• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 8 SK Penunjang Pelayanan Klinis Puskesmas ( SK PAYUNG).1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 8 SK Penunjang Pelayanan Klinis Puskesmas ( SK PAYUNG).1"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS LEBAKSIU

Jl. Bukit Sitanjung No. 44 Telp (0283) 3466776 Kode Pos 52461

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LEBAKSIU

NOMOR : / / /2018

TENTANG

KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS

DI UPTD PUSKESMAS LEBAKSIU

KEPALA UPTD UPTD PUSKESMAS LEBAKSIU

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis di Puskesmas dilaksanakan

untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasien;

b. bahwa pelayanan klinis di Puskesmas perlu

memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;

c.

bahwa

untuk

menjamin

pelayanan

klinis

dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien, bermutu,

dan memperhatikan keselamatan pasien, maka

perlu disusun Kebijakan Penunjang Pelayanan

Klinis di Uptd Puskesmas Lebaksiu;

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan;

2. Peraturan

Menteri

Kesehatan

Nomor

269/MENKES/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;

3. Peraturan

Menteri

Kesehatan

Nomor

1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan

Pasien Rumah Sakit;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktis

Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Primer;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014

tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015

tentang Peredaran, Penyimpanan Dan Pelaporan

Narkotika, Psikotropika Dan Prekusor Farmasi;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1027 / MENKES / SK / IX / 2004 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek;

(2)

Nomor 296 / MENKES / SK / III / 2008 Tentang

Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor HK. 02. 02 / MENKES / 62 / 2015 Tentang

Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS LEBAKSIU

TENTANG KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS

DI UPTD PUSKESMAS LEBAKSIU

KESATU

: Kebijakan Penunjang Pelayanan Klinis di Uptd

Puskesmas Lebaksiu sebagaimana tercantum dalam

lampiran yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan

ini;

KEDUA

: Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat

kekeliruan

akan

diadakan

perbaikan/perubahan

sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lebaksiu

Pada Tanggal :

KEPALA UPTD PUSKESMAS LEBAKSIU

KABUPATEN TEGAL

(3)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS

LEBAKSIU

NOMOR : / / /2018

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI UPTD

PUSKESMAS LEBAKSIU

A. PELAYANAN LABORATORIUM:

1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;

a. Pemeriksaan Hematologi  Hemoglobin

 Hitung Eritrosit (AE)  Hitung Leukosit (AL)  Hitung Trombosit (AT)  Hematokrit  Golongan Darah A / B / O b. Kimia Darah  Glukosa Puasa  Glukosa 2 Jam PP  Glukosa Sewaktu  Cholesterol  Asam Urat c. Serologi  HbsAg  HIV d. Preparat Mikrobiologi Preparat BTA (SPS)

2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompetens, yaitu: analis kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan SMAK, D1 Analis, D2 Analis, D3 Analis dan telah mendapat pelatihan Diklat Pranata Laboratorium Kesehatan, Diklat Pengelolaan Air dan Limbah, Diklat Pembiakan Jaringan.

3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih 4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus

dipandu dengan prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimapanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil

5. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur sebagai berikut: a. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit hepatitis B,

maka ditetapkan petunjuk teknis pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi .

b. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat HIV/AIDS, maka ditetapkan petunjuk teknis pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi .

c. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit Tuberkulosis, maka ditetapkan petunjuk teknis pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi .

(4)

6. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD

7. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan yang berlaku

8. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai limbah infeksius

9. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan

10.Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu sesuai dengan ketentuan yang berlaku

11.Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali 12.Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan

waktu yang telah ditetapkan sebagai berikut:

No Jenis Pemeriksaan Waktu Penyampaian Hasil Laboratorium Non Urgen Urgen / CITO

1 Hematologi

- Darah Lengkap

- Hb Syanmet

- Golongan Darah

Sampai dengan 20 menit Sampai dengan 15 menit Sampai dengan 15 menit

Sampai dengan 15 menit Sampai dengan 10 menit Sampai dengan 10 menit 2 Kimia Darah - Gula Darah - Cholesterol Total - Trigliserida - Ureum / Creatinin - Asam Urat - SGOT / SGPT

Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 1 jam

Sampai dengan 40 menit Sampai dengan 40 menit Sampai dengan 40 menit Sampai dengan 40 menit Sampai dengan 40 menit Sampai dengan 40 menit 3 Urine

- Urinalisa 10 P

- Sedimen Urin

- Plano Test

- Test Narkoba

Sampai dengan 30 menit Sampai dengan 30 menit Sampai dengan 15 menit Sampai dengan 30 menit

Sampai dengan 20 menit Sampai dengan 20 menit Sampai dengan 10 menit Sampai dengan 15 menit

4 BTA (Bakteri Tahan Asam) Sampai dengan 3 hari -

13.Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal :

Pemeriksaan Rentang Nilai Satuan

Perempuan Laki-laki WBC 3,1-10,3 x 10³ 2,6-8,8 x 10³ µL RBC 3,2-4,6 x 106 3,6-5,3 x 106 µL Hgb 9,9 – 13,6 11,3 – 15,7 g/dL HCT 30,2 – 42,3 32,6 – 47,5 % MCV 78,6 – 102,2 80,3 – 103,4 fL MCH 25,2 – 34,7 26 – 34,4 Pg MCHC 31,3 – 35,4 31,8 – 36,3 g/dL Lym % 15 – 45,8 17,5 – 47,9 % Neutrofil % 43,7 – 77,1 38,3 – 69 % PLT 128 - 434 134 – 377 µL Uric Acid 2,4 – 5,7 3,4 – 7,0 mg/dL Glucose 75 – 150 mg/dL SGOT < 33 U/L SGPT < 41 U/L Cholesterol Total < 220 mg/dL Trigliserida 30 – 150 mg/dL Ureum 17 - 43 mg/dL

(5)

Creatinin 0,6 – 1,1 0,7 – 1,3 mg/dL

Urine

Albumin ( negative ) ( negative )

Reduksi ( negative ) ( negative )

Urobilin ( negative ) ( negative )

Bilirubin ( negative ) ( negative )

Nitrit ( negative ) ( negative )

Keton ( negative ) ( negative )

Sedimen

Eritrosit 0 – 1 per lapang pandang besar (lpb)

Leucosit 0 – 3 per lapang pandang besar (lpb)

Epitel sel 2 – 5 per lapang pandang besar (lpb)

Kristal Cal Pospat ( negative )

Kristal Uric Acid ( negative )

Kristal Oxalat ( negative )

Cilinder ( negative )

Jamur ( negative )

Bakteri ( negative )

Trichomonas ( negative )

14.Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil diperoleh dengan acuan sebagai berikut :

No Jenis Pemeriksaan Hasil Kritis

1 Hemoglobin ≤ 7 gr / dl

2 Hematrokit ≤ 20 % atau 60 %

3 Hitung Jenis Leukosit ≤ 2.000 / mm³ atau ≥ 30.000 / mm³

4 Hitung Jenis Trombosit ≤ 50.000 / mm³ atau ≥ 1.000.000 / mm³

5 Gula Darah Sewaktu ≤ 60 mg/dl atau ≥ 500 mg/dl

6 Ureum ≥ 80 mg/dl

15.Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantaban mutu internal dan perbaikan mutu eksternal

16.Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien

17.Resiko dalam pelayanan laboratorium harus diidentifikasikan dan ditindak lanjuti

B. PELAYANAN OBAT:

1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas dalam hal ada kekosongan dokter berhak memberikan resep luar kepada pasien

2. Yang berhak menulis resep adalah Dokter Umum yang telah memiliki izin praktek di Uptd Puskesmas Lebaksiu, Dokter Gigi yang telah memiliki izin praktek di Uptd Puskesmas Lebaksiu, Perawat umum yang telah memiliki izin praktek di Uptd Puskesmas Lebaksiu dan telah memiliki Surat Pendelegasian wewenang, Perawat Gigi yang telah memiliki izin praktek di Uptd Puskesmas Lebaksiu dan telah memiliki Surat Pendelegasian wewenang, Bidan yang telah memiliki Izin Praktek di Uptd Puskesmas Lebaksiu dan telah memiliki Surat Pendelegasian Wewenang.

(6)

3. Yang berhak menyiapkan obat adalah Apoteker di Uptd Puskesmas Lebaksiu, Tenaga Teknis Kefarmasian Dan Tenaga Non Teknis Kefarmasian yang telah mengikuti On The Job Training (OJT)

4. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam

5. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat satu bulan sekali, ada metode untuk menilai, mengendalikan penyediaan obat menggunakan metode yang sudah dengan membandingkan sisa obat dengan stok optimum sehingga ketersediaan obat dapat terjamin.

6. Obat kadaluwarsa dan rusak tidak boleh diberikan pada pasien dan meminimalkan adanya obat kadaluwarsa dengan penataan penyimpanan obat menggunakan sistem FIFO dan FEFO. Melakukan penanganan dan pengelolaan obat rusak dan kadaluwarsa sesuai prosedur yang sudah ditetapkan.

7. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai berikut: a. Peresepan obat narkotika dan psikotropikan hanya bolah dilakukan

oleh Dokter Umum dan Dokter Gigi yang telah memiliki Surat Izin Praktek (SIP) untuk melakukan praktek kedokteran di Uptd Puskesmas Lebaksiu

b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan sebagai berikut:

Di Gudang Farmasi, di lemari khusus dengan dua (2) kunci yang berbeda yang selalu disimpan oleh Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian.

Di IGD, di lemari khusus dengan dua (2) kunci yang dipegang oleh petugas jaga yang berbeda. Dengan ketentuan ruang IGD hanya menyediakan obat psikotropik khusus untuk menangani kegawatdaruratan

c. Persyaratan petugas yang boleh memberikan atau menyuntikkan obat psikotropik kepada pasien dalam rangka kegawatdaruratan adalah dokter umum atau dokter gigi yang telah mempunyai Surat izin Praktek (SIP) di Uptd Puskesmas Lebaksiu atau Paramedis yang sudah memilik Surat Izin Kerja (SIK) dan telah mendapat pendelegasian wewenang dari dokter umum/dokter gigi.

d. Petugas farmasi harus melakukan pengendalian dan pelaporan penggunaan psikotropika.

8. Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter

9. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga tehnis kefarmasian dengan memperhatikan higiene dan kebersihan

10.Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat.

11.Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal: tanggal, nama pasien, aturan pakai, cara pemakaian dst. 12.Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat

alergi dan efek samping obat

13.Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam rekam medis

14.Petugas farmasi dan semua petugas pemberi layanan klinis untuk bisa bekerja sama dalam hal identifikasi dan pelaporan adanya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD), Kejadian Nyaris Cidera (KNC) sehubungan

(7)

dengan pelayanan kefarmasian di Puskesmas agar dapat dilakukan tindak lanjut dan perbaikan pelayanan. Pelaporan dilakukan oleh penanggungjawab farmasi kepada Tim Mutu

15.Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk mengatasi jika terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan

16.Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan segera diganti jika digunakan dan disegel kembali oleh petugas farmasi

17.Petugas penulis resep dan penanggungjawab farmasi harus mengikuti prosedur peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat yang ditetapkan 18.Petugas penulis resep dan penanggungjawab farmasi harus mengikuti

prosedur peresepan, pemesanan dan pengelolaan yang ditetapkan

DAFTAR SINGKATAN PENULISAN OBAT DALAM RESEP

No Singkatan Kepanjangan

1 As.Folat Asam Folat

2 As.Met Asam Mefenamat

3 B1 Vitamin B1 4 B12 Vitamin B12 5 B6 Vitamin B6 6 BC Vitamin B Komplek 7 CPZ Klorpromazine 8 CTM Klorpromazine 9 Diaz Diazepam 10 Amox Amoxisillina 11 Dexa Dexamethasone

12 ISDN Isosorbid Dinitrat

13 Kalk Kalsium Laktas

14 MP Methilprednisolone

15 Na.Dik Natrium Diklofenak

16 OMZ Omeprazole 17 PCT Paracetamol 18 Ranit Ranitidin 19 Salbu Salbutamol 20 GG Gliseril Guaiacolat 21 Vit.C Vitamin C

*Selain yang tersebut di atas nama obat tidak boleh disingkat

C. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS 1. Kode klasifikasi diagnosis menggunakan ICD X 2. Kode klasifikasi tindakan menggunakan ICD IX/CM

3. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas sebagai mana pada lampiran Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosis dan Terminologi di Uptd Puskesmas Lebaksiu

No Diagnosa Menurut KKI Kode Kode Diagnosa

SISTEM SARAF

1 Kejang demam R56 Convulsions, not elsewhere cla

(8)

3 HIV AIDS tanpa komplikasi B20 HIV dis.res.in infec. Parasitic

4 Tension headache G44 Other headache syndromes

5 Migren G43 Migraine

6 Bells’ palsy G51 Facial nerve disorders

7 Vertigo (Benign paroxysmal positional

vertigo) H82 Vertiginous syndromes in dise.

PSIKIATRI

8 Gangguan somatoform F45 Somatoform disorders

9 Insomnia G47 Sleep disorders

SISTEM INDERA

10 Benda asing di konjungtiva T15 Foreign body on external eye

11 Konjungtivitis H10 Conjunctivitis

12 Pendarahansubkonjungtiva H11 Other disorders of conjunctiva

13 Mata kering H04 Disorders of lacrimal system

14 Blefaritis H01 Other inflammation of eyelid

15 Hordeolum H00 Hordeolum and chalazion

16 Trikiasis H02 Other disorders of eyelid

17 Episkleritis H15 Disorders of sclera

18 Hipermetropiaringan H52 Disor.of refraction &accomo.

19 Miopiaringan H52 Disor.of refraction &accomo.

20 Astigmatism ringan H52 Disor.of refraction &accomo.

21 Presbiopia H52 Disor.of refraction &accomo.

22 Butasenja E50 Vitamin A deficiency

23 Otitis eksterna H60 Otitis externa

24 Otitis media akut H67 Otitis media in disea.class.E.

25 Serumen prop H61 Other disorders of extern.ear

26 Mabukperjalanan T75 Effects other external causes

27 Furunkelpadahidung J34 Other disor. nose nasal sinuses

28 Rhinitis akut J30 Vasomotor & allergic rhinitis

29 Rhinitis vasomotor J30 Vasomotor & allergic rhinitis

30 Rhinitis alergika J30 Vasomotor & allergic rhinitis

31 Benda asing T17 Foreign body in respiratory T.

SISTEM RESPIRASI

32 Epistaksis R04 Haemorrhage from respiratory P

33 Influenza J11 Influenza, virus not identified

34 Pertusis A37 Whooping cough

35 Faringitis J02 Acute pharyngitis

36 Tonsilitis J03 Acute tonsillitis

37 Laringitis J04 Acute laryngitis &tracheitis

38 Asmabronkial J45 Asthma

39 Bronkitisakut J20 Acute bronchitis

40 Pneumonia, bronkopneumonia J18 Pneumonia, organism unspecified

41 Tuberkulosisparutanpakomplikasi A15 Respiratory tuberculosis, bact

KARDIOVASKULAR

42 Hipertensiesensial I10 Essential (primary) hypertens.

SALURAN PENCERNAAN

43 Kandidiasismulut B37 Candidiasis

44 Ulkusmulut ( aptosa, herpes) K12 Stomatitis & related lesions

45 Parotitis B26 Mumps

46 Infeksipadaumbilikus P38 Omphalitisofnewborn with or

47 Gastritis K29 Gastritis &duodenitis

48 Gastroenteritis (termasukkolera,

giardiasis)

A09 Diarrhea and gastroenteritis

49 Refluksgastroesofagus K21 Gastro-oesophageal reflux dis.

50 Demamtifoid A01 Typhoid and paratyphoid fevers

51 Intoleransimakanan K90 Intestinal malabsorption

52 Alergimakanan T78 Adverse effects, not elsew.cl.

53 Keracunanmakanan T47 Poison.by.primar.thegastroi

54 Penyakitcacingtambang B76 Hookworn diseases

55 Strongilodiasis B78 Strongylodiasis

(9)

57 Skistomiasis B65 Schistosomiasis (bilharziasis)

58 Taeniasis B68 Taeniasis

59 Hepatitis A B15 Acute hepatitis A

60 Disentribasiler, disentriamuba A09 Diarrhea and gastroenteritis

61 Hemoroid grade 1/2 I84 Haemorrhoids

SISTEM GINJAL, SALURAN KEMIH

62 Infeksisalurankemih N39 Other disorders of urinary sys

63 Gonore A54 Gonococcal infection

64 Pielonefritistanpakomplikasi N12 Tubulo-interstitial nephritis

65 Fimosis N47 Redundant prepuce, phimosis an

66 Parafimosis N47 Redundant prepuce, phimosis an

SISTEM REPRODUKSI

67 Sindrom duh (discharge) genital

(gonoredannongonore) A54 Gonococcal infection

68 Infeksisalurankemihbagianbawah N39 Other disorders of urinary sys

69 Vulvitis N76 Other inflammation of vagina A

70 Vaginitis N76 Other inflammation of vagina A

71 Vaginosisbakterialis N76 Female pelvic inflammatory dis

72 Salpingitis N70 Salpingitis and oophoritis

73 Kehamilan normal Z34 Supervision of normal pregnanc

74 Aborsispontankomplit O03 Spontaneous abortion

75 Anemia defisiensibesipadakehamilan D52 Folate deficiency anemia

76 Ruptur perineum tingkat ½ O70 Perineal laceration during gel

77 Absesfolikelrambutataukelenjarsebasea L08 Other local infection of skin

78 Mastitis O91 Infection of breast associated

79 Cracked nipple O92 Other disorders of breast and

80 Inverted nipple O92 Other disorders of breast and

SISTEM ENDOKRIN, METABOLIK, DAN NUTRISI

81 Diabetes mellitus tipe 1 E10 Insulin-dependent diabetes me.

82 Diabetes mellitus tipe 2 E11 Non-insulin-dependent diabetes

83 Hiperglikemiaringan R57 Shock, not elsewhere classifie

84 Malnutrisienergi-protein E44 Protein-energy malnutrition of

85 Defisiensi vitamin E56 Other vitamin deficiencies

86 Defisiensi mineral E63 Other nutritional deficiencies

87 Dislipidemia E79 Other abnormal findings of blo

88 Hiperurisemia E79 Disorders of purine &pyrimid.

89 Obesitas E66 Obesity

HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI

90 Anemia defisiensibesi D50 Iron deficiency anemia

91 Linfadenitis I88 Nonspecific lymphadenitis

92 Demam dengue, DHF A91 Dengue haemorrhagic fever

93 Malaria B54 Unspecified malaria

94 Leptospirosis (tanpakomplikasi) A27 Leptospirosis

95 Reaksianafilaktik T78 Adverse effects, not elsew.cl.

SISTEM MUSKULOSKELETAL

96 Ulkuspadatungkai L97 Ulcer of lowe, lib, not else.

97 Lipoma D17 Benign lipomatous neoplasm

SISTEM INTEGUMEN

98 Veruka vulgaris B07 Viral warts

99 Moluskumkontangiosum B08 Other viral infections charac.

100 Herpes zoster tanpakomplikasi B02 Zoster (herpes zoster)

101 Morbilitanpakomplikasi B05 Measles

102 Variselatanpakomplikasi B01 Varicella (chickenpox)

103 Herpes simplekstanpakomplikasi B00 Herpesviral (herpes simplex)

104 Impetigo L01 Impetigo

105 Impetigo ulseratif (ektima) L02 Impetigo

106 Folikulitissuperfisialis L73 Other follicular disorders

107 Furunkel, karbunkel L02 Cutaneous abcess, furuncle & C

108 Eritrasma L08 Other local infections of skin

109 Erisipelas A46 Erysipelas

(10)

111 Lepra A30 Interminate leprosy

112 Sifilis stadium 1 dan 2 A51 Early syphilis

113 Tineakapitis B35 Dermatophytosis 114 Tineabarbe B35 Dermatophytosis 115 Tineafasialis B35 Dermatophytosis 116 Tineakorporis B35 Dermatophytosis 117 Tineamanus B35 Dermatophytosis 118 Tineaunguium B35 Dermatophytosis 119 Tineakruris B35 Dermatophytosis 120 Tineapedis B35 Dermatophytosis

121 Pitiriasisvesikolor B85 Pediculosis and phthiriasis

122 Kandidosismukokutanringan B35 Dermatophytosis

123 Cutaneus larva migran B74 Filariasis

124 Filariasis B74 Filariasis

125 Pedikulosiskapitis B85 Pediculosis and phthiriasis

126 Pedikulosis pubis B85 Pediculosis and phthiriasis

127 Skabies B86 Scabies

128 Reaksigigitanserangga L25 Unspecified contact dermatitis

129 Dermatitis kontakiritan L24 Irritant contact dermatitis

130 Dermatitis atopic (kecuali recalcitrant) L20 Atopic dermatitis

131 Dermatitis numularis L20 Atopic dermatitis

132 Napkin eczema L22 Diaper (napkin) dermatitis

133 Dermatitis seboroik L21 Seborrhoeic dermatitis

134 Pitiriasisrosea L42 Pityriasisrosea

135 Akne vulgaris ringan L70 Acne

136 Hidradenitissupuratif L30 Other dermatitis

137 Dermatitis perioral L30 Other dermatitis

138 Miliaria L30 Other dermatitis

139 Urtikariaakut L50 Urticaria

140 Exanthermatous drug eruption, fixed

drug eruption L27 Dermatitis substances taken I.

141 Vulnuslaseratum, punctum T00 Superficial injuries involving

142 Luka bakarderajat 1 dan 2 R12 Heartburn

FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

143 Kekerasantumpul S09 Other and unspecified injuries

144 Kekerasantajam S10 Other and unspecified injuries

D.

DAFTAR PENYAKIT GIGI DAN MULUT

-

K00 Gangguan perkembangan dan erupsi gigi

Disorders of tooth development and eruption

K00 1

Supernumerary teeth

K00 6 Gangguan erupsi gigi

Disturbances in tooth eruption

-

K01 Gigi terbenam dan gigi impaksi

Embedded and impacted teeth

K01 0

Embedded teeth

K01 1 Gigi impaksi

Impacted teeth

-

K02 Karies gigi

Dental caries

K02 0

Caries limited to enamel

K02 1

Caries of dentin

(11)

Arrested caries

-

K03 Penyakit jaringan keras gigi lainnya

Other disease of hard tissues of teeth

K03 0 Atrisi gigi berlebihan

Excessive attrition of teeth

K03 1 Abrasi gigi

Abrasion of teeth

K03 4

Hypercementosis

K03 5

Ankylosis of teeth

K03 6 Endapan (akresi) pada gigi

Deposits (accretions) on teeth

K03 8 Penyakit jaringan keras gigi, lainnya

Other specified diseases of hard tissues of teeth

-

K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal

Diseases of pulp and periapical tissues

K04 0 Pulpitis

K04.1 Nekrosis Pulpa

Necrosis of pulp

K04.4

Acute apical periodontitis of pulpal origin

K04.5

Chronic Apical Periodontitis

K04.6 Abses periapikal dengan sinus

Periapical abcess with sinus

K04.7 Abses periapikal tanpa sinus

Periapical abcess without sinus

K04.8

Radicular Cyst

-

K05 Gingivitis dan penyakit periodontal

Gingivitis and periodontal disease

K05.1

Chronic Gingivitis

K05.2

Acute periodontitis

K05.3 Periodontitis kronik

Chronic periodontitis

-

K06

Other disorders of gingiva and edentulous alveolar ridge

K06.1

Gingival recession

K06.2

Gingival enlargement

-

K07 Anomali dentofasial

K07.2 Anomali hubungan antar lengkung gigi

Anomalies of dental arch relationship

K07.3 Anomali letak gigi

Anomalies of tooth position

K07.4

Malocclusion, unspecified

K07.5 Kelainan fungsi dentofasial

Dentofacial functional abnormalities

K07.6

TemporomandibulR joint disorders

(12)

Other disorders of teeth and supporting structures

K08.0

Exfoliation of teeth due to systemic causes

K08.1

Loss of teeth due to accident, extraction or local

periodontal diseases

K08.3 Akar gigi tertinggal

Retained dental root

K08.8

Other specified disorders of teeth and supporting

structures

-

K09

Cyst of oral region, not elsewhere classified

K09.0

Developmental odontogenic cysts

-

K10

Other diseases of jaws

K10.2

Inflammatory conditions of jaws

K10.3

Alveolitis of jaws

-

Diseases of salivary glands

K11.2

Sialodenitis

K11.5

Sialolithiasis

K11.6

Mucocele of salivary gland

K11.9

Diseases of salivary gland, unspecified

-

K12 Stomatitis dan lesi – lesi yang berhubungan

Stomatitis and related lesions

K12.0 Afte mulut rekuren

Recurrent oral apthae

K12.1 Luka traumatik

Traummatik ulcer

-

K13 Penyakit gigi dan mukosa mulut lainnya

Other diseases of lip and oral mucosa

K13.1

Cheek and lip biting

K13.2

Leukoplakia and other disturbances of oral epithelium,

Including tongue

-

K14

Diseases of tongue

K14.1

Geographic tongue

K14.5

Plicated tongue

E.

TERMINOLOGI DIAGNOSIS GIZI

1 Dominan Intake ( NI ) NI.1. a. NI.1.1 b. NI.1.2 c. NI.1.3 d. NI.1.4 e. NI.1.5 NI.2. a. NI.2.1 b. NI.2.2 c. NI.2.3 d. NI.2.4 e. NI.2.5 f. NI.2.6 Keseimbangan Energi

Peningkatan energy ekspenditur Asupan Energi tidak adekuat Kelebihan Asupan Energi

Perkiraan asupan energi sub optimal Perkiraan kelebihan asupan energi Asupan Melalui Oral atau Dukungan Gizi

Asupan Oral tidak adekuat Kelebihan asupan oral

Enternal nutrisi tidak adekuat Kelebihan infuse enternalnutrisi

Komposisi atau modalitas makanan enteral nutrisi kurang optimal

(13)

g. NI.2.7 h. NI.2.8 i. NI.2.9 NI.3 a. NI.3.1 b. NI.3.2 NI.4 a. NI.4.1 b. NI.4.2 c. NI.4.3 NI.5 a. NI.5.1 b. NI.5.2 c. NI.5.3 d. NI.5.4 e. NI.5.5 f. NI.5.6  NI.5.6.1  NI.5.6.2  NI.5.6.3 g. NI.5.7  NI.5.7.1  NI.5.7.2  NI.5.7.3 h. NI.5.8  NI.5.8.1  NI.5.8.2  NI.5.8.3  NI.5.8.4  NI.5.8.5  NI.5.8.6 i. NI.5.9  NI.5.9.1  NI.5.9.2

Parenteral nutrisi tidak adekuat Kelebihan infuse parental nutrisi

Komposisi atau modalitas nutrisi parental kurang optimal

Daya terima makanan terbatas AsupanCairan

Asupan cairan tidak adekuat Kelebihan asupan cairan SubstansiBioaktif

Asupan substansibioaktif tidak

adekuat

Kelebihan asupan subtansibioaktif Kelebihan asupan alcohol

ZatGizi

Peningkatan kebutuhan zat gizi Malnutrisi

Asupan protein tidak adekuat Penurunan kebutuhan gizi Ketidak seimbangan zat gizi Lemak dan Kolesterol

Asupan lemak tidak adekuat Kelebihan asupan lemak

Kelebihan asupan lemak yang kurang optimal (sebutkan)

Protein

Asupan protein tidakadekuat Kelebihan asupan protein

Asupan protein danasam amino kurang dari optimal (sebutkan)

Karbohidratdanserat

Asupan karbohidrat tidak adekuat Kelebihan asupan karbohidrat

Asupan jenis karbohidrat kurang dari optimal (sebutkan)

Asupan karbohidrat tidak konsisten Asupan serat tidak adekuat

Kelebihan asupan serat Vitamin

Asupan vitamin tidak adekuat

(sebutkan) 1. A 2. C 3. D 4. E 5. K 6. Thiamin 7. Riboflavin 8. Niacin 9. Asamfolat 10. Vitamin B6 11. Vitamin B12 12. AsamPantotenat 13. Biotin

Kelebihan asupan vitamin (sebutkan)

1. A 2. C 3. D 4. E 5. K 6. Thiamin 7. Riboflavin 8. Niacin 9. Asamfolat 10. Vitamin B6

(14)

j. NI.5.10  NI.5.10.1  NI.5.10.2 k. NI.5.11  NI.5.11. 1  NI.5.11. 2 11. Vitamin B12 12.AsamPantotenat 13.Biotin Mineral

Asupan mineral tidak adekuat

(sebutkan) 1. Kalsium 2. Khlorida 3. Zatbesi 4. Magnesim 5. Kalium 6. Fosfor 7. Natrium 8. Seng 9. Sulfat 10.Fluor 11.Tembaga 12.Iodium 13.Selenium 14.Mangan 15.Khrom 16.Molibdenum 17.Boron 18.Kobalt

Kelebihan asupan mineral (sebutkan)

1. Kalsium 2. Khlorida 3. Zatbesi 4. Magnesim 5. Kalium 6. Fosfor 7. Natrium 8. Seng 9. Sulfat 10.Fluor 11.Tembaga 12.Iodium 13.Selenium 14.Mangan 15.Khrom 16.Molibdenum 17.Boron 18.Kobalt Multi nutrient

Prediksi asupan zat gizi Sub optimal (sebutkan) Prediksi Kelebihan asupan Zat gizi( sebutkan)

2. DominanKlinis (NC) NC.1 a. NC.1.1 b. NC.1.2 c. NC.1.3 d. NC.1.4 NC.2 a. NC.2.1 b. NC.2.2 c. NC.2.3 d. NC.2.4 Fungsional Kesulitan Menelan

Kesulitan mengunyah / menggigit Kesulitan menyusui

Perubahan fungsi Gastrointestinal Biokimia

Gangguanutilisasizatgizi

Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (sebutkan)

Interaksi makanan dan obat (sebutkan) Prediksi interaksi makanan dan obat ( sebutkan)

(15)

NC.3 a. NC.3.1 b. NC.3.2 c. NC.3.3  NC.3.3.1  NC.3.3.2  NC.3.3.3  NC.3.3.4  NC.3.3.5 d. NC.3.4 e. NC.3.5 f. NC.3.6 BeratBadan

Berat badan kurang / underweight Penurunan BB yang tidak diharapkan Kelebihan BB / Obesitas

Kelebihan BB,dewasa atau anak Obes,anak

Obes,kelas 1 Obes,kelas II Obes,kelas III

Kenaikan BB yang tidak diharapkan Percepatan pertumbuhan sub optimal Percepatan pertumbuhan berlebih

3. Dominan perilaku dan

lingkungan ( NB ) NB.1. a. NB.1.1 b. NB.1.2 c. NB.1.3 d. NB.1.4 e. NB.1.5 f. NB.1.6 g. NB.1.7 NB.2. a. NB.2.1 b. NB.2.2 c. NB.2.3 d. NB.2.4 e. NB.2.5 f. NB.2.6 NB.3. a. NB.3.1 b. NB.3.2 c. NB.3.3 LAIN – LAIN  NO.1.1

Pengetahuan Dan Kepercayaan

Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi

Perilaku dan kepercayaan yang tidak mendukung terkait dengan makanan dan zat gizi ( gunakan dengan hati – hati )

Tidak siap untuk diet / merubah perilaku

Kurang dapat menjaga atau monitoring gizi

Gangguan pola makan

Kurang patuh mengikuti rekomendasi gizi

Pemilihan makanan yang salah AktifitasFisik Dan Fungsi Aktifitas fisik kurang

Aktivitas fisik yang berlebihan

Tidak mampu / tidak mau mengurus diri sendiri

Kemampuan menyiapkan makanan terganggu

Kualitas hidup yang buruk Kesulitan makan secara mandiri Keamanandanaksesmakanan Asupan makanan yang tidak aman Akses makanan dan air terbatas Akses suplai gizi terbatas

Tidakada diagnosis gizi saat ini.

F. ICD X KIA-KB

Hamil Normal : O00.0 : Abdominal pregnancy

Pemeriksaan kehamilan normal Trimester I : Z34.0 Supervision of normal first pregnancy

Abortus imminens : O20.0 : Threatened abortion

Pemasangan IUD : Z30.1 Insertion of (intrauterine) contraceptive device

Hiperemesis gravidarum tingkat I: O21.0 : Mild hyperemesis gravidarum

(16)

Pre eklamsia ringan : O14.0 : Moderate pre - eclampsia

Menorarghia : N92.0 : Excessive and frequent menstruation with regular cycle

Menometrorarghia : N92.1 : Excessive and frequent menstruation with irregular cycle

Partus spontan normal :O80.0 : Spontaneous vertex delivery

Asfiksia ringan : P21.1 : Mild and moderate birth asphyxia

Ikhterus neonatorum : P59.9 : Neonatal jaundice, unspecified

Oral Trush : B37.0 : Candidal stomatitis

Cephalhematom : P12.0 : Cephalhaematoma due to birth injury

Perlu imunisasi terhadap diphteri, pertussis, tetanus dan polio : Z27.3 : Need for immunization against diphtheria-tetanus-pertussis with poliomyelitis [DTP + polio]

Perlu imunisasi polio : Z24.0 : Need for immunization against poliomyelitis

Perlu imunisasi BCG : Z23.2 : Need for immunization against tuberculosis [BCG]

Perlu imunisasi tetanuss : Z23.5 : Need for immunization against tetanus alone

Perlu imunisasi campak : Z24.4 : Need for immunization against measles alone

Perlu imunisasiterhadap hepatitis virus : Z24.6 : Need for immunization against viral hepatitis

Keterlambatan perkembangan : R62.0 : Delayed milestone

Hemangioma : D18 : Hemangioma

Pneumonia : J18.9 : Pneumonia, unspecified

Common cold : J00 : Acutenasopharyngitis [common cold]

Diare : P78.3 : Noninfective neonatal diarrhea

Pemeriksaan nifas : Z39.2 : Routine postpartum follow-up

Komplikasi postpartum : O90.9 : Complication of the puerperium, unspecified

Baby Blues : F53.0 : Mild mental and behavioural disorders associated with the puerperium, not elsewhere classified

Depresi Postpartum : F53.1 : Severe mental and behavioural disorders associated with the puerperium, not elsewhere classified

Down Syndrome : Q90 : Down Syndrome

Mastitis : N61 : Inflammatory disorders of breast

Kista ovarium, tidak spesifik :N83.2 : Other and unspecified ovarian cysts

(17)

Abortus Spontan : O03.9 : Spontaneous abortion, complete or unspecified, without complication

Hipertensi kronis : O10.0 : Pre-existing essential hypertension complicating pregnancy, childbirth and the puerperium

Hipertensi gestasional : O13 : Gest [pregnancy-induced] hypertens without sig proteinuria

Oedema pada masa kehamilan : O12.0 : Gestational oedema

Kehamilan dengan proteinuria : O12.1 : Gestational proteinuria

Kehamilan dengan oedema dan proteinuria : O12.2 : Gestational oedema with proteinuria

Kelainan Plasenta : O43.9 : Placental disorder, unspecified

Partus Lama : O63 : Long Labor

Robekan Perineum : O70 : Perineal laceration during delivery

Perdarahan Postpartum : O72 : Postpartum hemorrhage

Retensio Plasenta : O73 : Retained placenta and membranes, without hemorrhage

Fetal distress : O76 : Depressed fetal heart tones

Hiperemesis Gravidarum : O21 : Hyperemesis gravidarum

Varises di area Vagina : O22.1 : Genital varices in pregnancy

Hemoroid saat hamil : O22.4 : Haemorrhoids in pregnancy

Siphilis : A53.9 : Syphilis, unspecified

Gonorrhea : A54.9 : Gonococcal infection, unspecified

Vaginitis Akut : N76.0 : Acute vaginitis

Hamil Kembar : O30.0 : Twin pregnancy

Presentasi bokong : O32.1 : Maternal care for breech presentation

Presentasi muka :O32.3 : Maternal care for face, brow and chin presentation

4. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah: a. Petugas Pengelola Rekam Medis, yaitu semua Petugas Pendaftaran b. Petugas Medis dan Paramedis yang merawat pasien

5. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap rekam medis harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku dan wajib menjaga kerahasiaan. 6. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran sebagai

berikut:

a. Unit Numbering System b. Terminal Digit Filling

7. Rekam medis disimpan dengan aturan sebagai berikut: Rekam Medis Aktif dan Inaktif

(18)

a. Rekam Medis pasien Rawat Jalan masa retensi 2 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat

b. Rekam Medis pasien Rawat Inap masa retensi 5 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan

c. Ringkasan Pulang dan Persetujuan Tindakan Medik masa retensi 10 tahun dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut

9. Isi rekam medis mencakup:

a. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan :

- Identitas pasien - Tanggal dan waktu

- Hasil anamnesis, mencakup sekurang – kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit

- Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik - Diagnosis

- Rencana Penatalaksanaan - Pengobatan dan atau tindakan

- Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien - Untuk gigi dilengkapi dengan Odontogram Klinik - Persetujuan tindakan bila diperlukan

- Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga

kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

- Pembetulan kesalahan pencatatan dalam Rekam Medis

dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan yang bersangkutan

b. Rekam Medis Pasien Rawat Inap :

- Identitas pasien - Tanggal dan waktu

- Hasil anamnesis, mencakup sekurang – kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit

- Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik - Diagnosis

- Rencana Penatalaksanaan - Pengobatan dan atau tindakan

- Persetujuan tindakan bila diperlukan

- Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan - Ringkasan Pulang

- Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga

kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

- Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu - Untuk gigi dilengkapi dengan Odontogram Klinik

- Pembetulan kesalahan pencatatan dalam Rekam Medis

dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan

- catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi

atau tenaga kesehatan yang bersangkutan c. Rekam Medis Pasien Gawat Darurat :

- Identitas pasien

- Kondisi pasien saat tiba di sarana pelayanan kesehatan - Identitas pengantar pasien

(19)

- Hasil anamnesis, sekurang – kurangnya mencakup keluhan dan

riwayat penyakit

- Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik - Diagnosis

- Pengobatan dan atau tindakan

- Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan IGD dan

rencana tindak lanjut

- Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga

kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

- Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu - Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan

dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain

- Pembetulan kesalahan pencatatan dalam Rekam Medis

dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan yang bersangkutan

10.Kelengkapan isis rekam medis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti

C. MANAJEMEN LINGKUNGAN

1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin

2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, linstrik dst harus dipantau secara periodik, dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi 3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus

didokumentasikan

4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar, dimonitor penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti

5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi

6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan, pelaksanaaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut 7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu 8. Peraltan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar

D. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS

1. Pola ketenagaan sdm klinis harus disusun berdasar analisis kebutuhan sdm

2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis

3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin yang berlaku

4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat satu tahun sekali

5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada tenaga klinis

6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan kejelasan kewenangan klini untuk masing-masing petugas

(20)

7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenangan setiap tenaga klinis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti

Ditetapkan di : Bantul

Pada Tanggal : 27 November 2015

Kepala Puskesmas

drg. Sapta Adisuka Mulyatno, Ph.D

Penata Tk. I / III d

Referensi

Dokumen terkait

Faktor tersebut adalah: (1) perasaan khawatir pada petugas apabila pasien mengalami kejang pada saat pengambilan darah, (2) keraguan dokter dan perawat atas kemampuan

Tema bawahan dalam interaksi komunikatif antara dokter dan pasien di poli umum dan poli gigi sebagai berikut: (1) Memberikan pelayanan yang ramah dan sopan

“Pasien adalah orang yang sakit yang dirawat oleh dokter atau t enaga kesehatan lainnya baik ditempat praktek maupun rumah sakit serta merupakan fokus atau sasaran

Menurut persepsi pasien, dokter di balai pengobatan umum masih kurang memberikan informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita pasien, hal ini dapat dimengerti

Kendala utama dalam pelayanan obat tradisional di Puskesmas A adalah dokter yang mengikuti pelatihan SJ hanya satu orang sehingga tidak cukup dalam memberikan pelayanan

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang mutu pelayanan kesehatan yang meliputi (dokter gigi, perawat gigi, administrasi, obat, kondisi

Johannes Kupang, sangat tergantung sekali pada kondisi pasien dan rekomendasi dokter, namun ada keluhan pasien yang lama ditangani oleh petugas dikarenakan