• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENERAPAN PIDANA TERHADAP PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL DI KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIFITAS PENERAPAN PIDANA TERHADAP PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL DI KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PENERAPAN PIDANA TERHADAP PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL DI KABUPATEN SIJUNJUNG

ARTIKEL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

HAFIZ HARDES 1310012111132

Bagian Hukum Pidana

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG 2016

(2)
(3)

1 EFEKTIFITAS PENERAPAN PIDANA TERHADAP PERTAMBANGAN EMAS

ILEGAL DI KABUPATEN SIJUNJUNG

Hafiz Hardes1, Uning Pratimaratri1, Yetisma Saini1,

1Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta E-mail : Hafizzhardes@gmail.com

ABSTRACT

Law No. 4 of 2009 on Mineral and Coal governing criminal provisions against illegal gold mining. Illegal gold mining in Sijunjung have occurred over the years ranging from traditional hardware to modern equipment so that damage to the environment, the more alarming. Problems raised in this study are: (1) How is the criminal application against mining without permission in Sijunjung? (2) How effective application of the criminal against the perpetrators of illegal gold mining in Sijunjung? The study used a socio legal approach. Data used include primary data and secondary data. Data were collected through interviews and document study. Data were analyzed qualitatively. The results showed: 1) the application of the criminal against the perpetrators of gold mining is illegal in Sijunjung not been effective because of the judge's decision is lower than the demands of the prosecutor 2) the effective application of the criminal has not been fully performed in Sijunjung because only a few cases of mining gold illegally in the past law and moreover for the year 2016 there was only one case of illegal gold mining that passes through the legal process.

Keywords: Effectiveness, Criminal, Mining, Gold.

Pendahuluan

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan pertambangan mineral dan batu bara

Hukum pertambangan adalah hukum yang mengatur tentang penggalian atau pertambangan bijih-bijih dan mineral-mineral dalam tanah 1 . Tujuan dilakukannya pertambangan adalah untuk

membuka lapangan pekerjaan,

memberikan hasil yang menguntungkan bagi para penambang. Dalam persyaratan

1 Salim HS, 2012, Hukum Pertambangan

Di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, hlm 7.

perizinan usaha pertambangan yang melakukan usaha pertambangan wajib memenuhi persyaratan administratif, persyaratan teknis, persyaratan lingkungan dan persyaratan finansial. Adapun dalam membuka usaha pertambangan memiliki persyaratan yang banyak serta membuat masyarakat setempat lebih memilih untuk tidak mengurus izinnya, apalagi pertambangan emas ilegal di Sijunjung merupakan sumber mata pencarian bagi masyarakat setempat. Padahal dalam ketentuan Pasal 24 Ayat (1) Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara bahwa: setiap kegiatan

(4)

2

pertambangan dan pengelolaan kawasan pertambangan hanya dapat dilakukan setelah izin usaha pertambangan.

Dalam Pasal 158 Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batu Bara yang menyatakan bahwa :“Setiap orang yang melakukan usaha penambangan tanpa Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR) atau Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37,Pasal 40 ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 ayat (1), Pasal 74 ayat (1) atau ayat (5) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”

Selain itu, dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara bahwa setiap pelaku penambangan ilegal akan dikenakan sanksi pidana yang dimuat dalam ketentuan pidana Pasal 94 Ayat (1) :“Setiap orang yang melakukan usaha Penambangan Tanpa Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR) atau Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dipidana dengan pidana penjara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 Undang-Undang nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara”.

Secara sederhana dapat

dikemukakan bahwa hukum pidana merupakan hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan dilarang oleh Undang-Undang beserta sanksi pidana yang dapat dijatuhkannya kepada pelaku2.

Potensi sumber daya alam pertambangan emas di Sijunjung cukup menjanjikan bagi masyarakat Sijunjung karena emas ini mempunyai nilai potensi yang tinggi sehingga banyak yang mebuka pertambangan emas ilegal. Akibat dari pertambangan emas ilegal ini membuat rusaknya aliran sungai seperti tercemarnya air sungai, terjadinya pengikisan dibagian tepi sungai serta membuat sebagian aliaran sungai menjadi terhambat karena timbunan pasir yang dibuat oleh para penambang emas ilegal. Seperti kasus pertambangan emas ilegal yang terjadi di Sijunjung perkara Nomor 126/Pid.B/2013/PN.MR.

Bahwasanya pelaku melakukan pertambangan tanpa izin pada hari Kamis tanggal 29 Agustus 2013 menggunakan alat berat escavator untuk melakukan penambangan dengan menggali tanah untuk memudahkan mesin dompeng dalam mengambil emas dan pada tanggal 29 Agustus 2013 dilakukan kegiatan operasi penertiban penambangan emas tanpa izin oleh petugas Kepolisian dari Polres Sijunjung dan karena perbuatan tersangka

2. Bambang Waluyo, 2014, Pidana dan

(5)

3

maka tersangka diadili dengan hukuman 6 (enam) bulan pidana penjara dan pidana denda sebesar Rp 2.000.000 karna telah melakukan Pertambangan Tanpa Izin.

Berdasarkan latar belakang tersebut dengan melihat kejadian yang terjadi di masyarakat, maka penulis ingin mengkaji dalam bentuk proposal yang berjudul EFEKTIFITAS PENERAPAN PIDANA

TERHADAP PERTAMBANGAN

EMAS ILEGAL DI KABUPATEN SIJUNJUNG.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka dirumuskan permasalahan sebagai ruang lingkup pembahasan di dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama, bagaimanakah penerapan pidana terhadap pertambangan tanpa izin (PETI) di Kabupaten Sijunjung?

Kedua, bagaimanakah efektifitas penerapan pidana terhadap pelaku pertambangan emas tanpa izin di Kabupaten Sijunjung?

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan hukum yang bersifat yuridis sosiologis yaitu pendekatan yuridis sosiologis adalah mengidentifikasi dan mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial yang sebenarnya terjadi dan

fungsional dalam sistem kehidupan yang nyata3.

2. Sumber Data a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian langsung ke lapangan. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan Asissten 2 Kabupaten Sijunjung Bapak Yusrizal , Bapak Feryandi Hakim Pengadilan Negeri Sijunjung, Bapak Benny Mafanta Kabid pertambangan di Dinas Pertambangan Kabupaten Sijunjung, Brigadir Sudady anggota kepolisian Kabupaten Sijunjung, 3 orang pelaku PETI SN,AM,MW dan tokoh masyarakat Nagari Durian Gadang Bapak Ulitas selaku Ketua KAN nagari Durian Gadang dan Bapak Pasri Amrizal selaku niniak mamak nagari durian gadang.

b. Data Sekunder

Data sekunder antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya4. Data sekunder diperoleh dari Kantor Pengadilan Negeri Sijunjung berupa putusan perkara pertambangan emas ilegal dan Kantor Kejaksaan Negeri Sijunjung berupa

3

Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar

Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, hlm. 51. 4 Ibid, hlm 12

(6)

4

perkara pertambangan emas ilegal dari tahun 2012 s/d 2016.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data untuk memperoleh keterangan dengan tanya jawab secara lisan dengan informan, bentuk wawancara besifat terbuka.

b. Studi Dokumen

Studi Dokumen adalah

mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti statistik kriminal penambangan emas ilegal, berkas perkara, putusan pengadilan negeri, wawancara.

4. Analisis Data

Analisis data yang digunakan ialah analisis data kualitatif yaitu diawali dengan dasar pengetahuan umum untuk meneliti hingga sampai dengan proses

pengambilan kesimpulan yang

menghubungkan dengan permasalahan yang diteliti yang terjadi lapangan

Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Penerapan Sanksi Pidana Terhadap

Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Sijunjung

Penerapan pidana adalah suatu vonis atau putusan yang dijatuhkan oleh hakim kepada seseorang yang bersalah melakukan suatu tindak pidana. Penerapan pidana terhadap pertambangan emas ilegal diatur dalam ketentuan pidana dalam

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara dan Pasal 55 KUHP. Penyertaan dalam tindak pidana yang dilakukan dalam kasus pertambangan emas ilegal berdasarkan Pasal 55 ayat ke1 KUHP , yang unsur-unsurnya sebagai berikut : (1) Setiap orang; (2) Yang melakukan usaha penambangan; (3) Tanpa Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR) atau Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK); (4) Yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut melakukan perbuatan. Pentingnya penegakan hukum terhadap pertambangan emas ilegal di Kabupaten Sijunjung harus dilakukan karena rusaknya lingkungan yang diakibatkan oleh para penambang, dalam Undang-Undang

Nomor 4 tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batu Bara mengatur tentang ketentuan pidana yang menyatakan :

Pasal 158. Setiap orang yang melakukan usaha penambangan tanpa Izin Usaha Pertambangan,Izin Pertambangan Rakyat atau Izin Usaha Pertambangan Khusus dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);

Dalam penerapan pidananya suatu vonis atau putusan yang dijatuhkan oleh Hakim kepada seseorang yang bersalah

(7)

5

melakukan suatu tindak pidana yang melanggar ketentuan Undang-Undang

Nomor 4 tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batu Bara dan pelaku diancam dengan Pasal 158 dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara. Dalam penerapan pidana Hakim memutus perkara pidana bukan berdasarkan tuntutan Jaksa Penutut Umum, tetapi berdasarkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, berdasarkan pertimbangan dalam penjatuhan pidana Hakim harus mempertimbangkan beberapa hal : (1) Tujuan pemidanaan, (2) Faktor latar belakang penyebab pelaku melakukan penambangan emas, (3) Faktor keyakinan hakim

Dalam menjatuhkan hukuman Hakim tidak bisa menyamakan lama hukuman antar pelaku penambangan emas ilegal, karena setiap kasus pelaku berbeda-beda, Hakim memutuskan hukuman kepada pelaku tidak harus sesuai dengan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 yang mana di dalam Undang-Undang tersebut tercantum hukuman pelaku penambangan emas ilegal dihukum maksimal 10 tahun penjara, Hakim tidak harus menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara terhadap pelaku. Hal ini dikarenakan atas banyaknya pertimbangan yang diberikan oleh hakim kepada pelaku. Pertimbangan itulah yang berdasarkan berat kesalahan yang dilakukan oleh setiap

pelaku. Dengan adanya perbedaan kesalahan yang dilakukan oleh penambang emas ilegal, maka terjadilah perbedaan lama hukuman yang diterima pelaku penambang emas ilegal, dalam suatu pidana terdapat hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan. Sepanjang Hakim hanya memutus dibatas yang diatur dalam ancaman dakwa itu tidak masalah. Tidak ada keharusan dari Hakim menjatuhkan hukuman sesuai dengan Pasal yang menghukum maksimal 10 tahun penjara. Kecuali tidak ada hal-hal yang meringankan pelaku5.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Triman Santana, S.H., selaku Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Sijunjung menyatakan kalau Kabupaten Sijunjung terdiri dari 8 Kecamatan yang terbagi dalam 2 wilayah hukum dan mempunyai 1 kejaksaan.

Wilayah hukum Pengadilan Negeri Muaro meliputi: Kecamatan Sijunjung, Kecamatan Lubuk Tarok, Kecamatan Tanjung Gadang dan Kecamatan Kamang Baru. Sedangkan wilayah hukum Pengadilan Negeri Sawahlunto meliputi: Kecamatan Sumpur Kudus, Kecamatan Koto VII, Kecamatan IV Nagari dan Kecamatan Kupitan.

5 Hasil wawancara dengan Bapak

Feryandi, S.H., selaku hakim di Pengadilan Negeri Muaro, 2 Desember 2016, Hari Jum’at Pukul 09:20 Wib bertempat di Ruang Pengadilan Negeri Muaro .

(8)

6

Berdasarkan perkara pertambangan emas ilegal di Kabupaten Sijunjung, terlihat ada beberapa perkara yang terjadi pengulangan kasus di Kabupaten Sijunjung hal ini menunjukkan belum sepenuhnya sanksi yang diberikan terhadap pelaku memberikan efek jera dan dari keseluruhan perkara terlihat jumlah hukuman pidana penjara, denda dan subsidair yang dituntut Jaksa Penuntut Umum dengan yang dijatuhkan oleh Hakim terlihat lebih rendah dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum rata-rata 14 bulan 51 hari untuk pidana penjara, 68 juta 439 ribu rupiah untuk pidana denda dan 2 bulan 84 hari untuk subsidair. Dari keseluruhan tuntutan Jaksa Penuntut Umum jauh lebih rendah dari ancaman pidana yang terdapat pada pasal 158 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 yang mengatur pidana penjara 10 tahun dan pidana denda 10 milyar.

Rata-rata sanksi yang dijatuhkan oleh Hakim untuk pidana penjara 11 bulan 18 hari, untuk pidana denda 66 juta 272 ribu rupiah dan untuk subsidairnya 1 bulan 84 hari. Putusan yang dijatuhkan terhadap pelaku pertambangan emas ilegal cenderung lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Selisih antara tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan putusan Pengadilan terlihat dari pidana penjara yang mempunyai selisih 3 bulan 33 hari,

pidana denda 2 juta 166 ribu 666 rupiah dan subsidair 1 bulan.

Dari rata-rata keseluruhan perkara ada pengurangan hukuman yang diputus oleh Hakim saat diadili di pengadilan. Padahal setiap perkara yang diadili diatur berdasarkan Pasal 158 Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batu Bara dan Pasal 55 KUHP yang seharusnya para pelaku mendaptkan hukuman yang lebih berat supaya mendapatkan efek jera karena kerusakan lingkungan yang timbulkannya.

Walaupun sama-sama perkara

pertambangan emas ilegal, namun setiap perkara pertambangan emas ilegal yang masuk mempunyai perbedaan tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan putusan Pengadilan. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan putusan Pengadilan diputuskan berdasarkan berat kesalahan yang dilakukan pelaku penambangan emas tanpa izin. Selain itu, Jaksa Penuntut Umum dan Pengadilan menuntut pelaku berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada serta alat bukti yang disediakan oleh pelaku penambangan emas tanpa izin. Jaksa Penuntut Umum dan putusan Pengadilan memutuskan perkara pertambangan emas ilegal tidak sesuai dengan lama hukuman yang tercantum dalam Pasal 158 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Berdasarkan tabel

(9)

7

di atas, lama hukuman pelaku yang dituntut Jaksa Penuntut Umum berbeda setelah perkara diputuskan di pengadilan. Setiap perkara dikurangi lama hukumannya oleh Pengadilan Negeri Muaro Kabupaten Sijunjung.

Proses hukum bagi para pelaku penambangan emas ilegal masih belum maksimal seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara karena rata-rata kasus yang melewati proses hukum hanya yang bermasalah seperti meninggalnya pekerja tambang, tetapi bagi para penambang emas ilegal yang tidak bermasalah, bisa dikatakan aman-aman saja tanpa ada proses hukum dan kasus yang melewati proses hukum tidak semuanya pemilik modal yang diadili, melainkan hanya pekerja tambang.

Pertambangan emas ilegal di Kabupaten Sijunjung ini seperti adanya pembiaran karena hanya beberapa kasus yang masuk dan itupun karena ada masalah padahal dalam Undang-Undang

Nomor 4 tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batu Bara sudah menyatakan setiap kegiatan yang dilakukan secara ilegal harus ditindak tetapi kenyataan di lapangannya berbeda.

Menurut penulis, penjatuhan sanksi pidana terhadap pelaku penambangan emas tanpa izin ini belum sesuai, karena hukuman yang dijatuhkan oleh hakim

lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Padahal Hakim pengadilan Negeri Muaro dalam dakwaannya menyatakan terdakwa terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan penambangan emas tanpa izin sebagaimana diatur dalam Pasal 158 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara dan Pasal 55 KUHP.

B. Efektivitas Penerapan Pidana

terhadap Pelaku Penambangan

Emas Tanpa Izin di Sijunjung Kabupaten Sijunjung terdiri dari 8 kecamatan yang meliputi : Kecamatan Sijunjung, Kecamatan Sumpur Kudus, Kecamatan Koto VII, Kecamatan IV Nagari, Kecamatn Kupitan, Kecamatan Tanjung Gadang, Kecamatan Kamang Baru, dan Kecamatan Lubuk Tarok. Empat Kecamatan diantara delapan kecamatan tersebut tersebar pertambangan emas ilegal yang sering terjadi diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kecamatan Sijunjung

Lokasi Penambangan : Nagari Muaro, Nagari Silokek, Nagari Durian Gadang.

b. Kecamatan Koto VII

Lokasi Penambangan : Nagari Padang Laweh, Nagari Tanjung.

(10)

8

Lokasi Penambangan : Nagari Koto Tuo, Nagari Mundam Sakti, Nagari Muaro Bodi.

d. Kecamatan Kupitan

Lokasi Penambangan : Nagari Padang Sibusuk.

Berdasarkan penelitian di lapangan, penulis menemukan sebanyak 10 lokasi pertambangan emas yang dilakukan secara ilegal, baik pertambangan yang dilakukan di darat maupun di air. Akan tetapi untuk tahun 2016 hanya satu perkara yang melewati proses hukum. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Feryandi, S.H., menyatakan dalam menjalankan penerapan pidana harus mengkaji sistem peradilan pidana yang terdiri dari 4 sub sistem. Keempat subsistem tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Kepolisian selaku penyidik. 2. Kejaksaan selaku penuntut umum. 3. Hakim selaku orang yang

mengadili.

4. Lembaga permasyarakatan.

Keempat subsistem sistem peradilan pidana ini harus saling bekerjasama. Apabila masyarakat mengetahui dan melihat pertambangan emas ilegal tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan dan kasusnya tidak masuk ke pengadilan, berarti ini ada yang salah pada

salah satu subsistem6, karena kalau kita berbicara Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, maka setiap yang melakukan pertambangan tanpa izin, harus ditindak sebagaimana mestinya. Tapi kenyataanya Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 ini tidak terlalu berjalan di Kabupaten Sijunjung. Dilihat dari perkara yang melewati proses hukum untuk tahun 2016, hanya ada satu kasus yang di proses, padahal observasi yang dilakukan penulis ke lokasi-lokasi penambangan, ada sekitar 46 titik penambangan yang tersebar di 10 Nagari Kabupaten Sinjunjung.

Kalau dilihat dari lokasi penambangan yang berada di sungai, pencemaran akibat tambang emas illegal di Sijunjung sudah merajalela. Daerah yang dialiri tiga aliran sungai ini tampak semakin hari semakin rusak. Tiga aliran sungai tersebut adalah Sungai Batang Sinamar, Sungai Batang Ombilin dan Sungai Batang Sukam yang bertemu menjadi satu aliran yaitu aliran Sungai Batang Kuantan. Ketidak nyamanan masyarakat tidak hanya datang di Sijunjung, tapi keluhan juga datang dari luar provinsi, khususnya masyarakat Kuantan Singingi yang di aliri Sungai Batang Kuantan, karena pencemaran air

6 Hasil wawancara dengan Bapak

Feryandi, S.H., selaku hakim di Pengadilan Negeri Muaro, 2 Desember 2016, Hari Jum’at Pukul 09:20 Wib bertempat di Ruang Pengadilan Negeri Muaro.

(11)

9

kiriman dari penambang di Kabupaten Sijunjung7. Di muara air tiga aliran sungai tersebut juga sudah rusak parah. Lebar sungai yang dulunya sekitar 150 meter sekarang sudah menjadi 400 meter. Bahkan penambangan tersebut sudah memakan badan jalan dan perkebunan warga. Aktivitas tambang ini sudah sangat mencemari daerah aliran sungai dan juga udara di sekitar areal tambang tersebut8.

Seperti itu juga yang terjadi di lokasi penambangan yang berada di persawahan karena masyarakat lebih memilih menggali emas dibandingkan dengan menanam padi di sawah tersebut. Padahal tidak ada jaminan kalau emas tersebut akan selalu ada di lahan persawahan itu. Akibatnya semua lahan persawahan yang dijadikan lokasi penambangan emas ilegal menjadi rusak dan tidak bisa di garap lagi.

Berdasarkan data Situasi dan Kondisi Lahan Sawah Akibat Alih Fungsi Lahan (HFL) di Sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Pada 4 (Empat) Kecamatan di Kabupaten Sijunjung Tahun 2015, sangat banyak kerusakan pada lahan

7

Harbi Hanif Burdha, Pencemaran Lingkungan Akibat Peti di Sijunjung - KOMPASIANA.com, di akses tanggal 12 desember

2016, pukul 21:15 Wib. 8

Harbi Hanif Burdha, 2013, Pencemaran

Lingkungan Akibat Peti di Sijunjung - KOMPASIANA.com, diakses tanggal 12 desember

2016, pukul 22:45 Wib.

persawahan di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Sijunjung. Kerusakan tersebut berada pada tingkat berat di setiap Kecamatan. Ditinjau dari tingkat kerusakan lahan persawahan, tidak terlihat peranan pihak yang berwajib melarang tindakan penambangan emas ilegal. Walaupun masyarakat menambang emas di lahannya masing-masing, namun sangat berdampak yang buruk pada lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan oleh tidak hanya pemilik sawah yang terlibat dalam penambangan emas, tetapi pemilik sawah juga mempekerjakan banyak orang untuk menggali tanah. Dengan menggunakan alat berat escavator itulah mempercepat merusak lahan persawahan.

Pihak yang berwajib seolah-olah tidak mengetahui tentang kasus tersebut. Padahal di beberapa lokasi pertambangan emas ilegal ini berada di jalan lintas Sumatera dan di Ibukota Kabupaten Sijunjung yang lokasinya tersebut dekat dengan keramaian. Aparat penegak hukum seperti menutup mata akan kasus yang terjadi dan sudah berlangsung bertahun-tahun, contohnya Kecamatan IV Nagari merupakan daerah penghubung antar Kecamatan. Bahkan lokasi lahan persawahan yang dijadikan tempat penambangan emas ilegal sangat terlihat jelas dari jalan raya. Namun tidak ada pihak yang berwajib memberikan tindakan

(12)

10

untuk menghentikan pertambangan emas ilegal ini. Pemandangan seperti ini dapat merusak citra Kabupaten Sijunjung di mata Kabupaten lainnya yang pernah melihat lokasi penambangan emas ilegal saat melewati Kabupaten Sijunjung.

Melihat lokasi yang tersebar dimana-mana seharusnya ada tindakan yang lebih tegas yang dilakukan para penegak hukum untuk memberantas pertambangan emas ilegal ini karena pertambangan seperti ini akan terus berlanjut apabila ketegasan tidak diberlakukan. Kalau penegak hukum hanya diam, maka masyarakat akan semakin menjadi-jadi merusak lahan persawahan dan lokasi penambangan emas ilegal lainnya.

Tidak hanya itu, berdasarkan data tersebut juga membuktikan bahwa tidak efektifnya penerapan hukum yang diberlakukan karena setiap tahunnya kerusakan terhadap lingkungan terus bertambah. Penegak hukum seakan tidak menjalankan perannya seperti pandangan masyarakat lihat di Kabupaten Sijunjung. Selain itu kesadaran masyarakat juga sangat kurang. Hal ini dibuktikan pada setiap pelaku yang telah terjerat razia pasti tidak akan memberhentikan kegiatan penambangan emas ilegal. Pelaku hanya memberhentikan penambangan emas untuk beberapa hari untuk menghargai

aparat yang berwajib. Setelah itu pelaku

akan kembali lagi melakukan

penambangan emas ilegal.

Penerapan pidana terhadap pertambangan emas ilegal ini masih belum efektif terlaksana karena masih ada faktor-faktor yang menghalangi terwujudnya suatu efektifitas penerapan pidana ini di kabupaten sijunjung9 :

1. Adanya Perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat setempat saat penertipan pertambangan emas ilegal ini karena masyarakat setempat menggantungkan kehidupannya dengan melakukan penambangan emas.

2. Luasnya penyebaran pertambangan emas ilegal di Kabupaten Sijunjung membuat pihak kepolisian sulit untuk melakukan penertiban.

3. Keterbatasan jumlah personel Polres Sijunjung yang hanya beranggotakan 200 orang membuat pihak kepolisian kesulitan dalam memberantas pertambangan emas ilegal ini.

4. Kurangnya koordinasi kerja dengan instansi lain membuat sulitnya pihak Kepolisian dalam melakukan penerapan pidana.

9

Hasil wawancara denganbapak Brigadir

Sudady, S.H., selaku aparat kepolisian di Polres Sijunjung, 3 Januari 2017, Hari Selasa pukul 09:30 bertempat di ruang Polres Sijunjung.

(13)

11

5. Masyarakat Kabupaten Sijunjung rata-rata bermata pencarian menambang emas sehingga sulit dilakukannya penerapan pidana karena tidak ada kesadaran dari masyarakat setempat untuk menghentikan aktivitas tambang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat Bapak Ulitas mengatakan, kalau hukuman yang diberikan terhadap pelaku penambangan ilegal masih kurang atau belum terlihat efektif. Penerapan pidana yang dilakukan bagi para penambang ilegal karena belum ada tindakan yang berarti untuk memberantas pertambangan yang merusak ini. Dilihat dari dampak terhadap lingkungan karena pertambangan emas ilegal itu masih ada sampai sekarang10. Dalam hal ini pandangan penulis, seharusnya pemerintah harus lebih bijak menyikapi persoalan pertambangan emas yang terjadi di Kabupaten Sijunjung karena sudah menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat sekitar. Contohnya, baru-baru ini jalan penghubung antara Nagari Durian Gadang dengan Nagari Muaro terputus karena ambruknya jalan. Apabila penegak hukum tidak tegas dalam pemberantasan pertambangan emas ilegal ini, maka

10 Hasil Wawancara dengan Bapak Ulitas

(Guruah Dilawuik), selaku Ketua KAN di Kenagarian Durian Gadang, 6 November 2016, Hari Minggu Pukul 14:30 Wib.

penerapan pidana terhadap PETI masih belum akan efektif terlaksana karena pelanggaran yang seperti ini akan terus berlanjut. Apalagi di Nagari tersebut, pertambangan emas merupakan mata pencarian bagi sebagian besar masyarakat nagari. Di Nagari Durian Gadang pertambangan emas sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang. Pertambangan emas yang sudah berlangsung sejak lama ini harus membuat pemerintah lebih bijak dalam menyikapi bentuk-bentuk pelanggaran.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan seseorang pelaku yang berinisial SN yang mengatakan alasannya melakukan pertambangan emas ilegal. SN merasa dengan melakukan kegiatan penambangan ini beliau mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pekerjaan lain, yang pernah dikerjakannya. Beliau mengatakan kalau pengurusan surat izin pertambangan ini sangat susah atau rumit karena persyaratan perizinan yang bertentangan dengan lokasi penambangan. Sehingga beliau melakukan pertambangan emas ilegal, apalagi tidak adanya polisi di lokasi membuat orang tidak takut akan aturan hukum11.

11 Hasil Wawancara dengan SN, selaku

pekerja tambang, 14 November 2016, Hari Minggu Pukul 10:30 Wib.

(14)

12

Pada umumnya masyarakat tidak menghiraukan peraturan yang telah dibuat mengenai penambangan emas. Masyarakat tidak patuh aturan karena aturan tidak diberlakukan sebagaimana mestinya. Padahal di pintu masuk daerah Siluka Kabupaten Sijunjung, telah dipasang spanduk larangan menambang emas. Tidak hanya itu, di dalam spanduk telah dituliskan ancaman hukuman kurungan bagi masyarakat yang tidak patuh aturan. Namun, masyarakat seperti menganggap tidak ada aturan apapun.

Kenyataannya pelaku tidak dihukum sebagaimana dengan akibat yang ditimbulkan. Saya sebagai penulis sudah melihat dampak yang ditimbulkan oleh para penambang ilegal. Bahaya yang ditimbulkan oleh tambang emas ini tidak

seberapa bila dibandingkan dengan

keuntungan yang diperoleh. Tambang emas ini juga hanya bisa dilakukan oleh para pengusaha yang memiliki banyak uang. Tidak untuk masyarakat setempat yang hidup miskin dan serba kekurangan. Air sungai yang telah berubah coklat tidak bisa lagi dinikmati oleh masyarakat di sepanjang aliran sungai yang dulunya jernih dan bersih. Asap hitam mesin yang mengepul dan menyebar di udara yang selalu dihirup oleh jutaan orang. Ketika musin hujan datang, sawah-sawah yang masih bertahan menjadi korban dan

terancam gagal panen. Karena aliran airnya yang sudah tercemar dan tidak stabil menggenangi area persawahan warga. Namun, pemerintah seakan-akan menutup mata dengan masalah ini. Tidak adanya tindakan tegas dari pemerintah membuat para pengusaha dari dalam dan

luar daerahpun berdatangan untuk

menginvestasikan kekayaan mereka. Cara penambangan emas di Sijunjung berbeda jauh dari daerah-daerah lain. Penambangan emas illegal di Sijunjung dilakukan terang-terangan dan bahkan di dekat kantor Polres Sijunjung juga banyak penambangan emas

(kapal) illegal yang beroperasi. Selain

pencemaran lingkungan, aktivitas tambang

ini juga sangat rentan terjadinya

kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian. Tahun 2012 sekitar 112 orang yang tewas tertimbun tanah dan bebatuan

di sekitar lobang tambang12.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat Nagari Durian Gadang menjelaskan peranan kepolisian dalam pemberantasan pertambangan emas tanpa izin ini belum sepenuh hati. Banyak kerusakan yang di timbulkan akibat pertambangan emas ilegal ini tetapi belum ada penindakkan tegas. Sebenarnya kalau polisi itu

12

Harbi Hanif Burdha, Pencemaran

Lingkungan Akibat Peti di Sijunjung -

KOMPASIANA.com, di akses tanggal 3 desember 2016, pukul 23:09 Wib.

(15)

13

benar menjalakan perannya menurut beliau itu tidak susah. Apabila peraturan ini tegakan secara tegas dengan tidak pandang bulu, masyarakat pasti juga akan takut dengan penegak hukum13.

Dalam berfungsinya hukum, penegak hukum memainkan peranan penting. Kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas penegak hukum kurang baik, maka akan timbul masalah dalam kehidupan nyata.

Dengan demikian berdasarkan segala permasalahan yang terjadi dalam penanganan kasus pertambangan emas ilegal yang penulis temukan dalam penelitian ini, maka dari itu penulis berpandangan bahwa proses penerapan pidana terhadap pertambangan emas ilegal di Sijunjung masih belum efektif karena belum meberikan efek jera bagi para pelaku penambangan.

PENUTUP Simpulan

A. Penerapan pidana terhadap pertambangan emas ilegal diatur dalam ketentuan pidana dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara dan Pasal 55 KUHP, dalam Penerapan pidana terdapat 4 subsistem

13 Hasil Wawancara dengan Bapak Ulitas

(Guruah Dilawuik), selaku Ketua KAN di Kenagarian Durian Gadang, 6 November 2016, Hari Minggu Pukul 14:30 Wib.

untuk menjalankan penerapan pidana, antara lain yaitu: (a) kepolisian selaku penyidik, (b) kejaksaan selaku penuntut umum, (c) hakim selaku yang mengadili di pengadilan, dan (d) lembaga permasyarakatan. Menurut penulis, penjatuhan sanksi pidana terhadap pelaku penambangan emas tanpa izin ini belum sesuai, karena hukuman yang dijatuhkan oleh hakim lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Dari rata-rata keseluruhan perkara ada pengurangan hukuman yang diputus oleh Hakim saat diadili di pengadilan.. Proses hukum bagi para pelaku penambangan emas ilegal masih belum maksimal seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara karena rata-rata kasus yang melewati proses hukum hanya yang bermasalah seperti meninggalnya pekerja tambang. Tetapi bagi para penambang emas ilegal yang tidak bermasalah, bisa dikatakan aman-aman saja tanpa ada proses hukum dan kasus yang melewati proses hukum tidak semuanya pemilik modal yang diadili, melainkan hanya pekerja tambang. B. Efektivitas penerapan pidana terhadap

penambangan emas tanpa izin masih perlu untuk dimaksimalkan. Salah satunya dalam hal kerja sama yang

(16)

14

baik antar instansi sangat diperlukan untuk menuntaskan masalah penambangan emas tanpa izin karena sampai saat ini sepanjang aliran Sungai Batang Kuantan di Nagari Durian Gadang Kabupaten Sijunjung masih banyak terdapat penambangan emas tanpa izin. Tidak hanya itu, sangat banyak terjadi kerusakan pada lahan persawahan di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Sijunjung. Kerusakan tersebut berada pada tingkat berat di setiap Kecamatan. Ditinjau dari tingkat kerusakan lahan persawahan, tidak terlihat peranan pihak yang berwajib melarang tindakan penambangan emas ilegal. Hukuman yang diberikan terhadap pelaku penambangan ilegal masih kurang atau belum terlihat efektif, karena penerapan pidana yang dilakukan bagi para penambang emas ilegal belum ada tindakan yang berarti untuk memberantas pertambangan yang merusak ini. Dilihat dari dampak terhadap lingkungan karena pertambangan ilegal itu masih ada sampai sekarang tanpa ada solusi tepat yang didapatkan penulis dalam pemberantasan pertambangan emas ilegal ini.

Saran

A. Di harapkan kepada hakim Pengadilan Negeri Muaro untuk menjatuhkan

sanksi Pidana yang lebih keras terhadap pelaku pertambangan emas ilegal agar pelaku penambangan emas ilegal jera dengan perbuatannya. Dalam penerapan pidananya setiap sub sistem harus saling bekerjasama dalam menindak suatu kasus pertambangan emas ilegal supaya terwujudnya tujuan dari penerapan pidana itu sendiri.

B. Disarankan untuk masyarakat Sijunjung untuk memperhatikan lingkungan hidup agar tidak terjadinya lonsor dan banjir dari akbat perbuatannya sendiri dalam penambangan emas ilegal yang tidak pernah untuk memperhatikan lingungannya. Hendaknya pemerintah dan aparat penegak hukum di Kabupaten Sijunjung lebih tegas dalam menyikapi pelanggaran yang dilakukan masyarakat dalam hal pertambangan emas ilegal agar terwujudanya efektifitas hukum. Apabila pemerintah dan penegak hukum tidak tegas para penambang tidak akan menghiraukan peraturan yang berlaku dan mengabaikan lingkungan yang rusak oleh karena perbuatannya tanpa ada kepastian sampai kapan pertambangan ilegal itu akan berlangsung. Dalam hal efektifnya suatu peraturan maka penegak hukum harus benar-benar

(17)

15

optimal dalam menjalankan peraturan tersebut. Apabila sanksi ini benar-benar di terapkan, pasti masyarakat akan takut dengan hukum dan tidak ada lagi masyarakat yang menambang menggunakan alat berat seperti escavator tapi kenyataannya masih banyak masyarakat sampai saat ini yang menambang menggunakan alat berat di aliran Sungai Batang Kuantan. Ucapan Terima Kasih

Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. Pihak-pihak yang selalu membimbing penulis dengan sabar dan selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Pihak tersebut adalah : (1) Ibuk Dr Uning Pratimaratri, S.H.,M.Hum Selaku Pembimbing I, (2) Ibu Yetisma Saini, S.H.,M.H selaku pembimbing II dan sebagai Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum, (3) Ibu Dr Fitriati, S.H.,M.H selaku Penguji I, (4) Ibu Syafridatati, S.H.,M.H selaku Penguji II, (5) Bapak Rianda Seprasia, S.H.,M.H selaku Penguji III, (6) Keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan moril maupun materi. Serta teman-teman seperjuangan.

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku

Adami Chazawi, 2007, Pelajaran

Hukum Pidana, Rajawali Pers,Jakarta.

Adrian Sutedi, 2011, Hukum Pertambangan, Sinar Grafika, Jakarta.

Bambang Waluyo, 2014, Pidana dan

Pemidanaaan, Sinar Grafika, Jakarta.

Harun M Husein, 1995. Lingkungan

Hidup Masalah, Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya,Bumi Aksara, Jakarta.

Leden Marpaung, 2005,

Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika,

Jakarta.

Lilik Mulyadi, 2007, Hukum Acara

Pidana, P.T Alumni, Bandung.

Mahrus Ali, 2015, Dasar-dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta.

Romli Atmasasmita, 2013, Kapita

Selekta Kejahatan Bisnis dan Hukum Pidana, Fikahati Aneska.

Salim HS, 2012, Hukum

Pertambangan Di Indonesia, Rajawali

Pers, Jakarta.

Soerjono Soekanto, 1993,

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

---, 1984, Pengantar

Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta.

---, 1983, Penegakan

Hukum, Bina Cipta, Bandung.

B. Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

Peraturan daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara di Kabupaten Sijunjung

C. Sumber Lain

Harbi Hanif Burdha, 2013,

Pencemaran Lingkungan Akibat Peti di Sijunjung - KOMPASIANA.com,

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian dosis obat pada terapi skizofrenia dilakukan penaikan dosis secara perlahan sampai mencapai dosis efektif pada fase akut dan dosis

Ancaman terhadap keamanan pangan karena alih fungsi lahan, perlu upaya melalui budidaya di bawah tegakan pohon. Pertanaman sengon akhir-akhir ini digemari baik oleh

Cakupan Satuan Petugas Pemadam Kebakaran pada kabupaten/kota yang memenuhi standar kualifikasi adalah Satuan Petugas Pemadam Kebakaran yang telah bersertifikasi

[r]

Dalam RUU AP Pasal 1 ayat (5) Rancangan Undang Undang Administrasi Pemerintahan (RUU AP) ditegaskan, diskresi merupakan kewenangan Pejabat Administrasi Pemerintahan yang

Sufiks ini dapat melekat pada pangkal kata kata sifat yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja dan menyatakan makna menyuruh melakukan kegiatan pada kata dasar. Afiks

Berdasarkan penjelasan pada pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan teknik token economy terhadap

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengganalisis kinerja usahatani jagung pada penerapan inovasi varietas hibrida pada lahan kering di