• Tidak ada hasil yang ditemukan

Knight M, Lowry K Institutional Arrangements for Decentralized Coastal Management in Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan: Special Edition.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Knight M, Lowry K Institutional Arrangements for Decentralized Coastal Management in Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan: Special Edition."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Budiharsono S, Suaedi, Asbar. 2006. Sistem Perencanaan Pembangunan Kelautan dan

Perikanan. Sekjen DKP, Jakarta. 211 halaman.

Cesar H. 1997. Nilai Ekonomi Terumbu Karang. World Bank Environment Department

Department Paper. The World Bank. 12 halaman.

Christie P, Makapedua D, Lalamentik LTX. 2003. Bio-Physical Impacts and Links to

Integrated Coastal Management Sustainability in Bunaken National Park

Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan: Special Edition . PKSPL-IPB, Bogor.

Halaman 1-18.

Cicin SB, Knetch RW.1998. Integrated Coastal and Ocean Management Concept and

Practices. Island Press, Washington DC. p 39.

Dahuri R, Rais J, Ginting SP, Sitepu MJ. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah

Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta. 328 halaman.

Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

412 halaman.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2001. Materi Bimbingan Teknis Pengelolaan

Kawasan Konservasi Laut Propinsi Sulawesi Utara. Departemen Kelautan dan

Perikanan - Ditjen. KP3K, Jakarta. 71 halaman.

______2003.

Penyusunan Strategi Pengembangan Konservasi Laut, Proyek

Pengembangan Kawasan Konservasi Laut. Kerjasama PT. Norma Widya Karsa

dengan Departemen Kelautan dan Perikanan Ditjen. KP3K, Jakarta. 152 halaman.

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. 1995. Pedoman

Penetapan Kriteria Baku Kawasan Konservasi Laut. Proyek Pengembangan

Kawasan Pelestarian Laut di Pusat Tahun 1994/1995, Bogor. 41 halaman.

GEF/UNDP/IMO. 1999. Total Economic Valuation: Coastal and Marine Resources in

the Straits of Malacca. Regional Programme for the Prevention and Management

of Marine Pollution in the East Asian Seas, Quezon City Philippines. p 349.

Jackson JBC, Kirby MX, Berger WH, Bjorndal KA, Botsford LW, Bourque BJ, Bradbury

RH, Cooke R, Erlandson J, Estes JA, Hughes TP, Kidwell S, Lange CB, Lenihan

HS, Pandolfi JM, Peterson CH, Steneck RS, Tegner MJ, Warner RR. 2001.

Historical Overfishing and the Recent Collaps of Coastal Ecosystems. Science

Magazine Vol-29. p 629-636.

Kelleher G, Kenchington R. 1992. Guidelines for Establishing Marine Protected Areas.

IUCN, Gland, Switzerland. 79 p.

(2)

Knight M, Lowry K. 2003.

Institutional Arrangements for Decentralized Coastal

Management in Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan: Special Edition .

PKSPL-IPB, Bogor. Halaman 95-107.

Kompas, 2003. Harian Kompas 16 April 2003. Jakarta. 12 halaman.

Lowe, C. 2003. Sustainabillity and The Question of Enforcement in Integrated Coastal

Management : The Case of Nain Island, Bunaken National Park. Jurnal Pesisir

dan Lautan: Special Edition. PKSPL-IPB, Bogor. 49-63 p.

Luntungan, R.M. 2006. Perspektif dan Kompetensi Kabupaten Minahasa Selatan dalam

Sinergitas Pembangunan Bangsa. Edisi Ketiga. Pemkab Minahasa Selatan. 126

halaman.

Myers RA, Worm B. 2003. Rapid Worldwide Depletion of Predatory Fish

Communities. Nature Publishing Group. Nature/Vol. 423/ 15 May 2003). P

280-283.

Olsen SB, Tobey J, Kerr M. 1998. A Common Framework for Learning from ICM

Experience. Ocean and Coastal Management University of Rhode Island.

Narragensett, USA. p 155-174.

Patlis, J. 2003. The Role and Legal Institutions in Determining The Sustainability of

Integrated Coastal Management Projects in Indonesia. Jurnal Pesisir dan

Lautan: Special Edition . PKSPL-IPB, Bogor. Halaman 73-93.

Pemerintah Kabupaten Minahasa. 2003. Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2002 dan

Kumpulan Contoh Rencana Pengelolaan serta Aturan Desa di Kabupaten

Minahasa, Pemkab Minahasa. 155 halaman.

Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan. 2006. Ringkasan Keadaan Umum Kabupaten

Minahasa Selatan. Lembaran informasi. 12 halaman.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Minahasa, Kota Manado, dan Kota

Manado, 2002. Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Minahasa, Manado, Bitung.

Diterbitkan oleh Proyek Pesisir (USAID Indonesia, CRMP), Manado. 106

halaman.

Pisco. 2002. The Science of Marine Reserve: Partnership for Interdisciplinary Studies

of Coastal Oceans, University of California, Santa Barbara, University of

California, Santa Cruz, Stanford University, Oregon State University. 24 p

Pollnac R, Pomeroy R, Bunce L. 2003. Factors Influencing the Sustainaability of

Integrated Coastal Management Projects in Central Java and North Sulawesi

Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan: Special Edition . PKSPL-IPB, Bogor.

Halaman 24-33.

Proyek Pesisir dan Bappeda Provinsi Sulut. 1999. Profil Sumberdaya Wilayah Pesisir

Desa Blongko, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. 32

(3)

_____. 1999. Rencana Pengembangan Daerah Perlindungan Laut dan Pembangunan

Sumberdaya Wilayah Pesisir Desa Blongko. 59 halaman.

Roberts CM, Bohwnsack JA, Gell F, Hawkins JP, Goodridge R. 2001. Effect on Marine

Reserves on adjacent Fisheries. Science Magazine Vol-294. p 1920-1923.

Roberts CM, Hawkins JP. 2000. Fully-Protected Marine Reserves: A. Guide, WWF in

Washington DC USA. University of York, York. UK. 131 p.

Saaty TL, 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Seri Managemen No.

134. PT Dharma Aksara Perkasa, Jakarta. 270 halaman.

Salm RV, Clark JR, Siirila E. 2000. Marine and Coastal Protected Areas: A Guide for

Planners and Managers. IUCN, Switzerland. 370 p.

Sembiring SN, Husbani F. 1999. Kajian Hukum dan Kebijakan Pengelolaan Kawasan

Konservasi di Indonesia: Menuju Pengembangan Desentralisasi dan Peningkatan

Peran Serta Masyarakat. Lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan

Indonesia /ICEL. 199 halaman.

Sievanen, L. 2003. Shifting Communities and Sustainability Implications. Jurnal

Pesisir dan Lautan: Special Edition . PKSPL-IPB, Bogor. Halaman 64-71.

Silalahi D. 2001. Hukum Lingkungan: dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan

Indonesia. Penerbit Alumni, Bandung. 237 halaman.

Sumardja E. 2002. Kawasan Konservasi Laut (KKL): Kini Bukan Untuk Konservasi

Saja. Bahan Presentasi Pada WCPA Workshop di Bangkok Thailand. 20

halaman.

Veron JEN. 2000. Corals in Space and Time: The Biography and Evolution of The

Scleractinia. Volume 3. Cornell University Press. Ithica, New York. 429 p.

Ward T, Hegeri E. 2003. Wilayah Suaka Laut dalam Manajemen Perikanan Berbasis

Ekosistem: Terjemahan Bahasa Indonesia. Departemen Lingkungan Hidup dan

Kelestarian Alam Pemerintah Australia. 80 halaman.

WWF–International. 1998. Marine Protected Area. WWF’s Role in their Future

Development. Marine Programme. Avenue du Mont-Blanc. Switzerland. 196 p

(4)

Lampiran 1 Hirarki A’WOT.

KEBIJAKAN DAN PROGRAM

PENGELOLAAN KKL YANG MENUNJANG PERIKANAN

BERKELANJUTAN

S

TRENGTHS

W

EAKNESSES

O

PPORTUNITIES

T

HREATS

Penguatan peraturan perundangan dan turunannya di bidang KKL yg menunjang perikanan berkelanjutan Pengembangan KKL baru dlm jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yg efektif Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan para pemangku kepentingan dlm pengelolaan KKL Pengembangan sistem zonasi KKL yang berbasis keilmuan/ilmiah dan kepentingan masyarakat lokal Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum yang tegas Level 1 Focus Level 2 Komponen SWOT Level 3 Faktor SWOT Level 5 Program Pengelolaan KKL yang mendukung perikanan berkelanjutan Level 4 Alternatif kebijakan KKL yg mendukung perikanan berkelanjutan A J K O P Q R K1 U V W X E1 F1 G1 H1 I1 L1 P1 Q1 R1 S1 U1 T1 V1 W1 X1 Y1 B C D E F G H I L M N S T D1 J1 C1 Y Z A1 B1 M1 N1 O1

a b

c

d e

f

g

h

i

j

k

l

m

n

o

p

q

r

s

Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat penangkapan ikan ramah lingkungan di KKL Peningkatan kualitas dan keterampilan SDM pengelolah melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala lokal)

(5)

Lampiran 1 (lanjutan)

Keterangan :

A.

Pembuatan UU tentang pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam KKL

B.

Adopsi hukum adat posistif dalam pengelolaan KKL

C.

Legalisasi hukum adat posistif yang diadopsi bagi pengelolaan KKL

D.

Penguatan kelembagaan pengelola KKL

E.

Peningkatan alokasi anggaran dari pemerintah untuk pengelolaan KKL

F.

Memfasilitasi pembentukan dan pengelolaan KKL dengan Pemda, LSM dan masyrakat

G.

Pelibatan LSM Lokal/nasional/internasional dalam mencari pendanaan bagi pengembangan dan pengelolaan KKL

H.

Sosialisasi program pengelolaan KKL ke pemerintah pusat dan daerah

I.

Pertemuan rutin antara pengelola KKL dengan Instansi terkait baik tingkat pusat maupun Darah.

J.

Sinkronisasi program antara pemerintah pusat, daerah dan lembaga pengelola KKL

K.

Sinkronisasi program KKL baik tingkat propinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat tentang pentingnya KKL

L.

Peningkatan kerjasama dengan lembaga donor dalam hal pendanaan KKL

M. Peningkatan sarana dan prasarana pengawasan serta kelembagaan pengelola KKL

N.

Peningkatan sarana transfortasi dan komunikasi untuk mempermudah jalur koordinasi

O.

Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pengelolaan KKL

P.

Perngadaan saran penunjang untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan KKL seperti (kapal patroli, alat komunikasi, dll).

Q.

Peningkatan alokasi keuangan bagi pengelolaan KKL

R.

Penempatan wakil negara donor dalam lembaga pengelolaan KKL

S.

Identifikasi calon KKL daerah baru diseluruh perairan laut Indonesia

T.

Mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan KKLD

U.

Pelibatan LSM lokal/nasional/internasional dalam penyadaran masyarakat terhadap pentingnya KKL

V.

Pelibatan LSM lokal/nasional/internasional dalam kajian mata pencaharian alternatif bagi masyarakat yang tinggal di dalam/

sekitar KKL

W. Pengembangan mata pencaharian alternatif

X.

Pengembangan budidaya laut dalam sistem karamba jaring apung bagi nalayan di dalam/sekitar KKL

Y.

Pengutan kelembagaan pengelola KKL

Z.

Pertemuan rutin antara pengelola KKL dengan instansi terkait baik tingkat pusat dan daerah

A1 Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM pengelola KKL

(6)

Lampiran 1 (lanjutan)

E1 Peningkatan kerjasama dengan lembaga donor dan LSM

F1

Pelibatan LSM lokal/nasional/internasional dalam pengembangan KKL

G1 Peningkatan kersama dengan LSM lokal/nasional/internasional dalam pengembangan KKL dari tahapan perencanaan, pelaksanaan

dan monitoring KKL

H1 Peningkatan kersama dengan LSM lokal/nasional/internasional dalam penyadaran masyarakat terhadap pentingnya KKL

I1

Peningkatan kersama dengan LSM lokal/nasional/internasional dalam kajian mata pencaharian alternatif bagi masyarakat yang tinggal

di dalam/sekitar KKL

J1

Peningkatan kersama dengan LSM lokal/nasional/internasional dalam pencarian pendanaan bagi pengembangan dan pengelolaan KKL

K1 Meningkatkan kerjasama antara pemerintah dengan lembaga donor.

L1 Peningkatan keterlibatan negara donor dalam monitoring dan pelaksanaan KKL

M1 Pengaturan tentang Kuota tangkapan per spesies, ukuran sumberdaya ikan di dalam KKL

N1 Pengaturan tentang jenis dan jumlah alat tangkap, ukuran mata jaring, ukuran dan jenis kapal yang boleh beroperasi di dalam KKL

O1 Pengembangan budidaya laut dengan sistem karamba jaring apung bagi nelayan di dalam/sekitar KKL

P1

Perlindungan dan rehabilitasi ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove

Q1 Pembangunan prasarana fisik yang diperlukan dalam pengelolaan KKL

R1 Pengadaan sarana penunjang untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan KKL, seperti pengadaan kapal patroli, alat komunikasi, dll.

S1

Pengembangan pariwisata bahari berbasis masyarakat

T1 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan pemanfaatan sumberdaya perikanan di dalam KKL

U1 Penegakan hukum terhadap pelanggaran di dalam KKL

V1 Pelibatan masyarakat adat dalam kepengurusan KKL

W1 Pelibatan masyarakat adat/lokal dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan KKL

X1 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan, pemanfaatan sumberdaya perikanan di dalam KKL

Y1 Peningkatan sarana dan prasarana pengawasan di dalam KKL

(7)

Lampiran 2 Hasil analisis A’WOT kebijakan dan program pengelolaan KKL yang menunjang perikanan berkelanjutan.

1. Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan

A. Pembuatan UU tentang pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam KKL

0.1047 P1 B. Adopsi hukum adat posistif dalam pengelolaan KKL 0.0423 P2 C. Legalisasi hukum adat posistif yang diadopsi bagi pengelolaan KKL 0.0127 P3

2. Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala lokal)

D. Penguatan kelembagaan pengelola KKL 0.0712 P2 E. Peningkatan alokasi anggaran dari pemerintah untuk pengelolaan

KKL 0.1001 P1

F. Memfasilitasi pembentukan dan pengelolaan KKL dengan pemda,

LSM dan masyarakat 0.0503 P3 G. Pelibatan LSM lokal/nasional/internasional dalam mencari

pendanaan bagi pengembangan dan pengelolaan KKL

0.0084 P8 H. Sosialisasi program pengelolaan KKL ke pemerintah pusat dan

Daerah 0.0174 P6

I. Pertemuan rutin antara pengelola KKL dengan Instansi terkait baik tingkat pusat maupun daerah.

0.0062 P9 J. Sinkronisasi program antara pemerintah pusat, daerah dan lembaga

pengelola KKL 0.0121 P7

K. Sinkronisasi program KKL baik tingkat propinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat tentang pentingnya KKL

0.0355 P4 L. Peningkatan kerjasama dengan lembaga donor dalam hal

pendanaan KKL

0.0249 P5

3. Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif

M. Peningkatan sarana dan prasarana pengawasan serta kelembagaan

pengelola KKL 0.0076 P3

N. Peningkatan sarana transfortasi dan komunikasi untuk mempermudah jalur koordinasi

0.0026 P6 O. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pengelolaan KKL 0.0035 P5 P. Perngadaan saran penunjang untuk meningkatkan efektifitas

pengelolaan KKL seperti (kapal patroli, alat komunikasi, dll). 0.0052 P4 Q. Peningkatan alokasi keuangan bagi pengelolaan KKL 0.0024 P7 R. Penempatan wakil negara donor dalam lembaga pengelolaan KKL 0.0011 P8 S. Identifikasi calon KKL daerah baru diseluruh perairan laut

Indonesia

0.016 P1 T. Mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan KKLD 0.0111 P2

4. Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal

P1 Perlindungan dan rehabilitasi ekosistem terumbu karang, lamun

dan mangrove 0.0477 P2

Q1 Pembangunan prasarana fisik yang diperlukan dalam pengelolaan

KKL 0.0654 P1

R1 Pengadaan sarana penunjang untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan KKL, seperti pengadaan kapal patroli, alat komunikasi, dll.

0.0344 P3 S1 Pengembangan pariwisata bahari berbasis masyarakat 0.0249 P4

(8)

N1 Pengaturan tentang jenis dan jumlah alat tangkap, ukuran mata

jaring, ukuran dan jenis kapal yang boleh beroperasi di dalam KKL 0.0776 P1 O1 Pengembangan budidaya laut dengan sistem karamba jaring apung

bagi nelayan di dalam/sekitar KKL 0.0089 P3

6. Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif)

U. Pelibatan LSM lokal/nasional/internasional dalam penyadaran

masyarakat terhadap pentingnya KKL 0.0115 P3 V. Pelibatan LSM lokal/nasional/internasional dalam kajian mata

pencaharian alternatif bagi masyarakat yang tinggal di dalam/sekitar KKL

0.0054 P5 W. Pengembangan mata pencaharian alternatif 0.0079 P4 X. Pengembangan budidaya laut dalam sistem karamba jaring apung

bagi nalayan di dalam/sekitar KKL

0.0036 P6 Y. Pengutan kelembagaan pengelola KKL 0.0025 P7 Z. Pertemuan rutin antara pengelola KKL dengan Instansi terkait baik

tingkat pusat dan daerah 0.0018 P8 A1 Peningkatan Kuantitas dan kualitas SDM pengelola KKL 0.0239 P1 B1 Program studi banding, pelatihan tentang pengelolaan KKL 0.0166 P2

7. Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum

T1 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan pemanfaatan sumberdaya

perikanan di dalam KKL 0.0326

P4 U1 Penegakan hukum terhadap pelanggaran di dalam KKL 0.095 P1 V1 Pelibatan masyarakat adat dalam kepengurusan KKL 0.0083 P5 W1 Pelibatan masyarakat adat/lokal dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan KKL 0.0041 P6 X1 Pelibatan masyarakat dalam pengawasan, pemanfaatan

sumberdaya perikanan di dalam KKL 0.0372

P3 Y1 Peningkatan sarana dan prasarana pengawasan di dalam KKL 0.0745 P2

8. Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan semua stakeholders

C1 Pelibatan LSM lokal/nasional/internasional dalam pengembangan

KKL dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan monitoring 0.0477 P2 D1 Kerjasama dengan LSM lokal/nasional/internasional dalam

pengelolaan KKL 0.0249 P4 E1 Peningkatan kerjasama dengan lembaga donor dan LSM 0.0046 P9 F1 Pelibatan LSM lokal/nasional/internasional dalam pengembangan

KKL

0.0179 P5 G1 Peningkatan kersama dengan LSM lokal/nasional/internasional

dalam pengembangan KKL dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan monitoring KKL

0.0654 P1 H1 Peningkatan kersama dengan LSM lokal/nasional/internasional

dalam penyadaran masyarakat terhadap pentingnya KKL

0.0344 P3 I1 Peningkatan kersama dengan LSM lokal/nasional/internasional

dalam kajian mata pencaharian alternatif bagi masyarakat yang tinggal di dalam/sekitar KKL

0.0128 P6 J1 Peningkatan kersama dengan LSM lokal/nasional/internasional

dalam pencarian pendanaan bagi pengembangan dan pengelolaan KKL

0.0091 P7 K1 Meningkatkan kerjasama antara pemerintah dengan lembaga donor 0.0065 P8 L1 Peningkatan keterlibatan negara donor dalam monitoring dan

(9)

Lampiran 3 Hasil analisis kebijakan dan program pengelolaan konservasi laut berbasis

pemerintah pusat (TNL) yang menunjang perikanan berkelanjutan pada

masing-masing responden (R).

R.1. LSM

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.5569 P1 Weaknesses (W) 0.0579 P4 Opportunities (O) 0.2633 P2 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0856 P3

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.2312 P1

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.1382 P2

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.0185 P6

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0527 P4

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0316 P5

Weaknesses (W)

Kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0069 P3

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan 0.0150 P2

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.0032 P4

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0317 P1

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0686 P2

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0280 P3

Adanya penghargaan dunia internasional 0.1667 P1

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0113 P4

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0185 P3

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0068 P5

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0510 P1

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0037 P6

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0306 P2

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.0724 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.0935 P6 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.0973 P5 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.2227 P1 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan di KKL 0.1287 P3 Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif) 0.1824 P2

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.1143 P4

(10)

R.2. UNSRAT

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.5579 P1 Weaknesses (W) 0.1219 P3 Opportunities (O) 0.2633 P2 Threats (T) 0.0569 P4 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0273 P5

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.1387 P2

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.2466 P1

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.0818 P3

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.016 P6

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0475 P4

Weaknesses (W)

Kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0149 P3

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan 0.0069 P4

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.0680 P1

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0321 P2

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0280 P3

Adanya penghargaan dunia internasional 0.1667 P1

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0142 P2

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0058 P4

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0216 P1

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0037 P5

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0025 P6

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0091 P3

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.086 P6 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.248 P1 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.033 P8 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.143 P3 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan di KKL 0.062 P7 Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif) 0.103

P5

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.127 P4

Peningkatan kerjasama & membangun co-management dengan semua stakeholders 0.198 P2

(11)

R.3. Pengelola DPL Blongko

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.5579 P1 Weaknesses (W) 0.0569 P4 Opportunities (O) 0.2633 P2 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0489 P4

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.2426 P1

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.1403 P2

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.0828 P3

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0160 P6

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0273 P5

Weaknesses (W)

Umumnya kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0150 P2

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan. 0.0069 P3

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.0317 P1

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0032 P4

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0028 P3

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.1667 P1

Adanya penghargaan dunia internasional 0.0686 P2

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0301 P2

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0060 P5

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0531 P1

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0036 P6

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0108 P4

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0182 P3

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.0453 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.1492 P3 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.1327 P4 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.168 P2 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan di KKL 0.0782 P7 Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif)

0.1073 P5

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.099 P6

Peningkatan kerjasama & membangun co-management dengan semua stakeholders 0.2201 P1

(12)

R.4. Kapet Sulawesi Utara

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.5920 P1 Weaknesses (W) 0.1007 P3 Opportunities (O) 0.2620 P2 Threats (T) 0.0453 P4 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0256 P5

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.2684 P1

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.1495 P2

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.0475 P4

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0153 P6

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0857 P3

Weaknesses (W)

Kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0589 P1

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan 0.0048 P4

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.0109 P3

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0261 P2

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0252 P3

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0658 P2

Adanya penghargaan dunia internasional 0.1711 P1

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0115 P2

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0066 P3

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0203 P1

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0020 P5

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0037 P4

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0012 P6

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.179 P2 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.119 P4 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.030 P7 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.345 P1 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan di KKL 0.131 P3 Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif) 0.019

P8

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.062 P6

Peningkatan kerjasama & membangun co-management dengan semua stakeholders 0.115 P5

(13)

R.5. Pusat Lingkungan Hidup Sulawesi Utara

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.2719 P2 Weaknesses (W) 0.0579 P4 Opportunities (O) 0.5556 P1 Threats (T) 0.1146 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0336 P3

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.0258 P4

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.0684 P2

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.1217 P1

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0146 P5

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0078 P6

Weaknesses (W)

Umumnya kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0064 P3

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan. 0.0029 P4

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.0334 P1

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0152 P2

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.1395 P2

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0533 P3

Adanya penghargaan dunia internasional 0.3628 P1

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0468 P1

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0170 P3

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0306 P2

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0062 P5

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0037 P6

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0103 P4

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.086 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.250 P1 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.106 P4 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.102 P5 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan di KKL 0.097 P6 Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif) 0.162

P2

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.088 P7

Peningkatan kerjasama & membangun co-management dengan semua stakeholders 0.109 P3

(14)

R.6. Dinas KP. Prov. Sulawesi Utara

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.0569 P4 Weaknesses (W) 0.5579 P1 Opportunities (O) 0.2633 P2 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0247 P1

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.0143 P2

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.0016 P6

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.0084 P3

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0050 P4

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0028 P5

Weaknesses (W)

Umumnya kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0680 P2

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan. 0.0317 P3

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.1469 P1

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0028 P4

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.1667 P1

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0686 P2

Adanya penghargaan dunia internasional 0.0280 P3

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0065 P5

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0038 P6

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0289 P2

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0174 P3

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0544 P1

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0108 P4

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.059 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.108 P5 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.107 P6 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.114 P4 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan di KKL 0.062 P7 Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif) 0.157

P3

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.220 P1

Peningkatan kerjasama & membangun co-management dengan semua stakeholders 0.173 P2

(15)

R.7. Dinas Kehutanan Sulawesi Utara.

Komponen SWOT Bobot Prioritas

Relatif Strengths (S) 0.2633 P2 Weaknesses (W) 0.0569 P4 Opportunities (O) 0.5579 P1 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0669 P2

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.1180 P1

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.0385 P3

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.0118 P5

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0213 P4

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0068 P6

Weaknesses (W)

Umumnya kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0069 P3

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan. 0.0317 P1

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.0150 P2

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0032 P4

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.3533 P1

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.1453 P2

Adanya penghargaan dunia internasional 0.0592 P3

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0462 P1

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0196 P3

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0080 P5

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0303 P2

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0125 P4

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0053 P6

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.1303 P4 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.2180 P1 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.0971 P5 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.0927 P6 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan di KKL 0.0675 P7 Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif)

0.0251 P8

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.1886 P2

Peningkatan kerjasama & membangun co-management dengan semua stakeholders 0.1805 P3

(16)

R.8. Pengelola Taman Nasional Laut Bunaken

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.5579 P1 Weaknesses (W) 0.0569 P4 Opportunities (O) 0.2633 P2 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0489 P4

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.2426 P1

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.1403 P2

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.0828 P3

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0160 P6

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0273 P5

Weaknesses (W)

Umumnya kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0150 P2

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan. 0.0069 P3

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.0317 P1

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0032 P4

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0028 P3

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.1667 P1

Adanya penghargaan dunia internasional 0.0686 P2

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0301 P2

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0060 P5

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0531 P1

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0036 P6

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0108 P4

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0182 P3

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.0453 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.1492 P3

Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.1327 P4

Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.168 P2

Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan di KKL 0.0782 P7 Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif)

0.1073 P5

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.099 P6

Peningkatan kerjasama & membangun co-management dengan semua stakeholders 0.2201 P1

(17)

R.9. Bappeda Provinsi Sulawesi Utara.

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.2633 P2 Weaknesses (W) 0.0569 P4 Opportunities (O) 0.5579 P1 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0669 P2

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.1180 P1

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.0385 P3

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.0118 P5

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0213 P4

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0068 P6

Weaknesses (W)

Umumnya kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0069 P3

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan. 0.0317 P1

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.0150 P2

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0032 P4

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.3533 P1

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.1453 P2

Adanya penghargaan dunia internasional 0.0592 P3

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0462 P1

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0196 P3

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0080 P5

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0303 P2

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0125 P4

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0053 P6

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.130 P4 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.218 P1 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.097 P5 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.093 P6 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan di KKL 0.068 P7 Peningkatan kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif) 0.025

P8

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.189 P2

Peningkatan kerjasama & membangun co-management dengan semua stakeholders 0.180 P3

(18)

R10. BKSDA Provinsi Sulawesi Utara

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.2719 P2 Weaknesses (W) 0.0579 P4 Opportunities (O) 0.5556 P1 Threats (T) 0.1146 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Kemampuan menjawab persoalan yang bersifat global 0.0336 P3

Dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL 0.0258 P4

Sistem pengelolaan diatur oleh aturan yang formal 0.0684 P2

Kemampuan mengatasi masalah yang sifatnya interkomunitas 0.1217 P1

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0146 P5

Tingginya keinginan pemerintah dalam pengemb perikanan berkelanjutan 0.0078 P6

Weaknesses (W)

Umumnya kurang sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal 0.0064 P3

Sering terjadi kebijakan yang tumpang tindih dan konflik kepentingan. 0.0029 P4

Proses perencanaan bersifat dari atas (top down) 0.0334 P1

Penegakan hukum relatif lemah dan pengawasan kurang efisien 0.0152 P2

Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.1395 P2

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0533 P3

Adanya penghargaan dunia internasional 0.3628 P1

Threats (T)

Tingginya dampak pariwisata 0.0468 P1

Tingginya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0170 P3

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0306 P2

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0062 P4

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0037 P6

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0103 P4

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.086 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.250 P1 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.106 P4 Pengembangan Sistem Zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan Masyarakat Lokal 0.102 P5 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan Di KKL 0.097 P6 Peningkatan Kualitas SDM pengelolaan melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian

alternatif) 0.162

P2

Pengembangan Sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.088 P7

Peningkatan kerjasama & membangun co-management dengan semua stakeholders 0.109 P3

(19)

Lampiran 4

Hasil analisis kebijakan dan program pengelolaan konservasi laut berbasis

masyarakat (DPL) yang menunjang perikanan berkelanjutan pada

masing-masing responden (R).

R.11 LSM

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.5569 P1 Weaknesses (W) 0.0579 P4 Opportunities (O) 0.2633 P2 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat 0.0856 P3

Proses perencanaan bersifat dari bawah (bottom up) 0.2312 P1

Dukungan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan dan

pengembangan KKL 0.1382 P2

Pengawasan lebih efisien 0.0185 P6

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0527 P4

Adanya aturan desa/hukum adat yang menunjang perikanan berkelanjutan 0.0316 P5

Weaknesses (W)

Tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat interkoneksitas 0.0069 P3

Sangat rentan terhadap perubahan eksternal 0.0150 P2

Biaya institusional tinggi 0.0032 P4

Tidak mampu mengatasi dan menjawab persoalan yang bersifat global dan universal 0.0317 P1 Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0686 P2

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0280 P3

Adanya penghargaan dunia internasional 0.1667 P1

Threats (T)

Adanya dampak pariwisata 0.0113 P4

Terjadinya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0185 P3

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0068 P5

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0510 P1

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0037 P6

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0306 P2

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.0724 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.0935 P6 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.0973 P5 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.2227 P1 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan 0.1287 P3 Peningkatan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) 0.1824 P2

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.1143 P4

(20)

R12. UNSRAT

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.5579 P1 Weaknesses (W) 0.1219 P3 Opportunities (O) 0.2633 P2 Threats (T) 0.0569 P4 Faktor SWOT Strengths (S)

Sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat 0.0273 P5

Proses perencanaan bersifat dari bawah (bottom up) 0.1387 P2

Dukungan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan dan

pengembangan KKL 0.2466 P1

Pengawasan lebih efisien 0.0818 P3

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0160 P6

Adanya aturan desa/hukum adat yang menunjang perikanan berkelanjutan 0.0475 P4

Weaknesses (W)

Tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat interkoneksitas 0.0149 P3

Sangat rentan terhadap perubahan eksternal 0.0069 P4

Biaya institusional tinggi 0.0680 P1

Tidak mampu mengatasi dan menjawab persoalan yang bersifat global dan universal 0.0321 P2 Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.1667 P3

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0686 P2

Adanya penghargaan dunia internasional 0.0280 P1

Threats (T)

Adanya dampak pariwisata 0.0091 P4

Terjadinya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0216 P2

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0025 P5

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0058 P3

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0037 P6

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0142 P1

Weaknesses (W)

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.086 P3 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.248 P1

Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.033 P6

Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.143 P8

Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan 0.062 P4

Peningkatan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) 0.103 P5

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.127 P7

Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan seluruh stakeholders 0.198 P2

(21)

R13. Pengelola DPL Blongko

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.2719 P2 Weaknesses (W) 0.0579 P4 Opportunities (O) 0.5556 P1 Threats (T) 0.1146 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat 0.0336 P3

Proses perencanaan bersifat dari bawah (bottom up) 0.0258 P4

Dukungan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan dan

pengembangan KKL 0.0684

P2

Pengawasan lebih efisien 0.1217 P1

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0146 P5

Adanya aturan desa/hukum adat yang menunjang perikanan berkelanjutan 0.0078 P6

Weaknesses (W)

Tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat interkoneksitas 0.0064 P2

Sangat rentan terhadap perubahan eksternal 0.0029 P4

Biaya institusional tinggi 0.0034 P3

Tidak mampu mengatasi dan menjawab persoalan yang bersifat global dan universal 0.0152 P1 Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0533 P3

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.3628 P1

Adanya penghargaan dunia internasional 0.1395 P2

Threats (T)

Adanya dampak pariwisata 0.0103

Terjadinya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0306 P4

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0037 P2

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0170 P6

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0062 P3

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0468 P5

Weaknesses (W) P1

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.086 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.251 P1

Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.106 P4

Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.102 P5

Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan 0.098 P6

Peningkatan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) 0.161 P2

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.087 P7

Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan seluruh stakeholders 0.109 P3

(22)

R.14. Kapet Sulawesi Utara

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.5920 P1 Weaknesses (W) 0.1007 P3 Opportunities (O) 0.2620 P2 Threats (T) 0.0453 P4 Faktor SWOT Strengths (S)

Sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat 0.0256 P5

Proses perencanaan bersifat dari bawah (bottom up) 0.2684 P1

Dukungan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan dan

pengembangan KKL 0.1495

P2

Pengawasan lebih efisien 0.0475 P4

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0153 P6

Adanya aturan desa/hukum adat yang menunjang perikanan berkelanjutan 0.0857 P3

Weaknesses (W)

Tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat interkoneksitas 0.0589 P1

Sangat rentan terhadap perubahan eksternal 0.0048 P4

Biaya institusional tinggi 0.0109 P3

Tidak mampu mengatasi dan menjawab persoalan yang bersifat global dan universal 0.0261 P2 Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0658 P2

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.1711 P1

Adanya penghargaan dunia internasional 0.0252 P3

Threats (T)

Adanya dampak pariwisata 0.0012 P6

Terjadinya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0203 P1

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0037 P4

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0066 P3

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0020 P5

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0115 P2

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.1788 P2 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.1184 P4 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.0302 P7 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.3451 P1

Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan 0.1312 P3

Peningkatan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) 0.0194 P8

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.0619 P6

Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan seluruh stakeholders 0.1151 P2

(23)

R.15. Pusat Lingkungan Hidup Sulawesi Utara

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.2719 P2 Weaknesses (W) 0.0579 P4 Opportunities (O) 0.5556 P1 Threats (T) 0.1146 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat 0.0336 P3

Proses perencanaan bersifat dari bawah (bottom up) 0.0258 P4

Dukungan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan dan

pengembangan KKL 0.0684

P2

Pengawasan lebih efisien 0.1217 P1

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0146 P5

Adanya aturan desa/hukum adat yang menunjang perikanan berkelanjutan 0.0078 P6

Weaknesses (W)

Tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat interkoneksitas 0.0064 P3

Sangat rentan terhadap perubahan eksternal 0.0029 P4

Biaya institusional tinggi 0.0334 P1

Tidak mampu mengatasi dan menjawab persoalan yang bersifat global dan universal 0.0152 P2 Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0533 P2

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.3628 P3

Adanya penghargaan dunia internasional 0.1395 P1

Threats (T)

Adanya dampak pariwisata 0.0103 P1

Terjadinya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0306 P3

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0037 P2

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.017 P5

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0062 P6

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0468 P4

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.0860 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.2506 P1 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.1056 P4 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.1019 P5

Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan 0.0977 P6

Peningkatan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) 0.1619 P2

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.0876 P7

Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan seluruh stakeholders 0.1088 P3

(24)

R.16. Dinas KP. Prov. Sulawesi Utara

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.0569 P4 Weaknesses (W) 0.5579 P1 Opportunities (O) 0.2633 P2 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat 0.0247 P1

Proses perencanaan bersifat dari bawah (bottom up) 0.0143 P2

Dukungan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan dan

pengembangan KKL 0.0016 P6

Pengawasan lebih efisien 0.0084 P3

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.005 P4

Adanya aturan desa/hukum adat yang menunjang perikanan berkelanjutan 0.0028 P5

Weaknesses (W)

Tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat interkoneksitas 0.068 P2

Sangat rentan terhadap perubahan eksternal 0.0317 P3

Biaya institusional tinggi 0.1469 P1

Tidak mampu mengatasi dan menjawab persoalan yang bersifat global dan universal 0.0028 P4 Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0686 P2

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.028 P3

Adanya penghargaan dunia internasional 0.1667 P1

Threats (T)

Adanya dampak pariwisata 0.0108 P4

Terjadinya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0289 P2

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0544 P1

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0038 P6

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0174 P3

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0065 P5

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.086 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.250 P1 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.106 P4 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.102 P5 Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan 0.097 P6 Peningkatan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) 0.162 P2

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.088 P7

Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan seluruh stakeholders 0.109 P3

(25)

R.17. Dinas Kehutanan Prov. Sulawesi Utara.

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.5579 P1 Weaknesses (W) 0.1219 P3 Opportunities (O) 0.2633 P2 Threats (T) 0.0569 P4 Faktor SWOT Strengths (S)

Sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat 0.2426 P1

Proses perencanaan bersifat dari bawah (bottom up) 0.0160 P6

Dukungan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan dan

pengembangan KKL 0.1403

P2

Pengawasan lebih efisien 0.0273 P5

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0828 P3

Adanya aturan desa/hukum adat yang menunjang perikanan berkelanjutan 0.0489 P4

Weaknesses (W)

Tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat interkoneksitas 0.0321 P2

Sangat rentan terhadap perubahan eksternal 0.0680 P1

Biaya institusional tinggi 0.0149 P3

Tidak mampu mengatasi dan menjawab persoalan yang bersifat global dan universal 0.0069 P4 Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.1667 P1

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0280 P3

Adanya penghargaan dunia internasional 0.0686 P2

Threats (T)

Adanya dampak pariwisata 0.0050 P4

Terjadinya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0247 P1

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0016 P6

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0143 P2

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0028 P5

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0084 P3

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.0583 P8 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.2307 P2 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.0683 P7 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.0888 P5

Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan 0.0959 P4

Peningkatan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) 0.2603 P1

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.0854 P6

Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan seluruh stakeholders 0.1133 P3

(26)

R.18. Pengelola Taman Nasional Laut Bunaken.

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.2633 P2 Weaknesses (W) 0.0569 P4 Opportunities (O) 0.5579 P1 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat 0.0669 P2

Proses perencanaan bersifat dari bawah (bottom up) 0.1180 P1

Dukungan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan dan

pengembangan KKL 0.0385

P3

Pengawasan lebih efisien 0.0118 P5

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0213 P4

Adanya aturan desa/hukum adat yang menunjang perikanan berkelanjutan 0.0068 P6

Weaknesses (W)

Tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat interkoneksitas 0.0069 P3

Sangat rentan terhadap perubahan eksternal 0.0317 P1

Biaya institusional tinggi 0.0150 P2

Tidak mampu mengatasi dan menjawab persoalan yang bersifat global dan universal 0.0032 P4 Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.1453 P2

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.0592 P3

Adanya penghargaan dunia internasional 0.3533 P1

Threats (T)

Adanya dampak pariwisata 0.0053 P6

Terjadinya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.008 P5

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0125 P4

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0196 P3

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0303 P2

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0462 P1

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.1303 P4 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.2180 P1 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.0971 P5 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.0927 P6

Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan 0.0675 P7

Peningkatan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) 0.0251 P8

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.1886 P2

Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan seluruh stakeholders 0.1804 P3

(27)

R.19. Bappeda Provinsi Sulawesi Utara.

Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif

Strengths (S) 0.2633 P2 Weaknesses (W) 0.0569 P4 Opportunities (O) 0.5579 P1 Threats (T) 0.1219 P3 Faktor SWOT Strengths (S)

Sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat 0.0669 P2

Proses perencanaan bersifat dari bawah (bottom up) 0.1180 P1

Dukungan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan dan

pengembangan KKL 0.0385 P3

Pengawasan lebih efisien 0.0118 P5

Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.0213 P4

Adanya aturan desa/hukum adat yang menunjang perikanan berkelanjutan 0.0068 P6

Weaknesses (W)

Tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat interkoneksitas 0.0069 P3

Sangat rentan terhadap perubahan eksternal 0.0317 P1

Biaya institusional tinggi 0.015 P2

Tidak mampu mengatasi dan menjawab persoalan yang bersifat global dan universal 0.0032 P4 Opportunities (O)

Tingginya keinginan/target pemerintah untuk mengembangkan KKL 0.0533 P3

Tingginyan dukungan LSM lokal, nasional, internasional dan negara donor tentang pembiayaan 0.3628 P1

Adanya penghargaan dunia internasional 0.1395 P2

Threats (T)

Adanya dampak pariwisata 0.0103 P4

Terjadinya kerusahan habitat akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan 0.0306 P2

Tingginya pencemaran (sampah) rumah tangga 0.0037 P6

Tingginya permintaan ikan karang dan biota lainnya 0.0170 P3

Degradasi SDA secara alami (natural) 0.0062 P5

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan 0.0468 P1

Alternatif Kebijakan Pengelolaan KKL yang Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Penguatan peraturan perundangan yang menunjang penglelolaan perikanan berkelanjutan 0.1303 P4 Pengembangan model pengelolaan KKL di pusat (skala nasional) dan daerah (skala Lokal) 0.2180 P1 Pengembangan KKL baru dalam jaringan KKL terpadu untuk pengelolaan yang efektif 0.0971 P5 Pengembangan sistem zonasi KKL berbasis keilmuan dan kepentingan masyarakat lokal 0.0927 P6

Pengembangan kegiatan perikanan dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan 0.0675 P7

Peningkatan kualitas SDM melalui pemberdayaan masyarakat (mata pencaharian alternatif) 0.0251 P8

Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan penegakan hukum 0.1886 P2

Peningkatan kerjasama dan membangun co-management dengan seluruh stakeholders 0.1804 P3

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pembelajaran multikultural, subyek belajar dapat mencapai kesuksesan dalam mengurangi prasangka dan diskriminasi. Dengan kata lain, sekolah mempunyai variabel yang

8ada sebagian besar kasus, plasenta terlepas seara spontan dari tempat implantasinya dalam waktu beberapa menit setelah janin lahir. 8enyebab pasti

Teknologi Wireless Sensor Network (WSN) dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut. Pada penelitian ini dikembangkan sebuah prototype kanopi berpenggerak DC

Hasil jawaban dari angket tidak berpengaruh pada nilai anda.. Hasil yang anda pilih hanya bertujuan sebagai

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan burnout pada relawan PMI DKI Jakarta yang berusia dewasa madya jika dikaitkan dengan faktor lingkungan kerja, lingkungan kerja

Sebagai pranata adat yang dipatuhi oleh masyarakat setempat, maka hubungan persaudaraan antar matarumah ini tidak hanya berlaku bagi setiap orang yang menetap atau tinggal di

Baik nilai sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan budaya bagi Bangsa Indonesia (Ivan Efendi, 2016). Demi melestarikan Cagar Budaya bangsa salah satunya adalah

1) Bagaimanakah pengaruh nilai produksi terhadap pendapatan produsen roti di kota Balikpapan. 2) Bagaimanakah pengaruh jam kerja karyawan terhadap pendapatan produsen roti di