• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT. HANURATA UNIT SANGKULIRANG SUB UNIT MANDU/KELOLOKAN. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT. HANURATA UNIT SANGKULIRANG SUB UNIT MANDU/KELOLOKAN. Oleh :"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT. HANURATA UNIT SANGKULIRANG

SUB UNIT MANDU/KELOLOKAN

Oleh : SIGIT PRASETYO

NIM. 080500054

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2012

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang yang telah dilaksanakan di PT. Hanurata Unit Sangkulirang Sub Unit Mandu/Kelolokan.Yang dilaksanakan dari tanggal 3 Maret sampai dengan 2 Mei 2012.

Menyetujui

Pembibing, Penguji I, Penguji II,

Rudi Djatmiko, S. Hut, MP Ir. HerijantoThamrin, MP Ir. DadangSuprapto, MP NIP. 19700915 199512 1 001 NIP. 19621107 198903 1 015 NIP. 19620101 198803 1 003

Mengesahkan,

Ketua Program StudiManajemenHutan PoliteknikPertanianNegeriSamarinda

Ir. M. Fadjeri, MP NIP. 19610812 198803 1 003

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan petunjuk-nya, penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini.

PKL ini disusun berdasarkan hasil PKL selama kurang lebih 2 bulan di PT. Hanurata Sub Unit Mandu/Kelolokan.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulus hati kepada :

1. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan Doa.

2. Bapak Sumantono, selaku Manajer Camp Unit Kelolokan PT. Hanurata. 3. Bapak Ir. M. Fadjeri, MP, selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan. 4. Bapak Rudi Djatmiko, S.Hut. MP, selaku dosen pembimbing PKL.

5. Bapak Ir. Herijanto Thamrin, MP, selaku penguji I, dan Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP, selaku Penguji II.

6. Seluruh karyawan PT. HANURATA Unit Sangkulirang Sub Unit Mandu/Kelolokan;

Semoga segala bantuan yang telah diberikan dalam kegiatan PKL dan penyelesaian laporan ini, mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini tentunya masih jauh dari sempurna, dikarenakan oleh keterbatasan penulis dalam penguasaan materi, untuk itu kritik dan saran penulis terima dengan tangan terbuka.

Namun penulis berharap informasi yang tersaji didalamnya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya untuk kemajuan perkembangan pengetahuan dibidang Kehutanan.

Kampus Sei Keledang, Mei 2012

(4)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

I. PENDAHULUAN... 1

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN... 3

A. Tinjauan Umum Perusahaan... 3

B. Manajemen Persahaan... 10

C. Waktu dan Tempat PKL... 11

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG... 12

A. Tata Usaha Kayu... 13

B. Bidang Perencanaan... 18

1. Pemeliharaan Batas HPH... 18

2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan... 19

3. Pengolahan Data ITSP... 23

4. Survey Potensi... 24

C. Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)... 29

D. Bidang Pembinaan Hutan... 32

1. Non TPTI... 32

2. Persemaian... 35

IV. KESIMPULAN DAN SARAN... 42

A. Kesimpulan... 42

B. Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA... 44

(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman

1 Struktur Organisasi PT. Hanurata Sub Unit

Mandu/Kelolokan... 46

2 Pemeliharaan Batas HPH... 47

3 Pengambilan Tanah... 47

(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1 Kegiatan yang Dilakukan Selama PKL di PT. Hanurata Sub Unit

Mandu/Kelolokan... 11

2 Rekapitulasi Kegiatan PKL di PT. Hanurata Sub Unit Mandu/Kelolokan... 12

3 Buku Ukur Kayu Bulat... 17

4 Hasil Kegiatan Pemeliharaan Batas HPH... 19

5 Hasil Kegiatan ITSP (Cruising)... 22

6 Hasil Kegiatan Survey Potensi Petak 1208 Jalur 1... 26

7 Hasil Kegiatan Survey Potensi Petak 1208 Jalur 2... 27

8 Hasil Kegiatan Survey Potensi Petak 1208 Jalur 3... 28

9 Rekapitulasi Inventarisasi Flora... 34

10 Hasil Kegiatan Petak Ukur Permanen (PUP)... 35

(7)

BAB I PENDAHULUAN

Hutan merupakan salah satu kekeyaan alam juga penyangga kehidupan, yang mana perlu dikelola dan dilestarikan secara terus menerus sehingga dapat memberikan manfaat secara langsung dan tidak langsung. Di Indonesia sumber daya alamnya sangat beranekaragam. Sumber daya alam yang dikelola secara baik akan mempengaruhi kehidupan masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Dalam rangka memperdalam pengetahuan Mahasiswa dalam mengelolah hutan maka dilakukan Praktik Kerja Lapang (PKL). Kegiatan ini salah satu dari Kurikulum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sebagai persyaratan kelulusan Mahasiswa, sehingga seluruh Mahasiswa semester VI diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini.

Program Studi Manajemen Hutan sebagai salah satu penyelenggara pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda juga tidak terlepas dari kondisi tersebut, sehingga diperlukan pengenalan tentang kegiatan kerja di lapangan pekerjaan secara langsung dengan rangkuman khusus Praktik Kerja Lapang (PKL). Praktik Kerja Lapang sendiri adalah kegiatan Akademik yang wajib dilakukan di lapangan selama periode tertentu untuk menjadikan para mahasiswa lebih memahami bidang studinya.

PKL mahasiswa Program Studi Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dimaksudkan agar mahasiswa peserta PKL dapat mengenal dan memahami setiap kegiatan atau pekerjaan yang dibebankan,sehingga akan dapat membuat suatu pola kerja yang lebih terarah dan sistematik dengan hasil pekerjaan yang lebih optimal dan bertanggung jawab.

(8)

Maksud dan tujuan Praktik Kerja Lapangan mahasiswa Program Studi Manajemen Hutan adalah mahasiswa peserta PKL bias mendapatkan pengalaman kerja dibidang kehutanan baik secara teknis maupun non teknis dan dapat mengaplikasikan teori yang didapat pada saat kuliah serta mengenal dan memahami setiap pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan, sehingga akan dapat membuat suatu pola kerja yang lebih terarah dan sistematik dengan hasil pekerjaan yang lebih optimal. (Anonim, 2012).

Hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL adalah dapat tercapai informasi timbal-balik antara masyarakat pekerja dengan peserta PKL tentang keunggulan dan kelemahan teori-teori kehutanan yang didapatkan dibangku perkuliahan apabila diterapkan di lapangan/ dunia kerja, permasalahan kerja di lapangan dan solusi pemecahannya serta informasi-informasi khususnya disektor kehutanan.

(9)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Hanurata Unit Sangkulirang adalah Perusahaan Swasta Nasional dengan berorientasi pada pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan alam.Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri.No.621/Kpts/UM/12/1973 tanggal 21 Desember 1973 dengan luas 300.000 Ha.Kemudian melalui SK Perubahan (Adendum) No. 518/Kpts-II/1990 tanggal 19 September 1990 dengan luas 299.393 Ha dan SK Perpanjangan IUPHHK No.265/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 dengan luas Areal 151.600 Ha yang terbagi menjadi Unit Sangkulirang dengan luas 144.000 Ha dan Unit Berau dengan luas 7.600 Ha.

Akta Perusahaan dibuat pada tanggal 21 September 1966 No.52 dengan Notaris Adlan Yulizar, Berita Negara RI tanggal 22 Agustus 1967.No. 67, tambahan Berita Negara RI.No.148/1967.Akta perubahan No. 67 tanggal 30 oktober 1997 dengan Notaris Amriyati Sunarhadi, SH.Kemudian akta No. 110 tanggal 15 Juni 2005 dengan Notaris Amriyati Supriyadi, SH. Serta keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor c-21406 ht. 01.04. th.2005 npwp. 01.003.047.6073.000.

PT.Hanurata Unit Sangkulirang dengan kantor pusat yang beralamatkan di Jl.Kebon Sirih No. 67-69 Gedung Graha Hanurata 67 Lantai IV Jakarta dan kantor unit yang beralamatkan di Jl. P. Hidayatullah No. 88 Samarinda, telepon (0541) 741625.

(10)

1. Letak dan luas

PT.Hanurata Unit Sangkulirang berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) luas arealnya terbagi atas Hutan produksi tetap dengan luas 122.500 Ha dan Hutan produksi konservasi mempunyai luas areal 21.500 Ha, sedangkan luas areal berdasarkan RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi) terbagi atas Kawasan Berhutan dengan luas 138.423 Ha dan Kawasan Non Hutan mempunyai luas areal sebesar 12.587 Ha.

Lokasi camp terdapat di Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur dengan mempunyai dua lokasi camp yaitu camp Manubar dengan luas areal 95.700 Ha dengan batas geografis 118o25’-118º50’ BT dan 00º47’-10º15’ LU dengan ketinggian permukaan laut 50-1500 m dpl. Mempunyai batas areal kerja yaitu:

- sebelah Utara adalah PT. Berau Timber, PT. Daysi Timber, TBT. 747 / TH.1993, dan TBT. 718 / TH.1993

- sebelah Selatan adalah Teluk Bakong, Areal Non Hutan / KBNK, dan TBT.756 / 1993

- sebelah Barat adalah Sungai Manubar, PT. Inhutani 1, dan TBT. 97/TH.1977

- sebelah Timur adalah PT. Sima Agung, T. Daisy Timber, TBT. 718 / TH. 1993, dan TBT. 114 / TH. 1977.

Camp Mandu/Kelolokan dengan batas geografis 117º50’-118º09’ BT dan 00º55’-01º19’ LU dengan luas 48.300 Ha dengan mempunyai batas-batas yaitu:

- sebelah Utara adalah PT. Wana Kaltim Lestari Eks. PT. Dwi Warna, TBT. No.136/TH. 1978 dan No. 1370/TH. 1999

(11)

- sebelah Selatan adalah PT. Mandu Palma Lestari dan TBT. No. 05 TV.2/97. TH. 1997

- sebelah Barat adalah PT. Etam Bersama Lestari, dan TBT…../PLAN-ll/SMD/APBN/2004. TH. 2004

- sebelah Timur adalah PT. Inhutani 1, dan TBT. NO. 555/TH. 1991.

Jadi PT. Hanurata Unit Sangkulirang mempunyai luas areal sekitar 144.000 Ha.

Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan, IUPHHK PT.Hanurata Unit Sangkulirang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sangkulirang dan Sandaran Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur.Sedangkan menurut pembagian administrasi kehutanan termasuk dalam Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Sangkulirang.

Desa-desa atau pemukiman penduduk yang ada di dalam dan di sekitar areal kerja IUPHHK PT. Hanurata Unit Sangkulirang antara lain Desa Kerayaan,Tepian Terap, Mandu Saka,Mandu Pantai Sejahtera, Mandu Dalam, yang keseluruhannya termasuk di wilayah Kecamatan Sangkulirang dan Sandaran Kabupaten Kutai Timur.

2. Visi dan misi perusahaan

a. Visi :

Terwujudnyahutanalam produksi lestari pada segenap stake holder kehutanansecara optimal melalui peran,fungsi kepentingan dan tanggung jawab guna menjamin manfaat produksi, manfaat lingkungan hidup dan manfaat lingkungan sosial sehingga tercipta pertumbuhan investasi dibidang

(12)

kehutanan, ekspor dan pemberdayaan masyarakat sekitar serta mendukung pembangunan daerah.

b. Misi :

- Mengelola sumber daya hutan secara profesional dan berwawasan lingkungan untuk membangun perusahaan yang sehat dengan mengutamakan terwujudnya kelestarian hutan, lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

- Memanfaatkan hasil hutan dalam tingkat yang rasional sesuai dengan daya dukung sumber daya hutan melalui kegiatan manajemen hutan yang utuh.

- Melaksanakan pengelolaan hutan berdasarkan aspek-aspek : 1) kelestarian fungsi produksi melalui perencanaan yang matang oleh tenaga profesional kehutanan dan pelaksanaan pembinaan hutan sesuai dengan sistem silvikulturTPTI dan mengadopsi hasil-hasil penelitian yang dilakukan, 2) kelestarian fungsi lingkungan melalui pelaksanaan kegiatan konservasi, penanaman pengayaan dan rehabilitasi, penanaman kanan kiri jalan dan penanaman areal non hutan,mempertahankan dan mengamankan kawasan lindung; dan3) kelestarian fungsi social melalui pemberdayaan masyarakat desa sekitar hutan,penyerapan tenaga kerjalokal.

- kawasan hutan sebagai suatu sumber daya hutan yang akan dikelola secara professional guna memberikan manfaat bagi pembangunan

(13)

regional maupun nasional dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat didalam dan sekitar hutan.

- Melakukan pembinaan sosial, baik berupa bantuan secara material maupun pembinaan kelembagaan ekonomi masyarakat sekitar guna terciptanya peningkatan perekonomian lokal.

- Merencanakan pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTI-I)guna peningkatan potensi tegakan.

3. Kondisi biofisik

a. Fisiografi dan topografi

Areal kerja pengusahaan hutan PT.Hanurata Unit Sangkulirang merupakan dataran dengan ketinggian tempat antara 0 s/d 500 m dpl. Kelas lereng rata-rata berkisar dari :

- Datar ( 0-8 % ) : 95.937 Ha ( 78 % )

- Landai ( > 8-15 % ) : - Ha ( - % )

- Agak curam ( > 15-25 % ) : 23.405 Ha ( 10 % )

- Curam ( > 25-45 % ) : 24.658 Ha ( 12 % )

- Sangat curam ( > 45 % ) : - Ha ( - % )

b. Geologi dan jenis tanah

Areal IUPHHK PT.Hanurata Unit Sangkulirang didominasi oleh tanahtanah tua yaitu kompleks Podsolik Merah Kuning, Litosol dan -Latosol.Disamping itu terdapat juga tanah besar didominasi oleh kompleks Podsolik Merah Kuning, Litosol dan Latosol serta Aluvial dalam jumlah yang lebih kecil.

(14)

Areal kerja pengusahaan hutan terdiri dari formasi geologi (jenis batuan), Alluvium Undak Terumbu Koral, Neogen, Paleogen dan Pratersier.

c. Hidrologi

Areal kerja Pengusahaan Hutan termasuk dalam DAS Sungai Manubar, Penyapanan, Mandu Dalam dan lain-lain.

4. Morfometri sungai

Di Areal IUPHHK PT. Hanurata Unit Sangkulirang mengalir beberapa sungai, di mana sungai yang terpenting adalah sungai Manubar dengan anak-anak sungai lainnya membentuk ekosistem Sub DAS dan sungai ini pun sepanjang tahun berfungsi sebagai sarana transportasi. Selain sungai Manubar juga terdapat beberapa sungai yaitu: S.Penyapaan, S.Manuar, S.Mandu Dalam, S.Nagauman, S. Kalimujan, S.Sangkulirang, S.Kerayaan, S. Tepian Terap, S. Baai, S. Rapak dan S.Suleman

5. Pasang surut/banjir

Areal IUPHHK PT.Hanurata Unit Sangkulirang berlokasi di sisi Timur Kalimantan Timur.Perairan sungai-sungai di areal IUPHHK umumnya tidak secara kuat dipengaruhi oleh arus pasang dan surutnya air laut, kecuali Sungai Suleman.

6. Pola penutupan lahan

Areal IUPHHK PT.Hanurata Unit Sangkulirang termasuk dalam tipe Hutan Tropika basah yang didominasi oleh jenis-jenis kayu dari famili Dipterocarpaceae, yaitu Meranti (Shorea spp.), Keruing (Dipterocarpus spp.), Kapur (Dryobalanops

sp.), dan Bangkirai (Shorea laevis). Sedangkan jenis kayu dari famili non Dipterocarpaceae yang ada antara lain Benuang (Octomeles sumatrana Miq.),

(15)

Nyatoh (Palaquim sp.), Anggi (Sindora sp.), dan lain-lain. Diketahui besarnya AAC maksimum adalah 127.810 m3/tahun.

Kawasan Lindung yang dimiliki PT.Hanurata antara lain:

- Kemiringan > 40 % = 4.048 Ha

- Sepadan Sungai = 2.612 Ha

- Plasma Nutfah = 1.400 Ha

- Buffer Zone = - + Jumlah = 8.060 Ha

Sedangkan untuk Areal Tidak Efektif Untuk Produksi antara lain:

- Kebun Bibit = 1.400 Ha

- PUP = 460 Ha

- Sarana Prasarana = 1.518 Ha + Jumlah = 3.378 Ha

7. Kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat

Masyarakat yang berada di PT.Hanurata sebagian besar berasal dari pendatang khususnya dari Jawa dan Sulawesi.Mereka datang di daerah tersebut untuk berkerja pada perusahaan.Masyarakat asli yang berada di wilayah PT.Hanurata merupakan suku Dayak Basap yang masih menggantungkan hidupnya pada hasil hutan. Desa-desa ini antara lain adalah Desa Mandu/Kelolokan, Kerayaan, Tepian Terap, Mandu Saka dan Mandu Dalam. Sumber perekonomian masyarakat di Manubar sebagian besar berasal dari sektor kehutanan yang dikelola oleh PT.Hanurata. Hal ini berlangsung sudah beberapa puluh tahun dari mulai tahun 1970an yang membuat daerah tersebut tampak ramai jika di bandingkan dengan kondisi wilayah sebelumnya hingga

(16)

sekarang. Seperti halnya desa-desa lain di Kecamatan Sangkulirang, desa Mandu Saka berada di sekitar hutan yang relatif dekat dengan sungai.Desa Mandu Saka mempunyai luas wilayah 140 km2. Kegiatan pembinaan-pembinaan yang di lakukan pada desa-desa ini antara lain sebagai berikut:

- Fasilitas desa: Jalan, Bendungan, Persawahan, Perkebunan/tanaman lahan kering, Mushola, Balai Desa dan Gereja.

- Kegiatan sosial lainnya: Beasiswa, Pengobatan gratis (Klinik/Kunjungan), Honor aparat desa dan lain-lain.

Keberadaan desa-desa tersebut mempunyai implikasi ketergantungan terhadap sumber daya hutan yang cukup tinggi.Hal ini ditunjukan oleh aktifitas pemanfaatan hutan oleh masyarakat untuk kebutuhan energi, lahan untuk ladang atau kebun, maupun sumber pendapatan lainnya relatif cukup besar.

8. Aksessibilitas

Lokasi PT. Hanurata Unit Sangkulirang Sub Unit Kelolokan/Mandu dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan darat (mobil argo) selama ± 9 jam dari Samarinda sampai Kec.Sangkulirang, kemudian dilanjutkan menggunakan angkutan air (speed boat) menuju log pond selama ± 30 menit, setelah itu perjalanan dari log pond ke Base Camp menggunakan mobil angkutan milik Perusahaan selama ± 20 Menit. (Anonim, 2011).

B. Manajemen Perusahaan

Manajemen PT.Hanurata Unit Sangkulirang Sub Unit Mandu/Kelolokan memilki struktur organisasi sebagai berikut Manager Camp yaitu Bapak Sumantono, Asisten Manager Camp Bidang Umum yaitu Bapak Nuryadin, Asisten Manager Camp Bidang Perencanaan Hutan yaitu Bapak Eliansyah,

(17)

A.Md., Asisten Manager Camp Bidang Pemanfaatan Hutan yaitu Hendra Zulfihar S.Hut, dan seksi-seksi lain, untuk lebih jelas dapat dilihat struktur organisasi PT.Hanurata Unit Sangkulirang Sub Unit Mandu/Kelolokan pada lampiran.

C. Waktu dan Tempat PKL

Kegiatan PKL ini dimulai dari tanggal 03 Maret 2012 hingga tanggal 28April 2012 yang berlokasi di PT. HANURATA UNIT SANGKULIRANG SUB UNITMANDU/ KELOLOKAN.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL) dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan selama PKL di PT. Hanurata Sub Unit Mandu/Kelolokan

No Jenis Kegiatan Lokasi Tanggal Keterangan

1 Pemeliharaan Batas HPH 5 – 11 Maret

2012

Dilaksanakan 2 ITSP/Cruising Blok RKT 2013 12 Maret 2012 Simulasi 3 Pengolahan Data ITSP Kantor PT. Hanurata

Sub Unit

Mandu/Kelolokan

12 Maret 2012 Simulasi

4 Pembinaan Masyarakat Desa Hutan

Setiap Desa Binaan 13 – 19 Maret 2012 Dilaksanakan 5 Pembuatan Kawasan Lindung Flora 24 Maret 2012 dan 26 Maret 2012 Dilaksanakan

6 Pemeliharaan Petak Ukur Permanen (PUP)

Blok PUP 29 Maret 2012

dan 31 Maret 2012

Dilaksanakan

7 Persemaian dan Kebun Pangkas

Persemaian 13 April 2012 – 15 April 2012

Dilaksanakan 8 Pengukuran Batang/Log Blok RKT 2011 23 April 2012 Simulasi

(18)

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

Praktik kerja Lapang (PKL) yang telah dilakukan selama+ 2 bulan mulai dari Tanggal 03 Maret sampai dengan 02 Mei 2012 meliputi 7 kegiatan. Hasil Kegiatan-kegiatan yang diperoleh pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL) dapat dilihat pada Tabel2 di bawah ini.

Tabel2.RekapitulasiHasilkegiatan PKL di PT.Hanurata Unit SangkulirangSub UnitMandu / Kelolokan

A. Tata Usaha Kayu (TUK)

Kegiatan Tata Usaha Kayu yang disimulasikan adalah kegiatan pengukuran batang

(log).

1. Dasar teori

Menurut Anonim (1993), Tata Usaha Kayu (TUK) merupakan kegiatan pencacatan setiap gerakan kayu dengan disertai tanda-tanda pada bontos kayu, setiap gerakan kayu bisa berupa transaksi atau juga pemotongan atau perubahan bentuk kayu.

No Jenis Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan

1 Tata Usaha Kayu (TUK) Pengukuran 7 log Simulasi 2 Pemeliharaan Batas

HPH

Jarak yang ditempuh sepanjang

6,8 Km Praktik

3 ITSP/Cruising Inventarisasi 28 Pohon Simulasi 4 Survey Potensi Jarak yang ditempuh 6 Km Praktik

5 Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)

Pemberian obat,honor,dan bensin di lima desa yaitu Kerayaan, Mandu Dalam, Mandu Pantai Sejahtera, Mandu Saka dan Tepian Terap

Praktik

6 Pemeliharaan Petak Ukur Permanen (P.U.P)

Pemeliharaan di 2 PUP yaitu

PUP 1 dan PUP 3 Praktik

(19)

Pencatatan di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) hutan atau di pinggir jalan angkutan merupakan pencatatan awal dari tata usaha kayu. Oleh karena itu akurasi pengukuran, indentifikasi pencatatan dan pelaporannya harus betul-betul dikerjakan secara hati-hati dan teliti. Adapun pencatatan pada setiap bontos kayu tersebut meliputi :

- Nomor batang

- Jenis

- Panjang kayu

- Diameter pangkal kayu

- Diameter ujung kayu

- Rata-rata diameter pangkal dan ujung kayu

- Cacat atau gerowong pada kayu

Sebelum di lakukan pengukuran, maka penetapan nama jenis kayu sangat penting karena harus di cantumkan dalam daftar-daftar atau dokumen-dokumen seperti : Daftar Ukur Kayu, Laporan Hasil Penebangan (LHP). Jika terdapat keraguan dalam menetapkan nama jenis kayu, maka harus di yakinkan dengan memeriksa struktur anatominya. Sedangkan alat – alat yang menunjang kegiatan produksi antara lain adalah chainsaw, buldozer, scidder, willoder, logging dump,

dump truck, eskavator, dan mobil pengangkutan.

Pemegang izin dalam penebangan wajib membuat Buku Ukur di TPN dan LHP di TPK hutan.Laporan Hasil Produksi (LHP) adalah dokumen hasil produksi yang dibuat di TPK yang memuat nomor batang, jenis, panjang, diameter dan volume kayu bulat dan kayu bulat kecil yang diproduksi dari areal tebangan yang telah ditetapkan.LHP wajib disahkan oleh petugas kehutanan yang ditunjuk oleh

(20)

Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. LHC dan LHP dibuat setiap 15 hari sekali atau 2 kali setiap bulannya.

Selain itu, kami juga melakukan orentasi mengenai dokumen-dokumen yang diperlukan didalam kegiatan Tata Usaha Kayu (TUK). Setiap pemegang izin HPH, IPK dan HPH yang akan melaksanakan penebangan pohon, wajib melaksanakan inventarisasi tegakan pohon dan membuat LHC. Laporan Hasil Cruising (LHC) adalah dokumen hasil cruising yang memuat nomor, jenis,tinggi diameter dan volume pohon yang diperoleh dari hasil inventarisasi tegakan pohon pada kawasan hutan dan atau pada areal tebang habis.

Kegiatan Tata Usaha Kayu (TUK) sebenarnya tidak dilakukan dalam PKL ini, namun karena perusahaan sedang dalam persiapan untuk melakukan penebangan maka dilakukan wawancara dan tanya jawab terhadap pekerja di perusahaan tersebut untuk memperoleh ilmu tentang Tata Usaha Kayu (TUK). Pengukuran terhadap kayu bulat juga hanya dilakukan simulasi saja.

2. Tujuan kegiatan

Tujuan dari kegiatan pengukuran batang adalah sebagai berikut :

- Untuk mengetahui/menetapkan panjang kayu, diameter kayu, dan untuk menetapkan volume batang kotor maupun volume batang bersih.

- Untuk menetapkan isi (volume) kayu bulat rimba yang di manfaatkan, antara lain sebagai dasar untuk menentukan harga jual, perhitungan

(21)

laba rugi perusahaan, perhitungan upah dan statistik hasil hutan kayu bulat.

- Untuk mengetahui ciri-ciri kayu maupun cacat yang terdapat pada kayu.

3. Alat dan bahan

- Meteran 50 m dan 5 m

- Form Buku Ukur

- Alat Tulis

- Kalkulator

- No produksi 4. Prosedur kerja

a. Pengukuran diameter

Diameter kayu bulat (D) adalah merupakan rata-rata dari diameter bontos pangkal (Dp) dan diameter bontos ujung (Du) kayu bulat yang bersangkutan dalam kelipatan 1 cm penuh.

Untuk menetapkan diameter bontos pangkal (Dp) di ukur diameter terpendek (d1) melalui pusat bontos, kemudian diukur diameter yang tegak lurus terhadapnya (d2) melalui pusat bontos juga, untuk mengetahui nilai rata-ratanya, dihitung dengan cara ?? ??? ?? ??

? .masing-masing dalam kelipatan 1 cm penuh.

Hasil rata-rata antara d1 dan d2 merupakan diameter bontos pangkal (Dp) dalam kelipatan 1 cm penuh juga. Demikian pula cara penetapan diameter bontos ujung (Du), yaitu rata-rata dari diameter terpendek (d3) melalui pusat bontos dan diameter tegak lurus diameter terpendek (d4) melalui pusat bontos , menggunakan

(22)

rumus yang sama untuk mendapatkan nilai rata-ratanya. Pengukuran diameter dapat dimulai pada bontos yang

mana saja, asal pengukuran dan pencatatannya benar. b. Pengukuran Panjang

Panjang kayu bulat rimba (L) adalah jarak terpendek antara kedua bontos sejajar dengan sumbu kayu bulat tersebut. Panjang diukur kelipatan 10 cm dan diberikan spilasi 10 cm. Langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah menentukan titik dimana akan dimulai pengukuran dan titik di mana akhir pengukuran dengan memperhatikan potongan bontos kayu bulat tersebut.

5. Hasil yang dicapai

Kegiatan pengukuran batang (log) dilakukan di RKT 2011 dengan mengukur panjang dan diameter log, sebanyak 7 batang kayu bulat,untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.

(23)

Tabel 3. Buku Ukur Kayu Bulat Keterangan : Bng = Benuang Krg = Kruing Kpr = Kapur MM = Meranti Merah MK = Meranti Kuning 6. Pembahasan

Dari hasil kegiatan pengukuran batang (log) berhasil mengukur 7 batang kayu dari 5 jenis dengan perolehan volume kayu bulat terbesar adalah pohon Meranti Merah yaitu 11,48 m³ dengan panjang 16,2 m. Sedangkan kayu bulat yang mengandung gerowong adalah Benuang yang panjangnya 13,4 m dan volume 8,3³ dengan gerowong yaitu 11,27%.

Kegiatan pengukuran dilakukan setelah dilakukannya proses pengupasan kulit kayu, sehingga dari hasil pengukuran ini dapat diketahui jumlah total kayu yang akan dikirim. No No Batang Jenis Panjang (M) Diameter Volume (M³) Keterangan Pangka l Ujun g Rata 2 1 78 MM 16,2 110 80 95 11,48 2 74 MM 12,5 77 63 70 4,81 3 354 Kpr 15,2 66 48 57 3,88 4 352 Kpr 11,6 66 56 61 3 5 315 Bng 13,4 89 80 84 8,3 Gr. 11,27 % 6 112 MK 12,8 97 82 89 8 7 82 Krg 16,3 67 57 62 5

(24)

B. Bidang Perencanaan Hutan

1. Pemeliharaan batas HPH a. Tujuan kegiatan

Tujuan kegiatan pemeliharaan batas HPH adalah untuk memperoleh jaminan kepastian kawasan/ areal kerja HPH dengan wilayah sekitarnya.

b. Dasar teori

Pemeliharaan Batas HPH adalah untuk memperjelas dan memelihara batas kawasan yang sudah ada.

c. Alat dan bahan

Kegiatan Pemeliharaan Batas HPH mengunakan alat dan bahan sebagaiberikut :

- Petakerjaskala 1 : 25.000

- Kompas

- Parang

- GPS

- Cat merah + kuas d. Prosedur kerja

Prosedur kerja kegiatan Pemeliharaan Batas HPHadalah sebagai berikut :

- Persiapan alat dan bahan

- Persiapan regu kerja berjumlah 6 orang yaitu :

? 1 orang ketuaregu

? 1 orang kompas man

(25)

? 2 orang perintis jalur

? 1 orang pembantu umum

- Menuju lokasi kerja

- Menentukan titik ikat dilapangan.

- Menentukan arah rintisan

- Memberikan penandaan pada rintis batas blok, menggunakan cat warna merah dengan tanda Plus (+)

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan pemeliharaan Batas HPHdiperoleh hasil pada Tabel 4 di bawah ini : Tabel 4.Hasil Pemeliharaan Batas HPH

No Trayek Jarak Datar (M) Azimuth (°) KET

1 A – B 1600 270 Timur - Barat 2 B – C 1500 270 3 C – D 2000 90 Barat - Timur 4 D – E 1000 90 5 E – F 700 90 Total 6.800 M

2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) a. Tujuankegiatan

Tujuan dari kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan adalah untukmemperoleh data penyebaran pohon yang akan ditebang, yang meliputi jenis, jumlah dan volume pohon guna untuk menetapkan target produksi tahunan pada blok kerja tahunan yang bersangkutan, arah trase jalan, jumlah, dan kapasitas tenaga kerja yang harus disiapkan.

(26)

b. Dasar teori

Inventarisasi tegakan sebelum penebangan(ITSP)/Cruising adalah suatu kegiatan pencatatan, pengukuran, penandaan pohon dalam areal blok kerja tahunan untuk mengetahui data potensi dan jenis pohon yang dapat di panen, dilindungi, pohon inti, dan data medan kerja (jurang, sungai, kawasan dilindungi)

Ruang lingkup penerapan prosedur ini meliputi seluruh kegiatan pelaksanaan inventarisasi tegakan sebelum penebangan yang dilaksanakan oleh perusahaan mulai dari perencanaan/persiapan, pelaksanaan lapangan, kegiatan pemeriksaan lapangan dan pelaporan. (Anonim, 1993).

c. Alat dan bahan

Kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan menggunakan alat dan bahan adalah sebagai berikut :

- Peta kerja skala 1 : 25.000

- GPS

- Kompas

- Tally Sheet Data Ukur Pohon dan Data Ukur Lapangan ITSP

- Parang

- Talinilon 20 m

- Spidol

- Staples tembak + isi

(27)

d. Prosedurkerja

Prosedur kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan adalah sebagai berikut :

- Persiapan alat dan bahan

- Persiapan regu kerja pelaksanaan ITSP berjumlah 8 orang dengan pembagian kerja sebagai berikut :

? 1 orang ketuaregu

? 2 orang pencatat data survey pohon.

? 2 orang pengenal jenis

? 2 orang pemasang label pohon

? 1 orang tukang cat

- Titik awal pembuatan jalur dimulai dari sebelah utara ke selatan yang

- berdasarkan pada hasil PAK.

- Penomoran awal PU dimulai dari angka 1 (satu) arah selatan-utara hingga akhir jalur pertama secara sistematik menyambung pada jalur berikutnya.

- Pembuatan jalur rintis dan PU

- Pemberian label pohon sesuai dengan kelompok, yaitu kelompok pohon dilindungi dan pohon inti dipasang label warna kuning, sedangkan kelompok pohon siap tebang dipasang label warna merah.

- Pengumpulan dan pencatatan data topografi dan pohon dilakukan di masing-masing PU secara sistematis mengikuti arah jalur-jalur inventarisasi.

(28)

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan ITSP dilakukanhanya 1 jalur yang panjangnya 1 Km dengan jumlah yang dikerjakan sebanyak 2 PU dari jumlah keseluruhan 50 PU, setiap PU memiliki luas 20m x 20m. Hasil kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan yang dilakukan dapat menginventarisasi pohon sebanyak 28 pohon, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 5 di bawah ini.

(29)

Tabel 5. Hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan(Cruising) pada Areal RKT2013

No Jenis Diameter Tinggi Volume Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Ressak Arang Jambu-jambu Meranti K Retap Arang Mahang Arang Kapur LL LL Arang LL Jambu-jambu Meranti M Nyantoh Meranti K Meranti P Kapur Kapur Arang Arang Meranti M Kapur Kapur Arang Kapur Arang 20 22 25 40 35 20 22 24 20 22 22 40 22 20 38 35 50 37 30 40 25 20 21 38 50 21 32 100 10 11 9 13 11 9 10 11 10 11 10 11 10 12 14 14 15 18 14 16 13 9 12 14 13 8 13 20 0,22 0,29 0,30 1,32 0,74 0,20 0,27 0,35 0,22 0,29 0,27 0,97 0,22 0,26 1,11 0,94 2,06 1,11 0,69 1,41 0,45 0,20 0,29 1,11 1,79 0,39 0,73 11.00 Jalur 1 Jalur 2

(30)

f. Pembahasan

Kegiatan ITSP menggunakan label merah dan kuning, yang mana label merah untuk pohon siap tebang sedangkan lebel kuning untuk pohon yang dilindungi.

Kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan ini hanya sebuah simulasi/latihan agar mahasiswa mengenal dan memahami proses kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan di lapangan.

3. Pengolahan data ITSP a. Tujuan kegiatan

Tujuan kegiatan pengolahan data inventarisasi tegakan sebelum penebangan adalah sebagai berikut :

- Untuk mengetahui kelompok suatu tanaman/pohon dari data yang diambil dari kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan.

- Untuk mengetahui jumlah jenis, volume, dan pengelompokan sesuai dengan diameter pohon.

b. Dasar teori

Pengolahan Data ITSP adalah suatu kegiatan mengolah data kegiatan ITSP agar mengetahui kelompok suatu pohon, volume, jumlah jenis, dan kelompok jenis sesuai dengan diameter pohon.

c. Alat dan bahan

Dalam kegiatan Pengelohan Data Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :

(31)

- Kalkulator

- Penggaris

- Data ITSP dari lapangan ( LHC )

- Tabel Rekapitulasi ITSP

- Alat tulis d. Prosedurkerja

Prosedur kegiatan pengolahan data inventarisasi tegakan sebelum penebangan adalah sebagai berikut :

- Mempersiapkan alat dan bahan.

- Mengolah data LHC

- Membuat tabel Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan

- Mengelompokkan pohon sesuai jenis dan diameter

- Menghitung volume pohon dari data pengukuran di lapangan.

- Memasukkan hasil pengelompokkan dan perhitungan pada tally sheet

yang telah dibuat. e. Pembahasan

Kegiatan Pengolahan Data ITSP ini hanya sebuah simulasi/latihan agar mahasiswa mengenal dan memahami proses kegiatan pengolahan data Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan yang diambil dari lapangan. Namun berdasarkan hasil simulasi tersebut diperoleh pemahaman dan pelajaran bahwa harus teliti dan cermat dalam mengelompokan jenis-jenis yang ada dan menghitung potensinya.

(32)

4. Survey potensi a. Dasar teori

Survey Potensi adalah kegiatan penilaian terhadap potensi jenis dan volume tegakan yang ada dalam suatu jalur.

b. Tujuan kegiatan

Untuk mengetahui potensi yang ada dalam suatu jalur yang bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya di jadikan RKT selanjutnya.

c. Alat dan bahan

Dalam kegiatan survey potensi menggunakan alat dan bahan sebagai berikut : Peta Kerja Skala 1 : 25.000

- GPS

- Kompas

- Tally Sheet Data Ukur pohon

- Parang d. Prosedur kerja

Prosedur kegiatan survey potensi adalah sebagai berikut :

- Persiapan alat dan bahan

- Persiapan Regu kerja pelaksanaan Survey Potensi berjumlah 8 orang dengan pembagian kerja sebagai berikut :

? 1 orang kompas Men

? 1 orang GPS

? 1 orang pencatat data survey pohon

(33)

? 1 orang perintis jalur

? 1 orang pembantu umum

- Titik awal survey potensi di mulai dari sebelah Selatan ke Utara, Barat ke Timur, dan Utara ke Selatan

- Pencatatan data pohon yang berdiameter di atas 40 cm.

- Dan pengolahan data yanguntuk mengetahui hasil rata-rata kayu dalam M3/Ha

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan survey potensi dilakukan 3 hari dan memperoleh 3 jalur dengan jarak keseluruhan 6000 m, setiap jalurnya berjarak 2000 m. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 6, 7 dan 8 di bawah ini.

(34)

Tabel 6. Data Hasil Survey Potensi Petak 1208 Jalur 1

No Jenis Pohon Diameter Tinggi Volume

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Benuang Kruing Kruing Kapur Kapur Kruing Meranti Merah Kruing Kapur Kruing Kapur Kapur Benuang Benuang Meranti Kuning Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur 50 50 45 40 40 50 47 40 50 45 45 45 45 50 70 40 70 45 48 56 48 40 40 45 42 55 100 40 50 16 16 14 14 14 16 15 14 15 14 14 14 14 16 18 14 18 14 15 16 15 14 14 14 14 16 20 11 17 2,2 2,2 1,67 1,23 1,23 2,2 1,82 1,23 2,06 1,67 1,67 1,67 1,67 2,2 4,85 1,23 4,85 1,67 1,9 2,66 1,9 1,23 1,23 1,67 1,36 2,66 11 1,23 2,1 Total 64,16 M³ Jumlah/Ha 32,08 M³/Ha

(35)

Tabel 7. Data Hasil Survey Potensi Petak 1208 Jalur 2

No Jenis Pohon Diameter Tinggi Volume

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Kapur Meranti Kuning Kapur Kapur Kruing Kapur Kapur Kapur Nyatoh Kapur Kapur Benuang Kapur Kapur Nyatoh Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur 50 40 50 55 50 80 70 60 70 5 90 85 60 40 55 45 40 45 40 60 65 70 65 100 75 16 14 16 17 17 17 15 16 15 18 17 15 14 16 14 13 14 13 15 17 17 18 17 21 19 2,2 1,23 2,2 2,83 2,34 5,98 2,97 4,31 3,32 8,02 6,75 2,97 1,23 2,66 1,67 1,14 2,06 3,36 3,95 4,85 3,95 4,85 3,95 11,15 5,75 Total 83,35 M³ Jumlah/Ha 41,68 M³/Ha

(36)

Tabel 8.Data Hasil Survey Potensi Petak 1208 Jalur 3

No Jenis Pohon Diamete r Tingg i Volume 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kapur Meranti Kuning Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Kapur Benuang Kapur Kapur Benuang Benuang Kapur Meranti Putih Kapur Kapur Meranti Kuning Kapur Benuang Kapur Benuang 45 55 40 40 55 50 40 100 49 50 50 43 40 48 5 60 45 43 55 43 40 42 14 16 14 14 16 15 14 20 15 14 16 14 14 15 15 16 14 14 16 14 14 14 1,67 2,66 1,23 1,23 2,66 2,06 1,23 11 1,98 1,92 2,2 1,42 1,23 1,9 2,06 3,17 1,67 1,42 2,66 1,42 1,23 1,26 Total 49,38 M³ Jumlah/Ha 24,69 M³/Ha f. Pembahasan

Dari kegiatan survey potensi diperoleh data diameter, tinggi, dan volume pohon. Jenis kapur yang paling mendominasi dalam kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini. Jika di lihat pada tabel hasil, potensi dari ketiga jalur tersebut sudah memungkinkan untuk dijadikan RKT selanjutnya. Karena diameter pohonnya sudah masuk dalam kategori pohon siap tebang, yaitu pohon yang diameternya di atas 40 cm. Pencatatan yang dilakukan pada kegiatan survey potensi itu sendiri hanya pada pohon yang berdiameter di atas 40 cm.

(37)

C. Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)

1. Dasar teori

PMDH adalah suatu bidang dalam suatu struktur organisasi perusahaan yang mengurus dan membina masyarakat di sekitar wilayah hutan agar kesejahteraan dan kualitas kehidupan mereka meningkat, serta meningkatkan sarana dan prasarana desa, Seperti pembangunan balai desa, sarana ibadah, membangun jalan untuk sarana transportasi. Inti dari pembinaan masyarakat desa hutan yaitu adanya hubungan baik antara perusahaan dan masyarakat desa, sehingga keduanya dapat berkejasama dengan baik.

2. Maksuddan tujuan kegiatan Maksud dari kegiatan PMDH adalah :

Dapat terjadi perubahan positif pada kelompok sasaran kegiatan PMDH, dalam hal ini lembaga masyarakat desa, Keadaan ini merupakan dampak langsung dari kegiatan PMDH, tetapi bukan hasil langsung dari kegiatan PMDH.

Tujuan dari kegiatan PMDH adalah :

- Meningkatkan akses dan peran serta masyarakat setempat dalam pemanfaatan hasil hutan non kayu dengan mengembangkan pola pemanfaatan lestari hasil hutan non kayu oleh masyarakat setempat.

- Meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif didalam pengelolaan hutan dalam wadah lembaga–lembaga ekonomi masyarakat

(38)

(koperasi-koperasi desa), sehingga masyarakat akan memperoleh manfaat dan keuntungan dari hasil pengelolaan hutan.

- Mengalokasikan lahan didalam areal pengelolaan Unit Manajemen yang telah dan akan dipergunakan untuk perladangan, usaha pertanian lain dan pemukiman serta perkembangannya, sehingga kebutuhan lahan oleh masyarakat dapat terpenuhi dengan tidak mengganggu kawasan hutan efektif yang akan dikelola oleh manajemen.

3. Kegiatan yang dilakukan dalam PMDH

Pengobatan medis dilakukan kesetiap desa dalam waktu 3 kali dalam setahun, dan dalam pengobatan tersebut perusahaan tidak memungut biaya sama sekali (GRATIS). Maka sebelum pengobatan medis yang dilakukan, terlebih dahulu melakukan pengorderan obat-obatan, setelah obat yang di order datang, Maka dilakukan pengecekan kondisi dan menghitung jumlah obat yang telah ada. Setelah pengecekan selesai dilakukan.Yang dilakukan selanjutnya yaitu pengaturan jadwal pengobatan medis dari desa ke desa binaan, Setelah itu penyebaran undangan pengobatan yang dilakukan bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui kegiatan tersebut.

4. Sasarandari kegiatan PMDH

- Terjaganya akses masyarakat terhadap kawasan hutan dalam pemanfaatan hasil hutan non kayu secara lestari sehingga mampu menopang kehidupan masyarakat generas i sekarang maupun generasi mendatang.

- Meningkatnya pendapatan masyarakat yang dapat diperoleh dari pengelolaan hutan oleh Unit Manajemen.

(39)

- Tetap terjaganya hak-hak masyarakat akan kawasan hutan (hak adat atau ulayat),sehingga dapat meniadakan konflik-konflik kepentingan pemanfaatan lahan atau kawasan hutan antara Unit Manajemen dengan masyarakat.

5. Hasil yang dicapai

Kegiatan PMDH berhasil melakukan pengobatan di Setiap Desa Binaa n PT. Hanurata, antara lain: Desa Tepian Terap, Desa Mandu Dalam, Desa Mandu Saka, Desa Mandu Pantai Sejahtera, dan Desa Kerayaan.

6. Pembahasan

Perusahaan mempunyai Humas di setiap Desa Binaan, sehingga jika akan diadakan kegiatan yang bersangkutan dari kegiatan Perusahaan, Humas Perusahaan yang akan memberikan informasi kepada masyarakat, baik melalui aparat Desa maupun dengan cara memberitahukan langsung.

Penyakit yang dikeluhkan masyarakat pada umumnya seperti gatal-gatal dan alergi pada kulit. Hal ini mungkin disebabkan karena kurang diperhatikannya kebersihan lingkungan sekitar oleh masyarakat.

Masyarakat juga sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena disamping tanpa di pungut biaya (gratis) hanya Perusahaan ini saja yang melakukan kegiatan pengobatan. Disamping jarak yang sangat jauh jika ingin berobat ke Kecamatan Sangkulirang.

(40)

D. Bidang Pembinaan Hutan

1. Non TPTI

a. Pembuatan Kawasan Lindung Flora 1) Dasar teori

Kawasan lindung flora adalah suatu areal yang di tunjuk dan dibuat menjadi kawasan lindung dengan tujuan untuk mengetahui dan mengelola jenis flora dan fauna jarang, langka, terancam punah, endemic dan dilindungi pada areal HPH/Unit Manajemen dan kawasan sekitarnya.

2) Alat dan bahan

Kegiatan pembuatan kawasan lindung flora ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :

- Parang

- Tali nilon ukuran 20m

- Staples tembak

- Label kuning

- Cat merah + kuas

- Alat tulis 3) Prosedur kerja

Prosedur kerja kegiatan pembuatan kawasan lindung floraadalah sebagai berikut :

(41)

- Persiapan regu kerja lapangan pelaksanaan pembuatan kawasan lindung flora dan fauna bejumlah 12 orang dengan pembagian kerja sebagai berikut :

? 1 orang ketua regu

? 1 orang kompas man

? 2 orang pengenal jenis

? 1 orang pendataan

? 2 orang pengukur

? 1 orang pemasangan label kuning

? 1 orang tukang cat

? 2 orang perintis jalur

? 1 orang pembantu umum

- Menentukan titik awal di lapangan.

- Mengukur dan merintis menuju batas akhir

- Memberikan label kuning dan cat warna merah strip lurus (I) pada rintis batas petak.

4) Hasil yang dicapai

Kegiatan pembuatan kawasan lindung flora di peroleh hasil pada Tabel 9. Rekapitulasi Inventarisasi Flora berikut.

(42)

No

Nama

Jenis Latin pohon Tiang Pancang Semai

Kelompok Dipterocarpaceae 1 M. Putih Shorea SP 65 17 4 20 2 M Kuning Shorea SP 20 7 1 5 3 M. Merah Shorea SP 17 6 3 6 4 Nyatoh Palaculum Spp ; Payena Spp ; Madhuca Spp 15 4 2 0 5 Kapur Dryobalanops Spp 71 5 8 4 6 Keruing Dryobalanops Spp 10 0 6 0 Sub Total 198 39 24 35

Kelompok Rimba Campuran

1 Terap Artocarpus Spp 8 0 0 1 2 Jabon Anthocephalus Spp 0 1 0 0 3 Ressak Vatica Spp 33 7 1 8 4 Tulang 68 17 14 6 5 Bayur Pterospermum Spp 34 10 10 9 6 Banitan 15 12 2 0 7 Retap 10 2 1 3 8 Kuping 0 3 0 0 9 Jambu Eugenia Spp 63 18 8 4

10 Benuang Octomeles Sumatrana Miq 20 12 5 3

11 Bekatan 36 20 11 7

12 Bolok 1 0 0 0

13 Medang Cinamomum Spp 36 6 7 7

14 Nyamut 17 5 3 2

Sub Total 341 113 62 50

Kelompok Kayu Indah/di Lindungi

1 Ulin Eusiderxylon Zwageri T.et.b 88 14 15 15

2 Arang Dyospiros SP 54 41 27 27

3 Anggi Sindora SP 0 0 0 0

4 Rengas Gluto Attera(King) Ding Hou 0 0 0 0

Sub Total 143 56 42 42

(43)

5) PEMBAHASAN

Dari kegiatan Pembuatan Kawasan Lindung Flora, diperoleh tingkat pohon yang mendominasi adalah Jenis Ulin (Eusidexylon Zwageri T.et.b)

sebanyak 88,dan termasuk dalam kelompok Kayu Indah /di Lindungi. Dan kuping merupakan jenis paling minim dalam kegiatan pembuatan kawasan lindung flora dan itu pun hanya tingkat tiang. Kawasan ini tidak diperbolehkan untuk dilakukannya kegiatan penebangan.

b. Pemeliharaanpetak ukur permanen (PUP) 1) Dasar teori

Pemeliharaan petak ukur permanen adalah suatu kegiatan pembebasan dari tanaman pengganggu(liana) yang berada dalam kawasan PUP, sehingga pertumbuhan tanaman inti tidak terganggu.

2) Alat

Kegiatan petak ukur permanen menggunakan parang. 3) Prosedur kerja

Prosedur kerja kegiatan pemeliharaan Petak Ukur Permanen adalah membersihan didalam blok dengan cara melakukan rintisan terhadap tumbuhan yang dianggap mengganggu tanaman inti.

4) Hasil yang dicapai

Kegiatan PUP dilakukan di 2blok PUP yaitu PUP 1 dan PUP 3 dari. PUP berjumlah 6 PUP yang luas keseluruhannya adalah 24 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 10 di bawah ini.

(44)

Tabel 10. Hasil Pemeliharaan Petak Ukur Permanen (PUP)

No Blok Luas Tanggal Pelaksanaan

1 PUP 1 200 x 200 m² 29 Maret 2012 2 PUP 3 200 x 200 m² 31 Maret 2012

5) Pembahasan

Pada kegiatan PUP tanaman inti yang dibersihkan yaitu jen is kapur,yang total keselurahannya dari 2 PUP tersebut yaitu 8 Ha.

2. Persemaian a. Dasar Teori

Persemaian adalah suatu areal yang di peruntukan menyemaikan dan memelihara jenis tertentu sesuai dengan kebutuhan penanaman.

Macam - macam Persemaian :

- Persemaian Permanen, yaitu tipe persemaian yang menggunakan area yang luas dan di tunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai serta dengan tenaga trampil yang bersedia.

- Persemaian Semi Permanen, yaitu tipe persemaian yang menggunakan areal yang cukup luas dengan alat penunjang yang cukup baik.

- Persemaian Sederhana, yaitu tipe persemaian yang menggunakan area yang terlalu besar.

- Bedeng tabur adalah suatu bedengan yang berisi media atau tanah guna membiakkan biji.

Bedeng Sapih adalah bedengan dengan ukuran tertentu tempat

(45)

bedeng tabur maupunan akan yang digunakan untuk penanaman atau pengayaan.

Sarlon Shade adalah naungan yang dipasang diatas bedeng yang

terbuat dari plastik berbentuk jaring yang mengatur intensitas cahaya matahari yang diinginkan.(Anonim, 1993).

Sungkup adalah nau ngan yang dipasang diatas bedeng untuk tempat

tumbuh tanaman yang berasal dari perbanyakan tanaman melalui stek pucuk.

b. Persiapan media semai 1) Dasar teori

Media semai adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk menyemaikan bibit yang berasal biji, kemudian dipindahkan pada polybag setelah mengeluarkan akar/ tunas.

2) Tujuan kegiatan

Untuk mempercepat pertumbuhan akar/ tunas sehingga dari penyemaian ini di dapatkan presentase tumbuh yang lebih besar.

3) Alat dan bahan

- Sekam

- Bibit tanaman

- Bedeng tabur 4) Prosedur kerja

Prosedur kerja dari kegiatan media semai adalah sebagai berikut.

(46)

- Pencampuran sekam dan top soil dengan perbandingan 1 : 1

- Menabur bibit pada bedeng tabur c. Pengisian polybag

1) Dasar teori

Pengisian polybag adalah suatu kegiatan pengisian tanah ke dalam kantong plastik (polybag) untuk kemudian dijadikan sebagai media tanam. 2) Alat dan bahan

- Tanah

- Polybag ukuran 15 x 20 cm

3) Prosedur kerja

Prosedur kerja kegiatan pengisian polybag di Persemaian adalah sebagai berikut

- Persiapan alat dan bahan

- Tanah digemburkan terlebih dahulu agar mudah dimasukkan ke dalam

polybag

- Memasukkan tanah kedalam polybag

- Menyusun polybag yang berisi tanah pada bak penyimpan polybag. 4) Hasil yang dicapai

Kegiatan Pengisian polybag di persemaian diperoleh dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11.Hasil Kegiatan Pengisian Polybag di Persemaian.

No. Waktu Hasil

(polybag) Jumlah pekerja (orang) HOK (hari/org/hari) Keterangan 1. 20 Maret 2012 848 5 124 2. 21 Maret 2012 641 5 78

(47)

5) Pembahasan

Kegiatan pengisian polybag dilakukan tanpa mengayak tanah terlebih dahulu. Kegiatan berlangsung selama 4 hari yaitu pada tanggal 20 Maret 2012 dengan 124 (HOK), 21 Maret dengan 78 (HOK), 22 Maret dengan 134 (HOK), dan 23 Maret dengan 68 (HOK). Sehingga rata-rata (HOK) adalah adalah 101. Pada hari keempat terjadi penurunan (HOK) karena keterlambatan dalam waktu kerja, namun pada hari sebelumnya yaitu hari ketiga (HOK) meningkat disebabkan faktor keterampilan dan waktu kerja yang lebih efektif.

d. Pengadaan bibit

Pengadaan bibit adalah suatu kegiatan memperoleh bibit/mengadakan bibit.

Kegiatan pengadaan bibit dilakukan dengan 3 cara antara lain :

1) Biji

a) Dasar teori

Biji adalah suatu bakal benih/bibit yang berasal dari tegakan benih atau pohon induk yang belum dikenai perlakuan khusus .

b) Prosedur kerja

Prosedur kerja dari pengadaan bibit berupa biji adalah sebagai berikut

3. 22 Maret 2012 1405 5 134

4. 23 Maret 2012 410 5 68

Total 3304 20 404

(48)

- Mempersiapkan regu kerja

- Pengadaan bibit berupa biji diperoleh dari hutan dengan cara mencari di lantai hutan, di bawah tegakan yang bijinya akan dijadikan bibit.

- Bibit kemudian diletakkan dibedeng tabur, dan setelah mengeluarkan akar atau tunas dipindahkan ke polybag.

c) Hasil yang dicapai

Kegiatan pengadaan bibit dengan cara memanfaatkan biji sebagai bibit memperoleh hasil biji meranti yang berjumlah 100 biji.

2) Anakan alam (cabutan)

a) Dasar teori

Anakan alam (Cabutan) adalah suatu kegiatan untuk memperoleh bibit/anakan dimana bibit atau anakan diambil secara langsung dari hutan dan kemudian dijadikan bibit.

b) Prosedur kerja

Prosedur kerja dari anakan alam yang di peroleh langsung dari hutan adalah :

- Pengambilan anakan/biji langsung dari hutan dimana anakan/bibit yang diambil tidak jauh dari pohon induknya

- Menanam langsung anakan/bibit alam yang diperoleh dari hutan ke polybag.

(49)

c) Hasil yang dicapai

Kegiatan pengadaan bibit dengan cara memanfaatkan anakan alam (cabutan) sebagai bibit memperoleh hasil yang berjumlah 50 bibit meranti.

3) Stek pucuk a) Dasar teori

Stek pucuk adalah kegiatan pemotongan pucuk bibit yang bertujuan untuk perbanyakan tanaman menggunakan gunting stek.

b) Alat dan Bahan

Kegiatan stek pucuk ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:

- Gunting stek

- Sangkup

- Rooton F

c) Prosedur kerja

Prosedur kerja dari kegiatan stek pucuk adalah sebagai berikut :

- Persiapan alat

- Menggunting pucuk yang di anggap layak untuk di stek

- Mengoleskan bagian ujung yang di stek dengan menggunakan

rooton F yang berbentuk pasta

- Menanam pucuk stek pada media tanam di dalam sangkup

d) Hasil yang dicapai

Kegiatan stek pucuk hanya dilakukan dalam satu (1) hari dengan jumlah stek yang diperoleh sebanyak 65 stek.

(50)

e) Pembahasan

Kegiatan stek pucuk yang dilakukan berasal dari bibit kapur yang di tanam di kebun pangkas.Stek pucuk dapat tubuh minimal dalam 21 hari dan maksimal 1 bulan atau lebih dengan media tanam yang ada di dalam sangkup.Media tanam dalam sangkup berasal dari 3 lapisan, yaitu tanah, pasir dan batu.Hal ini bertujuan untuk mengatur dan menahan kelembaban yang ada di dalam sangkup, tanaman yang berasal dari stek pucuk dapat hidup pada suhu 30°.

(51)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan PKL adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan yang dilakukan pada bidang Perencanaan Hutan PT. Hanurata ini lebih mengarah pada segala proses yang berkaitan dengan kegiatan perencanaan hutan, seperti: Pemeliharaan batas HPH, ITSP, Pengolahan data ITSP, dan Survey potensi.

2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang Pembinaan Hutan PT. Hanurata ini lebih mengarah pada pemeliharaanatau peremajaan hutan dalam rangka mewujudkan kelestariannya dimasa depan.Kegiatan-kegiatan yang dilakukanantaralain: Non-TPTI yang meliputi pembuatan kawasan lindung Flora dan Pemeliharaan PUP (Petak Ukur Permanen). Persemaian yang meliputi Pemeliharaan media semai, dan Pengadaan bibit. Kegiatan TPTI sendiri tidak kami lakukan karena terbentur oleh waktu pekerjaan. 3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang Tata Usaha Kayu PT.

Hanurata ini adalah pengukuran batang (log).

4. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) adalah pengobatan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam rangka membangun kinerja bersama, antara PT. Hanurata dengan peserta PKL pada waktu yang akan

(52)

datang yaitu agar tidak ada lagi pengalihan fungsi hutan menjadi lahan perkebunan khususnya dalam areal PT.HANURATA, agar kelestarian hutan alam tetap terjaga.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Petunjuk Teknis Sistem Tebang Pilih Tanaman Indonesia untuk Hutan Alam dan Dataran. Direktorat Jendral Pengusahaan Hutan, Jakarta.

Anonim, 2011. Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Hanurata Sub Unit Mandu/Kelolokan.

Anonim, 2012. Pedoman Praktik Kerja Lapang Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Samarinda.

(54)
(55)

SEKSI ADM. UMUM & PERSONALIA

WA’ADENA. A.Md

STRUKTUR ORGANISASI PT. HANURATA UNIT SANGKULIRANG SUB UNIT

MANDU/KELOLOKAN

MANAGER CAMP

SUMANTONO

ASS. MANAGER BIDANG PERENCANAAN HUTAN

ELIANSYAH, A.Md

ASS. MANAGER BIDANG UMUM

NURYADIN

ASS. MANAGER BIDANG PEMANFAATAN HUTAN

HENDRA ZULFIKAR, S.Hut

SEKSI KEUANGAN

DHARMA CIPTO

SEKSI SARANA & PRASARANA

SUPARNO. S,E

SEKSI TATA HUTAN

SAFAAT, A.Md SEKSI ITSP AMRULLAH SEKSI PWH RAMLAN SEKSI PEMBINAAN MASYARAKAT

DWI NUGROHO. S,Hut

SEKSI PEMBINAAN HUTAN

HERI PURNOMO,A.Md

SEKSI PRODUKSI

SANTOSO

SUB SEKSI ADM. UMUM FITRIYANI SUB SEKSI LINGKUNGAN ADANG PRISTIWANTO, A.Md SUB SEKSI BENDAHARA SARINAH

SUB SEKSI PEMBIBITAN PERSEMAIAN

AFRIZAL, A.Md

SUB SEKSI LITBANG

(56)

Gambar 2. Pemeliharaan Batas HPH

Gambar 3. Pengambilan Tanah

Gambar

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan selama PKL di PT.  Hanurata Sub Unit  Mandu/Kelolokan
Tabel 3.  Buku Ukur Kayu Bulat  Keterangan :  Bng  =  Benuang  Krg  =  Kruing  Kpr  =  Kapur  MM  =  Meranti Merah  MK  =  Meranti Kuning  6
Tabel  5.  Hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan(Cruising)  pada Areal   RKT2013
Tabel 6.  Data Hasil Survey Potensi Petak 1208 Jalur 1  No  Jenis Pohon  Diameter  Tinggi  Volume
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari dua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa laki-laki yang berpoligami sangat jauh dari rasa tanggung jawab, sebagian seorang perempuan yang dipoligami secara ilegal ini

Oleh karena itu mengapa Tari Gandhong harus dan wajib ditampilkan pada acara ritual tersebut, karena dalam serangkaian pertunjukan Tari Gandhong memiliki mantra-mantra

Dalam penulisan hukum ini penulis mengangkat judul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PAUS DARI TINDAKAN ILLEGAL WHALE OVER FISHING PADA TRADISI GRINDADRAP MASYARAKAT KEPULAUAN

Humor yang menjadikan seks sebagai sasaran pembicaraan. Konteks: O1 adalah seorang perempuan yang berumur 35 tahun sedangkan O2 seorang laki-laki yang berumur 40

Setiap penyalahguna narkoba akan mengalami ketergantungan fisik dan mental terhadap hal-hal tertentu yang menimbulkan perubahan fisik dan perilaku. Pecandu narkoba wajib

Dalam perencanaan bendung ini desain bendung didasarkan pada perhitungan debit banjir dari pengolahan data curah hujan Stasiun Mill, Stasiun Tembagapura, dan Stasiun Mile 50.

Sedangkan obyek tiga dimensi merupakan obyek poligon yang memiliki nilai ketinggian, sehingga terbentuk volume dan dapat digunakan untuk representasi relief permukaan

untuk mengontrol suatu plant yang berupa pengendalian suatu ”weight feeder” dengan menggunakan sistem pengontrolan dan monitoring yang dibangun dengan menggunakan