• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

(BPBD)

Jalan Raya Padang-Solok No. 7 Koto Baru Telp. 0755. 22911

RENCANA STRATEGIS

( RENSTRA )

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

DAERAH

KABUPATEN SOLOK

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana strategis SKPD merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat dokumen perencanaan pembangunan untuk periode lima tahun sesuai dengan periode kepemimpinan Kepala Daerah yang berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok merupakan salah satu lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik yaitu sesuai dengan lingkungan tugasnya di bidang Penanggulangan Bencana.

Dengan mempedomani Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-2014, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Tahun 2011-2015 dan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Solok serta budaya yang hidup dalam masyarakat, maupun kondisi alam yang dimiliki maka ditetapkan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah guna mendukung Visi Kabupaten untuk 5 (lima) tahun kedepan adalah ”Terwujudnya Kepemerintahan yang baik menuju masyarakat sejahtera”

Dalam upaya mendukung pencapaian visi tersebut diatas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok menetapkan Rencana Strategis untuk kurun waktu 2011-2015, yaitu rencana lima tahun yang memuat

(3)

Visi, Misi, Tujuan , Sasaran dan Strategis , Kebijakan dan Program di bidang penanggulangan bencana daerah melalui rencana strategis.

Dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) dan Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat, serta dengan memperhatikan potensi, kondisi, sosial budaya masyarakat dan tantangan serta peluang daerah dalam mendukung pencapaian RPJMD Kabupaten Solok Tahun 2011-2015 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010.

Bertitik tolak kepada hal-hal diatas, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah mencoba menyusun rencana Strategis yang memuat berbagai kebijakan dalam upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Solok, disamping itu sebagai sarana dalam mengukur berhasil atau tidaknya suatu program yang telah ditetapkan.

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum terbentuknya Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Solok adalah :

1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah.

3. Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89,Tambahan lembaran Negara No. 4741);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana ( Lembaran Negara tahun 2008 No. 42, Tambahan lembaran Negara Nomor 4828);

(4)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara tahun 2008 Nomor 42, Tambahan lembaran Negara Nomor 48829);

8. PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembenukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

12. Peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2013 tentang pembentukan Organisasi dan tata kerja Badan penanggulangan bencana Daerah (BPBD) ;

13. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Solok Tahun 2011 sampai dengan tahun 2015;

14. Peraturan Bupati Solok Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Kabupaten Solok.

1.3.Maksud dan Tujuan

Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok dimaksudkan untuk memberikan pedoman pelaksanaan kegiatan dan arah kebijakan serta strategi pembinaan dan pemberdayaan dalam pelaksanaan koordinasi penanggulangan bencana di daerah untuk kurun waktu 2011-2015 dengan bertitik tolak pada Visi dan Misi Jabatan Bupati Solok periode 2011 – 2015.

(5)

Adapun yang menjadi tujuan penyusunan Renstra BPBD yaitu :

a. Menetapkan Visi dan Misi Badan Penanggulangan bencana Daerah Kabupaten Solok.

b. Mengerahkan potensi dan peluang yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan dan ancaman strategi penyelenggaraan Penangulangan bencana Daerah. c. Menyusun tolak ukur evaluasi kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah secara proporsional.

d. Mewujudkan perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaraan penanggulangan Bencana yang sinergis dan terpadu antara Perencnaan pembangunan nasional. 1.4.Sistimatika Penulisan

Sistematika penulisan dari Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok tahun 2011-2015 terdiri atas :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang , tujuan , dasar hukum , ruang lingkup dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN BPBD

Berisikan tentang Tugas Pokok dan Fungsi, dan kinerja pelayanan. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI

Berisi isu-isu strategis penanggulangan bencana, tantangan dan peluang.

BAB IV VISI , MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Berisikan Visi dan misi BPBD , tujuan, sasaran strategis dan kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF.

Berisikanprogram dan kegiatan serta fokus prioritas yang akan dilaksanakan.

BAB VI INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN KAEDAH CAPAIAN Berisi kaedah capaian dan indikator kinerja utama terhadap program dan kegiatan.

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 2.1. Tugas Pokok dan Fungsi dan Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok merupakan lembaga teknis daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Perda No. 6 Tahun 2013, BPBD mempunyai tugas dan fungsi di Bidang Penanggulangan Bencana yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati. BPBD terdiri dari Kepala, Unsur pengarah dan unsur pelaksana.

A. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 2 Tahun 2010 tentang pembentukan Organisasi dan Tata KerjaBadan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Dan Badan Pelaksanan Penyuluh Pertanian, Perikana Dan Kehutanan (BP4K). BPBD yang mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara.

2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan Perundang-undangan; 3. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana; 4. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala

Daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;

5. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; 6. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanggulangan bencana; 7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumbangan pihak lain; 8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan

(7)

Disamping itu BPBD mempunyai fungsi :

a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien; dan

b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan benacana secara terencana, terpadu dan menyeluruh;

Unsur Pengarah mempunyai tugas meliputi pra bencana , saat tanggap darurat dan pasca bencana sedangkan unsur pelaksana mempunyai fungsi koordinasi, pengkomandoan dan pelaksana.

1. Kepala Pelaksana

Mempunyai tugas pokok membantu kepala badan sebagai berikut : a. Melaksanakan tugas perencanaan, monitoring keuangan evaluasi

dan pelaporan dan administrasi kepegawaian

b. Melaksanakan tugas koordinasi, pengkomandoan dan pelaksanaan dalam penanganan bencana dengan mengerahkan perangkat daerah, instansi vertikal, lembaga usaha atau pihak lain yang diperlukan pada tahap-tahap pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. c. Melaksanakan tugas-tugas penanganan bencana yang mencakup

tugas pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstrukti dengan mengerahkan perangkat daerah, instansi vertikal, lembaga usaha atau puhak lain yang diperlukan.

d. Menetapkan standarisasi dan kebutuhan serta penyusunan prosedur tetap penanggulangan bencana.

e. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana. f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan segala kegiatan

penanggulangan bencana.

g. Melaksanakan tugas-tugas yang diperintakan Bupati Kepala Daerah yang berkaitan dengan penanggulangan bencana.

(8)

2. Sekretaris

Mempunyai tugas pokok dalam penyusunan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan serta administrasi keuangan, umum dan kepegawaian.

Fungsi :

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum b. Pengeloaan administrasi kepegawaian

c. Pengelolaan administrasi keuangan d. Pengeloaan administrasi perlengkapan e. Pengelolaan urusan rumah tangga badan

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan badan

i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tata laksana j. Membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan kegiatan

dan tugas

k. Pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana Badan

3. Sub. Bagian

(1) Sub. Bagian Umum da Kepegawaian Tugas :

a. Melaksanakan penerimaaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat pengadaan naskah –naskah dinas , kearsipan dan perpustakaan badan

b. Menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan c. Melaksanakan hubungan tugas bidang hubungan masyarakat d. Memperisapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian

mulai penampatan formasi, pengusulan dalam jabatan, usulan kenaikan pangkat, DP3, DUK, sumpah janji/ pegawai, gaji berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai,

(9)

diklat, ujian dinas, izin belajar, pembainaan pegawai dan disiplin pegawai, menyusun standar kompetensi pegawai tenaga teknis, tenaga fungsional, analisis jabatan, analisis beban kerja, budaya kerja dan tugas usaha kepegawaian lainnya.

e. Melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan , pengadaan dan perawatan peralatan kantor, pengamanan, usulan penghapusan asset dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris;

(2) Sub. Bagian keuangan Tugas :

a. Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai.

b. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan.

c. Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan keuangan.

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

(3) Sub. Bagian Perencanaan dan pelaporan. Tugas

a. Menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program.

b. Melaksanakan pengelolaan data. c. Melaksanakan perencanaan program.

d. Menyiapkan bahan penataan kelembagaan , ketatalaksanaan dan perundang-undangan.

e. Menghimpun dan menyiapkan bahan penyusunan program anggaran.

(10)

g. Melaksanakan penyusunan laporan bulanan , triwulan, semester dan tahunan dan tugas.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.

4. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tugas :

Mengkoodinasikan dan melaksanakan kebijakan dibidang pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan pemberdayaan masyarakat pada pra bencana serta pengurangan resiko bencana

Fungsi :

a. Perumusan, perencanaan kebijakan dibidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dan pra bencana serta pengurangan resiko b. Pengkoordinasian danpelaksanaan kebijakan dibidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada pra bencana serta pengurangan resiko bencana;

c. Pelaksanaan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait dibidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada pra bencana serta pengurangan resiko bencana;

d. Pemantauan, evaluasi dan analisa pelaporan dibidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaa masyarakat pada pra bencana serta pengurangan resiko bencana;

e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepada kepala Badan.

Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan terdiri dari atas; 1. Seksi Pencegahan

2. Seksi Kesiapsiagaan

Masing masing seksi dipmpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(11)

5. Bidang Kedaruratan dan Logistik Tugas :

Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan dibidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsian dan dukungan logistik. b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat , dan penanganan pengungsian dan dukungan logistik.

c. Pelaksanaan kerjasama dibidang penanggulangan pengungsi dan dukungan logistik.

d. Pemantauan, evaluasi dan analisa pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan dibidang Penanggulangan Bencana pada saat tanggap darurat , penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Badan. f. Bidang Kedaruratan dan Logistik terdiri dari :

1. Seksi Kedaruratan 2. Seksi Logistik

Masing-masing seksi dipimpinan oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada KepalaBidang.

6. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tugas :

Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan dibidang Penanggulangan Bencana pada pasca bencana.

Fungsi :

a. Seksi Perumusan kebijakan dibidang Penanggulangan Bencana pada pasca bencana.

b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidanag Penanggulangan Bencana dan pasca bencana.

(12)

c. Pelaksanaan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait di bidang Penanggulangan Bencana pada pasca bencana.

d. Pemantauan, evaluasi dan analisa pelaporan di bidang Penanggulangan Bencana pada pasca bencana.

e. Pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Badan. f. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi terdiri atas :

1. Seksi Rehabilitasi 2. Seksi rekonstruksi

Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawan kepada kepala Bidang.

Secara ringkas Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok seperti yang tercantum pada lampiran Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah ini.

(13)

B. Struktur Organisasi

Berdasarkan Perda Kabupaten Solok No. 2 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Perda Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pembentukan organisasi dan tata kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah, struktur organisasi BPBD adalah sebagai berikut :

KEPALA SEKRETARIS DAERAH KABID. PENCEGAHAN & KESIAPSIAGAAN UNSUR PENGARAH KASI PENCEGAHAN KASI KESIAPSIAGAAN KEPALA PELAKSANA KABID. KEDARURATAN DAN LOGISTIK KASI KEDARURATAN KASI LOGISTIK KABID REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI KASI REHABILITASI KASI REKONSTRUKSI SEKRETARIS KASUBAG. UK KASUBAG. KEU KASUBAG. PMEP KLP. JAB. FUNGSIONAL

(14)

2.2. Sumber Daya Badan Penanggulangan Bencana Daerah

 Jumlah pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok sebanyak 38 orang PNS dan 51 orang THL.

 Pejabat struktural eselon II/b 1 orang, eselon III/b 4 orang dan eselon IV/a 9 orang.

 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok merupakan lembaga yang baru berdiri sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 2 Tahun 2010.

 Sebelum terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok, organisasi Penanggulangan Bencana berada di SATLAK PB yang berkedudukan di Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOLLINMAS), seluruh pendanaan ditampung dalam anggaran APBD/APBN yang dialokasikan di Kesbangpollinmas.

Kendati telah ditetapkan kebijakan dibidang penanggulangan bencana, tetapi upaya pengembangan saat ini masih dihadapkan kepada kendala-kendala sebagai berikut:

a. Belum optimalnya kerjasama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok dengan satuan kerja perangkat Daerah maupun unsur instansi terkait yang berada di Kabupaten Solok

b. Belum memadainya sumber daya manusia , karena dari segi kuantitas maupun kualitas karena lembaga ini masih baru.

c. Sarana kerja untuk mendukung volume kerja masih belum memadai. d. Ketersediaan dana untuk biaya operasional dalam pengelolaan

penanggulangan bencana yang diharapkan menjadi solusi dalam mengantisipasi bencana dan kesiapsiagaan belum sesuai dengan yang diharapkan.

e. Sarana dan prasarana pendukung untuk pelayanan penanggulangan bencana sebagai berikut :

(15)

No URAIAN JUMLAH STATUS KONDIS I

1 2 3 4 5

A Gedung

1 Gedung Kantor 1 unit Milik Baik

2 Posko Damkar 2 unit Milik Baik

B KENDARAAN RODA EMPAT

1. Kend. Dinas/operasional 1 Unit Milik Baik

2. Kend.Resceu 1 Unit HP Baik

3. Kend.Pemadam Kebakaran 3 Unit Milik Baik

4. Kend. Pemadam kebakaran mini 1 Unit Milik Rusak

ringan

C KENDARAAN RODA DUA

1. Kendaraan Trail 4 Unit HP Baik

2. Kendaraan dinas/operasional 2 Unit Milik RR

D PERAHU

1. Perahu Karet+ Mesin +Peralatan 2 Unit HP Baik

2. Perahu Refting 1 Unit Milik Baik

3. Perahu Aluminium 1 Unit HP Baik

E PERALATAN KOMUNIKASI

1. Handy Talky 17 Unit Milik Baik

2. Pesawat Radio Riq 4 Unit Milik Baik

3. Pesawat Radio Riq 1 Unit HP Baik

4. Hand Mic ( Pengeras Suara ) 1 Unit Milik Baik

5. Hand Mic ( Pengeras Suara ) 2 Unit Milik Baik

6. Repeater 1 Unit Milik Baik

F PERALATAN PENUNJANG

1. Komputer + Meja 8 Unit Milik Baik

2. Printer 6 Unit Milik Baik

3. Lap Top 2 Unit Milik Baik

4. Lap Top 1 Unit HP Baik

5. Tenda Posko 1 Buah Milik Baik

6. Tenda Pleton 2 unit HP Baik

7. Tenda regu 3 unit HP Baik

(16)

9. Velbed 10 unit HP Baik

10 Radio HT 1 Unit HP Baik

11 Radio RIG 1 unit HP Baik

12 Radio SSB 1 unit HP Baik

13 Senter Higlight 1 unit HP Baik

14 Genset 5 KVA 1 unit HP Baik

15 Water Treatment 1 unit HP Baik

16 Tenda Sekolah 1 Buah Milik Baik

17 Mesin Tik 3 Unit Milik Baik

18 Faximile 1 Unit Milik Baik

19 Infocus + Layar 1 Unit Milik Baik

20 Tandu 1 Buah Milik Baik

21 Tabung Pemadam Kebakaran 7 Unit Milik Baik

22 Tenda Regu 1 Buah Milik Baik

23 Meja + Kursi Kerja

24 Pelampung 10 buah HP Rusak

Ringan

25 Pelampung 10 buah Milik Baik

f. Sarana dan prasarana pendukung dalam penanggulangan bencana dan peran organisasi masyarakat sangatlah penting seperti ORARI, RAPI, Global Rescue, PMI, KSB, Satgas Damkar, TRC dan Radio Swasta yang berada di Wilayah Kabupaten Solok. Disamping peran dari NGO-NGO asing bila dibutuhkan dalam penanggulangan bencana.

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok baru terbentuk pada September 2010 yang ditetapkan dengan Peraturan daerah No. 2 Tahun 2010 tentang pembentukan Organisasi dan tata kerja Badan penanggulangan bencana Daerah (BPBD) dan badan pelaksana penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K), dan pengisian struktur organisasinya baru terlaksana pada bulan oktober 2010.

(17)

Dengan hanya dalam kurun waktu efektif selama lebih-kurang 2 tahun 2 bulan dalam pelaksanaan kegiatan serta pengoperasionalan lembaga BPBD ini di tahun sebelumnya, tentu harus diakui masih banyak kekurangan dan kelemahannya termasuk belum adanya Renja sehingga disini belum dapat dicantumkan capaian Renja tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya realisasi kegiatan fisik dan keuangan tahun 2013 dapat dilihat pada daftar terlampir

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPBD. 1. Tantangan

a. Perubahan paradigma Penanggulanagn Bencana dari responsive ke preventif berupa pengurangan resiko bencana yang terkandung dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana masih merupakan tantangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dengan segala keterbatasan sumber daya yang ada, baik manusia maupun peralatan yang dimiliki. Badan Penanggulangan Bencana dengan fungsi merumuskan dan menetapkan kebijakan dan mengkoordinasikan Penanggulangan Bencana dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien dengan semua sektor yang terlibat dalam Penanggulangan Bencana.

b. Mensosialisasikan paradigma baru menjadi suatu kebijakan, peraturan, prosedur tetap kebencanaan sampai ketingkat Kecamatan, Nagari, Jorong, Kelompok Siaga Bencana. Dengan pemaduan pengurangan resiko bencana ke dalam program-program pembangunan diharapkan akan mampu terbangun mekanisme penanggulangan bencana yang terpadu efisien, efektif dan kendali.

c. Besarnya kebutuhan pengembangan kapasitas dalam penanggulangan bencana disebabkan karena jumlah penduduk yang tersebar di daerah rawan bencana, pelatihan kebencanaan, termasuk aparatur pemerintah perlu ditingkatkan untuk melaksanakan pembangunan yang berspektif pengurangan resiko bencana dan menyelenggarakan tanggap darurat dan pemulihan secara baik.

(18)

d. Fase tanggap darurat adalah lambatnya penanganan dan belum terkoordinasi dengan baik pelaku penanggulangan bencana.

e. Pada Rehabilitasi dan Rekonstruksi adalah belum dilibatkannya kearifan lokal dan prinsip membangun kembali lebih baik.

2. Peluang

Disamping pengembangan kapasitas yang besar anggaran dan sumber daya yang diperuntukan untuk program-program pengurangan resiko bencana masih sangat terbatas, ada banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong agenda pengurangan resiko bencana antara lain :

a. Ditetapkan UU No 24 Tahun 2004 tentang Penanggulangann Bencana, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Mentri dan Peraturan Kepala BNPB dan Perda Kabupaten Solok tentang Pembentukan Orgasnisasi dan Tata Kerja BPBD dan BP4K.

b. Dengan kehadiran BPBD, penanggulangan bencana akan dapat dilaksanakan dengan lebih terarah, terpadu, menyeluruh dan efektif, serta efisien.

c. Besarnya perhatian dunia lewat lembaga yang peduli dengan bencana memberikan pendidikan kebencanaan di masyarakat dengan pembiayaan sendiri. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas, baik kapasitas personil BPBD maupun masyarakat.

d. Muncul dan tumbuhnya komunitas peduli bencana yang akan menstransferkan ilmu dan pengetahuan kebencanaan di tengah masyarakat.

e. Sifat gotong royong dan rasa peduli yang cukup tinggi dari masyarakat terhadap korban bencana, dan perlu ditingkatkan adalah kesadaran masyarakat untuk pengurangan risiko bencana.

(19)

BAB III

ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPBD. Secara garis besar tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Badan penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok terdiri dari :

1. Tugas-tugas yang berhubungan dengan pencegahan, kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana ( Pra Bencana )

Untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan pencegahan, kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana dalam kurun waktu 2011 sampai dengan 2013 telah dilaksanakan beberapa kegiatan seperti :

a. Sosialisasi

b. Penyusunan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana

c. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Solok d. Persiapan Nagari Tangguh

e. Pengadaan Sarana dan Prasarana Mitigasi dll.

Berkaitan dengan kegiatan tersebut diatas, secara umum sudah dapat dilaksanakan, namun demikian masih ada beberapa kegiatan-kegiatan yang perlu pengembangan lebih lanjut. Karena pemahaman oleh masing-masing SKPD perlu ada persamaan persepsi dalam hal penanggulangan bencana. Untuk itu BPBD membutuhkan waktu untuk mengubah pola pikir bahwa penanggulangan bencana merupakan tugas bersama dan BPBD sebagai lembaga koordinasinya.

Agar kegiatan sosialisasi ini langsung kepada masyarakat dengan Kelompok Siaga Bencana (KSB) dan Sekolah Siaga Bencana (SSB), perlu dilakukan pengembangan kegiatan lebih lanjut. Untuk itu pada tahun 2014 yang akan datang, kegiatan sosialisasi tersebut akan dikembangkan kepada kegiatan sosialisasi sekolah siaga bencana. Sebab selama 3 tahun BPBD melaksanakan kegiatan, sekolah sama sekali belum tersentuh oleh kegiatan pengurangan risiko bencana.

(20)

Disamping itu mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, perlu dilakukan pembentukan Kelompok Siaga Bencana (KSB) yang berbasis masyarakat. Untuk seluruh Kabupaten Solok, KSB yang sudah terbentuk baru pada 4 Nagari yaitu Nagari Salayo, Aie Dingin, Taruang-taruang dan Batu Bajanjang. Kalau dilihat dari segi ancaman yang ada, hamper seluruh wilayah Kabupaten Solok merupakan daerah rawan bencana. Oleh karena itu seyogyanya disetiap nagari di Kabupaten Solok memiliki KSB tersebut.

2. Tugas-tugas yang berhubungan dengan penanganan darurat bencana dan logistik ( Tanggap Darurat )

Untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan penanganan darurat bencana dan logistik dapat diidentifikasi masalah-masalah sbb :

a. Minimnya sarana dan prasarana tanggap darurat seperti sarana dan prasarana evakuasi.

b. Tim Reaksi Cepat (TRC) Kabupaten yang bertugas, melakukan kajian cepat tindak cepat pada saat terjadi bencana sehingga status bencana dapat ditetapkan dengan segera dengan SDM yang belum profesional.

3. Tugas-tugas yang berhubungan dengan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi ( Pasca Bencana ).

Tugas rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan setelah terjadi bencana. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat pasca bencana maupun pasca kebakaran. Dalam melaksanakan tugas ini ditemukan beberapa permasalahan seperti :

a. Masyarakat sebagai objek yang terkena bencana berkeinginan agar setelah terjadi bencana, mereka segera mendapatkan bantuan. Tetapi yang terjadi selama ini, untuk bencana yang berskala kecil, untuk memperoleh bantuan mereka harus menunggu dalam waktu yang cukup lama.

(21)

b. Belum tersedianya dana bantuan untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada APBD Kabupaten Solok.

4. Tugas pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

Pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran merupakan salah satu tugas yang dilaksanakan BPBD. Dalam pelaksanaan tugas tersebut dalam kurun waktu 2011 sampai 2013 BPBD telah merealisasikan beberapa kegiatan :

a. Pengadaan 3 (tiga) unit mobil pemadam kebakaran.

b. Pembangunan 3 (tiga) unit Pos Pemadam Kebakaran dan Rehabilitasi 1 unit Pos Pemadam Kebakaran.

c. Penambahan 45 orang satgas Pemadam Kebakaran dengan status tenaga harian lepas.

Bila dilihat dari jumlah unit yang telah dimiliki dan jumlah Pos Pemadam yang sudah, untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, dirasakan cukup memadai. Akan tetapi masih terdapat beberapa kendala seperti :

a. Dengan penambahan 1 unit mobil pemadam kebakaran, menyebabkan BPBD harus mempersiapkan 3 regu lagi. Ini berarti bahwa terjadi kekurangan personil pemadam kebakaran sebanyak 3 regu atau setara dengan 15 orang.

b. Belum tersedianya tempat-tempat pengisian air pada tempat-tempat strategis yang mudah diakses oleh unit pemadam kebakaran.

c. Minimnya anggaran untuk pelatihan Satgas Damkar, menyebabkan pelatihan baru bisa dilaksanakan secara lokal dengan cara petugas senior melatih petugas yang baru direkrut. Cara ini dirasakan kurang efektif, sebab petugas senior yang melatih juga belum pernah mengikuti pelatihan secara profesional. Akibatnya dari 60 orang tenaga pemadam kebakaran, hanya 3 orang saja yang telah memiliki sertifikat. Sementara itu Kementerian Dalam Negeri memberikan target dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bahwa sampai dengan tahun 2015, 80 % dari seluruh satgas damkar harus memiliki sertifikat.

(22)

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Merujuk pada definisi diatas, maka Kabupaten Solok menetapkan Visi dalam kurun waktu 2011-2015 adalah :

TERWUJUDNYA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK MENUJU

MASYARAKAT SEJAHTERA”.

Sesuai visi diatas, Kepemerintahan yang baik merupakan tata kelola pemerintahan yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, demoktratis, akuntabilitas, efesien, responsive, menegakkan hukum, berorientasi pada membangun konsensus, anti korupsi, kolusi dan nepotisme.

Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka ditetapkanlah misi pembangunan Kabupaten Solok sebagai berikut :

1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa dan taat hukum.

2. Meningkatkan kehidupan yang agamais, bermoral dan berbudaya.

3. Meningkat kesejahteraan rakyat dengan menciptakan tatanan perekonomian terpadu berbasis teknologi dan pelestarian lingkungan.

4. Menciptakan pendidikan berkualitas.

5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

6. Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pembangunan di segala bidang.

7. Mengembangkan pembangunan kepemudaan, olah raga dan pemberdayaan perempuan.

8. Membangun kepariwisataan.

Bertolak dari visi dan misi Pemerintah Kabupaten Solok diatas, Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang mampu melibatkan partisipasi masyarakat pada seluruh aspek pembangunan, termasuk dalam penanggulangan bencana. Merujuk pada pernyataan diatas, untuk menuju masyarakat sejahtera, tentu mencakup kepada semua aspek kehidupan

(23)

masyarakat termasuk aspek keselamatan dari ancaman bencana. Untuk mewujudkan hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Solok memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :

1. Tugas

Dalam rangka menciptakan rasa aman masyarakat dari ancaman bencana dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana, BPBD memiliki tugas :

a. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi secara adil dan setara.

b. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan. c. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana. d. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala

Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.

e. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang yang berkaitan dengan pananggulangan bencana.

f. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanggulangan bencana. g. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumbangan lain.

h. Melaksanakan kewajiban lain sesuai peraturan perundang-undangan. 2. fungsi

untuk melaksanakan tugas-tugas diatas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan fungsi sebagai berikut :

(24)

a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien. b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu dan menyeluruh.

Dalam melaksanakan tugas-tugas penanggulangan bencana, sesuai permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat beberapa faktor penghambat dan pendorong pelayanan di bidang penanggulangan bencana;

1. Faktor penghambat

a. Untuk kegiatan pencegahan, kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana dalam melaksanakan kegiatan ini terdapat beberapa faktor penghambat seperti :

 Belum adanya kesamaan persepsi tentang pengurangan risiko bencana oleh SKPD dan masyarakat.

 Kurang tersedianya tenaga narasumber untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi.

 Minimnya alokasi dana yang disediakan untuk kegiatan pengurangan risiko bencana

b. Untuk kegiatan tanggap darurat dan logistik.

Beberapa faktor penghambat untuk kegiatan diatas adalah :

 Belum memadainya sarana dan prasarana evakuasi.

 Belum adanya Gudang Logistik dan Ruangan Pusdalops.

 Penanganan tanggap darurat yang dibiayai oleh APBD, pelaksanaannya oleh DPPKA bersama dinas PU Kabupaten Solok tanpa melibatkan BPBD karena aturan yang dipakai masih aturan sebelum adanya Lembaga BPBD

(25)

 Kurangnya perangkat komunikasi yang tersedia ditingkat nagari, sehingga aparatur nagari kesulitan untuk memberikan laporan pada saat terjadi bencana.

c. Untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi

 Belum tersedianya alokasi anggaran untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada BPBD, sehingga kegiatan lebih banyak bergantung pada pusat. Akibatnya manfaat yang didapat masyarakat jadi terlambat. d. Untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

 Belum tersedianya tempat pengisian air untuk unit pemadam kebakaran.

 Belum tersedianya akses jalan ketempat pengisian air untuk unit pemadam kebakaran.

 Masih minimnya personil pemadam kebakaran yang terampil dan terdidik dalam penanggulangan bahaya kebakaran.

2. Faktor pendorong

a. Untuk kegiatan pencegahan, kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana

 Seringnya terjadi bencana yang diekspose oleh berbagai media menyebabkan minat masyarakat untuk mengikuti sosialisasi lebih tinggi.

 Sudah adanya model untuk pembentukan kelompok siaga bencana ditingkat nagari.

 Sudah tersedianya modul untuk pembentukan sekolah siaga bencana.

b. Untuk kegiatan tanggap darurat dan logistik.

 Tersedianya beberapa perlengkapan untuk kegiatan tanggap darurat.

 Adanya tenaga TRC BPBD yang dapat dimobilisasi pada saat terjadi bencana.

(26)

c. Untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi

 Tersedianya tenaga teknis yang dapat melakukan penilaian kerugian pada pasca terjadi bencana.

d. Untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

 Tersedianya mobil pemadam kebakaran.

 Tersedianya Posko di 4 lokasi

 Tersedianya tenaga satgas.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Solok, 2011-2015, kegiatan penanggulangan bencana dicantolkan pada agenda 1 yaitu Terwujudnya tata kelola pemerintahan Lokal Yang Baik dan bersih. Merujuk pada agenda 1 tersebut, maka program dan kegiatan yang dilaksanakan adalah Penataan aturan mitigasi, tanggap darurat dan rehabilitasi dan rekonstrsi dengan sasaran, indicator dan target kinerja sebagai berikut :

1. Sasaran

Sasaran yang dingin dicapai dalam RPJMD kabupaten Solok berkaitan dengan penanggulangan bencana adalah :

a. Tersedia regulasi mitigasi , tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM dalam menghadapi mitigasi,

tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

c. Adanya sarana dan prasarana pendukung mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

2. Indikator dan Target kinerja tahun 2015

Untuk merealisasikan sasaran tersebut diatas, maka ditetapkan indicator dan target kinerja yang harus dicapai sampai tahun 2015 ;

a. Tersususnnya 1 paket panduan mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

(27)

b. Terbentuk dan berdayanya organisasi pemuda siaga bencana di 74 nagari. c. Terbangunnya / tersedianya sarana prasarana pendukung mitigasi,

tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana dari kondisi 20 % menjadi 100 %.

3.3.Telaahan Kebijakan KL/ Propinsi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok sebagai koordinator dalam penanggulangan bencana dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selalu mensinkronkan dengan kegiatan Kementerian Lembaga dan Propinsi yang dalam hal ini adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan BPBD Propinsi.

Dalam perjalanan BPBD Kabupaten Solok yang relative singkat, BNPB telah memberikan perhatian kontribusi yang cukup banyak seperti :

1. Bantuan peralatan dan kendaraan operasional

2. Bantuan dana rehabilitasi rekonstruksi dan tanggap darurat. 3. Kerjasama penyusunan data dan peta daerah rawan bencana.

4. Kerjasama penyusunan peta rawan bencana dan penyusunan rencana penanggulangan bencana Kabupaten Solok.

5. Bantuan pembangunan jalur evakuasi.

6. Bantuan dalam bentuk pelatihan-pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas personil BPBD.

3.4. Telaahan RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kabupaten Solok merupakan daerah yang dilalui Patahan Semangko / Pegunungan Bukit Barisan. Hal ini menyebabkan topografi daerah Kabupaten Solok berbukit-bukit dengan kemiringan yang bervariasi. Oleh karena itu, dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Solok terutama wilayah-wilayah yang akan dijadikan lingkungan pemukiman, harus mengkaji kemiringan daerah.

(28)

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi hutan lindung atau budidaya.

Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, SKPD dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai dengan RTRW tersebut.

Untuk itu, dalam penelaahan RTRW, aspek yang perlu ditelaah adalah: 1. Rencana struktur tata ruang;

2. Struktur tata ruang saat ini; 3. Rencana pola ruang; 4. Pola ruang saat ini; dan

5. Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah

3.5.Penentuan Isu-Isu Trategis.

Beberapa faktor penting yang menjadi perhatian dalam Penanggulangan Bencana di Kabupaten Solok antara lain :

1. Masih belum optimal Penanggulangan bencana, hal ini dilihat dari belum terpadu dan menyeluruhnya koordinasi dan kerjasama dalam menghadapi situasi tanggap darurat. Tanggap darurat bencana seringkali berlangsung tidak teratur terutama dalam pengumpulan dan penyaluran bantuan dan data yang berbeda-beda.

2. Orientasi Dinas / Kantor / Instansi dalam Penanggulangan Bencana pada umumnya masih lebih terarah pada penanganan tanggap darurat dan belum pada aspek pencegahan serta pengurangan resiko bencana.

(29)

3. Masih dominannya peranan pemerintah dan pihak-pihak dari luar komunitas dalam situasi tanggap darurat.

4. Kurangnya pemanfaatan ilmu pengetahuan teknologi dalam mengurangi resiko bencana, termasuk pemanfaatan system peringatan dini yang berbasis teknologi.

5. Belum adanya perencanaan penanggulangan bencana yang komprehensif setiap terjadi bencana siapa berbuat apa belum jelas, masih berjalan dengan pikiran sendiri, semua ingin membantu, semua saling melepas tanggung jawab.

6. Gender dan kelompok-kelompok marginal termasuk kelompok warga miskin yang sering terabaikan dalam situasi bencana.

7. Bencana alam yang terjadi dalam tahun 2013 seperti data berkut :

No Tgl. Kejadian Kecamatan Nagari

Jenis

Bencana Penyebab

1 17 Maret 2013 X Koto Singkarak Koto Sani Longsor Curah hujan

tinggi

2 21 Maret 2013 IX Koto Sei Lasi Taruang-taruang Longsor Curah hujan

tinggi

3 24 Maret 2013 Lembang Jaya Koto Laweh Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

4 24 Maret 2013 Kubung Gantung Ciri Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

5 24 Maret 2013 Kubung Tanjung Bingkung Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

6 24 Maret 2013 X Koto Singkarak Sumani Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

7 1 April 2013 payung Sekaki Sirukam Banjir dan

Longsor

Curah hujan tinggi

8 5 April 2013 IX Koto Sei Lasi Taruang-taruang Longsor Curah hujan

(30)

9 7 April 2013 Gunung Talang Jawi-jawi Angin Putting Beliung

Cuaca ekstrim

10 15 April 2013 IX Koto Sei Lasi Taruang-taruang Longsor Curah hujan

tinggi

11 16 April 2013 payung Sekaki Rangkiang luluh Longsor Curah hujan

tinggi

12 24 April 2013 IX Koto Sei Lasi Sungai Jambur Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

13 2 Mei 2013 Hiliran Gumanti Sariak Alahan

Tigo

Longsor Curah hujan

tinggi

14 17 Mei X Koto Diatas Sulit Air-Pasilihan Longsor Curah hujan

tinggi

15 10 Juni 2013 Lembang Jaya Koto Laweh Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

16 11 Juni 2013 Danau Kembar Kampung Batu

Dalam Angin Putting Beliung Cuaca ekstrim

17 11 Juni 2013 Kubung Koto Hilalang Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

18 12 Juni 2013 Pantai Cermin Surian Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

19 16 Juni 2013 Pantai Cermin Surian Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

20 18 Juni 2013 Bukit Sundi Muara Panas Angin

Putting Beliung

Cuaca ekstrim

21 24 Agustus 2013 Lembah Gumanti Aie Dingin Banjir

Bandang

Curah hujan tinggi 22 23 Oktober

2013

Pantai Cermin Lolo Banjir Curah hujan

tinggi 23 25 Oktober

2013

Lembang Jaya Koto Anau Banjir dan

Longsor

Curah hujan tinggi 24 25 Oktober

2013

Tigo Lurah Garabak Data Longsor Curah hujan

tinggi 25 7 November

2013

Lembah Gumanti Alahan Panjang Banjir Curah hujan

(31)

26 7 November 2013

payung Sekaki Kubang Duo Banjir Curah hujan

tinggi 27 8 November

2013

Lembah Gumanti Sungai Nanam

dan Salimpat Banjir dan Longsor Curah hujan tinggi 28 18 Desember 2013

Junjung Sirih Muaro Pingai Longsor Curah hujan

tinggi 29 29 Desember

2013

Junjung Sirih Muaro Pingai Longsor Curah hujan

tinggi 30 27 Februari

2013

X Koto Singkarak Aripan Kebakaran

lahan

-

31 2 Maret 2013 Lembah Gumanti Salimpat Kebakaran

lahan

-

32 18 April 2013 X Koto Singkarak Aripan Kebakaran

lahan

-

33 23 Juli 2013 Gunung Talang Batang Barus Kebakaran

lahan

-

34 9 Agustus 2013 X Koto Singkarak Aripan Kebakaran

lahan

-

35 30 Agustus 2013 X Koto Singkarak Kacang Kebakaran

lahan

-

36 30 Agustus 2013 Lembah Gumanti Sungai nanam Kebakaran

lahan

-

45 5 Oktober 2013 X Koto Singkarak Koto Sani Kebakaran

lahan

-

46 6 Oktober 2013 X Koto Singkarak Aripan Kebakaran

lahan

(32)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SARAN, STRATEGI SERTA KEBIJAKAN

4.1. Visi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Kabupaten Solok Tahun 2011-2015 merupakan dasar dalam menentukan visi Pemerintah Kabupaten Solokdalam kurun waktu sampai dengan Tahun 2015 adalah : “ Terwujudnya Pemerintahan Yang Baik Menuju Masyarakat Sejahtera”. Melihat kepada visi Kabupaten Solok tersebut serta mempertimbangkan potensi, kondisi alam, sosial budaya yang dimiliki Kabupaten Solok,maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok menetapkan Visi untuk kurun waktu 5 (lima) tahun sejak 2011–2015 adalah :Terwujudnya Penanggulangan Bencana, Cepat, Tanggap, Adil, Setara dan Tepat Sasaran Yang Berbasis Kemasyarakatan.

4.2. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah dimaksud, maka ditetapkan misi sebagai berikut :

1. Mewujudkan sistem penanggulangan bencana yang handal (tangkas, tanggap dan tangguh).

2. Mewujudkan penyelenggaraan penanggulangan bencana secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh.

3. Melindungi masyarakat dari ancaman melalui pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat.

4.3. Tujuan dan Sasaran 1. Pengertian Tujuan

Tujuan adalah merupakan penjabaran atau inplementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (Lima) tahun bersifat idealis, mengandung nilai – nilai keluhuran dan keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik, yang akan menjadi arah

(33)

pelaksanaan kegiatan dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria, aksebsibilitas dan kewenangan yang mudah dipahami.

2. Pengertian Sasaran

Pengertian sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai melalui tindakan berupa kebijakan alokasi sumberdaya, program dan kegiatan, keberhasilan mencapai berbagai sasaran sangat penting ditinjau dari :

a. Lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana;

b. Meletakkan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau kinerja organisasi; dan

c. Sebagai alat untuk memicu dan memacu, agar semua organisasi pemerintah sadar, terhadap kemungkinan timbulnya permasalahan karena adanya bidang–bidang kegiatan tertentu yang tidak membuahkan hasil pada tingkat yang diharapkan.

Agar efektif, sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, dapat diukur, menantang namun dapat dicapai dan berorientasi pada hasil sasaran operasional tahunan ialah pernyataan tentang hal-hal yang diharapkan oleh setiap unit organisasi dalam perannya terhadap pencapaian visi dan misi pemerintah daerah yang telah ditetapkan.

Sebagaimana Visi dan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok yang telah ditetapkan sesuai dengan faktor-faktor kunci keberhasilan, perlu ditetapkan tujuan dan sasaran pelaksanaan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam jangka 5 (Lima) tahun kurun waktu 2011-2015.

Misi I : Mewujudkan sistem penanggulangan bencana yang handal(tangkas, tanggap dan tangguh).

(34)

Adapun Tujuan dan Sasaran dari Misi I adalah :

Tujuan : Meningkatnya kemampuan aparatur, sarana dan prasarana dalam penanganan bencana yang berbasis masyarakat.

Sasaran : Terwujudnya pedoman penanggulangan bencana, aparatur yang handal, sarana dan prasarana yang memadai dalam penanganan bencana.

Misi II : Mewujudkan penyelenggaraan penanggulangan bencana secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh. Adapun tujuan dan sasaran dari Misi II adalah :

Tujuan : Terlaksananya penanggulangan bencana yang terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh. Sasaran : Penanganan penanggulangan bencana yang

terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh menuju nagari tangguh

Misi III : Melindungi masyarakat dari ancaman melalui pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat.

Adapun tujuan dan sasaran dari Misi III adalah :

Tujuan : Meningkatkan kesadaraan masyarakat terhadap penanggulangan bencana dan pelestarian lingkungan dalam pengurangan risiko bencana Sasaran : Tingginya kesadaraan masyarakat terhadap

pelestarian lingkungan dalam pengurangan risiko bencana

(35)

D. Strategi dan Arah Kebijakan 1. Strategi

a. Membangun Sumber Daya Aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan masyarakat.

b. Membangun koordinasi yang efektif dan semangat kebersamaan dalam kepentingan yang berbeda untuk memperoleh manfaat bagi kepentingan yang lebih luas dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur.

c. Penanggulangan bencana senantiasa mengutamakan partisipasi masyarakat, karena prinsipnya setiap masyarakat mempunyai hak untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan melalui intermidasi, institusi, legitimasi yang mewakili kepentingannya.

d. Pemberdayaan seluruh potensi yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana dalam rangka mewujudkan good govermance dan Clean Govermance.

e. Membangun jaringan dengan memanfaatkan informasi dan teknologi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penanggulangan bencana.

f. Membangun sistem monitoring dan evuluasi dalam masa rehabilitasi rekonstruksi pada masa telah terjadinya bencana.

g. Memfasilitasi dan menjaga pelaksanaan penyelenggaraan tanggap darurat pada masa terjadinya bencana dan rehabilitasi rekonstruksi pada pasca bencana.

2. Kebijakan

a. Kebijakan Publik , merupakan kebijakan yang mempunyai dampak bagi masyarakat luas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk membangun bersama masyarakat melalui penyusunan program penanggulangan bencana yang transparan, akuntabel dan demokratis , efektif dan efisien.

(36)

b. Kebijakan teknis, Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan koordinasi melalui mekanisme yang ada dalam rangka menyusun program penanggulangan bencana sesuai dengan kebijakan publik melaksanakan penelitian inovatif.

c. Kebijakan alokasi sumber daya organisasi yang menyangkut kebijakan alokasi sumber daya Badan Penanggulangan Bencana, membangun sistem perencanaan dan pengendalian penanggulangan bencana malalui model aplikasi teknologi informasi yang mendukung manajemen sumberdaya dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada. d. Kebijakan personalia adalah pengembangan sumber daya manusia,

kompensasi (reward and punishment) dana kesejahteraan pegawai. e. Kebijakan keuangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah

kebijakan atau kebutuhan dana melalui penganggaran , penyimpanan dan pengeluaran secara akuntabel.

(37)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN KAEDAH CAPAIAN

6.1. Kaedah Capaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 merupakan wujud dan komitmen Pemerintah Daerah termasuk dalam bidang Penanggulangan Bencana yang dituangkan dalam Renstra BPBD dan diharapkan bisa menjadi pedoman bagi Dinas Instansi dan pihak yang terlibat dan terkait dalam Penanggulangan bencana dalam menyusun Renstra SKPD sebagai termaksud dalam Perbub No. 41 Tahun 2011 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana.

Kaidah-kaidah pelaksanaan Rencana Daerah dalam Penanggulangan Bencana adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah menyusun Rencana Strategis Daerah yang menjadi pedoman dalam menyusun Renstra SKPD dengan memperhatikan RPJMD 2010-2015.

2. Lembaga teknis, Dinas Teknis dan Instansi berkewajiban menjamin konsistensi dalam Rencana Daerah dibidang Penanggulangan Bencana dan Renstra SKPD yang berkaitan dengan isu kebencanaan sesuai aturan perundangan.

3. Dalam meningkatkan pelaksanaan Rencana Daerah dibidang Penanggulangan Bencana 2011-2015, BPBD dan Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran Rencana Daerah Penanggulangan Bencana2011-2015 ke dalam Renstra / Renja setiap Dinas Instansi (SKPD).

(38)

6.2.. Indikator Kinerja Utama

SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

1. Terwujudnya pedoman

penanggulangan bencana,

aparatur yang handal,

sarana dan prasarana yang

memadai dalam

penanganan bencana.

1. Jumlah panduan mitigasi, tanggap darurat,

rehabilitasi dan rekonstruksi bencana yang tersusun.

2. Jumlah aparatur yang dibekali kualitas dan

kuantitas SDM dalam menghadapi

mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

3. Jumlah sarana dan prasarana mitigasi,

tanggap darurat, rehabilitasi dan

rekonstruksi bencana yang tersedia.

2. Terlaksananya penanganan

penanggulangan bencana

yang terencana,

terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh menuju nagari tangguh.

Jumlah kejadian yang tertangani dalam penanggulangan bencana.

3. Tingginya kesadaraan

masyarakat terhadap

pelestarian lingkungan

dalam pengurangan risiko bencana

1.Jumlah organisai siaga bencana (KSB dan

SSB) pada tingkat nagari yang terbentuk.

2.Jumlah perangkat Nagari, Tokoh

Masyarakat, Ormas, dan LSM yang

mengikuti Sosialisasi pencegahan,

Kesiapsiagaan, dan Deteksi Dini

Penanggulangan Bencana dalam

(39)

BAB VII PENUTUP

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok adalah untuk memberi arahan kepada pelaksanaan strategi, program dan kebijakan dalam melaksanakan kegiatan di bidang Penanggulangan Bencana serta dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) yang dilaksanakan setiap tahunnya sehingga hasil ( output) yang diperoleh sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan.

Rencana Strategis BPBD ini disusun mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok periode Tahun 2011-2015 dan Rencana pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Solok serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Penanggulangan Bencana.

Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok bertujuan untuk meningkatkan upaya-upaya pengurangan dampak bencana serta mendorong peran semua pihak baik Pemerintah dengan unsur swasta, komunitas siaga bencana serta masyarakat dalam mengembangkan upaya penanggulangan bencana.

Keberhasilan implementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Solok di Bidang Penanggulangan Bencana sangat tergantung pada komitmen bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dengan Stakeholders dan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Solok . Untuk itu penyusunan kebijakan ini dapat dijadikan pedoman dan arahan bagi seluruh penyelenggaraan pemerintahan Bidang Penanggulangan Bencana Kabupaten Solok.

KEPALA PELAKSANA

H. ABDUL MANAN,SH.MM NIP. 19630505 198903 1 013

Referensi

Dokumen terkait

penelitian tersebut disimpulkan bahwa revisi kepercayaan pada keputusan harga saham secara signifikan lebih besar (kecil) dalam kondisi ber urutan, ketika

daerah dalam rangka mengukur dan mengevaluasi variabel atau kriteria potensi daerah yang dipersyaratkan untuk mengetahui kemungkinan penataan wilayah di Provinsi

Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memuat tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan-kegiatan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2017-2022 / 2 Sebagai salah satu upaya optimalisasi penanganan bencana, maka penyusunan rencana strategis pada lembaga

Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2015 – 2019 merupakan pedoman, arah kebijakan dan strategi dalam penyelenggaraan

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok disusun berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),

Perubahan dapat dilihat dari tingkat pendapatan kusir, jam kerja kusir dalam beroperasi menggunakan delman, serta manajemen pemeliharaan kuda yang diterapkan meliputi

Pada triple point akan menyebabkan konsentrasi tegangan yang akan menyebabkan terbentuknya ledge. Begitu juga akibat adanya partikel keras pada grain boundary