• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Shift Kerja, Stres Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Shift Kerja, Stres Kerja"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SITTI MARYAM MANADO Hajir Jojang*, Paul A.T Kawatu*, Nancy S.H Malonda*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami seorang pekerja yang disebabkan oleh pekerjaannya. Banyak faktor yang dapat membuat pekerja merasa stres dalam pekerjaan termasuk shift kerja dan kepuasan kerja, dimana para pekerja mengalami situasi kerja yang berbeda antara shift kerja pagi, siang dan malam. Perawat dan bidan merupakan pekerjaan yang dinamis, yang beresiko sangat tinggi terhadap stres. Stres Kerja pada perawat dan bidan dikaitkan dengan kepuasan kerja menurun, meningkatnya keluhan psikologis dan meningkatnya absensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara shift kerja dan kepuasan kerja dengan stres kerja pada perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi (total sampling) yang berjumlah 41 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 43,9% perawat dan bidan mengalami stres kerja. Terdapat 58,5% perawat dan bidan yang bekerja dengan shift kerja tidak teratur. Sementara 36,6% perawat dan bidan kurang puas dengan pekerjaannya. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukan nilai p = 0.027 untuk hubungan antara shift kerja dengan stres kerja dan nilai p = 0,000 untuk hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja. Ini berarti terdapat hubungan antara shift kerja dan kepuasan kerja dengan stres kerja pada perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado.

Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Shift Kerja, Stres Kerja ABSTRACT

Occupational stress is a depressed feeling experienced by a worker caused by his work. Many factors can make workers feel stressed for their job, including shift work and job satisfaction, where workers have a different working situations between shift work in the morning, afternoon and at night. Nurses and tocologists is a dynamic job, which have a very high risk for feel stressed. Occupational stress on nurses and tocologists were associated with decreased job satisfaction, increased complaints of psychological and increased absenteeism. The purpose of this study was to determine the relationship between shift work and job satisfaction with occupational stress towards nurses and tocologists in the Sitti Maryam Islamic Hospital, Manado. This study used an analytical survey with cross sectional study and the sample of this study is a whole unit of population (total sampling) as many as 41 respondents. The results showed that there are 43.9% of nurses and tocologists experiencing occupational stress. There are 58.5% of nurses and tocologists working with irregular shift work. While 36.6% of nurses and tocologists are feeling less satisfied with their jobs. Statistical analysis using Chi-Square test showed p value 0.027 for the relationship between shift work with ccupational stress and p values 0.000 for the relationship between job satisfaction with occupational stress. This means that there is a relationship between shift work and job satisfaction with occupational stress on nurses and tocologists at the Sitti Maryam Islamic Hospital, Manado.

(2)

2

PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pekera diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Unsur yang ada dalam keselamatan dan kesehatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi (Sucipto, 2014).

Perawat dan bidan merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Perawat merupakan pekerjaan yang dinamis, dimana perlu memiliki kondisi tubuh yang prima untuk melakukan segala mobilitasnya. Kodisi tubuh yang kurang baik akan berakibat seorang perawat mudah patah semangat bilamana pada saat bekerja ia mengalami kelelahan fisik dan kelelahan emosional (Haryanto, 2014)

Menurut Safaria (2009) dalam Gobel (2014) Stres biasanya muncul pada situasi-situasi yang kompleks, menuntut sesuatu di luar kemampuan individu, dan munculnya situasi yang tidak jelas. Dalam konteks pekerjaan biasanya stres dapat timbul dari beban tugas yang tinggi, kerumitan tugas, tidak tersedianya fasilitas untuk mengerjakan tugas, kebijakan perusahaan, atasan yang otoriter, kondisi fisik lingkungan yang panas, bising dan berbau. Stres bisa muncul dari hubungan yang tidak harmonis antara atasan dan bawahan, adanya konflik antara rekan kerja, kekaburan peran dan tanggung jawab

dalam pekerjaan, adanya persaingan yang tidak sehat antar sesama rekan kerja.

Losyk (2005) seperti dikutip oleh Marchelia (2014) dari Northwestern National Life Insurance melakukan penelitian tentang dampak stres ditempat kerja, kesimpulannya yaitu satu juta absensi ditempat kerja karena masalah stres, 27% mengatakan bahwa faktor pekerjaan menimbulkan stres paling tinggi dalam hidup para pekerja, 46% menganggap stres kerja sebagai tingkat stres yang sangat tinggi, satu pertiga pekerja berniat untuk langsung mengundurkan diri karena stres dalam pekerjaan dan 70% pekerja bahwa stres kerja telah merusak kesehatan fisik dan mental.

Penelitian yang dilakukan oleh Matthew (2013) dalam Haryanto (2014) yang meneliti tentang pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja para perawat di Central Kerala menemukan bahwa 96% dari 100 sampel perawat yang telah dipilih menyatakan bahwa perawat mengalami stres dalam pekerjaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah (2010) mengatakan stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan Prismayanti, dkk (2010) tentang hubungan antara shift kerja dengan stres kerja pada perawat rawat inap di Unit Rawat Inap RSUD Dr. Soegiri Lamongan dengan arah korelasi yang positif artinya semakin tidak teratur shift kerja maka semakin berat pula stres kerja pada perawat rawat inap.

Rumah Sakit Islam Sitti Maryam di tinjau dari lokasi yang dekat dengan padat penduduk memungkinkan terjadinya

(3)

3

peningkatan jumlah pasien. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tidak lepas dari pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan yang mencukupi dalam 1 kali dinas/shift.

Pengaturan shift kerja yang diberlakukan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado adalah dengan shift kerja rotasi dengan pola 1-1-1, yaitu kerja di pagi hari 1 kali dilanjutkan kerja di siang hari 1 kali dan malam hari 1 kali, dan diikuti off 1 hari. Jumlah Tenaga kesehatan yang belum memadai dapat mengakibatkan timbul stres kerja. Ketidakpuasan dalam bekerja menjadi faktor timbulnya stres karena harus bekerja melebihi aturan jam kerja karena perawat maupun bidan yang harus menggantikan rekan kerja yang lain dalam melakukan dinas/shift karena izin. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara shift kerja dan kepuasan kerja dengan stres kerja pada perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional study. Adapun tempat dan waktu penelitian adalah di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado pada bulan Juni – Juli 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat dan bidan yang bekerja di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado yaitu berjumlah 43 orang terdiri dari 36 Perawat dan 7 Bidan. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu 41 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner, alat tulis menulis dan komputer untuk mengetik dan mengolah data. Data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan dari kuesioner mengenai shift kerja, kepuasan kerja dan stres kerja. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Rumah Sakit Islam Sitti Maryam berupa jumlah perawat dan bidan yang bekerja di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam dan pembagian shift kerja para perawat dan bidan. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden sekaligus variabel penelitian yaitu shift kerja dan kepuasan kerja sebagai variabel bebas dan stres kerja sebagai variabel terikat. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antara shift kerja dengan stres kerja pada perawat dan bidan, dan hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja pada perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado, dengan menggunakan Chi-Square test dengan α = 0,05

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Variabel Penelitian

Distribusi responden berdasarkan stres kerja, kepuasan kerja dan shift kerja dapat dilihat pada tabel 1, 2 dan 3 berikut ini.

(4)

4

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Stres Kerja

Stres Kerja n %

Stres 18 43,9

Tidak Stres 23 56,1

Total 41 100

Stres kerja pada penelitian ini dibagi dua kategori yaitu stres dan tidak stres. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan distribusi responden dengan kategori streberjumlah 18 orang (43,9%).

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Kerja

Kepuasan Kerja n % Kurang Puas 15 36,6

Puas 26 63,4

Total 41 100

Berdasarkan tabel 2, maka dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan kepuasan kerja dengan kategori kurang puas yaitu sebanyak 15 responden (36,6%).

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan ShiftI Kerja

Shift Kerja n % Tidak Teratur 24 58,5

Teratur 17 41,5

Total 41 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang bekerja dengan shift kerja tidak teratur adalah sebanyak 24 orang (58,5%).

Hasil Analisis Statistik

Hasil analisis stastistik digunakan untuk mencari hubungan antara shift kerja dengan stres kerja dan hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja.

Tabel.4 Hubungan Antara Shift Kerja dengan Stres Kerja

Shift Kerja

Stres Kerja

p- value Stres Tidak Stres Total

n % n % n %

Tidak teratur 14 58,3 10 41,7 24 100

0,027

Teratur 4 23,5 13 76,5 17 100

Jumlah 18 43,9 23 56,1 41 100

Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa kelompok responden yang bekerja dengan shift kerja tidak teratur dan mengalami stres adalah sebanyak 14 orang (58,3%). Sedangkan pada kelompok responden yang bekerja dengan shift kerja teratur dan mengalami stres adalah sebanyak 4 orang (23,5%). Perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,027 atau p < 0,05. Hasil ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara shift kerja dengan stres kerja pada perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prismayanti,dkk (2010) berdasarkan hasil pengujian dengan uji Rank Spearman’s Corelations menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (bermakna) antara shift kerja dengan stres kerja pada perawat rawat inap di Unit Rawat

(5)

5

Inap RSUD Dr. Soegiri Lamongan dengan arah korelasi yang positif artinya semakin tidak teratur shift kerja maka semakin berat pula stres kerja pada perawat rawat inap. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Firmana dan Hariyono (2013) yang meneliti hubungan shift kerja dengan stres kerja pada karyawan bagian operation PT. Newmont Nusa Tengga di Kabupaten Sumbawa Barat. Hasil analisis uji bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara shift kerja dan stres kerja.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Marchelia (2014) tentang stres kerja ditinjau dari shift kerja pada karyawan dengan melakukan perbandingan tingkat stres kerja ditinjau dari shift kerja disimpulkan bahwa ada perbedaan stres kerja yang ditinjau dari shift kerja siang dengan shift kerja malam, shift kerja malam dengan shift kerja pagi tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara shift kerja siang dan shift kerja pagi. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan

Revalicha dan Sami’an (2012) menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan stres kerja ditinjau dari shift kerja pada perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Secara umum yang dimaksud dengan shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja, sebagai pengganti atau tambahan kerja siang hari sebagaimana yang biasa dilakukan. biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam. (Prismayanti dkk, 2010). Menurut Suma’mur (1991) dalam Prismayanti dkk (2010), pada shift pagi memberikan waktu luang baik untuk kehidupan keluarga dan tidak terbatas kehidupan sosialnya. Sedangkan pada shift siang kehidupan sosial pekerja terbatas dan terbuang juga sedikit lelah. Pada shift malam pekerja mengalami kelelahan, kehidupan sosial pekerja terbatas, gangguan tidur, banyak waktu luang terbuang sehingga menimbulkan gangguan fisiologis pada pekerja seperti gangguan gastrointestinal, gangguan pola tidur dan gangguan kesehatan lain.

Tabel.5 Hubungan Antara Kepuasan Kerja dengan Stres Kerja Kepuasan

Kerja

Stres Kerja

p- value Stres Tidak Stres Total

n % n % n %

Kurang Puas 13 86,7 2 13,3 15 100

0,000

Puas 5 19,2 21 80,8 26 100

Jumlah 18 43,9 23 56,1 41 100

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa kelompok responden dengan kategori kurang puas dan mengalami stres adalah sebanyak 13 orang (86,7%) dan kelompok responden dengan kategori puas dan mengalami stres adalah 5 orang (19,2%). Berdasarkan analisa

data dengan menggunakan uji statistic Chi- Square dengan nilai p = 0.000 < α = 0.05 menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja pada perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado.

(6)

6

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Suhanto (2009) dalam Fadhilah (2010) tentang pengaruh stres kerja dan iklim organisasi terhadap turnover intention dengan kepuasan kerja dengan kesimpulan bahwa stres kerja mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kepuasan kerja yaitu semakin tinggi stres kerja semakin rendah tingkat kepuasan kerja karyawan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah (2010) tentang analisis pengaruh stres kerja terhadap kepuasan dengan dukungan sosial di PT. Coca Cola Amatil Indonesia menyimpulkan bahwa stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi stres kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka kepuasan kerja karyawan akan menurun. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Anitawidanti (2010) menyimpulkan bahwa masing-masing variable stres kerja memiliki hubungan positif dengan variable kepuasan kerja, yang berarti bahwa jika stres kerja meningkat maka kepuasan kerja juga meningkat. Stres kerja karyawan PT Transindo Surya Sarana lebih mengarah pada eustress yaitu stres positif yang diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik, biasanya kepuasan terhadap pekerjaan akan baik pula. Terlebih PT Transindo Surya Sarana akan memberikan bermacam insentif pada setiap karyawan yang rajin dan berprestasi.

Penelitian lain oleh Thayib,dkk (2013) menujukkan bahwa stres kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap

kepuasan kerja, artinya stres kerja berpengaruh sangat kecil (tidak memadai) terhadap kepuasan kerja social worker pada organisasi di Surabaya dikarenakan social worker tidak merasakan adanya tuntutan tugas berupa pengawasan ketat terhadap pekerjaan. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan Dhania (2010) mendapatkan hasil bahwa stres kerja tidak secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja selain stres kerja, contohnya gaji yang diterima dan iklim organisasi.

KESIMPULAN

1. Ada 58,5% perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado yang bekerja dengan shift kerja tidak teratur dan 41,5% perawat dan bidan bekerja dengan shift teratur.

2. Ada 63,4% perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado yang puas dengan pekerjaannya dan 36,6% perawat dan bidan kurang puas dengan pekerjaannya.

3. Ada 43,9% perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado mengalami stres kerja dan 56,1% perawat dan bidan tidak mengalami stres kerja. 4. Ada hubungan antara shift kerja dengan

stres kerja pada perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado dengan p value = 0,027.

5. Ada hubungan anatara kepuasan kerja dengan stres kerja pada perawat dan bidan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado dengan p value = 0,000.

(7)

7

SARAN

1. Perawat dan Bidan harus memperhatikan jadwal shift kerja yang diberlakukan di Rumah Sakit dan tidak melakukan shift/dinas kerja melebihi yang telah ditetapkan agar tidak membatasi kehidupan sosial dan mempunyai waktu untuk istirahat.

2. Melakukan kegiatan bersama para perawat dan bidan untuk membina hubungan serta memanajemeni stres seperti olahraga bersama dan diskusi antar perawat dan bidan.

3. Pihak Rumah Sakit melalui kepala perawat dan bidan perlu mengatur shift kerja para perawat dan bidan agar tidak mengalami stres kerja diikuti dengan manajemen stres yang baik.

4. Kurangnya penelitian di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado maka perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan meneliti variabel-variabel lain yang berhubungan dengan stres kerja selain faktor shift kerja dan kepuasan kerja. DAFTAR PUSTAKA

Anitawidanti H. 2010. Analisis Hubungan Antara Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Berdasarkan Gender. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. (online). (http://eprints.undip.ac.id/22995/1/SKR IPSI_STRES_KERJA_VS_KEPUASA N_KERJA.pdf, diakses pada tanggal 15 Juli 2015).

Dhania D. R. 2010. Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja, Kudus: Universitas Muria Kudus. Jurnal Psikologi. (online) Vol.1, No.1, Desember 2010. (http

://eprints.umk.ac.id/263/1/15_-_23.PDF, diakses pada tanggal 15 Juli 2015).

Fadhilah M. L. 2010. “Analisis pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja dengan dukungan social sebagai variable moderating”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang 2010. (online) (http://eprints.undip.ac.id/23053/I/An alisis_pengaruh_stress_kerja_terhadap _kepuasan_kerja_dengan_dukungan_s osial_sebagai_variabel_mo.pdf diakses pada tanggal 15 Juli 2015). Firmana A. S dan Hariyono W. 2014.

Hubungan Shift Kerja dengan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Operation PT. Newmont Nusa Tenggara Di Kabupaten Sumbawa Barat. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan. Jurnal KESMAS. (online). ISSN: 1978-0575

(http://journal.uad.ac.id/index.php/Kes Mas/article/viewFile/1086/803, diakses pada tanggal 15 Juli 2015).

Gobel R. S. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan stress kerja pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Datoe BinangkangKabupaten Bolaang Mongondow. Skripsi tidak diterbitkan. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado.

Haryanto W. D. 2010.Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.(online) (http://eprints.undip.ac.id/43108/1/04_ HARYANTO.pdf, di akses pada tanggal 07 Juli 2015).

(8)

8

Losyk, B (2005). Kendalikan Stres Anda.

Jakarta: Pustaka Utama

Marchelia V. 2014.Stres Kerja Ditinjau Dari Shift Kerja pada Karyawan. Malang: Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. (online). Vol.02,No.01, Januari 2014: ISSN: 2301-8267

(http://ejournal.umm.ac.id/index.php/j ipt/article/view/1775, diakses pada tanggal 07 Juli 2015).

Matthew N. A. (2013). Effect of Stress on job satisfaction among nurses in central kerala. IOSR Journal of Business and Management. (online). Vol. 7, Issue 2 Januari – Februai 2013: ISSN: 2278-487X (http://iosrjournals.org/iosr-

jbm/papers/Vol7-issue2/F0724751.pdf, diakses pada tanggal 15 Juli 2015)

Prismayanti F. I, Alifin dan Suratmi. 2010. Hubungan Shift Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat. Lamongan: STIKES Muhammadiyah Lamongan. (online). Vol.03, No.VII, Desember 2010 (http://stikesmuhla.ac.id/v2/wp-content/uploads/jurnalsurya/noVII/1.p df, diakses pada tanggal 07 Juli 2015).

Revalicha N. S. dan Sami’an 2014. Perbedaan Stres Kerja Ditinjau dari Shift Kerja pada Perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi

Industri dan Organisasi. (online). Vol. 1,No.3, Desember 2012 (http://journal.unair.ac.id/filerPDF/11 0810270_nadia%20selvia.pdf, diakses pada tanggal 07 Juli 2015).

Safaria, T. S. N. 2009. “Manajemen Emosi : Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda”. Jakarta : Bumi Aksara. Sucipto C. D. 2014. Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Edisi Pertama. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Suhanto, Edi. 2009. Pengaruh Stress Kerja dan Iklim Organisasi Terhadap Turnover Intention dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. (Studi pada Bank Internasional Indonesia). Tesis Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Suma’mur, P.K.(1991). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV. Haji Masagung.

Thayib, Christiananta B, Sulasmi S, Eliyana A. 2013. Pengaruh Spritual Leadership, Stres Kerja, dan Kompensasi Terhadap Kepuasan dan Prestasi Kerja Social Worker Organisasi Sosial di Surabaya. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam. (online) Vol. 03 No.1, 2013. (http://jurnalbki.uinsby.ac.id/index.ph p/jurnalbki/article/viewFile/3/1, diakses pada tanggal 15 Juli 2015).

Gambar

Tabel  2.  Distribusi  Responden  Berdasarkan  Kepuasan Kerja

Referensi

Dokumen terkait

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PEMASANGAN JARINGAN INTERNET WIFI.ID PADA PT.TELKOM AKSES.. KABUPATEN KUDUS

Untuk mencegah hal itu, pasangan akan memilih melakukan kawin lari, karena selain perempuan telah hamil, laki-laki juga terkendala dengan masalah biaya jika

mengumumkan pemenang pada e-lelang sederhana pascakualifikasi sistem gugur untuk pekerjaan:3. Nama Paket

Seiring dengan penambahan konsentrasi ion natrium maka proses adsorpsi litium oleh mangan oksida akan terganggu yang ditunjukkan dengan semakin sedikit ion litium

Kesimpulan dari analisis ini menunjukkan bahwa bahasa, dalam hal ini bahasa Indonesia, tidak hanya tidak dapat dipisahkan dari lieratur etniknya dan nilai- nilai budayanya,

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang telah menerapkan tutorial sebagai salah satu metode problem-based learning fPBL) sejak tahun 2008. Terdapat beberapa

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Merapi Kabupaten Klaten adalah instansi dibawah Pemerintah Daerah yang bergerak dibidang jasa pelayanan air minum, dalam melayani

Hasil penelitian ini adalah ROA berpengaruh positif terhadap tax avoidance, leverage berpengaruh positif terhadap Effective Tax Rate (ETR) sebagai proksi tax