• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

PM-UMM-02-12/L1

Program Studi S1 Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

2017

Visi

Menjadi program studi S1 Farmasi yang unggul dalam bidang farmasi bahan alam yang berlandaskan pada nilai-nilai islam dan ilmu pengetahuan & teknologi di

(2)

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Disusun oleh :

Imron Wahyu Hidayat, M.Sc., Apt.

PM-UMM-02-12/L1

Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Magelang 2017

(3)

PENGESAHAN Modul Praktikum KIMIA ORGANIK PM-UMM-02-12/L1 Revisi : 00 Tanggal : Maret 2017

Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi

Dikendalikan Oleh : Gugus Kendali Mutu Fakultas

Disetujui Oleh : Dekan

NO. DOKUMEN : PM-UMM-02-22 TANGGAL : Maret 2017

NO. REVISI : 00 NO. HAL : -

Disiapkan Oleh : Koordinator Praktikum

Imron Wahyu Hidayat, M.Sc.,Apt NIDN. 0625108103

Diperiksa Oleh: Ka. Prodi S1 Farmasi

Tiara Mega Kusuma, M.Sc., Apt NIDN. 0607048602

Disahkan Oleh : Dekan

Puguh Widiyanto,S.Kp., M.Kep NIDN. 0621027203

Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang dan TIDAK DIPERBOLEHKAN dengan cara dan

alasan apapun membuat salinan tanpa seijin Dekan

(4)

PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Alhamdulillahhirabbilamin, segala puji bagi Allah SWT atas ridho dan rahmad-Nya, sehingga Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik ini dapat disusun.

Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik ini memuat reaksi-reaksi dasar dalam kimia organik meliputi subsitutusi elektrofilik pada senyawa aromatik, reaksi terhadap asam karboksilat, esterifikasi, asetilasi, dan halogenasi pada senyawa karbonil. Selain memuat reaksi dasar diharapkan mahasiswa sekaligus memahami teknik dasar sintesa organik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku petunjuk ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu berbagai saran dan masukan sangat penyusun harapkan untuk dapat menyempurnakan buku ini.

Wassalamualaikum, Wr. Wb

Magelang, Maret 2017

(5)

Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum Alat Kesehatan

1. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum sesuai jadwal praktikum yang berlaku.

2. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum.

3. Mengikuti postest sesudah praktikum.

4. Bila nilai postets kurangmemenuhi standar (≥60) mahasiswa mendapatkan penugasan yang berkaitan dengan alat kesehatan

5. Sebelum praktikum dimulai mahasiswa wajib mengenakan jas laboratorium. 6. Mahasiswa meminjam peralatan ke laboran dengan mengisi Daftar Bon Alat. 7. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa wajib menjaga ketertiban dan

ketenangan laboratorium.

8. Selama pelaksanaan praktikum mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruang praktikum tanpa ijin dosen atau asisten pembimbing praktikum.

9. Setelah selesai praktikum, mahasiswa wajib merapikan dan membersihkan kembali peralatan dan tempat praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.

10. Mahasiswa wajib absen dijurnal praktikum dan mengisi kartu kendali praktikum.

11. Mahasiswa wajib membuang sampah praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.

12. Mahasiswa wajib melaporkan alat-alat yang rusak dan pecah ke laboran. 13. Mahasiswa wajib mengganti peralatan yang rusak atau pecah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

14. Mahasiswa wajib membuat laporan resmi praktikum sesuai dengan hasil praktikum.

Kepala Laboratorium Farmasi

(6)

Format Laporan dan Kriterian Penilaian

Laporan Resmi :

1. Cover laporan: nama mata praktikum, judul pertemuan, logo universitas, nama dan NIM penyusun, nama prodi, nama fakultas, nama universitas, tahun. (Cover warna pink)

2. Isi

a. Judul praktikum b. Tujuan praktikum c. Dasar teori

d. Metode praktikum/cara kerja e. Hasil praktikum

f. Pembahasan disertai sumber informasi g. Kesimpulan

h. Daftar pustaka

Kriteria Penilaian :

Indikator penilaian Nilai

Postest 20

Praktikum 40

Laporan 10

(7)

PERTEMUAN KE- 1

IDENTIFIKASI GUGUS SENYAWA ORGANIK

A. TUJUAN PERCOBAAN

Melakukan identifikasi terhadap gugus (Alkohol, Amina, inti benzena, Aldehid, Keton, fenol, asam karboksilat, dan ester)

B. IDENTIFIKASI GUGUS 1. Gugus Alkohol

a. Alkohol primer (Etanol)

1) Sampel ditambah dengan KMnO4dan asam sulfat pekat,

warna ungu hilang.

2) Sampel ditambah dengan KMnO4dan asam sulfat pekat,

ditambahkan reagen Schiff, akan berwarna merah. b. Alkohol sekunder (Isopropanol)

Sampel ditambah aqua bromata, Natrium nitroprusida, ammonium klorida, amonia akan membentuk warna merah coklat/ungu.

2. Gugus Aldehid (benzaldehid dan glukosa)

a. Sampel dalam tabung reaksi ditambah 1 ml reagen Benedict, dipanaskan hingga terbentuk endapan merah bata.

b. Sampel dalam tabung reaksi ditambah 1 ml reagen Schiff akan berwarna merah sampai ungu.

3. Gugus Keton (Asetofenon dan fruktosa)

Sampel dalam tabung reaksi ditambah 5 tetes larutan Natrium nitroprusida, ammonium klorida dan amonia akan berwarna biru violet (ungu).

(8)

4. Gugus Amina (glisin dan parasetamol terhidrolisis)

a. Sampel dalam tabung reaksi ditambah beberapa tetes larutan Dimetilbenzaldehida HCl (DAB HCl) akan berwarna merah jingga (amina aromatik).

b. Sampel dalam tabung reaksi, ditambah beberapa tetes aseton dan Natrium nitroprusida, diamkan 5-7 menit akan berwarna merah pears (amina alifatik primer)

5. Gugus inti Benzena (benzena)

Sampel ditambah asam nitrat pekat, dinginkan, ditambah etanol, serbuk Zn dan asam klorida pekat, dinginkan, tambahkan larutan NaNO2 dan

β-Naftol dalam amonia akan terbentuk cincin warna merah. 6. Gugus Fenol (fenol)

Sampel ditambah 1 tetes larutan FeCl3 akan berwarna ungu tua, bila

ditambah etanol akan menjadi kuning. 7. Gugus asam karboksilat (asam benzoat)

Sampel ditambah etanol, ditambah asam sulfat pekat, bila perlu dengan pemanasan, akan berbau ester asetat (harum).

8. Gugus ester atau turunan asam karboksilat.

a. Sampel etil asetat ditambah larutan AgNO3, akan terbentuk

endapan perak asetat.

b. Sampel asam oksalat ditambah larutan AgNO3, akan

(9)

PERTEMUAN KE- 2 SINTESIS METIL SALISILAT

A. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari reaksi esterifikasi dari gugus karboksil asam salisilat dengan gugus hidroksil dari methanol dalam suasana asam.

B. DASAR TEORI

Metil salisilat diperoleh dari sintesis atau maserasi dan dilanjutkan dengan destilasi uao daun Gaultheria procumbens Linne (Familia: Ericaceae) atau kulit batang betula lente Linne. Metil salisilat berupa cairan, tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan, berbau khas dan rasa seperti gandapura. Mendidih antara 219oC dan 224oC disertai peruraian. Senyawa ini sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dan larut dalam asam asetat glasial.

Metil salisilat digunakan sebagai analgetik untuk mengurangi rasa sakit dan sebagai antipiretik untuk mengurangi demam. Penggunaan obat ini untuk pemakaian topikal mempunyai potensi analgetik sama dengan turunan salisilat-salisilat lainnya. Metil salisilat-salisilat diresorbsi baik oleh kulit dan banyak digunakan dalam obat gosok dan krim (3-10%) untuk nyeri otot, sendi, dan lain-lain.

Berdasarkan strukturnya, metil salisilat merupakan senyawa ester, yaitu hasil reaksi esterifikasi antara asam salisilat dengan metanol, seperti terlihat dalam reaksi sebagai berikut :

(10)

Suatu ester asam karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugus –CO2R dengan R dapat berbentuk alkil

ataupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara asam karboksilat dan suatu alkohol. Reaksi esterifikasi berkatalis asam dan merupakan reaksi yang reversibel. Oleh karena itu, untuk menghasilkan rendemen yang besar, kesetimbangan harus digeser ke kiri (ke arah produk) dengan cara memperbesar jumlah salah satu reagen yang murah dari campuran reaksi tersebut.

Laju esterifikasi suatu asam karboksilat tergantung terutama pada hubungan sterik dari alkohol dan asam karboksilatnya. Reaksi alkohol terhadap esterifikasi sebagai berikut: ROH tersier < ROH sekunder < ROH primer < CH3OH. Kuat asam

karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalan laju pembentukan ester. R3CCO2H < R2CHCO2H < RCH2CO2H <

CH3CO2H < HCO2H. Seperti reaksi aldehid dan keton,

esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahapan reaksi protonasi dan deprotonasi. Oksigen dan karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air menghasilkan ester.

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Percobaan

Asam salisilat, metanol absolute, asam sulfat pekat, natrium bikarbonat, magnesium, sulfat anhidrat.

2. Bahan Percobaan

Labu alas bulat (LAB), labu destilasi, pendingin Liebig, Allihn condensor, tabung reaksi, dan corong pisah.

(11)

D. CARA KERJA 1. Sintesis

Ke dalam labu alas bulat (LAB) dimasukkan 6,9 gram asam salisilat dan ditambahkan 30 ml metanol absolut dan 4 ml asam sulfat pekat, dan dimasukkan 2-3 buah batu didih. LAB kemudian

dihubungkan dengan pendingin tegak, direfluks selama ± 2 jam pada suhu reaksi 700C-800C (sampai ada bau gandapura).

2. Isolasi

Kemudian residu (metil salisilat) yang diperoleh didingikan, dituang ke corong pisah, ambil lapisan metil salisilat. Lapisan metil salisilat yang diperoleh ditambahkan larutan 25mL natrium karbonat, digojok-gojok, dipisahkan (diulang beberapa kali sampai netral, tidak terbentuk gelembung CO2). Pisahkan lapisan organik metil salisilat

yang terbentuk. Tampung Hasil sintesis disimpan dalam wadah gelap, tertutup rapat dan terlindung cahaya matahari. 3. Identifikasi hasil sintesis

a. Analisis organoleptis meliputi warna, bau, rasa. b. Bandingkan hasil sintesis dengan teori.

(12)

PERTEMUAN KE-3

SINTESIS ASPIRIN (ASAM ASETIL SALISILAT)

A. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk memberikan pengenalan tentang reaksi asetilasi terhadap gugus fenol.

B. DASAR TEORI

Asam asetil salisilat yang biasa disebut aspirin, dapat digunakan sebagai obat analgesik, antipiretik, dan asnti rematik. Senyawa ini dapat disintesis di laboratorium dari asam salisilat dan asetat anhidrida yang melibatkan reaksi asetilasi gugus fenolik asam salisilat dan dikatalisis oleh asam. Reaksinya sebagai berikut:

Asetat anhidride asam salisilat Aspirin Asam asetat

Produk dipurifikasi dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut alkohol 96%. Kemurnian produk ditentukan dengan mudah menggunakan “spot test” untuk asam salisilat yang tidak bereaksi. Karena asam salisilat memiliki gugus fenolik, maka keberadaan asam ini menghasilkan uji yang sangat positif karena bereaksi dengan larutan besi (III) klorida (FeCl3) encer

menghasilkan larutan berwarna ungu yang kuat. Sedangkan aspirin murni tidak memberikan warna ungu.

(13)

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat percobaan

Erlenmayer, penangas air, termometer, kompor listrik, corong gelas, corong buchner, kertas saring, batang pengaduk. 2. Bahan percobaan

Asam salisilat kering, asam asetat anhidrida, asam sulfat pekat, alkohol 96%, Aquadest, Besi (III) klorida 10%.

D. CARA KERJA 1. Sintesis

Ke dalam erlenmayer dimasukkan 5 g salisilat, 7,5 g asam asetat anhidrida (BJ: 1,08 g/ml) dan 5 tetes asam sulfat pekat. Campuran dikocok sampai terjadi pencampuran sempurna. Kemudian panaskan diatas pemanas air (suhu didalam labu dijaga ± 50-600C) sambil diaduk dengan termometer selama 15 menit.

2. Isolasi

Dinginkan sambil tetap diaduk dan ditambah 75 ml air,diamkan selama satu jam, kemudian saring dengan pertolongan penghisapan. Keringkan residu Kristal yang diperoleh, timbang Kristal yang didapatkan.

3. Pemurnian

Lakukan pemurnian residu Kristal yang diperoleh dengan rekristalisasi. Pelarut yang digunakan adalah campuran 15 ml alkohol 96% panas dan 40 ml aquadest. Masukkan kristal kedalam pelarut dan panaskan diatas waterbat hingga kristal semuanya larut, kemudian dinginkan selama satu jam. Keringkan kembali kristal jarum yang terbetuk pada suhu ruang. Kemudian lakukan pengamatan hasil hitung rendemen Kristal yang diperoleh, test dengan pereaksi besi (III) klorida.

(14)

PERTEMUAN KE- 4 SINTESIS ASAM BENZOAT

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. untuk mensintesis asam benzoate dari benzyl alcohol

2. untuk mengetahui reaksi oksidasi alcohol primer menjadi asam karboksilat oleh KMnO4.

B. DASAR TEORI

Asam benzoat merupakan senyawa organik berwujud padat, berwarna putih, berbau menyengat dengan titik leleh 122,4 °C, dan mempunyai bentuk kristal monoklin. Dalam kehidupan sehari-hari, asam benzoat berfungsi sebagai bahan pengawet makanan dan bahan obat-obatan. Asam benzoat juga disebut antimikroba karena tujuan zat pengawet ini mampu mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri.

Oksidasi alkohol primer biasanya menghasilkan aldehida yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat. Reaksi oksidasi alkohol primer dengan asam karboksilat dengan oksidator dalam yang dilakukan dalam larutan basa berair dan diperoleh endapan MnO2 sebagai tanda

bahwa oksidasi telah terjadi. Dalam percobaan ini benzil alkohol dioksidasi menjadi asam benzoat dengan menggunakan kalium permanganate sebagai oksidator dalam suasana berair. Asam benzoat terdapat dalam larutan sebagai garam natriumnya (kalium benzoat). setelah oksidasi selesai dilakukan penyaringan untuk menghilangkan endapan MnO2 dan

dilanjutkan dengan pengasaman dari filtrat untuk membentuk asam benzoat, dengan Reaksi oksidasi sebagai berikut :

+

MnO

2

Benzyl alkohol Kalium benzoat Asam Benzoat

KMn04

(15)

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat percobaan

Rangkaian alat destilasi, batu didih, LAB, penangas air, termometer, statif & klem, kompor listrik, corong gelas, corong buchner, erlenmayer, gelas ukur, batang pengaduk

2. Bahan percobaan

Benzyl alcohol, kalium permanganate (KMnO4), natrium karbonat (Na2CO3), aquadest, natrium bisulfit (NaHSO3), air es, kertas indikator pH, kertas saring.

D. CARA KERJA

1. Pembuatan asam bezoat

Larutkan kurang lebih 2 gr natrium karbonat di dalam 25 mL Aquadest di dalam labu alas bulat yang sudah terdapat batu didih. Tambahkan 3 mL benzyl alcohol dan kemudian 5 gram kalium permanganate. Kemudian campuran di refluks selama 30 menit. Saring larutan dalam keadaan panas, kemudian cuci dengan beberapa mL aquadest. Bila filtrate masih berwarna merah jambu atau coklat tambahkan beberapa tetes larutan Natrium bisulfite 10%. Masukkan beberapa tetes HCl pekat dengan hati hati sambil diaduk hingga larutan menjadi asam (cek dengan kertas indikator pH). dinginkan campur tersebut dalam wadah yang berisi es batu. Saring asam benzoate yang terbentuk dengan menggunakan corong Buchner. Cuci dengan sedikit air lalu keringkan. Timbang hasil yang diperoleh htiung persen rendemen.

2. Pemurnian asam benzoat

Panaskan aquadest hingga temperatur sekitar 95oC , hasil sintesis asam benzoat yang diperoleh, dimasukkan dalam erlenmayer, kemudian masukkan aquadest yang telah dipanaskan tersebut, sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam keadaan panas sampai asam benzoat tepat larut.

(16)

Setelah semua senyawa larut, tambahkan sedikit berlebih beberapa mL pelarut panas, Didihkan campuran tersebut dengan menggunakan pembakar bunsen dengan api kecil. Dalam keadaan panas, tuangkan larutan ke dalam corong secepat mungkin (jangan sampai dingin). Jika larutan menjadi dingin dan mengkristal, ulangi pemanasan di atas kasa, dan ulangi penyaringan, sampai semua larutan tersaring, diamkan. Biarkan filtrat dingin dengan penurunan suhu secara perlahan (di udara terbuka) lalu rendam dalam wadan yang berisi air es. Tunggu hingga terbentuk kristal hablur, lakukan penyaringan kristal dengan menggunakan corong. Cuci kristal dalam corong dengan sedikit pelarut dingin, satu sampai dua kali. Tekan kristal dengan spatula, sekering mungkin. Keringkan kristal, Timbang kristal kering.

(17)

PERTEMUAN KE- 5 SINTESIS ASETON

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mensintesis aseton dari isopropil alkohol

2. Memahami mekanisme reaksi pembuatan aseton 3. Mengenal cara pemurnian dengan cara destilasi 4. Mengidentifikasi senyawa hasil sintesis

B. DASAR TEORI

Keton adalah senyawa aorganik yang memiliki gugus fungsi sebuah gugus fungsi karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil ( R1

- CO - R2 )

Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang paling sederhana adalah aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon). Aseton merupakan senyawa karbonil yang memiliki gugus fungsi keton (-CO) dengan rumus struktur :

C CH3

O H3C

(Aseton/ 2-propanon)

Aseton dapat dibuat dari alkohol sekunder dengan cara oksidasi. Banyak reagen pengoksiadasi yang dapat digunakan diantaranya KMnO4, HNO3 dan HCrO4. Pada percobaan kali ini, digunakan kalium bikromat dengan asam sulfat sebagai oksidator. Reaksi umum dari reaksi oksidasi alkohol sekunder adalah:

(18)

R R CH OH R R C O oksidator

Alkohol sekunder Keton

Aseton dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu: Pemanasan Kalium Asetat; Mengalirkan uap asam asetat pada suhu ± 480˚C melalui oksidasi logam yang berfungsi sebagai katalis, seperti aluminium oksida, kalium oksida, tambah magnesium oksida; dan Penguraian zat pati oleh bakteri-bakteri tertentu, seperti Bacillus acetoaethylicus dan Bacillus maceranns. Selain terbentuk aseton, penguraian ini juga membentuk etil alkohol.

Aseton adalah zat yang tidak berwarna dengan berat jenis 0.812 g/mL pada suhu 0˚C. Aseton juga merupakan senyawa yang memiliki bau khas. Aseton juga merupakan suatu pelarut yang baik bagi zat-zat organik. Aseton larut dalam berbagai perbandingan air, etanol, dietil eter, dan lain-lain.

Adapun sifat-sifat fisika dari aseton adalah :Dalam suhu kamar berwujud padat dan bewarna kuning, Memiliki titik beku -95 C dan titik didih 56 oC, Berat molekulnya 58 gram/mol, Memiliki density 0,787 g/mL, Berbau harum, Mudah terbakar.

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat percobaan :

Labu destilasi, rangkaian alat destilasi, erlenmayer, gelas ukur, backer glass, tabung reaksi, pipet tetes, batu didih, bejana, pembakar spiritus.

2. Bahan percobaan :

2- Propanol, kalium bikarbonat, asam sulfat pekat, aquadest, es batu

D. CARA KERJA

Kedalam labu destilasi masukkan 7,5 gram kalium bikromat, campuan dari 30 mL aquadest dengan 5,5mL asam sulfat pekat. Kemudian tambahkan 10 mL larutan 2 propanol. Segera lakukan proses destilasi reaksi

(19)

akan berjalan dengan sendirinya, (jika perlu lakukan pemanasan dengan api kecil!) tampunglah hasil destilat yang terjasi dari hasil reaksi dalam erlenmayer yang terendam dalam air es. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi, Hitung rendemen hasil destilasi.

(20)

PERCOBAAN 6 SINTESIS YODOFORM

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari reaksi halogenasi pada senyawa karbonil (substitusi α). 2. Mengenal cara pemurinan senyawa dengan rekristalisasi

3. mengidentifikasi senyawa hasil sintesis.

B. DASAR TEORI

Reaksi substitusi α adalah reaksi penggantian atom H yang terletak pada Cα (atom karbon yang terikat pada atom karbon karbonil) oleh suatu elektrofil. Reaksi ini dikatalisis oleh basa ataupun asam. Senyawa karbonil akan berperan sebegai nukleofil melalui pembentukkan anion enolat (dengan katalisis basa) ataupun senyawa enol (dengan katalis asam). Dalam ini atom karbon α akan bertindak sebagai karbanion. Salah satu reaksi substitusi α adalah pembentukkan yodoform.

CH3-CO-CH3 + I2  CH3 + CH3-COONA

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Percobaan

LAB, erlenmeyer, pendingin balik (refluk), penangas air, gelas arloji, pipet ukut.

2. Bahan Percobaan

Aseton (pro sintesis), etanol 99% (pro analisis), NaOH 6 N (pro analisis), kalium iodida, kaporit (CaOCl2), Aquadest.

(21)

D. CARA KERJA SINTESIS

CARA I

Ke dalam labu LAB dimasukkan 3 g KI dan 50 ml aquadest + 2 ml aseton. Kemudian tambahkan bertetes-tetes sambil dikocok larutan 5% kaporit (akan timbul endapan), teruskan penambahan hingga 1 tetes kaporit 5% sudah tidak menimbulkan endapan lagi. Diamkan selama 10 menit kemudian saring endapan yang terbentuk cuci dengan aquadest dingin. Keringkan dan timbang endapan yang terbentuk.

CARA II

Ke dalam labu LAB dimasukkan 2,5 g I2 dan 50 ml aquadest

+ 2 ml aseton. Kemudian tambahkan bertetes-tetes sambil dikocok larutan NaOH 8N (akan timbul endapan), teruskan penambahan hingga terbentuk endapan kuning muda. Diamkan selama 10 menit kemudian saring endapan yang terbentuk cuci dengan aquadest dingin. Keringkan dan timbang endapan yang terbentuk.

ISOLASI

Campuran didiamkan selama 10 menit, kmudian disaring dengan saringan penghisap. Kristal dicuci 3 x dengan aquadest dingin hingga tidak bereaksi alkalis (cek dengan kertas lakmus). PEMURNIAN

Kristal dimasukkan dalam LAB yang telah dilengkapi pendingin balik. Kemudian tambahkan alkohol hingga tepat larut sambil dipanaskan diatas penangas air. Dalam keadaan panas, larutan disaring dengan penyaring panas (corong buchner direndam dahulu dalam air panas). Filtrat didinginkan sambil digoyang-goyang hingga terbentuk kristal kembali dengan

(22)

sempurna. Saring dengan corong buchner, keringkan. Hitung rendemennya.

IDENTIFIKASI

Tentukan titik lebur (cek dengan teori), organoleptis (cek dengan teori), tes dengan larutan perak nitrat.

(23)

Daftar Pustaka

McMurry, J., 1984, Organic Chemistry, Brooks / Cole Publishing Company, Monterey, California.

Fessenden, R.J. dan Fessenden J.S., 1997, Kimia Organik, Edisi kedua, Alih bahasa A.H. Pudjaatmaka, Erlangga, Surabaya

Bettelheim, 2005. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB ; Bandung. Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

(2) Polisi Kehutanan Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda, golongan ruang Illa sampai dengan Polisi Kehutanan Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang Illlc,

Hasil analisis menggunakan software design expert Trial 9.0.0, dengan desain faktorial dilakukan untuk melihat kombinasi faktor yang memberikan respon

MUNCULLAH PERSEPSI ANALISIS TIDAK MUNGKIN AKAN KEBAWAH KARENA CANDLE MENEMBUS BATAS HANYA MASIH PENDEK BAGIAN BAWAH DAN LEBIH PANJANG YANG DIATAS YG KITA LALUI DALAM PERJALANAN

Hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik pada siklus II bahwa selama proses pembelajaran/pengajian berlangsung dengan penerapan metode bernyanyi untuk

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor (bisa dilihat pada gambar 1.3), misalnya adalah menunggu pengecekan spesifikasi oleh user yang terlalu lama, permintaan dari user

Temubual mendalam secara bersemuka dan separa bersturuktur telah dilakukan terhadap dua (2) syarikat yang menyediakan khidmat sertu (disebut sebagai Syarikat G

Dalam komik ini setiap karakter tidak menggunakan aksesoris pewayangan jawa maupun wayang golek seperti pada umumnya pewayangan yang telah diketahui, setiap karakter

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, keadaan lantai produksi di perusahaan saat ini masih belum tersusun dengan baik hal ini dapat dilihat dari