• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MIN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MIN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA

SISWA KELAS V SEMESTER II MIN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ZUMROTUN KHASANAH NIM 115-12-094

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

 Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari

hari ini

 Jangan abaikan sesuatu yang kecil, karena sesuatu yang kecil itu bisa

menjadi besar

PERSEMBAHAN Sekripsi ini saya persembahkan untuk :

Kedua orang tuaku ( Bapak Sutar dan Ibu Latri )

Keluarga besarku yang senantiasa membantu dan memberi semangat dan turut medoakanku

Untuk tunagganku Hendri Syaiful Arif

Bapak Ibu dosen IAIN Salatiga

Teman-teman kosentrasi IPS ( Wulan, Tika, Nurul, Elin,Santo,Habib)

Teman-teman PGMI angkatan tahun 2012

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti..

Sebagai guru kita tentunya bangga dengan hasil prestasi siswa yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam belajar. Pelaksanaan penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).

3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

4. Bapak Rasimin, S.PdI, M.Pd, yang sangat sabar dan teliti di dalam membimbing skripsi penulis.

5. Bapak serta Ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material maupun spiritual.

(7)
(8)

ABSTRAK

Khasanah, Zumrotun. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Siswa Kelas V MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.PdI, M.Pd.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Make A Match, Hasil Belajar, IPS Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan. Siswa di MIN Salatiga merasa bosan dalam mengikuti pelajaran karena guru dalam menyampaikan materi selalu dengan menggunakan metode ceramah, sehingga barakibat terhadap rendahnya hasil belajar IPS materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V A MIN Salatiga, untuk itu guru harus segera memperbaiki proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match . Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat menigkatkan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MIN Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan melalui dua siklus yaitu siklus I, dan siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi.

(9)

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Penelitian ... 6

(10)

1. Rancangan Penelitian ... 8

2. Subjek Penelitian ... 9

3. Langkah-langkah Penelitian ... 10

4. Teknik Pengumpulan Data ... 12

5. Instrumen Penelitian ... 13

6. Analisis Data ... 13

H. Sistematika Penulisan... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPS ... 16

1. Pengertian Belajar ... 16

2. Pengertian Hasil Belajar ... 17

3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ... 18

4. Penilaian Keberhasilan Belajar ... 19

5. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar ... 21

B. IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan... 23

1. Pengertian IPS ... 23

2. Fungsi IPS ... 24

3. Tujuan IPS... 24

4. Ruang Lingkup IPS ... 25

5. Materi Proklamasi Kemerdekaan ... 26

6. Standar Kompetensi IPS Kelas V SD/MI ... 34

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 35

(11)

D. Tipe Make A Match ... 38

1. Pengertian Make A Match ... 38

2. Langkah-langkah Make A Match ... 39

3. Kelebihan dan Kekurangan Make A Match ... 40

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. gambaran Umum MIN Salatiga ... 41

1. Lokasi Penelitian ... 41

2. Visi dan Misi Madrasah ... 41

3. Tujuan Madrasah ... 42

4. Keadan Guru dan Siswa MIN Salatiga ... 42

5. Subjek Penelitian ... 44

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 45

1. Perencanaan ... 45

2. Tindakan ... 45

3. Observasi ... 47

4. Refleksi ... 47

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 49

1. Perencanaan... 49

2. Tindakan ... 49

3. Observasi ... 52

4. Refleksi ... 52

(12)

B. Analisis Data Per Siklus ... 55

1. Deskripsi Siklus I ... 55

2. Deskripsi Siklus II ... 56

C. Pembahasan ... 57

1. Analisis Siklus I ... 58

2. Analisis Siklus II ... 63

3. Analisis Data Akhir ... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V 2. Tabel.3.1 Data Seluruh Siswa MIN Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 3. Tabel 3.2 Data Siswa Kelas V A MIN Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 4. Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus IPS Kelas V A Tahun Pelajaran

2015/2016

5. Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 6. Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II 7. Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 8. Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I 9. Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus I 10.Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II 11.Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus II 12.Tabel 4.9 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 7 Soal Post Tes Siklus I

Lampiran 8 Soal Post Tes Siklus II Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian Lampiran 10 Contoh Kartu Make A Match Lampiran 11 Surat Pembimbig Sekripsi Lampiran 12 Surat Permohonsn Ijin Penelitian Lampiran 13 Surat Balasan Ijin Penelitian Lampiran 14 Daftar Nilai SKK

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran adalah sebuah proses di mana terdapat interaksi antara guru dengan murid yang berlangsung dalam dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran menuntut guru memiliki keterampilan dalam penggunaan model-model pembelajaran yang memudahkan dalam penyampaikan materi.

Belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik . Tujuan setelah dilakukan proses belajar mengajar adalah berupa keberhasilan dalam pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan kemampuan atau kecakapan yang sebelumnya tidak dimiliki, kemudian muncul. Selain itu, adanya perubahan tingkah laku siswa menuju ke arah yang lebih baik (Rusyan, 1989: 1).

(17)

untuk menjadi warga masyarakat, dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan perpaduan antara ilmu sosial dan kehidupan manusia yang didalamnya mencakup antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, sosiologi, agama, dan psikologi (Susanto, 2013: 139). Dimana tujuannya adalah membantu mengembangkan kemampuan dan wawasan siswa yang menyeluruh (komprehensif) tentang berbagai aspek ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan (humaniora). Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.

Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus bisa menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, lebih kreatif dalam mengajar, dan bisa memanfaatkan media pembelajaran sehingga menjadikan siswa aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran.

(18)

Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti selama pra penelitian proses pembelajaran IPS belum terlaksana secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dampaknya, pembelajaran belum optimal karena belum sesuai dengan teori yang ada pada pembelajaran yang ada. Proses pembelajaran masih menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan yang masih mengandung pembelajaran klasikal. Pembelajaran seperti inilah, yang dapat membuat siswa menjadi egois dalam belajar.

Berdasarkan hasil survei pada bulan Maret di kelas V A MIN Salatiga, menunjukkan bahwa dari 18 siswa hanya 6 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum pada nilai ulangan harian. Berdasarkan permasalahan yang muncul, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan hasil belajar siswa, salah satunya menggunakan cara, metode, dan media yang bervariasi. Pembelajaran IPS umumnya membutuhkan kemampuan siswa untuk menghafal materi, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang membuat siswa menghafal tanpa ada rasa bosan. Salah satunya adalah model pemebelajaran kooperatif tipe make a match. Model pembelajaran ini, selain melatih kerjasama yang baik antarsiswa, juga efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(19)

enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman,2011:202). Disini penulis akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match (membuat pasangan) untuk mata pelajaran IPS kelas V. Model kooperatif tipe maka a match (menemukan pasangan) ini diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil pembelajaran IPS.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS sejauh ini masih monoton yang mana guru hanya ceramah dan siswa mendengarkan, serta bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V, maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: ”Peningkatan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan indonesia melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas V MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Rumusan Masalah

(20)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas V MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagi pihak. Dalam penelitian ini peneliti merumuskan manfaat secara teoritis maupun secara praktis.

1. Teoritis

Ditinjau dari manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan untuk evaluasi kinerja guru kelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar khususnya guru pengajar di MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dan dapat meningkatkan kualitas mengajar yang lebih baik terhadap siswa.

2. Praktis

a. Bagi Guru

(21)

b. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Siswa lebih antusias dan bersemangat dalam proses pembelajaran serta mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik khususnya pada mata pelajaran IPS.

c. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah. menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Menciptakan kondisi dan suasanan pembelajaran yang menyenangkan menciptakan peserta pendidikan yang berkualitas.

E. Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah, “suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2010: 71).

(22)

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda perlu penjelasan beberapa istilah-istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan) sebagai hasil dari kegiatan belajar. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu (Susanto, 2013: 5).

Pengertian hasil belajar adalah hasil nilai dari siswa yang di hasilkan dari kegiatan belajar mengajar setelah di lakukan post tes 2. IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin, 2012: 11).

(23)

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran sebagai sikap dalam bekerjasama yang teratur dalam kelompok, terdiri dari dua orang atau lebih dengan keberhasilan kerja dipengaruhi oleh keterlibatan anggota kelompok (Solihatin, 2008: 4).

Dapat di artikan bahwa model pembelajaran kooperatif model pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil yang siswanya belajar dan bekerjasama untuk mencapai tujuan sebaik mungkin.

4. Tipe Make A Match

Make a match merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatife. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah model pembelajaran kooperatif dimana siswa berpartisipasi aktif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat (Suprijono, 2011: 94).

Model pembelajaran kooperatif make a match dapat di artikan model pembelajaran yang mencari pasangan antara jawaban dan soal.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK yaitu Classroom Action Research. Menurut Uno dkk (2012:41) “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang

(24)

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat.

Sementara itu menurut Suyanto dalam buku Basrowi dan Suwardi (2008:15) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflaktif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau menigkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dan dilaksanakan di kelas V A yang jumlah siswanya terdiri dari 18 siswa. Terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. penelitian ini dilakukan dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match setelah itu dilakukan refleksi. Siklus I sudah menerapkan model kooperatif tipe make a match setelah itu dilakukan refleksi untuk perbaikan pada siklus ke II.

3. Langkah-langkah Penelitian

(25)

Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK menurut Suyadi (2010:50):

a. Tahap I: Perencanaan

PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Adapun dalam tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah:

1) Menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

(26)

4) Menyusun soal evaluasi/post test.

5) Menyusun lembar pengamatan untuk guru dan siswa. b. Tahap II: Pelaksanaan

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu menerapkan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti. c. Tahap III: Observation (Pengamatan)

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof. Supardi dalam bukunya Suyadi (2010:63) menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Pengamatan ini dilakukan oleh guru atau peneliti guna mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam proses ini peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran untuk kemudian dijadikan bahan refleksi.

d. Tahap IV: Refleksi

(27)

telah dilakukan. Dalam kegiatan refleksi guru mengadakan evaluasi dari data yang telah diperoleh pada proses pelaksanaan dan kemudian memperbaiki kekurangannya atau merevisi pelaksanaannya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan a. Observasi

Menurut Kuswaya dan Wardhani (2008: 223) secara sederhana, observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Arikuntoro (2008: 127) observasi, adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.

Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti adalah mengamati dan mencatat kegiatan yang dilakukan siswa dan guru saat proses pembelajaran. Adapun observasi guru diambil untuk mengetahui penguasaan guru dalam proses kegiatan pembelajaran.

b. Tes

(28)

c. Dokumentasi

Metode ini dalam arti sempit adalah sebagai kumpulan data verbal yang berben tuk tulisan, dalam arti luas adalah dokumen, sertifikat, foto, tape dan lainnya (Arikunto, 2002: 64).

Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumen data mengenai keadaan sekolah baik dari sisi sistem pendidikan maupun dari sisi organisasi sekolah serta untuk memperoleh foto kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.

5. Instrumen Penelitian

Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah: a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi) yang digunakan

untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi.

c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan keterangan atau data mengenai gambaran umum kegiatan penelitian.

6. Analisis Data

(29)

harus dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.

Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan:

a. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut:

M = ΣX

𝑁

Keterangan: M = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

b. Sedangkan untuk menghitung presentase jumlah belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

P = 𝐹

𝑁𝑥 100%

Keterangan:

P = Nilai dalam persen F = Frekuensi

N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2006: 225-226).

H. Sistematika Penulisan

(30)

Bab I : Pendahuluan, menggambarkan secara global tentang bab-bab berikutnya yang meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II : Kajian Pustaka, memuat tentang Hasil Belajar,Ilmu Pengetahuan Sosial dan setrategi pembelajaran kooperatif tipe make n match.

Bab III : Pelaksanaan Penelitian, meliputi : subjek penelitian yang berisi tentang Tempat dan Waktu Penelitian, Deskripsi Per siklus 1, Siklus II, dan Siklus III.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi : Deskripsi per Siklus dan Pembahasan.

Bab V: Penutup, meliputi: Kesimpulan,Saran dan Penutup

(31)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut R.Gagn Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Susanto, 2013: 1).

Belajar dimulai dari masih kecil sampai akhir hayat seseorang. Rasulullah SAW., bersabda dalam salah satu haditsnya yaitu sebagai berikut:

Artinya: “Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai masuk ke liang lahat”(HR. Muslim).

Dari hadits di atas Rasulullah SAW menyatakan bahwa manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga ke liang lahat.

(32)

Menurut Gagne belajar adalah disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiyah (Suprijono, 2011: 1). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (Slameto, 1988: 2). 2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan (suprijono, 2011: 5).

Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam sekor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5).

Menurut Dimyati & Mujiono, ( 2002: 3) mengatakan bahwa "hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajat''.

Dari beberapa definisi di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat kemampuan yang diperoleh serta perubahan perilaku anak stelah melalui aktivitas belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam pembelajaran.

(33)

Yusuf dan Nurihsan (2008: 222) menyebutkan “ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor itu meliputi faktor internal (yang bersumber dari diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).”

a. Faktor Internal

Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk syarat fisik adalah nutrisi, kesehatan dan fungsinya pancaindera. Sementara faktor internal berupa psikis, diantaranya kecerdasan, motivasi, minat, sikap kebiasaan belajar dan emosi. Apabila kedua faktor itu mengalami gangguan maka kemungkinan besar individu tersebut akan mengalami kesulitan belajar.

b. Faktor Eksternal

Faktor ini meliputi aspek sosial dan non-sosial. Yang dimaksud faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau komunikasi langsung), maupun kehadiranya secara tidak langsung, seperti: berupa foto, suara (musik atau pembicaraan) dalam radio, televisi dan tape recorder.

(34)

4. Penilaian Keberhasilan Belajar

Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar. Menurut Yamin (2005: 146) penilaian keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan:

a. Pertanyaan Lisan di Kelas

Dalam teknik ini guru memberikan pertanyaan yang dilemparkan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir kemudian menjawab pertanyaan tersebut. Jika seorang siswa salah, maka pertanyaan dilemparkan ke siswa lain, dan berhenti pada siswa yang menjawab benar. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip atau teori. Dengan pertanyaan lisan siswa dapat diberi kesempatan mengeluarkan gagasannya. b. Kuis

Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu yang terbatas (kurang dari 15 menit). Pertanyaan dalam teknik penilaian melalui kuis dapat berupa pilihan atau jawaban singkat. Waktu pelaksanaan kuis pada umumnya dilakukan diawal pembelajaran. Kuis digunakan untuk mendapatkan gambaran materi sebelumnya, yaitu apakah siswa sudah menguasai materi sebelumnya atau belum. Jika sebagian siswa ada yang belum menguasai, guru bisa menjelaskan kembali secara singkat.

(35)

Ulangan harian merupakan ulangan periodik yang dapat dilakukan oleh guru setiap 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan. Dalam ulangan harian guru bisa membuat soal dalam bentuk objektif maupun non-objektif. Ulangan dalam bentuk objektif dapat berupa pilihan ganda, benar-salah, atau menjodohkan. Sedangkan ulangan dalam bentuk non-objektif dapat berupa jawaban singkat dan uraian.

d. Ulangan Semester

Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari ulangan harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa pilihan ganda atau uraian.

e. Tugas Individu

Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran. Tugas individu ini dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sementara untuk tugas individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian objektif maupun non-objektif.

(36)

Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai kemampuan kerja kelompok. Pola dasar tugas ini hampir mirip dengan tugas individu, bedanya dalam tugas ini pekerjaan dilakukan bersama dengan siswa lainnya dalam kelompok-kelompok tertentu, yaitu guru bisa membuat kelompok-kelompok dan memberi tugas kepada mereka untuk dikerjakan bersama-sama. 5. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar

Arifin (2009: 123) dalam bukunya menyebutkan ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non-objektif.

a. Instrumen Penilaian secara Objektif 1) Pilihan Ganda

Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Soal terdiri dari pertanyaan yang tidak lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan. Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (diktator).

(37)

Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Contoh soal benar-salah seperti Gedung Monumen Nasional berada di Jakarta.

3) Menjodohkan

Bentuk instrumen ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materinya bisa banyak namun tingkat berfikir yang terlibat cenderung rendah karena sudah terdapat pilihan jawaban tanpa mengecoh seperti yang ada pada pilihan ganda. Guru membuat konsep atau pernyataan dengan jumlah soal dan pilihan jawaban sama banyak.

b. Instrumen Penilaian Secara Non-Objektif 1) Jawaban Singkat atau Isian Singkat

Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian. Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.

2) Uraian Objektif

(38)

berdasarkan indikator pada kisi-kisi. Adapun contoh soal uraian objektif adalah sebutkan lima sila dalam pancasila secara urut. 3) Uraian Bebas

Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasangagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsur subjektifitas.

B. IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan 1. Pengertian IPS

IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin, 2012: 11).

IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat dasar dan menengah (Susanto, 2013: 137).

(39)

manusia yang satu dan yang lain serta lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Fungsi IPS

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga Negara yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dankepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara (Rasimin, 2012: 40).

Mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Fungsi mata pelajaran IPS di SD dan MI adalah untuk mengembangkan pengetahuarq nilai, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan (Fajar, 2005:110).

3. Tujuan IPS

Menurut Mutakin dalam buku Ahmad Susanto, (2012: 143) merumuskan tujuan pembelajaran IPS disekolah,sebagaiberikut:

a. Memiliki kesadaran dan kepeulaian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

(40)

kemu dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang dimasyarakat.

d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemu dan bertangung jawab membangun masyarakat.

4. Ruang Lingkup IPS

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan social adalah manusia dalam konteks sosial (Rasimin, 2012: 38)

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek- aspek sebagai berikut :

a. Sistem sosial dan budaya

(41)

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa bersejarah bagi Negara Indonesia, karena telah bebas merdeka dari penjajah. Negara Indonesia merdeka atas usaha keras para pejuang Indonesia atau bukan dari Negara Jepang. Para pejuang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di depan rakyat Indonesia, yang memberi dampak positif untuk rakyat Indonesia yaitu kemerdekaan Negara Indonesia atau tidak ada lagi penjajah yang menjajah Negara Indonesia. Terdapat beberapa peristiwa sejarah menjelang proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang perlu diketahui sebagai Warga Negara Indonesia.

Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan nasional, yaitu Dr. Rajiman Wedyodiningrat, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi undangan Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan). Jenderal Terauchi adalah Panglima Tentara Jepang di Asia Tenggara.

(42)

Berita kekalahan Jepang didengar oleh pemuda Indonesia adalah Sutan Syahrir lewat siaran radio luar negeri. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir menunggu kedatangan Drs. Moh. Hatta dari Dalat. Syahrir mendesak agar proklamasi jangan dilakukan oleh PPKI. Menurut Syahrir, Negara Indonesia yang lahir dengan cara demikian akan dicap oleh Sekutu sebagai negara buatan Jepang. Syahrir mengusulkan agar proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh Ir. Soekarno saja sebagai pemimpin rakyat, atas nama rakyat lewat siaran radio.

Pada tanggal 15 Agustus 1945, golongan muda yang terdiri dari Wikana, Sutan Syahrir, Sukarni dan lain-lain mendesak Ir. Soekarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia, tetapi ditolak oleh golongan tua seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Achmad Soebardjo. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dibawa oleh Sukarni ke Rengasdengklok Jawa Barat. Tujuannya yaitu supaya terhindar dari pengaruh ancaman dan tekanan pemerintah Jepang. Mereka kembali ke Jakarta dan diamankan di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda (Angkatan Laut Jepang yang membantu proses proklamasi Indonesia).

(43)

Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang membubuhkan tanda tangan di bawah teks proklamasi serta Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi. Teks yang sudah ditandatangani Soekarno-Hatta, diperbanyak dan disebarluaskan ke seluruh tanah air dan dunia melalui surat kabar, radio, dan mulut kemulut. Pembacaan teks proklamasi dilaksanakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi Drs. Moh. Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta pukul 10.00 WIB di halaman rumah Ir. Soekarno. Pengibaran bendera pusaka merah putih dilaksanakan oleh Latif Hendraningrat dan S. Suhud. Bendera Pusaka Merah Putih tersebut dijahit oleh Ibu Fatmawati (istri Ir. Soekarno). Berita mengenai proklamasi dimuat disurat kabar England Post, Radio NHK, serta Domei (milik Jepang). Surat kabar di Indonesia yang ikut menyebarluaskan berita proklamasi yaitu Tjahaya dan Soeara Asia. Sejak itu, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajah.

Kebermaknaan dari peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

a. Terjalin persatuan Bangsa Indonesia b. Timbul rasa cinta pada tanah air Indonesia c. Timbul rasa rela berkorban antarsesama manusia

d. Timbul rasa untuk saling tolong menolong antarmanusia

(44)

Di bawah ini, tokoh-tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu:

a. Ir. Soekarno lahir di Blitar pada tanggal 6 Juni 1901. Ia pendiri Partai Nasionalisme Indonesia (PNI). Pada tanggal 4 Juli 1927 karena kritikan yang tajam, ia ditangkap dan dipenjara di Bandung. Setelah bebas, ia mendirikan Partai Indonesia (Partindo) sebagai pengganti PNI. Kemudian ia kembali aktif di bidang politik. Tahun 1933 ia kembali ditangkap dan dibuang ke Ende (Flores) serta dipindahkan ke Bengkulu. Pada tahun 1942, ia dibebaskan. Setelah Jepang menduduki Indonesia, Soekarno dijadikan ketua Putera (Pusat Tenaga Rakyat), anggota BPUPKI, dan ketua PPKI. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dipilih menjadi Presiden Indonesia yang pertama. Sejak tahun 1986, Soekarno memperoleh gelar Bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia.

(45)

duduk sebagai wakil ketua. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir.Soekarno dan tokoh-tokoh lainnya merumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, ia mendampingi Soekarno yang mengumandangkan teks proklamasi. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta dipilih sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia. Atas jasa-jasanya, Hatta juga diberi gelar sebagai Bapak Proklamator dan Bapak Koperasi Indonesia. c. Mr. Achmad Soebardjo lahir pada tanggal 23 Maret 1897 di

Karawang Jawa Barat. Beliau merupakan salah satu golongan tua bersama Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Ia aktif dalam pergerakan nasional termasuk anggota PPKI dan terlibat dalam perumusan rancangan UUD.

d. Laksamana Muda Tadashi Maeda merupakan seorang Perwira Angkatan Laut Jepang. Ia merupakan teman baik Mr. Achmad Soebardjo dan bersimpati terhadap perjuangan Bangsa Indonesia. Rumahnya dijadikan tempat pertemuan para pejuang Indonesia untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945.

e. Fatmawati adalah istri Ir. Soekarno lahir di Bengkulu pada tahun 1923. Ia berjasa menjahit Bendera Pusaka Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di halaman rumahnya. f. Latif Hendraningrat merupakan seorang pejuang kemerdekaan

(46)

masa pendudukan Jepang. Beliau adalah pengibar Bendera Pusaka Merah Putih bersama S. Suhud.

g. Sukarni lahir pada tanggal 14 Juli 1916 di Blitar Jawa Timur. Ia bekerja di Kantor Berita Domei. Ia juga yang mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Bangsa Indonesia. Sayuti Melik merupakan seseorang yang telah mengetik teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

h. Sutan Syahrir merupakan tokoh muda yang pertama kali mendengar kekalahan Jepang atas Sekutu dan menginginkan proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan secepat mungkin.

Di bawah ini merupakan jasa para tokoh kemerdekaan Indonesia yaitu:

a. Jasa Ir. Soekarno salah satu tokoh golongan tua, yaitu merumuskan teks proklamasi. Ir. Soekarno juga berjasa telah membacakan teks proklamasi Indonesia di depan rumah beliau.

b. Jasa Drs. Moh. Hatta yaitu merumuskan teks proklamasi bersama golongan muda. Beliau mendampingi Ir. Soekarno dalam membacakan teks proklamasi di depan rumah Ir. Soekarno.

(47)

d. Jasa Laksamana Muda Tadashi Maeda yaitu mengijinkan rumah beliau dijadikan tempat pertemuan para pejuang Indonesia untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945.

e. Jasa Fatmawati yaitu menjahit Bendera Pusaka Merah Putih Indonesia yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di halaman rumahnya.

f. Jasa Latif Hendraningrat yaitu mengibar Bendera Pusaka Merah Putih Indonesia bersama S. Suhud.

g. Jasa Sukarni yaitu mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia.

h. Jasa Sayuti Melik yaitu mengetik teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

i. Jasa Sutan Syahrir yaitu mendengar kekalahan Jepang atas Sekutu dan menginginkan proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan secepat mungkin.

(48)

a. Sikap saling menghormati antarmanusia

b. Kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Misal: merelakan sebagian milik pribadi untuk kepentingan umum seperti pembangunan jalan

c. Bersikap dan berbuat adil terhadap sesama manusia d. Mengikuti upacara dengan khidmat

e. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan para pahlawan

f. Tetap belajar dengan rajin serta selalu berdoa.

Sikap yang tidak menghargai jasa para tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia dan yang tidak perlu kita tiru dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

a. Merusak peninggalan-peninggalan dari peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia.

b. Membakar Bendera Pusaka Merah Putih.

c. Tidak merawat dan membuang peninggalan-peninggalan dari peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia

d. Tidak memiliki sikap rela berkorban terhadap kepentingan bersama e. Tidak menghormati sesama manusia (Sutrisno,2009: 127-134)

(49)

Siswa dituntut untuk menghafalkan kronologi peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cocok diterapkan dengan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud yaitu model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan lebih cepat dipahami siswa kelas V SD serta melatih siswa dalam bersosialisasi dengan teman yang lain, apabila menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

6. Standar Kompetensi IPS Kelas V SD/MI

Dalam silabus kelas V Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI Departemen Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi untuk mata pelajaran IPS. Standar kompetensi yaitu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Standar kompetensi IPS untuk kelas V SD/MI adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V Tahun Pelajaran 2015/2016

(50)

n kemerdekaan

 dalam kehidupan sehari-hari.

 Menyebutkan tokoh dalam memproklamasika n kemerdekaan

 Menceritakan jasa dan peranan tokoh dalam

memprokmasikan kemerdekaan

C. Model Pembelajaran kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

(51)

Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan menigkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar (Sholihatin dan Raharjo, 2011: 5).

Sedangkan menurut Kodir (2011: 30) model pembelajaran kooperatif adalah ragkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tutjuan pembelajaran yang dirumuskan.

Model kooperatif (cooperative learning) adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2006: 239).

(52)

interaksi positif antarsiswa yang satu dengan yang lain, sehingga dapat saling menghargai.

2. Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif

Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri terhadap empat tahap, yaitu sebagai berikut:

a. Penjelasan Materi

Pada tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.

b. Belajar Kelompok

Tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

c. Penilaan

(53)

d. Pengakuan tim

Penetapan tim yang dianggappaling menonjol atau tim yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi (Rusman, 2011: 213).

D. Tipe Make A Match

1. Pengertian Make A match

Make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Jadi, model cooperative learning type make a match (membuat pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin (Rusman, 2011: 223).

Menurut Suprijono (2009: 94), “hal-hal yang perlu dipersiapkan

(54)

2. Langkah-langkah Make A Match

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu bagian kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban.

b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.

d. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

e. Setetelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

f. Kesimpulan (Rusman, 2011: 223).

3. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Make a Match

Menurut Miftahul (2014: 253-254) dalam bukunya kelebihan dan kelemahan model pembelajaran make a match sebagi berikut:

a. Kelebihan make a match

1) Dapat menigkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik

(55)

3) Menigkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarai dan dapat menigkatkan motivasi belajar siswa.

4) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi

5) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

b. Kelemahan make a match

1) Jika setrategi ini tidak disiapkan dengan baik maka akan ada banyak waktu yang terbuang

2) Pada awal-aal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenis

3) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan ada banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan

4) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapatkan pasangan

(56)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MIN Salatiga 1. Lokasi Penelitian

Tempat Penelitian : MIN Salatiga

Alamat Lengkap :Dukuh Gamol Kelurahan kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Pokok : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kelas/Semester : V A (Lima) / 2 (Genap)

2. Visi dan Misi Madrasah a. Visi Madrasah

“Unggul dalam prestasi dan berakhlak mulia”

b. Misi Madrasah

1) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

2) Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

(57)

7) Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) 3. Tujuan Madrasah

a. Terwujud peserta didik yang berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

b. Terwujud dalam nilai ujian madrasah 6,5

c. Terwujud peserta didik dalam penguasaan dasar-dasar kompetensi d. Terbentuknya pribadi peserta didik yang islami

e. Terwujudnya eksistensi madrasah yang kompetitif

f. Terwujudnya transparasi manajemen madrasah yang akuntabel 4. Keadaan Guru dan Siswa MIN Saalatiga

a. Keadaan Guru dan Kariawan MIN Saalatiga

Jumlah guru atau staf pengajar pada MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Sidomukti Salatiga Tahun Pelajaran 2015 / 2016 berjumlah 18 orang yang terdiri dari S1. Berikut adalah data Guru dan Pegawai :

No. Guru dan Pegawai Jumlah

1.

Jumlah guru keseluruhan

18 orang 2.

Guru tetap

18 orang 3.

Guru tidak tetap

0 orang 4.

Guru PNS

16 orang 5.

Staf tata usaha

4 orang 6.

Bendahara

(58)

b. Keadaan Siswa MIN Salatiga

Secara keseluruhan jumlah siswa MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Sidomukti Salatiga Tahun Pelajaran 2015 / 2016 berjumlah 256 siswa. Di bawah ini adalah data siswa MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Sidomukti Salatiga Tahun Pelajaran 2015 / 2016 :

Tabel 3.1

Data Seluruh Siswa MIN Salatiga TahunPelajaran 2015/2016

No.

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

(59)

5. Subyek Penelitian

Siswa kelas V A MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Sidomukti Salatiga Tahun Pelajaran 2015 / 2016 berjumlah 18 orang, terdir dari 6 laki-laki dan 12 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.2

Data Siswa Kelas V A di MIN Salatiga

No Nama Jenis Kelamin

1 Abdenigara Ahma Hutari L

2 Agus Kristian L

3 Amelia Sahat P

4 Anna Iryani Ifah P

5 Asaris Suraya P

6 Bagus Hardiansyah L

7 Devi Kurnia Sari P

8 Elga Bagas Saputra L

9 Jihan Hasna Aisiyah P

10 Raka Dian Cahaya Dermawan L

11 Rammadditiyan L

12 Rayi Dian Cahaya Dermawan P

13 Silvina Febriyanti P

14 Sri Lestari P

15 Syifa nur Rahma P

16 Vina Lutfiana P

17 Yunita Ayu Ardani P

(60)

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Menyusun alat observasi berupa lembar pengamatan guru dan siswa dan alat evaluasi berupa lembar soal.

c. Merancang dan membuat kartu sesuai dengan jumlah siswa. Sebagian kartu berisi pertanyaan sebagian berisi jawaban.

2. Tindakan

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 April 2016 jam ke 1-2 selama 70 menit, dengan materi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia Dalam siklus ini peneliti sudah menggunakan model kooperatife tipe make a match. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a

bersama

2) Guru menanyakan kepada siswa siapa yang tidak berangkat (mengabsen)

3) Guru memberikan semangat kepada anak-anak sebelum pelajaran dimulai

(61)

b. Kegiatan Inti

1) Guru meminta siswa di minta mengamati gambar para tokoh yang merumuskan teks proklamasikan kemerdekaan Indonesia 2) Guru menjelaskan sekilas mengenai pertemuan di dalat,

kronologi peristiwa rengasdengklok, peristiwa pembacaan teks proklamasi dan kebermaknaan peristiwa proklamasi dalam kehidupan sehari-hari.

3) Guru menyiapkan dan membagikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang berisi materi yang disampaikan

4) Guru menjelaskan aturan permainan dari model kooperatif tipe make a match dengan tenang dan jelas agar siswa benar-benar paham.

5) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya mengenai aturan permainan model kooperatif tipe make a match.

6) Guru meminta Siswa diminta untuk mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya

7) Guru menghitung 1-3 sebagai tanda bahwa pembelajaran make a match telah dimulai.

8) Setelah siswa menemukan pasangan kemudian satu per satu pasangan di suruh maju untuk membacakan kartu pertanyaan dan jawaban.

(62)

10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

11) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

12) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari pelajaran hari ini. c. Kegiatan Akhir

1) Guru memotivasi siswa untuk lebih sungguh-sungguh dalam belajar dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Guru menyampaikan materi yang akan di pelajaran yang akan

datang

3) Guru menutup pelajaran dengan salam. 3. Observasi

Setelah tahap pelaksanaan, tahap selanjutnya adalah tahap observasi atau pengamatan. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun sebelumnya. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses pembelajarannya. Dari hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan tindakan kelas dengan model kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran IPS. 4. Refleksi

(63)

a. Hal-hal yang mendukung

1) Guru sudah cukup jelas mengucapkan salam 2) Media sudah bagus dan siswa dapat mengamatinya 3) Penguasaan materi sudah cukup baik

4) Model kooperatif tipe make a match dapat diterapkan dalam materi pelajaran

5) Soal evaluasi yang diberikan guru jelas. b. Hal-hal yang menghambat

1) Guru belum bisa mengkondisikan kelas.

2) Guru kurang jelas menyampaikan tujuan pembelajaran. 3) Guru kurang pandai menarik perhatian siswa.

4) Guru kurang jelas dalam memberikan intruksi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

5) Guru belum optimal dalam membimbing siswa menemukan pasangan.

6) Guru belum bisa memancing keigintahuan siswa 7) Guru kurang berintraksi dengan siswa.

8) Pengelolaan kelas yang masih kurang sehingga kelas kurang kondusif.

9) Siswa kurang dalam merespon panggilan dari guru.

(64)

11)Siswa kurang dalam memanfaatkan bertanya kepada guru tentang materi terkait.

12)Siswa masih belumpaham dengan instruksi dari guru. 13)Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang diajarkan. c. Ide Perbaikan

1) Guru harus bisa mengkondisikan kelas terlebih dahulu. 2) Guru harus memperjelas penyampaian tujuan pembelajaran. 3) Guru harus bisa membuat suasana yang menarik.

4) Instruksi guru harus lebih jelas lagi.

5) Guru lebih meningkatkan dalam membimbing siswa. 6) Guru harus membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. 7) Pengelolaan kelas lebih ditingkatkan lagi.

8) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang berbicara atau bermain sendiri.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Dalam pelaksanaan siklus II, peneliti mengarahkan siswa untuk lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung dan lebih mengoptimalkan pembelajaran IPS dengan model kooperatif tipe make a match agar indikator pembelajaran tercapai. Peneliti melakukan tahapan di bawah ini :

1. Perencanaan

(65)

b. Menyusun RPP dilakukan setelah adanya pertimbangan dan evaluasi yang dilakukan siklus I.

c. Menyusun alat observasi berupa lembar pengamatan guru dan siswa dan alat evaluasi berupa lembar soal.

d. Merancang dan membuat kartu sesuai dengan jumlah siswa. Sebagian kartu berisi pertanyaan sebagian berisi jawaban.

2. Tindakan

Tindakan pada siklus II ini dilaksanakan lebih optimal dari siklus I, yang secara rinci dijelaskan sebagai beikut:

a. Kegiatan Awal

1) Guru mengondisikan kelas dengan “tepuk diam”.

2) Guru mengucapkan salam dengan jelas.

3) Guru menanyakan keadaan siswa dilanjutkan dengan melakukan presensi.

4) Guru membacakan tujuan pembembelajaran dengan jelas. b. Kegiatan Inti

1) Guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar para tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang sudah disiapkan oleh Guru.

(66)

3) Guru menegur dengan tegas siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan memberikan motivasi.

4) Guru menyiapkan dan membagikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang berisi materi yang disampaikan

5) Guru menjelaskan aturan permainan dari model kooperatif tipe make a match dengan tenang dan jelas agar siswa benar-benar paham.

6) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya mengenai aturan permainan model kooperatif tipe make a match.

7) Guru meminta Siswa diminta untuk mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya

8) Guru menghitung 1-3 sebagai tanda bahwa pembelajaran make a match telah dimulai.

9) Setelah siswa menemukan pasangan kemudian satu per satu pasangan di suruh maju untuk membacakan kartu pertanyaan dan jawaban.

10)Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

11)Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

(67)

13)Guru mengondisikan kelas dengan ”tepuk diam” dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

14)Guru dan siswa membuat kesimpulan dari pelajaran hari ini. c. Kegiatan Akhir

1) Guru memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar dan mengucapkan terimakasih sudah berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdo’a

bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. 3. Observasi

Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan kelas pada kelas V A MIN Salatiga, sedangkan faktor penghambat berkurang pada siklus II ini.

4. Refleksi

(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus )

Dalam pengelolaan pembelajaran di kelas V A MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Sidomukti Salatiga guru umumnya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Guru sebagai penyampaian materi sedangkan siswa hanya sebagai pendengar yang selesai mendengar kemudian mengerjakan latihan. Yang demikian itu membuat siswa kebosanan, apalagi materi IPS sebagian besar uraian panjang dan banyak hafalan sehingga pembelajaran kurang efektif.

(69)

Tabel 4.1

Daftar Nilai Pra Siklus IPS Kelas V A Tahun Pelajaran 2015/2016

(70)

Proklamasi Kemersekaan Indonesia tersebut, maka peneliti menyusun dan melaksanakan serangkaian perencanaan tindakan guna mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri pada sebuah kegiatan analisis atau refleksi.

Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini menekankan pada penggunaan model kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang diupayakan dan dikondisikan berdasarkan tahapan-tahapan yang telah disiapkan sebelumnya dalam tahap perencanaan dengan mengimplementasikan rencana tersebut yang telah dirumuskan oleh peneliti.

B. Analisis Data Per Siklus 1. Deskripsi Siklus I

(71)

Tabel 4.2

Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai

2. Deskripsi Siklus II

(72)

Tabel 4.3

Data Hasil Belajar Siswa Siklus II No Nama Siswa KKM Nilai

(73)

1. Analisis Siklus I

Tabel 4.4

Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa pada siklus I hasil belajar siswa mengalami penigkatan. pada siklus I hasil belajar siswa yang mencapai nilai sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥ 70 dari KKM atau nilai di atas 70

(74)

karena itu, perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, terdapat faktor pendukung dan penghambat dari guru dan siswa beserta ide perbaikan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Berikut ini tabel hasil pengamatan guru dan siswa:

Tabel 4.5

Lembar Pengamatan Guru Siklus I

(75)

ditingkatkan

(76)

pembelajaran berbicara

Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

(77)
(78)

2. Analisis Siklus II

Tabel 4.7

Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa KKM Nilai mencapai tingkat ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 11 anak menjadi 17 anak pada siklus II, berarti terdapat kenaikan sebanyak 6 anak.

(79)

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut telah memenuhi indikator yang diharapkan yaitu nilai rata-rata 80 dan ketuntasan 80% sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II.

Berdasarkan pengamatan terdapat faktor pendukung, sedangkan faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus III ini. Berikut ini tabel hasil pengamatan guru dan siswa:

Tabel 4.8

Hasil Pengamatan Guru Siklus II

(80)

kooperatif tipe

Guru dan siswa membuat

(81)

Tabel 4.9

Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

Kegiatan Hasil Hal yang

 Siswa sudah terbiasa

menjawab salam

jika berbicara dan bermain sendiri namanya akan dipangil dan disuruh maju

Siswa bertanya tentang materi yang terkait

 Sebagian besar siswa sudah mau bertanya dan tidak malu-malu lagi

Siswa mengamati media yang dibawa guru

 Siswa tertarik dengan media yang dibawa guru

 Sebagian besar siswa sudah antusias

menangapi pertanyaan

Siswa aktif dalam kegiatan mencari

pasangan

 Siswa sudah faham

dengan intruksi yang diberikan oleh guru Siswa ikut

menyimpulkan materi

 Siswa sudah faham

dengan materi yang di sampaikan dan sudah bisa menyimpulkan

perintah soal yang diberikan

Siswa menjawab salam

 Siswa antusias

(82)

Keterangan:

B = Baik C = Cukup K = Kurang

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini, guru telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa, dalam silus II ini sebagian besar siswa telah aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran, dari segi evaluasipun menunjukkan peningkatan. Untuk itu peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Hal ini memberikan pengertian bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam kegiatan pembelajaran IPS dapat meningkatan hasil belajar siswa.

3. Analisis Data Akhir

Data ini diperoleh dari hasil belajar siswa kelas V A pada Pra siklus, siklus I, dan Siklus II. Berikut data rekapitulasi hasil belajar siswa antar siklus:

Tabel 4.10

Data Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Tahap Hasil belajar

Nilai tuntas Presentase Belum tuntas

presentase

1. Pra Siklus 66,89 6 33,7% 12 66,7%

2. Siklus I 74,89 11 61,11% 6 38,89%

(83)

Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II selalu meningkat dan itu dapat dilihat dari prosentase siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran pada waktu pra siklus ada 33,7%, kemudian siklus I ada 61,11% dan siklus II ada 94.44%. Dari hasil pada siklus II secara keseluruhan maka dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MIN Salatiga Dukuh Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 telah berhasil mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85%. Dengan demikian siklus selanjutnya dapat dihentikan atau tidak perlu dilaksanakan. Sehingga hipotesis tindakan yang menyatakan “melalui model pembelajaran

(84)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan pada siswa kelas V semester II MIN Salatiga. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar mulai dari nilai rata-rata pra siklus sebesar 66,89 menjadi 74,89 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 83,61. Jadi, dari pra siklus ke siklus II hasil belajar meningkat sebesar 16,72. Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I naik menjadi 11 anak atau sebesar 61,11% dan menjadi 17 anak pada siklus II atau sebesar 94.44%. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus II meningkat sebesar 60.74% atau sebanyak 11 anak. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai rata-rata 70 dan ketuntasan KKM kelas minimal 85% yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang baik.

B. Saran

(85)

1. Bagi Sekolah

Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan peneliti mengharapkan agar sekolah memperhatikan kemampuan para guru dalam mengajar dan juga sebisa mungkin harus bisa memotivasi guru agar dapat mengeluarkan kreatifitas bagi setiap guru.

2. Bagi Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan guru menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran IPS, sehingga situasi pembelajaran dapat menyenangkan, inovatif dan kreatif.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya pada saat proses pembelajaran berlangsung aktif dan lebih memperhatikan sumber belajar supaya proses pembelaj aran lebih efektif.

4. Bagi peneliti lain,

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hermawan Kertajaya (2009 : 4) juga menulis performa dari layanan yang diberikan akan membedakan perusahaan jasa yang satu dengan yang lainnya serta performa layanan yang

 Past Future Perfect Continuous Tense (Waktu yang sudah sedang berlangsung pada waktu lampau).. (-) My boyfriend would not have been giving fower at this hour

Dapat dilihat bahwa, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing pada kelas XI IPA SMA

Namun tidak berarti bahwa dengan rasionalitasnya , suara hati dan segenap pandangan moralnya harus dibuktikan terlebih dahulu, melainkan kita harus terbuka bagi setiap argumen

Modul pelatihan yang disiapkan sebagai panduan para juru sawer dalam membuat naskah/syair sawer serta melantunkannya yang sudah disisipi pesan tentang cara pencegahan,

Pengujian kuat geser balok dilakukan pada balok berukuran 20 cm x 25 cm x 160 cm dengan dua buah konfigurasi pemasangan tulangan geser, yaitu pemasangan tulangan geser vertikal

Model Perkuliahan Konsep Dasar Kimia Bagi Mahasiswa PGSD Konsentrasi IPA.. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data. kualitatif dan data

[r]