• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Perubahan Taman Tugu Pahlawan Surabaya dari Close Square menjadi Market Square

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimalisasi Perubahan Taman Tugu Pahlawan Surabaya dari Close Square menjadi Market Square"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

[11]

Optimalisasi Perubahan Taman Tugu Pahlawan Surabaya

dari Close Square menjadi Market Square

Ririn Dina Mutfianti

Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur, Universitas Widya Kartika Jl. Sutorejo Prima Utara II/1, Surabaya 60113

Email: airbening_din@yahoo.com

ABSTRAK

Taman Tugu Pahlawan dibangun dengan konsep tertutup sebagai area semacam memorial park. Konsep sebagai ruang terbuka yang bersifat privat menjadikan Tugu pahlawan sebagai landmark Kota yang tertutup, hal tersebut dianggap sebagai bentuk ekspresi menghormati dan menjunjung tinggi areal kawasan perjuangan sekaligus Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Lokasi dan posisi Taman Tugu Pahlawan mendukung terciptanya suasana monumental tidak hanya dari ketinggian Tugu Pahlawan tetapi juga keluasan area ditambah dengan luas jalan yang mengelilinginya. Seiring dengan perjalanan waktu, keleluasaan area Tugu Pahlawan dan kebutuhan masyarakat terhadap ruang terbuka memunculkan masalah baru bagi area Tugu Pahlawan.0 Area di luar Taman Tugu Pahlawan menjadi area pedagang kaki lima dalam menjalankan kegiatannya. Kebutuhan masyarakat terhadap PKL dan ramainya pengunjung dalam keterlibatannya di area sekitar Taman Tugu Pahlawan ini memperlihatkan animo masyarakat pada fungsi area sebagai area rekreatif dan belanja yang diminati. Melihat kecenderungan penggunaan Taman Tugu Pahlawan sebagai Market Square, maka peneliti melakukan kajian perubahan elemen square untuk dapat mengoptimalkan Taman Tugu Pahlawan dan sekitarnya sebagai Market Square yang memadai dan nyaman untuk msyarakat. Hasil kajian menemukan bahwa diperlukan perubahan beberapa elemen fisik, seperti dinding pembatas, penambahan sarana dan perlunya beberapa batasan sebagai aturan untuk mengoptimalkan fungsi Taman Tugu Pahlawan sebagai market square.

Kata kunci : closed square, market square, optimalisasi perubahan

ABSTRACT

Tugu Pahlawan Park was built with enclosed concept as a sort of memorial park area . The concept of private open space made the Tugu Pahlawan as a close City landmark. It is considered as a form of expression to respect and uphold the heroic struggle area and Surabaya as a city of heroes. . The location and position of Tugu Pahlawan Park creates a monumental atmosphere not only by height but also spagous and wide area surrounding it . Over time , the flexibility of Tugu Pahlawan and the needs of open space from the society raise new problems for their area. The areas outside of the Tugu Pahlawan Park became area of street vendors. Social demand for street vendors and crowds of visitors in the Tugu Pahlawan Park shows public interest in al recreational function and shopping area. Considering the trend of using Tugu Pahlawan Park as a Market Square , the researcher conducted study on the square element changes to optimize Tugu Pahlawan Park and surrounding areas as a decent an comfortable Market Square for community . The results of the study found that they are needs for some physical elements , changes such as barrier wall, addition of facilities and the need for rules to optimize the function of Tugu Pahlawan Park as a market square .

Keywords : closed square, market square, optimizing change

Pendahuluan

Menurut Moughtin, sebuah Kota pada dasarnya memerlukan suatu ruang terbuka kota atau square, yang mampu menunjukan vitalitas kotanya. Ruang terbuka tersebut dibutuhkan untuk mengekspresikan banyak kegiatan masyarakat kota, baik secara fisik berupa visualisasi bangunannya maupun kegiatan di dalam square tersebut. square memiliki makna simbolis. Pada ruang terbuka manusia memiliki persepsi dirinya sebagai pusat dari ruang itu sendiri. Perkembangan yang terjadi oleh persepsi tersebut, dalam suatu komunitas, pusat yang menjadi persepsi suatu komunitas akan berpengaruh pada lingkungan yang

(2)

[12]

dapat membedakan dari ruang diluar dirinya. Berada di dalam square perlu ada titik acuan dan penekanan pada beberapa ruang kecil sebagai suatu komposisi yang memberikan kesatuan desain ruang terbuka tersebut. Fungsi penting dari square yang merupakan elemen penting kota adalah makna simbolis yang menjadi landasan desain dan penataan squarenya. [4]. Senada dengan hal tersebut, Marcus menyampaikan bahwa sebuah square atau city square, harusnya mempunyai makna sejarah, melayani kegiatan komersial non formal dan secara fisik mewadahi area parkir dengan estetika square berupa monumen, patung atau air mancur. [3]

Taman Tugu Pahlawan dibangun dengan tujuan mengenang peristiwa yang pernah terjadi di kawasan tersebut. Peristiwa yang dikenang tersebut adalah pertempuran mempertahankan legalitas tanah Surabaya dari sekutu. Pertempuran tersebut telah menghancurkan gedung markas PTKR (Polisi Tentara Keamanan Rakyat) yang sebelumnya adalah markas Kenpeitei Jepang, dan dimasa pendudukan Belanda merupakan gedung Pengadilan yang bernama Raad van Justitie.[5] Area Taman Tugu Pahlawan semula merupakan area kosong. Konsep pembangunannya hanya mendirikan sebuah monumen peringatan pertempuran dan banyaknya korban di kawasan tersebut. Pengembangan Taman Tugu Pahlawan berikutnya dilakukan pada tahun 1990an dan selesai di tahun 2000. Pengembangan area Taman Tugu Pahlawan bertujuan untuk menghormati kemonumentalannya. Pengembangan Taman Tugu Pahlawan disertai dengan pembangunan museum 10 November bertujuan memberi edukasi kepada masyarakat. Konsep pengembangan adalah keheningan. Tujuan konsep keheningan adalah untuk mengajak masyarakat kota Surabaya melakukan introspeksi dan mengenang para pejuang yang telah melakukan pertempuran mempertahankan Surabaya, sebagai suatu cara menjadi bagian dari sejarah kota Surabaya.[5] Perkembangan selanjutnya terjadi oleh kehendak masyarakat yang membutuhkan ruang terbuka publik sebagai sarana berkegiatan yang tidak sama dengan konsep yang dibangun di Taman Tugu Pahlawan. Perubahan ruang terbuka publik sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka publik tersebut, disebabkan oleh pengaruh kekuatan ekonomi, politik, sosial, lingkungan dan teknologi. [3].

Sebenarnya perkembangan tersebut sesuai dengan pendapat Tracik, bahwa ruang terbuka publik di pusat kota merupakan urban void yang mewujudkan lambang dan wadah berkumpulnya suatu komunitas dalam masyarakat serta merupakan representasi ikatan antara individu dengan lingkungannya.[6]. Hal tersebut bermakna bahwa perubahan yang terjadi adalah hal yang lumrah. Penegasan tentang bentuk square diberikan oleh Zucker, bahwa square di pusat kota dibentuk oleh dua faktor penting yaitu faktor fisik dan faktor psikologi. Faktor fisik berhubungan dengan massa bangunan di sekeliling square. Sedangkan faktor psikologis yang mempengaruhinya tergantung dari cara pandang suatu generasi atau komunitas dalam menggunakan ruang terbuka publik tersebut.[7]. Keberadaan square atau ruang terbuka publik merupakan saksi perubahan kebutuhan manusia dari waktu ke waktu dalam usahanya untuk menemukan kembali fakta fisik suatu masyarakat di pusat kota. [1].

Aktifitas-aktifitas baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Surabaya terhadap Taman Tugu Pahlawan di masa sekarang membutuhkan perubahan-perubahan fisik agar Taman Tugu Pahlawan tetap menjadi milik masyarakat. Sehingga Taman Tugu Pahlawan tidak hanya menjadi ruang terbuka publik di pusat kota ysng tidak humanis dan mementingkan bentuk arsitektural saja, karena bila sampai terjadi seperti hal tersebut, maka masyarakat tidak akan menggunakannya. [6]

Metode Pembahasan

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, studi ini menggunakan metode peneitian yang bersifat deskriptif. Studi yang dilakukan ini berkaitan dengan pengamatan perubahan kegiatan di dalam dan di area lingkungan luar Taman Tugu Pahlawan. Pengamatan perubahan atau tambahan aktifitas tersebut untuk menentukan jenis kegiatan apa saja yang sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi Taman Tugu Pahlawan yang ada pada saat ini. Studi tentang literature pendukung memperjelas jenis square atau ruang terbuka publik yang seperti apa yang seharusnya mampu menampung kegiatan yang saat ini menjadi dominan di Taman Tugu Pahlawan. Kesimpulan yang diperoleh digunakan untuk menemukan rekomendasi untuk mengoptimalkan Taman Tugu Pahlawan terhadap kondisi baru sesuai dengan kegiatan yang ada di dalamnya dan menjadi harapan masyarakat kota saat ini. Secara garis besar paparan studi dapat dilihat pada skema dibawah ini.

(3)

[13]

Gambar 1. Skema tahapan studi

Hasil dan Pembahasan

Taman Tugu Pahlawan berada di jalan Pahlawan Surabaya. Lokasi berada di Kelurahan Alon-alon Contong, Kecamatan Bubutan Surabaya. Secara fisik dibatasi oleh Gedung Bank Indonesia Regional Jawa Timur di sebelah Utara, Jalan Tembaan di sebelah Selatan, Jalan Pahlawan di sebelah Timur dan jalan Bubutan di sebelah Barat.

Gamabr 2. Posisi lokasi studi Taman Tugu Pahlawan Surabaya

Gambar 3. Lingkup studi di koridor jalan Tunjungan

Konsep Pembangunan Taman Tugu Pahlawan Surabaya

Tugu pahlawan Surabaya dibangun pada tahun 1952 dan direhabilitasi pada tahun 2000. Pembangunan pertama dilakukan untuk mengenang kawasan sebagai arena pertempuran

Permasalahan

Munculnya kebutuhan ruang Terbuka Publik baru yang bersifat sebagai Market Square di Taman Tugu Pahlawan yang bersifat Close

Square Identifikasi perubahan kegiatan dan pengaruhnya pada

keberadaan Elemen Fisik Ruang Terbuka Publik di Taman Tugu Pahlawan Surabaya

Tujuan

Optimalisasi Area Taman Tugu Pahlawan sebagai Market Square

Studi literature

Studi lapangan

Identifikasi elemen closed square yang tidak sesuai dengan kegiatan baru

1. Dominasi 2. Pelingkup 3. Pengisi 4. Pelengkap

Identifikasi elemen market square 5. Dominasi 3. Pengisi 6. Pelingkup 4. Pelengkap

Temuan

Kesesuaian dan ketidaksesuaian elemen fisik untuk mengoptimalkan fungsi Ruang Terbuka Publik

Rekomendasi 1. Optimalisasi Ruang di dalam

Taman Tugu Pahlawan 2. Mememasukkan kegiatan

wisata belanja PKL ke dalam Taman Tugu Pahlawan 3. Memberikan regulasi yang

mendukung ketetapan perubahan square dan melindungi kegiatan yang ada di dalam

(4)

[14]

mempertahankan Kota Surabaya dari serbuan tentara sekutu. Kondisi Monumen Tugu Pahlawan hanya berupa monumen Tugu Pahlawan dan tanah kosong.

Gambar 4 Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, tahun 1965

Rehabilitasi Monumen Tugu Pahlawan di tahun 2000 menjadi Taman Tugu Pahlawan dilaksanakan menjadikan dua bagian yaitu Gedung Museum 10 November dan Taman Tugu Pahlawan sebagai area ruang luarnya. Konsep yang digunakan untuk mengoptimalkan kesan monumental di area ini adalah konsep memorial park. Maka Taman Tugu Pahlawan dibuat dengan jenis close square.[5]

Gambar 5 Layout Taman Tugu Pahlawan hasil rehabilitasi tahun 2000

Gambar 5 Perspektif Taman Tugu Pahlawan hasil rehabilitasi tahun 2000

Sumber : Prasetyo, 2011

1. Museum Ruang Luar

Berbentuk Taman dengan elemen ruang luar berupa sclupture tokoh-tokoh pergerakan peristiwa 10 November 1945 dan relief yang bercerita tentang peristiwa 10 November 1945.

2. Gedung Museum

Gedung ini menyimpan benda-benda yang berhubungan dengan peristiwa November 1945. 3. Lapangan Upacara

Semula digunakan sebagai tempat upacara peringatan Hari pahlawan, 10 November.

4. Tempat Penjualan Souvenir

Menjual berbagai souvenir yang berhubungan dengan peristiwa 10 November 1945.

5. Mini Kafetaria Sumber : Prasetyo, 2011

(5)

[15]

Perkembangan Kegiatan area Tugu Pahlawan Saat Ini

Perkembangan yang kemudian terjadi di area di dalam dan di luar Taman Tugu Pahlawan adalah banyaknya kegiatan yang dijalankan di area ini. Beberapa kegiatan yang kemudian dijalankan di area ini adalah sebagai berikut :

1. Di dalam Square terjadi kegiatan semacam Pentas Seni atau Panggung hiburan dalam rangka memperingati hari-hari bersejarah tertentu, seperti Ulang Tahun Kota Surabaya, Ulang Tahun Kemerdekaan RI, Hari Pahlawan, 10 November.

2. Di luar Square sebagai area start karnaval mobil hias untuk memperingati peringatan hari bersejarah tertentu.

3. Di luar Square di hari-hari tertentu terdapat kegiatan komersial seperti pasar PKL di setiap hari Minggu.

Gambar 6 Suasana Perayaan di dalam Taman Tugu Pahlawan di Malam Hari

Gambar 7 Suasana Pasar PKL di hari Minggu

Kegiatan yang tidak lagi dilakukan di dalam Taman Tugu Pahlawan adalah upacara peringatan Hari Pahlawan 10 November. Kegiatan upacara dilakukan di Grahadi. [5].

Menurut Webb, Square atau ruang terbuka publik merupakan mikrokosmos dari kehidupan yang menawarkan daya tarik dengan kegiatan pasar, upacara rakyat dan peristirahatan sekaligus sebagai area untuk berjumpa atau menghabiskan waktu bersama teman.[7]. Sepemikiran dengan Webb, Krier mendefinikan Square adalah ruang terbuka publik yang berfungsi sebagai tempat berkegiatan aktifitas komersial seperti pasar dan kegiatan budaya, tempat berdirinya kantor pelayanan umum.[2]

Sebagai ruang terbuka publik elemen square terdiri dari elemen fisik dan elemen non fisik. Elemen fisik terdiri dari (1) Dominasi bentuk fisik yang ada di dalam square, (2) pelingkup adalah bentuk fisik yang menjadi batas square berperan sebagai area transisi antara lingkungan pusat kota dengan square, (3) pengisi adalah unsur utama berperan sebagai jalur lintas utama, dan

(6)

[16]

(4)pelengkap adalah unsur fisik berfungsi sebagai wadah kegiatan dalam square. Sedangkan elemen non fisik meliputi kegiatan yang dilakukan dalam square terdiri dari unsur pasif dan aktif. [8]

Close square bersifat tertutup. Elemen fisik yang mendominasi square adalah dinding yang melindungi ruang di dalam square. Tidak ada ruang transisi secara khusus. Dinding sebagai penutup melindungi dan menyembunyikan kegiatan yang ada di dalam square. [8]

Market square sebenarnya merupakan ciri utama dari seluruh definisi square. Karena square adalah milik masyarakat kota, maka kegiatan yang dilakukan di dalam square merupakan perwujudan dari karakter masyarakatnya. Penekanan elemen penting dalam square lebih kepada melayani kebutuhan kegiatan masyarakatnya.

Komparasi Elemen Square pada Taman Tugu Pahlawan sebagai Close Square dan

Kebutuhannya sebagai Market Square

Kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka publik semakin kuat. Surabaya sudah mengembangkan banyak ruang terbuka sebagai ruang terbuka publik. Beberapa ruang terbuka publik yang sudah ada harus mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakatnya.[6]. Termasuk Taman Tugu Pahlawan. Komparasi kesesuaian dan ketidaksesuaian elemen square antara closed square dengan market square dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 Komparasi dan Analisis Kondisi Elemen Square pada Closed Square dan Market Square

Closed Square Market Square Aktif Kondisi sebelum ada perkembangan kegiatan

A. Di dalam Square 1. Upacara

2. Berjalan minimal dari pintu Gerbang menuju Museum

B. Di Luar Square Tidak ada

Kondisi saat ini A. Di dalam Square 1. Panggung, Pentas Seni 2. Olah Raga

3. Kegiatan komunitas-komunitas tertentu

B. Di Luar Square 4. Karnaval

Elemen non fisik aktif berupa kegiatan yang dilakukan di dalam dan di luar square telah mengalami perubahan.

Pasif Tidak ada 1. Duduk-duduk 2. Ngobrol

Kegiatan pasif juga mengalami perubahan. Semula di dalam Taman Tugu Pahlawan tidak ada tempat duduk. Hanya ada jaur sirkulasi dari dan ke pintu gerbang ke Museum

Kondisi Eksisting Kondisi yang seharusnya Dominasi 1. Dinding Penyengker

2. Tugu Pahlawan 3. Museum

1. Tugu Pahlawan 2. Museum

perubahan dari tertutup mejadi pasar menyebabkan dinding penyengker tidak lagi relevan

Pelingkup Dinding Penyenger Ruang transisi Kebutuhan aktifitas baru di dalam dan di luar Taman Tugu Pehlawan yang dinamis menyebabkan dinding penyengker tidak lagi relevan.

Kerusakan akibat tidak diindahkannya dinding penyengker oleh masyarakat menjadi suatu hal yang mubazir. Pengisi 1. Pedestrian dari susunan batu

2. Areal Upacara dari rumput

1. Pedestrian dari susunan batu 2. Areal Upacara dar rumput 3. Ruang transisi dari bahan lantai berpola

Bahan elemen fisik masih relevan digunakan.

Pelengkap 1. jalur pedestrian 2. parkir 3. kios 4. lampu penerangan 1. jalur pedestrian 2. parkir 3. kios 4. lampu penerangan 5. tempat duduk 6. peneduh

perubahan fungsi menyebabkan kebutuhan elemen fisik yang sesuai dengan aktifitas baru. El em en F is ik El em en N o n F is ik

Taman Tugu Pahlawan sebagai :

Analisis Elemen Square

(7)

[17]

Simpulan

Perubahan fungsi Ruang Terbuka Publik tidak bisa dihindari. Sesuai dengan perkembangan masyarakat yang diakibatkan oleh perubahan teknologi, ekonomi dan sosial, maka perubahan kebutuhan masyarakat terhadap area untuk bersosialisasi dan berkomunikasi menjadi lebih besar. Elemen fisik menjadi parameter keberhasilan square dalam melayani kebutuhan masyarakatnya terhadap kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Bila penyediaan elemen fisik telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam berkegiatan di dalamnya, maka elemen fisik dapat bertahan baik dan masyarakat tidak akan meninggalkan Taman Tugu Pahlawan sebagai area untuk bersosialisasi dan berkomunikasi. Tetapi bila elemen fisik tidak dapat mewadahi kegiatan yang dibutuhkan, maka masyarakat akan bertindak sendiri untuk menciptakan wadah bagi kegiatan mereka.

Rekomendasi

Rekomendasi yang diberikan berdasarkan temuan dan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Perlu penyesuaian elemen fisik, seperti penyesuaian dinding penyengker, bangku-bangku untuk tempat duduk dan menikmati pemandangan, perluasan trotoir dan pedestrian ways sisi luar.

2. Menata sub ruang luar di dalam square untuk mengoptimalkan pasar PKL masuk dalam zona-zona tertentu di dalam Taman Tugu Pahlawan

3. Melindungi Taman Tugu Pahlawan serta kegiatan yang ada di dalamnya dengan kebijakan regulasi yang jelas dan bisa dilaksanakan oleh masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan dan pemeliharaan Taman Tugu pahlawan.

Daftar Pustaka

[1]. Kostof, Spiro, The City Assembled, Thames & Hudson, London, 1992 [2]. Krier, Rob, Urban Space, Rizolli, New York, 1979

[3]. Marcus, Clare Cooper & Francis, Carolyn, People Places : Design Guidelines for Urban open Space, University of California, Barkeley, 1983

[4]. Moughtin, Cliff, Urban Design : Street and Square, Butterworth-Heinemann Ltd, Architectural Press, London, 1992

[5]. Prasetyo, Endy Yudho, Kajian Evaluasi RancanganTugu Pahlawan, Studi terhadap Kualitas Ruang Publik di Kawasan Museum Tugu Pahlawan Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunan Surabaya, 2011. www.academia.edu/3528364/tugu_pahlawas_surabaya

[6]. Tracik, Roger, Finding Lost Space, Van Norstrand Reinhold, New York, 1986 [7]. Webb, Michael, The City Square, Thames and Hudson, London, 1990

Gambar

Gambar 1.  Skema tahapan studi
Gambar 5 Perspektif  Taman Tugu Pahlawan hasil rehabilitasi tahun 2000  Sumber : Prasetyo, 2011
Gambar 6  Suasana Perayaan di dalam Taman Tugu Pahlawan di Malam Hari
Tabel 1  Komparasi dan Analisis Kondisi Elemen Square pada Closed Square dan Market Square

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel economic value added, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham

Pemeliharaan itik secara intensif menggunakan pakan komersial membutuhkan biaya produksi yang tinggi. Pengolahan bahan baku pakan yang tersedia di lingkungan sekitar menjadi pakan

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Efisiensi Manajemen Modal

Sifat biologis tanah yang baik untuk pertumbuhan sawi adalah tanah yang banyak mengandung bahan organik (humus) dan bermacam-macam unsur hara yang berguna untuk

Penelitian yang dilakukan oleh Ngadlan dan Riadi (2010) berlawan dengan penelitian tersebut, dimana dalam penelitiannya ditemukan hasil bahwa LDR memiliki pengaruh

Remaja yang menghayati konsep diri positif mempunyai penerimaan terhadap diri yang tinggi dan hal ini akan mempermudah seseorang dalam bergaul dengan orang lain (Burns,

Jika ditinjau secara alamiah, sungguh tidak mungkin seorang ibu memiliki 500 orang anak, dalam ukuran orang Bali sesuai cerita Men Brayut, terbanyak jumlah anak yang

1. Pimpinan rumah sakit menetapkan area sasaran untuk penilaian dan peningkatan. Penilaian merupakan bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien 3. Hasil