• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan SK4 Blok10 Clicking (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan SK4 Blok10 Clicking (1)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1

1..1

1

L

La

atta

ar

r B

Be

ella

ak

ka

an

ng

g

Bunyi pada sendi merupakan gejala yang paling sering terdapat pada pasien Bunyi pada sendi merupakan gejala yang paling sering terdapat pada pasien dengan gangguan TMJ. gejala gangguan TMJ sangat bervariasi. dengan gangguan TMJ. gejala gangguan TMJ sangat bervariasi. Gejala-gejala ini melibatkan komponen-komponen dari TMJ seperti otot, saraf, tendon, gejala ini melibatkan komponen-komponen dari TMJ seperti otot, saraf, tendon, li

ligamgamenen, , jajarinringan gan pepengnghuhububung ng dadan n gigigigi. . PaPada da gagangngguguan an TMTMJ, J, papasisien en bibisasa menderita nyeri hebat yang menyebar sampai ke telinga, mulut tak bisa menutup, menderita nyeri hebat yang menyebar sampai ke telinga, mulut tak bisa menutup, dan pembengkakan yang signifikan.

dan pembengkakan yang signifikan.

liking sebagai salah satu bunyi pada sendi temporomandibula. !e"ara liking sebagai salah satu bunyi pada sendi temporomandibula. !e"ara umu

umum m terdterdapat apat dua dua ma"ma"am am bunbunyi yi sendsendi i yaiyaitu tu kliklikinking g dan dan krekrepitpitus. us. lilikinkingg merupakan keluhan pada sendi temporomandibula yang paling sering. liking merupakan keluhan pada sendi temporomandibula yang paling sering. liking da

dapat pat teterjarjadi di papada da satsatu u ataatau u kekedudua a sesendndi i temtempopororomamandndibibulula a saasaat t gegerarakakann mandibula dan pada semua tujuan dari pergerakan atau pada semua kombinasi mandibula dan pada semua tujuan dari pergerakan atau pada semua kombinasi  pergerakan,

 pergerakan, seperti seperti membuka, membuka, menutup, menutup, protrusi, protrusi, retrusi retrusi atau atau pergeseran pergeseran keke lateral.

lateral.

Bunyi ini terjadi karena adanya perubahan letak, bentuk dan fungsi dari Bunyi ini terjadi karena adanya perubahan letak, bentuk dan fungsi dari kom

komponponen en sensendi di temtemporporomaomandindibulbula. a. BunBunyi yi yanyang g dihdihasilasilkan kan dapdapat at berbervarvariasiiasi,, mulai dari lemah dan

mulai dari lemah dan hanyhanya a terasa oleh pasien hingga keras dan tajam. Bunyi initerasa oleh pasien hingga keras dan tajam. Bunyi ini da

dapat pat teterjarjadi di di di a#a#alal, , pepertrtenengagahahan n dadan n akakhihir r gegerak rak bubuka ka dadan n tutututup p mumululut.t. $mu

$mumnymnya a bunbunyi yi tertersebusebut t hanyhanya a dapdapat at diddidengengar ar oleoleh h penpenderderita, ita, namnamun un padpadaa

1 1

(2)
(3)

 beberaoa

 beberaoa kasus, bunyi tersebut menjadi "ukup keras sehingga dapat didengar olehkasus, bunyi tersebut menjadi "ukup keras sehingga dapat didengar oleh orang lain.

orang lain.

1.2 Skenario

1.2 Skenario

A stud

A student

ent

"omplained that there #as a %"li"k& sound on his ja# joint"omplained that there #as a %"li"k& sound on his ja# joint #hen he opened his mouth a bit #ider and sometimes his ja# joint stru"k out. #hen he opened his mouth a bit #ider and sometimes his ja# joint stru"k out. This bothered mu"h his a"tivities. 'is fa"e looked asymmetri"al. (n mouth "avity This bothered mu"h his a"tivities. 'is fa"e looked asymmetri"al. (n mouth "avity e)

e)amamininatatioionn, , it it ##as as fofounund d ouout t ththat at ththe e mimiddlilinne e oof f ththe e frfroont nt teteeteth h #a#ass asymmetri"al. 'is front teeth #ere "ro#ding, his three lo#er molars peeled off, asymmetri"al. 'is front teeth #ere "ro#ding, his three lo#er molars peeled off, and his o""lusal and in"isal surfa"es of his teeth had been #orn-out.

and his o""lusal and in"isal surfa"es of his teeth had been #orn-out.

1.3 Rumusan Masala

1.3 Rumusan Masala

Dari latar belakang dan skenario di atas dapat di rumuskan

Dari latar belakang dan skenario di atas dapat di rumuskan

beberapa masalah, antara lain sebagai berikut:

beberapa masalah, antara lain sebagai berikut:

1)

1) Apa

Apa def

defnis

nisi kl

i kliki

iking?

ng?

2)

2) Apa saja anato

Apa saja anatomi dan inervas

mi dan inervasi sendi tempor

i sendi temporoman

omandibul

dibular yang

ar yang

berkaitan dengan kliking?

berkaitan dengan kliking?

3)

3) Apa s

Apa saja et

aja etiol

iologi kl

ogi kliki

iking?

ng?

)

) !agai

!agaimana

mana patof

patofsiolo

siologi kl

gi kliking

iking?

?

")

") Apa saj

Apa saja e#ek yan

a e#ek yang ditim

g ditimbulk

bulkan oleh kl

an oleh kliking?

iking?

$)

$) Apa

Apa saja

saja klasi

klasifka

fkasi kl

si kliking

iking?

?

%)

%) !agai

!agaimana

mana pemer

pemeriksaa

iksaan kl

n kliking

iking?

?

&)

&) !agai

!agaimana

mana penat

penatalaks

alaksanaan

anaan klikin

kliking?

g?

')

') Apa s

Apa saja p

aja poin (

oin ( poin

poin anam

anamnesa

nesa?

?

1.! "u#uan Pem$ela#aran

1.! "u#uan Pem$ela#aran

Dari beberapa hal diatas, tujuan pembelajaran yang ingin

Dari beberapa hal diatas, tujuan pembelajaran yang ingin

kami apai, antara lain sebagai

kami apai, antara lain sebagai berikut:

berikut:

2 2

(4)

1*

1* +en

+enyeb

yebutk

utkan def

an defnis

nisi kliki

i kliking

ng

2*

2* +enye

+enyebutk

butkan dan menjel

an dan menjelask

askan anatom

an anatomi dan inervas

i dan inervasi sendi

i sendi

tempor

temporomandibular yang berkaitan

omandibular yang berkaitan dengan kliking

dengan kliking

3*

3* +en

+enyeb

yebutk

utkan etio

an etiolog

logi klikin

i kliking

g

*

* +enje

+enjelask

laskan

an patof

patofsiolo

siologi

gi klikin

kliking

g

"*

"* +enye

+enyebutk

butkan e#ek y

an e#ek yang dit

ang ditimbu

imbulkan k

lkan klikin

liking

g

$*

$* +enye

+enyebutk

butkan dan menj

an dan menjelask

elaskan klasif

an klasifkas

kasi kliking

i kliking

%*

%* +enye

+enyebutk

butkan dan menjel

an dan menjelask

askan ara peme

an ara pemeriksa

riksaan kliking

an kliking

&*

&* +enye

+enyebutk

butkan dan menjel

an dan menjelask

askan penat

an penatalaks

alaksanaan klik

anaan kliking

ing

'*

'* +enye

+enyebutk

butkan poi

an poin ( poi

n ( poin pen

n penting an

ting anamne

amnesa

sa

BAB II

BAB II

"IN%AUAN PUS"A&A

"IN%AUAN PUS"A&A

2.1 De'nisi &liking

2.1 De'nisi &liking

D

Def

efni

nisi

si kl

klik

ikin

ing

g m

mer

erup

upak

akan

an ge

geja

jala

la um

umum

um ya

yang

ng se

seri

ring

ng

dijumpai pada kasus +-* .liking merupakan bunyi tunggal dan

dijumpai pada kasus +-* .liking merupakan bunyi tunggal dan

3 3

(5)

 jelas

 jelas dengan

dengan durasi

durasi singkat

singkat pada

pada +-

+- yang

yang timbul

timbul saat

saat

melakukan gerakan membuka dan menutup /0keson, 2&)*

melakukan gerakan membuka dan menutup /0keson, 2&)*

ed

edan

angk

gkan

an

m

men

enu

urrut

ut

rro#

o#*4

*4ar

aryo

yo

D

Dip

ipoy

oyon

ono

o,

,

klik

kl

ikin

ing

g

merupak

merupakan gejala

an gejala tersering yang menandakan adanya gangguan

tersering yang menandakan adanya gangguan

s

sen

end

di

i

tte

em

mp

po

orro

om

ma

an

nd

diib

bu

ulla

ar

r

diis

d

sllo

ok

ka

as

si

i

d

diis

sk

ku

us

s

a

arrttiik

ku

ulla

arriis

s**

+enur

+enurutny

utnya,

a, peru

perubahan

bahan posi

posisi

si inter

interkus

kuspal

pal menj

menjadi

adi salah satu

salah satu

penyebab terjadinya kliking* 5ntuk melakukan evaluasi terhadap

penyebab terjadinya kliking* 5ntuk melakukan evaluasi terhadap

 jaringan

 jaringan lunak

lunak melakuk

melakukan

an evaluasi,

evaluasi, terutama posisi

terutama posisi diskus maka

diskus maka

dapat dipilih teknik

dapat dipilih teknik radiografs*

radiografs*

end

endapa

apat

t lai

lain

n men

menyeb

yebutk

utkan,

an, bun

bunyi

yi kli

klikin

king

g ada

adalah

lah sua

suatu

tu

suara yang durasi pendek* uara ini relati# kuat terdengar dan

suara yang durasi pendek* uara ini relati# kuat terdengar dan

ka

kadan

dang6k

g6kada

adang

ng sep

seprt

rti

i sat

satu

u tep

tepuk

ukan

an /D

/Dimi

imitr

troul

oulis,

is, dkk

dkk*

* 1''

1''")*

")*

.

.lliik

kiin

ng

g

m

me

erru

up

pa

ak

ka

an

n

s

su

ua

arra

a

y

ya

an

ng

g

ttiim

mb

bu

ul

l

d

da

arri

i

s

se

en

nd

dii

temp

temporo

oromand

mandibula

ibula yang

yang ter

terdenga

dengar

r oleh

oleh pasie

pasien

n dan

dan dokt

doktern

ernya

ya

selama pergerakan mandibula /4arty, 212)*

selama pergerakan mandibula /4arty, 212)*

2.2 Struktur Anatomi (an Iner)asi "M%

2.2 Struktur Anatomi (an Iner)asi "M%

 

(6)

2.2.1 Struktur Anatomi TMJ

Temporo Mandibular Joint *TMJ+ merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia, tulang satu yang lainnya disusun atau dihubungkan oleh persendian. Persendian dapat diartikan sebagai pertemuan antara dua atau lebih tulang  pembentuk dari rangka tubuh. okasi dari persendian Temporo Mandibula berada

tepat diba#ah telinga kiri dan kanan. !endi tersebut berfungsi menghubungkan rahang ba#ah dan rahang atas. !endi Temoporo Mandibula merupakan sendi yang unik karena bilateral dan merupakan sendi yang paling kompleks. Temporo Mandibular Joint *TMJ+ merupakan salah satu sendi yang sangat aktif dan paling sering digunakan, yaitu pada #aktu berfungsi untuk berbi"ara, mengunyah, menggiit, menguap dan lain-lainnya. TMJ juga memungkinkan terjadinya tiga gerakan fungsi utama yaitu membuka dan menutup, memajukan dan memundurkan, serta gerakan ke samping. TMJ terdiri dari beberapa bagian yang terpenting, diantaranya 

1. Kondilus mandibula

ondilus mandibula mempunyai letak dan posisi yang paling baik untuk   bekerja sebagai poros dari pergerakan mandibula. ondilus orang de#asa  berbentuk elips serta kasar, dengan sumbu panjang yang bersudut ke belakang antara lima belas sampai tiga puluh derajat terhadap bidang frontal. iperkirakan kedua ukuran kondilus dan angulasinya sangat individual dan sering ada perbedaan antara kanan dan kiri. ondilus mandibula ukuran dan  bentuknya bervariasi.

2. Diskus articularis

etak kondilus mandibula tidak berkontak langsung dengan permukaan tulang temporal, tetapi dipisahkan oleh suatu dis"us yang halus yang di sebut dengan

(7)

menis"us atau dis"us artikularis. is"us arti"ularis terletak antara kondilus mandibula dan fossa glenoidalis. is"us arti"ularis terbagi dalam tiga bagian  berdasarkan ketebalannya. Bagian tengah adalah bagian paling tipis yang di sebut /ona intermediate. 0ona intermediate memisahkan bagian yang lebih tebal yang disebut anterior band dan posterior band.

3. Fossa Glenoidalis

ondilus mandibual membentuk persendian dengan bagian tulang temporal  pada dasar "ranium. Bagian dari tulang temporal ini berbentuk "ekungan yang di tempati kondilus mandibula. Bagian inilah yang di kenal sebagai fossa glenoidalis. 1ossa glenoidalis "ekung disebelah latero-median dan antero- posterior. Pada bagian yang paling dalam dari fossa ini, tulangnya sangat tipis dan tidak dapat mendukung mandibula. 1ossa glenoidalis padat tetapi tipis dan tertutup oleh jaringan lunak yang tipis sehingga struktur ini tidak dapat menahan beban yang besar.

4. Kapsul sendi

apsul sendi menutupi dis"uss arti"ularis. apsul ini pada bagian atas menempel pada rim fossa glenoidalis dan eminensia arti"ularis. Pada bagian  ba#ah menempel pada kondilus. Pada bagian posterior menempel pada /ona  bilaminer. isebelah anterior, kapsul berhubungan dengan insersi otot  pterygoideus lateralis. isebelah medial, kapsul sendi tipis dan disebelah

lateral lebih tebal dan diperkuat oleh ligament temporomandibula. 5. Ligamen-ligamen sendi

igament merupakan jaringan ikat fibrous avaskuler yang kuat. 2da tiga ligament yang berkaitan dengan TMJ, yaitu ligament temporomandibula, ligament sphenomandibula dan ligament stylomandibula.

6. embran s!no"ial 

(8)

Membrane ssynovial adalah membrane sekretori khusus yang menyediakan nutrient, pelumasan dan pembersihan untuk permukaan sendi serta menanggung beban. Permukaan arti"ular dari sendi dilumasi dan mendapat makanan dari "airan synovial yang dikeluarkan ke kompartemen sendi oleh membrane synovial. 3airan synovial disekresikan dengan jumlah yang "ukup untu bekerja sebagai pelumas. 3airan itu juga membersihkan potongan 4   potongan yang sudah rusak dan sel 4 sel katabolis keluar dari permukaan

sendi.

#. $tot-otot mastikasi

TMJ juga dikontrol oleh otot, terutama otot pengunyahan yang terletak  disekitar rahang dan sendi tomporomandibula. 5alaupun banyak otot pada kepala dan leher, tetapi istilah otot mastikasi biasanya menunjuk pada 6  pasang otot, yaitu otot masseter, otot temporalis, otot pterygoideus lateralis

dan pterygoideus medialis.

!endi temporomandibular *sendi rahang+ merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam sistem stomatognatik *Pedersen, 7889+. Temporomandibular joint merupakan sendi yang bertanggung ja#ab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah dan  berbi"ara yang letaknya diba#ah depan telinga. !endi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut brupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah, berbi"ara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkun"i.

(9)

okasi sendi temporomandibular *TMJ+ berada tepat diba#ah telinga yang menghubungkan rahang ba#ah *mandibula+ dengan maksila *pada tulang temporal+. !endi temporomandibular ini unik karena bilateral dan merupakan sendi yang paling banyak digunakan serta paling kompleks *Pedersen, 7889+.

ondil tidak berkontak langsung dengan permukaan tulang temporal, tetapi dipisahkan oleh diskus yang halus, disebut meniskus atau diskus artikulare. iskus ini tidak hanya perperan sebagai pembatas tulang keras tetapi juga sebagai bantalan yang menyerap getaran dan tekanan yang ditransmisikan melalui sendi. Permukaan artikular tulang temporal terdiri dari fossa arti"ulare dan eminensia artikulare. !eperti yang lain, sendi temporomandibular juga dikontrol oleh otot, terutama otot penguyahan, yang terletak disekitar rahang dan sendi temporomandibular. (tot-otot ini termasuk otot pterygoid interna, pterygoid e)terna, mylomyoid, geniohyoid dan otot digastrikus. (tot-otot lain dapat juga memberikan pengaruh terhadap fungsi sendi temporomandibular, seperti otot leher, bahu, dan otot  punggung *Pedersen, 7889+.

igamen dan tendon berfungsi sebagai pelekat tulang dengan otot dan dengan tulang lain. erusakan pada ligamen dan tendon dapat mengubah kerja sendi temporomandibular, yaitu mempengaruhi gerak membuka dan menutup mulut *Pedersen, 7889+.

!endi temporomandibular, atau TMJ, adalah artikulasi antara kondilus mandibula dan bagian skuamosa tulang temporal *Pedersen, 7889+. ondilus

(10)

ini berbentuk eliptik dengan sumbu panjang berorientasi mediolaterally *Pedersen, 7889+.

Permukaan artikular tulang temporal terdiri dari fosa artikular "ekung dan "embung eminensia artikularis *Pedersen, 7889+. Meniskus adalah  pelana, struktur berserat yang memisahkan kondilus dan tulang temporal. meniskus bervariasi dalam ketebalan pusat, /ona antara tipis tebal memisahkan bagian-bagian yang disebut band anterior dan posterior band. Posterior, meniskus yang berdekatan dengan jaringan lampiran posterior  disebut /ona bilaminar. 0ona bilaminar adalah diinervasi, jaringan pembuluh darah yang memainkan peran penting dalam memungkinkan kondilus untuk  memindahkan fore#ard. Para meniskus dan lampirannya membagi bersama ke dalam ruang superior dan inferior. :uang bersama superior dibatasi di atas oleh fosa artikular dan eminensia artikularis. :uang bersama inferior  dibatasi di ba#ah oleh kondilus tersebut. edua ruang bersama memiliki kapasitas ke"il, umumnya 7"" atau kurang *Pedersen, 7889+.

(11)

Gambar 3.2 !truktur TemporoMandibular Joint *TMJ+

7ambar truktur endi emporomandibula 8ateral

(12)

7ambar truktur endi emporomandibula 9oronal

0tot 6 otot yang berperan pada

+-2.2.2 Persarafan pada Sendi Temporomandibula

(13)

Persarafan sensorik pada sendi temporomandibula yang terpenting dilakukan oleh nervus aurikulotemporalis yang merupakan "abang pertama  posterior dari nervus mandibularis. !araf lain yang berperan adalah nervus massteri"us dan nervus temporal. ;ervus masseteri"us ber"abang lagi di depan kapsul dan meniskus. ;ervus auri"ulotemporal dan nervus masseteri"us merupakan serabut 4 serabut propioseptif dari impuls sakit nervus temporal anterior dan posterior mele#ati bagian lateral muskulus pterigoideus yang selanjutnya masuk ke permukaan dari muskulus temporalis, saluran spinal dari nervus trigeminus. Permukaan fibrous artikular, fibrokartilago, daerah sentral meniskus dan membran sinovial tidak ada persarafannya *;a/ar, <=7=+.

2.2.2.1 Persarafan sensorik pada capsula articularis TMJ

3apsula TMJ disuplai oleh "abang 4 "abang arti"ularis yang mun"ul dari tiga "abang divisi mandibularis dari n. trigeminus *;.>?+ 

•  ;. auri"ulotemporalis *divisi posterior ;.>?+

•  ;n. Temporalis profundi posterior *divisi anterior ;. >?+ •  ;. masseteri"us *divisi anterior ;. >?+

*Baker, <=7@+

(14)

2.2.2.2 Ligamentum pada lateral TMJ

TMJ dikelilingi oleh "apsula yang relatif longgar yang memungkinkan terjadinya dislokasi fisiologis selama pembukaan rahang. !endi distabilisasi oleh tiga ligamentum yaitu ligamentum laterale, ligamentum stylomandibulare, dan ligamentum sphenomandibulare. igamentum yang terkuat adalah ligamentum laterale yang membentang di atas dan menyatu dengan "apsula arti"ularis. *Baker, <=7@+

(15)

2.2.3 Suplai Dara pada Sendi Temporomandibula

i belakang meniskus ada suatu kelompok jaringan ikat longgar yang  banyak berisi pembuluh darah dan saraf. !uplai darah yang utama pada sendi ini oleh arteri maksilaris interna terutama melalui "abang aurikular. 2rteri maksilaris merupakan "abang terminal dari arteri karotis eksterna yang mensuplai struktur di  bagian dalam #ajah dan sebagian #ajah luar. 2#alnya berada di kelenjar parotis,  berjalan ke depan di antara ramus mandibula dengan ligamen sphenomandibula, kemudian ke sebelah dalam dari muskulus pterigoideus eksternus menuju fosa  pterigoideus.

2rteri ini terbagi atas ? bagian yaitu %ars mandibularis yang berjalan mulai dari bagian belakang kolum mandibula sampai ke fosa infratemporalis, pars  pterigoideus yang berada di dalam fosa infratemporalis, pars pter!gopalatinus yang berada di dalam fosa pterigopalatina. aerah sentral meniskus, lapisan fibrous dan fibrokartilago umumnya tidak memiliki suplai darah sehingga metabolismenya tergantung pada difusi tulang yang terletak di dalam dan "airan sinovial.

(16)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ma**ing

3.2 Etiologi &liking

Atiologi disfungsi sendi temporomandibula sampai saat ini masih banyak  diperdebatkan dan multifaktorial, beberapa penulis menyatakan sebagai berikut

Gangguan pada tulang rahang dapat disebabkan oleh faktor dalam dan faktor luar. 1aktor dalam meliputi kelainan ba#aan dan penyakit sistemik.

(17)

!edangkan faktor luar yaitu trauma. Gross dan Matthe# *7887+ berpendapat  bah#a "li"king dapat terjadi karena osteoarthritis. Menurut Jubhari *<==<+, keadaan yang sering ditemui pada pasien dengan gangguan pada sendi temporomandibula adalah osteoarthritis dan osteoporosis pada #anita menopause.

!endi temporomandibula dapat berfungsi dengan baik, keadaan otot 4 otot harus rileks, fleksibel, dan bekerja se"ara simetris. (tot berfungsi sebagai alat stabilisasi yang terpenting dari sendi temporomandibula.

(tot 4 otot yang berperan dalam terjadinya "li"king adalah mus"ulus  pterygoideus e)ternus. !hi"er *789=+ menjelaskan se"ara fisiologis adanya aksi otot yang berla#anan dari normal sebagai akibat dari hiperaktivitas otot. Pada aksi otot yang normal, kepala superior otot melekat pada diskus artikularis dan kepala inferior melekat pada kondilus mandibula. epala superior tidak aktif selama gerak membuka ketika kepala inferior berkontraksi, sehingga diskus artikularis mengikuti kondilus pada saat kondilus melun"ur ke depan. Pada saat menutup mulut, bila kepala inferior relaksasi, kepala superior kembali seperti semula  bersama dengan kepala inferior yang lebih kaku menarik diskus ke belakang. Pada

keadaan hiperaktivitas otot atau tidak terkoordinasinya otot, diskus artikularis diam di tempat pada saat mandibula berpindah ke posterior atau mandibula stabil saat diskus berpindah ke anterior, bisa juga terjadi kombinasi keduanya.

Pernyataan tersebut didukung oleh (gus dan Toller *788=+ yang menyatakan bah#a diskus dapat dianggap sebagai modifikasi tendon dari  perlekatan kepala superior muskulus pterygoideus lateral. alan keadaan normal, otot tersebut berkontraksi untuk menstabilkan cond!le pada eminence bila gigi 4  gigi saling berkontak. Pada sendi yang tidak normal, dimana perlekatan diskus

(18)

lemah atau hilang, kepala inferior tampak diikutkan untuk membantu menstabilkan "ondyle. epala inferior berfungsi terutama untuk membantu gerak  membuka mulut. Pada pasien normal, kepala inferior tidak aktif pada pergerakan rahang yang lain. Pada pasien dengan disfungsi sendi temporomandibula, kepala inferior pada sisi yang terserang, berkontraksi selama menutup mulut *(gus dan Toller, 7887+.

ehilangan gigi dan malposisi akan mengakibatkan perubahan keseimbangan sehingga mengakibatkan ketidakharmonisan oklusi. 'al ini akan  berakibat pula pada sendi temporomandibula, sehingga akan terjadi adanya "li"king. ehilangan gigi dapat mengganggu keseimbangan gigi geligi yang masih tersisa. Gangguan dapat berupa migrasi, rotasi, dan ekstrusi gigi geligi yang masih tersisa pada rahang. Malposisi akibat kehilangan gigi tersebut akan mengakibatkan oklusi tidak harmonis yang akan mengakibatkan disharmoni oklusal. ?@  penyebab kelainan sendi adalah disharmoni oklusal karena ada  perbedaan oklusi sentrik dan relasi sentrik. ehilangan gigi merupakan penyebab

terjadinya ketidakharmonisan dari oklusi sentrik karena hilangnya kontak antara gigi rahang atas dan rahang ba#ah *;eil, 78C?D (gus dan Toller, 7887+.

!tress emosional merupakan penyebab utama disfungsi sendi temporomandibula. Atiologi gangguan sendi temporomandibula multifaktoral. !e"ara umum dibagi menjadi kelainan struktural dan gangguan fungsional. elainan struktural adalah kelainan yang disebabkan perubahan struktur persendian akibat gangguan pertumbuhan, trauma eksternal, dan infeksi. Gangguan fungsional adalah masalah TMJ yang timbul akibat fungsi yang menyimpang karena adanya kelainan pada posisi atau fungsi gigi geligi dan otot kunyah.

(19)

Makro trauma adalah tekanan yang terjadi se"ara langsung, dapat menyebabkan perubahan pada bagian dis"us arti"ularis dan pro"essus "ondylaris. 'al ini mengakibatkan penurunan fungsi pada saat pergerakan, dan pada gangguan fungsional posisi dis"us arti"ularis dan pro"essus "ondylaris dapat berubah se"ara perlahan4lahan yang dapat menimbulkan gejala "li"king.

Menurut Jurnal 2meri"an ental 2sso"iation tahun 788=, 6= to 88 kasus TM merupakan akibat trauma. Trauma yang sederhana seperti pukulan  pada rahang atau sesuatu yang lebih kompleks seperti yang mengenai kepala, leher dan rahang. Penelitian terbaru juga menunjukkan benturan terhadap  pengamanair bag  dalam kendaraan dapat menyebabkan TM.

!etiap sendi dalam tubuh memiliki pergerakan yang terbatas. Jika rahang dibuka terlalu besar dalam jangka #aktu yang lama atau dipaksa terbuka, ligamen  bisa robek. Bahkan ketika rahang dibuka se"ara normal, terdapat dislokasi

sebagian dari sendi temporomandibular. 2kan tetapi, jika rahang dibuka melebihi  batas normal, dislokasi mun"ul atau diskus pemisah bisa rusak.

1aktor-faktor etiologi disfungsi sendi dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu predisposisi, inisiasi, dan perpetuasi. 1aktor predisposisi merupakan faktor  yang meningkatkan resiko terjadinya disfungsi sendi, terdiri dari keadaan sistemik, struktural, dan psikologis. Penyakit sistemik yang sering menimbulkan gangguan sendi temporomandibula adalah rematik.

(20)

eadaan struktural yang mempengaruhi disfungsi sendi temporomandibula adalah oklusi dan anatomi sendi. eadaan yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi oklusi adalah hilangnya gigi-gigi posterior openbite anterior, overbite yang lebih dari 9-E mm, penyimpangan oklusal pada saat kontak retrusi yang lebih dari < mm dan "rossbite unilateral pada maksila.

Berdasarkan studi melalui &lectrom!ograp'! keadaan psikologis yang terganggu dapat meningkatkan aktivitas otot yang bersifat patologis.

1aktor Fnisiasi *Presipitasi+ 1aktor inisiasi merupakan faktor yang memi"u terjadinya gejala gejala disfungsi sendi temporomandibula, misalnya kebiasaan  parafungsi oral dan trauma yang diterima sendi temporomandibula. Trauma pada

dagu dapat menimbulkan traumatik artritis sendi temporomandibula.

Beberapa tipe parafungsi oral seperti grinding, "len"hing, kebiasaan menggigit pipi, bibir, dan kuku dapat menimbulkan kelelahan otot, nyeri #ajah, keausan gigi-gigi. ebiasaan menerima telepon dengan gagang telepon disimpan antara telinga dan bahu, posisi duduk atau berdiriberjalan dengan kepala lebih ke depan *postur tubuh+, dapat mengakibatkan kelainan fungsi fas"ia otot, karena seluruh fas"ia di dalam tubuh saling memiliki keterkaitan maka adanya kelainan  pada salah satu organ tubuh mengakibatkan kelainan pada organ yang lainnya.

1aktor Perpetuasi 1aktor ini merupakan faktor etiologi dalam gangguan sendi temporomandibula yang menyebabkan terhambatnya proses penyembuhan sehingga gangguan ini bersifat menetap, meliputi tingkah laku sosial, kondisi emosional, dan pengaruh lingkungan sekitar.

(21)

$ntuk menegakkan diagnosa maka diperlukan anamnesa yang teliti,  pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, rontgen foto TMJ transkranial juga  panoramik seluruh rahang, kemudian melakukan diagnosa banding.

3.3 Pato'siologi &liking

Pada dasarnya patofisiologi kliking tergantung dari faktor etiologinya. apat terjadi karena faktor tertentu atau multifaktorial. Bunyi sendi *kliking+ terjadi karena adanya perubahan letak, bentuk dan fungsi dari komponen sendi temporomandibula. Bunyi yang dihasilkan dapat bervariasi, mulai dari lemah dan hanya terasa oleh pasien hingga keras dan tajam. Bunyi ini dapat terjadi di a#al,  pertengahan dan akhir gerak buka dan tutup mulut. $mumnya bunyi tersebut

hanya dapat didengar oleh penderita, namun pada beberaoa kasus, bunyi tersebut menjadi "ukup keras sehingga dapat didengar oleh orang lain.

Mekanisme kliking terjadi jika pada gerakan diskus tidak sinkron dengan gerakan kondil. Perpindahan diskus timbul dari beberapa keadaan, salah satunya adalah trauma terhadap sendi sehingga ligamen-ligamen yang bekerja berla#anan degan otot pterygoideus lateralis mengalami ketegangan atau robek. Pada keadaan ini, kontraksi otot menggerakkan diskus maju ketika kondil bergerak maju se#aktu membuka mulut tetapi ligamen tidak dapat mempertahankan diskus, di  posisinya yang tepat saat rahang ditutup, sehingga terjadi kliking saat membuka

dan menutup mulut. liking dapat terjadi karena ketidakteraturan permukaan sendi misalnya karena osteoarthritis. Bunyi kliking ada kaitannya dengan  perubahan posisi kondil dalam fossa mandibularis. Beberapa penelitian tomografi

menunjukkan bah#a pasien yang mengalami kliking mempunyai letak kondil

(22)

yang retroposisi. Menurut 'asson *78C9+, seiring dengan meningkatnya usia, kliking akan lebih sering ditemukan. isamping itu, bertambahnya usia juga mempunyai hubungan dengan bertambahnya pen"abutan gigi. Perubahan pada #aktu dan kekerasan kliking disertai rasa sakit dapat menindikasikan adanya faktor etiologi dan progresif dari gangguan sendi temporomandibular.

Pada beberapa orang, terdapat pebedaan posisi salah satu atau kedua sendi temporomandibula ketika beroklusi. 'al ini sering sekali terjadi pada pasien yang kehilangan gigi posteriornya. epala kondil bisa saja mengalami penekanan terlalu keraas terhadap fossa, dan menyebabkan kartilago diskusi rusak. emudian akan menarik ligamen terlalu kuat. 'al ini menunjukkan, bila oklusi terlalu kuat, akan menyebabkan stress pada kedua sendi rahang.

!etiap kali terdapat kelainan posisi rahang yang disertai dengan tekanan  berlebihan pada sendi dan berkepanjangan atau terus menerus, dapat menyebabkan diskus *meniskus+ robek dan mengalami dislokasi berada didepan kondil. alam keadaan seperti ini, gerakan membuka mulut menyebabkan kondil  bergerak ke depan dan mendesak diskus di depannya. Jika hal ini berkelanjutan, kondil bisa saja melompati diskus dan benturan dengan tulang sehingga menyebabkan bunyi berupa "liking. Fni juga dapat terjadi pada gerakan sebaliknya. !eringkali, bunyi ini tidak disertai nyeri sehingga pasien tidak  menyadari bah#a bunyi tersebut merupakan gejala suatu kelainan sendi temporomandibular.

3.! E+ek &liking

(23)

i antara fossa dan kondil terdapat diskus yang berfungsi sebagai  penyerap tekanan dan men"egah tulang saling bergesekan ketika rahang bergerak. Bila diskus ini mengalami dislokasi, dapat menyebabkan timbulnya bunyi saat rahang bergerak. Penyebab dislokasi bisa trauma, kontak oklusi gigi posterior  yang tidak baik atau tidak ada, dan bisa saja karena gangguan tumbuh kembang rahang dan tulang fasial. ondisi seperti ini dapat juga menyebabkan sakit kepala, nyeri #ajah dan teliga. Jika dibiarkan tidak dira#at, dapat menyebabkan rahang terkun"i.

3., &lasi'kasi &liking

3.!.1 Menurut Posisi Mandibula

lik dekat  bunyi yang terjadi pada posisi kurang dari 7 "m kadang merupakan akibat dari arthritis. lik ini biasanya lebih menimbulkan masalah terhadap orangnya dibandingkan dengan klik lebar yang mana keadaan ini sering merupakan tanda dari kerusakan pada permukaan artikular seperti perubahan arthritis.

lik menengah  bunyi dengan amplitudo lembut atau rendah yang dihasilkan antara 7 "m dan < "m seringkali disebabkan oleh pemisahan pada  permukaan sendi atau dengan pemisahan ligamen temporormandibular di atas

kutub lateral pada kondilus.

lik lebar  klik halus  lembut yang berada pada pembukaan rahang maksimum yang mungkin tanpa  s!mptom. Meskipun demikian yang terjadi

(24)

sebelum maksimum, lebih besar dari < "m, dapat merupakan akibat pada kondilus yang dijalarkan ke band anterior pada meniskus.

3.!.2 Menurut A"al #un$i

3li"king tunggal *single "li"king+ adalah bunyi yang terdengar pada saat membuka mulut, saat kondilus bergerak mele#ati posterior border masuk ke /ona intermediet diskus.

3li"king ganda *double "li"king+ adalah bunyi "li"king yang kedua saat menutup mulut setelah "li"king tunggal terdengar pada #aktu membuka mulut. Bunyi ini terdengar saat kondilus bergerak dari /ona intermediet diskus ke  posterior border.

3.!.3 Menurut Da%id &att

lik halus  bunyi ini dihasilkan dari pembukaan pada lebar-sedang *lebih  besar dari 7 "m+ sering disebut sebagai popping click *bunyi letusan klik+ oleh orang yang mengalaminya, dan seringkali juga didengar oleh individu yang tidak  menderita kelainan TMJ tetapi karena inkoordinasi otot *otot yang tidak  terkoordinasi+. Bunyi 4 bunyi ini biasanya berupa ledakan pendek pada frekuensi rendah dan amplitudo rendah.

Gemerisik halus  bunyi dihasilkan dari posisi pembukaan mulut yang lebar *lebih dari < "m+ bunyi seperti ruas tulang saling bergeser satu sama lain. Bunyi ini biasa ditemukan pada #anita muda pada saat mun"ulnya molar ketiga. Bunyi yang dihasilkan pada frekuensi rendah dan amplitudo rendah. !eringkali  bunyi ini datang dan pergi, dan bahkan pada posisi yang berbeda dari siklus

membuka dan menutup.

(25)

lik keras  bunyi TMJ yang terjadi pada bagian dekat-tengah pada siklus membuka *sekitar 7 "m hingga < "m+ dapat dijelaskan sebagai klik retakan atau  bergeretak. Mun"ulnya bunyi tersebut menunjukkan adanya kelainan spesifik   pada permukaan sendi. Bunyi yang terdeteksi adalah tajam dan mangandung

sejumlah pun"ak amplitudo tinggi yang berarti bah#a permukaan TMJ mengalami abrasi.

Gemerisik keras  bunyi dihasilkan pada pembukaan dekat *kurang dari 7 "m+ bagian  penampang penutupan dari siklus bunyi iuni menyerupai seperti melangkah di atas kerikil. Timbulnya bunyi ini menunjukkan dengan kuat adanya  perubahan arthritis pada TMJ.

3.- Pemeriksaan &liking

3.-.1 Pemeriksaan &linis Sen(i "em*oroman(i$ular

emeriksaan klinis meliputi ange o# motion /0+) dari

sendi

temporomandibular diukur pada pembukaan maksimal

rahang, dengan penggaris, dari tepi ba;ah gigi insisi# yang

terletak tepat di tengah maksila /rahang atas) sampai tepi

atas gigi insisi# yang terletak tepat di tengah mandibula

/rahang ba;ah) pada gigi asli atau pada gigi tiruan* !unyi pada

sendi

temporomandibula diperiksa

dengan

jari

untuk

mendeteksi adanya bunyi klik atau krepitasi* !unyi tersebut

diperiksa saat pembukaan rahang dan penutupan rahang, serta

(26)

diatat apakah terdapat satu kali bunyi atau bunyi yang

berulang*

Deviasi didefnisikan sebagai displaement mandibular dari garis

vertikal imajiner saat mandibula membuka kurang lebih setengah

dari pembukaan maksimal* 7aris vertikal imajiner ini teletak

pada garis tengah rahang saat mulut tertutup* 0tot yang

dipalpasi

adalah

musulus

masseter,

tendon

musulus

temporalis,

musulus

pterigoideus

lateralis,

musulus

pterigoideus medialis, dan musulus digastrius pars anterior

dengan

menggunakan

satu

jari*

!agian

lateral

sendi

temporomandibula dipalpasi e<tra oral " mm dari meatus

austius e<ternus* !agian posterior sendi temporamandibula

dipalpasi dengan jari kelingking di dutus akustikus*

ergerakan mandibula dilakukan dengan pembukaan rahang

maksimal, pergerakan rahang ke samping kanan dan kiri dan

pergerakan rahang ke depan* =yeri yang ada diatat* eluruh

poin pada hasil pemeriksaan fsik berdasarkan Dys#untion inde<

/Di) dijumlah dan diklasifkasikan /hof, dkk* 21)*

 uscular (esistance )esting  penting dalam membantu men"ari lokasi nyeri dan tes terbagi lima, yaitu (esisti"e opening * sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada ruang inferior m.pterigoideus lateral+, (esisti"e closing*sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m. temporalis, m. masseter, dan m. pterigoideus

(27)

medial+, (esisti"e lateral mo"ement *sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m. pterigoideus lateral dan medial yang kontralateral+,  (esisti"e  protrusion*sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m. pterigoideus lateral+ ,  (esisti"e retrusion*sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada bagian posterior 

m. temporalis+.

+licking adalah bunyi singkat yang terjadi pada saat membuka atau menutup mulut, bahkan keduanya. repitus adalah bersifat difus, yang biasanya  berupa suara yang dirasakan menyeluruh pada saat membuka atau menutup mulut  bahkan keduanya. repitus menandakan perubahan dari kontur tulang seperti  pada osteoartrosis. +licking  dapat terjadi pada a#al, pertengahan, dan akhir 

membuka dan menutup mulut. Bunyi ,click yang terjadi pada akhir membuka mulut menandakan adanya suatu pergeseran yang berat. TMJ %clicking  sulit didengar karena bunyinya halus, maka dapat didengar dengan menggunakan stetoskop *auskultasi+.

3.-.2 Pemeriksaan ra(igra'k sen(i tem*oroman(i$ular

Ada beberapa teknik penintraan untuk mendiagnosa

kelainan sendi mulai dari #oto ronsen biasa sampai +>

/uryonegoro, 2%)* omography sendi temporomandibular

dihasilkan melalui pergerakan yang sinkron antara tabung 6ray

dengan kaset flm melalui titik #ulkrum imaginer pada

pertengahan gambaran yang diinginkan termasuk juga 8inear

tomography dan omple< tomography* !eberapa penelitian

menyatakan bah;a tomograf merupakan metode yang baik

(28)

untuk menggambarkan perubahan tulang dengan arthrosis pada

sendi temporomandibular*

5ntuk mengevaluasi posisi kondil pada #ossa glenoid,

tomograf lebih terperaya daripada proyeksi biasa dan

panoramik* eara klinis, posisi kondil tetap merupakan aspek

yang penting dalam melakukan bedah orthognati dan

orthodontic studies* .erugian yang paling besar dalam tomograf

adalah

kurangnya

visualisasi

jaringan

lunak

sendi

temporomandibular, juga pada radiography biasa*

 erdapat

dua

tehnik

arthgraphy

pada

sendi

temporomandibular* ada single6ontrast arthography, media

radioopak diinjeksikan ke rongga sendi atas atau ba;ah atau

keduanya* ada double6ontrast arthography, sedikit udara

diinjeksikan ke dalam rongga sendi setelah injeksi materi

kontras*enelitian menunjukkan bah;a tidak ada perbedaan

antara kedua tehnik* -ika sejumlah keil bahan kontras medium

air disuntikkan pada ruang superior dan in#erior sendi, diskus

artikularis dan perlekatannya akan terlihatbatasnya dan

posisinya bisa dilaak sepanjang pergerakan mendibula*

!agaimanapun, hanya ruang interior yang dibutuhkan

untuk menetapkan posisi normal dan abnormal dari diskus

tehadap hubungannya dengan kondil selama translasi* !entuk

(29)

ruang sendi /synovial avities) akan bervariasi tergantung

perubahan mulut apakah membuka atau menutup dan kondil

akan bertranslasi kedepan pada eminensia* Arthrogram ini

merupakan satu6satunya metode yang tersedia untuk melihat

hubungan yang sebenarnya antara diskus dan kondil yang dapat

divisualisasikan, dan ia sangat penting untuk pnegakkan

diagnosis pada kelainan internal yang terjadi*

.eakuratan diagnosa posisi diskus &@ sampai 1@

dibandingkan

dengan

the

orresponding

ryosetional

morphology dan dari penemuan bedah* er#ormasi dan adhesi

 juga dapat ditunjukkan dengan teknik ini* enelitian6penelitian

telah menunjukkan pentingnya diagnosis dan identifkasi

kerusakan sendi temporomandibular internal* enelitian yang

baru6baru

ini

dilakukan

dengan

menggunakan

tehnik

arthography,

menunjukkan

bah;a

arthography

dapat

meningkatkan keakuratan diagnosa per#orasi dan adhesi diskusi

endi emporomandibular dengan +>*

ada tahun 1'&, omputed tomography /9) mulai

diaplikasikan ankilosis sendi temporomandibular, #raktur kondil,

dislokasi dan perubahan osseous*

ada laporan terdahulu, keakuratan dalam penentuan

lokasi diskus tinggi /&1@) jika dibandingkan dengan 9 dan

(30)

penemuan bedah* !eberapa laporan mempertimbangkan bah;a

9 dapat menggantikan proyeksi arthrograpy dalam diagnosis

dislokasi diskus pada kelainan sendi temporomandibular*

!agaimanapun, keakuratan dari penentuan dislokasi diskus

hanya sekitar @6$%@ pada 9 dalam studi material spesimen

autopsi* .eakuratan dalam perubahan osseus dari sendi

temporomandibular dalam 9 dibandingkan dengan material

adaver sekitar $$@6&%@* !eberapa laporan menunjukkan

bah;a bukti arthrosis dalam radiogra# dapat atau tidak dapat

dihubungkan dengan gejala klinis nyeri dis#ungsi* -adi pasien

tanpa perubahan osseus hanges di sendi temporomandibular,

bisa saja merasa nyeri, dan asien tanpa gejala abnormalitas

tulang bisa bebas nyeri* 9 bukanlah metode yang baik untuk

mendiagnosa kelainan sendi temporomandibular*

!eberapa penelitian telah membandingkan +i sendi

temporomandibular dengan arthography dan 9* 4asil +> juga

dibandingkan dengan observasi anatomi dan histologi* ada

penelitian

terhadap

spesimen

autopsi,

keakuratan

+>

mengevaluasi perubahan osseus adalah $@ sampai 1@ dan

keakuratan mengevaluasi dislokasi diskus adalah %3@ sampai

'"* emua penelitian diatas menunjukkan bah;a +> adalah

(31)

metode terbaik untuk penitraan jaringan keras dan jaringan

lunak sendi temporomandibular*

!eberapa penelitian menunjukkan bah;a dislokasi diskus

yang ditunjukkan +> ternyata memiliki hubungan dengan

liking, nyeri, dan gejala dis#ungsi endi emporomandibular lain*

etiap

kali

nyeri

klinis

dan

gejala

dis#ungsi

sendi

temporomandibular ditemukan tanpa adanya dislokasi diskus

pada +> maka diduga diagnosis penintraan tersebut #alse

positive atau #alse negative*

alaupun beberapa penelitian menyetujui bah;a nyeri

otot adalah salah satu aspek utama kelainan +-, bukti

perubahan patologis otot pengunyahan tidak diperhitungkan

dalam diagnosis penitraan* !eberapa laporan menunjukkan +>

tidak hanya merupakan metode yang akurat untuk mendeteksi

posisi diskus tetapi juga merupakan teknik potensial untuk

mengevaluasi perubahan patologis oto pengunyahan pada

kelainan endi emporomandibular* Akan tetapi, tidak ada

laporan yang menghubungkan abnormalitas otot penguyahan

pada +> dengan gejala klinis*

3. Pera/atan &liking

era;atan untuk gangguan sendi temporomandibula

adalah rumit yang disebabkan berbagai #aktor, seperti salah

(32)

diagnosa, salah pengertian terhadap etiologi, dan respon yang

tidak spesifk /.urnikasari, 211)* 7ejala6gejala berhubungan

dengan #aktor psikofsiologis sehingga pera;atannya juga

harus seara fsik dan psikologis dan menggunakan metode

reversible sebelum yang irreversible, dan pera;atannya harus

multidisipliner antara dokter gigi /ahli prostodonsia, ahli

bedah mulut, dan ahli ortodonsia), ahli #armasi, ahli

psikologi, ahli terapi fsik, ahli psikiatri, dan ahli neurologi*

!erbagai

terminologi

dalam

melakukan

pera;atan

gangguan sendi temporomandibular antara lain terapi #ase > dan

#ase >>* Base > yaitu pera;atan simptomatik, teramsuk pera;atan

yang reversible seperti pera;atan dengan obat, terapi fsik,

psikologik, dan pera;atan dengan splin*

Base

>>

yaitu

pera;atan irreversible, termasuk

pera;atan

ortodontik,

pemakaian

gigi tiruan ekat, penyesuaian oklusal, dan

pembedahan*

Beberapa "ontoh pera#atan bedah antara lain menikoplasty yang dilakukan melalui insisi preauri"ular dilakukan arthrotomi. ilakukan mobilisasi menis"us dengan melepaskan perlekatan, kemudian menis"us dijahit ke postero lateral. M:F post operasi memperlihatkan bah#a menis"us tidak permanen.

(33)

Menisektomi yang dilakukan jika menis"us tidak dapat di mobilisasi dengan baik atau terjadi kerusakan pada menis"us. apat dilakukan flap menggunakan m. temporal sebagai pengganti menis"us.

Materi artifi"ial menggunakan materi ini untuk menggantikan menis"us. 2rthroskopi ilakukan untuk mengeluarkan /at penyebab inflamasi, serta obat anti inflamasi dapat disuntiukkan langsung ke persendian yang meradang, kemudian dilakukan insisi pada perlekatan.

!anyak tindakan yang dikemukakan dalam literatur,

yang pada garis besarnya dapat disimpulkan yakni pera;atan

#ase > terdiri dari komunikasi dengan pasien* Dijelaskan kepada

pasien bah;a gejala6gejalanya bukan disebabkan oleh kelainan

struktur atau penyakit organik tetapi suatu kelainan yang

reversible yang mungkin berhubungan dengan pola hidup pasien,

sehingga pasien lebih peraya diri dan timbul kerjasama yang

baik

antara

dokter

dengan

pasien* etelah

mendapat

in#ormasi dari dokter yang mera;atnya diharapkan pasien dapat

menghilangkan kebiasaan6kebiasaan seperti lenhing atau

para#ungsi*

era;atan sendiri C fsioterapi C terapi fsik yaitu pasien

dapat melakukan sendiri kompres dengan lap panas* 9aranya di

atas lap diletakan botol berisi air panas, lama terapi 161" menit

dilakukan terus 6 menerus sekurang6kurangnya 3 minggu*

(34)

emijatan sekitar sendi, sebelumnya dengan krim mengandung

metil salisilat* elanjutnya latihan membuka6menutup mulut

seara perlahan tanpa terjadi deviasi, dilakukan di depan ermin*

9aranya garis median pasien ditandai, lalu pasien disuruh

membuka6menutup mulut di depan ermin tanpa terjadi

penyimpangan garis median*

Bisioterapi dengan alat berguna untuk menghilangkan

nyeri, relaksasi otot superfsial, menaikan aliran darah

superfsial*

=

/ransutaneous

letrial

=erve

timulationE, untuk mengurangi nyeri* 7 /letro 7alvanie

timulationE, menegah perlekatan jaringan, menaikan sirkulasi

darah, stimulasi sara# sensorik dan motorik, serta mengurangi

spasme* 5ltra ound menghilangkan oedema, vasodilatasi

pembuluh darah, mengurangi nyeri, memobilitasi jaringan ikat

kolagen, dan relaksasi otot*

era;atan dengan obat analgetik: aspirin, asetaminophen,

ibupro#en* Anti inFamasi: =A>D /=on teroid Anti >nFamasi

Drugs), yaitu napro<en dan ibupro#en* Antian<iety: diaGepam*

+usle rela<ants: ylobenGaprine /Fe<eril)*

8okal anastetik:

lidokain dan mapivakain*

+emakai alat di dalam mulut splin oklusal atau

mihigan splin* plin ini terpasang dengan ekat pada

(35)

seluruh permukaan oklusal gigi gigi rahang atas atau rahang

ba;ah* ermukaan yang berkontak dengan gigi la;an datar

dan halus* ermukaan oklusal splin sesuai dengan gigi la;an,

dengan maksud untuk menghindari hipermobilitas rahang

ba;ah*

Bungsi splin oklusal adalah menghilangkan gangguan

oklusiH menstabilkan hubungan gigi dan sendiH merelaksasi ototH

menghilangkan kebiasaan para#ungsiH melindungi

abrasi

terhadap gigiH mengurangi beban sendi temporomandibulaH

menghilangkan

rasa

nyeri

akibat

dis#ungsi

sendi

temporomandibula

berikut

otot6ototnyaH sebagai

alat

diagnostik

untuk memastikan

bah;a

oklusi yang

menyebabkan rasa nyeri dan gejala6gejala yang sulit diketahui

sumbernya*

Ada 2 tipe splin oklusal, yaitu splin stabilisasi dan spin

reposisi* embuatan splin stabilisasi dengan hubungan rahang

atas dan rahang ba;ah pada posisi sentrik* .riteria untuk

pemakaian splin ini apabila masalahnya murni dari otot tapi

sendi dalam keadaan normal, maka dibuat splin ini, juga pada

keadaan dimana untuk menapai keadaan treatment position

pada kasus internal derangement menyebabkan nyeri, adanya

degenerati# sendi, keadaan nyeri sendi dan otot tanpa dapat

(36)

didiagnosa dengan tepat* plin ini dipakai 6$ bulan dipakai

setiap ;aktu keuali makan*

plin eposisi /epositioning splint atau +0A: +andibular

0rthopaedi epositioning ApplianeI* !ila gejala yang diderita

pasien diantaranya ada deviasi /rahang yang menyimpang),

adanya kliking sendi yang diindikasikan adanya inkoordinasi

diskus6kondilus /interkoral derangement) maka diperlukan splin

reposisi dengan maksud mereposisi rahang ba;ah ke posisi

normal dan mengembalikan keseimbangan tonus otot ( otot

pengunyahan, juga menghilangkan kliking* 4ubungan antara

diskus, kondilus, dan #ossa glenoidalis menjadi ' bagian, dan ia

menganjurkan mengembalikan kondilus ke posisi C% dapat

mengurangi dan menghilangkan berbagai keluhan dan gejala

dis#ungsi

sendi temporomandibula, dan dibuat pada rahang

ba;ah*

plin reposisi

bertujuan untuk menghilangkan gejala

pergeseran diskus dengan reduksi kliking resiprokal, kliking

;aktu membuka mulut terjadi saat gerak translasi kondilus

dimulai, dan kliking ;aktu menutup mulut terjadi sebelum

menapai oklusi maksimal* plin dipasang sesaat sebelum kliking

resiprokal ketebalannya tidak boleh mele;ati Bree;ay pae*

(37)

!ila gejala6gejala gangguan

sendi

temporomandibula

sudah hilang pada pasien dan posisi kondilus sudah stabil pada

tempatnya, otot6otot pengunyahan

sudah normal, kondisi

psikologik pasien sudah stabil, postur tubuh sudah normal

maka dapat dilakukan pera;atan #ase kedua, yaitu pera;atan

ortodontik, pembuatan gigi tiruan ekat, pembuatan gigi tiruan

lepasan /overlap, penyesuaian oklusal, penabutan, dan bedah

tergantung dari kebutuhan pasien*

3.' Poin ( Poin Anamnesa 3.'.1 Pengertian Anamnesis

(38)

2namnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan le#at suatu  per"akapan antara seorang dokter dengan pasiennya se"ara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data  pasien beserta permasalahan medisnya.

3.'.2 Tu)uan Anamnesis

Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang  permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. 2pabila anamnesis dilakukan dengan "ermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga  bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis. !e"ara umum sekitar 9=-E= kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis yang benar.

Tujuan berikutnya dari anamnesis adalah untuk membangun hubungan yang baik  antara seorang dokter dan pasiennya. $mumnya seorang pasien yang baru  pertama kalinya bertemu dengan dokternya akan merasa "anggung, tidak nyaman dan takut, sehingga "ederung tertutup. Tugas seorang dokterlah untuk men"airkan hubungan tersebut. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan dokter dan pasiennya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-tahap  pemeriksaan selanjutnya.

(39)

3.'.3 Jenis Anamnesis

2da < jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni 2utoanamnesis dan 2lloanamnesis atau 'eteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap  pasiennya. Pasien sendirilah yang menja#ab semua pertanyaan dokter dan men"eritakan permasalahannya. Fni adalah "ara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk men"eritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.

Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk  menja#ab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk  men"eritakan permasalahnnya. 2namnesis yang didapat dari informasi orag lain ini disebut 2lloanamnesis atau 'eteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek  sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis.

3.'.* Sistematika Anamnesis

!ebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis seorang dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terle#at. !istematika ini juga berguna dalam pembuatan status

(40)

 pasien agar memudahkan siapa saja yang memba"anya. !istematika tersebut terdiri dari 

7. ata umum pasien

<. eluhan utama

?. :i#ayat penyakit sekarang

6. :i#ayat penyakit dahulu

@. :i#ayat penyakit keluarga

9. :i#ayat kebiasaansosial

E. 2namnesis sistem

7. ata umum pasien

a. ;ama pasien

!ebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.

 b. Jenis kelamin

!ebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya

". $mur  

Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang digunakan untuk menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk 

(41)

memperkirakan kemungkinan penyakit yang diderita, beberapa  penyakit khas untuk umur tertentu.

d. 2lamat

2pabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat sekarang saja tetapi juga alamat pada #aktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya.

ata ini kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya #abah,  penyakit endemis atau untuk data epidemiologi penyakit.

e. Pekerjaan

Bila seorang dokter men"urigai terdapatnya hubungan antara penyakit  pasien dengan pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan

sekarang tetapi juga pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

f. Perka#inan

adang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasie n

g. 2gama

eterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak   boleh *pantangan+ seorang pasien menurut agamanya.

h. !uku bangsa

(42)

Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang  berhubungan dengan rassuku bangsa tertetu.

<. eluhan $tama

eluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat atau men"ari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan beberapa keluhan sekaligus, sehingga seorang dokter harus jeli dan "ermat untuk menentukan keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya. Pada tahap ini sebaiknya seorang dokter sudah mulai memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang berhubungan dengan keluhan utama tersebut. Pemikiran ini akan membantu dalam mengarahkan  pertanyaan-pertanyaan dalam anamnesis selanjutnya. Pertanyaan diarahkan untuk 

makin menguatkan diagnosis yang dipikirkan atau menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.

?. :i#ayat Penyakit !ekarang

ari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk  menegakkan diagnosis. Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 6 unsur utama dalam anamnesis ri#ayat penyakit sekarang, yakni  *7+ kronologi atau perjalanan penyakit, *<+ gambaran atau deskripsi keluhan utama, *?+ keluhan atau gejala penyerta, dan *6+ usaha berobat. !elama melakukan anamnesis keempat unsur ini harus ditanyakan se"ara detail dan lengkap.

(43)

ronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan mun"ulnya keluhan atau gejala penyakitnya. !etelah itu ditanyakan bagaimana  perkembangan penyakitnya apakah "enderung menetap, berfluktuasi atau  bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya datang men"ari pertologan medis. 2pakah mun"ulnya keluhan atau gejala tersebut bersifat akut atau kronik, apakah dalam perjalanan penyakitnya ada faktor-faktor yang men"etuskan atau memperberat penyakit atau faktor-faktor yang memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut bersifat serangan maka tanyakan seberapa sering atau frekuensi mun"ulnya serangan dan durasi atau lamanya serangan tersebut.

eluhan atau gejala penyerta adalah semua keluhan-keluhan atau gejala yang menyertai keluhan atau gejala utama. alam bagian ini juga ditanyakan usaha  berobat yang sudah dilakukan untuk penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan dan obat-obat apa saja yag sudah diminum.

6. :i#ayat Penyakit dahulu

!eorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang ri#ayat penyakit dahulu se"ara lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.

@. :i#ayat penyakit eluarga

(44)

$ntuk mendapatkan ri#ayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak  "ukup hanya menanyakan ri#ayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga ri#ayat kakeknenek, pamanbibi, saudara sepupu dan lain-lain. $ntuk beberapa penyakit yang langka bahkan dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi untuk menderita penyakit yang sama.

9 :i#ayat ebiasaan!osial

Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi  penyebab penyakit yangini diderita pasien tersebut. Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien mempunyai kebiasaan merokok atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan berapa banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan dengan pasien usia remaja atau de#asa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya ri#ayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-lain.

E. 2namnesis !istem

2namnesis sistem adalah sema"am revie# dimana seorang dokter se"ara singkat dan sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien. eluhan ini mungkin saja tidak berhubugan dengan  penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga merupakan informasi berharga

yang terle#atkan.

(45)

3.'.! +esimpulan Anamnesis

Pada akhir anamnesis seorang dokter harus dapat membuat kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan. esimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa diagnosis tunggal atau diagnosis banding dari beberapa  penyakit. esimpulan yang dibuat haruslah logis dan sesuai dengan keluhan utama pasien. Bila menjumpai kasus yang sulit dengan banyak keluhan yang tidak  dapat dibuat kesimpulannya, maka "obalah dengan membuat daftar masalah atau keluhan pasien. aftar tersebut kemudian dapat digunakan untuk memandu  pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan, sehingga  pada akhirnya dapat dibuat suatu diagosis kerja yang lebih terarah.

BAB I0

PENU"UP

&ESIMPULAN

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat kami tarik

kesimpulan bah;a

kliking adalah gejala kelainan sendi temporomandibular  yang terjadi karena dislokasi diskus artikulare sehingga kondil berbenturan dengan tulang. Penyebab dislokasi bisa trauma, kontak oklusi gigi posterior yang tidak baik atau tidak ada, dan bisa saja karena gangguan tumbuh kembang rahang dan tulang fasial. ondisi seperti ini dapat juga menyebabkan sakit kepala, nyeri #ajah dan teliga. Jika dibiarkan tidak dira#at, dapat menyebabkan rahang terkun"i.

(46)

$ntuk mendiagnosa kliking tidak "ukup hanya dengan pemeriksaan subyektif dan klinis saja tetapi harus dilakukan pemeriksaan radiografik. Teknik  radiografik seperti artografi, magnetic resonance imaging *M:F+, yang menggambarkan jaringan lunak, dan tomografi, biasanya dibutuhkan adanya kondisi kelainan lain. Pera#atannya meliputi pera#atan bedah maupun non  bedah. Tindakan pera#atan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

DABA 5A.A

Aryanti * enanggulangan 7angguan endi emporomandibula

Akibat .elainan 0klusi eara .onservati#* kripsi* +edan:

B.7 55* 2'H 1"61'*

!aker, ri * 21"*

 Anatomi untuk Kedokteran Gigi Kepala &

Leher. -akarta : 79 !uku .edokteran*

9arlsson

7,

+agnusson

*

1'''*

+anagement

o# 

 emporomandibular disorders in the general dental pratie* 1st

ed* 9hiago: Juintessene ubl* 9o* >n*

(47)

9astaneda * 0lussion* Dalam: .aplan A, Assael 8A*

 emporomandibular

Disorders:

Diagnosis

and

reatment

hiladelphia: ! aunders 9o* 1''1*

9lark

7*

he

temporomandibular

joint

repositioning

appliane: a tehniKue #or ontrution insertion and adjusment*

 - 9raniomand rat* 1'&$, : 3&6"*

Da;son * 1'%* valuation, Diagnosis and reatment o# 

0lusal roblems* aint 8ouis: he 9*L* +osby 9o*

di<on D9* Diagnosis imanging o# the temporomandibular joint*

Dent 9lin =orth Am 1''1H "36&*

7reen * 0lusal plint /!ite lanes)* 9linial Dentistry* 1'&*

4arper , +ish 9* 2* 9linial indiations #or altering

vertikal

dimension

o#

olusion

/online)*

Available

at:

robm*iadrjournals*org /diakses 13 Agustus 2")*

4arty, B*-* dan * 0gston* 212*

Kamus Kedokteran Gigi. jakarta :

79 !uku .edokteran*

4iltunen .* emporomandibular Disorders in he lderly: A "

 Mear Bollo;65p o# ign and ymptoms o# +D* 5niversity o# 

4elsinki* 2H p*11632*

(48)

4olt

9* A

implifed

plint

ehniKue #or

>nternal

Derangements o# he +-* .ursus ingkat pera;atan >nternal

Derangement* 262" 0ktober 1'', -akarta* 1''*

.aplan

A,

Assael

8A* emporomandibular

Disorders:

diagnosis and reatment hiladelphia, 8ondon: !* aunders

9o* 1''1*

+ohan , Alling 99* Baial pain, 3rd ed* hiladelphia: 4eat

BebigerH 1''1*p* 26*

=aGar, DA* 21*

 Anatomi Sendi Temporomandibula.

+akalah*

+edan : 5niversitas umatera 5tara*

0gus,

4*0

dan

*A

oller*

1''1*

Gngguan

Sendi

Temporomandibula. -akarta : 4ipokrates*

0keson -* +anagement o# emporomandibular disorders and

0lusion* 3

rd

 ed* t* 8ouis: +osby Mear !ook* 1''3*

edersen, 7* 1''$*

Bukuajar Praktis Bedah Mulut 

* -akarta : 79*

ertes A* Buntional Anatomy and !iomehanis o# +-:

9linial

+anagement

o# emporomandibular Disorders

N

0ro#aial ain* 9hiago: Juintessene ublishing 9o, >n* 1''"*

am#jord * 0lusion* 3rd ed* hiladelphia: !* aunders 9o*

1'&3*

(49)

ihard , !erg .* Diagnosis o# the temporomandibular joint*

*!* aunders 9ompanyH1''3*

obert -* =euromusular dental diagnosis and treatment*

>shiyaku uro6Ameria, >nH 1''*p*2'*

hara;y +* Development and linial anatomy and physiology o# 

the temporomandibular -ointH 1'&: 361$*

tegenga !* +- 0steoarthrosis and >nternal Derangement,

Diagnoti and herapeutib 0ut ome Assessment* hesis*

7roningen* ijks 5niversiteit* 1''1*

 he Amerian Aademy o# 0ro#aial pain* emporomandibular

disorders, 7uide lines #or lasifation, assessment and

managent, +9 =eil, > 9harles /eds), 2nd ed* Juintessene*

ublishing 9oH 1''3*p*22*

5ppgaard 0* 1'''* aking 9ontrol o# +-* 0akland: =e;

4arbinger ubliations >n*

5einberg 2. Te"hniHue for temporomandibular joint radiography. J Prosthet ent 78E< <C6-?=C.

5haites A. Assential of dental radiography and radiology. ondon 3hur"hill iving !toneD 788<.p. <E8-?7?.

5orth 'M.Prin"iples and pra"ti"e of oral radiologi" interpretationD 789?.p.989. 1rommer ''. radiology for dental au)iliariesD 7889.p.<6=-7.

Gambar

Gambar 3.2 !truktur TemporoMandibular Joint *TMJ+

Referensi

Dokumen terkait

Biaya produksi ini terdiri dari biaya sewa tanah, biaya tenaga kerja, biaya bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan dan biaya lain-lain. Sebagai gambaran tentang segala

Dalam persamaan regresi suatu penelitian, nilai koefisien pada masing- masing variabel independen (luas lahan, benih, pupuk kandang, pupuk urea, tenaga kerja) harus

Skripsi dengan judul “Analisis Keterampilan Guru dalam Mengadakan Varasi pada Pembelajaran Tematik Kelas II di SDN Purwantoro 2 Malang” adalah hasil karya saya,

Sedangkan pasar yang berada di bawah naungan peradaban materialisme dan filosofi kapitalisme tidak lain adalah miniatur hutan rimba dimana yang kuat memangsa yang

Empedu, suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan

Informasi yang diberikan dirancang hanya sebagai panduan untuk penanganan, penggunaan, pemrosesan, penyimpanan, pengangkutan, pembuangan, dan pelepasan secara aman dan tidak

Pada klien 1 (Sdr.A/23 tahun) intervensi yang di lakukan, memberikan posisi semi fowler, menganjurkan latihan nafas dalam dan batuk efektif, sedangkan kolaborasi

Seorang guru (pendidik) bahasa adalah juga seorang Linguis atau Praktisi atau penerap Linguis yang menguasai dengan baik bahasa siswa maupun bahasa asing yang diajarkannya