• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejak permulaan, Gereja selalu menyadari betapa pentingnya suatu perlindungan dari Allah, yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sejak permulaan, Gereja selalu menyadari betapa pentingnya suatu perlindungan dari Allah, yaitu"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Sejak permulaan, Gereja selalu menyadari betapa pentingnya suatu perlindungan dari Allah, yaitu

perlindungan dari segala gangguan dan serangan kuasa kegelapan, sehingga Paus Paulus VI dalam audiensi

(2)

dan jangan menganggapnya terlalu naif, atau bahkan berbau takhyul: ‘salah satu kebutuhan terbesar Gereja ialah

perlindungan terhadap kejahatan yang disebut Iblis.’ Kejahatan bukanlah hanya kekurangan akan sesuatu hal

(absentia boni), melainkan suatu kekuatan yang aktif, suatu makhluk yang hidup, yang bersifat rohani, yang sesat

(3)

Kebutuhan perlindungan terhadap segala kuasa kejahatan ini lebih-lebih menjadi suatu kebutuhan yang

mendesak pada zaman ini. Tidak bisa dipungkiri, walaupun di tengah-tengah zaman yang dikatakan modern ini

dan di tengah-tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, manusia dewasa ini banyak yang

(4)

hidup dengan isme-isme tertentu, seperti gaya hidup yang hedonisme, materialisme dan konsumerisme. Akan

tetapi semua itu tidak dapat memuaskan hati manusia. Hati manusia diciptakan untuk Allah, seperti yang dikatakan

St. Agustinus: “Engkau menciptakan kami untuk-Mu ya Tuhan, maka gelisahlah hati kami sebelum beristirahat di

(5)

yaitu kerinduan akan Allah. Akan tetapi pada kenyataannya dalam pencariannya, manusia tidak selalu menemukan

Allah, bahkan tidak jarang disesatkan dari tujuan hidupnya.

Di sinilah dapat dilihat peranan si jahat yang selalu berusaha menjauhkan manusia dari tujuan hidupnya,

(6)

kehilangan keselamatan jiwanya. Satu realitas dalam kehidupan Kristiani yang akan selalu dijumpai ialah adanya

pengaruh roh jahat, hal ini terdapat dalam Kitab Suci, ajaran Gereja, pengalaman para kudus dan orang Kristen

sepanjang sejarah Gereja. Dan dari apa yang dinyatakan oleh Kitab Suci, jelaslah bahwa roh-roh jahat mempunyai

(7)

bersifat negatif destruktif, karena tujuan roh jahat hanya satu, yaitu berusaha menghancurkan manusia seluruhnya,

terutama menghancurkan keselamatan jiwanya.

Akan tetapi, satu hal yang harus disadari bahwa Tuhan Yesus Kristus melalui wafat dan kebangkitan-Nya

(8)

dari manusia, karena seperti yang dinyatakan bapa-bapa Gereja, bahwa roh jahat adalah para malaikat yang telah

jatuh dan memberontak kepada Allah. Walaupun roh jahat lebih kuat, tetapi harus disadari bahwa ia tidak berdaya

bila berhadapan dengan Allah, oleh karena itu asalkan bersama Yesus dan tetap bersatu dengan Kristus, maka

(9)

sejarah Gereja dapat dijumpai adanya praktik-praktik doa untuk pengusiran setan, yang umumnya dikenal dengan

istilah eksorsisme. Dalam kesempatan ini akan dibahas mengenai sejarah praktik eksorsisme di sepanjang sejarah

Gereja dengan segala perkembangannya hingga dewasa ini.

(10)

Roh Kudus dapat melakukan doa untuk mengusir setan. Seperti yang dapat dijumpai pada penutup Injil Markus,

ketika Tuhan Yesus mengutus para murid-Nya: “Tanda-tanda ini akan menyertai orang yang percaya: mereka

akan mengusir setan-setan demi Nama-Ku...” (Mrk 16:17). Sudah menjadi kesadaran dalam Gereja sejak awal

(11)

Demikian juga kalau dilihat dalam Kisah Para Rasul dapat dijumpai bahwa bagaimana orang-orang Kristen

yang pertama juga melakukan doa-doa pembebasan itu. Seperti yang dilakukan Filipus di Samaria (Kis 8:5-8), dia

mengusir banyak setan-setan. Filipus ini merupakan salah satu dari beberapa diakon yang telah dipilih. Hal-hal

(12)

orang Kristen yang percaya diberi kuasa oleh Tuhan dan doa pembebasan waktu itu tidak dibatasi.

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, dalam waktu yang relatif singkat tercatat dalam sejarah

Gereja, ada kelompok-kelompok tertentu yang ditugaskan melakukan doa ini, khususnya ketika Gereja mulai diakui

(13)

yang ditahbiskan secara khusus untuk melakukan pengusiran setan. Para eksorsis umumnya bukan imam,

mereka dipilih dan dididik secara khusus. Pemilihan dan pendidikan khusus ini dilakukan, karena kemungkinan

pada waktu itu, ada kemerosotan dan penyelewengan dalam kehidupan menggereja secara menyeluruh, tetapi

(14)

terpisah cukup jauh dari zaman para rasul, sehingga terjadi penyelewengan-penyelewengan dari pengajaran para

rasul atau ajaran para rasul ditangkap secara keliru. Lebih-lebih setelah masa pemerintahan kaisar Konstantinus,

di mana kaisar Konstantinus menjadikan agama Kristen sebagai agama negara. Maka dengan menjadi Kristen,

(15)

menjadi orang Kristen akan mempunyai banyak resiko dan dianggap sebagai suatu kejahatan, sehingga bisa

ditangkap dan dihukum mati, tetapi kemudian pada saat itu setelah agama Kristen diterima, bahkan dijadikan

agama negara, maka ada orang-orang yang mencari keuntungan-keuntungan sosial dengan menjadi Kristen,

(16)

menggereja ini terjadi secara menyeluruh, sehingga mempengaruhi pelayanan-pelayanan di dalam Gereja,

termasuk di dalamnya praktik doa pengusiran setan. Pada waktu itu diperkirakan banyak terjadi penyalahgunaan

dan penyelewengan-penyelewengan dalam praktik doa pengusiran setan, karena kemungkinan orang kurang

(17)

untuk membedakan mereka dengan yang lain-lain, mereka diberi tahbisan sebagai eksorsis dan mereka itu pada

umumnya bukan imam. Sehingga pada waktu itu ada kelompok tertentu yang dididik dan diberi wewenang secara

khusus untuk berdoa pembebasan.

(18)

imam. Dahulu sebelum menerima tahbisan imam, seorang calon imam umumnya menerima tahbisan-tahbisan

yang bermacam-macam, yang disebut tahbisan kecil, misalnya tahbisan akolit, sekarang akolit ini sama dengan

misdinar, tetapi dahulu harus melalui tahbisan akolit terlebih dahulu. Kemudian di antara tahbisan-tahbisan kecil

(19)

Dewasa ini praktiknya memang berbeda, walaupun dari Takhta Suci ada instruksi, supaya di tiap-tiap

keuskupan ditunjuk seorang eksorsis resmi, tetapi di Indonesia tidak ada eksorsis resmi. Kalau dahulu para

eksorsis umumnya bukan imam, tetapi sekarang yang dapat melakukan eksorsisme resmi hanya seorang imam.

(20)

Di kota Roma sendiri, ada seorang eksorsis resmi yang terkenal yaitu Don Amorf, yang juga menulis buku

berjudul “Journal of An Exorcist”, buku ini melukiskan bagaimana pengalaman dia harus bergumul dalam

mendoakan dan membebaskan orang, yang kadang-kadang memakan waktu yang cukup lama.

(21)

dekade terakhir, dalam Gereja berkembang paham rasionalisme yang berlebihan, sehingga eksistensi roh jahat

kurang disadari bahkan diragukan. Tetapi tentunya hal ini merupakan ekses, karena dianggap tidak ada, maka

ekses ini membuat roh jahat bekerja secara bebas dan merajalela. Dan ada juga ekses yang lain yang justru

(22)

ekses “melihat setan di mana-mana”, tentunya ekses ini menunjukkan ketidakseimbangan. Oleh karena itu

menghadapi realitas kehadiran roh jahat perlu sikap seimbang dan kebijaksanaan. Realitas roh jahat ini ada dan

hanya dapat diatasi oleh kuasa Allah saja, tetapi dalam praktik pelayanan doa pembebasan diperlukan sikap yang

(23)

JENIS-JENIS DOA PEMBEBASAN

1. Eksorsisme Resmi

(24)

yang ditunjuk uskup.

2. Eksorsisme Privat atau biasanya disebut “Doa Pembebasan”

(25)

sudah dikenal dalam buku-buku pegangan para imam, misalnya buku-buku tentang moral. Dalam buku-buku itu

dibahas tentang eksorsisme resmi dan eksorsisme privat, misalnya: dalam buku-buku moral ada yang berisi

nasihat-nasihat kepada para imam, khususnya kepada para imam yang mendengarkan pengakuan dosa,

(26)

“Sangat disarankan agar para pelayan Gereja lebih sering mempraktikkan eksorsisme sederhana—sambil

mengingat-ingat sabda Tuhan: ‘Dalam nama-Ku mereka akan mengusir setan’—dan eksorsisme ini bisa

dilaksanakan tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan”.

(27)

rahasia, tanpa sepengetahuan si peniten, dan dengan hasil yang baik” .

“Hendaknya para imam meniru teladan tokoh suci, Pallota, yang melakukan eksorsisme pribadi bilamana si

(28)

“Dianjurkan agar para imam sering menggunakan eksorsisme pribadi, setidak-tidaknya secara rahasia, bagi

mereka yang diganggu oleh cobaan atau oleh sikap terlalu hati-hati atas hal-hal kecil. Untuk itu, imam dapat

memakai rumusan ini: ‘Dalam nama Yesus Kristus, hai roh yang nista, aku memerintahkanmu untuk keluar dari

(29)

Para ahli teologi moral, mulai dari St. Alfonsus de Liquori, yang dinyatakan sebagai Pujangga Gereja pada

tahun 1871 dan pada tahun 1959 ia dinyatakan sebagai santo pelindung bapa pengakuan dan para ahli teologi

moral, mengatakan bahwa “Dalam tradisi Katolik setiap orang boleh melakukan eksorsisme secara pribadi, tetapi

(30)

Para moralis mulai dari St. Alfonsus hingga yang disebutkan di atas, juga menganjurkan seandainya kalau

dalam menerimakan pengakuan, imam tersebut merasa ada gangguan roh jahat dalam diri orang yang mengaku,

supaya dalam pengakuan itu imam tersebut mendoakan pembebasan. Bisa dilakukan dalam sakramen

(31)

kedudukannya sebagai imam, yang mempunyai tahbisan, hal ini tentunya lebih menguntungkan. Tetapi doa

pembebasan juga dapat dilakukan oleh setiap orang yang percaya, melalui sakramen pembaptisan, setiap orang

Kristen menerima imamat umum, sehingga dengan imamat umum itu juga dapat melayani.

Bahkan dahulu pada para konselor, yang umumnya ialah para imam, misalnya dalam sebuah buku yang dahulu terkenal sekali, khususnya sebelum Konsili Vatikan II, ada seorang pengarang rohani yang bernama “Tanquerey”, dia menulis tentang spiritualitas. Buku ini dahulu menjadi buku pegangan setiap imam, buku pegangan yang sangat mendetail dan rinci mengenai hidup rohani, bimbingan rohani, dan lain-lain (dalam terjemahan Inggrisnya berjudul “The Spiritual Life”). Dahulu para imam dan calon imam semua harus mempunyai buku itu dan dipelajari sungguh-sungguh, tetapi sekarang mungkin buku itu tidak dikenal lagi. Dalam buku itu juga disebutkan kepada para pembimbing rohani, bahwa bila perlu juga dapat mendoakan eksorsisme privat untuk anak

(32)

sini ada konfrontasi dengan kuasa Roh Kudus. Roh Kudus yang dicurahkan secara istimewa pada zaman ini, seolah-olah memaksa setan untuk menunjukkan dirinya dan tampil ke depan, tidak lagi berkarya

sembunyi-sembunyi, sehingga dengan demikian lebih mudah untuk diatasi oleh kuasa Roh Kudus sendiri.

Siapa yang dapat melakukan eksorsisme privat atau doa pembebasan ini?

(33)

Dari sini dapat disimpulkan bahwa:

Kebanyakan orang kristen dapat melayani dalam doa pembebasan untuk kasus-kasus ringan.

Orang-orang tertentu akan sering dimintai bantuannya untuk doa pembebasan, khususnya untuk kasus-kasus yang bukan posesi atau bukan pengaruh roh yang berat.

Kadang-kadang orang juga bisa memiliki intuisi untuk minta tolong seseorang yang belum pernah sama sekali mendoakan pembebasan.

Kebanyakan dari orang-orang yang telah dipersiapkan untuk hal itu akan dapat melayani doa-doa pembebasan.

(34)

kemarahan terhadap si korban (harus disadari orang yang didoakan/si korban justru perlu ditolong dan dilepaskan dari ikatan si jahat).

Orang yang kurang pengalaman dan pengetahuan. Sebaiknya orang-orang semacam ini belajar dan ikut bersama dengan orang yang sudah lebih berpengalaman dan punya nama baik.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari pemberian materi tersebut adalah untuk memberikan pengetahuan kepada siswa tentang peraturan lalu lintas. Dengan memahami peraturan lalu lintas maka diharapkan

Kehadiran rumah bernyanyi ini memiliki banyak pandangan dari masyarakat, ada yang berpendapat bahwa dengan adanya rumah bernyanyi ini akan membuat orang yang ingin mencari hiburan

Adapun saran yang dapat diajukan agar pengembangan modul fisika berbasis kontekstual ini dapat lebih baik lagi adalah sebagai berikut: (1) Sebaiknya untuk

menghabiskan waktu di rumah dengan teman- teman atau keluarga”; atau, “Yang perlu kulakukan adalah lebih sering bergaul secara tatap muka, bukan lewat internet;” atau,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi mineral-vitamin kompleks dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering, protein kasar,

Metode tes literasi sains bertujuan untuk mengumpulkan data berupa hasil tes literasi sains untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa ditinjau dari aspek konten dan konteks

Tugas dan tanggung jawab :.. a) Melaksanakan standar pelaksanaan pengujian terhadap hasil produksi tusuk kontak, kabel dan hasil braider serta material yang datang

Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian adalah tidak ada hubungan antara stres kerja dengan strategi coping berfokus masalah pada dosen Fakultas Ilmu