• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya Melalui Metode Eksperimeni pada siswa kelas III MI Tarbitayul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya Melalui Metode Eksperimeni pada siswa kelas III MI Tarbitayul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2018 - Test Repository"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA

MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO

KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh

ENY LATIFAH

115-14-060

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA

MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO

KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh

ENY LATIFAH

115-14-060

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

iv Dr. Hj. Maslikhah S.Ag., M.Si

Dosen IAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi

: Eny Latifah

Kepada

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca dan memberi arahan dan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:

Nama : Eny Latifah NIM : 115-14-060

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2018

Dengan ini mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera di munaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 23 April 2018 Pembimbing

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(FTIK)

Jalan Lingkar Salatiga Km.2 telepon: (0289) 6031364 Salatiga 50716

Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA

MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO

KECAMATAN ARGOMULYO

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 4 Juli 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag,. M.Phil

Sekertaris Penguji : Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd Penguji II : Dra. Nur Khasanah, M.Pd

Salatiga, 4 Juli 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga

SUWARDI, M.Pd

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ENY LATIFAH NIM : 115-14-060

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain dan saya tidak keberatan apabila skripsi saya dipublikasikan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk sesuai dengan kode etik ilmiah.

Salatiga, 23 April 2018 Yang menyatakan

(7)

vii MOTTO

َّ نِإ

َّ

َّه اللَ

َّ

َّهل

َّ

َُّرِّيهغُي

َّ

اهم

َّ

َّ م ْوهقِب

َّ

َّ ى تهح

َّ

اوُرِّيهغُي

َّ

اهم

َّ

َّْمِهِسُفْنهأِب

...

..

.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Allah Swt atas taufiq, hidayah serta ridho-NyA;

2. Kedua orang tuaku tercinta bapak Wulanto dan ibu Khotijah yang takhenti-henti mendidik, memanjatkan doa, memberikan dukungan serta melimpahkan kasih sayang kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1;

3. Adikku tercinta Lailatul Mubarokah yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, semoga kelak bisa menjadi kebanggaan keluarga;

4. Keluarga besar mbah Komarudin dan mbah Khasanah, bulek, paman, serta sepupuku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas dukungannya; dan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah Swt. yang

telah memberikan rahmad dan karunianya-Nya kepada penulis sehingga skripsi penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya Melalui Metode Eksperimen pada siswa kelas III di MI

Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga” ini

selesai. Sholawat serta salam selalu penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw yang akan memberikan syafaatnya. Penelitian tindakan kelas ini disusun untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan.

Penyusunan penelitian tindakan kelas ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, nasihat dan dorongan dari berbagai pihak segala hambatan dan rintangan dapat teratasi dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;

4. Ibu Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag selaku Dosen Pembimbing

Akademik

(10)

x

6. Bapak dan ibu Dosen FTIK yang telah memberikan bekal ilmu;

7. Bapak Drs. Marno selaku Kepala Sekolah MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo;

8. Bapak Abdul Wahab, S.Ag selaku Wali Kelas II MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo;

9. Teman-teman PGMI 2014; dan

10.Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membatu dan memberikan motivasi, dukungan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan yang mereka berikan kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Salatiga, 23 April 2018

(11)

xi ABSTRAK

Latifah, Eny. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya Melalui Metode Eksperimeni pada siswa kelas III MI Tarbitayul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Maslikhah., S.Ag.,M.Si.,

Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Metode Eksprerimen

Pembelajaran IPA di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga belum menggunakan berbagai metode pembelajaran aktif dan masih menggunakan metode yang kurang tepat dalam proses pembelajarannya. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi benda dan sifatnya. Terbukti dengan rendahnya hasil belajar siswa dari total keseluruhan 21 siswa hanya terdapat 9 siswa yang mencapai KKM dan 12 siswa yang belum mencapai KKM 70. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnya melalui metode eksperimen pada siswa kelas III di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas III yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, laporan eksperimen dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Data dianalisis secara statistik dengan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar siklus dihentikan.

Hasil penelitian ini menunjukan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas III materi benda dan sifatnya. Terbukti dengan adanya peningkatan hasil pra siklus sebelum dilakukan tindakan, siswa mencapai ketuntasan hanya 42,85% dengan rata-rata pra siklus 65,57, sedangkan pada siklus I mencapai 52,38% dengan rata-rata nilai 65,90, siklus II mencapai 71,42% dengan rata-rata 72,76, siklus III mencapai 85,71% dengan rata-rata 77,42. Pencapaian hasil belajar pada siklus terakhir menyatakan bahwa target pencapaian indikator keberhasilan sudah memenuhi yaitu 85,71% dari total keseluruhan siswa yang tuntas belajar dari target indikator keberhasilan ≥ 85%. Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MI tarbiyatul Islamiyah Noborejo dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai KKM

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

NOTA PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian... 8

E. Hipotesis Tindakan... 10

F. Metode Penelitian... 11

1. Rancangan Penelitian ... 11

2. Subjek Penelitian ... 13

3. Langkah-langkah Penelitian ... 13

4. Instrumen Penelitian... 15

5. Pengumpulan Data ... 16

6. Analisis Data ... 17

(13)

xiii BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ... 19

1. Materi IPA Benda danSifatnya ... 19

2. Belajar ... 27

a. Pengertian Belajar ... 27

b. Prinsip Belajar ... 29

c. Tujuan Belajar ... 30

3. Hasil Belajar ... 31

a. Pengertian Hasil Belajar ... 31

b. Macam-macam Hasil Belajar ... 32

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar ... 35

4. Hakikat IPA ... 36

a. Pengertian IPA ... 36

b. Tujuan IPA ... 37

5. Metode Eksperimen ... 38

a. Pengertian Metode Eksperimen ... 38

b. Tujuan Metode Eksperimen ... 39

c. Langkah-langkah Metode Eksperimen ... 39

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen ... 40

e. Kajian Pustaka ... 41

(14)

xiv BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Letak Geografis MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 53

B. Gambaran Umum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo... 53

1. Identitas Sekolah ... 53

2. Visi dan Misi ... 54

3. Struktur Organisasi ... 54

4. Keadaan Guru... 55

5. Keadaan Siswa ... 56

6. Karakteristik Siswa ... 56

7. Kolaborator Penelitian ... 57

8. Waktu Penelitian ... 57

9. Pelaksanaan Penelitian ... 58

10.Deskripsi Siklus I ... 58

11.Deskripsi Siklus II ... 65

12.Deskripsi Siklus III ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 74

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Pra Siklus ... 74

2. Deskripsi Data Siklus I ... 74

3. Deskripsi Data Siklus II ... 75

4. Deskripsi Data Siklus III ... 79

(15)

xv BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 92

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indentitas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 49

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 51

Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 52

Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo . 52 Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 54

Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 74

Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I... 76

Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78

Tabel 4.4 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 80

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK ... 12

Gambar 2.1 Sifat Benda Padat ... 20

Gambar 2.2Sifat Benda Cair ... 21

Gambar2.3 Sifat Benda Gas ... 22

Gambar 2.4 Es Batu ... 23

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo . 51 Gambar 4.1 Grafik Pesentase Hasil Belajar Siklus I – Siklus III ... 83

Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siklus I ... 83

Gambar 4.3 Garfik Hasil Belajar Siklus II ... 84

Gambar 4.4 Garfik Hasil Belajar Siklus III ... 84

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I ... 91

Lampiran 2 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 97

Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 98

Lampiran 4 Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 99

Lampiran 5 Lembar Laporan Eksperimen Siklus I ... 104

Lampiran 6 RPP Siklus II ... 106

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 112

Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 113

Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Siklus II... 114

Lampiran 10 Lembar Laporan Eksperimen Siklus II ... 119

Lampiran 11 RPP Siklus III ... 121

Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus III... 127

Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus III ... 128

Lampiran 14 Nilai Hasil Belajar Siklus III ... 129

Lampiran 15 Lembar Laporan Eksperimen SiklusIII ... 134

Lampiran 16 Dokumentasi Pembelajaran ... 136

Lampiran 17 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 143

Lampiran 18 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 144

Lampiran 19 Lembar Konsultasi ... 145

Lampiran 20 SKK ... 147

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah satu usaha yang bersifat sadar-tujuan, yang dengan sistematik terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan siswa. Perubahan yang dimaksud itu menunjuk pada suatu proses yang harus dilalui. Tanpa adanya proses pendidikan perubahan tidak mungkin terjadi. Tanpa pendidikan tujuan tak dapat dicapai. Proses yang dimaksud di sini adalah proses pendidikan atau proses edukatif. Pendidikan berfungsi membimbing proses pelajaran di dalam kehidupan, yakni membimbing memperkembangkan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dijalankan oleh seorang pelajar. Tugas perkembangan tersebut mencakup kebutuhan hidup baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Hasil tinjauan secara luas akan jelas nampak bahwa proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. Guru dibutuhkan, untuk memberikan bekal hidup yang berguna. Guru harus memberikan secara edukatif. Jelasnya guru harus menciptakan situasi yang interaktif dan edukatif (Surakhmad, 1986: 14).

Firman Allah Swt dalam Al-qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11

اَمِب ُ هاللَّو ٍتَجَر َد َمْلِعْلااوُتْوُا َنْي ِذهلاو ْمُكْنِماْوُنَمَا َنَي ِذهلا ُ هاللَّ ِعَفْرَي

ٌرْيِبَخ َن وُلَمْعَت

(20)

2

ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Pendidikan mempunyai bagian penting adalah kegiatan pembelajaran.Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Proses belajar mengajar tersebut, ada guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar. Belajar menurut E.R Hilgard(dalam Susanto 2013: 3) merupakan suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.Perubahan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui pengalaman.

Surakhmad (1986: 23) berpendapat, seluruh manusia dari berbagai kalangan mencari efisien kerja dengan menetapkan metode yang baik untuk mencapai suatu tujuan.Sangat janggal, bahwa untuk waktu yang sangat panjang, sekolah telah bertahan memakai satu jenis metode yang dilaksanakan dengan sangat buruk.Untuk segala hal, anak dipaksa mendengarkan ceramah guru, dan menanti giliran untuk diberi tugas.

(21)

3

sepanjang hayat yang dapat digunakan untuk belajar berbagai macam ilmu yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang ahli sejarah Bullock (dalam Departemen Agama RI, 2002: 2),

menganggap IPA sebagai suatu kebudayaan orang modern. IPA merupakan suatu proses terbuka sehingga imajinasi, hipotesis, kritik, dan kontroversi berperan penting di dalamnya. IPA sebagai suatu studi yang banyak berkaitan dengan manusia atau masyarakat, suatu studi yang memerlukan imaginasi, perasaan, pengamatan, dan juga analisis.

(22)

4

terkait materi hanya sesaat saja. Pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya hasilnya sudah cukup memuaskan, namun masih ada beberapa siswa yang hasilnya itu masih belum memenuhi KKM. Nilai KKM matapelajaran IPA di MI Noborejo adalah 70. Hal itu dapat dilihat dari data pra siklus yang menyatakan bahwa dari jumlah 21 siswa terdapat 12 siswa yang belum tuntas belajar dan 9 siswa dinyatakan sudah tuntas belajar sedangkan

target pencapaiannya ≥ 85% dari total keseluruhan siswa kelas III tuntas

belajar maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas menggunakan metode yang tepat guna untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III.

(23)

5

Guru menerapkan metode positif untuk memotivasi siswa sehingga siswa bersemangat untuk belajar, mau bekerja giat, mengikuti peraturan (Majid, 2014: 306). Materi dalam pembelajaran IPA banyak sekali materi yang harus melakukan percobaan. Metode yang cocok dalam pembelajaran IPA hendaknya menggunakan metode yang dapat memberi keterampilan proses dan pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajarannya dan tentunya tidak membosankan. Penggunaan metode eksperimen menjadikan siswa turut berperan dalam proses pembelajarannya. Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya, dapat memberi keterampilan proses dan pengalaman langsung dalam proses pembelajarannya, selain itu siswa juga berperan langsung dalam proses pembelajaran. Keterampilan proses berperan langsung pada siswa untuk motivasi belajar. Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan membuat siswa paham akan materi yang mereka pelajari dan itu akan menjadikan hasil belajar siswa tersebut menjadi optimal.

(24)

6

memilih dan menerapkan metode mengajar guru harus mengutamakan untuk melakukan tindakan bagaimana caranya membelajarkan siswa supaya efektif dan maksimal dalam melakukan proses pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang baik (Anitah, 2009: 5.4-5.5).

Penggunaan metode pembelajaran yang kurang membuat siswa merasa bosan berakibat pada rendahnya motivasi belajar. Rendahnya motivasi belajar siswa di kelas dapat mengakibatkan menurunnya hasil belajar dan juga dapat mengarah pada masalah kedisplinan. Siswa yang tidak tertarik pada apa yang mereka pelajari atau tidak melihat adanya relevansi di dalamnya bisa menjadi gangguan di kelas karena adanya perbedaan nilai dan tujuan antara siswa dan guru (Majid 2014: 305). Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dalam proses pembelajaran tersebut kurang mendorong siswa untuk ikut serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini guru perlu menerapkan pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal.

(25)

7

strategi, tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

Guru hendaknya menerapkan metode yang dapat memotivasi siswa sehingga siswa bersemangat untuk belajar, dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Materi dalam pembelajaran IPA hendaknya menggunakan metode yang dapat memberi keterampilan proses dan pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajarannya dan menyenangkan. Penggunaan metode eksperimen menjadikan siswa turut berperan langsung dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya, dapat memberi keterampilan proses dan pengalaman langsung kepada siswa, selain itu siswa juga berperan langsung dalam proses pembelajaran. Keterampilan proses yang diberikan pada siswa untuk motivasi belajar. Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan membuat siswa paham akan materi yang di pelajari dan itu akan menjadikan hasil belajar siswa tersebut menjadi lebih baik.

(26)

8

memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran (Sumadayo, 2013: 20).

Tujuan penelitian adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan menerapkan metode eksperimen sehingga hasil belajar siswa kelas III meningkat dengan baik terutama dalam pembelajaran IPA materi Bentuk dan Sifatnya.

Berkenaan dengan hal ini, penulis memilih untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III

Materi Benda dan Sifatnya Melalui Metode Eksperimen pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah metode eksperimen dapat meningkatan hasil belajar IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas III MI Noborejo Tarbiyatul Islamiyah Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018?

2. Apakah metode eksperimen dapat membantu siswa untuk mencapai KKM kelas?

C. Tujuan Penelitian

(27)

9

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Benda dan sifatnya melalui penerapan metode eksperimen pada siswa kelas III MI Noborejo Tarbiyatul Islamiyah Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018. 2. Mengetahui bahwa metode eksperimen dapat membantu siswa mencapai

KKM kelas. D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharap dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak, baik secara teoretis maupun praksis.

1. Kegunaan secara Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu atau literatur tentang pembelajaran IPA, khususnya mengenai pengaruh metode eksperimen terhadap motivasi dan hasil di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga; dan

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk kajian lanjutan bagi peneliti lain khususnya pada pendidikan di MI.

2. Kegunaan secara Praksis a. Bagi Guru

(28)

10 b. Bagi Sekolah

Bagi sekolah hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

c. Bagi siswa

Bagi siswa dapat memberi pengalaman belajar khususnya dalam pembelajaran IPA.

d. Bagi peneliti

Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperoleh pengalaman langsung dan penelitian ini juga dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengangkat suatu fenomena di sekolah.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah jika metode eksperimen diterapkan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo tahun 2018.

2. Inditator Keberhasilan

(29)

11 a. Secara Individu

Siswa dinyatakan berhasil apabila mencapai skor ≥70 pada materi Benda dan Sifatnya;

b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 70.

F. Metode Penelitian

a. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hakikat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran (Sumadayo, 2013: 20).

(30)

12

Sukmadinata (dalam Sumadoyo 2013: 27) berpendapat langkah-langkah penelitian tindakan menurut beberapa ahli, yaitu (a) Stephen Kemmis (1990): pengamatan, perencanaan, tindakan pertama, monitoring, refleksi, berpikir ulang, evaluasi; (b) Richard Sagor : perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, pelaporan hasil, dan perencanaan tindakan; (c) Ernest Stinger (1996): mengamati, berpikir, dan bertindakmengemukakan prosedur langkah-langkah pelaksanaan PTK terdiri atas empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi (kemmis dan McTaggart dalam Kasbolah, 1998: 14; Depdikbud, 1999: 6-8; Wiriatmaja, 2006: 666-67). Keempat tahapan tersebut merupakan proses siklus atau spiral.

Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK Sumber: Sumini, 2010:12

(31)

13 b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga pada mata pelajaran IPA materi bentuk dan sifatnnya. Jumlah siswa kelas III ada 21 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan kolabolator dengan guru kelas III yaitu bapak Abdul Wahab S. Ag. c. Langkah-Langkah Penelitian

Sumini (2010: 6) dalam penyusunan desain dan prosedur penelitian tindakan kelas perlu dirumuskan terlebih dahulu rencana berdasarkan informasi yang lebih lengkap dan lebih kritis. Ada empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas yang harus diperhatikan yaitu penyusunan program, tindakan, observasi dan refleksi, selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut.

1. Penyusunan Program atau Perencanaan

(32)

14

hati-hati (Suwarsih Madya, 1994). Tahapan perencanaan ini terdiri dari:

a. Guru dibantu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen;

b. Guru dibantu peneliti menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung.

c. Guru dibantu peneliti merencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode eksperimen; dan

d. Guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode eksperimen.

2. Tindakan atau Pelaksanaan

Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana.Tindakandituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya mengacu dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana. Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan diterapkan metode eksperimen sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi.

3. Observasi atau Pengamatan

(33)

15

mengamati proses tindakannya, pengaruh tindakannya baik yang disengaja atau tidak disengaja, keadaan dan kendala tindakan, cara keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya serta persoalan-persoalan lain yang muncul.

4. Refleksi

Refleksi merupakan proses mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persolan itu. Refleksi biasanya dibantu dengan diskusi di antara peserta. Melalui diskusi, refleksi kelompok sampai pada rekonstruksi makna dan memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi memiliki aspek evaluatif.

d. Instrumen Penelitian

(34)

16

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode eksperimen;

2. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPA materi bentuk dan sifatnya; 3. Lembar observasi guru saat menerapkan metode eksperimen dalam

proses pembelajaran; dan

4. Lembar observasi siswa pada saat proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen.

e. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian.Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode, wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi, uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil atau sedikit.

2. Observasi

(35)

17 3. Tes

Tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar (Djamarah, 2010: 218). Tes digunakan dalam penelitian ini mengetahui hasil belajar siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga mata pelajaran IPA materi benda dan sifatnya pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi kecenderungan dalam penelitian dan praktek mengenai suatu fenomena dalam suatu bidang (Andriani 2012: 5.4). Dokumentasi merupakan alat untuk mengumpulkan data. Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk mendapatkan gambaran tentang MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

f. Analisis Data

(36)

18

dianalisis persiklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa.Hal ini untuk membuntuhkan hipotesis tindakan maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara klasikal

mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan.

X 100%

(Dariyanto 2011:192) G. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, rancangan penelitian, metode penelitian, rancangan penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data dan sistematika penulisan .

BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang kajian teori, kajian pustaka, pelaksanaan penelitian, dan KKM.

BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksaan siklus III.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat deskripsi per siklus (data hasil penelitian dan refleksi) dan pembahasan.

(37)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Benda dan Sifatnya

Materi IPA Bentuk dan sifatnya merupakan salah satu yang terdapat di kelas III Madrasah Ibtidaiyah, uraian materi tentang bentuk dan sifatnya adalah sebagai berikut sifat benda berdasarkan wujudnya, perubahan sifat benda, dan kegunaan dari benda.

a. Sifat Benda Berdasarkan Wujudnya

Sifat batu adalah mempunyai bentuk dan ukuran yang tetap. Benda dengan sifat seperti ini disebut sebagai benda padat. Sedangkan air memiliki sifat bentuknya mengikuti wadahnya, ukurannya tetap. Bentuk air akan selalu mengikuti tempat di mana ia berada. Benda dengan sifat seperti ini disebut sebagai benda cair.

Setiap detik kita melakukan kegiatan bernapas. Tanpa bernapas manusia akan mati. Bernapas adalah menghirup udara dan mengambil oksigen yang ada di udara dan menghembuskan karbon dioksida (CO2) ke udara. Udara, oksigen, dan karbon

(38)

20

Wiyanto (2010: 53-55) sifat benda berdasarkan wujudnya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu:

1) Sifat Benda Padat

Di sekitar lingkungan rumah maupun sekolah terdapat benda padat. Benda padat ada yang berbentuk keras, seperti batu, dan ada yang lunak, seperti daging. Benda padat dapat dipegang sehingga dapat diketahui sifat keras dan lunaknya. Benda padat mempunyai sifat ukuran dan bentuknya tetap atau tidak berubah. Ambil contoh penggaris dan penghapus. Penggaris dan penghapus merupakan benda keras sehingga apabila diletakkan di mana saja, bentuk penggaris dan penghapus tidak akan berubah.

Bentuk benda padat dapat diubah. Piring yang jatuh berserakan, kertas sobek, plastisin, dan kacang tanah yang dihancurkan. Berikut adalah Gambar 2.1.

(39)

21 2) Sifat Benda Cair

Sifat benda cair seperti air adalah contoh dari benda cair. Sifat benda cair, menekan kesegala arah, benda cair itu menempati ruang atau mengikuti bentuk wadahnya. Benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah. Bentuk permukaan benda cair tenang selalu datar, itu terlihat pada wadah yang tembus pandang. Benda cair juga meresap melalui celah-celah kecil. Contoh benda cair; air, dan minyak. Berikut adalah Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Sifat benda cair (Sumber: Purwanti 2010: 61) 3) Sifat Benda Gas

(40)

22

Semakin kencang kita meniup, maka semakin besar balon tersebut menggelembung. Seluruh bagian balon tersebut penuh berisi udara. Hal ini karena sifat udara adalah memenuhi ruangan. Bentuk dan ukuran udara berubah sesuai dengan tempat yang diwadahinya dapat dilihat pada Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3. Benda gas yang menempati segala ruang (Sumber: Purwanti 2010: 63)

b. Perubahan Sifat Benda

Purwanti (2010: 64) berpendapat, perubahan sifat benda dibagi menjadi beberapa, yaitu perubahan sifat benda di tempat terbuka, perubahan benda karena dipanaskan, perubahan sifat benda karena dibakar, uraiannya sebagai berikut:

1) Perubahan Sifat Benda di Tempat Terbuka

(41)

23

batu. Jika diletakkan ditempat terbuka es batu akan mencair. Selain es batu ada juga es krim, meskipun sama-sama es, namun bentuknya berbeda. Es batu memiliki bentuk padatan yang lebih keras dibanding es krim. Padatan es krim jauh lebih lunak menyerupai krim. Jika ditempatkan di tempat terbuka maka es krim akan mencair. Es krim ukuran sama lebih cepat mencair dibandingkan es batu. Perubahan sifat benda pada es batu dan ice cream disebut dengan mencair yaitu perubahan benda padat menjadi cair. Berikut adalah Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Es Batu (Sumber: Purwanti 2010: 65)

(42)

24

dengan wadahnya. Perubahan pada agar-agar ini disebut dengan membeku yaitu perubahan benda cair menjadi padat.

Perubahan yang terjadi pada agar-agar, juga terjadi pada kapur barus. Kapur barus dapat digunakan untuk mengusir kecoak. Kecoak dapat merusak pakaian. Di samping itu kapur barus dapat mengharumkan baju. Kapur barus ada berbagai bentuk dan warna. Ada yang berbentuk kotak, ada yang bulat, dan sebagainya. Mula-mula kapur barus berbentuk padat. Kapur barus jika dibiarkan saja, lama kelamaan akan habis. Perubahan yang tejadi pada kapur barus disebut dengan menyublim yaitu perubahan sifat benda padat menjadi gas.

2) Perubahan Sifat Benda karena Dipanaskan

Benda dapat mengalami perubahan apabila dipanaskan. Contohnya tampak pada air. Air adalah benda cair. Benda cair mudah berubah sesuai wadahnya. Bila dipanaskan terus-menerus maka akan menguap. Air akan menguap menjadi gas.

3) Perubahan Sifat Benda karena Dibakar

(43)

25

ini membuktikan bahwa benda apabila dibakar akan mengalami perubahan sifat, yaitu perubahan pada warna, bentuk, dan ukurannya. Di samping berubah warna, daun, plastik, dan kertas yang tadi dibakar juga akan mengecil bentuknya. Bahkan untuk beberapa benda, apabila dibakar wujudnya seolah-olah menjadi hilang, seperti minyak tanah dan bensin. Sebenarnya minyak dan bensin tersebut tidak hilang, tetapi mengalami perubahan wujud, yaitu dari benda cair menjadi benda gas.

c. Kegunaan Berbagai Benda

Wiyanto (2010: 60) berpendapat manusia membutuhkan berbagai jenis benda untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu kita perlu mempelajari berbagai benda dan kegunaannya. Pengetahuan akan fungsi benda akan membuat kita bisa menggunakan benda tersebut dengan benar. Berikut adalah penjelasan kegunaan dari bebagai benda:

1) Kegunaan benda dari plastik

(44)

26

pecah. Benda terbuat dari plastik lain yang sering dibutuhkan manusia adalah ember, gayung, sikat gigi, dan lain sebagainya. Benda plastik yang sering digunakan di dapur antara lain kursi kecil, tempat bumbu, tempat gelas, piring, sendok, dan tutup saji. Tutup saji digunakan untuk menutupi makanan agar terhindar dari lalat atau dimakan kucing.

2) Kegunaan benda dari kayu

Sejak zaman dahulu, kayu banyak digunakan untuk membuat berbagai benda. Kayu mudah diperoleh karena diambil langsung dari alam. Kayu hanya melalui proses sederhana sebelum dapat digunakan. Bukan di ruang kelas, di rumahmu juga banyak perabotan yang terbuat dari kayu, seperti lemari pakaian, tempat tidur, meja, dan kursi.

3) Keguanaan benda dari kaca

(45)

27

4) Kegunaan benda dari kertas

Kertas semakin lama menjadi semakin penting bagi kehidupan manusia. Hampir dalam setiap aktivitas kita selalu bersinggungan dengan kertas. Lihat saja benda yang ada di atas meja sekolah atau di dalam tas sekolahmu. Pasti ada benda yang terbuat dari kertas, seperti buku, dan majalah. Benda yang terbuat dari kertas juga bisa digunakan sebagai tempat makanan atau barang contoh kertas minyak untuk membungkus nasi, dan kardus yang sering digunakan untuk menyimpan barang.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Gagne (dalam Susanto, 2013: 1) berpendapat belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana seseorang berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku. Belajar sebagai suatu proses upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi.

(46)

28

motorik, informasi verbal, kemampuan intelektual, uraiannya adalah sebagai berikut:

1) Keterampilan Motorik

Keterampilan yang memperlihatkan dari berbagai gerakan badan. Misal menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berlari dan loncat;

2) Informasi Verbal

Informasi verbal sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau inteligensi seseorang. Misalnya, sesorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, berupa simbol yang tampak;

3) Kemampuan Intelektual

Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan intelektualnya. Misalnya mampu membedakan warna bentuk dan ukuran;

4) Strategi Kognitif

(47)

29 5) Sikap (attitude)

Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap tergantung pada pendirian, kepribadian, dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh.

b. Prinsip Belajar

Suprijono (2011: 4) menyebutkan prinsip belajar adalah perubahan tingkah laku, belajar merupakan proses, dan belajar merupakan bentuk pengalaman:

1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:

a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari;

b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku yang lainnya;

c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup; d) Positif;

e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan;

(48)

30

g) Bertujuan dan terarah; dan

h) Mencakup seluruh potensi kemanusiaan.

2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar; dan

3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan lingkungannya.

c. Tujuan Belajar

Susanto (2013:5) berpendapat tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar intruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif,

sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari siswa

(49)

31 3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Suprijono (2011: 5) berpendapat hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; 2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas;

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah;

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani; dan

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek.

(50)

32

Dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseleruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusian saja.

b. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar (Susanto, 2013: 6-11) meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan siakp siswa (aspek afektif).

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto 2013: 6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang siswa baca, yang dilihat, yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang siswa lakukan.

Menurut Carin dan Sand (dalam Susanto, 2013: 6) pemahaman dapat dikategorikan ke dalam beberapa aspek, dengan kriteri sebagai berikut:

(51)

33

menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah diterima;

b) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang telah dipelajari; dan

c) Pemahaman lebih dari sekadar pengetahuan, karena pemahaman melibatkan proses metal dan dinamis, dengan memahami siswa akan mampu memberi uraian dan penjelasan yang lebih kreatif tidak hanya memberi gambaran dalam suatu contoh saja namun mampu memberi gambaran yang lebih luas.

2) Keterampilan Proses

Usman dan Setyawati (1993: 77) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mecapai suatu hasil tertentu.

(52)

34

untuk menemukan suatu konsep untuk mengembangkan konsep yang sudah ada sebelumnya.

3) Sikap

Lange dalam (Azwar 1998: 3) berpendapat sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik. Jika mental saja yang muncul, maka belum tampak secara jelas sikap seorang yang ditunjukan. Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu:

a) Komponen kognitif, merupakan representatif apa yang dipercayai oleh individu;

b) Komponen afektif, perasaan yang menyangkut emosional; dan

c) Komponen konatif, merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.

(53)

35

tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Teori Gestalt (dalam Susanto 2013: 12), belajar merupakan suatu proses perkembangan, artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuata baik yang berasal dari diri sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walisman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal dan eksternal sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik, dan kesehatan; dan

2) Faktor eksternal;

(54)

36

dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Wasliman (dalam Susanto, 2013:12) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

4. Hakikat IPA a. Pengertian IPA

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan induktif namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan melalui teori deduktif. Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan yang berupa pengetahuan faktual, konseptual dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah.

Definisi IPA menurut Subiyanto (dalam Wisudawati, 2013: 23) yaitu:

1) Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukan berlakunya hukum-hukum umum;

(55)

37

3) Suatu cabang ilmu yang bersangkut paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hukum umum dengan induksi dan hipotesis.

b. Tujuan pembelajaran IPA

Tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (Susanto, 2013: 171-172), dimaksudkan untuk:

1) Siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya;

2) Siswa mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

3) Siswa mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;

4) Siswa mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan;

(56)

38

6) Siswa meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan 7) Siswa memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan

keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

5. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang memungkin siswa melakukan percobaan untuk membuktikan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari (Sutikno, 2014: 51).

Asmani (2014: 34) berpendapat, metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada siswa, baik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Penggunaan metode eksperimen ini, siswa diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel.

(57)

39

diruang kelas. Kegiatan eksperimen ini haruslah didahului dengan adanya masalah yang berupa pertanyaan.

b. Tujuan eksperimen

Wisudawati (2014: 157) berpendapat metode eksperimen bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menemukan dan memahami suatu konsep atau teori IPA yang sedang dipelajari. Kemampuan berpikir siswa dimulai dengan adanya pertanyaan, apa, mengapa, dan bagaimana pada suatu fenomena alam yang terjadi. Pertanyaan tersebut akan mendorong siswa untuk mencari jawaban.

c. Langkah-langkah dalam Metode Eksperimen

Wisudawati (2014: 156) langkah-langkah pelaksanaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat dilaksanakan di laboratorium atau kelas dan di alam sekitar, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan pembelajaran IPA yang akan dicapai; 2) Menentukan tempat untuk melakukan eksperimen;

3) Tempat yang akan digunakan harus cukup untuk semua siswa;

4) Menyediakan alat dan bahan yang digunakan untuk eksperimen;

(58)

40

d. Kelebihan Metode Eksperimen

Asmani (2014: 34) kelebihan dari metode eksperimen adalah sebagai berikut:

1) siswa dapat aktif dalam pembelajaran dan lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima dari guru;

2) siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu atau teknologi; dan

3) akan terbina manusia dengan terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya.

e. Kekurangan Metode Eksperimen

Hamid (2014:213) berpendapat kekurangan dalam metode ekperimen yaitu:

1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan untuk mengadakan eksperimen;

2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, ia harus menanti untuk dapat melanjutkan pelajaran; dan

3) Kurangnya persiapan dan pengalaman siswa akan menimbulkan kesulitan di dalam melakukan eksperimen. 6. Kajian Pustaka

(59)

41

Wonogiri Tahun 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk

(60)

42

Penelitian yang dilakukan oleh Masrianih, 2014. Judul

penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui

(61)

43

sedangkan observasi siswa mencapai 91,1%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus III telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai ketuntasan belajar klasikal minimal 85%. Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus III, maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa kelas V pada materi konsep perubahan wujud benda di SDN Lenju.

7. Pelaksanaan Penelitian

Empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas yang harus diperhatikan meliputi penyusunan program, tindakan, observasi dan refleksi, selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Penyusunan program

(62)

44

Tindakan harus mempertimbangkan risiko yang ada dalam perubahan sosial di kelas dan mengakui kendala nyata baik yang bersifat material maupun psikologis. Kedua, tindakan yang akan dilaksanakan hendaknya dipilih karena memungkinkan peserta didik untuk bertindak secara lebih efektif dalam berbagai keadaan, secara lebih bijaksana dan hati-hati (Suwarsih Madya, 1994). Kendala itu hendaknya:

1) Membantu peneliti (guru) untuk mengatasi kendala yang ada dan memberikan kewenangan untuk bertindak lebih tepat guna dalam situasi terkait dan lebih berhasil guna sebagai pendidik, pelaksana dan pimpinan di kelas; dan

2) Membantu para guru sebagai peneliti menyadari potensi baru mereka untuk melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja mereka. Bagian dari proses perencanaan, praktisi penelitian harus berkolaborasi dalam diskusi untuk mengembangkan bahasa yang dipakainya dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan mereka dalam situasi terkait.

b. Tindakan atau Pelaksanaan

(63)

45

yang dilakukan tersebut digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.

Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya diacu dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan itu secara mendasar mengandung risiko karena terjadi dalam situasi nyata dan berhadapan dengan kendala-kendala di kelas maupun lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan tidak terduga. Oleh karena itu, rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada.

Salah satu perbedaan antara penelitian tindakan kelas dan tindakan biasa adalah bahwa penelitian tindakan kelas terencana dan diamati. Pelakunya bertujuan mengumpulkan bukti tentang tindakan para peneliti agar dapat sepenuhnya menilai. Untuk mempersiapkan evaluasi, sebelum bertindak memikirkan jenis bukti yang akan diperlukan untuk mengevaluasi tindakannya secara kritis.

c. Observasi atau Pengamatan

(64)

46

yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, terlebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi yang cermat diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realitas, dan semua kendala itu belum pernah dapat dlihat dengan jelas di masa lalu. Observasi harus direncanakan, sehingga akan ada dokumen untuk refleksi berikutnya. Rencana observasi harus fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Peneliti tindakan kelas harus selalu memiliki jurnal untuk mencatat hal-hal yang luput dari observasi dalam kategori observasi yang direncanakan (Depdiknas, 2005).

(65)

47

pengaruhnya dan konteks situasi tempat tindakan itu harus dilakukan.

d. Refleksi

(66)

48

Penelitian tindakan kelas merupakan proses dinamis yang di dalamnya terdapat empat momen yang harus dipahami bukan sebagai langkah statis yang komplit, tetapi sebagai momen dalam spiral perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Peningkatan pemahaman pertama-tama akan muncul sebagai dasar pemikiran bagi prakteknya. Dasar pemikiran itu dikembangkan dengan diuji oleh kelompok dalam praktek, setiap proposisi dalam dasar pemikiran dapat dicocokkan dengan praktek dan dengan bagian lain dari dasar pemikiran itu. Waktu jangka panjang, proposisi ini akan berkembang menjadi perspektif kritis tentang praktek dan tentang bidang yang terkait itu sendirin seperti pendidikan, dan menjadi teori kritis yang mencakup pertimbangan tentang masalah-masalah seperti bagaimana siswa oleh sistem penyampaian pesan sekolah terkait (kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan penilaian).

8. Kiteria Ketuntasan Minimum (KKM)

(67)

49

a. Macam-macam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1) Kriteria Ketuntasan Minimal Individu adalah kriteria ketuntasan minimal per mata pelajaran yang dibuat oleh guru atau kelompok guru pada satuan pendidikan dengan acuan tertentu dan tiap mata pelajaran bisa jadi memiliki KKM yang berbeda. Kriteria ketuntasan minimal individu ini merupakan KKM yang harus dicapai setiap oleh siswa. Kriteria ketuntasan

minimal dari mata pelajaran IPA adalah ≥ 70.

2) Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional atau Ideal adalah kriteria ketuntasan minimal yang menjadi acuan dalam penilaian dan diharapkan siswa dapat mencapai target nilai kriteria acuan

≥75.

3) Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas adalah kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai dengan persentase ketuntasan ≥ 85% dari total keseluruhan siswa di kelas yang yang dinyatakan tuntas belajar.

b. Prosedur Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sudjarat (2008: 5) prosedur pentapan ketuntasan kriteria minimal (KKM) terdiri dari, prinsip penetapan KKM, langkah-langkah penetapan KKM, dan penentuan KKM akan dijelaskan sebagai berikut:

(68)

50

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut: (a) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan

keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif yang dapat dilakukan oleh guru dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman guru mengajar mata pelajaran disekolahnya dan kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;

(b) Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake dari siswa untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi;

(c) Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut;

(d) Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi dasar yang terdapat dalam stabdar kompetensi tersebut;

(69)

51

terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam laporan hasil belajar siswa;

(f) Indikator merupakan acuan atau rujukan bagi guru untuk membuat soal ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan akhir semester; dan

(g) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai KKM.

2) Langkah-langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Penetapan kriteria ketuntasan minimal dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

(a) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

KKM Indikator

KKM KD

(70)

52

Hasil penetapan kriteria ketuntasan minimal indikator berlanjut pada kompetensi dasar, standar kompetensi, dan mata pelajaran;

(b) Hasil penetapan kriteris ketuntasan minimal oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;

(c) Kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu siswa, orangtua, dan dinas pendidikan; dan

(d) Kriteria ketuntasan minimal dicantumkan dalam lembar hasil belajar pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua atau wali siswa.

3) Penentuan Kriteria Ketuntasan Minima (KKM)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteris ketuntasan minimal adalah:

(a) Tingkat kompleksitas, kesulitan atau kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa;

(71)

53

(72)

54 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Letak Geografis

(73)

55

B. Gambaran Umum MI TArbiyatul Islamiyah Noborejo 1. Identitas Sekolah

Identitas sekolah dapat ditampilkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Identitas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Nama Madrasah MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo No. Statistik Madrasah 111233730006

Akreditasi Madrasah B

Alamat Madrasah Jl. Merbabu 83 A, kelurahanNoborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga NPWP Madrasah 00.382434.9-505.000

Nama Kepala Madrasah Drs.Marno No. Telp Yayasan 085325527508

Alamat Yayasan Jl. Hasyim Asy’ari Ungaran Kaepemilikan Tanah Pribadi

Luas Bangunan 911 m2

(Sumber data: Dokumentasi Sekolah) 2. Visi dan Misi

Visi MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga:

“Teguh Iman dan Unggul dalam Mutu”

Misi MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga:

a. Peningkatan kualitas pendidikan;

b. Pembinaan keagamaan dan ekstra kulikuler secara intensif; c. Transparansi manajemen madrasah; dan

d. Peningkatan kompetensi belajar. 3. Struktur Organisasi

(74)

56

Gambar Bagan 3.1 Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

(Sumber: Dokumentasi Sekolah) 4. Keadaan Guru

(75)

57

Tabel 3.2

Daftar Nama Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun Ajaran 2017/2018

Nama

Tugas/Mata Pelajaran Drs. MarnoKepala MadrasahBahasa Arab Pranti Lestari, S.Pd Guru Kelas IA

MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo pada tahun 2017/2018 mempunyai 153 siswa dengan rincian pada tabel 3.3 berikut:

(76)

58 6. Karakteristik Siswa

Siswa yang dijadikan penelitian adalah siswa kelas III yang berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki, dan 11 siswa perempuan. Rincian data siswa kelas III dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

(77)

59

kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan metode eksperimen.

8. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 3 kali pertemuan (3 siklus) di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas No Siklus Pelaksanaan Penelitian

1. Silklus I Selasa, 27 Maret 2018 2. Siklus II Selasa, 3 April 2018 3. Siklus III Selasa, 10 April 2018

(Sumber: Data Primer) C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Uraian dari ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:

(78)

60

2) Guru menyiapkan soal tes evaluasi;

3) Guru menyiapkan media pembelajaran berupa batu, penggaris, penghapus, gelas, plastik, botol plastik, air, balon, tisu, dan lembar laporan eksperimen;

4) Guru menyiapkan nomor dada sesuai dengan jumlah siswa; 5) Guru menyiapkan lembar observasi guru; dan

6) Guru menyiapkan lembar observasi siswa.

b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada Selasa, 27 Maret 2018 pukul 07.45 sampai dengan 08.55 WIB diruang kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa dan seluruh siswa masuk. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah sifat benda berdasarkan bentuknya.Langkah-langkah pelaksanaan Siklus I:

1) Kegiatan awal (10 menit)

a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;

b) Guru menyapa siswa, melakukan presensi dan memberikan nomor dada; dan

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti (50 menit)

Gambar

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK Sumber: Sumini, 2010:12  (diadaptasi dari Kasihani Kasbolah 1998)
Gambar 2.1. Benda Padat     (Sumer: Purwanti 2010: 59 )
Gambar 2.2 Sifat benda cair (Sumber: Purwanti 2010: 61)
Gambar 2.3. Benda gas yang menempati segala ruang (Sumber: Purwanti 2010: 63)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hormat, disampaikan bahwa dalam rangka penyusunan tugas akhir (Tesis) dalam program studi Ekonomi Islam pada Program Pascasarjana UIN Sumatera Utara,

Class diagram pada aplikasi yang akan di bangun untuk penggunanya seorang pakar yaitu dimulai dari login seorang dokter untuk proses selanjutnya yaitu tampilan home, dan

▸ Long sentences are also problematic in writing because, even if they are punctuated properly, they can be hard to read since readers often want a pause, and writers need to be

ASI -Panduan Pemberian MP- ASI -Jenis MP-ASI -Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MP- ASI -Komposisi susu formula -Kerugian susu formula -Jenis susu formula Usia ibu

Angka ini memiliki arti bahwa secara keseluruhan, besarnya variabilitas nilai yang mampu dijelaskan oleh variabel pola asuh orang tua dan kemandirian belajar

BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia NIM berpengaruh positif dan

untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008. Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan keputusan direksi PT. Bagi perusahaan yang tidak patuh terhadap peraturan

Although the interfacial fracture mechanics is complex due to a number of factors such as dependence of the energy release rate on the crack speed, the mode mixity, and the