1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (Esri, 1990).
Pertambangan merupakan salah satu bidang yang sangat berkaitan dengan informasi spasial. Baik dari lokasi, letak tambang, luas tambang, batas-batas tambang, jenis tambang maupun informasi kepemilikan tambang dapat direpresentasikan dalam bentuk spasial menggunakan SIG. Umumnya, analisis SIG hanya seputar kenampakan permukaan bumi secara dua dimensi (2D) berbasis koordinat X dan Y. Beberapa software SIG terdapat tools yang memungkinkan untuk membuat model tiga dimensi (3D) dan analisisnya. Diperlukan nilai Z atau informasi ketinggian permukaan bumi dalam membuat model 3D, selain informasi koordinat X dan Y.
Permukaan bumi yang mengalami perubahan yang dinamis, sangat menarik untuk diamati dan dikaji. Salah satunya pada area penambangan terbuka yang masih aktif milik PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT). PT.NNT merupakan salah satu perusahaan tambang milik swasta di Indonesia yang menambang logam emas, perak, dan tembaga yang berlokasi di sebelah barat daya Pulau Sumbawa. Area penambangan terbuka (site) diberi nama Batu Hijau. Penambangan ini sampai sekarang masih beroperasi dan hampir setiap hari menambang logam berharga di site Batu Hijau, sehingga kondisi permukaan bumi di wilayah pertambangan site Batu Hijau selalu berubah, dari relief awal sebelum ditambang yang berbukit sampai setelah beberapa tahun ditambang, terbentuk lubang menyerupai kerucut terbalik dengan kedalaman ratusan meter di bawah permukaan air laut.
2
Perekaman jumlah volume galian pada pertambangan biasanya disajikan menggunakan diagram, tabel maupun grafik. Data volume galian yang mempunyai referensi spasial ini memungkinkan untuk dibuat peta, sehingga reperesentasinya lebih detil, menarik dan mudah untuk dianalisis. Data yang disajikan secara spasial mampu untuk disajikan bersama data tabel, diagram, maupun grafik, sehingga dapat dianalisis nilainya pada data non spasialnya sekaligus dapat diamati agihan spasialnya pada representasi data spasial.
Data spasial yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kontur area penambangan dalam dua kurun waktu yang berbeda. Data permukaan bumi dari dua kurun waktu ini digunakan untuk mengetahui bentuk relief awal dan setelah ditambang. Bentuk relief permukaan bumi lebih aktual untuk diamati dalam model 3D, karena dapat menampilkan elevasi secara langsung dan nyata. Data kontur dalam dua kurun waktu yang berbeda ini dapat digunakan untuk menghitung volume galian dan membuat model 3D area pertambangan.
Software ArcGIS mempunyai 3D Analyst Tool yang mampu untuk
mengetahui volume galian melalui tool cut fill dan aplikasi dasar ArcScene yang mampu menampilkan permukaan bumi dalam bentuk 3D. Hasil cut fill di ArcGIS tidak hanya mengetahui besarnya perubahan yang berupa galian maupun timbunan saja, namun juga dapat diketahui daerah mana saja yang mengalami perubahan, berapa luasnya, dan berapa volume perubahannya. Visualisasi 3D relief permukaan bumi pada ArcScene sangat menarik, karena dapat dirotasikan sampai 360° ke segala arah sehingga relief permukaan bumi tersebut dapat diamati dari arah mana saja dan dalam sudut kemiringan berapa saja, tidak hanya dari sudut kemiringan 0° atau tampak tegak lurus dari atas. Kenampakan 3D pada
ArcScene ini mampu untuk ditampalkan dengan gambar citra yang telah ter-georeference sehingga dapat menyajikan foto/gambar sebenarnya dari permukaan
3 1.2 Rumusan Masalah
Analisis cut fill dan perhitungan volume galian tambang biasanya dikerjakan menggunakan software khusus pertambangan. Data tambang yang digunakan untuk mengetahui volume galian tambang dan pemodelan cut fill ini merupakan jenis data spasial, sehingga memungkinkan untuk dikerjakan menggunakan
software SIG.
Perekaman hasil pertambangan biasanya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram. Karena data pertambangan merupakan data SIG, akan lebih baik jika direpresentasikan dalam bentuk spasial. Untuk mengetahui perubahan relief dan kondisi area penambangan, digunakan representasi data dalam bentuk 3D berbasis spasial.
Software SIG yang digunakan adalah software ArcGIS untuk analisis cut fill
dan perhitungan volume galian serta pemodelan 3D di site Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara. Sehingga timbul permasalahan yang menjawab:
1. Bagaimana software ArcGIS dapat digunakan untuk menghitung volume galian dan analisis cut fill?
2. Bagaimana pemodelan 3D dapat dikerjakan menggunakan software ArcGIS?
3. Apakah software ArcGIS mampu untuk merepresentasikan data 3D?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kemampuan software ArcGIS untuk mengolah data elevasi. 2. Mengetahui perubahan relief area penambangan terbuka Batu Hijau
sebelum ditambang dan setelah beberapa tahun ditambang, dalam model 3D.
3. Menghitung estimasi volume dan luas galian tambang dari analisis cut fill. 4. Mengetahui profil area penambangan, sebelum dan setelah ditambang.
4 1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data pendukung bagi instansi yang memerlukan khususnya Dinas Pertambangan dan Energi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan khususnya di bidang Sistem Informasi Geografi.
1.5 Tinjauan Pustaka
1.5.1 Analisis Cut Fill pada ArcGIS
Data masukan untuk analisis cut fill berupa data raster dengan dua waktu yang berbeda dan batasan daerah yang sama. Data dengan waktu yang lebih awal disebut raster before dan data setelahnya disebut raster after. Nilai koordinat x dan y serta nilai z atau elevasi, harus memiliki satuan yang sama. Jika belum, maka harus dikonversi ke dalam satuan yang sama agar hasil analisis selanjutnya sesuai dan benar. Data pada penelitian ini sudah memiliki nilai koordinat x dan y serta nilai z yang sama, yaitu dalam satuan meter. Metode cut fill menggunakan pendekatan grid pada data raster untuk menghitung volume. Data raster hasil proses cut fill terdapat 3 simbol area, yaitu Net Gain atau timbunan, Net Loss atau galian, dan Unchange atau tetap. Nilai masing-masing simbol dapat dilihat pada tabel atribut. Nilai volume negatif (-) menandakan bahwa area tersebut mengalami penambahan atau timbunan dengan keterangan simbol Net Gain. Nilai volume positif menandakan bahwa area tersebut mengalami pengurangan atau penggalian dengan keterangan simbol Net Loss. Sedangkan nilai volume 0, menandakan bahwa area tersebut tidak mengalami perubahan atau tetap dengan keterangan simbol Unchange.
Lebih jelasnya, dapat dipelajari pada gambar 1.1. File raster before diberi nama Before_Ras, raster after diberi nama After_Ras dan raster hasil cut fill diberi nama OutRas. Before_Ras dan After_Ras memiliki ukuran piksel yang sama, yaitu 4x4 dan setiap piksel mewakili ukuran 10 m di lapangan. Jadi, luas setiap pikselnya adalah 100 m2. Nilai yang tertera pada piksel Before_Ras dan After_Ras merupakan nilai ketinggian/elevasi. Hasil cut fill atau OutRas memiliki 3 nilai, yaitu nilai 1 untuk piksel yang nilai ketinggiannya tetap, berjumah 13 piksel. Nilai
5
2 untuk yang nilai ketinggiannya bertambah, berjumlah 1 piksel. Dan nilai 3 untuk piksel yang nilai ketinggiannya berkurang, berjumlah 2 piksel. Perhitungan luas total diperoleh dari jumlah piksel dikalikan luas setiap piksel. Perhitungan volume diperoleh dari nilai ketinggian Before_Ras dikurangi nilai ketinggian After_Ras kemudian dikalikan dengan luas area.
Gambar 1.1 Bagaimana Proses Kerja Cut Fill pada ArcGIS 10.1 (sumber: ArcGIS 10.1 Help)
Data atribut OutRas dengan nilai 1 terdiri dari 13 piksel, dengan luas area 1300, dan tidak mengalami perubahan volume sehingga nilai volumenya 0. Nilai ini ini diperoleh dari 30 m dikurangi 30 m hasilnya 0 kemudian dikalikan dengan luas total area 1300 m2, hasilnya 0 m3. Piksel OutRas bernilai 2, terdiri dari 1 piksel dengan luas area 100 m2 dan volume timbunan -500. Volume ini diperoleh dari 35 m dikurangi 30 m, hasilnya -5 m kemudian dikalikan 100 m2 diperoleh hasil -500 m3. Sedangkan pada piksel OutRas bernilai 3, berjumlah 2 piksel dengan luas area 200 dan volume galian 400. Volume galian ini diperoleh dari 30 m dikurangi 28 m, hasilnya 2 m kemudian dikalikan 200 m2, diperolah hasil 400 m3. Simbol warna pada OutRas secara otomatis dari software ArcGIS 10.1, berwarna merah pada daerah Net Gain atau yang mengalami timbunan, berwarna biru pada daerah Net Loss atau yang mengalami timbunan, dan berwarna abu-abu
6
untuk daerah Unchange atau volumenya tetap. Simbol warna ini dapat diubah sesuai dengan keinginan dan disesuaikan dengan reresentasi data.
1.5.2 Obyek Tiga Dimensi
Setiap fenomena fisik memiliki lokasi di dalam ruang. Akibatnya, model data yang lengkap harus juga mencakup dimensi yang ketiga (ruang 3 dimensi). Hal ini berlaku untuk permukaan tanah, menara, sumur, bangunan, batas-batas, alamat, peristiwa, dan lain-lain. Di dalam banyak kasus, ketinggian dapat dianggap sebagai atribut suatu obyek, sementara pada kasus yang lain diasumsikan sebagai bagian dari representasi grafis. Sebagai contoh, garis-garis kontur menghubungkan titik-titik ketinggian yang sama hingga ketinggian dapat dianggap sebagai atribut dari garis kontur yang bersangkutan. Untuk garis yang merepresentasikan jalan, bersama dengan validasi ketinggiannya, ketinggian lebih baik jika dianggap sebagai bagian dari deskripsi grafis di dalam tiga dimensi. Singkatnya, jenis atau tipe aplikasi dan keterbatasan praktis juga akan menentukan pilihan mengenai bentuk representasinya (Prahasta, 2002).
Gambar 1.2 Contoh Representasi Obyek Permukaan Tiga Dimensi untuk Permukaan Bumi atau Model Ketinggian (Prahasta, 2002)
Representasi grafis obyek tiga dimensi berbeda dengan obyek titik, garis, maupun poligon. Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana dan tidak memiliki dimensi atau nol dimensi. Contoh data titik misalnya titik sebaran sumur bor. Garis merupakan obyek satu dimensi yang berbentuk linier dan paling sedikit menghubungkan dua titik. Contoh obyek garis misalnya sungai. Poligon merupakan representasi area yang terdiri dari garis-garis dan bersifat tertutup. Poligon termasuk obyek dua dimensi yang mampu menjelaskan luasan maupun
7
sebaran data dalam bidang datar. Sedangkan obyek tiga dimensi merupakan obyek poligon yang memiliki nilai ketinggian, sehingga terbentuk volume dan dapat digunakan untuk representasi relief permukaan bumi.
Kemampuan SIG dalam fungsi analisis spasial, salah satunya adalah 3D
analyst. Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan
presentasi data spasial dalam ruang 3D. Fungsi 3D analyst ini banyak menggunakan fungsi interpolasi. Sebagai contoh, untuk menampilkan data spasial ketinggian, tataguna tanah, jaringan jalan dan utility dalam bentuk model 3 dimensi, fungsi analisis ini banyak digunakan (Prahasta, 2002).
1.5.3 Garis Kontur
Garis kontur merupakan garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang memperlihatkan titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horisontal. Garis kontur +25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama +25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah (Anonim, 2013).
Gambar 1.3 Pembentukan Garis Kontur dengan Membuat Proyeksi Tegak Garis Perpotongan Bidang Mendatar dengan Permukaan Bumi (Anonim, 2013)
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta
8
timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta (Anonim, 2013). Sifat garis kontur, yaitu:
a. Berbentuk kurva tertutup b. Tidak bercabang
c. Tidak berpotongan
d. Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai
e. Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan f. Tidak tergambar jika melewati bangunan
g. Garis kontur yang rapat menunjukkan keadaan permukaan yang terjal h. Garis kontur yang jarang menunjukkan keadaan permukaan yang landai
i. Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai skala peta, jika berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan dengan skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.
j. Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
k. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu
l. Garis kontur yang berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
m. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan gunung
n. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” menandakan suatu lembah/jurang.
Pada suatu peta topografi, interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang
9
tersajikan, interval kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu. Selain menunjukkan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga dapat digunakan untuk:
a. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal section) antara dua tempat.
b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan
c. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai kemiringan tertentu
d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling terlihat (Sumber: Anonim, 2013)
1.5.4 Topologi
Topologi adalah konsep atau metode matematis yang digunakan di dalam mendefinisikan hubungan spasial di antara unsur-unsurnya. Dalam GIS topologi didefinisikan oleh pengguna sesuai dengan karakteristik data seperti garis, poligon maupun titik. Setiap karakteristik data tertentu mempunyai rule atau aturan tertentu. Aturan tersebut secara default telah disediakan oleh software GIS. Toleransi jarak snapping merupakan besarnya toleransi antar jarak feature yang memungkinkan penyambungan antar feature satu dengan feature terdekat (Ostip, 2012).
Gambar 1.4 Toleransi Jarak Snapping (Ostip, 2012)
Feature yang ditopologi adalah titik (point), garis (line), dan poligon.
Aturan yang biasa dipakai dalam topologi garis adalah must not have dangles,
10
Gambar 1.5 Topologi Garis (Ostip, 2012) Macam-macam aturan topologi pada garis:
1. Aturan Must Not Have Dangles berfungsi untuk menampilkan garis yang teruntai atau tidak saling berhubungan sepanjang toleransi jarak snapping, karena biasanya feature garis membentuk jaringan yang saling berkaitan. Sehingga topologi dengan aturan ini akan menampilkan semua garis-garis yang terpotong atau teruntai. Setelah terpilih otomatis oleh software, garis-garis tersebut divalidasi menggunakan beberapa cara, yaitu:
a. Extend atau memperluas : menyambung dangle pada akhir segmen dengan memperluas cakupan garis ke feature di depannya sepanjang jarak snapping terpenuhi. Namun jika tidak masuk dalam toleransi jarak snapping, maka
dangle akan tetap dipertahankan (tidak berubah), hanya obyek yang terpilih
yang akan divalidasi (Ostip, 2012).
b. Trim atau memangkas : menghapus garis pada akhir titik potong yang masuk dalam toleransi jarak snapping. Jika terdapat kelebihan garis setelah akhir titik perpotongan garis, maka lebihan feature garis akan dihapus. c. Snap atau menyambung : akan menyatukan dangle garis ke garis terdekat
yang masuk dalam toleransi jarak snapping, target garis sendiri posisinya tetap. Akan dicari titik ujung terlebih dulu, vertex dan pada akhirnya garis (Ostip, 2012).
11
2. Aturan Must Not Overlap berfungsi untuk menampilkan garis yang saling menumpuk. Hanya ada satu cara untuk validasi aturan ini, yaitu subtract atau mengurangi. Cara ini berfungsi untuk menghapus garis yang saling bertumpuk dan membentuk kesalahan. Pada salah satu kesalahan Must Not Overlap,
subtract akan menampilkan semua feature garis yang saling bertumpuk dan
pengguna menentukan feature yang benar dengan menyeleksi semua garis yang salah dan menghapusnya. Koreksi kesalahan Must Not Overlap ini hanya bisa dilakukan satu per satu.
3. Aturan Must Not Intersect berfungsi untuk menampilkan feature garis yang saling berpotongan atau berkaitan. Ada dua cara untuk koreksi aturan ini, yaitu: a. Subtract atau mengurangi : berfungsi untuk mengurangi atau menghapus segmen garis yang saling menumpuk dengan feature-feature yang membentuk kesalahan. Cara ini dilakukan dengan menyeleksi satu per satu
feature pada kesalahan Must Not Intersect dan menghapus feature-feature
yang tidak sesuai, sehingga hanya terdapat satu feature saja dan telah sesuai. b. Split atau memisahkan : berfungsi untuk memisahkan atau memotong
feature garis yang saling berpotongan menjadi beberapa bagian. Koreksi ini
akan memisahkan feature yang saling berkaitan atau intersect, yang seharusnya menurut pengguna membentuk beberapa feature.
Koreksi Mark As Exception berfungsi untuk mengecualikan rule yang telah diatur pada beberapa kesalahan garis, dengan membenarkan feature yang terpilih salah secara otomatis oleh software. Koreksi ini bisa digunakan pada semua aturan, jika
feature yang dimaksud adalah benar oleh pengguna maka feature tersebut secara
otomatis keluar dari daftar feature yang salah pada rule tertentu.
1.5.5 Software ArcGIS
Environment Science and Research Institute (ESRI) merupakan instansi yang
menciptakan software ArcGIS. Software ini merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS (Geographic Information System), yaitu GIS
desktop, GIS server, dan software GIS berbasis web. Software ArcGIS mulai
12
ArcGIS memiliki kapasitas untuk visualisasi, mengeksplore dan menjawab query baik data spasial maupun non-spasial. ArcGIS terdiri dari 5 aplikasi dasar, yaitu: 1. ArcMap merupakan aplikasi utama dari ArcGIS yang berfungsi untuk
mengolah peta, baik menampilkan, memilih, membuat, editing, dan
layouting.
2. ArcCatalog merupakan aplikasi yang berfungsi untuk mengatur basis data spasial pada ArcGIS.
3. ArcToolbox merupakan aplikasi yang berisi tools untuk menjalankan analisis spasial pada lembar kerja ArcGIS.
4. ArcGlobe merupakan aplikasi yang mampu menampilkan peta dalam bentuk 3D pada bola dunia dan bisa dihubungkan langsung ke internet.
5. ArcScene merupakan aplikasi untuk mengolah data peta dalam bentuk 3D. Karena bervariasinya pengguna ArcGIS, maka ESRI memproduksi software ArcGIS dalam berbagai skala pengguna ArcGIS, yaitu ArcGIS desktop untuk pengguna GIS profesional, ArcObjects diciptakan untuk pengguna yang kreatif dalam memperbarui dan mengembangkan inovasi baru, Server GIS diproduksi untuk pengguna yang belum mengetahui banyak tentang GIS dan hanya menggunakan data spasial lewat aplikasi internet, dan Mobile GIS diproduksi untuk pengguna GIS yang dinamis dan mampu digunakan untuk mengumpulkan data lapangan.
Tabel 1.1 Spesifikasi Software ArcGIS 10.1
No Spesifikasi Uraian Keterangan
1. Nama software ArcGIS Paket software yang banyak digunakan oleh pengguna GIS profesional, dan dirancang untuk GIS dan pemrosesan citra digital 2. Versi/ rilis 10.1 Versi yang terbaru adalah 10.2.2
yang dirilis pada April 2014
3. Diluncurkan tahun 2010 Mulai diproduksi dan digunakan oleh banyak pengguna
4. Vendor/ pembuat Environment Science and
Perusahaan pembuat software SIG yang berasal dari USA.
13
Research Institute
(ESRI) 5. Minimum Hardware:
Processor Intel Pentium 4, Intel Core Duo, atau Xeon
Processors, SSE2
Software ini menggunakan
spesifikasi hardware yang besar karena data yang dapat diolah merupakan data yang kompleks baik data raster maupun vektor. Semakin tinggi kapasitas
hardware yang digunakan, maka
akan lebih mempercepat proses pada saat analisis data
Memori/RAM 2 GB Display
properties
24-bit color depth
Kecepatan CPU 2.2 GHz,
Hyper-threading (HHT)
atau Multi-core Resolusi layar 1024x768 (96 dpi) VGA Card 64 MB RAM Ruang
penyimpanan
2.4 GB
6. Operating system Windows Server 2003, Windows Server 2008, Windows Server 2012, Windows 8, Windows 7, Windows Vista, Windows XP (32 bit dan 64 bit)
Sofware ini dapat beroperasi di
berbagai macam sistem Windows, minimal Windows 2003
7. Kategori software GIS Profesional Dikelompokkan atas tiga komponen, yaitu ArcView (komponen yang fokus ke pengguna data yang
komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah mengedit data spasial), dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprocessing).
Image Processing Viewer
Image processing atau
pengolahan citra software ini termasuk viewer karena kurang memiliki fasilitas format data yang lengkap.
14 8. Struktur data atau
file
Raster dan vektor Mampu menampilkan data baik dari format raster maupun vektor.
9. Format data atau file File utama:
*.shp atau shapefile, merupakan penyimpanan vektor geometris
*.shx atau shape index, merupakan file yang menyimpan indeks dari vektor geometris yang ada pada
shapefile
*.dbf atau attribute format, merupakan file yang menyimpan data-data atau informasi dalam bentuk tabular (kolom) dari masing-masing shapefile dalam bentuk
dbase
File tambahan:
*.prj atau projection format,
merupakan file yang menyimpan informasi tentang sistem
koordinat dan proyeksi yang digunakan
*.sbn dan *.sbx merupakan indeks spasial dari masing-masing feature
*.xml format metadata ArcGIS, berisi informasi mengenai data spasial (Sumber: http://www.esri.com, dengan modifikasi)
1.5.6 Google Earth dan Easy Bing Maps Downloader
Google Earth merupakan tampilan superimposisi gambar globe 3D, yang dikumpulkan dari pemetaan satelit dan foto udara. Hampir seluruh dunia mampu dipetakan dalam Google Earth. Bukan hanya itu, kenampakan foto udara maupun citra satelit dapat diperdetil sampai skala besar dengan kenampakan yang jelas dan rinci. Citra satelit yang ditampilkan terdiri dari citra skala kecil, sedang, dan tinggi yang disusun secara mosaik.
Google Earth yang biasa disebut Earth Virtual, dibuat oleh perusahaan Keyhole.Inc kemudian diambil alih oleh Google pada tahun 2004. Produk ini selanjutnya berganti nama menjadi Google Earth pada tahun 2005. Google Earth terdiri dari 3 versi, yaitu Google Earth yang merupakan versi gratis yang dapat
15
diakses secara bebas namun memiliki beberapa keterbatasan, Google Earth Plus yang memiliki beberepa fitur tambahan, dan Google Earth Pro yang disediakan untuk keperluan komersial. Google Earth Plus dan Pro menyediakan fasilitas pencetakan gambar dengan kedetilan yang lebih tinggi, memungkinkan untuk berinteraksi dengan Global Positioning System (GPS) dan beberapa fitur lainnya yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan versi gratis.
Tabel 1.2 Spesifikasi Google Earth
No Spesifikasi Uraian Keterangan
1. Minimum Hardware
Pentium 3.500 MHz
Google Earth tidak bisa beroperasi pada piranti keras lama.
Semakin tinggi kapasitas
hardware maka akan semakin
mempercepat proses saat menggunakan Google Earth
RAM 128 MB
Ruang Kosong 400 MB Kartu Grafis 3D-capable
graphics card
Resolusi 1024x768
Warna 16-bit
2. Kecepatan Internet 128 KB/detik Kecepatan internet yang lebih cepat dan stabil akan lebih baik digunakan, karena data yang ditransfer cukup besar untuk menampilkan gambar yang detil 3. Operating system Windows XP,
Windows 2000 (bukan Windows Me), Linux, Mac OS
software ini mampu dijalankan di berbagai macam sistem Windows minimal Windows 2000 4. Sistem Koordinat dan Proyeksi Sitem koordinat internal Google Earth
merupakan koordinat geografi dalam bentuk tunggal, Sistem Geodetik Dunia tahun 1984 (WGS84). Dapat diubah dalam bentuk derajat menit detik, derajat desimal, derajat menit desimal, maupun dalam koordinat UTM.
General Perspective
Google Earth menampilkan dunia seperti dilihat dari pesawat atau
16
satelit yang mengorbit.
5 Usia kurang dari 3
tahun
tanggal tercantum pada gambar, minimun usia gambar adalah 2 tahun.
(Sumber: Haryanto, Rudy. “Cerdas Jelajah Internet”, dengan modifikasi)
Menggunaan Google Earth versi gratis, data citra satelit maupun foto udara tidak dapat diunduh secara leluasa. Oleh karena itu, perlu software lain yang membantu dalam mengunduh gambar di Google Earth, salah satunya menggunakan software Easy Bing Maps Downloader. Hanya citra yang terdapat pada Google Earth saja yang dapat diunduh karena Google Earth hanya menyediakan citra dengan waktu perekaman tertentu. Perlu diketahui bahwa hasil unduhan menggunakan Easy Bing Maps Downloader ini bukan berupa citra, tapi berupa gambar citra dengan format *.bmp. Mengunduh menggunakan software ini menyediakan berbagai level zoom, maksimal level 20. Namun, di sebagian besar wilayah Indonesia hanya tersedia maksimal zoom 19. Hasil unduhan menggunakan sistem tiles atau potongan-potongan kecil yang setelahnya harus disatukan atau dimosaik menjadi satu kesatuan gambar citra. Hasil gambar download menggunakan Easy Bing Maps Downloader adalah citra dengan sistem koordinat Geografi WGS84.