BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Tes fungsi hati atau lebih dikenal dengan liver panel atau liver function test Tes fungsi hati atau lebih dikenal dengan liver panel atau liver function test adalah sekelompok tes darah yang mengukur enzim atau protein tertentu di dalam adalah sekelompok tes darah yang mengukur enzim atau protein tertentu di dalam darah anda. Tes fungsi hati umumnya digunakan untuk membantu mendeteksi, darah anda. Tes fungsi hati umumnya digunakan untuk membantu mendeteksi, menilai dan memantau penyakit atau kerusakan hati.
menilai dan memantau penyakit atau kerusakan hati.
Biasanya jika untuk memantau kondisi hati, tes ini dilakukan secara berkala. Biasanya jika untuk memantau kondisi hati, tes ini dilakukan secara berkala. Atau dilakukan juga ketika memiliki risiko perlukaan hati, ketika memiliki penyakit Atau dilakukan juga ketika memiliki risiko perlukaan hati, ketika memiliki penyakit hati, atau muncul gejala-gejala tertentu seperti jaundice (ikterus).
hati, atau muncul gejala-gejala tertentu seperti jaundice (ikterus).
Untuk tes ini diperlukan contoh darah yang diambil dari pembuluh balik (vena) Untuk tes ini diperlukan contoh darah yang diambil dari pembuluh balik (vena) umumnya pada lengan pasien. Dan sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan umumnya pada lengan pasien. Dan sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan per-siapan khususkecuali tes dilakukan bersamaan dengan tes lain
siapan khususkecuali tes dilakukan bersamaan dengan tes lain yang mungkin memer-yang mungkin memer-lukan persiapan khusus.
lukan persiapan khusus.
Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia. Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia. Ber-lokasi di abdomen (perut) bagian atas kanan dan di balik rusuk-rusuk bagian bawah. lokasi di abdomen (perut) bagian atas kanan dan di balik rusuk-rusuk bagian bawah. Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang ber- bahaya
bahaya bagi bagi tubuh. tubuh. Ia Ia juga juga menghasilkan menghasilkan faktor-faktor, faktor-faktor, protein protein dan dan enzim enzim pem- pem- bekuan
bekuan darah, darah, membantu membantu keseimbangan keseimbangan hormon, hormon, serta serta menyimpan menyimpan vitamin vitamin dandan mineral. Empedu, suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran mineral. Empedu, suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan kemudian.
untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan kemudian.
Pelbagai penyakit & infeksi dapat menyebabkan kerusakan akut maupun kronis Pelbagai penyakit & infeksi dapat menyebabkan kerusakan akut maupun kronis pada hati, menyebabkan
pada hati, menyebabkan peradangan, luka, sumbatan saperadangan, luka, sumbatan saluran empedu, kelainan luran empedu, kelainan pem- pem- bekuan darah, dan
bekuan darah, dan disfungsi hati. disfungsi hati. Alkohol, obat-obatan, dan Alkohol, obat-obatan, dan beberapa suplemen beberapa suplemen her- her- bal, serta
bal, serta racun juga bisracun juga bisa memberikan a memberikan ancaman. Jika ancaman. Jika besarnya kerusakan besarnya kerusakan cukup ber-cukup ber-makna, maka akan menimbulkan gejala-gejala jaundice, urine gelap, tinja berwarna makna, maka akan menimbulkan gejala-gejala jaundice, urine gelap, tinja berwarna keabuan terang, pruritus, mual, kelelahan, diare, dan berat badan yang bisa keabuan terang, pruritus, mual, kelelahan, diare, dan berat badan yang bisa ber-kurang atau bertambah secara tiba-tiba. Deteksi dini penting untuk diagnosis lebih kurang atau bertambah secara tiba-tiba. Deteksi dini penting untuk diagnosis lebih awal guna minimalisasi kerusakan dan menyelamatkan fungsi hati.
awal guna minimalisasi kerusakan dan menyelamatkan fungsi hati.
Laboratorium adalah tempat untuk menganalisa sampel dan mengeluarkan hasil Laboratorium adalah tempat untuk menganalisa sampel dan mengeluarkan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan secara medis,
yang dapat dipertanggung jawabkan secara medis, penegakkan diagnosa dokter dapatpenegakkan diagnosa dokter dapat merujuk dari hasil yang diperoleh dari laboratorium. Sampel pemeriksaan merujuk dari hasil yang diperoleh dari laboratorium. Sampel pemeriksaan
laboratorium dapat berupa urin, darah, tinja dan sputum. Dalam pemeriksaan fungsi hati di gunakan beberapa parameter pemeriksaan yaitu SGPT, SGOT, GGT dan Alkali phosphat.
Pada pengujian kerusakan hati, gangguan biokimia yang terlihat adalah peningkatan permeabilitas dinding sel, berkurangnya kapasitas sintesa, terganggunya
faal ekskresi, berkurangnya kapasitas penyimpanan, terganggunya faal detoksifikasi peningkatan reaksi mesenkimal dan imunologi yang abnormal. Pada praktikum kali ini, dilakukan tes enzimatik meliputi pemeriksaan SGOT, SGPT, Gamma- GT, dan ALP yang dapat menunjang suatu diagnosa terhadap adanya kelainan fungsi hati.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari hati? 2. Apakah pengertian dari ALP?
3. Bagaimana cara pemeriksaan alkali fosfatase?
4. Apa sajakah masalah klinis yang mungkin terjadi pada pemeriksaan alkali fosfatase?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari hati. 2. Mengetahui pengertian dari ALP.
3. Mengetahui bagaimana cara pemeriksaan alkali fosfatase?
4. Mengetahui apa sajakah masalah klinis yang mungkin terjadi pada pemeriksaan alkali fosfatase?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hati
Liver adalah istilah kedokteran untuk hati. Liver (hati) adalah organ besar di sisi kanan atas perut yang berperan penting dalam metabolisme gula dan lemak, mensintesis beberapa protein, dan menyaring racun dari darah. Penyebab sakit liver itu bermacam-macam, bisa dikarenakan virus, bisa dikarenakan keracunan dan hal ini akan mengakibatkan peradangan. Peradangan yang terjadi pada hati disebut dengan hepatitis. Apapun jenis peradangannya istilahnya tetap sama yaitu hepatitis.
Hati memiliki fungsi utama yaitu sebagai filter darah. Darah yang beredar di tubuh kita akan dibersihkan dan disaring dari bahan-bahan beracun yang masuk ke tubuh melalui makanan atau pernafasan.
Dalam pekerjaannya, hati kita membuat beberapa produk termasuk jenis protein yang disebut sebagai enzim.Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah.Tingkat produk tersebut dapat diukur dalam darah.
Penyakit Hati / Liver
Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit- penyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur
dan fungsi dari hati.
Jika hati menjadi radang atau terinfeksi, maka kemampuan hati untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini jadi melemah.Penyakit hati dan infeksi-infeksi disebabkan oleh suatu kondisi yang bervariasi termasuk infeksi virus, serangan bakteri, dan perubahan kimia atau fisik di dalam tubuh. Penyebab yang paling umum dari kerusakan hati adalah kurang gizi (malnutrition) terutama yang terjadi dengan kecanduan alkohol.
Tanda dan Gejala Penyakit
Gejala-gejala penyakit hati mungkin akut, terjadi tiba-tiba atau kronis, berkembang perlahan melalui suatu periode waktu yang lama.Penyakit hati kronis jauh lebih umum daripada yang akut. Angka dari penyakit hati kronis dari laki-laki dua kali lebih tinggi dari wanita. Penyakit hati dapat menjangkau dari ringan sampai berat tergantung dari tipe penyakit yang hadir.
Gejala-gejala sebagian tergantung dari tipe dan jangkauan penyakit hatinya.Pada banyak kasus, mungkin tidak terdapat gejala. Tanda-tanda dan gejala-gejala yang
umum pada sejumlah tipe-tipe berbeda dari penyakit hati termasuk:
Jaundice atau kekuningan kulit Urin yang coklat seperti teh Mual
Hilang selera makan
Kehilangan atau kenaikan berat tubuh yang abnormal Muntah
Diare
Warna tinja (feces)yang pucat
Nyeri abdomen (perut) pada bagian kanan atas perut
Tidak enak badan (malaise) atau perasaan sakit yang kabur Gatal-gatal
Varises (pembesaran pembuluh vena) Kelelahan
Hipoglikemia (kadar gula darah rendah) Demam ringan
Sakit otot-otot
Libido berkurang (gairah sex berkurang) Depresi
Penyakit parah yang jarang dari infeksi hati disebut acute fulminant hepatitis, menyebabkan gagal hati. Gejala-gejala dari gagal hati :
Aplastic anemia, suatu keadaan dimana sumsum tulang (bone marrow) tidak dapat membuat sel-sel darah
Ascites, terkumpulnya cairan di dalam abdomen Edema atau bengkak di bawah kulit
Encephalopathy, kelainan yang mempengaruhi fungsi-fungsi otak Hati yang membesar dan perih (sakit)
Limpa membesar
Definisi Tes Fungsi Hati
Tes fungsi hati, seperti yang disampaikan sebelumnya, mengukur enzim, protein dan unsur yang dihasilkan atau dilepaskan oleh hati dan dipengaruhi oleh kerusakan hati. Beberapa dihasilkan oleh sel-sel hati yang rusak dan beberapa mencerminkan kemampuan hati yang menurun dalam melakukan satu atau beberapa fungsinya. Ketika dilakukan bersamaan tes ini memberikan dokter gambaran kondisi kesehatan hati, suatu indikasi keparahan akan kerusakan hati, perubahan status hati dalam selang waktu ter-tentu, dan merupakan batu loncatan untuk tes diagnosis selanjutnya.
Tes ini biasanya berisi beberapa tes yang dilakukan bersamaan pada contoh darah yang diambil. Ini bisa meliputi:
Alanine Aminotransferase (ALT)
Suatu enzim yang utamanya ditemukan di hati, paling baik untuk memeriksa hepatitis. Dulu disebut sebagai SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase). Enzim ini berada di dalam sel hati/hepatosit. Jika sel rusak, maka enzim ini akan dilepaskan ke dalam aliran darah.
Alkaline Phosphatase (ALP)
Suatu enzim yang terkait dengan saluran empedu; seringkali meningkat jika ter- jadi sumbatan.
Aspartate Aminotransferase (AST)
Enzim ditemukan di hati dan di beberapa tempat lain di tubuh seperti jantung dan otot. Dulu disebut sebagai SGOT (Serum Glutamic Oxoloacetic Tran-saminase), dilepaskan pada kerusakan sel-sel parenkim hati, umumnya meningkat pada infeksi akut.
Bilirubin
Biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan (apalagi pada jaun-dice):bilirubin total mengukur semua kadar bilirubin dalam darah dan bilirubin direk untuk mengukur bentuk yang terkonjugasi.
Albumin
Mengukur protein yang dibuat oleh hati dan memberitahukan apakah hati mem- buat protein ini dalam jumlah cukup atau tidak.
Protein total
Mengukur semua protein (termasuk albumin) dalam darah, termasuk antibodi guna memerangi infeksi.
Tergantung pada pertimbangan dokter, beberapa tes tambahan mungkin diperlukan untuk melengkapi seperti GGT (gamma-glutamyl transferase), LDH (lactic acid dehydrogenase) dan PT (prothrombine time).
Ada beberapa potensi disfungsi hati di mana tes fungsi hati bisa disarankan untuk dilakukan. Beberapa di antaranya adalah orang yang memiliki riwayat diketahui atau berpotensi terpapar virus hepatitis, mereka yang merupakan peminum berat, individu
dengan riwayat keluarga menderita penyakit hati, mereka yang mengonsumsi obat yang kadang dapat merusak hati.
Tes fungsi hati juga bisa disarankan pada temuan tanda & gejala penyakit hati, beberapa di antaranya adalah: kelelahan, kelemahan, berkurangnya selera makan, mual,
muntah, pembengkakan atau nyeri perut, jaundice, urine gelap, tinja berwarna terang, pruritus (gatal-gatal).
Pada dasarnya tidak ada tes tunggal yang digunakan untuk menegakkan diagnosis. Terkadang beberapa kali tes berselang diperlukan untuk menentukan jika suatu pola ada dan membantu menentukan penyebab kerusakan hati. Pun ketika penyakit hati sudah dideteksi, tes fungsi hati biasanya tetap berlanjut secara berkala untuk memantau ting-kat keberhasilan terapi atau perjalanan penyakit.
B. Pengertian ALP
Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru). Enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang
membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.
Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan
kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (isoenzim regan). Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal) pada sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada
penyakit-penyakit radang, regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik. Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi saluran empedu ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis
kronik aktif, dan hepatitis oleh virus.
Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit paget. Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan untuk membedakan penyakit hati dan tulang : ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2 menandakan penyakit tulang.
Metode pengukuran kadar ALP umumnya adalah kolorimetri dengan menggunakan alat (misalnya fotometer/spektrofotometer) manual atau dengan analizer kimia otomatis. Elektroforesis isoenzim ALP dilakukan untuk membedakan ALP hati dan tulang. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau plasma heparin.
C. Cara Pemeriksaan ALP
Pra Analitik Alat : a. Jarum b. Spuit c. Torniquet d. Kapas kering e. Kapas basah f. Alkohol g. Rak tabung h. Tabung reaksi i. Mikropipet 20 μl j. Mikropipet 1000 μl k. Yellow Tip l. Blue Tip Bahan a. Serum Reagen
Analitik
Tujuan : Mengetahui adanya gangguan faal hati
Metode : Kalorimetri untuk menentukan orthophosphoric monoester phosphohydrolase
Bahan pemeriksaan : serum atau plasma heparin.
Prinsip : Alkali phosphatase mengkatalisa dalam media alkali yang mentransfer 4-nitrophenilphosphat dan 2-amino-2-metil-1-propanol (AMP) menjadi 4-nitrophenol. Kenaikan 4-nitrofenol diukur secara fotometri pada panjang gelombang 405 nm yang sebanding dengan aktivitas alkali phosphatase dalam sampel.
Prosedur :
1. Siapkan alat yang telah dikalibrasi sebelumnya dan bahan yang akan digunakan. 2. Siapkan satu buah tabung reaksi yang bersih dan steril diberi label s ampel. 3. Dipipet sampel serum sebanyak 20 µl masukan pada tabung sampel.
4. Dengan menggunakan mikropipet, tabung sampel diisi dengan monoreagent sebanyak 1000 µl.
5. Campur dan homogenkan tiap-tiap tabung, inkubasi 1 menit pada suhu ruangan. 6. Kemudian kadar ALP dibaca pada alat fotometer.
Post Analitik
Harga Normal : Laki-laki : 61- 232 U/L Perempuan : 49-232 U/L
D. Masalah klinis yang mungkin terjadi pada pemeriksaan alkali fosfatase
Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal) pada sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada penyakit-penyakit radang, regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik. Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi saluran empedu
ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis
kronik aktif, dan hepatitis oleh virus.
Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit Paget. Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan untuk membedakan penyakit hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2 menandakan penyakit tulang.
Jika gambaran klinis tisak cukup jelas untuk membedakan ALP hati dari isoenzim-isoenzim lain, maka dipakai pengukuran enzim-enzim yang tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan pertumbuhan tulang. Enzim-enzim itu adalah : 5’nukleotidase (5’NT), leusine aminopeptidase (LAP) dan gamma-GT. Kadar GGT dipengaruhi oleh pemakaian alcohol, karena itu GGT sering digunakan untuk menilai perubahan dalam
hati oleh alcohol daripada untuk pengamatan penyakit obstruksi saluran empedu.
PENINGKATAN KADAR : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati, hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit Paget, osteitis deforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia, kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh obat : albumin IV, antibiotic (eritromisin, linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin, metildopa (Aldomet), alopurinol, fenotiazin, obat penenang, indometasin (Indocin), prokainamid, beberapa kontrasepsi oral, tolbutamid, isoniazid, asam
para-aminosalisilat.
PENURUNAN KADAR : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan vit C), hipofosfatasia, anemia pernisiosa, isufisiensi plasenta. Pengaruh obat : oksalat, fluoride, propanolol (Inderal).
Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
a. Sampel hemolisis,
b. Pengaruh obat-obatan tertentu (lihat pengaruh obat ),
c. Pemberian albumin IV dapat meningkatkan kadar ALP 5-10 kali dari nilai normalnya,
d. Usia pasien (mis. Usia muda dan tua dapat meningkatkan kadar ALP) e. Kehamilan trimester akhir sampai 3 minggu setelah melahirkan dapat
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia. Ber-lokasi di abdomen (perut) bagian atas kanan dan di balik rusuk-rusuk bagian bawah. Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang ber- bahaya bagi tubuh. Ia juga menghasilkan faktor-faktor, protein dan enzim pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan mineral. Empedu, suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan kemudian.
Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit- penyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan
fungsi dari hati.
Tes fungsi hati, mengukur enzim, protein dan unsur yang dihasilkan atau dilepaskan oleh hati dan dipengaruhi oleh kerusakan hati. Beberapa dihasilkan oleh sel-sel hati yang rusak dan beberapa mencerminkan kemampuan hati yang menurun dalam melakukan satu atau beberapa fungsinya.
Tes fungsi hati juga bisa disarankan pada temuan tanda & gejala penyakit hati, beberapa di antaranya adalah: kelelahan, kelemahan, berkurangnya selera makan, mual,
muntah, pembengkakan atau nyeri perut, jaundice, urine gelap, tinja berwarna terang, pruritus (gatal-gatal).
Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru). Enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang
membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.
Pemeriksaan Tes Fungsi Hati, meliputi pemeriksaan SGOT, SGPT, Gamma- GT, dan ALP yang dapat menunjang suatu diagnosa terhadap adanya kelainan fungsi hati.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyarankan kepada pembaca diantaranya sebagai berikut :
Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar yang lebih tinggi lagi.
Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit faal hati sebaiknya masyarakat lebih menjaga diri dari keterpaparan penyakit dan lebih dini untuk memeriksakan diri ke dokter.
DAFTAR PUSTAKA
D.N. Baron, alih bahasa : P. Andrianto, J. Gunawan, Kapita Selekta Patologi Klinik , Edisi 4, EGC, 1990.
E.N. Kosasih & A.S. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik , Edisi 2, Karisma Publishing Group, Tangerang, 2008.
Frances K. Widmann, alih bahasa : Siti B. Kresno, R. Gandasoebrata, J. Latu, Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9, EGC, 1989. Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik , Edisi 9, EGC, Jakarta, 2007.
The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Interpretation of Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, South Australia, 1990.