. Oi atas 1,5M H3PO4 efisiensi total uranium turun, hal ini karena di atas kondisi ini pada saat membran dipecah uranium sebagian masih terikat dengan fasa organik. Pada proses stripping uranium yang dapat terambil kembali paling banyak dalam fasa air internal diperoleh pad a konsentrasi = 1,5M H3PO4 dengan efisiensi total uranium = 66,48%.
2. Pengaruh molaritas lar1Jtan umpan
Ekstraksi umpan dengan fasa
membran emulsi pada kondisi optimum fasa air internal asam fosfat dalam membran =
1,5M H3PO4. Kondisi yang lain dibuat tetap. Hasil percobaan ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4.
1. Molaritas fasa air internal 2. Molaritas larutan umpan
3. Konsentrasi ekstraktan dalam kerosen 4. Konsentrasi fasa umpan
1. Pengaruh molaritas fasa air internal asam
fosfat
Keasaman larutan umpan dinyatakan dalam molar (M) HNO3 yang terlarut.
Ekstraksi umpan campuran uranium,
zirkonium dan rutenium (U = 20.000 ppm, Zr = 500 ppm dan Ru = 250 ppm) dalam suasana asam nitrat 3 M HNO3 dicampur dengan fasa membran emulsi perbandingan (ditetapkan) = 1 :1. Konsentrasi di-(2-etil heksii)-fosfat (O2EHPA) = 5% dalam kerosen, dan waktu ekstraksi selama = 15 men it. Hasil percobaan ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2 dibawah ini.
Oari data T abel 1 dan 2 di atas ditunjukkan bahwa pemisahan campuran
uranium, zirkonium dan rutenium
menggunakan metoda ekstraksi membran emulsi Span-80-di-(2-etil heksil)-fosfat dalam kerosen, konsentrasi fasa air internal asam fosfat sangat berpengaruh terhadap etisiensi
Tabel1 Pengaruh molaritas fasa air internal terhadap kadar uranium pada ekstraksi dan strippinq
H3PO4
(M)
Efisiensi Total (%)
Keterangan = Fasa Air
FM = Fasa Membran
Tabel2. Pengaruh molaritas fasa air internal terhadap kadar rutenium pad a ekstraksi dan stripping
Ekstraksi Rutenium Stripping Rutenium Efisiensi
Total (%) FA,mg I 0,84 I
FM,mg
1,66
1,43
~
1,14
1,28
-rA5
FA,mg
*
Efisiensi (%) H3PO4(M)
-o:g-
1:0-
~
2F
~~
Efisiensi (%)
66,40 57,20 30,80 45,6051,20
58,00 ~0
0
0
0 "00
0
0
0
1,QI
1,731
1.36]
1,22-:r:o5
0
Keterangan : FA = Fasa Air FM = Fasa Membran
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir VP2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakalta, 22 Pebruari 2000
Keterangan : FA = Fasa Air, FM = Fasa Membran
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V
P27BDU dan P2BGN-BA TAN Jakarla, 22 Pebruari 2000
ISSN 1410-1998
Tabel6.
stri.o.oina
Pengaruh konsentrasi ekstraktan terhadap kadar rutenium pad a ekstraksi dan
Efisiensi T alai
(%)
Keterangan: FA == Fasa Air FM == Fasa Membran
* == Rutenium dalam FA hasil stripping tidak terdeteksi
Dari data Tabel 5 dan 6 di atas kembali. Hal ini karena uranium dengan di-(2-ditunjl:kkan bahwa konsentrasi di-(2-etil etil heksil)-fosfat pada konsentrasi tinggi heksil)-fosfat (D2EHPA) dalam kerogen semakin sukar untuk dipisahkan. Keadaan ini berpengaruh terhadap distribusi uranium dan ditinjau dari segi operasi akan lebih
rutenium dalam membran emulsi. Seperti menguntungkan karena semakin sedikit
pada pengaruh molaritas asam fosfat dan pemakaian di-(2-etil heksil)-fosfat sehingga molaritas asam nitrat, pad a ekstraksi ini dapat menghemat biaya operasi proses. h'dmpir semua zirkonium terikat dengan Pada pemakaian 5 % D2EHPA efisiensi total membran, sedangkan pada saat stripping uranium paling optimal.
zirkonium tidak turun dalam fasa air, masih
dengan fasa organik. Tampak pada data 4. Pengaruh konsentrasi fasa umpan
tabel di atas bahwa semakin tinggi ..
konsentrasi ekstraktan uranium yang masuk ..Ekstraksl umpa~ campuran uranium,
membran semakin besar karena semakin zlrkomum dan ru:~mu~ dengan fas~
kuat mengikat uranium dan rutenium. memb:an pada ko~dlSI optl.m~m ~, b dan c dl
S b I
.
k d t t ..atas dlperoleh hasll sepertl dltunjukkan pad ae a I nya k
.
t..
pa a ksaa proses t.
k ts rippIng,kt T b Ia e7
dan 8 d.
I awa Inl.b h..
serna In mggl onsen rasl e s ra an, semakin rendah uranium yang dapat terambil
Tabel 7. Pengaruh konsentrasi fasa umpan terhadap kadar uranium pada ekstraksi dan stripping. a. Umpan U == 20.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru = 100 ppm
b. Umpan U = 25.000 ppm, Zr = 180 ppm dan Ru == 100 ppm c. Umpan U = 30.000 ppm, Zr == 180 ppm dan Ru = 100 ppm d. Umpan U =35.000 ppm, Zr == 180 ppm dan Ru = 100 oom
Keterangan : FA = Fasa Air FM = Fasa Membran
Tabel 8. Pengaruh konsentrasi ekstraktan terhadap kadar rutenium pad a ekstraksi dan
stripping
Umpan U, E:kstraksi Rutenium Stripping Rutenium Efisiensi Total
mg
FA,mg
(%)0,45
0,41
0,49
0,44
FM,mg0,55
~=~
0,51
0,56
Efisiensi (%) 55,0059,00
51,00
56,00
FA,mg
Efi-sTe-nsr-(Ol;;J
200
250
300
0-0
-0
0
00
350
Keterangan: FA = Fasa Air
Dari Tabel 7 di atas ditunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi uranium pada variasi yang dicoba dari 200 mg sampai dengan 350 mg U tidak begitu menunjukkan perubahan yang berarti, hanya sedikit kecenderungan semakin tinggi konsentrasi umpan maka efisiensi total uranium sedikit
menurun.
SIMPULAN
Chemical Engineering, National Cheng Kung University, Taiwan (1988).
[4]. HAYWORTH, H. C. and BURNS, W. A., Extraction of Uranium from Wet Process Phosphoric Acid by Liquid Membrane, Separation Science Technology (1983). [5]. JOHANNES, H., Pengantar Kimia Ko/oid
dan Kimia Permukaan, Universitas
Gadjah Mada, (1973).
[6]. NEMEH, A. and PATHEGEN, V.,
Membrane Recycling in the Liquid Surfactant Membrane Process, Ind. Eng. Chem. pp. 32, 143-147 (1993).
[7]. MOORE, F. L., Liquid-Liquid Extraction with High-Moleculer-Weight Amines,
NAS-NS3101, US Atomic Energy
Commission (1960).
[8]. BIYANTORO, D., dkk., Ekstraksi Nb Dengan Cara Membran Emulsi Memakai
D2EHPA, Seminar Pertemuan dan
Presentasi Ilmiah, PPNY-BATAN,
Yogyakarta (1997). TANYAJAWAB
Pemisahan uranium dari unsur-unsur pengotor zirkonium dan rutenium dapat dilakukan dengan teknik ekstraksi membran
emulsi memakai Span-80 dan D2EHPA
dengan memberikan hasil memuaskan. Dan percobaan menggunakan umpan campuran uranium, zirkonium, dan rutenium dengan kadar uranium = 20.000 ppm, zirkonium = 180 ppm dan rutenium = 100 ppm diperoleh kondisi yang relatif baik sebagai berikut : 1. Molaritas fasa air internal dalam
membran = 1,5 M H3PO4, 2. Molaritas umpan = 3 MHNO3,
3. Konsentrasi di-(2-etil heksil)-fosfat = 5% dalam kerogen,
4. Fasa umpan = 20.000 ppm U.
Pada kondisi ini diperoleh efisiensi ekstraksi uranium = 96,09%, efisiensi stripping
uranium = 69,86%, efisiensi total
uranium = 67,48%.
Amir Rusli
.Umum: Melihat hasil penelitian cukup
baik, bagaimana dengan prospek
ekonominya ke depan
.Khusus: Apakah teknik dapat digunakan untuk bahan bakar bekas.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada
kesempatan
ini
penulis
mengucapkan terima kasih kepada Sdri.
Suyanti dan Sri Supadmi yang telah
membantu hingga selesainya penulisan ini.
Dwi biyantoro
.Umum : Baik karena : .Biaya pemisahan lebih murah
.Menghasilkan produk berkualitas tinggi .Khusus : Dengan berbagai pertimbangan
diatas, bisa.
PUSTAKA
Mudiar masdja.Apakah larutan umpan yang saudara
gunakan sudah mewakili komposisi
bahan bakar bekas
.Apakah dapat dibuktikan secara analisis
bahwa pad a percobaan saudara Zr
terikat pad a membran.
Dwi Biyantoro
.Sudah
diambil
dari
acuan
yaitu
BENEDICT, M., PIGFORD. T. H., and
LEVI, H. W. Untuk jenis hasil fission
product PWR.
.Berdasarkan
hasil analisis memakai
spektrometri pendar
sinar-x dengan
metoda adisi, Zr dalam fasa air hasil
ekstraksi tidak terdeteksi sehingga Zr
dianggap masih terikat dalam fasa
membran.
[1]. BENEDICT, Mo, PIGFORD, T. H., and
LEVI, H. W., Nuclear Chemical
Engineering, McGraw-Hili Book
Company, New York (1981).
[2]. SATO, T., The Extraction of Uranium (IV), YTTrium (/II), and Lanthanum (/II) from Hydrochloric Solution by Acid
Organophosphorus Compounds,
Preceeding of the International
Symposium on Actinide/Lanthanide Separation, Honolulu, USA (1984). [3]. HUANG, T.C and HUANG, C.T., Kinetics
of the Extrction of Uranium (VI) From Nitric Acid Solution With Bis (2-ethyl hexyl)-Phosphoric Acid, Departement of