• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA ORGANISASI PADA PT. SWASTI INTI TEKHNIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA ORGANISASI PADA PT. SWASTI INTI TEKHNIK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH GAYA

KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN DAN

BUDAYA ORGANISASI TERHADAP

KINERJA ORGANISASI PADA PT. SWASTI

INTI TEKHNIK

Fauziah Putri Hadi

Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480

Ratna Merlangen

Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480

Enny Noegraheni Hindarwati

Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480

ABSTRAK

This research was conducted to determine the influence of entrepreneurial leadership and organizational culture of organizational performance at PT. Swasti Inti Tekhnik. Entrepreneurial leadership and organizational culture is the main factor for increasing organizational performance and can help an enterprise's success in achieving its objectives. This research helps companies find out the extent of the influence of variables the entrepreneurial leadership and organizational culture of the variable organizational performance.

The authors conducted a study through observations, surveys, and data retrieval using the questionnaire of 30 respondents. Methods of analysis used a simple linear regression analysis method, and multiple linear regression analysis are completed with the help of SPSS 16.0. The Data used are the primary data obtained from the answers of the respondents by using questionnaires and secondary data obtained from official organizational documentation, library resources that are relevant and literature that supports primary data. Research results with simple linear regression showed that there was significant influence between entrepreneurial leadership against the organizational performance of 44.7% and there is a significant influence of organizational culture on organizational performance of 42,0%. While the result of the linear regression analysis showed there are multiple significant effects and simultaneous between entrepreneurial leadership and organizational culture to organizational performance of 57,7%.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi pada PT. Swasti Inti Tekhnik. Gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi merupakan faktor pendorong agar kinerja organisasi meningkat dan dapat membantu keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Penelitian ini membantu perusahaan mengetahui sejauh mana pengaruh variabel gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap variabel kinerja organisasi.

Penulis melakukan penelitian melalui observasi, survey, dan pengambilan data menggunakan kuesioner terhadap 30 responden. Metode analisis yang digunakan metode analisis regresi linear sederhana, dan analisis regresi linear berganda yang diselesaikan dengan bantuan SPSS 16.0. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari jawaban responden dengan menggunakan alat kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi resmi organisasi, sumber-sumber pustaka yang relevan dan lliteratur yang mendukung data primer. Hasil penelitian dengan regresi linear sederhana menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan kewirausahaan terhadap kinerja organisasi sebesar 44,7% dan ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja organisasi sebesar 42,0%. Sedangkan hasil penelitian analisis regresi linear berganda menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dan simultan antara gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi sebesar 57,7%.

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan, Budaya Organisasi, Kinerja Organisasi

PENDAHULUAN

Pada masa globalisasi saat ini persaingan di dalam dunia usaha semakin ketat dan cepat. Persaingan yang semakin ketat dan cepat ini dipicu oleh bertumbuhnya perekonomian di Indonesia. Industri minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi di dalam negeri sendiri. Melihat peluang bisnis yang menjanjikan dari industri migas, membuat pertumbuhan bisnis di bidang migas pun meningkat. Walau tidak semua dapat bertahan dengan baik karena persaingan yang ketat. Setiap perusahaan harus meningkatkan kinerja mereka agar dapat bersaing dengan kompetitor atau perusahaan lain. Kinerja organisasi yang baik dan terus memperlihatkan peningkatan akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja sebuah organisasi adalah gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pemimpin yang berjiwa kewirausahaan memiliki tujuan yang jelas dan pendirian yang kuat, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan keputusannya, dan memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan.

Selain faktor dari gaya kepemimpinan kewirausahaan yang dimiliki oleh pemimpin perusahaan, pengaruh budaya organisasi juga memegang peranan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pada satu sisi perusahaan tidak mungkin mengoperasikan kegiatannya tanpa adanya pemimpin dan pada sisi yang lain segala aktivitas perusahaan harus didukung oleh budaya kerja yang baik.

Budaya organisasi mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan kontribusinya diperusahaan tersebut. Budaya organisasi yang kuat adalah hal yang penting untuk diperhatikan organisasi, karena dapat mempengaruhi tercapainya tujuan dan kemajuan organisasi untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan global yang sering berubah atau tidak stabil. Dengan demikian jelas bahwa pengkajian budaya organisasi memiliki arti penting baik dari segi ilmu maupun dari segi penerapannya dalam organisasi karena jika suatu organisasi sudah memiliki budaya yang ideal maka akan meningkatkan kinerja organisasi.

PT. Swasti Inti Tekhnik menerapkan konsep gaya kepemimpinan kewirausahaan dalam organisasinya. Saat ini perusahaan sedang mengalami perkembangan bisnis dan diharapkan kinerja organisasi bisa ditingkatkan agar tetap stabil dan dapat memenangkan persaingan.

(3)

Berdasarkan uraian diatas timbul pemikiran bahwa kinerja organisasi mutlak harus diupayakan agar tetap tinggi. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan faktor kepemimpinan dan membangun budaya organisasi yang lebih baik. Karena budaya organisasi yang benar-benar dikelola sebagai alat manajemen akan berpengaruh dan menjadi pendorong bagi karyawan untuk berperilaku positif, dedikatif, dan produktif. Nilai-nilai budaya itu tidak tampak, tetapi merupakan kekuatan yang mendorong perilaku untuk menghasilkan kinerja organisasi yang optimal.

Dengan melihat dan memperhatikan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi” (Studi pada PT Swasti Inti Tekhnik).

Kinerja Organisasi

Kinerja merupakan hasil yang dicapai dari perilaku anggota organisasi. Jadi kinerja organisasi merupakan hasil yang diinginkan organisasi dari perilaku orang-orang di dalamnya.

Menurut Gibson (1998), kinerja organisasi atau kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan pimpinan/pengusaha.

Lusthaus et.al., (2002) menggambarkan pemahaman kinerja dari asumsi organisasi dan asumsi proses, karena selain menekankan hasil kerja yang diukur dari organisasi sebagai kinerja, juga mempertanyakan bagian-bagian dari proses yang dilaksanakan dalam sebuah organisasi dan memberi penilaian hasil terhadap bagian-bagian proses organisasi bila pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab.

Kinerja organisasi yang baik merupakan tujuan dari setiap organisasi/perusahaan. Menurut Wirawan (2009) dimensi-dimensi yang terdapat dalam kinerja organisasi antara lain :

• Faktor internal karyawan, yaitu faktor-faktor dari dalam diri karyawan yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor yang diperoleh misalnya pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja dan motivasi kerja. Setelah dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal, faktor internal karyawan ini juga menentukan kinerja mereka.

• Faktor lingkungan internal organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, karyawan memerlukan dukungan organisasi tempat mereka bekerja. Dukungan tersebut sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan suatu organisasi juga merupakan faktor lingkungan dalam internal suatu organisasi.

• Faktor lingkungan eksternal organisasi. Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian atau situasi yang terjadi di lingkungan organisasi yang mempengaruhi kinerja organisasi. Misalnya keadaan ekonomi suatu negara, budaya masyarakat dan hal lainnya.

Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan

kepemimpinan adalah bagian yang dianggap penting dalam manajemen organisasi, yang dimana melekat pada diri seorang pemimpin dalam bentuk kemampuan dan atau proses untuk mempengaruhi orang lain agar bawahan perorangan atau kelompok itu mau berperilaku seperti apa yang dikehendaki pemimpin, dan memperbaiki budayanya, serta memotivasi perilaku bawahan dan mengarahkan ke dalam aktivitas-aktivitas positif yang ada hubungannya dengan pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan kewirausahaan menurut Esiri (2002), adalah gaya kepemimpinan yang memimpin secara inovatif, terlibat penuh dalam berkeja, mampu melihat peluang dan memanfaatkannya menurut cara dan metodenya sendiri. Jadi, gaya kepemimpinan kewirausahaan bukanlah kepemimpinan yang rumit, namun jelas timbul jika seseorang juga memiliki jiwa atau pemikiran entrepreneur.

Dalam bukunya (J.Winardi, 2008) menyebutkan bahwa terdapat 5 dimensi didalam perusahaan yang dijalankan dengan gaya kepemimpinan kewirausahaan, yaitu :

1. Orientasi strategi yang didorong persepsi peluang.

Seorang entrepreneur (wirausaha) tergantung kepada persepsinya tentang peluang yang ada. Entrepreneur menggunakan sistem-sistem perencanaan dan pengukuran kinerja guna mengendalikan sumber-sumber daya yang ada.

(4)

Entrepreneur dengan jelas bersedia menerima resiko dari keputusan dan peluang-peluang yang diambilnya. Dan entrepreneur dengan teliti dan dalam jangka waktu singkat mampu melihat suatu peluang dan memanfaatkannya.

3. Komitmen sumber-sumber daya.

Seorang entrepreneur terbiasa dengan kondisi dimana ia menyalurkan sumber-sumber daya dan memantaunya secara periodik.

4. Pengendalian sumber-sumber daya.

Entrepreneur yang menyediakan sumber-sumber daya bagi perusahaan, juga ikut mengendalikan. Mereka disiplin dalam aturan mengendalikan sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan, sehingga bersikap kurang fleksibel, namun bukan pula memaksa. Terhadap pihak-pihak yang bekerja dengannya dalam perusahaan, seorang entrepreneur yang memimpin secara entreprenurial akan senantiasa memberikan ide-ide kepada mereka. Ikut membantu mereka saat mengalami kesulitan dalam mencari suatu metode atau cara terbaik yang dapat ditempuh dalam perusahaan.

5. Visi yang realistik.

Entrepeneur memang bersedia mengambil resiko yang telah diperhitungkan, hal ini dikarenakan mereka memiliki visi yang realistik yang sudah mereka rencanakan akan metode dalam pencapaian tujuan. Visi tersebutpun direalisasikan dengan mendukung penuh orang-orang dalam perusahaannya.

Budaya Organisasi

Pada prinsipnya budaya organisasi merupakan nilai, anggapan, asumsi, sikap dan norma perilaku yang telah dianut dan kemudian terwujud dalam penampilan, sikap dan tindakan, sehingga menjadi identitas dari organisasi tertentu.

Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.

Hofstede mengelompokan budaya organisasi ke dalam 6 dimensi. Berikut dimensi budaya organisasi sebagaimana dikemukakan oleh Hofstede et al.:

1. Process Oriented vs. Result Oriented

Pada process oriented culture, perhatian organisasi lebih ditujukan pada proses aktivitas yang berjalan selama ini dan sejauh mana orang-orang yang bekerja pada organisasi tersebut patuh terhadap ketentuan-ketentuan atau kebijakan yang telah digariskan oleh organisasi. Sementara itu, pada result oriented culture perhatian organisasi lebih ditujukan pada hasil kegiatan ketimbang prosesnya sehingga seringkali organisasi tidak mempedulikan bagaimana proses dilakukan tetapi yang penting hasilnya cepat didapat. Pada organisasi yang memilih dimensi budaya result oriented, perubahan menjadi hal yang lumrah dilakukan sehingga sebagian orang merasa terbiasa dengan situasi baru yang tidak mereka alami sebelumnya.

2. Employee Oriented vs. Job Oriented

Employee oriented culture menggambarkan lingkungan internal organisasi yang dipenuhi oleh para pekerja yang menginginkan agar pihak organisasi terlebih dahulu memperhatikan kepentingan-kepentingan mereka sebelum berorientasi pada pekerjaan yang harus mereka lakukan. Dengan kata lain, employee oriented culture beranggapan bahwa organisasi harus bertanggung jawab terhadap semua aspek kehidupan karyawan jika organisasi menghendaki kinerja mereka membaik. Sementara itu, job oriented culture beranggapan bahwa karyawan harus mendahulukan pekerjaan sebelum menuntut dipenuhinya kepentingan-kepentingan mereka.

3. Parochial vs. Professional Culture

Parochial culture menjelaskan bahwa tingkat ketergantungan karyawan pada atasan dan pada organisasi cenderung tinggi. Karyawan merasa dirinya adalah bagian dari organisasi. Oleh karenanya karyawan pada umumnya berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi tempat mereka bekerja agar diakui sebagai bagian dari organisasi. Sementara itu, pada professional culture karyawan merasa bahwa kehidupan pribadi adalah urusan mereka sendiri sedangkan alasan sebuah organisasi merekrut mereka adalah semata-mata karena kompetensi yang dimiliki bukan karena latar belakang keluarga dan alasan lainnya.

(5)

4. Open System vs. Closed System Culture

Open system culture menjelaskan bahwa organisasi cenderung tidak menutup diri dari perubahan-perubahan baik yang terjadi pada lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Demikian juga orang-orangnya lebih terbuka dan responsif dan lebih terbuka pada pendatang baru dan orang luar. Semantara itu, pada closed system culture organisasi seolah-olah diperlakukan sebagai sebuah mesin yang bekerja mengikuti pola yang sudah ada tanpa banyak melakukan perubahan. Demikian juga, bagi karyawan, bukan hanya dengan orang luar bahkan diantara para karyawan sendiri mereka serba tertutup, dan pendatang baru tentu butuh waktu yang cukup lama untuk dapat diterima.

5. Loose Control vs. Tight Control Culture

Pada organisasi dengan tingkat pengendalian yang longgar (loose control), organisasi seolah-olah tidak memiliki alat kendali dan tata aturan formal yang memungkinkan organisasi tersebut bisa mengendalikan orang-orang yang bekerja didalamnya. Semuanya dikendalikan dengan aturan yang serba longgar. Kebalikannya dari loose control adalah tight control culture. Orgaisasi semacam ini cenderung menerapkan aturan-aturan yang ketat dan bahkan dalam batas-batas tertentu yang cenderung kaku. Dalam hal ini aturan tertulis adalah raja. Semua aktivitas harus dikerjakan sesuai aturan dan penyimpangan terhadap aturan sangat tidak ditolerir. Meskipun terkesan kaku, tapi boleh jadi budaya semacam ini cocok untuk organisasi yang membutuhkan presisi tinggi dalam organisasinya.

6. Pragmatic vs. Normative

Pragmatic culture adalah organisasi yang berorientasi terhadap konsumen. Bagi organisasi semacam ini, konsumen adalah segalanya. Aturan dan prosedur bisa saja dilanggar jika hal tersebut menghambat pencapaian dan kebutuhan konsumen. Berbeda dengan pragmatic culture, normative culture yang menganggap norma dan aturan merupakan pernagkat yang harus dijunjung tinggi oleh semua orang yang terlibat dalam organisasi. Dengan demikian organisasi seolah-olah mempunyai tanggung jawab moral untuk menjaga aturan-aturan tersebut.

Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat diajukan tiga hipotesis penelitian sebagai berikut :

Hipotesis 1:

Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan terhadap kinerja organisasi?

H0 = Variabel gaya kepemimpinan kewirausahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi

Ha = Variabel gaya kepemimpinan kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi

Hipotesis 2:

•Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja organisasi?

H0 = Variable budaya organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi Ha = Variabel budaya organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi Hipotesis 3:

•Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi?

H0 = Gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi

Ha = Gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi

Gaya Kepemimpinan

Kewirausahaan (X1)

Budaya Organisasi

(X2)

(6)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode asosiatif dengan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian asosiatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada penelitian ini. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa sumber data yang didapatkan langsung dari lapangan seperti wawancara dan kuesoner, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil studi kepustakaan dan dari data perusahaan. Cara pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kueisoner, yaitu pemberian daftar pernyataan kepada karyawan untuk diisi yang kemudian hasilnya akan dijadikan sumber data dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan yang ada di perusahaan PT. Swasti Inti Tekhnik yang berjumlah 30 karyawan.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 yang akan mengolah data hasil kueioner melalui analisis statistika. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Validitas, Uji Realibilitas, Uji Normalitas, Regresi Sederhana dan Regresi Berganda.

HASIL DAN BAHASAN

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Kriteria uji koefisiensi regresi ganda dari variabel pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi sebagai berikut:

H0 : Pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi tidak berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap kinerja organisasi

H1 : Pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap kinerja organisasi

Dasar pengambilan keputusan:

• Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak signifikan • Jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan

Table 4.18 Hasil Output SPSS Regresi Linier Multiple

Coefficientsa -1.356 6.861 -.198 .845 .601 .199 .447 3.023 .005 .457 .161 .420 2.836 .009 (Constant) Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan (X1) Budaya Organisasi (X2) Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Kinerja Organisasi (Y) a.

Dari tabel di atas didapat persamaan regresi sebagai berikut :

Ŷ

= -1,356 + 0,601

X

1

+ 0,457

X

2

Dari hasil analisis data yang digunakan dengan metode regresi berganda untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi pada PT. Swasti Inti Tekhnik, maka dapat diperoleh hasil analisa penelitian dalam gambar 4 di bawah ini.

(7)

Keterangan :

•Pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan sebesar 0,447 (44,7%). Dengan demikian semakin baik gaya kepemimpinan kewirausahaan yang ada di dalam organisasi, maka kinerja organisasi akan meningkat di PT. Swasti Inti Tekhnik. Dan besar nya hubungan 0,671 yang berarti kuat dan searah. •Pengaruh budaya organisasi sebesar 0,420 (42,0%). Dengan demikian semakin baik budaya organisasi yang ada di dalam organisasi, maka kinerja organisasi akan meningkat di PT. Swasti Inti Tekhnik. Dan besar nya hubungan 0,658 yang berarti kuat dan searah.

•Pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi sebesar 0,577 (57,7%).

Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi dalam gaya kepemimpinan kewirausahaan dapat dilakukan dengan cara pemimpin memberikan visi yang realistis bagi karyawannya, menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dan mengajak karyawan untuk berorientasi strategi yang didorong oleh persepsi peluang. Dan yang paling penting setelah mengimplikasikan ketiga hal diatas adalah bagaimana pemimpinan mampu merencanakan strategi dan menyampaikannya dengan baik kepada karyawan. Jika dilihat dari karakteristik karyawan yang 63,33% berpendidikan terakhir SMP/SMA, diperlukan pemimpin yang dapat menyampaikan visi, misi, tujuan dan strategi sampai level bawah perusahaan. Pemimpin juga bisa melakukan pendekatan-pendekatan khusus jika memang diperlukan terhadap karyawan dengan pendidikan terakhir SMP/SMA didalam perusahaan agar karyawan dapat diajak berdiskusi dan memberikan ide, gagasan atau saran yang membangun untuk perusahaan kedepannya. Selain itu pemimpin juga seharusnya menjelaskan bahwa visi, misi dan tujuan perusahaan semata-mata bukan hanya untuk mendapatkan profit tetapi juga untuk membangun ekonomi dan manfaat kehidupan masyarakat. Dikarenakan gaya kepemimpinan kewirausahaan berorientasi pada persepsi peluang, maka pemimpin dituntut untuk dapat merencanakan strategi yang baik guna tercapainya tujuan perusahaan dan mendapatkan kinerja organisasi yang optimal. Implikasi yang dapat diberikan dalam budaya organisasi, meskipun budaya organisasi pada PT. Swasti Inti Tekhnik tingkat pengendaliannya longgar (loose control), perusahaan tidak memiliki aturan formal untuk mengatur karyawan didalamnya tetapi perusahaan harus dapat menerapkan budaya yang dapat mendukung kinerja organisasi meningkat. Contohnya seperti kedisiplinan karyawan dalam mengumpulkan tugas yang diberikan dengan tepat waktu dan datang bekerja tepat waktu. Meskipun hal tersebut terlihat biasa tetapi budaya-budaya organisasi seperti itu mempengaruhi kinerja organisasi. Contohnya saja jika semua karyawan memiliki budaya datang bekerja tepat waktu, maka pekerjaan akan lebih cepat dikerjakan dan lebih efektif dan efisien dalam menggunakan waktu. Dan hal itu akan berdampak baik terhadap kinerja organisasi. Selain itu sebaiknya ada aturan-aturan yang harus dituliskan dan diterapkan terhadap semua anggota organisasi agar dapat dipatuhi dan menjadi budaya yang baik bagi organisasi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi. Selain itu perusahaan dapat mempertahankan budaya yang sudah baik seperti budaya Open System, Result Oriented dan Job

Oriented. Pemimpin juga harus mulai menerapkan budaya-budaya baru yang lebih baik agar dapat ditiru

dan dijalankan oleh karyawan sehingga nantinya akan menjadi budaya yang kuat dalam organisasi. Selain itu untuk meningkatkan kinerja organisasi, perusahaan harus mempertahankan budaya organisasi

Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan (X1)

Budaya Organisasi (X2)

(8)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Organisasi (Y) sebesar 44,7 %. Budaya Organisasi (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Organisasi (Y) 42 %. Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Organisasi (Y) sebesar 57,7 %.

Saran

Dari hasil analisa dan pembahasan diatas, maka saran yang dapat diberikan kepada PT. Swasti Inti Tekhnik adalah sebagai berikut:

1. Dikarenakan gaya kepemimpinan kewirausahaan berorientasi terhadap peluang, pemimpin disarankan untuk memberikan visi yang realistis terhadap peluang tersebut, menyediakan dan memaksimalkan sumber daya dan merencakan strategi yang tepat.

2. Budaya organisasi pada PT. Swasti Inti Tekhnik juga perlu diperhatikan dan ditingkatkan lagi pengaruhnya terhadap kinerja organisasi. Untuk meningkatkan kinerja organisasi, perusahaan harus mempertahankan budaya organisasi yang sudah baik seperti budaya Open System, Result

Oriented, Job Oriented dan mengurangi budaya loose control.

3. Lakukan analisa dan kembangkan lagi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Karena gaya kepemimpinan kewirausahaan dan budaya organisasi memiliki pengaruh sebesar 57,7% sehingga masih terdapat faktor-faktor lainnya sebesar 42,3% yang mempengaruhi kinerja organisasi PT. Swasti Inti Tekhnik.

REFERENSI

Ati, C. (2004). Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Balai Pustaka. Boediharjo.(2002). Kinerja Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Brigman. (1995). Social Psychology. Second Edition, Harper Collons Publishers inc. New York.

Cherrington, David J. (1994). Organizational behaviour the management of individual and organizational performance (2nd ed.). Boston : Massachussets.

Cunningham, J. B., & Lischeron, J. (1991). Defining Entrepreneurship. Jounal of Small Business. Cushway, B. & Lodge, D. (2000). Organizational Behavior and Design. Jakarta: Elex Media Computindo. Covey, S. R. (1994). 7 Habits of Highly Effective People. Jakarta: Binarupa Aksara.

Daft, R. (2006). Management. Jakarta : Salemba Empat.

Esiri, M. (2002). The Entrepreneurial Problem Solver. Aspatore Books, Jakarta.

Gardner , Richard L. (1999). Benchmarking Organizatinal Culture: Organization Culture as a Primary Factor in Safety Performance. Journal of Professional Safety.

Garnet, James L. (2008). Penetrating the Performance Predicament: Communication as a Mediator or Moderator of Organizational Culture’s Impact on Public Organizational Performance.

(9)

Gibson, J. L., Ivancevich, John M., and H. Donnely Jr. James H. (1992). Organisasi dan Manajemen. Alih Bahasa Jorban Wahid. Jakarta. Erlangga.

Gibson. (1998). Perilaku Organisasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Goossen, R. (2007). Entrepreneurial Excellence. USA: Book Mart Press. Handoko, T. H. (2002). Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE.

Heskett, J. L., & Kotter, J. P. (1997). Dampak Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja, Alih bahasa : Benyamin Molan. Jakarta, Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd.

Hofstede, G. & Hofstede. G. J. (2005). Cultures and Organization: Software of The Mind. New York: Mc Graw-Hill.

Kartono, (2006). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Kotter, J. P., & James. L. (1992). Corporate Culture and Performance. New York: The Free Press. Kreitner, R,. & Kinicki, A,. (2001). Organizational Behavior. Fifth Edition. Irwin McGraw-Hill.

Kuratko, D. F. (2007). Entrepreneurial Leadership in 21th Century. Journal of Leadership and

Organizational, Vol. 13, No. 4.

Lako, A. (2004). Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi Isu Teori dan Solusi. Yogyakarta: Amara Books.

Lindley, R. (2006). Autonomy. Universitas Michigan: Humanities Press International. Lupiyoadi, H. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi kedua. Jakarta: Salemba Empat. Luthans, F. (2006). Organizational Behavior. New York: Mc Graw-Hill.

Lusthaus, Charles. Et. Al. (2002). Enchancing Organizational Performance : A toolbox for Self-Assesment. Canada: Internatinal Development Research Centre.

Mangkunegara, P. A. A. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A. A., & Prabu, A. (2005). Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama. Mas’ud, F. (2004). Survei Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi). Semarang: Universitas

Diponegoro.

Mgbere, Osaro. (2009). Exploring the Relaltionship between Organizational Culture, Leadership Stylesand Corporate Performance : An Overview. Journal of Strategic Management Education. Mulyadi, D., & Rivai, V. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi kedua. Jakarta: Raja

Grasindo Persada.

Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Netty, L. (2012). Pengaruh budaya organisasi dan kepemimpinan kewirausahaan terhadap motivasi

karyawan dan dampaknya pada peningkatan kinerja organisasi. Tesis S1 tidak dipublikasikan,

Universitas Brawijaya, Madiun.

(10)

Ozzy, E. M. (2011). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasional Terhadap Kinerja Organisasi: Responsiveness Sebagai Variabel Intervening. Tesis S1, Universitas Diponegoro, Semarang.

Pabundu, T. M. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara. Ratna, K. (2008). Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan

Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada RS. Roemani. Tesis S1 tidak dipublikasikan, Universitas Diponegoro, Semarang.

Robbins, S. & Timothy. (2008). Perilaku Organisasi (buku 2). Jakarta : Salemba Empat.

Rosita. (2005). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Tolan Tiga Indonesia. Tesis S1 tidak dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Rummler, G. A., & Brache, A. P. (1995). Improving Performance (2nd ed.). San Fransisco : Jossey Bass. Schein, E. H. (1992). Organizational Culture and Leadership. San Fransisco: Jossey Bass, Pub.

Sexton & Smilor, R. W (eds.). The Art and Science of Entrepreneurship. Cambridge: Ballinger Publishing, 3-25.

Soejono. (2005). “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum”, Jurnal Manajemen &Kewirausahaan, Vol. 7 No. 1, Maret 2005.

Suaedi, F. (2005). Pengaruh Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Aliansi Strategis Terhadap Inovasi Organisasi dan Kinerja Organisasi Hotel Bintang Tiga di Jawa Timur. Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP, UNAIR, Surabaya.

Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM (Teori, Dimensi, Pengukuran dan Implementasi dalam Organisasi). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Susanto, A. B. (2009). Leadership. Jakarta: Erlangga.

Sutrisno, E. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Stephen, P. R. (1996). Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi. Alih Bahasa: Hadyamana

Pujaatmaka. Edisi keenam. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Thornberry, N. (2006). Lead Like An Entrepreneur. United States Of America: The Mc-Graw Hill Company.

Vecchio, R. V. (2003). Entrepreneurship and Leadership. Journal of Humon Resouces Management

Review.

Veithzal, R. (2005). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Winardi, J. (2008). Entrepreneur dan Entrepreneurship. Kencana, Jakarta.

Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Wood, Jack, Joseph, W., Rachid. M. Z., Schermerhorn, Hunt, et al. (2001). Organizational Behavior A Global Perspective. Australia: John Wiley and Sons Australia Ltd.

(11)

RIWAYAT PENULIS

Fauziah Putri Hadi lahir di kota Tangerang pada 25 Mei 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang ilmu manajemen, khususnya bidang kewirausahaan pada tahun 2013.

Ratna Merlangen lahir di kota Jakarta pada 5 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang ilmu manajemen, khususnya bidang kewirausahaan pada tahun 2013.

Referensi

Dokumen terkait

a) Permasalahan pada aspek budidaya adalah hama penggerek yang sangat mempengaruhi produktifitas kakao. Hal ini sudah menjadi konsentrasi dinas dalam beberapa

Pelaksanaan hukum waris pada masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan pada awalnya menggunakan hukum waris secara adat, yakni hanya anak laki-laki yang mewarisi,

Modernisasi yang dilakujkan akan memungkinkan Indosat untuk melayani lebih banyak pelanggan di jaringan-nya, meningkatkan secara signifikan kualitas dan kecepatan layanan

Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan material akibat bereaksi dengan oksigen Biasanya korosi seragam ini terjadi pada material yang

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Muara Angke serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Gambar – baik dalam bentuk grafik maupun foto – diberi judul dengan penomoran gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah.. Judul gambar ditulis

(2-tailed) N KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERKOMPUT ERISASI TEKNIK PERSONAL USER KETERLIBAT AN USER DALAM PROSES PENGEMBAN GAN SISTEM PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN

yang paling mempengaruhi itu kayak… sebenernya gak begitu banyak yang bilang “ ya udah bikin tato aja” tuh enggak, malah banyak yang misalnya nentang, malah banyak temen