• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada judul tugas akhir ini penulis merujuk kepada beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa orang, yang pertama adalah “Low-cost BER Tester measuring errors in low-data-rate application” oleh Cedric Melange, Johan Bauwelinck, Jo Pletinckx, dan Jan Vandewege. Pada penelitiannya mereka membuat sebuah BER Tester low data rate dengan menggunakan mikrokontroler AT90S8515 seperti pada Gambar 2.1.

Dalam mikrokontroler ini terdapat dua bagian utama sebagai BER Tester, bagian pertama adalah bagian pembangkit sebuah random sinyal yang dimaksudkan oleh Gambar 2.1 sebagai sinyal yang akan diteskan pada alat ini. Pembangkit random sinyal ini dibuat dengan metode Pseudo Random Binary Sequence (PRBS) yaitu suatu sinyal yang dibangkitkan sedemikian rupa sehingga memiliki pola yang random walaupun sebenarnya pola tersebut akan berulang dalam periode yang cukup panjang. Digunakan teknik Linear Feedback Shift Register (LFSR) desain 8-bit Fibonacci sebagai dasar dari sinyal PRBS ini. Teknik tersebut menggunakan shift register yang isinya terus berputar dengan menambahkan beberapa gerbang dasar Exlusive Or (XOR) untuk mendapatkan nilai bit yang berbeda-beda. Metode

Gambar 2. 1 Skema BER Tester low data rate [1]

                   

(2)

LFSR pada sinyal PRBS ini ditunjukkan pada Gambar 2.2. Sedangkan pada bagian keduanya adalah suatu rangkaian yang memiliki algoritma untuk membandingkan bit-bit yang dikirimkan dari bagian pertama untuk kemudian dibandingkan. Hasil perbandingan inilah yang akan menjadi nilai BER dari suatu sinyal yang dikirimkan melalui sebuah saluran transmisi.

Bit 1 Bit 1 Bit 1 Bit 1 Bit 1 Bit 1 Bit 1

Bit 1

+ + + +

Gambar 2. 2 PRBS dengan menggunakan LFSR [1]

Pada penelitian yang akan dilakukan, kami mengambil atau mengadaptasi bagian pertama dari rangkaian BER Tester diatas. Dengan menggunakan mikrokontroler ATMega 16 yang memiliki kapasitas memory yang lebih besar diharapkan bisa menapung algoritma dalam membangkitkan sinyal PRBS. Bagian PRBS yang diadaptasi tetap masih menggunakan teknik LFSR desain 8-bit Fibonacci yang terdapat pada Gambar 2.2 namun dengan panggunaan dan penyusunan gerbang XOR yang berbeda.

Untuk penelitian selanjutnya yang menjadi rujukan adalah “Receiver for Fiber-Optic IR Extender” oleh T. Giesberts. Dalam penelitiannya dibuat perancangan suatu rangkaian untuk memanjangkan jangkauan dari sinyal Infra merah yang hanya beberapa meter saja. Dalam rangkaian ini terdapat sensor atau detektor sinyal infra merah dan juga suatu sumber pemancar fiber optic (TOTX 177). Cara kerja dari rangkaian ini adalah menerima sinyal Infra merah dalam bit-bit sinyal elektrik ke bentuk sinyal dalam berkas cahaya yang kemudian dipancarkan dan disalurkan ke saluran fiber optic. Rangkaian pada bagian merubah sinyal bentuk elektrik ke sinyal bentuk berkas cahaya ini yang akan diadaptasi. Pada pelaksanaannya rangkaian yang telah diadaptasi ini nantinya digunakan untuk mendapatkan rangkaian pemancar optic / TX-Optic dengan mendapatkan input dari sinyal yang dibangkitkan oleh mikrokontroler. Di sisi yang lain juga terdapat rangkaian penerima optic yang memiliki cara kerja yang berkebalikan dari rangkaian diatas sebagai bagian dari BER Tester optic yang akan dirancang dan direalisasikan[2].

                   

(3)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Bit Error Rate (BER)

Proses transmisi data yang banyak digunakan adalah transmisi digital. Transmisi digital ini merupakan pengiriman data berupa bit-bit ( bit 0 dan 1) dari sisi pemancar ke sisi penerima. Dalam proses transmisi data ini seringkali terjadi bit error dimana bit-bit yang dikirimkan tidak sesuai dengan bit-bit pada saat berada di sisi pemancar. Bit error ini terjadi akibat pengaruh dari noise, interferensi, distorsi, kesalahan pada singkronisasi bit, attenuasi maupun wireless multipath fading ketika arus data dikirimkan. Dengan terjadinya bit error ini maka muncul bit error rate (BER). BER adalah suatu perbandingan jumlah bit error yang terjadi dengan jumlah bit yang dikirimkan dalam satu interval waktu.

2.2.2 Fiber Optic

Dalam proses transmisi data ini memerlukan suatu media transmisi. Media transmisi yang akan digunakan adalah fiber optic. Sebuah kabel fiber optic dimana core atau intinya dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak yang terlihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Penampang Fiber Optic

Berdasar pada Gambar 2.3 inti optic ini tentunya memiliki perlindungan khusus yang disebut cladding dan juga coating yang membuat besaran wujud dari kabel akhirnya tetap mudah dipasang atau diinstalasi.

Satu kabel fiber optic disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi fiber optic dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48 core.

                   

(4)

Kabel fiber optic berdasar bentuk penggunaannya di darat terbagi menjadi dua macam, kabel udara (KU) yang ditunjukkan oleh Gambar 2.4(a) dan kabel tanah (KT) pada Gambar 2.4(b). Kabel udara diperkuat oleh sebuah kabel baja untuk keperluan penarikan kabel di atas tiang. Baik kabel udara maupun kabel tanah pada lapisan intinya paling tengah diperkuat oleh kabel khusus untuk menahan kabel tidak mudah bengkok dan patah (biasanya serat plastik yang keras).

(a) (b)

Gambar 2. 4 Kabel Fiber Optic (a) Kabel Optic Udara (b) Kabel Optic Tanah

Pada kabel fiber optic di Gambar 2.4(a) dan Gambar 2.4(b) sekeliling intinya dipasang beberapa selubung yang isinya adalah core fiber optic, dilapisi gel (berfungsi juga sebagai racun tikus) dan serat nilon, dibungkus lagi dengan bahan metal tipis hingga ke lapisan terluar kabel berupa plastik tebal.

Kabel fiber optic yang paling umum dikenal berdasarkan mode perambatan cahayanya ada dua macam, yaitu kabel fiber optic single-mode dan kabel fiber optic multi-mode. Dalam kabel single-mode pulsa cahaya ditembakkan hanya lurus searah panjang kabel. Inti kaca kabel single-mode umumnya berdiameter 8,3-10 mikron (jauh lebih kecil daripada sehelai rambut) dan pulsa cahaya yang ditembakan pada kabel single-mode adalah cahaya dengan panjang gelombang 1310-1550nm. Hal itu yang membuat kapasitas bandwidth dan jarak yang dimiliki kabel single-mode lebih tinggi dari kabel multi-mode. Perambatan cahaya pada kabel fiber optic single-mode yang hanya lurus sejajar dengan kabelnya ini ditunjukkan pada Gambar 2.5.

                   

(5)

Gambar 2. 5 Perambatan cahaya pada Kabel Single-mode

Sedangkan dalam kabel fiber optic multi-mode cahaya yang ditembakkan tidak hanya lurus searah kabel tetapi juga berpantulan ke dinding-dinding core hingga sampai ke tujuan, sisi penerima seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2. 6 Perambatan cahaya pada Kabel Multi-mode

Melihat Gambar 2.6, inti kaca kabel multi-mode berukuran 50-100 mikron dengan panjang gelombang 850-1300nm saat pulsa cahaya ditembakkan. Dengan proses penembakan berkas cahaya yang ikut berpantulan ke dinding-dinding core optic ini memecah berkas cahaya yang dikirimkan. Cahaya yang merambat lurus dan memantul tidak dapat datang bersamaan di sisi penerima yang membuat jarak jangkauan dari kabel multi-mode tidak sejauh fiber optic single-mode.

Mode-mode dari kabel fiber optic ini terlihat memiliki standar-standar ataupun spesifikasi yang membedakan antar satu dengan lainnya seperti ukuran core optic dan panjang gelombang yang dilewatkan pada saluran kabel fiber optic ini. Sehingga akan terlihat suatu perbandingan bagaimana berkas atau pulsa cahaya yang ditembakan pada kabel single-mode bersifat lurus sedangkan kabel multi-mode berkas cahayanya mengalami pemantulan di dinding-dinding core pada Gambar 2.7.                    

(6)

Gambar 2. 7 Perbandingan rambatan fiber optic (a) Fiber Optic multi-mode

(b) Fiber Optic single-mode

Berdasar pada Gambar 2.7 kita dapat melihat bahwa ukuran core dari masing-masing mode yang menyebabkan adanya perbedaan dalam proses perambatan berkas cahaya dimana semakin kecil ukuran core maka ruang atau sudut terjadinya pantulan semakin kecil atau menjadi tidak ada[3].

Sebagaimana terdapat pada standar ITU-T bahwa media transmisi fiber optic memiliki BER dengan batas nilai 10-9 bahkan bisa lebih tinggi. Itu menandakan bahwa setiap pengiriman data hanya terjadi 1 bit kesalahan dari 1 milyar bit yang dikirimkan oleh pemancar. Selain itu juga terdapat standar mengenai kelas-kelas interkoneksi fiber optic seperti yang disebutkan pada standar ISO/IEC 11801.

The standard defines several classes of optical fiber interconnect:

1. OM1: Multimode fiber type 62.5 µm core; minimum modal bandwidth of 200 MHz*km at 850 nm

2. OM2: Multimode fiber type 50 µm core; minimum modal bandwidth of 500 MHz*km at 850 nm

3. OM3: Multimode fiber type 50 µm core; minimum modal bandwidth of 2000 MHz*km at 850 nm

4. OM4: Multimode fiber type 50 µm core; minimum modal bandwidth of 4700 MHz*km at 850 nm

5. OS1: Singlemode fiber type 1db/km attenuation

                   

(7)

Ket: OM sebagai kode untuk kabel multi-mode dan OS untuk kabel single-mode[4].

Selain itu ada pula kabel fiber optic yang biasa digunakan untuk kebutuhan dalam peralatan konsumen audio dimana berfungsi sebagai membawa stream audio digital. Kabel optic ini dinamai Toslink yang berasal dari nama brand yang memproduksinya. Toslink ini menjadi standar teknologi kabel audio digital yang sebenarnya memiliki nama generik resmi yaitu EIAJ optic. Bentuk fisik dari kabel Toslink ini dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2. 8 Kabel Toslink

Kabel yang ditunjukkan Gambar 2.8 ini menampakan sinyal bercahaya merah

dengan panjang gelombang (λ) puncak 650 nm. Kabel Toslink ini biasanya terbatas sampai 5 atau 10 meter dengan jangkauan efektif sampai sekitar 6 meter atau 20 kaki saja. Ada beberapa jenis serat yang dapat digunakan untuk inti kabel Toslink ini, yang pertama adalah serat optic kaca kuarsa, yang kedua serat plastik multistrand optic kualitas tinggi dan yang terakhir serat optic plastik 1mm yang paling murah. Bandwidth yang dimiliki bisa mencapai 10 MHz dengan kemurnian serat kuarsa yang tinggi, namun hanya 5 sampai 6 MHz dengan inti serat optic plastik. Sama seperti kabel fiber optic pada umumnya, kabel Toslink ini tidak rentan terhadap masalah listrik maupun interferensi RF[5].

2.2.3 Pseudo Random Binary Sequence (PRBS)

Untuk membangun suatu BER Tester Optic bagian transmitter dibutuhkan suatu generator pembangkit sinyal acak atau yang dikenal dengan PRBS. Generator ini dibutuhkan guna mendapatkan hasil pegukuran BER yang mendekati aslinya. Generator PRBS ini dibentuk dengan menggunakan LFSR.

                   

(8)

LFSR adalah register geser yang input bit adalah fungsi linear dari keadaan sebelumnya. Yang paling umum digunakan fungsi linear dari bit tunggal adalah XOR. Dengan demikian LFSR adalah sebuah register geser yang input-nya paling sering digeser sedikit oleh XOR dari beberapa bit dari nilai register geser keseluruhan. Nilai awal LFSR disebut benih, dan karena operasi dari register adalah deterministik, aliran nilai-nilai yang dihasilkan oleh register sepenuhnya ditentukan oleh keadaan benih saat ini (atau sebelumnya). Demikian juga, karena register memiliki jumlah terbatas keadaan yang mungkin terjadi, pada akhirnya harus memasukkan siklus berulang. Namun, sebuah LFSR dengan fungsi umpan balik yang dipilih dengan baik dapat menghasilkan urutan bit yang muncul secara acak dan yang memiliki siklus yang sangat lama.

Desain sinyal acak yang digunakan adalah Fibonacci LFSR dimana dalam sederetan bit yang menjadi benih terdapat beberapa bit yang menjadi keran sebagai input ke dalam gerbang XOR, jumlah bit yang menjadi keran biasanya 2 atau 4 bit tergantung deretan bit yang akan digunakan serta jumlah panjang siklus yang diinginkan. Keran ini yang akan berpengaruh terhadap perubahan nilai bit pada proses register bergeser seperti pada Fibonacci LFSR yang ditunjukkan pada Gambar 2.9.

Gambar 2. 9 Contoh Shift Register 16-bit Fibonacci LFSR

Berdasarkan Gambar 2.9 terdapat suatu desain PRBS dengan 16-bit Fibonacci LFSR. Dalam deretan 16 bit yang disebut benih (keadaan bit awal yang ditetapkan sebelumnya) terdapat 4 bit yang dikenal dengan sebutan keran (bit ke 11, 13, 14, 16). 4 bit ini yang kemudian masuk ke dalam gerbang XOR sehingga menghasilkan sebuah bit yang acak atau random yang masuk ke sebelah kiri deretan benih. Bit yang masuk menggeser deretan bit ke sebelah kanan sehingga bit yang paling kanan adalah output dari generator random sinyal ini. Proses menggeser deretan bit ini dilakukan terus menerus.

                   

(9)

Melihat Tabel 2.1 polinomial primitif dari LFSR ini kita dapat mengetahui berapa panjang siklus maksimum yang dapat dibangkitkan berdasarkan jumlah bit yang akan digunakan.

Tabel 2. 1 Polinomial Primitif dari LFSR

Untuk data tabel polinomial selengkapnya dapat melihat[6].

2.2.4 Mikrokontroler

Dalam realisasi pembangkitan Generator PRBS digunakan sebuah mikrokontroler. Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen

Bit Umpan Balik Polimonial Periode

N 2n-1 2 x2 + x + 1 3 3 x3 + x2 +1 7 4 x4 + x3 +1 15 5 x5 + x3 +1 31 6 x6 + x5 +1 63 7 x7 + x6 +1 127 8 x8 + x6 + x5 + x4 + 1 255 9 x9 + x5 +1 511 10 x10 + x7 +1 1023 11 x11 + x9 +1 2047 12 x12 + x11 + x10 + x4 + 1 4095 13 x13 + x12 + x11 + x8 + 1 8191 14 x14 + x13 + x12 + x2 + 1 16383 15 x15 + x14 +1 32767 16 x16 + x14 + x13 + x11+ 1 65536                    

(10)

pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis.

Penggunaan mikrokontroler ini maka :

1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas

2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi

3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak

Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL dan CMOS yang seringkali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa periferal yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kompleks. Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset, walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi.

Untuk merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler, kita memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu:

1. Sistem minimal mikrokontroler

2. Software pemrograman dan compiler, serta downloader

                   

(11)

Sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:

1. Prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri

2. Rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal

3. Rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU 4. Rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumber daya

Pada mikrokontroler jenis-jenis tertentu (AVR misalnya), poin pada no 2 dan 3 sudah tersedia didalam mikrokontroler tersebut dengan frekuensi yang sudah diseting dari vendornya (biasanya 1MHz, 2MHz, 4MHz, 8MHz), sehingga pengguna tidak perlu memerlukan rangkaian tambahan, namun bila ingin merancang sistem dengan spesifikasi tertentu (misal ingin komunikasi dengan PC atau handphone), maka pengguna harus menggunakan rangkaian clock yang sesuai dengan karakteristik PC atau HP tersebut, biasanya menggunakan kristal 11,0592 MHz, untuk menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan baud rate PC atau HP tersebut.

Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.

1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak.

2. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Masing-masing mempunyai keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.

Jenis-jenis mikrokonktroler yang telah umum digunakan. Keluarga MCS51

Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga mikrokontroler CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi

                   

(12)

mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah ROM luar 64KB dan RAM luar 64KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang terpisah untuk akses program dan memori data. Salah satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin pemroses boolean yang mengijikan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM. Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (programmable Logic Control).

AVR

Mikrokonktroler Alv and Vegard’s Risc processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi.

Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx.

PIC

Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi Programmable Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga mikrokonktroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam. PIC cukup popular digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena biayanya yang rendah, ktersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan serial pada komputer[7].

Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega 16 yang masih satu keluarga ATMEL AVR. Mikrokontroler ATMega 16 ini memerlukan supply tegangan sebesar 5volt dan memiliki 40 buah kaki dimana 32 kakinya adalah port I/O seperti pada Gambar 2.10.

                   

(13)

Gambar 2. 10 Chip Mikrokontroler ATMega16

Kapasitas memory 16 Kbyte serta kemampuan write/erase 10.000 cycles yang membuat mikrokontroler ini lebih baik. Bandingkan dengan AT90S8515 yang memiliki memory 8 Kbyte dan kemampuan write/erase 1000 cycles yang bisa dikatakan hanya setengah dari kemampuan ATMega 16. Untuk detail lebih jelas tentang mikrokontroler ATMEL ATMega 16 bisa melihat pada[8].

2.2.5 BASCOM AVR

BASCOM-AVR adalah salah satu tool untuk pengembangan / pembuatan program untuk kemudian ditanamkan dan dijalankan pada mikrokontroler terutama mikrokontroler keluarga AVR . Berikut tampilan BASCOM-AVR.

Gambar 2. 11 Tampilan jendela utama BASCOM AVR

                   

(14)

Pada Gambar 2.11 menunjukkan tampilan awal ketika akan membuat program. Di bagian sebelah kiri ditampilkan bentuk dari mikrokontroler yang digunakan serta menunjukkan posisi setiap pin-nya. BASCOM-AVR juga bisa disebut sebagai IDE (Integrated Development Environment) yaitu lingkungan kerja yang terintegrasi, karena disamping tugas utamanya (meng-compile kode program menjadi file HEX / bahasa mesin), BASCOM-AVR juga memiliki kemampuan / fitur lain yang berguna sekali, contoh :

1. Programmer (untuk menanamkan program yang sudah di-compile ke mikrokontroler).

2. Program yang sudah di-compile bisa digunakan di semua mikrokontroler AVR yang mempunyai internal memory.

3. Terdapat perintah khusus untuk display LCD, PC keyboard, software UART

4. Fasilitas Simulasi sehingga kita bisa mensimulasikan terlebih dahulu program yang telah kita buat sebelum kita install-kan ke dalam mikrokontroler.

5. Variabel lokal, fungsi user, dan library support

6. Terminal emulator yang terintegrasi dengan opsi download 7. TCP/IP dengan menggunakan chip W3100A

8. Fungsi kalkulasi tanggal dan waktu 9. Editor dengan fungsi highlight

Sesuai dengan namanya BASCOM (Basic Compiler) bahasa yang digunakan adalah bahasa BASIC. Selain itu dalam BASCOM AVR kita dimungnkinkan menggunakan bahasa basic dan bahasa assembler dalam satu program. Bahasa assembler berguna apabila kita ingin program kita untuk berjalan dengan lebih cepat, hal ini dikarenakan bahasa assembler menggunakan clock lebih sedikit dari bahasa basic.

                   

Gambar

Gambar 2. 1  Skema BER Tester low data rate [1]
Gambar 2. 2 PRBS dengan menggunakan LFSR [1]
Gambar 2. 3 Penampang Fiber Optic
Gambar 2. 4 Kabel Fiber Optic  (a)  Kabel Optic Udara  (b) Kabel Optic Tanah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjaga agar selama penyimpanan viabilitas benih tetap dapat dipertahankan, maka benih yang disimpan haruslah benih yang mempunyai mutu fisik dan fisiologis yang tinggi

Uji coba sistem KSA dilakukan di seluruh kecamatan di kabupaten Indramayu dan Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, dengan jumlah sampel masing-masing sebanyak

Hasil penelitian Formulasi Kompos Kirinyuh Azolla dengan Penambahan Pupuk P dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pare (Momordica charantia. L)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Obat Generik di Apotek SAIYO FARMA Jombang” ini dilakukan untuk mengetahui

Pasal 1 ayat 30: upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada

Oleh karena itu untuk menyikapi masalah tersebut, peneliti bersama guru mengambil tindakan yaitu mengarahkan dan membimbing siswa untuk bertanya tentang pelajaran yang dianggap

Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui tingkat keterlaksanaan Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada tahapan 1) masukan (antecedents), 2) proses (transactions), 3)

Abdullah Afif Siregar, SpJP(K), SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat