• Tidak ada hasil yang ditemukan

123dok Penerapan Akuntansi Forensik Dan Audit Investigatif Dalam Mendeteksi Fraud Di Lingkungan Pemerintaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "123dok Penerapan Akuntansi Forensik Dan Audit Investigatif Dalam Mendeteksi Fraud Di Lingkungan Pemerintaha"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI SKRIPSI

PENERAPAN AKUNTASI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF PENERAPAN AKUNTASI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF DALAM MENDETEKSI

DALAM MENDETEKSIFRAUDFRAUD DI  DI LINGKUNGAN PEMERINTAHALINGKUNGAN PEMERINTAHANN PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH OLEH RUTH MARGARETHA H. RUTH MARGARETHA H. 100503084 100503084

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN MEDAN

2014 2014

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

PERNYATAAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Akuntansi Forensik dan Audit bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif dalam Mendeteksi

Investigatif dalam Mendeteksi Fraud Fraud   di Lingkungan Pemerintahan Pada PDAM  di Lingkungan Pemerintahan Pada PDAM Tirtanadi Sumatera Utara”adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun Tirtanadi Sumatera Utara”adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Medan, April April 20142014 Yang membuat pernyataan Yang membuat pernyataan

Ruth Margaretha H. Ruth Margaretha H. NIM. 100503084 NIM. 100503084

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK ABSTRAK

PENERAPAN AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF PENERAPAN AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF DALAM MENDETEKSI

DALAM MENDETEKSI FRAUDFRAUD DI  DI LINGKUNGAN PEMERINTAHANLINGKUNGAN PEMERINTAHAN PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana akuntansi forensik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana akuntansi forensik dan audit investigatif diterapkan dalam mendeteksi

dan audit investigatif diterapkan dalam mendeteksi  fraud  fraud   di lingkungan  di lingkungan pemerintahan dan bagaimana penerapan audit investigatif dalam mendeteksi

pemerintahan dan bagaimana penerapan audit investigatif dalam mendeteksi fraud  fraud  di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.Jenis data yang digunakan dalam di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari berbagai sumber yang penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, baik dari telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, baik dari buku, jurnal, dan situs internet.Metode pengumpulan data dalam penelitian ini buku, jurnal, dan situs internet.Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka (literature study) dan pencarian secara online melalui situs adalah studi pustaka (literature study) dan pencarian secara online melalui situs internet.

internet.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntansi forensik untuk Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntansi forensik untuk mendeteksi

mendeteksi  fraud  fraud    di di lingkungan lingkungan pemerintahan pemerintahan diterapkan diterapkan dengandengan caramengefektifkan peran para akuntan forensik, dengan terlebih dahulu mencetak caramengefektifkan peran para akuntan forensik, dengan terlebih dahulu mencetak para akuntan yang handal, menetapkan standar profesional untuk akuntan para akuntan yang handal, menetapkan standar profesional untuk akuntan forensik, selalu mengembangkan profesi akuntan forensik di Indonesia, dan forensik, selalu mengembangkan profesi akuntan forensik di Indonesia, dan memaksimalkan kerjasama antara akuntan forensik dan penegak hukum. Audit memaksimalkan kerjasama antara akuntan forensik dan penegak hukum. Audit investigatif dalam mendeteksi

investigatif dalam mendeteksi  fraud  fraud   di lingkungan pemerintahan diterapkan  di lingkungan pemerintahan diterapkan dengan cara auditor harus berfikir seperti pelaku

dengan cara auditor harus berfikir seperti pelaku fraud  fraud   itu sendiri, dengan  itu sendiri, dengan mendasarkan pelaksanaan prosedur yang ditetapkan baik pada tahap perencanaan, mendasarkan pelaksanaan prosedur yang ditetapkan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan hingga tindak lanjut pemeriksaan, yang dilakukan untuk pelaksanaan, pelaporan hingga tindak lanjut pemeriksaan, yang dilakukan untuk menemukan adanya kerugian dan selanjutnya melakukan penyidikan jika terbukti menemukan adanya kerugian dan selanjutnya melakukan penyidikan jika terbukti adanya kerugian negara.Penerapan audit investigatif dalam mendeteksi

adanya kerugian negara.Penerapan audit investigatif dalam mendeteksi fraud  fraud didi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dilakukan oleh BPKP Perwakilan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dilakukan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara Bidang Investigasi.

Provinsi Sumatera Utara Bidang Investigasi. Kata

Kata kunci: kunci: Akuntansi forensik, Akuntansi forensik, Audit Audit Investigatif,Investigatif, Fraud Fraud , Lingkungan, Lingkungan Pemerintahan

Pemerintahan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

(5)

 ABSTRACT

 APPLICATION OF FORENSIC ACCOUNTING AND AUDIT INVESTIGATIVE DETECTING FRAUD IN THE GOVERNMENT ENVIRONMENT

 AT PDAM TIRTANDI PROVINSI SUMATERA UTARA

The purpose of this study is to find out how forensic accounting and audit investigative in detecting fraud are applied in the government environment and how the application of audit investigative in detecting fraud at PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Type of data used in this study is secondary data, that collectedfromvarioussourcesthathave been there before and relatedto research  problems, from books, journals, and internet site. Methods of data collection in

this study is the method of library research and online search through internet site.

These result indicate that the forensic accounting in detecting fraud in the government environment can be done byactivate the roleof theforensic accountant, by first scoring the reliable accountant, establish the  professionalstandardsforforensicaccountants, alwaysdevelopforensicaccounting

 professionin Indonesia, and

andmaximizecooperationbetweenlawenforcementandforensicaccountants. Audit investigative in detecting fraud in the government environment can be done byauditors have to think as they are the perpetrators of fraud, bybasingthe implementation ofthe procedures set outeitherinthe planning, implementation, reportingtofollow-up examinations, conductedtofindthe presence oflossesand  furtherinvestigationifevidence ofstate losses. Application of audit investigative in

detecting fraud at PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara was conducted by BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara Bidang Investigasi.

Keywords : Forensic Accounting, Audit Investigation, Fraud, Government Environment

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.Skripsi ini berjudul “Penerapan Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif dalam Mendeteksi Fraud   di Lingkungan Pemerintahan Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dalam bentuk materiil dan spiritual, serta dukungan dari pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran demi tersusunnya skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, antara lain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(7)

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak.selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. BapakDrs. Firman Syarif, M.Si, Ak.selakuDosen Pembaca Penilai yang memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

6. Kedua orang tua penulis, Hotman P. Hutajulu, S.Pd dan Murniaty Purba, serta kakak Herlin Mey S. Hutajulu, S.Gz dan adikJhon Hendrik P. Hutajulu yang selalu mendoakan, mendukung secara moral maupun materiil, memberi semangat, motivasi, dan kasih sayang yang begitu besar dalam penulisan skripsi ini. Kepada sahabat-sahabat penulis,Monika, Felicia, dan Triskin, terima kasih untuk doa, semangat, dan inspirasi dari kalian yang luar biasa. Kepada Olivia, Ingrid, Debby, Yolanda, dan Marisca terima kasih sudah menjadi berkat selama di Universitas Sumatera Utara, terima kasih untuk setiap cerita dan tawa yang pernah kita bagi. Kepada Astrid, Thresya, Widya, dan Sarah, terima kasih untuk doa, semangat, dan motivasi yang luar biasa. Kepada semua teman-teman, khususnya grup B Departemen Akuntansi-S1 angkatan 2010, terimakasih atas kebersamaan dan pertemanan yang terjalin selama di Universitas Sumatera Utara dan sukses buat kita semua. Kepada semua pihak yang telah membantu

(8)

baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa sangat dibutuhkan penulis dari segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kepada peneliti lain mungkin dapat mengembangkan hasil penelitian ini pada ruang lingkup yang lebih luas dan analisis yang lebih tajam. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca.Terimakasih.

Medan, April 2014 Penulis

Ruth Margaretha H. NIM. 100503084

(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Akuntansi Forensik ... 9

2.1.1 Pengertian Akuntansi Forensik ... 12

2.1.2 Mengapa perlu Akuntansi Forensik ... 14

2.1.3 Akuntan Forensik ... 15

2.1.4 Lingkup Akuntansi Forensik ... 19

2.1.5 Atribut, Kode Etik, dan Standar Akuntansi Forensik ... 21

2.2 Audit Investigasif ... 25

2.2.1 Pengertian Audit Investigatif ... 25

2.2.2 Jenis Audit Investigatif ... 27

2.2.3 Tujuan Audit Investigatif ... 27

2.2.4 Prinsip-Prinsip Audit Investigatif ... 30

2.2.5 Teknik Audit Investigatif ... 31

2.2.6 Aksioma Audit Investigasi ... 33

2.2.7 Metodologi Audit Investigatif ... 35

2.3 Fraud ... 38

2.3.1 Pengertian Fraud ... 39

2.3.2 Penyebab TerjadinyaFraud ... 41

2.3.3 Klasifikasi Fraud ... 43

2.3.4 Tanda-Tanda TerjadinyaFraud ... 47

2.3.5 Unsur-Unsur Fraud ... 47

2.3.6 Pencegahan Fraud ... 48

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 52

2.5 Kerangka Konseptual ... 54

(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

3.1 Jenis Penelitian ... 55

3.2 Jenis Data ... 55

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 55

3.4 Metode Analisis Data ... 56

BAB IV PEMBAHASAN ... 57

4.1 Data Penelitian ... 57

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 57

4.1.1.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi ... 57

4.1.1.2 Visi dan Misi PDAM Tirtanadi ... 59

4.1.1.3 Kerjasama PDAM Tirtanadi ... 60

4.1.2 Perkembangan Fraud di Lingkungan Pemerintahan ... 61

4.1.3 Akuntan Forensik dalam MendeteksiFraud  di Lingkungan Pemerintahan ... 69

4.1.4 Lembaga Pelaksana Akuntansi Forensik di Lingkungan Pemerintahan Indonesia ... 73

4.2 Hasil penelitian ... 88

4.2.1 Penerapan Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif dalam Mendeteksi Fraud ... 88

4.2.2 Pengungkapan Kasus Korupsi Melalui Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif ... 91

4.2.3 Penerapan Audit Investigatif dalam Kasus PDAM Tirtanadi ... 93

4.2.3.1 Gambaran Umum Kasus PDAM Tirtanadi ... 93

4.2.3.2 Hasil Audit Investigatif oleh BPKP Perwakilan Sumatera Utara ... 95

4.2.3.3 Pendapat Para Ahli terhadap Kasus PDAM Tirtanadi ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Diagram Akuntansi Forensik ..………... 10 Gambar 2.2 Segitiga Akuntansi Forensik ……….. 10

Gambar 2.3 Segitiga Fraud ……….……….. 41

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu……….52 Halaman

Tabel 2.1 Data Penanganan Korupsi Berdasarkan

Instansi Tahun 2004-2013…..……….67

(13)

ABSTRAK

PENERAPAN AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF DALAM MENDETEKSI FRAUD DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN

PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana akuntansi forensik dan audit investigatif diterapkan dalam mendeteksi  fraud   di lingkungan pemerintahan dan bagaimana penerapan audit investigatif dalam mendeteksi fraud  di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, baik dari buku, jurnal, dan situs internet.Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka (literature study) dan pencarian secara online melalui situs internet.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntansi forensik untuk mendeteksi  fraud   di lingkungan pemerintahan diterapkan dengan caramengefektifkan peran para akuntan forensik, dengan terlebih dahulu mencetak para akuntan yang handal, menetapkan standar profesional untuk akuntan forensik, selalu mengembangkan profesi akuntan forensik di Indonesia, dan memaksimalkan kerjasama antara akuntan forensik dan penegak hukum. Audit investigatif dalam mendeteksi  fraud   di lingkungan pemerintahan diterapkan dengan cara auditor harus berfikir seperti pelaku fraud   itu sendiri, dengan mendasarkan pelaksanaan prosedur yang ditetapkan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan hingga tindak lanjut pemeriksaan, yang dilakukan untuk menemukan adanya kerugian dan selanjutnya melakukan penyidikan jika terbukti adanya kerugian negara.Penerapan audit investigatif dalam mendeteksi fraud di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dilakukan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara Bidang Investigasi.

Kata kunci: Akuntansi forensik, Audit Investigatif, Fraud , Lingkungan Pemerintahan

(14)

 ABSTRACT

 APPLICATION OF FORENSIC ACCOUNTING AND AUDIT INVESTIGATIVE DETECTING FRAUD IN THE GOVERNMENT ENVIRONMENT

 AT PDAM TIRTANDI PROVINSI SUMATERA UTARA

The purpose of this study is to find out how forensic accounting and audit investigative in detecting fraud are applied in the government environment and how the application of audit investigative in detecting fraud at PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Type of data used in this study is secondary data, that collectedfromvarioussourcesthathave been there before and relatedto research  problems, from books, journals, and internet site. Methods of data collection in

this study is the method of library research and online search through internet site.

These result indicate that the forensic accounting in detecting fraud in the government environment can be done byactivate the roleof theforensic accountant, by first scoring the reliable accountant, establish the  professionalstandardsforforensicaccountants, alwaysdevelopforensicaccounting

 professionin Indonesia, and

andmaximizecooperationbetweenlawenforcementandforensicaccountants. Audit investigative in detecting fraud in the government environment can be done byauditors have to think as they are the perpetrators of fraud, bybasingthe implementation ofthe procedures set outeitherinthe planning, implementation, reportingtofollow-up examinations, conductedtofindthe presence oflossesand  furtherinvestigationifevidence ofstate losses. Application of audit investigative in

detecting fraud at PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara was conducted by BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara Bidang Investigasi.

Keywords : Forensic Accounting, Audit Investigation, Fraud, Government Environment

(15)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah

Akuntansi merupakan sebuah instrumen penting dalam menjaga Akuntansi merupakan sebuah instrumen penting dalam menjaga akuntabilitas sebuah organisasi. Informasi yang diperoleh dari proses akuntabilitas sebuah organisasi. Informasi yang diperoleh dari proses akuntansi sering menjadi dasar bagi pengambilan keputususan penting dalam akuntansi sering menjadi dasar bagi pengambilan keputususan penting dalam perekonomian. Oleh karena itu, informasi yang diperoleh dari proses perekonomian. Oleh karena itu, informasi yang diperoleh dari proses akuntansi tersebut harus merupakan representasi yang jujur dan akurat dari akuntansi tersebut harus merupakan representasi yang jujur dan akurat dari proses yang terjadi dalam sebuah organisasi atau entitas.

proses yang terjadi dalam sebuah organisasi atau entitas.

Perkembangan dunia usaha pada saat ini yang semakin pesat tidak hanya Perkembangan dunia usaha pada saat ini yang semakin pesat tidak hanya membawa dampak bagi kemajuan dibidang ekonomi termasuk perkembangan membawa dampak bagi kemajuan dibidang ekonomi termasuk perkembangan dunia akuntansi, tetapi juga menjadi sumber bagi munculnya berbagai dunia akuntansi, tetapi juga menjadi sumber bagi munculnya berbagai kecurangan (

kecurangan ( fraud  fraud ).Praktik-praktik kecurangan yang terjadi merupakan suatu).Praktik-praktik kecurangan yang terjadi merupakan suatu pukulan bagi dunia profesi akuntansi karena dapat menimbulkan keraguan pukulan bagi dunia profesi akuntansi karena dapat menimbulkan keraguan masyarakat terhadap fungsi dan peran akuntansi di masyarakat.

masyarakat terhadap fungsi dan peran akuntansi di masyarakat.

Peran auditor dalam mendeteksi kecurangan-kecurangan yang terjadi Peran auditor dalam mendeteksi kecurangan-kecurangan yang terjadi masih belum optimal. Berbagai kecurangan masih saja terjadi dengan masih belum optimal. Berbagai kecurangan masih saja terjadi dengan berbagai skala dan modus yang terkadang sulit untuk dideteksi dan berbagai skala dan modus yang terkadang sulit untuk dideteksi dan dicegah.Hal inilah yang menuntut lahirnya cabang baru dari ilmu akuntansi dicegah.Hal inilah yang menuntut lahirnya cabang baru dari ilmu akuntansi yaitu akuntansi forensik. Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin yaitu akuntansi forensik. Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti arti luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk akuntansi dalam arti arti luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di sektor publik penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di sektor publik maupun privat (Tuanakotta, 2010 : 4). Akuntansi forensik diharapkan mampu maupun privat (Tuanakotta, 2010 : 4). Akuntansi forensik diharapkan mampu

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

(16)

untuk menjawab tantangan dunia akuntansi yang semakin kompleks dan untuk menjawab tantangan dunia akuntansi yang semakin kompleks dan membantu mengungkapkan berbagai kecurangan terjadi.

membantu mengungkapkan berbagai kecurangan terjadi.

Praktik akuntansi forensik di lingkungan pemerintahan Indonesia Praktik akuntansi forensik di lingkungan pemerintahan Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak krisis keuangan yang melanda Indonesia pada sebenarnya telah dimulai sejak krisis keuangan yang melanda Indonesia pada tahun 1997. Krisis keuangan yang melanda Indonesia pada bulan Oktober tahun 1997. Krisis keuangan yang melanda Indonesia pada bulan Oktober 1997 tersebut telah terasa sejak Agustus 1997 dan semakin memburuk. Hal 1997 tersebut telah terasa sejak Agustus 1997 dan semakin memburuk. Hal ini berdampak pada pemerintahan Presiden Soeharto yang berakhir pada ini berdampak pada pemerintahan Presiden Soeharto yang berakhir pada bulan Mei 1998.

bulan Mei 1998.

The Asian Wall Street Journal

The Asian Wall Street Journal pada bulan Oktober 1997 memberitakanpada bulan Oktober 1997 memberitakan bahwa ada kemungkinan pemerintah Indonesia meminta bantuan berupa bahwa ada kemungkinan pemerintah Indonesia meminta bantuan berupa pinjaman dana dari IMF (International Monetary Fund) dan Bank Dunia pinjaman dana dari IMF (International Monetary Fund) dan Bank Dunia (World Bank). Sebagai prasyarat untuk mendapatkan bantuan berupa (World Bank). Sebagai prasyarat untuk mendapatkan bantuan berupa pinjaman dana, IMF dan World Bank mengharuskan adanya proses

pinjaman dana, IMF dan World Bank mengharuskan adanya proses Agreed Agreed Upon Due Dilligence

Upon Due Dilligence  (ADDP) yang dikerjakan oleh akuntan asing dibantu  (ADDP) yang dikerjakan oleh akuntan asing dibantu oleh beberapa akuntan Indonesia. Temuan awal ADDP atas enam bank yang oleh beberapa akuntan Indonesia. Temuan awal ADDP atas enam bank yang menjadi sampel ADDP menunjukkan bahwa perbankan telah melakukan menjadi sampel ADDP menunjukkan bahwa perbankan telah melakukan overstatement 

overstatement   di sisi aset (  di sisi aset (assetsassets) dan) dan understatement understatement   di sisi kewajiban  di sisi kewajiban ((liabilitiesliabilities).Temuan ini membuat pasar dan pemerintah Indonesia panik dan).Temuan ini membuat pasar dan pemerintah Indonesia panik dan berunjung pada likuidasi 16 bank swasta. Likuidasi tersebut kemudian berunjung pada likuidasi 16 bank swasta. Likuidasi tersebut kemudian menjadi langkah yang buruk karena menyebabkan adanya

menjadi langkah yang buruk karena menyebabkan adanyarushrushdana tabungandana tabungan dan deposito di bank-bank swasta karena hancurnya kepercayaan publik pada dan deposito di bank-bank swasta karena hancurnya kepercayaan publik pada pembukuan perbankan. ADDP tersebut tidak lain adalah penerapan dari pembukuan perbankan. ADDP tersebut tidak lain adalah penerapan dari

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

(17)

akuntansi forensik atau audit investigatif. Disinilah awal perkembangan akuntansi forensik atau audit investigatif. Disinilah awal perkembangan akuntasi forensik di Indonesia.

akuntasi forensik di Indonesia.

Perkembangan akuntansi forensik di Indonesia selanjutnya dapat dilihat Perkembangan akuntansi forensik di Indonesia selanjutnya dapat dilihat dari kesuksesan akuntansi forensik pada kasus Bank Bali.Keberhasilan dari kesuksesan akuntansi forensik pada kasus Bank Bali.Keberhasilan Pricewaterhouse Cooper

Pricewaterhouse Cooper (PwC) dalam membongkar kasus Bank Bali(PwC) dalam membongkar kasus Bank Bali membuat istilah akuntansi forensik mencuat di Indonesia. Dimana PwC, membuat istilah akuntansi forensik mencuat di Indonesia. Dimana PwC, dengan menggunakan

dengan menggunakansoftwaresoftware khusus  khusus PwC PwC berhasil menunjukkan arus berhasil menunjukkan arus danadana yang rumit dengan bentuk diagram seperti cahaya yang mencuat dari yang rumit dengan bentuk diagram seperti cahaya yang mencuat dari matahari (

matahari (sunburst sunburst ). Dari diagram tersebut, PwC meringkasnya menjadi arus). Dari diagram tersebut, PwC meringkasnya menjadi arus dana dari orang-orang tertentu. Namun, keberhasilan akuntansi forensik ini dana dari orang-orang tertentu. Namun, keberhasilan akuntansi forensik ini tidak diikuti dengan keberhasilan penyelesaian hukum di sistem pengadilan. tidak diikuti dengan keberhasilan penyelesaian hukum di sistem pengadilan.

Tahun 2005 merupakan tahun suksesnya akuntansi forensik dan juga Tahun 2005 merupakan tahun suksesnya akuntansi forensik dan juga penyelesaiannya di sistem pengadilan.Diantara beberapa kasus ada dua kasus penyelesaiannya di sistem pengadilan.Diantara beberapa kasus ada dua kasus yang menonjol. Kasus yang pertama adalah kasus pembongkaran korupsi yang menonjol. Kasus yang pertama adalah kasus pembongkaran korupsi Komisi Pemilihan

Komisi Pemilihan Umum Umum (KPU) oleh (KPU) oleh Badan Pemeriksa Badan Pemeriksa Keuangan Keuangan sebagaisebagai akuntan forensiknya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil akuntan forensiknya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menyelesaikan kasus ini di pengadilan. Metode yang digunakan adalah menyelesaikan kasus ini di pengadilan. Metode yang digunakan adalah metode

metode  follow  follow the the moneymoney  atau mengikuti aliran uang hasil korupsi dan  atau mengikuti aliran uang hasil korupsi dan inin depth interview 

depth interview   yang kemudian mengarahkan kepada para pejabat dan  yang kemudian mengarahkan kepada para pejabat dan pengusaha yang teribat dalam kasus ini. Kasus yang kedua adalah kasus Bank pengusaha yang teribat dalam kasus ini. Kasus yang kedua adalah kasus Bank BNI. Dimana Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) BNI. Dimana Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) sebagai akuntan forensiknya berhasil membuktikan kepada pengadilan bahwa sebagai akuntan forensiknya berhasil membuktikan kepada pengadilan bahwa Adrian Waworuntu terlibat dalam penggelapan dana Bank BNI. Metode yang Adrian Waworuntu terlibat dalam penggelapan dana Bank BNI. Metode yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

(18)

digunakan adalah metode follow the money  yang mirip dengan metode yang digunakan PwC dalam kasus Bank Bali.

Selanjutya, pada tahun 2008 dan semester pertama 2009 menunjukkan ketangguhan KPK dalam menemukan dan menyelesaikan kasus-kasus tindak pidana korupsi. Skandal Bank Century yang berisi dugaan tindak pidana perbankan, tindak pidana korupsi, tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan, dan tindak pidana umum merupakan kasus yang menarik bagi akuntan forensik.

Dari beberapa kasus akuntansi forensik yang terjadi, dapat dilihat bahwa kasus akuntansi forensik di lingkungan pemerintahan lebih menonjol dibandingkan di sektor privat atau bisnis. Data penanganan tindak pidana korupsi yang berhasil diperoleh Anti-Corruption Clearing House (ACCH) menunjukkan bahwa “Pada tahun 2013 penanganan tindak pidana korupsi lebih banyak ditemukan di lingkungan instansi Kementerian/Lembaga Pusat yaitu sebanyak 66 perkara.”. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan penanganan tindak pidana korupsi di tahun 2012 sebanyak 48 kasus dan ditahun 2011 sebanyak 39 kasus.

Di sektor publik tindakan melawan hukum berupa kecurangan menimbulkan kerugian bagi negara dan keuangan negara.Berbagai bentuk kecurangan yang terjadi pada sektor publik di Indonesia adalah korupsi, penyalahgunaan asset, dan manipulasi laporan keuangan.Namun, kecurangan yang paling sering terjadi di lingkungan pemerintahan Indonesia adalah korupsi.Lingkungan usaha dan perubahan-perubahan dalam pemerintahan

(19)

melahirkan terlalu banyak insentif dan motivasi untuk korupsi.Penegakan hukum yang tidak konsisten hingga penyalahgunaan kekuasaan/wewenanng turut menjadi penyebab terjadinya korupsi.Berbagai kasus korupsi yang terjadi seakan tidak pernah berhenti menghiasi berbagai media massa di Indonesia. Disinilah peranan akuntansi forensik sangat dibutuhkan.

Berbagai lembaga survey atau penelitian baik di Indonesia maupun di luar negeri menyebutkan bahwa fenomena korupsi di Indonesia sudah sangat parah dan kondisi tersebut sering menempatkan Indonesia pada posisi sebagai negara terkorup. Dari hasil pemeriksaan BPKP dan Kejaksaan Agung sebagai tindak lanjutnya, telah cukup banyak kasus korupsi ditemukan berasal dari sektor pemerintahan.Bahkan hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh BPKP dengan mengambil responden dari berbagai kalangan di masyarakat menunjukkan bahwa instansi/lembaga atau kegiatan-kegiatan pemerintahan dianggap oleh masyarakat paling banyak melakukan korupsi.Maka tak heran  jika masyarakat menilai pemerintah sebagai lembaga yang seharusnya berpihak pada rakyat dan mengutamakan kesejahteraan rakyat hanya rekayasa belaka kalau pada akhirnya korupsi menjadi hal yang lumrah di kalangan pemerintahan.

Dalam mendeteksi fraud tidak hanya akuntansi forensik yang dibutuhkan untuk membedah kasus-kasus kecurangan. Pelaksanaan audit investigatif juga harus dilakukan untuk membuktikan adanya fraud yang kemungkinan terjadi. Istilah investigatif muncul dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

(20)

yang menjelaskan bahwa “audit investigatif termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan kinerja.”.

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dalam beberapa bulan terakhir menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang banyak mendapat perhatian dan sorotan dari masyarakat maupun media karena dugaan kasus korupsi yang melibatkan Direktur Utama (Dirut) BUMD tersebut.Dalam kasus korupsi ini, penerapan audit investigatif menjadi sangat penting untuk dilakukan. Hasil dari pelaksanaan audit investigatif tersebut dapat membuktikan apakah fraud   berupa tindak pidana korupsi itu benar terjadi dalam PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi mengenai “Penerapan Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif dalam Mendeteksi Fraud di Lingkungan Pemerintahan pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. bagaimana akuntansi forensik dan audit investigatif diterapkan dalam mendeteksi frauddi lingkungan pemerintahan;

b. bagaimana penerapan audit investigatif dalam mendeteksi fraud di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. untuk mengetahui bagaimana akuntansi forensik dan audit investigatif diterapkan dalam mendeteksi fraud  di lingkungan pemerintahan;

c. untuk mengetahui bagaimana penerapan audit investigatif dalam mendeteksi frauddi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi penulis, peneliti lain, pemerintah, dan perusahaan.

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kesempatan bagus bagi penulis untuk memahami penerapan akuntansi forensik dan audit investigatif dalam mendeteksi fraud  di lingkungan pemerintahan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dan pengembangan selanjutnya, mengingat begitu banyak kasus kecurangan yang terjadi tidak hanya di sektor pemerintahan tetapi juga di sektor bisnis.

c. Penelitian ini diharapkan dapat mengingatkan pemerintah untuk memaksimalkan peranan akuntansi forensik dan audit investigatif di lingkungan pemerintahan melalui kerjasama antara akuntan forensik dan penegak hukum.

d. Penelitian ini diharapkan dapat mengingatkan PDAM Tirtanadi Sumatera Utara sebagai BUMD agar memperbaiki manajemen

(22)

perusahaannya sehingga dapat memberi dampak positif terhadap masyarakat.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akuntansi Forensik

Istilah akuntansi forensik merupakan terjemahan dari forensic accounting dalam bahasa Inggris.Di Amerika Serikat pada awalnya akuntansi forensik digunakan untuk menentukan pembagian warisan atau mengungkap motif pembunuhan.Kasus Al Capone pada tahun 1931 merupakancontoh dari penerapan akuntansi forensik di Amerika Serikat.Al Capone adalah seorang mafia terkenal di Amerika Serikat yang selalu lolos dari jeratan hukum dalam kasus pembunuhan.Namun, berkat seorang akuntan forensik bernama Frank J. Wilson yang mampu mengungkap kasus penggelapan pajak sehingga Al Capone akhirnya dipenjara.Bermula dari penerapan akuntansi untuk memecahkan persoalan hukum, maka istilah yang dipakai adalah akuntansi (bukan audit) forensik.Crumbley dan Apostolou menulis dalam majalah The Value Examiner pada September 2007, menjelaskan bahwa meskipun pada saat itu istilah akuntansi forensik belum digunakan, namun sejatinya Frank J. Wilson telah melakukan tugas sebagai seorang akuntan forensik.

Akuntansi forensik pada awalnya adalah perpaduan sederhana dari akuntansi dan hukum.Contohnya adalah peran akuntansi forensik dalam pembagian harta gono-gini pada kasus perceraian. Dalam hal ini akuntansi berperan membantu akuntan untuk terlebih dahulu menghitung besarnya  jumlah harta yang akan diterima pihak suami dan istri yang melakukan

(24)

perceraian. Dari segi hukum yaitu dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam penyelesaian kasus baik di dalam maupun di luar pengadilan.

Seiring dengan berjalannya waktu, muncul kasus-kasus yang lebih sulit sehingga perkembangan akuntansi forensik menjadi lebih kompleks dan melibatkan satu bidang tambahan yaitu auditing. Dengan demikian, akuntansi forensik adalah perpaduan dari akuntansi, hukum, dan auditing.Berikut ini adalah model akuntansi forensik jika dipresentasikan dalam tiga bidang menurut Tuanakotta (2010 : 19).

Gambar 2.1

Diagram Akuntansi Forensik (sumber : Tuanakotta, 2010:19)

Selain itu, ada cara lain untuk melihat akuntansi forensik yaitu dengan menggunakan Segitiga Akuntansi Forensik yang diistilahkan oleh Tuanakotta (2010 : 22).

Perbuatan Melawan Hukum

Kerugian Hubungan Kausalitas

Gambar 2.2

Segitiga Akuntansi Forensik (sumber : Tuanakotta, 2010:22)

AKUNTANSI

HUKUM AUDITING

(25)

Akuntansi forensik baik di sektor publik maupun di sektor privat berurusan dengan kerugian.Di sektor publik berurusan dengan kerugian negara dan kerugian keuangan negara, sedangkan di sektor privat kerugian yang timbul diakibatkan karena adanya cidera janji dalam suatu perikatan.Kerugian merupakan titik pertama dalam Segitiga Akuntansi Forensik. Landasannya yang dikutip dalam Tuanakotta (2010 : 22) adalah Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi : “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”.

Titik kedua dalam Segitiga Akuntansi Forensik adalah perbuatan melawan hukum.Tanpa perbuatan melawan hukum, tidak ada yang dapat dituntut untuk menganti kerugian.Titik ketiga adalah adanya keterkaitan antara kerugian dan perbuatan melawan hukum atau ada hubungan kausalitas antara kerugian dan perbuatan melawan hukum.

Hubungan kausalitas antara perbuatan melawan hukum dan kerugian adalah ranah para ahli hukum dan praktisi hukum, sedangkan perhitungan besarnya kerugian adalah ranahnya para akuntan forensik.Akuntan forensik dapat membantu para ahli dan praktisi hukum dalam mengumpulkan bukti dan barang bukti untuk menentukan hubungan kausalitas. Selain menjelaskan hubungan kausalitas antara kerugian dan perbuatan melawan hukum, Segitiga Akuntansi Forensik sama seperti diagram-diagram akuntansi forensik lainnya

(26)

merupakan model akuntansi forensik yang mengaitkan akuntansi, hukum, dan auditing (Tuanakotta, 2010 : 23).

2.1.1. Pengertian Akuntansi Forensik

Merriam Webster’s Collegiate Dictionary  (edisi ke-10) dalam Tuanakotta (2010 : 3), mengartikan akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi pada masalah hukum.Menurut Tuanakotta (2010 : 4) defenisi akuntansi forensik adalah “penerapan disiplin akuntansi dalam arti arti luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di sektor publik maupun privat”.

Crumbley, editor-in-chief dari Journal of Forensic Accounting, yang dikutip dalam Tuanakotta (2007 : 7) menulis “Simply put, forensic accounting is legally accurate accounting. That is, accounting that is sustainable some adversarial legal proceeding, or within some judicial or administrative review .” (“Secara sederhana dapat dikatakan, akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat untuk tujuan hukum.Atau, akuntansi yang tahan uji dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan, atau dalam proses peninjauan yudisial atau tinjauan administratif.”).Defenisi Crumbley menekankan bahwa akuntansi forensik tidak identik, bahkan tidak berurusan dengan akuntansi yang sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principles  (GAAP). Ukurannya bukan GAAP, melainkan apa yang menurut hukum atau ketentuan perundang-undangan adalah akurat.

(27)

Menurut Hopwood, Leitner dan Young dalam bukunya yang berjudul Forensic Accounting mendefinisikan bahwa akuntansi forensik adalah“The application of investigative and analytical skill for the purpose of resolving  financial issues in a manner that meets standards required by courts of law".Dengan pengertian bahwa akuntansi forensik adalah penerapan keterampilan investigasi dan analisis untuk tujuan memecahkan masalah keuangan dengan cara yang memenuhi standar yang dibutuhkan oleh pengadilan hukum.Dengan demikian, investigasi dan analisis yang dilakukan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pengadilan atau hukum yang memiliki yurisdiksi yang kuat.

Masalah hukum dapat diselesaikan di dalam atau di luar pengadilan.Penyelesaian masalah hukum di dalam pengadilan dilakukan melalui litigasi (litigation) atau dengan berperkara di pengadilan, sedangkan penyelesaian di luar pengadilan dilakukan secara nir-litigasi (non-litigation) lewat arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa.Dari penjelasan tersebut, akuntansi forensik dapat didefenisikan sebagai penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan.

Tuanakotta (2010 :4) menambahkan bahwa akuntansi forensik dapat diterapkan di sektor publik maupun sektor privat (perorangan, perusahaan swasta, yayasan swasta, dan lain-lain). Dengan memasukkan para pihak berbeda, defnisi akuntansi forensik dapat diperluas.Dimana akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk

(28)

auditing, pada masalah hukum di dalam atau diluar pengadilan, di sektor publik maupun privat.

2.1.2 Mengapa perlu Akuntansi Forensik

Kasus korupsi hampir setiap hari menjadi headline  di berbagai media di Indonesia, baik media elektronik maupun media cetak. Tingkat korupsi yang tinggi menjadi pendorong yang kuat untuk berkembangnya praktik akuntansi forensik di Indonesia.Disinilah peran akuntansi forensik diperlukan karena adanya potensi  fraud   yang dapat menghancurkan pemerintahan, bisnis, maupun pendidikan.

Pada pertemuan Asia Pasifik mengenai fraud tahun 2004 ( Asia Pacific Fraud Convention) dalam Tuanakotta (2010 : 43), Deloitte Touche Tohmatsumelakukan polling terhadap 125 delegasi. Polling tersebutmenunjukkan bahwa kebanyakan peserta (82%) menyatakan bahwamereka mengalami peningkatan dalam corporate fraud ( fraud di perusahaan) dibandingkan dengan tahun sebelumnya; 36% diantaranya menyatakan peningkatan fraud yang teramat besar.Berdasarkan forecast BMI kuartal keempat 2006memuat SWOT Analysis mengenai lingkungan usaha diperoleh bahwa dalamkategori Weakness, BMI memasukkan sistem hukum di Indonesiayang tidak handal sedangkan dalam kategori Opportunitiesdisebutkan bahwa pembasmian korupsi akan meningkatkan minatpara investor untuk menanamkan uang mereka di Indonesia (Swarna, 2012).Fraud terjadi karenacorporate governance yang rendah,

(29)

lemahnyaenforcement , kelemahan dalam bidang penegakan hukum, standarakuntansi dan lain-lain konsisten dengan tingkat korupsi dankelemahan dalam penyelenggaraan negara (Gusnardi, 2012).

2.1.3 Akuntan Forensik

Kalau seorang akuntan dapat disebut sebagai akuntan yang berspesialisasi dalam auditing, maka akuntan forensik menjadi spesialis yang lebih khusus lagi (super specialist ) dalam bidang fraud . Ia menjadi fraud auditor   atau  fraud examiner   (Tuanakotta, 2010 : 43). Menurut Crumbley & Stevenson (2009) dalam Gusnardi (2012), Fraud Auditor adalah seorang akuntan yang terampil dan professional dalam mengaudit umumnya akan terlibat dalam kegiatantentang penemuan, dokumentasi, dan pencegahan  fraud .ForensicAccountant adalahseorang akuntan forensik dapat terlibat dalam  fraud audit dan mungkin fraud auditor, tetapi dia juga dapat menggunakan jasa profesional lainnya, jasakonsultasi, dan ahli hukum dalam keterlibatan yang lebih luas. Selain keterampilanakuntansi, ia juga membutuhkan pengetahuan tentang sistem hukum danketerampilan komunikasi yang baik dalam melaksanakan kesaksian sebagai saksiahli di ruang sidang dan untuk membantu dalam keterlibatan dukungan litigasi lainbagi kliennya.

Menurut Bologna dan Lindquist, dua penulis perintis mengenai akuntansi forensik, bahwa para akuntan tradisional masih membedakan fraud auditing dan forensic accounting. Dimana menurut akuntan tradisional tersebut fraud

(30)

auditing berurusan dengan pendekatan dan metodologi yang bersifat proaktif untuk meneliti  fraud , artinya audit ini ditujukan kepada pencarian bukti terjadinya fraud yang akan dipakai di pengadilan.Berbeda dengan akuntan forensik yang baru dipanggil ketika bukti-bukti terkumpul atau ketika kecurigaan (suspicion)  naik kepermukaan melalui tuduhan (allegation), keluhan (complaint ) atau temuan (discovery).

Secara umum pekerjaan akuntan forensik meliputi kelompok  fraud auditor , expert witness, dan konsultan litigasi (Dwi& Nafi, 2010). Berikut ini uraian masing-masing profesi tersebut.

a. Fraud Auditor

Perkembangan dunia usaha yang demikian kompleks dan bervariasi dewasa ini, membuat kemajuan di bidang ekonomi cenderung diiringi pula dengan munculnya kejahatan-kejahatan seperti praktek-praktek  fraudulent   dan misrepresentation, pengelapan pajak, pemakaian kartu

kredit oleh orang-orang yang tidak berhak,money laundering, window dressing, dan berbagai bentuk korupsi serta penipuan konsumen.Hal tersebut menuntut para auditor khususnya, harus dapat memahami  fraud .Pada dasarnya fraud   merupakan serangkaian irregularities  dan

perbuatan-perbuatan melanggar hukum (illegal acts) yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan-tujuan tertentu. Praktek ini mungkin dilakukan oleh orang-orang dari dalam ataupun dari luar organisasi, untuk mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok dan

(31)

secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain.

secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain.Fraud Fraud  auditor berperan untuk mencegah dan mengoreksi auditor berperan untuk mencegah dan mengoreksi kecurangan-kecurangan dalam dunia bisnis pada umumnya, seperti yang telah kecurangan dalam dunia bisnis pada umumnya, seperti yang telah disebutkan diatas.

disebutkan diatas.

b.

b. Expert Witness (Saksi Ahli)Expert Witness (Saksi Ahli)

Auditor forensik yang bertindak sebagai

Auditor forensik yang bertindak sebagai expert witnessexpert witness, pekerjaannya, pekerjaannya adalah mengumpulkan informasi, melakukan analisis, dan memberikan adalah mengumpulkan informasi, melakukan analisis, dan memberikan kesaksian di pengadilan jika diminta.Jadi dalam kelompok kerja, saksi kesaksian di pengadilan jika diminta.Jadi dalam kelompok kerja, saksi ahli, auditor forensik tidak hanya berperan untuk mengumpulkan ahli, auditor forensik tidak hanya berperan untuk mengumpulkan bukti-bukti dan mengungkap kasus-kasus kriminal saja, tetapi juga bukti-bukti dan mengungkap kasus-kasus kriminal saja, tetapi juga berperan dalam penyelidikan dan persidangan kasus-kasus berperan dalam penyelidikan dan persidangan kasus-kasus kriminal.Auditor forensik sebagai saksi ahli dapat dikontrak oleh kriminal.Auditor forensik sebagai saksi ahli dapat dikontrak oleh pengacara atau penggugat, dan apabila pihak lawan meminta hasil pengacara atau penggugat, dan apabila pihak lawan meminta hasil analisanya, maka auditor forensik wajib menyajikannya.Auditor analisanya, maka auditor forensik wajib menyajikannya.Auditor forensik harus bersikap jujur, terbuka, dan objektif.

forensik harus bersikap jujur, terbuka, dan objektif.

c.

c. Konsultan LitigasiKonsultan Litigasi

Sebagai seorang konsultan, peran akuntan forensik terbatas pada Sebagai seorang konsultan, peran akuntan forensik terbatas pada pemberian nasihat dan konsultasi kepada pengacara.Akuntan tidak pemberian nasihat dan konsultasi kepada pengacara.Akuntan tidak dipandang sebagai saksi ahli di dalam pengadilan, tetapi lebih dipandang sebagai saksi ahli di dalam pengadilan, tetapi lebih dipandang sebagai seorang litigator yang bekerja sebagai dipandang sebagai seorang litigator yang bekerja sebagai konsultan.Kertas kerja akuntan forensik sebagai konsultan litigator konsultan.Kertas kerja akuntan forensik sebagai konsultan litigator

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

(32)

tidak terbuka untuk umum.Akuntan forensik dapat menggunakan teori tidak terbuka untuk umum.Akuntan forensik dapat menggunakan teori dan dasar analisis yang berbeda tanpa adanya rasa takut karena dan dasar analisis yang berbeda tanpa adanya rasa takut karena pengacara tersebut memilih dan menggunakan kertas kerja akuntan pengacara tersebut memilih dan menggunakan kertas kerja akuntan forensik untuk memenuhi kepentingannya.

forensik untuk memenuhi kepentingannya.

Lindquist membagikan kuesioner kepada staf Peat Marwick Lindquist Lindquist membagikan kuesioner kepada staf Peat Marwick Lindquist Holmes tentang kualitas apa yang harus dimiliki seorang akuntan forensik. Holmes tentang kualitas apa yang harus dimiliki seorang akuntan forensik. Berikut penjelasan dari jawaban yang diperoleh.

Berikut penjelasan dari jawaban yang diperoleh. 1.

1. KreatifKreatif

Kemampuan untuk melihat sesuatu yang orang lain menganggap Kemampuan untuk melihat sesuatu yang orang lain menganggap situasi bisnis yang normal dan mempertimbangkan interpretasi lain, situasi bisnis yang normal dan mempertimbangkan interpretasi lain, yakni bahwa itu tidak perlu merupakan situasi bisnis yang normal. yakni bahwa itu tidak perlu merupakan situasi bisnis yang normal. 2.

2. Rasa ingin tahuRasa ingin tahu

Keinginan untuk menemukan apa yang sesungguhnya terjadi dalam Keinginan untuk menemukan apa yang sesungguhnya terjadi dalam rangkaian peristiwa dan situasi.

rangkaian peristiwa dan situasi. 3.

3. Tak menyerahTak menyerah

Kemampuan untuk maju terus pantang mundur walaupun fakta Kemampuan untuk maju terus pantang mundur walaupun fakta (seolah-olah) tidak mendukung, dan ketika dokumen atau informasi (seolah-olah) tidak mendukung, dan ketika dokumen atau informasi sulit diperoleh.

sulit diperoleh. 4.

4. Akal sehatAkal sehat

Kemampuan untuk mempertahankan perspektif dunia nyata.Ada yang Kemampuan untuk mempertahankan perspektif dunia nyata.Ada yang menyebutnya, perspektif anak jalanan yang mengerti betul kerasnya menyebutnya, perspektif anak jalanan yang mengerti betul kerasnya kehidupan.

kehidupan. 5.

5. Business senseBusiness sense

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

(33)

Kemampuan untuk memahami bagaimana bisnis sesungguhnya Kemampuan untuk memahami bagaimana bisnis sesungguhnya berjalan, dan bukan sekedar memahami bagaimana transaksi dicatat. berjalan, dan bukan sekedar memahami bagaimana transaksi dicatat. 6.

6. Percaya diriPercaya diri

Kemampuan memercayai diri dan temuan kita sehingga kita dapat Kemampuan memercayai diri dan temuan kita sehingga kita dapat bertahan dibawah

bertahan dibawah cross examinationcross examination  (pertanyaan silang dari jaksa  (pertanyaan silang dari jaksa penuntut umum dan pembela).

penuntut umum dan pembela).

2.1.4. Lingkup Akuntansi Forensik 2.1.4. Lingkup Akuntansi Forensik

Menurut Hopwood dalam bukunya yang berjudul

Menurut Hopwood dalam bukunya yang berjudul Forensic AccountingForensic Accounting yang dikutip dalam Yantiana (2013), bahwa akuntansi forensik memiliki yang dikutip dalam Yantiana (2013), bahwa akuntansi forensik memiliki ruang lingkup yakni tentang akuntansi yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain ruang lingkup yakni tentang akuntansi yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti ilmu hukum, ruang lingkup organisasi, dan sistem informasi serta seperti ilmu hukum, ruang lingkup organisasi, dan sistem informasi serta auditing. Berikut ini penjelasan dari masing-masing ruang lingkup.

auditing. Berikut ini penjelasan dari masing-masing ruang lingkup.

a.

a. Hukum meliputi sistem dan yuridiksi serta sumber-sumber hukum, kalauHukum meliputi sistem dan yuridiksi serta sumber-sumber hukum, kalau penerapannya di Indonesia biasa dimulai dari hukum konstitusional penerapannya di Indonesia biasa dimulai dari hukum konstitusional (UUD) hingga hukum administratif. Disamping itu juga harus mengetahui (UUD) hingga hukum administratif. Disamping itu juga harus mengetahui teknik investigatif dan pengadilan.

teknik investigatif dan pengadilan. b.

b. Organisasi dan sistem informasi meliputi struktur organisasi yangOrganisasi dan sistem informasi meliputi struktur organisasi yang berkaitan erat dengan sistem pengendalian intern terutama yang mencakup berkaitan erat dengan sistem pengendalian intern terutama yang mencakup masalah transaksi keuangan, tentu akan berkaitan pula dengan sistem masalah transaksi keuangan, tentu akan berkaitan pula dengan sistem informasi (akuntansi dan manajemen).

informasi (akuntansi dan manajemen). c.

c. Auditing meliputi fungsi auditor dalam akuntansi forensik selain itu jugaAuditing meliputi fungsi auditor dalam akuntansi forensik selain itu juga banyak dijelaskan mengenai materialitas dan resiko dalam audit, banyak dijelaskan mengenai materialitas dan resiko dalam audit,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

(34)

pernyataan audit dan kepentingannya serta detail-detail mengenaiprosedur-prosedur dalam auditing mulai dari pengumpulan bukti dan sampling hingga kompilasi pelaporan audit.

a. Praktik di Sektor Swasta

Dalam Tuanakotta (2010 : 84) dikatakan bahwa “lingkup akuntansi forensik sangat spesifik untuk lembaga yang menerapkannya atau untuk tujuan melakukan investigasinya”. Dampak yang terjadi jika fraud terjadi disektor korporasi yaitu harga saham dari korporasi yang bersangkutan lebih rendah dari harga pasar. Hal tersebut akan mempengaruhi penilaian investor pada saat menentukan keputusan. Tidak jarang para investor mau membayar saham dengan harga premium jika perusahaan diindikasikan mau memperbaiki kelemahan corporategovernance-nya. Bologna dan Lindquist, dua penulis perintis mengenai akuntansi forensik, dalam Tuanakotta (2010 : 84) menekankan beberapa istilah dalam perbendaharaan akuntansi, yakni :

 fraud auditing, forensic accounting,investigative support, dan valuation análisis. Litigaton support merupakan istilah yang paling luas dan mencakup keempat istilah lainnya. Yang dapat diartikan bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam akuntansi forensik bersifat dukungan untuk kegiatan litigasi.Bologna dan Lindquist tidak menyentuh istilahvaluation analysis.Analisis ini berhubungan dengan akuntansi atau unsur hitung-hitungan.Pihak-pihak yang bersengketa dalam urusan bisnis dapat meminta satu pihak membeli seluruh saham pihak lainnya atau mereka dapat menyepakati bahwa pembeli akhirnya adalah penawar yang mengajukan harga tertinggi.Dalam kasus tindak pidana korupsi, diperlukan perhitungan mengenai berapa kerugian negara ini.Inilah gambaran umum mengenai lingkup akuntansi forensik di sektor swasta atau bisnis.

b. Praktik di Sektor Pemerintahan

(35)

Tuanakotta (2010 : 93) menyebutkan bahwa praktik akuntansi forensik di sektor publik (pemerintahan) serupa dengan apa yang digambarkan pada praktik akuntansi forensik di sektor swasta. Perbedaannya adalah bahwa tahap-tahap dalam seluruh rangkaian akuntansi forensik terbagi-bagi diantara berbagai lembaga. Ada lembaga yang melakukan pemeriksaan keuangan negara, ada beberapa lembaga yang merupakan bagian dari pengawasan internal pemerintahan, ada lembaga-lembaga pengadilan, ada lembaga yang menunjang kegiatan memerangi kejahatan pada umumnya, dan korupsi khususnya seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan kantor-kantor Akuntan Publik (KAP), serta lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang berfungsi sebagai pressure group  dan bahkan kalangan pers. Beberapa yang termasuk  pressure groups  adalah ICW (Indonesian Corruption Watch), GEMPITA (Gerakan Masyarakat Peduli Harta Negara), KMPK (Komisi Masyarakat untuk Penyelidikan Korupsi), MTI (Masyarakat Transparasi Indonesia). Kalangan pers sangat berperan menjadi penghubung atau alat komunikasi antara publik dengan elemen-elemen lainnya.

2.1.5 Atribut, Kode Etik, dan Standar Akuntansi Forensik a. Atribut

Davia dalam Tuanakotta (2010 : 100) memberi lima nasihat kepada seorang auditor pemula dalam melakukaninvestigasi terhadap  fraud .

(36)

Kelima nasihat Davia tersebut memberi gambaran mengenai atributkhas dari seorang fraud auditor, investigator, forensic accountant , atau yang sejenisnya.

1. Hindari pengumpulan fakta dan data yang berlebihansecara prematur Identifikasi lebih dulu, siapa pelaku atau yang berpotensi untuk menjadi pelaku.

2. Fraud auditor harus mampu membuktikan niat pelakumelakukan kecurangan

Banyak kasus kecurangan kandas di sidang pengadilan karena penyidik dan saksi ahli (akuntan forensik) gagal membuktikan niat melakukan kejahatan atau pelanggaran.

3. Seorang fraud auditor  harus kreatif, berpikir seperti pelaku fraud , dan  jangan mudah ditebak dalam hal arah pemeriksaan,penyelidikan, atau

investigasi

4. Auditor harus tahu bahwa banyak kecurangan dilakukan dengan persekongkolan

Pengendalian intern yang bagaimanapun baiknya, tidak dapat mencegah hal ini.

5. Dalam memilih strategi untuk menemukan kecurangan dalam investigasi proaktif, auditor harusmempertimbangkan apakah kecurangan dilakukan di dalam pembukuan atau di luar pembukuan

(37)

b. Kode Etik

Kode etik merupakan bagian dari kehidupan berprofesi.Kode etik mengatur hubungan antara anggota profesi dengan sesamanya, dengan pemakai jasanya dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas.

c. Standar

Standar adalah ukuran mutu.Dalam pekerjaan audit, para auditor ingin menegaskan adanya suatu standar, karena dengan adanya suatu standar maka pihak yang diaudit, pihak yang memakai laporan audit, dan pihak-pihak lain dapat mengukur kinerja auditor.Begitupun dengan para investigator  dan forensic accountant .

Spencer dan Jennifer Pickett dalam Tuanakotta (2010 : 116) merumuskan beberapa standar untuk mereka yang melakukan investigasi terhadap  fraud . Berikut ini adalah penjelasan standar-standar tersebut dengan

konteks Indonesia.

a. Standar 1

Seluruh investigasi harus dilandasi praktek terbaik yangdiakui (accepted best practices). Dalam hal ini tersiratdua hal yaitu adanya upaya membandingkan antara praktek-praktek yang ada dengan merujuk kepada yangterbaik pada saat itu (benchmarking) dan upayabenchmarking dilakukan terus menerus mencari solusiterbaik.

(38)

b. Standar 2

Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian (due care) sehingga bukti-bukti tadi dapat diterima di pengadilan.

c. Standar 3

Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaanaman, terlindungi dan diindeks, dan jejak audit tersedia.Dokumentasi ini diperlukan sebagai referensi apabila ada penyelidikan dikemudian hari untuk memastikan bahwainvestigasi sudah dilakukan dengan benar. Referensi inijuga membantu perusahan dalam upaya perbaikan cara-carainvestigasi sehingga accepted best practices yangdijelaskan di atas dapat dilaksanakan.

d. Standar 4

Pastikan bahwa para investigator mengerti hak-hak asasi pegawai dan senantiasa menghormatinya. Apabila investigasi dilakukan dengan cara yang melanggar hak asasi pegawai, yang bersangkutan dapat menuntut perusahaan dan investigatornya sehingga bukti yang sudah dikumpulkan dengan waktu dan biaya yang banyak menjadi sia-sia.

e. Standar 5

Beban pembuktian ada pada yang “menduga”pegawainya melakukan kecurangan dan pada penuntutumum yang mendakwa pegawai tersebut baik dalamkasus hukum administratif maupun hukum pidana.

(39)

f. Standar 6

Cakup seluruh substansi investigasi dan “kuasai” seluruhtarget yang sangat kritis ditinjau dari segi waktu.

g. Standar 7

Liput seluruh tahapan kunci dalan proses investigasi,termasuk perencanaan, pengumpulan bukti dan barangbukti, wawancara, kontak dengan pihak ketiga,pengamanan mengenai hal-hal yang bersifat rahasia,ikuti tata cara atau protokol, dokumentasi danpenyelenggaraan catatan, keterlibatan polisi, kewajibanhukum, dan persyaratan mengenai pelaporan.

2.2Audit Investigatif

2.2.1 Pengertian Audit Investigatif

Menurut Soepardi  (2010) audit investigatif adalah serangkaian proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait dengan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara dan perekonomian negara, untuk memperoleh simpulan yang mendukung tindakan litigasi atau tindakan korektif manajemen.

Bologna dan Shaw yang dikutip oleh Widjaja dalam bukunya yang berjudul Audit Kecurangan (Suatu Pengantar) (2005:36) mengatakan: “Forensic accounting, sometimes called fraud auditing or investigative accounting, is a skill that goes beyond the realm of corporate and

(40)

management fraud, embezzlement or commercialbribery. Indeed, forensic accounting skill go beyond the general realm of collar crime.”.Dengan pengertian bahwa akuntansi forensik kadang-kadang disebut audit penipuan, adalah keterampilan yang melampaui alam penggelapan dan penipuan manajemen perusahaan, atau penyuapan komersial. Memang, keterampilan akuntansi forensik melampaui wilayah umum kejahatan berkerah.

 Association of Certified Fraud Examiner  seperti yang dikutip oleh Widjaja (2005 :36), mendefenisikan audit investigasi sebagai berikut : “ fraud auditing is an initial approach (proactive) todetecting financial fraud, using accounting records and information,analytical relationship, and an awareness of fraud perpetration andconcealment efforts”.Dengan terjemahan bahwa audit kecurangan merupakan suatu pendekatan awal (proaktif) untuk mendeteksi penipuan keuangan, dengan menggunakan catatan akuntansi dan informasi, hubungan analitis,dan kesadaran perbuatan penipuan dan upaya penyembunyian.

Dari beberapa definisi audit investigatif di atas, dapat disimpulkan bahwa audit investigatif merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dan memeriksa kecurangan terutama laporan keuangan yang kemungkinan sedang atau sudah terjadi menggunakan keahlian tertentu dari seorang audit (teknik audit).

(41)

2.2.2 Jenis Audit Investigatif

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Edisi No.20/Tahun IV/Maret/2008 dalam Fitriyani (2012) mengemukakan bahwa ada dua jenis audit investigatif.

1. Audit Investigatif Proaktif

Dilakukan pada entitas yang mempunyai resiko penyimpangan tetapi entitas tersebut dalam proses awal auditnya belum atau tidak didahului oleh informasi tentang adanya indikasi penyimpangan, yang berpotensi menimbulkan kerugian keuangan/kekayaan negara dan atau perekonomian negara.

2. Audit Investigatif Reaktif

Audit investigatif reaktif mengandung langkah-langkah pencarian dan pengumpulan bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung dugaan/sangkaan awal tentang adanya indikasi penyimpangan yang dapat menimbulkan kerugian keuangan/kekayaan negara dan atau perekonomian negara.

2.2.3 Tujuan Audit Investigatif

Berikut ini adalah tujuan investigatif yang diambil dari Spencer and Jennifer Picket, Financial Crime Investigation and Control dalam Tuanakotta (2010 : 316).

1. Memberhentikan manajemen. Tujuan utamanya adalah sebagai teguran keras bahwa manajemen tidak mampu mempertanggung-jawabkan

(42)

kewajiban fidusianya. Kewajiban fidusia ini termasuk mengawasi dan mencegah terjadinya kecurangan oleh karyawan.

2. Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukup dan relevannya bukti. Tujuannya akan menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim di pengadilan.

3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah.

4. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. 5. Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari

kerugian yang terjadi.

6. Memastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga menjadi pelaku kejahatan, mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut; harapannya adalah bahwa mereka bersedia bersikap kooperatif dalam investigasi itu.

7. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya. 8. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan.

9. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran penjarahan. 10. Menentukan bagaimana investigasi akan dilanjutkan.

11. Melaksanakan investigasi sesuai standar, sesuai dengan peraturan perusahaan, sesuai dengan buku pedoman.

12. Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantu pengambilan keputusan mengenai investigasi di tahap berikutnya.

13. Memastikan pelakunya tidak melarikan diri atau menghilang sebelum tindak lanjut yang tepat dapat diambil.

(43)

14. Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan, dengan sumber daya dan terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin. 15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan

membuat keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil. 16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam atau luar perusahaan, baik

lisan maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng) untuk menanggapinya secara tepat.

17. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik. 18. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga

19. Mengikuti seluruh kewajiban hukum dan mematuhi semua ketentuan mengenai due diligence dan klaim kepada pihak ketiga (misalnya klaim asuransi).

20. Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik.

21. Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya. 22. Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam perbuatan

yang tidak terpuji.

23. Mengidentifikasi praktik manajemen yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau perilaku yang melalaikan tanggung jawab. 24. Mempertahankan kerahasiaan dan memastikan bahwa perusahaan atau

lembaga ini tidak terperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran nama baik.

(44)

25. Mengidentifikasi saksi yang meihat atau mengetahui terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang mendukung tuduhan atau dakwaan terhadap si pelaku.

26. Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola risiko terjadinya kecurangan ini dengan tepat.

2.2.4 Prinsip-Prinsip Audit Investigatif

Menurut Tuanakotta (2010:351) yang dikutip dalam Fitriyani (2012) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip audit investigatif adalah:

1. investigasi adalah tindakan mencari kebenaran,

2. kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat mendukung fakta yang dipermasalahkan,

3. semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kejahatan dengan waktu untuk ”merespon” maka kemungkinan bahwa suatu tindak kejahatan dapat terungkap akan semakin benar,

4. auditor mengumpulkan fakta-fakta sehingga bukti-bukti yang diperolehnya tersebut dapat memberikan kesimpulan sendiri/bercerita,

5. bukti fisik merupakan bukti nyata yang sampai kapanpun akan selalu mengungkap hal yang sama,

6. informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan saksi akan sangat dipengaruhi oleh kelemahan manusia,

(45)

7.  jika auditor mengajukan pertanyaan yang cukup kepada sejumlah orang yang cukup, maka akhirnya akan mendapatkan jawaban yang benar,

8. informasi merupakan nafas dan darahnya investigasi.

2.2.5 Teknik Audit Investigatif

Teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit kewajaran penyajian laporan keuangan. Ada tujuh teknik audit yang dikenal dalam audit atas laporan keuangan.

1. Memeriksa Fisik

Memeriksa fisik dapat diartikan sebagai perhitungan uang tunai (baik dalam mata uang rupiah atau mata uang asing), kertas berharga, persediaan barang, aset tetap, dan barang berwujud lainnya.

2. Meminta Konfirmasi

Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (selain auditee) untuk menegaskan kebenaran atau ketidakbenaran suatu informasi. Meminta konfirmasi dapat diterapkan untuk berbagai informasi, baik keuangan maupun nonkeuangan. Dalam audit investigatif harus diperhatikan apakah pihak ketiga yang dimintai konfirmasi punya kepentingan dalam audit investigatif. Jika ada, konfirmasi harus diperkuat dengan konfirmasi kepada pihak ketiga lainnya

(46)

3. Memeriksa Dokumen

Dalam audit investigatif selalu dilakukan pemeriksaan dokumen. Dengan adanya kemajuan teknologi defenisi dokumen menjadi lebih luas yang meliputi informasi yang diolah, disimpan, dan dipindahkan secara digital. 4.  Review  Analitikal

 Review   analitikal menekankan pada penalaran, proses berpikirnya. Penalaran yang dimaksud adalah penalaran yang membawa seorang auditor atau investigator pada gambaran mengenai wajar, layak, atau pantasnya suatu data individual disimpulkan dari gambaran global atau menyeluruh. Review   analitikal didasarkan atas perbandingan antara apa yang dihadapi dengan apa yang layaknya harus terjadi.

5. Meminta Informasi Lisan atau Tertulis dari Auditee

Permintaan informasi merupakan prosedur yang normal dan sangat penting dalam suatu audit investigatif. Permintaan informasi dalam audit investigatif harus disertai dengan informasi dari sumber lain atau diperkuat dengan cara lain.

6. Menghitung Kembali

Menghitung kembali atau reperform adalah pengecekan kebenaran perhitungan. Dalam audit investigatif, perhitungan yang dihadapi sangat kompleks, didasarkan atas kontrak atau perjanjian yang rumit, dan mungkin sudah terjadi perubahan ataupun renegosiasi berkali-kali dengan pejabat yang berbeda.

Gambar

Gambar 2.4 Kerangka KonseptualAkuntansi ForensikdanAudit InvestigatifFraud Lingkungan Pemerintahan
Tabel berikut ini menjelaskan peningkatan penanganan korupsi di instansi pemerintahan tahun 2004 – 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru dilakukan dan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat dan petunjuknya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan

Payload dari CNG carrier ini merupakan kebutuhan CNG yang digunakan sebagai bahan bakar PLTGU Lombok Peaker beserta tabung dan kontainernya.. Ukuran utama kapal

Menimbang,bahwa setelah mempelajari dan memperhatikan secara seksama berita acara sidang dan salinan Putusan Pengadilan Agama Sukabumi Nomor 0435/Pdt.G/2016/PA.Smi

manajemen merupakan suatu proses yang kontinu yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatang dengan baik

Contohnya, jika pemilik bertemu dengan karyawan dari bagian pemasaran, pemilik akan bertanya mengenai pekerjaan yang sudah di kerjakan, dan selalu memberikan semangat dan

Hal ini menunjukan bahwa pemberian kulit daging buah kopi fermentasi MOL yang dicampur dengan pakan basal dalam bentuk pelet tidak berpengaruh nyata terhadap

Upaya-upaya hukum oleh bank untuk memperkecil risiko dalam pelaksanaan pemberian kredit dengan obyek hak atas merek hanya sebagai jaminan pelengkap yang diikat secara