• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFO SITUS STBM 5 PILAR STBM. 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) 2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INFO SITUS STBM 5 PILAR STBM. 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) 2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

5 PILAR STBM

1.

Stop Buang Air

Besar

Sembarangan

(Stop BABS)

2.

Cuci Tangan

Pakai Sabun

(CTPS)

3.

Pengelolaan Air

Minum Rumah

Tangga (PAM-RT)

4.

Pengelolaan

Sampah Rumah

Tangga

5.

Pengelolaan Air

Limbah Rumah

Tangga

Dokumen ini berisikan ringkasan update informasi dari situs STBM

INFO SITUS STBM

http://stbm-indonesia.org

(2)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

D A F T A R I S I

1. Daftar Isi ... 1 2. Berita Terkait STBM ... 2 3. Update Situs STBM ... 11 4. Info STBM ... 13

(3)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

B E R I T A

Seminar Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) ke-3 Tahun 2010,

Jakarta, 7 Oktober 2010

http://stbm-indonesia.org/?r=berita&cat=49&id=551

Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir merupakan salah satu butir dari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan. Upaya mudah dan murah ini akan menghindarkan manusia dari sejumlah penyakit menular yang dapat secara langsung terpapar pada tubuh manusia seperti kolera, tifus, hingga flu burung.

“Sayangnya baru tiga persen penduduk Indonesia menyadari hal ini dan membiasakan diri mencuci tangan meggunakan sabun,” ujar Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Dr HM Subuh, MPPM ketika membuka seminar dalam rangka memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia ke 3.

Berbicara dalam seminar tersebut Kepala Pusat Promosi Kesehatan, dr Lily S Sulistyowati, Direktur Penyehatan Lingkungan, drh Wilfried Hasiholan Purba dan Ketua Komnas Perlindungan Anak dan psikolog, Dr Seto Mulyadi. Acara dipandu dr Lula Kamal yang juga seorang artis. Seminar diikuti oleh 100 guru Sekolah Dasar dan Madrasyah di Jakarta. Dalam paparannya, dr Lily S Sulistyowati menyebutkan berdasarkan hasil penelitian global menunjukkan, cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan angka kejadian diare hingga 47 persen. Ini penting karena setiap tahun masih ada kejadian luar biasa diare atau muntaber yang menelan korban jiwa. Unicef melaporkan, setiap detik satu anak meninggal karena diare.

Survei Health Service Program (2006) menunjukkan, sabun telah ada di hampir setiap rumah tangga Indonesia. Namun, baru tiga persen yang menggunakan sabun untuk mencuci tangan.

Dari semua responden, hanya 12 persen yang mencuci tangan setelah buang air besar, 9 persen setelah membersihkan kotoran bayi, 14 persen sebelum makan, 7 persen sebelum memberi makan bayi, dan 6 persen sebelum memasak.

Upaya untuk mengampanyekan pentingnya cuci tangan dengan sabun terus digalakkan. Tahun ini, dipastikan pada 15 Oktober 2010, lebih dari 70 negara mengadakan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Peringatan ini berawal dari seruan yang disampaikan PBB untuk meningkatkan praktik higienitas dan sanitas kepada semua penduduk di seantero dunia.

Sedangkan psikolog Anak, Seto Mulyadi pada kesempatan tersebut menegaskan bahwa membiasakan diri untuk mencuci tangan memakai sabun berarti mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Pola hidup bersih dan sehat akan tertanam kuat dalam diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

Mengingat kegiatan ini merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat, sudah sepatutnya mendapat perhatian dan dukungan. Karena itu, diharapkan partisipasi aktif masyarakat untuk menerapkan langkah kecil mempraktikkan PHBS agar anak Indonesia dapat hidup lebih sehat.



Mencuci tangan

dengan sabun di

bawah air mengalir

merupakan salah satu

butir dari perilaku

hidup bersih dan

sehat (PHBS) yang

dicanangkan

pemerintah melalui

Kementerian

Kesehatan



(4)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

Sementara itu, Penelitian Cochrane Library Journal 2007 menyebutkan, cuci tangan dengan sabun merupakan cara sederhana dan murah untuk menahan virus ISPA dan pandemi flu. Kajian terhadap 51 riset di Inggris yang dipublikasikan dalam British Medical Journal 2007 menguatkan hal tersebut. Disebutkan bahwa cuci tangan lebih efektif dibanding obat dan vaksin untuk menghentikan flu. Meski mencuci tangan dengan sabun telah dilakukan banyak orang, namun baru sedikit yang melakukan aktivitas tersebut pada saat-saat penting, seperti setelah menggunakan toilet, setelah membersihkan kotoran anak, dan sebelum menangangi makanan.

"Mencuci tangan dengan air dan sabun terutama pada saat-saat penting, yaitu setelah buang air dan sebelum memegang makanan membantu mengurangi risiko terkena diare lebih dari 40 persen dan infeksi saluran pernapasan hampir 25 persen,” ujar Kepala Perwakilan United Nations Children's Fund (Unicef) di Indonesia, Angela Kearney.

Menurut laporan Situasi Anak-anak Dunia tahun 2009 Unicef, hanya separuh penduduk Indonesia memiliki akses kepada sanitasi yang memadai di pedesaan. Bahkan hanya sekitar sepertiganya – sehingga mereka rentan terhadap diare dan penyakit yang ditularkan melalui air. Berbagai survei juga menemukan bahwa kebiasaan cuci tangan pakai sabun masyarakat Indonesia masih rendah.

Indonesia merupakan salah satu dari 85 negara di dunia yang melakukan cuci tangan pakai sabun secara serentak hari ini. Dengan tema "Tangan Bersih Selamatkan Kehidupan". Menurut rencana akan digelar berbagai acara kampanye peringatan HCTPS dengan memobilisasi ribuan anak di seluruh Indonesia. Anak-anak dinilai sebagai agen perubahan yang sangat penting di Indonesia.

Selain lebih terbuka pada ide-ide baru, anak-anak juga dapat menjadi pembawa pesan yang efektif kepada keluarga serta lingkungan di sekitarnya.

Rapat Koordinasi Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS), Bandung, 7-8

Oktober 2010

http://stbm-indonesia.org/?r=berita&cat=49&id=553

Seiring semakin dekatnya perhelatan acara Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) sedunia yang jatuh pada tanggal 15 Oktober 2010, maka panitia HCTPS mengadakan pertemuan konsolidasi persiapan kegiatan. Pertemuan ini diadakan di Bandung, 7-8 Oktober 2010, dihadiri oleh sekitar 50 orang perwakilan tim panitia dari berbagai instansi, NGO, donor, dan mitra.

Rapat yang dilakukan selama dua hari ini membahas semua isu dalam persiapan di hari pertama, dan di hari kedua difokuskan untuk mencari penyelesaian dari berbagai isu yang ditemukan. Menghadapi acara puncak yang akan diadakan di Bandung, maka pertemuan koordinasi ini sangat penting demi kesuksesan acara. Acara puncak ini direncanakan untuk dilaksanakan di lapangan Gasibu, Bandung, pada tanggal 15 Oktober 2010 dan dimulai sekitar jam 08.00 WIB.

Pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan berikutnya yaitu pada tanggal 11 Oktober 2010 di Bandung untuk persiapan mobilisasi 3000 orang siswa SD untuk merayakan HCTPS, dan pada 12 Oktober 2010 di Jakarta untuk finalisasi persiapan panitia. Direncanakan juga untuk mengadakan gladiresik di lapangan Gasibu pada tanggal 11 Oktober 2010.

Diharapkan persiapan panitia untuk acara ini dalam kondisi matang agar event yang mengundang beberapa menteri ini dapat terselenggarakan dengan sukses.

(5)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

Jambore Sanitasi 2010, Depok, 12 Oktober 2010

http://stbm-indonesia.org/?r=berita&cat=49&id=563

Sekitar 228 peserta dan 128 diantaranya adalah pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dari 32 provinsi mengikuti Jambore Sanitasi 2010 yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya di Wisma Hijau Mekarsari, Cimanggis, Depok. Acara berlangsung dari 12-16 Oktober 2010 dengan jumlah peserta lainnya yaitu 40 orang Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 3R (Reuse-Reduce-Recycle) dan 60 orang pendamping. Mereka akan mendapatkan pembekalan mengenai pentingnya menjaga sanitasi lingkungan. Pasalnya, buruknya kondisi sanitasi berpengaruh pada kualitas air.

“Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan menyebabkan pencemaran dan berakibat buruknya kualitas air. Ini yang menyebabkan berbagai penyakit seperti kolera, diare, disentri dan penyakit berbahaya lainnya,” kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto kepada wartawan usai acara pembukaan Jambore Sanitasi 2010 di Depok, Selasa (12/10). Acara dihadiri oleh sejumlah istri menteri yang tergabung dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB).

Diungkapkan Djoko, masalah sanitasi tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Untuk itu, sambung dia, melalui Jambore Sanitasi dan didukung peran aktif masyarakat diharap dapat melanjutkan perwujudan sanitasi yang layak demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Tujuan jambore ini untuk meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya sanitasi,” tandasnya.

Menurut Djoko, anak-anak yang ikut jambore nantinya akan menjadi duta di tiap daerah. Selain itu, lanjut dia, anak-anak memiliki semangat tinggi dalam menyerap pengetahuan dan ide baru. Nantinya, duta-duta tersebut akan memberikan pengaruh kepada lingkungan sekitar. “Mereka nantinya akan menjadi ikon di tiap daerah dan akan mendampingi kepala daerah untuk berkampanye dalam rangka peningkatan sanitasi,” tambah Djoko.

Pada kesempatan tersebut, Menteri PU mengungkapkan bahwa masalah sanitasi merupakan masalah yang sangat serius. Karena dari 100.000 kematian balita setiap tahun, 30% diantaranya disebabkan oleh diare akibat buruknya sanitasi. Jambore Sanitasi Nasional adalah puncak dari rangkaian kampanye Tahun Sanitasi Internasional 2010 yang telah ditetapkan oleh majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sanitasi adalah kunci keberlangsungan hidup dan pertumbuhan anak di negara-negara sedang berkembang. Hingga saat ini, di seluruh negara tersebut sebagian besar rakyatnya belum menikmati sanitasi yang layak.

Dikatakan, ketidak-tersediaan sarana dan prasarana karena kurangnya apresiasi terhadap sanitasi yang mendasar sehingga banyak warga yang masih banyak buang sampah sembarangan. Karena itu, menurut Ibu Agung Laksono, dengan adanya Jambore Sanitasi Nasional ini, anak-anak bisa menyampaikan pesan sanitasi dengan cara yang sangat sederhana. Anak adalah titik sentral komunikasi dan unsur masa depan bangsa yang menerima dampak dari baik dan buruknya sanitasi. ”Jambore ini akan memberikan pelajaran baru untuk anak-anak bagaimana mendalami tentang sanitasi. Kegiatan ini akan memicu keinginan kita dan masyarakat untuk memperbaiki lingkungan lebih baik lagi,” ujarnya. Menurutnya jambore ini merupakan bagian dari kampanye untuk meningkatkan kehidupan sanitasi sebagai unsur penting dalam kelangsungan hidup anak-anak. Dalam kesempatan sore itu, ibu Lies Djoko Kirmanto berharap anak-anak peserta nantinya bisa mengubah paradigma atau perilaku sehari-hari sejak dini. Misalnya, dengan membuang sampah pada tempatnya. Karena itu ia menyambut baik inisiatif Ditjen Cipta Karya untuk membangun kesadaran terhadap pentingnya sanitasi sebab pemahaman sanitasi terhadap seluruh lapisan masyarakat akan sama dengan pemahaman ’4 sehat 5 sempurna’.



“Tujuan jambore ini

untuk meningkatkan

kepedulian terhadap

pentingnya sanitasi”

(6)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

Para peserta Jambore Sanitasi adalah pelajar pemenang Lomba Karya Tulis dan Poster bidang sanitasi. Selain mereka, 40 orang dari KSM 3R juga berpartisipasi dalam ajang yang pertama kali dihelat 2008 lalu.

Ajang ini juga merupakan kampanye nasional dengan menjadikan anak sebagai titik sentral. Para peserta Jambore Sanitasi 2010 diharapkan dapat menyampaikan pesan sanitasi kepada masyarakat serta menjadi generasi penerus yang peduli sanitasi.

"Anak biasanya memiliki semangat tinggi dalam menyerap pengetahuan dan ide baru. Mereka dapat menjadi contoh sekaligus memberi pengaruh kepada keluarga, teman dan lingkungannya," imbuh Djoko.

3500 Anak SD Peringati Hari Cuci Tangan Pakai

Sabun ke-3 tahun 2010 di Bandung

http://stbm-indonesia.org/?r=berita&cat=49&id=565

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) merupakan kampanye global yang dicanangkan oleh PBB pada Pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual World Water Week), 17-23 Agustus, 2008 di Stockholm, Swedia. Gerakan mencuci tangan pakai sabun sedunia diharapkan dapat meningkatkan perilaku hidup sehat, mencegah timbulnya penyakit, sekaligus menurunkan tingkat kematian pada balita dan anak-anak. Di Indonesia puncak peringatan digelar di Lapangan Gasibu, Bandung yang diperingati oleh 3500 anak sekolah dasar.

Minimnya fasilitas cuci tangan di tempat umum dan sekolah menjadi fokus pada peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia yang jatuh pada hari ini. "Ini salah satu fokus peringatan tahun ini," kata Direktur Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Bandung, Jumat (15/10).

Dalam peringatan itu di lapangan Gasibu dibangun fasilitas cuci tangan berupa keran air dan sabun yang dipasang melingkari lapangan itu, seukuran lapangan sepak bola. Ada 3.500 anak SD dari berbagai sekolah di Bandung yang berbarengan cuci tangan pakai sabun di sana, bersama Gubernur Ahmad Heryawan.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kedua tangan kita adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Sebab, tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung. Penyakit-penyakit yang umumnya timbul karena tangan yang berkuman, antara lain: diare, kolera, ISPA, cacingan, flu, dan Hepatitis A.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa penyebab terbesar meninggalnya balita dan anak-anak Indonesia adalah penyakit diare dan ISPA. Menanggapi data ini, para ahli kesehatan menyatakan, perilaku kecil yang tampak sepele, seperti mencuci tangan dengan sabun, bisa berdampak besar mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare, hingga hampir 50 persen. LSM yang bergerak dalam kesejahteraan anak, Plan, meminta agar sarana umum seperti terminal, bandara, pelabuhan, sekolah, dan rumah makan menyediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun yang layak dan mencukupi karena dapat mencegah terjadinya penyakit menular.

"Jika perlu dibuatkan peraturan yang mewajibkan sarana umum untuk menyediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun," kata Manager Program WASH Plan Indonesia, Eka Setiawan, di sela acara Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia Ke-3.

Ia mengatakan saat ini fasilitas cuci tangan dengan sabun termasuk di sekolah-sekolah masih dirasa kurang. Padahal, katanya, kebiasaan cuci tangan yang baik dapat mengurangi penyakit menular seperti diare, ISPA dan lainnya.



....kedua tangan kita

adalah salah satu jalur

utama masuknya

kuman penyakit ke

dalam tubuh.

(7)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

Ia mengatakan, berdasarkan kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) cuci tangan memakai sabun terbukti mampu mencegah angka kejadian diare hingga 45 persen. Khusus di Indonesia, tingkat kematian anak akibat diare mencapai 100.000 jiwa per tahun.

Eka juga mengatakan bahwa diare merupakan penyebab nomor dua kematian balita di dunia. Kira-kira satu dari lima anak yang terserang diare berakhir dengan kematian sehingga kurang lebih 1,5 juta balita di dunia meninggal karena diare setiap tahunnya.

"Kebiasaan cuci tangan memakai sabun akan memberikan kontribusi penting terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals / MDGs) yakni menurunkan 2/3 kasus kematian anak pada tahun 2015 yang akan datang. Ini bisa menjadi salah satu jawaban dari tantangan pencapaian target MDGs," katanya. "Bisa dibayangkan berapa banyak anak akan selamat jika kebiasaan cuci tangan pakai sabun membudaya di rumah, sekolah, serta tempat-tempat umum lainnya," katanya. Plan yang juga mendukung acara Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, katanya, terus berusaha agar kebiasaan cuci tangan tersebut menjadi kebiasaan anak-anak Indonesia. Ia mengatakan, sejak 2005, Plan Indonesia aktif melakukan kegiatan untuk membangun perilaku sehat di sembilan wilayah kerjanya, yakni Kabupaten Grobogan, Rembang dan Kebumen (Jawa Tengah); di Kabupaten Sikka, Lambata, Soe, dan Kefa (NTT); serta Kabupaten Dompu (NTB). Kegiatan tersebut terintegrasi dalam program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Dirjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan, Tjandra Yoga Aditama yang hadir pada acara itu, juga setuju agar sarana umum menyediakan fasilitas cuci tangan memakai sabun. Ia mengatakan, kurangnya fasilitas cuci tangan memakai sabun bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia.

Mengenai kebiasaan cuci tangan memakai sabun di Indonesia, Tjandra Yoga hanya mengatakan, jika pada peringatan pertama cuci tangan sedunia di Indonesia hanya diikuti tidak lebih dari lima kota maka pada peringatan yang ketiga sudah dilakukan di 15 kota. Saat ini, katanya, peringatan tersebut juga dilakukan di 85 negara.

Tjandra mengatakan ada lima kegiatan kritis yang perlu menerapkan cuci tangan memakai sabun. Pertama sebelum masak atau menyiapkan makanan, lalu sebelum makan, sebelum memberikan makanan kepada anak, sebelum dan sesudah menceboki anak, serta setelah buang air besar.

Tjandra mengatakan cuci tangan dengan menggunakan sabun merupakan cara yang mudah dan murah untuk menjaga kesehatan. Ia mengharapkan kebiasaan itu dapat diterapkan sejak usia dini dan menjadi perilaku masyarakat Indonesia. Peringatan di Bandung tersebut dihadiri oleh 3.000 anak. Hadir pula Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Tema Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia Ke-3 adalah Perilaku Sederhana Berdampak Luar Biasa. Pada tahun 2008 dan 2009 peringatan dilakukan di Jakarta.

Pertemuan Penguatan Kelembagaan TSSM (Total Sanitation-Sanitation

Marketing) Program AMPL, Surabaya, 10-12 Oktober 2010

http://stbm-indonesia.org/?r=berita&cat=49&id=574

Program TSSM banyak menghasilkan pembelajaran berharga untuk STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Bermaksud untuk mengumpulkan hasil pembelajaran yang berkualitas dan berkesinambungan, Ditjen Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri mengadakan pertemuan



....cuci tangan dengan

menggunakan sabun

merupakan cara yang

mudah dan murah

untuk menjaga

kesehatan.

(8)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

penguatan kelembagaan TSSM di Surabaya pada 10-12 Oktober 2010 yang dihadiri oleh seluruh kabupaten di Jawa Timur.

Kegiatan ini dibuka oleh DR. Drs. Sjofjan Bakar, MSc. (Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup, Ditjen Bangda – Kementerian Dalam Negeri), yang dalam sambutannya menyebutkan bahwa program TSSM atau yang biasa disebut SToPS (Sanitasi Total – Pemasaran Sanitasi) ini mendesain dan memberikan proses pembelajaran secara terstruktur dalam peningkatan pengetahuan, praktek lapangan dan instrumen untuk pengembangan dan penyebarluasan cakupan sanitasi perdesaan. Keberlanjutan program AMPL-BM (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan berbasis Masyarakat) di tingkat daerah menjadi suatu isu penting yang perlu disikapi dengan strategi yang efektif melalui Kebijakan Nasional AMPL-BM, Pokja AMPL dan Renstra AMPL. Ketiga hal ini merupakan instrumen penting untuk memastikan keberlanjutan pembangunan AMPL.

Hari pertama kegiatan ini, peserta diberikan wawasan mengenai strategi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) oleh Kementerian Kesehatan, strategi pembangunan sanitasi permukiman oleh Kementerian Pekerjaan Umum, serta pengalaman program STBM dari Kabupaten Bojonegoro.

Hari kedua dilakukan presentasi mengenai action research program TSSM, Otonomi Award yang dilakukan JPIP (The Jawa Pos Institute of Pro-otonomi), peluang CSR (Corporate Social Responsibility) dan cara pengukuran enabling environment. Peserta kemudian diajak menyusun strategi pelaksanaan dengan analisa SWOT dan action plan. Malamnya peserta mendapatkan presentasi mengenai strategi dan operasionalisasi kebijakan nasional bidang sanitasi oleh Bappenas.

Hari terakhir peserta berdiskusi mengenai sinergi hasil penyusunan strategi dan action plan antara kabupaten–propinsi–pusat, termasuk bagaimana upaya perluasan ke daerah lain. Diharapkan hasil pertemuan ini dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program StoPS di daerah.

2660 Anak-anak SD di Grobogan Memperingati “Global Handwashing Day” 15

Oktober 2010

http://stbm-indonesia.org/?r=berita&cat=49&id=576

Plan Indonesia Program Unit Grobogan melalui CLTS Project bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan telah melaksanakan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Se-dunia pada tanggal 15 Oktober 2010. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan pembelajaran atas pentingnya perilaku mencuci tangan sejak dini sekaligus memicu peningkatan informasi kepada anak-anak mengenai program STBM dalam mewujudkan desa ODF (Open Defecation Free) 2012.

Kegiatan ini secara serentak dilakukan oleh 2660 murid SD dari 13 Sekolah Dasar. Pusat peringatan Hari CTPS se-dunia di Kabupaten Grobogan ini dilakukan di Kecamatan Wirosari. Bertempat di GOR Pemuda Wirosari, 319 perwakilan dokter kecil akan hadir sekaligus dilantik sebagai agen-agen kesehatan sekolah yang nantinya diharapkan dapat ikut mengkampanyekan pentingnya cuci tangan dan Stop Buang Air Besar di sembarang tempat (BABS).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan (Ibu Yoyoh), Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Wirosari (Sumartono, Spd. MM), perwakilan Kecamatan Wirosari (Drs. Aries Ponco Wibowo), Perwakilan Puskesmas 1 Wirosari (dr. Didik Agus Harianto), WASH Plan Indonesia Unit Grobogan (Catur Adi Nugroho), CLTS Project Plan Indonesia PU Grobogan (Alit Aviane dan Ari Wibowo)

Plan ikut berkontribusi dalam kegiatan ini dengan membagikan leaflet Diare dan Pneunomia, pembagian handwashing facilities (ember, sabun, handuk), buku saku dokter kecil, sticker STBM, dan banner STBM. Selain itu, Plan juga bekerjasama dengan kementerian Kesehatan RI untuk membagikan sabun sumbangan dari PT. Unilever Indonesia.

(9)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

Peringatan HCTPS Se-dunia ini diharapkan dapat dijadikan pintu masuk program STBM kepada anak-anak khususnya dan juga sebagai media untuk mengintegrasikannya dengan dunia pendidikan. Dengan demikian akan dapat mendukung percepatan ”Grobogan bebas dari BAB Sembarangan 2012”

Peringatan HCTPS Sedunia di Wamena-Jayawijaya

http://stbm-indonesia.org/?r=berita&cat=49&id=577

Bertempat di halaman Kantor Bupati Jayawijaya tanggal 15 Oktober 2010, peringatan HCTPS sedunia berlangsung meriah yang dihadiri lebih dari 350 anak-anak SD dan tamu undangan yang terdiri dari MUSPIDA, Sekda, pimpinan-pimpinan SKPD, TNI dan Polri serta kepala sekolah dasar di Wamena dan lembaga-lembaga mitra, UNICEF, dan tokoh agama /adat.

Dalam arahannya Bupati Jayawijaya, Wempi Wetipo, S.Sos, M.Par mengatakan bahwa cuci tangan pakai sabun adalah merupakan salah satu cara paling efektif untuk memutuskan rantai penyebaran kuman melalui sentuhan tangan. Melalui kampanye cuci tangan pakai sabun, diharapkan masyarakat akan dapat mengubah perilaku hidup yang tidak sehat. Betapapun, penyakit datang jika tidak bisa menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan. Sanitasi dan perilaku yang buruk adalah ancaman bagi kehidupan kita.

Sebelumnya sambutan oleh Kepala Bappeda selaku Ketua Tim Pokja AMPL Kabupaten Jayawijaya Drs. Chris Manupputy, MM menegaskan bahwa tujuan CTPS adalah memberikan pembelajaran sedini mungkin kepada masyarakat agar dapat berperilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya dibantu oleh fasilitator hygiene promotion kemasyarakatan Henny M di hadapan para siswa memberikan peragaan tentang cara yang benar dalam mencuci tangan dimulai dari membasuh tangan pada air yang mengalir, menuangkan dengan sabun, menggosok keseluruhan bagian tangan hingga sela-sela jari dan diakhiri dengan mengeringkan tangan dengan lap. Aksi cap tangan bersama di atas kain putih yang terpampang di bawah baliho HCTPS sedunia yang dilakukan oleh Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, pimpinan SKPD, Muspida Jayawijaya dan perwakilan sekolah beserta para siswa adalah simbol dimulainya kegiatan CTPS.

Praktek cuci tangan pakai sabun dibawah kran air yang telah disiapkan oleh panitia pelaksana. Ada sekitar 20 kran air yang dipasang sepanjang pipa yang telah terhubung dengan sumber air dari mobil tangki pemadam milik Pemda Kabupaten Jayawijaya.

Selain dari kegiatan tersebut di atas panitia pelaksana Tim Pokja AMPL Kabupaten Jayawijaya bekerjasama dengan UNICEF juga mengadakan lomba diantaranya lomba kebersihan lingkungan sekolah dan mewarnai gambar. Menurut panitia lomba, lomba tersebut dimaksudkan agar elemen sekolah yang ada khususnya siswa dapat lebih partisipatif meningkatkan kebersihan pribadi, lingkungan dan masyarakat, yang nantinya akan berdampak pada perilaku hidup sehat bukan hanya di dalam sekolah tetapi juga di luar sekolah.

Yohanis Nofu, S.Sos yang baru dua tahun dipercayakan sebagai Kepala Sekolah SD Negeri Wamena -adalah salah seorang yang sukses menata sekolahnya sehingga terlihat asri dan bersih, menurutnya pola yang diterapkannya adalah terlibat langsung dan tanpa segan-segan ikut memunguti sampah yang masih ada disekitarnya serta menyiapkan kran kecil yang dipasang pada ember bekas cat di tiap-tiap ruangan kelas dengan tujuan agar siswanya dapat belajar dan membiasakan diri untuk membasuh tangan sebelum masuk kelas dan setelah bermain pada jam istirahat.

Di akhir kegiatan ini, pembagian doorprize diberikan oleh Sekretaris Daerah, Wakil Bupati dan Bupati



...penyakit datang

jika tidak bisa

menjaga kesehatan

diri sendiri dan

lingkungan.

(10)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

Jayawijaya dengan persyaratan siswa harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar CTPS.

CTPS Kitong Bikin Diare Ko Tra Bahaya...

http://stbm-indonesia.org/?r=berita&cat=49&id=578

Peringatan HCTPS sedunia di Kota Jayapura tanggal 15 Oktober 2010 bertempat di SD YPK I dan II SION Dok VIII-Jayapura berlangsung sangat meriah, lebih dari 900 anak-anak SD se-Jayapura dan 100

tamu undangan hadir untuk menyemarakkan acara tersebut.

Acara dimulai dengan doa dan dilanjutkan dengan sambutan dari Drs. Frans Pikey, MSi selaku Koordinator POKJA AMPL Kota Jayapura yang juga Kepala BAPPEDA Kota Jayapura yang dalam sambutannya menyatakan bahwa dalam jangka pendek CTPS dapat menjadi solusi untuk mengurangi perilaku hidup buruk dan penyebaran penyakit terutama diare, anak-anak merupakan aset bangsa yang paling berharga oleh karena itulah menanamkan perilaku hidup bersih sehat secara dini dapat menyelamatkan aset bangsa tersebut.

Sementara itu, perwakilan pimpinan UNICEF Papua Dr. Tajudeen dalam sambutannya menyatakan bahwa CTPS secara ilmiah terbukti efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare dan ISPA, meskipun prakteknya belum dilakukan secara menyeluruh. UNICEF mencatat 1 anak meninggal tiap menit karena diare, oleh karena itu UNICEF mengajak kita semua untuk CTPS dan menjaga kebersihan lingkungan guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Selanjutnya sambutan Penjabat Walikota Jayapura yang diwakili oleh Asisten II Setda Kota Jayapura yang dalam arahannya menyampaikan bahwa Cuci Tangan Pakai Sabun secara ilmiah efektif mencegah diare dan ISPA yang telah menjadi penyebab kematian anak di Indonesia dan dunia.

Pentingnya perilaku sehat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit menular seperti diare, ISPA dan flu burung, sudah dipahami masyarakat secara luas, meskipun prakteknya masih belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku CTPS terbukti merupakan cara yang efektif untuk upaya kesehatan preventif. Dalam jangka pendek, upaya preventif melalui CTPS dipandang paling strategis untuk mengurangi kerugian dampak sanitasi buruk, sementara solusi jangka menengah dan jangka panjang adalah merubah perilaku hidup bersih dan sehat di warga masyarakat. Untuk itu perilaku CTPS perlu digalakkan untuk menjadi gaya hidup sehari-hari masyarakat di pedesaan maupun perkotaan.

Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang mewajibkan perusahaan yang menggunakan sumber daya alam indonesia untuk melakukan program tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Undang-undang tentang Corporate Social Responsibility (CSR) ini memberi peluang dukungan dari pihak korporasi (perusahaan) untuk turut memikirkan perlindungan terhadap kesehatan anak melalui dukungan terhadap program CTPS. Anak-anak selalu menjadi pihak yang paling rentan terhadap penyakit sebagai akibat perilaku yang tidak sehat dan sanitasi yang buruk. Padahal anak-anak merupakan aset bangsa yang paling berperan untuk generasi yang akan datang. Anak-anak-anak juga merupakan penyampai pesan yang penting pada keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya.

Acara dilanjutkan dengan pelepasan balon gas dan spanduk CTPS oleh Ketua DPRD Kota Jayapura Dra WW. Kambuaya, MM didampingi Drs. Eliza Pattimukai (Asisten II Pemkot Jayapura) mewakili Penjabat Walikota Jayapura.

Tema HCTPS sedunia tahun 2010 adalah "CTPS Perilaku Sederhana Berdampak Luar Biasa", dengan sub tema yang diusung oleh POKJA AMPL Kota Jayapura “CTPS KITONG BIKIN DIARE KO TRA



Dalam jangka pendek,

upaya preventif

melalui CTPS

dipandang paling

strategis untuk

mengurangi kerugian

dampak sanitasi

buruk....



(11)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

BAHAYA MO” yang kurang lebih artinya jika kita melakukan CTPS, diare sudah bukan ancaman lagi. Peringatan HCTPS ini didukung penuh oleh UNICEF Papua, CARE International, WVI dan POKJA AMPL Kota Jayapura selaku panitia serta disponsori juga oleh PT. Hasrat Abadi, CV Fajar Baru dan Bank Papua serta Unilever. Panitia mengerahkan lebih dari 900 anak-anak 25 SD se-Jayapura untuk memeriahkan acara HCTPS ini dan 150 tamu undangan yang terdiri dari berbagai unsur antara lain dari MUSPIDA Kota Jayapura, Sekda, pimpinan-pimpinan SKPD Provinsi dan Kota Jayapura, TNI dan Polri serta lembaga-lembaga mitra, UNICEF, UNDP, WHO, WVI, tokoh agama dan adat, organisasi pemuda kota, organisasi wanita se-kota Jayapura, PKK, Dharma wanita dan masih banyak lagi.

Panitia juga menyiapkan 100 kran sebagai sarana praktik CTPS. Praktik CTPS diawali oleh peragaan cara CTPS yang benar oleh Ketua DPRD Kota Jayapura, MUSPIDA Kota, UNICEF, Pokja AMPL Kota dan tokoh agama setempat. Diikuti serentak oleh anak-anak SD dengan pendampingan dari panitia. Acara dipandu dari CARE International (Taruna Jaya) dan Pokja AMPL (Merlah Uloli) serta dimeriahkan pula dengan lomba-lomba yang terkait dengan CTPS antara lain lomba membuat desain wadah cuci tangan dan lomba membuat pesan kesehatan, juga kegiatan pameran 4 (empat) pilar STBM dan praktek daur ulang sampah oleh kelompok binaan Pokja AMPL Kota Jayapura. Hasil lomba membuat desain wadah cuci tangan dimenangkan oleh SD YPK I-II Dok VIII sebagai juara pertama diikuti juara II SDN Holtekamp, Juara III SD Inpres Perumnas I, Juara Harapan I SD Inpres Koya Barat I, juara Harapan II SD Inpres Koya Barat II dan juara harapan III SDN I Abepura. Sementara itu, lomba pesan kesehatan dimenangkan oleh SD Inpres Nafri sebagai juara I, Juara II SD Inpres Yotefa, Juara III SD Inpres Tobati, Juara Harapan I SD Inpres VIM II Kotaraja, Juara Harapan II SD YPK II (B) dan Juara Harapan III SDN I Abepura. Acara ditutup dengan pembagian doorprize kepada siswa/siswi peserta Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) ke – 3 Tingkat Kota Jayapura Tahun 2010.

(12)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

U P D A T E

S I T U S

Berikut ini adalah informasi daftar update situs STBM (http://stbm-indonesia.org) di bulan Oktober 2010.

NO U R A I A N

P A N D U A N 1

P U S T A K A

1 Panduan Masyarakat untuk Kesehatan Lingkungan, Oktober 2009 B E R I T A

1 Seminar Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) ke 3 Tahun 2010, Jakarta, 7 Oktober 2010

2 Rapat Koordinasi Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS), Bandung, 7-8 Oktober 2010 3 Jambore Sanitasi 2010, Depok, 12 Oktober 2010

4 3500 Anak SD Peringati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun ke-2 Tahun 2010 di Bandung 5 Pertemuan Penguatan Kelembagaan TSSM (Total Sanitation-Sanitation Marketing)

Program AMPL, Surabaya, 10-12 Oktober 2010

6 2660 Anak-anak SD di Grobogan Memperingati “Global Handwashing Day” 15 Oktober 2010

7 Peringatan HCTPS Sedunia di Wamena-Jayawijaya 8 CTPS Kitong Bikin Diare Ko Tra Bahaya

K L I P I N G

1 Cuci Tangan Pakai Sabun Cegah Diare 2 Menyelesaikan Sampah ala Dusun Sukunan 3 88 Warga Satu Desa Terserang Diare 4 Program STBM Desa Enrekang Sukses 5 Warga 419 Desa BAB Sembarangan 6 Warga Jakarta... Buatlah Sumur Resapan!!

7 Sekolah Berbasis Lingkungan – Pembelajaran dan Penyadaran terhadap Warga Sekolah

8 Warga Antusias Bersihkan Lingkungan

9 Cuci Tangan Pakai Sabun Tekan Angka Penderita Diare

10 Lembaga Kemanusiaan PKPU Mengajak 220 Siswa SDIT dan TK Mencuci Tangan Pakai Sabun

11 Dua Kabupaten di NTT Ditarget Bebas Buang Air Besar Sembarangan 12 Siswa SMA Dilatih Memilah Sampah

L I N K

1 Blog Sekber STBM

http://sekberstbm.wordpress.com/ 2 Pamsimas

http://www.pamsimas.org/

3 CWSHP - Community Water Services and Health Project

(13)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

4 Plan International

http://plan-international.org/ 5 World Vision Indonesia

http://www.worldvision.or.id/

6 ITS – Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

http://www.its.ac.id/ S A N I T A S I P E D I A

1 -

D O W N L O A D

(14)

INFO SITUS STBM http://stbm-indonesia.org

I N F O S T B M

Informasi terkait STBM dapat diperoleh di: Situs STBM - http://stbm-indonesia.org

Akun Twitter STBM - http://twitter.com/stbm_indonesia

Page Facebook STBM - http://www.facebook.com/home.php?#!/pages/STBM-Sanitasi-Total-Berbasis-Masyarakat/337259362928

Mailing list STBM - http://groups.yahoo.com/group/Milis_STBM Sekber STBM blog - http://sekberstbm.wordpress.com

Sekretariat Bersama STBM – Pokja AMPL d/a Sekretariat Pokja AMPL

Jl RP Soeroso 50, Gondangdia, Menteng – Jakarta Pusat T/F : 021-31904113

Sekber STBM juga menerima tulisan terkait STBM.

Kirimkan tulisan Anda via email ke

sekretariat_stbm@ampl.or.id atau ke alamat di bawah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Induksi tiroglobulin kambing atau Capra hircus thyroglobulin (cTg) dapat meningkatkan kadar MDA pada pankreas tikus ( Rattus norvegicus ) sebesar 63% pada dosis 200

Dua permasalahan yang dihadapi pada budi daya ikan bandeng secara intensif, yaitu ketergantungan usaha pembenihan pada pakan alami, akibat rendahnya kemampuan larva ikan

Pada pasien yang sudah mengalami Gagal ginjal terminal, untuk tetap hidup berkualitas perlu terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis (cuci darah), untuk menggantikan

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik

temuan tentang hikmah naskh &l-'uran dalam menafsirkan &l-'uran pekerjaan indi*idu maupun kelompok tentang wawanara tokoh tentang naskh &l-'uran dalam

Penelitian yang dilakukan oleh Bodroastuti (2009) mengenai struktur Corporate Governance yang diukur dengan variabel jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris,

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa pemisahan suara voice dan unvoice menggunakan teknik overlaping block zero crossing rate, and short time energy dalam

Mereka dan ahli falsafah Greek yang lain menyarankan betapa perlunya manusia berfikir sebelum menerima sesuatu kerana realiti sesuatu itu mungkin berbeza dari keadaan lahiriahnya –