Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
7361
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Untuk Materi Pelajaran
Pemrograman Dasar Kelas X di SMK Negeri 8 Malang Menggunakan
Model APPED
Samsul Arifin1, Hanifah Muslimah Az-Zahra2, Admaja Dwi Herlambang3
Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1sulrif19@gmail.com, 2hanifah.azzahra@ub.ac.id, 3herlambang@ub.ac.id
Abstrak
Pada jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) kelas X SMK Negeri 8 Malang terlihat bahwa proses pembelajaran masih konvensional sehingga siswa kurang dapat memahami materi pemrograman dasar, siswa kesulitan belajar mandiri dikarenakan tidak mempunyai sumber belajar. Sehingga perlu dilakukakan penelitian Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Untuk Mata Pelajaran Pemrograman Dasar Kelas X di SMK Negeri 8 MALANG Menggunakan Model APPED. Penelitian model APPED memiliki 5 langkah yaitu analisis dan penelitian awal, perancangan, produksi, evaluasi dan desiminasi. Hasil ongoing evaluation dengan tiga kriteria aspek mendapatkan hasil valid. Pada tahap
alpha testing yang dilakukan validator materi didapatkan nilai 70,00 dalam kategori “baik”, nilai 72,00
dalam kategori “baik” oleh validator media, dan nilai 92,00 dalam kategori “sangat baik” oleh validator intruksional. Hasil beta testing yang dilakukan terhadap 3 siswa berdasarkan tingkat kemampuan siswa pada pretest rata-rata yang didapatkan sebesar 70%, sedangkan hasil posttest rata-rata yang didapatkan sebesar 86,6% sehingga terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa. Hasil uji normalitas data berdistrubusi normal dengan sig > 0,05. Hasil standart deviasi sebesar 9,21, hasil signifikasi sebesar 0,00, maka disimpulkan pada taraf sig terdapat perbedaan. Berdasarkan hasil uji coba beda yang dilakukan, maka media pembelajaran interaktif sudah dapat disebarluaskan.
Kata kunci: media pembelajaran, pemrograman dasar, APPED
Abstract
In the Software Engineering (RPL) class X of SMK Negeri 8 Malang, it can be seen that the learning process is still conventional so students cannot understand basic programming materials, students have difficulty learning independently because they do not have learning resources. So it is necessary to conduct research on Interactive Learning Media Development for Class X Basic Programming Subjects at SMK Negeri 8 MALANG Using the APPED Model. The APPED research model has 5 steps: initial analysis and research, design, production, evaluation and dissemination. The results of ongoing evaluations with three aspect criteria get valid results. At the alpha testing stage the material validator obtained a value of 70.00 in the "good" category, 72.00 in the "good" category by the media validator, and a value of 92.00 in the "very good" category by the instructor validator. The results of beta testing conducted on 3 students based on the level of student ability on an average pretest obtained by 70%, while the average posttest results obtained by 86.6% so that there is an increase in student learning outcomes. The normality test results have normal distribution data with sig> 0.05. The standard deviation results are 9.21, the significance results are 0.00, so it is concluded that at the level of sig there are differences. Based on the results of different trials conducted, the interactive learning media can be disseminated.
Keywords: learning media, basic programming, APPED
1. PENDAHULUAN
Sekolah Menengah kerujuan adalah jenjang Pendidikan menengah dimana tujuan
pembelajarannya mengutamakan dalam pengembangan keahlian siswa sesuai dengan minat siswa agar dapat secara langsung memasuki lapangan pekerjaan. Program
Pendidikan yang diselenggrakan oleh sekolah menengah kejuruan pun disesuaikan dengan macam-macam lapangan perkerjaan.
Kurikulum adalah suatu rancangan atau perangkat untuk digunakan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran dengan tujuan dapat mencapai target pembelajaran yang sudah ditentukan (UU No 20 Tahun 2003). Dalam penyelenggaraan Pendidikan diindonesia untuk saat ini menggunakan rancangan Pendidikan dalam bentuk (K13) kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sendiri dapat dikatakan masih baru dalam penggunaannya, media pemebelajaran pada bidang keahlian teknologi dan komunikasi tepatnya pada mata pelajaran pemrograman dasar dapat dikatakan masih belum revelan.
Berdasarkan data hasil belajar siswa yang didapatkan ketika peneliti melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Kerja di jurusan Rekayasa Perangkat Lunak SMK Negeri 8 Malang terlihat bahwa proses pembelajaran yang masih konvensional mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami materi yang dipaparkan, siswa kesulitan untuk belajar mandiri dikarenakan tidak mempunyai bahan atau sumber belajar. Berdasarkan post-test yang dilakukan oleh peneliti ketika siswa selesai melakukan praktikum, terdapat 20 siswa yang mehasilkan nilai dibawah rata-rata. Media yang digunakan oleh guru hanya modul praktikum dan papan tulis. Penyampian materi pelajaran yang dilakukan dengan metode ceramah dengan sumber belajar hanya modul praktikum dirasa kurang dapat menarik perhatian dari siswa dalam melaksanakan proses belajar.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka dengan melakukan pengembangan MPI (Media Pembelajaran Interaktif). MPI merupakan perangkat yang digunakan dalam mendukung guru dalam penjelasan materi pembelajaran yang lebih detail serta sebagai sumber belajar siswa. Pemanfaat media pembelajaran dalam pembelajaran dapat mencipatkan keadaan belajar yang menyenangkan dan efektif, serta dapat menghasilkan lingkungan pembelajaran yang variatif.
Media pembelajaran memiliki sifat yang berkesinambungan berdasarkan tujuan dan isi pembelajaran. Tujuan penggunaan perangkat pembelajaran sendiri adalah untuk melancarkan kegiatan pembelajaran serta memperlancar siswa dalam menangkap materi yang diberikan pengajar, sehingga dapat memciptakan mutu
pembelajaran yang baik (Nana, 1991).
Untuk menunjang pengembangan multimedia intaraktif dengan langkah yang sistematis model yang digunakan adalah Model pengembangan APPED. Model APPED memiliki 5 langkah yang tersetruktur yang digagas berdasarkan kebutuhan penelitian jenis
Reasech & Development (Surjono, 2017).
Langkah awal adalah dengan melakukan penjabaran Kebutuhan dan Penelitian Awal, diteruskan dengan penyusunan Rancangan dan tahap Implementasi, selelah itu dilanjutkan dengan tahap Eveluasi dan yang terakhir Desiminasi. Dasar penggunaan langkah-langkah pengembangan ini adalah kebutuhan yang sesuai pengembangan media pembelajaran interaktif yang sedang dikerjakan oleh peneliti.
Berdasarkan uaraian yang dipaparkan pada latar belakang, sehingga perlu dilakukakan penelitian mengenai Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Untuk Mata Pelajaran Pemrograman Dasar Kelas X di SMK Negeri 8 MALANG Memakai Model APPED. Dengan pengembangan perangkat bertujuan dapat membantu pendidik untuk menjelaskan bahan ajar pada pelajaran pemrograman dasar, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan variatif, dapat membantu siswa dalam mendalami materi pembelajaran, menjadi bahan belajar siswa, dan siswa dapat belajar dengan mandiri agar tujuan dari pembelajaran dapat dicapai.
2. METODOLOGI
Model Analisis dan Penelitian Awal, Perancangan, Produksi, Evaluasi, Desiminasi (APPED) memiliki 5 tahapan pengembagan yang disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alur Model APPED
Penjabaran kebutuhan dan penelitian
awal adalah fase awal yang dijalankan pada
penelitian ini. Hasil yang didapat pada
langkah ini adalah deskripsi multimedia
pembelajaran
iteraktif
yang
akan
dikembangkan
sesuai
dengan
solusi
permalasahan yang diinginkan, serta dapat
dipergunakan untuk dasar perancangan
media pembelajaran interaktif.
Untuk memastikan tujuan kodisi yang
diinginkan dari pengembangan media
pembelajaran interaktif yang dilakukan
maka perlu dilakukan analisis kebutuhan
sebagai tahap awal penelitian. Dalam
analisis
kebutuhan
terdapat
beberapa
langkah yang dapat dijalankan untuk
mendapatkan data yang diperlukan seperti
dengan
melakukan
wawancaradan
observasi.
Setelah penjabaran kebutuhan telah usai peneliti melaksanakan penelitian awal. Tahap ini dijalankan dengan tujuan untuk memperoleh detil media pembelajaran interaktif yang dibutuhkan. Proses penelitian awal dilakukan dengan cara melaksanakan penjabaran studi literatur, penjabaran teknologi yang dimiliki, penjabaran karakteristik siswa, penjabaran cakupan materi, penjabaran teknologi yang dimiliki, penjabaran capaian pembelajaran, penjabaran tugas, dan penjabaran penjabaran media pembelajaran yang sudah ada.
Setelah tahap awal telah selesai dilaksanakan maka langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan intruksional yaitu: membuat rancangan outline materi terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan flowchart, penyuunan Screen Design dan yang terkhir adalah penyusunan storyboard. Hasil fase ini akan digunakan sebagai acuan pada langkah produksi media pembelajaran interaktif.
Produksi media pembelajaran interaktif dilakukan berdasarkan tahap penyusunan yang memuat outline, flowchart, tampilan layar, dan storyboard. Fase pertama produksi adalah penyiapan bahan pembelajaran sesuai dengan rancangan outline yang telah dibuat, lalu menentukan komponen multimedia yang diperlukan sasuai dengan rancangan pada storyboard. Langkah terakhir pada tahap ini adalah melakukan proses pengerjaan multimedia pembelajaran interaktif memanfaatkan authoring tools yang telah ditentukan.
Terdapat 3 tahapan dalam evaluasi media pembelajaran interaktif yang akan dijalankan. Pertama adalah melakukan ongoing evaluation, yaitu evaluasi yang dijalankan oleh pengembang ketika awal pembuatan media pembelajaran hingga media pembelajaran selesai diproduksi. Tujuan dari ongoing evaluation adalah agar pengembangan mengetahui bahwa semua aspek yang ada pada media pembelajaran interaktif dapat dijalankan atau tidak terjadi error.
Selanjutnya adalah melakukan alpha testing, yang digunakan menentukan kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Alpha testing dilaksanakan oleh 3 ahli yaitu validator materi, validator media, dan validator intruksional. Jika saran yang didapatkan dari para validator untuk perangkat pembelajaran sudah di lakukan maka langkah terakhir adalah melakukan evaluasi beta testing.
Setelah media pembelajaran interaktif selesai dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan saran dari validator, maka tahap terakhir adalah melakukan penyebaran produk media pembelajaran interaktif dan melakukan uji coba dilapangan untuk mengetahui efektifitas dalam penggunaan perangkat pembelajaran interaktif sebagai bahan belajar.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menghasilkan penjabaran dan penelitian awal, penjabaran perancangan, penjabaran produksi, penjabaran evaluasi dan penjabaran desiminasi.
3.1 Analisis dan Penelitian Awal
Berdasarkan analisis kebutuhan yang sudah dilakukan didapatkan bahwa konsep media pembelajaran yang akan dirancang dan diterapkan adalah media pembelajaran interaktif yang menapilkan materi pembelajaran dalam bentuk teks, gambar sebagai alat bantu visual untuk memperkuat materi yang diberikan, dan video sebagai penguat materi inti yang telah dipelajari terlebih dahulu. Tujuan dari MPI (Media Pembelajaran Interaktif) sendiri adalah untuk memudahkan siswa mendalami materi pembelajaran yang diberikan sehingga siswa dapat lebih tertarik dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Jenis penyampaian MPI yang dikembangkan adalah model drill and practice yang memuat materi dan latihan soal yang dapat diperlajari secara berulang untuk mendapatkan ketrampilan dan penguatan materi. Drill and practice adalah jenis multimedia pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat penguasaan suatu konsep atau keterampilan. 3.2 Perancangan
Langkah pertama adalah dengan membuat rancangan outline materi. Setelah itu dilakukan penyusunan flowchart dengan tujuan untuk menyusun alur jalannya MPI yang dikembangkan. Flowchart disajikan pada gambar 2.
Gambar 2 Flowchart Media Pembelajaran
Setelah perancangan flowchart dilakukan maka tahap senlanjutnya adalah merancang screen design yang akan digunakan sebagai gambar acuan pada proses produksi. Dan yang terakhir adalah pembuatan storyboard yang akan digunakan untuk menjelaskan elemen serta fungsional yang terdapat pada setiap halaman media pembelajaran.
3.3 Produksi
Hasil produksi yang telah selesai dibuat terdapat 10 halaman yaitu:
a. Laman intro
Laman intro menampilkan animasi pembuka dan button mulai untuk menuju halaman selanjutnya.
b. Laman mulai
Laman mulai user harus menampilkan tulisan selamat datang, pada halaman ini user harus memasukkan nama untuk dapat menuju halaman selanjutnya.
c. Laman menu utama
Laman menu terdapat pilihan menu untuk menuju ke halaman kompetensi, materi, latihan soal, dan bantuan
Laman kompetensi menapilkan kompetensi dan dan indikator materi pemrograman dasar e. Laman materi
Laman materi menapilkan
bahan pelajar
dalam bentuk teks, gambar, dan video, serta
terdapat button untuk menuju materi
selanjutnya dan button untuk menuju laman
latihan soal.
f. Laman ulangi materi
Laman ulang materi akan menapilkan pilihan apakah user ingin mengulang materi atau menuju ke materi selanjutnya
g. Laman soal
Laman soal menampilkan soal latihan yang berjumlah 20 soal
h. Laman soal benar salah
Laman soal benar salah menapilkan feedback setiap jawaban yang pilih oleh user saat mengerjakan soal latihan.
i. Laman skor
Laman skor akhir manampilkan nilai akhir yang didaptkan user setelah selesai mengerjakan soal latian
j. Laman bantuan
Laman petunjuk manpilkan pentunjuk penggunaan dan tujuan media pembelajaran
3.4 Ongoing Evaluation
Ongoing evaluation dilakukan mulai pengembangan pertama kali dilakukan berjalan hingga media pembelajaran selesai diproduksi. ongoing evaluation dilaksanakan oleh pengembang. Tujuan dari ongoing evaluation adalah agar pengembangan mengetahui bahwa semua aspek pada media pembelajaran interaktif dapat dijalankan atau tidak terjadi error.
Tabel 1. Hasil Ongoing Evaluation
Aspek yang Dieveluasi Status Aspek Fungsi
fungsi button Valid
Tidak terjadi kesalahan saat program dijalankan
Valid elemen yang mengakibatkan
error
Valid Aspek Isi
Ketepatan konsep materi Valid Ketepatan penulisan Valid Materi tidak mebingungkan Valid
Aspek Tampilan
Ketepatan pemilihan font Valid Ketepatan pemilihan font size Valid Ketepatan pemilihan warna Valid Ketepatan tata letak Valid 3.5 Alpha Testing
Validator materi bertugas mengavaluasi
perangkat pembelajaran interaktif pada
aspek penilaian konseptual, kelayakan
Bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan
isi. Penilaian validasi materi disajikan
Gambar 3. Penilaian Validasi Ahli Materi Validator media bertugas untuk mengevaluasi perangkat pembelajaran interkatif yang telah selesai dikembangkan pada aspek tampilan, dan aspek pemrograman. Penilaian validasi media disajikan pada Gambar 3.
Gambar 4 Penilaian Validasi Ahli Media Ahli intruksioanal bertugas mengevaluasi media pembelajaran interaktif pada aspek Teknik dan kualitas media. Penilaian validasi instruksional disajikan pada gambar 4.
Gambar 5 Penilaian Validasi Ahli Intruksional 3.6 Beta Testing
Responden pada beta testing adalah 3 siswa dengankategori tinggi, rendah, dan sedang yang ditentukan berdasarkan dari saran guru pengampu pembelajaran. Hasil pretest dan
posttest dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 2 Beta Testing
Responden Pre
test
KKM Post test Vebri Yusdi Putra
Pradana 80 80 90 Winda Maharana 60 80 80 Maulana Nathan Ramadhan 70 80 90 3.7 Desiminasi
Pada pre -test didapatkan rata-rata nilai sebesar 59,02 dengan nilai tertinggi yang didapa tsiswa adalah 70 dan nilai terendah 50. Sedangkan pada port -test nilai rata-rata yang didapatkan sebesar 85,27 dengan nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah adalah 75. Total jumlah keseluruhan nilai pada pre -test adalah 2125 dan pada port -test 3070. Uji normalitas dilakukan berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Mean pre -test yang diperoleh adalah 60,41 sementara mean port -test yang diperoleh adalah 86,25, sedangkat pada standar deviasi pre -test yang diperoleh adalah 7,00 dan standar deviasi port -test yang diperoleh adalah 6,36, sig dengan kenormalan data pre -test yang diperoleh adalah 0,11 dan port -test yang diperoleh adalah 0,20. Jadi, kesimpulan dari uji normalitas adalah data berdistribusi normal karena sig > 0,05. Hasil standar deviasi sebesar 9,21, df sebesar n-1 yaitu 36-1=35. Hasil signifikansi sebesar 0,00 (sig ≤ 0,05), maka kesimpulannya terdapat perbedaan pada taraf sig.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil keseluruhan tahapan pada model APPED yaitu tahap analisis dan penelitian awal, tahap perancangan, tahap produksi, tahap evaluasi, dan tahap desiminasi disimpulkan bahwa MPI untuk materi pelajaran pemrograman dasar kelas X di SMK NEGERI 8 Malang menggunakan model APPED dapat dinyatakan valid. Penilian oleh validator materi mendapatkan kategori nilai “baik”, penilaian oleh validator media mendapatkan kategori nilai “baik” dan penilaian oleh validator intruksional mendapatkan kategori nilai “sangat baik”. Pada tahap desiminasi mendapatkan rata-rata nilai
pretest 59,02 dan rata-rata nilai posttest adalah
85,27. Total jumlah keseluruhan nilai pada
pretest adalah 2125 dam pada posttest 3070.
Hasil uji normalitas data yang dihasilkan berdistribusi normal dengan sig kenormalan data
pretest sebesar 0,11 dan posttest sebesar 0,20.
Hasil standar deviasi sebesar 9,21, df sebesar 35,
75 80 75,5577,78 Kelayakan Isi Kelayakan Bahasa 72 74 76 78 80 82
Ahli Materi
Ahli Materi 69,23 77,14 Desain/Tampilan Pemrograman 65 70 75 80Ahli Media
Desain/Tampilan Pemrograman 95 90 Teknik Kualitas Media 0 20 40 60 80 100Ahli Instruksional
dan sig yang didapatkan sebesar 0,00, sehingga terdapat perbedaan pada taraf sig. sehingga dapat disimpulkan bahwa MPI dapat disebarluaskan.
5. DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, n., 1991. media pengajaran (penggunaan dan pembuatannya).
bandung: sinar baru bandung.
Surjono, H. D., 2017. Multimedia Pembelajaran
Interaktif dan Pengembangan.