• Tidak ada hasil yang ditemukan

dilakukan dan dikembangkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dilakukan dan dikembangkan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

11 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002 dilakukan dan dikembangkan

Kilas Balik Kebudayaan Buku Nusantara

Perkembangan budaya tulis menulis pada suatu bangsa menyebabkan munculnya budaya buku. Buku dalam hal ini jangan diartikan dalam pengertian sempit, hanya berupa lembaran kertas yang dijilid pada umumnya. Kita coba pahami sesuai dengan perkembangan teknologi yang dikuasai manusia pada zamannya. Pada suatu masa ketika manusia belum mengenal bahan selain batu alam, sehingga hanya batu yang dapat dipakai untuk menuliskan sesuatu. Batupun dipilih ditempat yang aman dan terlindung, mungkin atas dasar pemikiran tersebut maka pesan itu ditulis pada dinding gua. Jadi dapat dikatakan lukisan Gua Prasejarah merupakan ensiklopedi awal yang diciptakan manusia. Suatu saat manusia semakin mengenal teknologi yang lebih tinggi dan materi yang lebih beragam. Seiring dengan itu budaya gambar berkembang menjadi budaya huruf yang semakin sempurna. Hal itumenyebabkan munculnya pemikiran

dan upaya agar dapat merekam hal yang penting untuk disampaikan kepada generasi selanjutnya. Dengan kepandaiannya dan akal budi yang dimiliki manusia setelah melalui perjalanan sejarah yang panjang akhirnya manusia mampu menciptakan budaya buku yang kita kenal hingga saat ini.

Menelusuri budaya buku Nusantara baru kita sadari bahwa manusia Nusantara adalah manusia yang sangat unggul dalam budaya menyampaikan pesan secara tersurat dan bahkan memiliki pengetahuan yang luar biasa tinggi dalam merekam kekayaan berfikir, perasaan dan pengetahuan yang dimiliki pada masanya. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan yang masih ada. Peninggalan budaya buku dalam ulasan ini adalah budaya pesan/komunikasi yang dianggap paling tua yaitu Lukisan Gua Pra sejarah yang masih dapat kita lihat, terabadikan di tempat-tempat tertentu wilayah Indonesia bagian Timur. Lalu dilanjutkan dengan budaya prasasti yang dibuat pada materi yang beragam. Kita mengenalnya pada batu prasasti, bahan tulang, pada gerabah

(2)

12 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002 atau lempengan kayu/bambu yang

pada awalnya digambari simbol-simbol tertentu lalu semakin berkembang menjadi paduan rupa dan huruf kuno khas Nusantara. Kemudian mereka mulai mengenal lembaran bahan barn yang mulai diolah secara sederhanadan dapat ditoreh atau ditulisi seperti kulit binatang, kulit kayu dan daun-daunan. Selanjutnya semakin berkembang dalam bentuk buku ketika mereka mulai mengenal budaya pembuatan kertas yang sederhana. Kontak dengan bangsa lain menyebabkan adanya perkembangan teknologi, baik dalam materi, alat tulis dan teknik penulisan. Perpaduan itu semakin memperkaya dunia perbukuan di tanah air.

Peninggalan budaya buku di Indonesia dapat dibagi dalam periode sbb :

1. Budaya Buku masa Prasejarah(60.000 BC-10.000 BC)

Peninggalan yang tersisa

adalahLukisan Gua Pra sejarah di daerah Sulawesi Selatan (Gua Leang-Leang), Maluku (Kep. Kei), Pulau Irian . Lukisan gua Pra Sejarah adalah Buku Ensiklopedi pertama yang berarti juga Buku Seni yang diciptakan nenek moyang kita, milik

manusia Indonesia. Perupaan belum dipengaruhi oleh budaya asing. Rekaman perupaan yang digambar adalah flora, fauna, manusia, sebagai simbol-simbol dan bendabenda keseharian yang akrab dengan kehidupan dan ritual sertaberhubuian dengan kepercayaan yang dianut y4tu kepercayaan pada alam dan roh nenek moyang.

2. Budaya Buku masa akhir Prasejarah (10.000 BC-200 AD)

Peninggalan yang masih dapat diamati terdapat pada prasasti-prasasti batudan Perunggu di daerah P. Nias, Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Selatan (Pasemah) Kalimantan.

Perupaan masih menunjukan ciri khas Nusantara yang belum begitu banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya asing. Simbol-simbol perupaan masih tetap menunjukan hubungan dengan upacara keagamaan dan kepercayaan pada alam dan roh nenek moyang. Pengaruh India sudah mulai tampak. Terbukti dibeberapa lokasi huruf Palawa sudah mulai dipakai pada masa itu.

(3)

13 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002 3. Budayabuku masa Protosejarah

(200 M-600 M )

Masa ini perupaan Nusantara mulai banyak dipengaruhi oleh budaya

India yang memasuki wilayah Nusantara, peninggalan yang masih ada terdapat di daerah kalimantan Timur (Kutai), Jawa Barat (Batu Tulis Bogor) dan hampir di seluruh wilayah Nusantara bagian Barat. Perupaan gambar dan aksara diterapkan pada naskah-kuno dan prasasti-prasasti baik itu batu, besi, tembikar, kulit kayu, bambu dan bangunan untuk keagamaan. Aksara yang dipergunakan sudah banyak mempergunakan aksara palawa yang disesuaikan dengan aksara ash setempat. Sedangkan bahasa ad4lah bahasa Sangsekerta.

4. Budaya Buku masa Hindu-Budha (600 M - 1250 M)

Manusia Indonesia mengalami kemajuan luar biasa dalam penulisan naskah-naskah yang dibuat dalam berbagai macam material dan bahan yang beragam sudah mulai diolah dengan

perupaan yang indah.

Naskah-naskah tersebut adalah rekaman mengenai filosofi hidup, tata cara kehidupan yang sempurna, catatansejarahtentang raja-raja besar dan silsilahnya, sedangkan pengaruh India adalah epic Mahabrata dan Ramayana yang disesuaikan dengan mitologi setempat.

5. Budaya Buku masa Indonesia Islam & Kolonial (900 M- 1900 M)

Peninggalan yang ditemukan adalah catatan naskah-naskah kuno pada AlQur 'an, Serat Lontar, Wayang Beber . Masa kejayaan Islam dalam sejarah tertulis pada abad 12. Sebenarnya abad ke 9 M budaya Islam sudah menyentuh peradaban Nusantara karena banyak ditemukan buku-buku yang ditulis pada abad ini yang sudah dipengaruhi oleh buadaya Islam. Diantara abad 9 ke 12 dapat dikatakan sebagai masa peralihan budaya Hindu-Budha menuju budaya Islam. Nama pujangga yang sangat dikenal pada masa peralihan ini

(4)

14 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002 adalah Empu Sedah dan Empu

Panuluh yang menulis buku Suthasoma versi lain dari Bratayudha. Pada buku itu terdapat paduan aksara dan ornament Jawa yang sangat indah. Mpu Prapanca menulis tentang Desawarnana, bercerita tentang kejayaan kerajaan Nusantara dan maharaja diraja Majapahit.Selanjutnya adalah buku-buku periode masa Kejayaan Islam yang berisikan pedoman hidup dari keyakinan Islam yang diadopsiolehbangsa Indonesia lalu diterapkan pada filosofi kehidupan bangsa Indonesia. Peninggalantertulis yang ditemukan pada masa Islam adalah masa keemasan budaya buku di

Indonesia karena sangat produktif dihasilkan dan berkembang terus pada abad 16 hingga masa kini.Perupaan yang tampak adalah hasil akulturasi budaya Nusantara, Hindu-Budha dan Islam yang tetap mencerminkan kekhasan Indonesia. Naskah-naskahberhuruf Arab sudah

ditemukan sejak abad 8 dan 9 M di daerah Sumatera dan Sulawesi bahkan di Jawa. Hanya saja naskah-naskah tua yang ditemukan itu tidak ada lagi di Indonesia, kita masih dapat melihatnya dimuseum British di London, Inggris dan perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Sedangkan naskah-naskah yang

ditemukan dan

disimpandimuseum-museum kita rata-rata ditulis pada abad 15 M.

Buku Seni Indonesia Masa Depan Tampaknya penciptaan buku seni harus mulai menjadi tradisi kita kembalipada masa mendatang, karena dan ulasan sepintas di atas sebenarnya budaya buku bukanlah sesuatu yang baru bagi kita. Bila kita menoleh kemasa lalu ternyai a Nusantara mempunyai tradisi buku yang sangat unik dan berbeda dengan tradisi buku seni di Barat. Nusantara mempunyai contoh-contoh manuscript dan naskah-naskah kuno. Peninggalan yang masih dapat dilihat berupa Serat Daun Lontar, Wayang Beber, Lukisan Kulit dan lain sebagainya. Selain itu kita memiliki

(5)

15 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002 seni sastra yang luar biasabermutunya.

Hal ini dibuktikan pada manuscrip tersebut terlihat seni satra dan seni rupa dapat tampil bersama menjadi suatu kekuatan bahasa rupayang bernilai seni tinggi. Dengan kekayaan itu kita bisa menciptakan buku seni yang memiliki konsep berkesenian khas

Indonesia. Dari negara Barat kita bisa mengambil sistem dan teknologi yang baik untuk melestarikan pembuatan buku seni sebagai tradisi. Yaitu bagaimana mereka menghargai buku seni sebagai kekayaan budaya yang harus dilestarikan dan buku seni menjadi benda koleksi yang dipamerkan di Museum sebagai bentuk lain dan karya seni yang dapat dipelajari dan diteliti Sehingga buku-buku seni tersebut dapat dikenal oleh masyarakat

dan menjadi bahan kajian bagi pengembangan ilmu seni ataupun catatan kesejarahan.

Mengapa tidak, Buku seni dapat dijadikan pilihan sebagai salah satu alternatif berkesenian bagi para seniman. Kolaborasi seniman perupa dengan sastrawan akan menambah kekayaan bahasa tersurat dan bahasa rupa dalam bulu seni. Di Amerika dan Eropa sudah ada kelompok pencinta buku seni yang terbuka bagi siapapun yang ingin ikut ambil bagian. Museum-museum dan kolektor sudah banyak yang siap mengkoleksi buku seni yang bernilai dengan penghargaan yang luar biasa tinggi. Tinggal bagaimana sikap kita dalam menghargai tradisi buku seni masa kini.

(6)

16 Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2,No.4 Mei 2002

DAFTAR PUSTAKA

A. Stevenson, George. 1979. Graphic Arts Encyclopedia. McGraw-Hill, Inc: USA. Bland, David. 1969. A History of Book illustration, Faber and Faber Limited:

London.

Damayanti, Nuning. 1989. PengantarTugasAkhirSeniGrafis. FSRD-ITB: Bandung. Dept P & K, 1989.KamusBesarBahasa Indonesia, BalaiPustaka: Jakarta.

Gerhard, Wahring. 1993. DeutschesWoerterbuch, Bertelsmann LexikonVerlag GMBH: München.

Haenlein, Carl, Das Buch des Koenstler, Katalog 3/1989, KestnerGesellschaft: Hannover.

Hernard, Beatrice, Maur, Karin, 1989. V, Papiergesaenge. Prestel: München. Kästner, Erhart. 1994. Kunstwirklichkeiten, Herzog August Bibliothek:

HarrassowitzVerlagWiesbaden.

Karp, Albert, 1979. Buchkunst der Gegenwart. VEB Fachbuchverlag: Leipzig. Kusumaatamaja, M. ,Adenan R, Kusnadi, Sudarmaji, Soedarso, Dermawan T. A,

PerjalananSeniRupa Indonesia, PanitiaPameranKias, 1990-1991, SeniBudaya-Bandung.

M. Echolas, John, 1990. KamusInggris Indonesia. PT. Gramedia: Jakarta.

Miksic, John. 1996. Ancient History-Indonesian Heritage, BukuAntarBangsa, Jakarta, for Grolier International, Inc.

Thomas, Karin. 1978. Stilgeschichte der bildendenKunstim 20. Jahrhundert.Verlag M. Du Mont Schauberg: Köln.

Taman Mini Indonesia Indah. 1997. Indonesia Indah, Aksara. YayasanHarapan Kita: Jakarta.

Judoseputro, Wijoso. 1979. SejarahSeniRupa

Indonesia.ProyekPenelitiandanPencatatanKebudayaan Daerah, Dept. P & K. -Sud Deutsche Zeitung, Artikel des Zeitung und des Zeitschrift, Das Malerbuchdes ZwanzigstenJahrhundrets, von ErhartKäsner, 11/12 July 1981 -HU. Kompas, Mengenang HUT Pertama RI 17 Agustus 1946, KemerdekaandanseniGrafis, olehSetiawanSsabana, 17 Agustus 2000

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Mencabut kembali semua keputusan dan instruksi yang telah dikeluarkan oleh atau atas nama Gubernur Kepala Daerah Jawa Barat/Pemerintah Daerah Propinsi Jawa

Komunitas ini biasa memanggil orang yang membutuhkan pemberdayaan dan mau dibantu ini dengan sebutan solia, sebutan tersebut diberikan sebagai apresiasi untuk

Hasil koefisien korelasi antara variabel dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku bullying sebesar 0,062 dengan p sebesar 0,0269 (p>0,05) ini berarti tidak

1) Article title should never be a sales pitch for website, product, or company. The expertise in delivery of information on the topic will “sell” to the reader... 2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana akuntansi forensik dan audit investigatif diterapkan dalam mendeteksi  fraud    di lingkungan pemerintahan dan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, peranan pendamping dari Bank Sampah Melati Bersih

Apabila anda merupakan sebuah Original Equipment Manufacturer (OEM) yang menghendaki performa yang unggul dari komponen dan sistem yang terdapat di dalam produk anda, carilah

Korosi paling mudah terjadi pada larutan yang bersifat asam karena ion H + dapat bereaksi langsung dengan logam menghasilkan ion logam dan gas H 2.. Senyawa berikut yang tidak