• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemilihan Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemilihan Umum"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Pemilihan Umum Anggota DPR dan Konstituante Indonesia 1955

Pemilihan Umum Anggota DPR dan Konstituante Indonesia 1955

Pemilihan Umum Indonesia 1955

Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalahadalah pemilihan umum pemilihan umum pertama pertamadidi IndonesiaIndonesiadan diadakan pada tahundan diadakan pada tahun 19551955.. Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling

Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratisdemokratis.. Pemilu tahun

Pemilu tahun 19551955ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; beberapa daerah dirundungini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (

kekacauan oleh DI/TII (Darul IslamDarul Islam//Tentara Islam IndonesiaTentara Islam Indonesia) khususnya pimpinan ) khususnya pimpinan KartosuwKartosuwiryo. Dalam iryo. Dalam keadaankeadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga m

seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga m emiliemilih. Mereka yang h. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir bertugas di daerah rawan digilir  datang ke tempat pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman.

datang ke tempat pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman. Pemilu ini bertujuan untuk

Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggotamemilih anggota-anggota DPR DPR dandan KonstituanteKonstituante. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan  berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi

 berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR) ditambaDPR) ditambah 14 wakil golonganh 14 wakil golongan minoritas yang diangkat p

minoritas yang diangkat p emerintah.emerintah. Pemilu ini dipersiapkan di

Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahanbawah pemerintahan Perdana MenteriPerdana MenteriAli SastroamidjojoAli Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat

mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteripemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap

Burhanuddin Harahap..

Tahapan

Tahapan

Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu: Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

y

y Tahap pertama adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan pada tanggalTahap pertama adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 2929

September 

September 19551955, dan diikuti oleh , dan diikuti oleh 29 partai politik dan individu,29 partai politik dan individu,

y

y Tahap kedua adalah Tahap kedua adalah Pemilu untuk memiliPemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini diselenggarakan pada tanggalh anggota Konstituante. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal

15 Desember 

15 Desember 19551955..

H H

asil

asil

L

Lima besar dalam Pemilu ini adalahima besar dalam Pemilu ini adalah Partai Nasional IndonesiaPartai Nasional Indonesiamendapatkan 57 kursi DPR dan 119 kursimendapatkan 57 kursi DPR dan 119 kursi Konstituante (22,3 persen),

Konstituante (22,3 persen), MasyumiMasyumi57 kursi DPR dan 112 kursi Konstituante (20,9 persen),57 kursi DPR dan 112 kursi Konstituante (20,9 persen),  Nahdlatul Ulama Nahdlatul Ulama4545 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante (18,4 persen),

kursi DPR dan 91 kursi Konstituante (18,4 persen), Partai Komunis IndonesiaPartai Komunis Indonesia39 kursi DPR dan 80 kursi39 kursi DPR dan 80 kursi Konstituante (16,4 persen), dan

Konstituante (16,4 persen), dan Partai Syarikat Islam IndonesiaPartai Syarikat Islam Indonesia(2,89 persen).(2,89 persen). Partai-partai lainnya, mendapat kursi di

Partai-partai lainnya, mendapat kursi di bawah 10. Seperti PSII (8),bawah 10. Seperti PSII (8), ParkindoParkindo(8),(8), Partai Katolik Partai Katolik (6),(6), Partai SosialisPartai Sosialis

Indonesia

Indonesia(5). Dua partai mendapat 4 kursi ((5). Dua partai mendapat 4 kursi ( IPKIIPKIdandan PertiPerti). Enam partai mendapat 2 kursi (). Enam partai mendapat 2 kursi (PRNPRN,, Partai BuruhPartai Buruh,, GPPS

GPPS,, PRIPRI,, PPPRIPPPRI, dan, dan MurbaMurba). Sisanya, 12 partai, mendapat 1 kursi (). Sisanya, 12 partai, mendapat 1 kursi (BaperkiBaperki,, PIR WongsonegoroPIR Wongsonegoro,, PIR HazairinPIR Hazairin,, Gerina

Gerina,, PermaiPermai,, Partai Persatuan Dayak Partai Persatuan Dayak ,, PPTIPPTI,, AKUIAKUI,, PRDPRD(bukan(bukan PRDPRDmodern),modern), ACOMAACOMAdandan R. SoedjonoR. Soedjono

Prawirosoedarso

Prawirosoedarso).).

DPR 

DPR 

No.

No. Partai Partai Jumlah Jumlah Suara Suara PersentaPersentase se Jumlah Jumlah KursiKursi 1.

1. Partai Partai Nasional Nasional Indonesia Indonesia (PNI) (PNI) 8.434.653 8.434.653 22,32 22,32 5757 2.

2. Masyumi Masyumi 7.903.886 7.903.886 20,92 20,92 5757 3.

3. Nahdlatul Nahdlatul Ulama Ulama (NU) (NU) 6.955.141 6.955.141 18,41 18,41 4545 4.

4. Partai Partai Komunis Komunis Indonesia Indonesia (PKI) (PKI) 6.179.914 6.179.914 16,36 16,36 3939 5.

5. Partai Partai Syarikat Syarikat Islam Islam Indonesia Indonesia (PSII) (PSII) 1.091.160 1.091.160 2,89 2,89 88 6.

6. Partai Partai KristeKristen n Indonesia Indonesia (Parkindo) (Parkindo) 1.003.326 1.003.326 2,66 2,66 88 7.

7. Partai Partai Katolik Katolik 770.740 770.740 2,04 2,04 66 8.

8. Partai Partai Sosialis Sosialis Indonesia Indonesia (PSI) (PSI) 753.191 753.191 1,99 1,99 55 9. Ikatan

9. Ikatan Pendukung Pendukung Kemerdekaan Kemerdekaan Indonesia Indonesia (IPKI) (IPKI) 541.306 541.306 1,43 1,43 44 10.

10. Pergerakan Pergerakan Tarbiyah Tarbiyah Islamiyah Islamiyah (Perti) (Perti) 483.014 483.014 1,28 1,28 44 11.

11. Partai Partai Rakyat Rakyat Nasional Nasional (PRN) (PRN) 242.125 242.125 0,64 0,64 22 12.

12. Partai Partai Buruh Buruh 224.167 224.167 0,59 0,59 22 13.

13. Gerakan Gerakan Pembela Pembela Panca Panca Sila Sila (GPPS) (GPPS) 219.9219.985 85 0,58 0,58 22 14.

14. Partai Partai Rakyat Rakyat Indonesia Indonesia (PRI) (PRI) 206.161 206.161 0,55 0,55 22 15.

15. Persatuan Persatuan Pegawai Pegawai Polisi Polisi RI RI (P3RI) (P3RI) 200.4200.419 19 0,53 0,53 22 16.

16. Murba Murba 199.588 199.588 0,53 0,53 22 17.

(2)

18. Persatuan Indonesia Raya (PIR) Wongsonegoro 178.481 0,47 1

19. Grinda 154.792 0,41 1

20. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai) 149.287 0,40 1 21. Persatuan Daya (PD) 146.054 0,39 1

22. PIR Hazairin 114.644 0,30 1

23. Partai Politik Tarikat Islam (PPTI) 85.131 0,22 1

24. AKUI 81.454 0,21 1

25. Persatuan Rakyat Desa (PRD) 77.919 0,21 1 26. Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM) 72.523 0,19 1 27. Angkatan Comunis Muda (Acoma) 64.514 0,17 1 28. R.Soedjono Prawirisoedarso 53.306 0,14 1

29. Lain-lain 1.022.433 2,71

-Jumlah 37.785.299 100,00 257

Konstituante

No. Partai/Nama Daftar Jumlah Suara Persentase Jumlah Kursi 1. Partai Nasional Indonesia (PNI) 9.070.218 23,97 119

2. Masyumi 7.789.619 20,59 112

3. Nahdlatul Ulama (NU) 6.989.333 18,47 91 4. Partai Komunis Indonesia (PKI) 6.232.512 16,47 80 5. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 1.059.922 2,80 16 6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 988.810 2,61 16

7. Partai Katolik 748.591 1,99 10

8. Partai Sosialis Indonesia (PSI) 695.932 1,84 10 9. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 544.803 1,44 8 10. Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 465.359 1,23 7 11. Partai Rakyat Nasional (PRN) 220.652 0,58 3

12. Partai Buruh 332.047 0,88 5

13. Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS) 152.892 0,40 2 14. Partai Rakyat Indonesia (PRI) 134.011 0,35 2 15. Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI) 179.346 0,47 3

16. Murba 248.633 0,66 4

17. Baperki 160.456 0,42 2

18. Persatuan Indonesia Raya (PIR) Wongsonegoro 162.420 0,43 2

19. Grinda 157.976 0,42 2

20. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai) 164.386 0,43 2 21. Persatuan Daya (PD) 169.222 0,45 3

22. PIR Hazairin 101.509 0,27 2

23. Partai Politik Tarikat Islam (PPTI) 74.913 0,20 1

24. AKUI 84.862 0,22 1

25. Persatuan Rakyat Desa (PRD) 39.278 0,10 1 26. Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM) 143.907 0,38 2

(3)

27. Angkatan Comunis Muda (Acoma) 55.844 0,15 1 28. R.Soedjono Prawirisoedarso 38.356 0,10 1 29. Gerakan Pilihan Sunda 35.035 0,09 1 30. Partai Tani Indonesia 30.060 0,08 1 31. Radja Keprabonan 33.660 0,09 1 32. Gerakan Banteng Republik Indonesis (GBRI) 39.874 0,11

33. PIR NTB 33.823 0,09 1

34. L.M.Idrus Effendi 31.988 0,08 1

35. Lain-lain 426.856 1,13

Jumlah 37.837.105 514

Dekrit Presiden

Pemilu 1955 tidak dilanjutkan sesuai jadwal pada lima tahun berikutnya, 1960. Hal ini dikarenakan pada 5 Juli 1959, dikeluarkan Dekrit Presiden yang membubarkan Konstituante dan pernyataan kembali ke UUD 1945.

Kemudian pada 4 Juni 1960, Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilu 1955, setelah sebelumnya dewan legislatif  itu menolak RAPBN yang diajukan pemerintah. Presiden Soekarno secara sepihak melalui Dekrit 5 Juli 1959 membentuk DPR-Gotong Royong (DPR-GR) dan MPR Sementara (MPRS) yang semua anggotanya diangkat  presiden.

Pemilihan Umum Anggota DPR dan DPRD Indonesia 1971

Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1971 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 5 Juli 1971 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia.

Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.

H

asil

No. Partai Jumlah Suara Persentase Jumlah Kursi

1. Partai Katolik  603.740 1,10 3

2. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 1.308.237 2,39 10 3. Partai Nahdlatul Ulama 10.213.650 18,68 58 4. Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) 2.930.746 5,36 24 5. Golongan Karya (Golkar) 34.348.673 62,82 236 6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 733.359 1,34 7 7. Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba) 48.126 0,08 0 8. Partai Nasional Indonesia (PNI) 3.793.266 6,93 20

9. Partai Islam PERTI 381.309 0,69 2

10. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 338.403 0,61 0 Jumlah 54.669.509 100,00 360

Pemilihan Umum Anggota DPR dan DPRD Indonesia 1977

Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1977 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 2 Mei 1977 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1977-1982.

Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik  dan 1 Golongan Karya, yaitu: 1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

(4)

3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.

Pemilihan Umum Anggota DPR dan DPRD Indonesia 1982

Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1982 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 4 Mei 1982 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1982-1987.

Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik  dan 1 Golongan Karya, yaitu: 1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

2. Golongan Karya (Golkar)

3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.

Pemilihan Umum Anggota DPR dan DPRD Indonesia 1987

Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1987 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 23 April 1987 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1987-1992.

Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik  dan 1 Golongan Karya, yaitu: 1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

2. Golongan Karya (Golkar)

3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.

Pemilihan Umum Anggota DPR dan DPRD Indonesia 1992

Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1992 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 9 Juni 1992 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1992-1997.

Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik  dan 1 Golongan Karya, yaitu: 1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

2. Golongan Karya (Golkar)

3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.

Pemilihan Umum Anggota DPR dan DPRD Indonesia 1997

Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1997 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 29 Mei 1997 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1997-2002. Pemilihan Umum ini merupakan yang terakhir kali diselenggarakan pada masa Orde Baru.

Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik  dan 1 Golongan Karya, yaitu: 1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

2. Golongan Karya (Golkar)

3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya. Pemilu ini diwarnai oleh aksi golput oleh Megawati Soekarnoputri, yang tersingkir sebagai Ketua Umum PDI yang tidak diakui rezim pemerintah waktu itu.

(5)

Pemilihan Umum Anggota DPR dan DPRD Indonesia 1999

Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1999 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 7 Juni 1999 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 1999-2004.

Pemilihan Umum ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan setelah runtuhnya Orde Baru dan juga yang terakhir kalinya diikuti oleh Provinsi Timor Timur .

Pemilihan Umum ini diikuti oleh 48 partai politik , yang mencakup hampir semua spektrum arah politik (kecuali komunisme yang dilarang di Indonesia). Penentuan kursi dilakukan secara proporsional berdasarkan persentase suara nasional.

No. Partai Jumlah Suara Persentase Jumlah Kursi Persentase 1. Partai Indonesia Baru 192.712 0,18% 0 0,00% 2. Partai Kristen Nasional Indonesia 369.719 0,35% 0 0,00% 3. Partai Nasional Indonesia 377.137 0,36% 0 0,00% 4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia 85.838 0,08% 0 0,00% 5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia 289.489 0,27% 0 0,00%

6. Partai Ummat Islam 269.309 0,25% 0 0,00%

7. Partai Kebangkitan Ummat 300.064 0,28% 1 0,22% 8. Partai Masyumi Baru 152.589 0,14% 0 0,00% 9. Partai Persatuan Pembangunan 11.329.905 10,71% 58 12,55% 10. Partai Syarikat Islam Indonesia 375.920 0,36% 1 0,22% 11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 35.689.073 33,74% 153 33,12% 12. Partai Abul Yatama 213.979 0,20% 0 0,00% 13. Partai Kebangsaan Merdeka 104.385 0,10% 0 0,00% 14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa 550.846 0,52% 5 1,08% 15. Partai Amanat Nasional 7.528.956 7,12% 34 7,36% 16. Partai Rakyat Demokratik  78.730 0,07% 0 0,00% 17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 152.820 0,14% 0 0,00% 18. Partai Katolik Demokrat 216.675 0,20% 0 0,00% 19. Partai Pilihan Rakyat 40.517 0,04% 0 0,00% 20. Partai Rakyat Indonesia 54.790 0,05% 0 0,00% 21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi 456.718 0,43% 1 0,22% 22. Partai Bulan Bintang 2.049.708 1,94% 13 2,81% 23. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia 61.105 0,06% 0 0,00%

24. Partai Keadilan 1.436.565 1,36% 7 1,51%

25. Partai Nahdlatul Ummat 679.179 0,64% 5 1,08% 26. Partai Nasional Indonesia - Front Marhaenis 365.176 0,35% 1 0,22% 27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia 328.654 0,31% 1 0,22%

28. Partai Republik  328.564 0,31% 0 0,00%

29. Partai Islam Demokrat 62.901 0,06% 0 0,00% 30. Partai Nasional Indonesia - Massa Marhaen 345.629 0,33% 1 0,22% 31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak  62.006 0,06% 0 0,00% 32. Partai Demokrasi Indonesia 345.720 0,33% 2 0,43% 33. Partai Golongan Karya 23.741.749 22,44% 120 25,97%

(6)

34. Partai Persatuan 655.052 0,62% 1 0,22% 35. Partai Kebangkitan Bangsa 13.336.982 12,61% 51 11,03% 36. Partai Uni Demokrasi Indonesia 140.980 0,13% 0 0,00% 37. Partai Buruh Nasional 140.980 0,13% 0 0,00% 38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong 204.204 0,19% 0 0,00% 39. Partai Daulat Rakyat 427.854 0,40% 2 0,43% 40. Partai Cinta Damai 168.087 0,16% 0 0,00% 41. Partai Keadilan dan Persatuan 1.065.686 1,01% 4 0,87% 42. Partai Solidaritas Pekerja 49.807 0,05% 0 0,00% 43. Partai Nasional Bangsa Indonesia 149.136 0,14% 0 0,00% 44. Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia 364.291 0,34% 1 0,22% 45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia 180.167 0,17% 0 0,00% 46. Partai Nasional Demokrat 96.984 0,09% 0 0,00% 47. Partai Umat Muslimin Indonesia 49.839 0,05% 0 0,00% 48. Partai Pekerja Indonesia 63.934 0,06% 0 0,00%

Jumlah 105.786.661 100,00% 462 100,00%

Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004

Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2004 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 5 April 2004 untuk memilih 550 anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR), 128 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2004-2009.

Hasil akhir pemilu menunjukan bahwa Golkar mendapat suara terbanyak. Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dua partai terbaru dalam pemilu ini, mendapat 7,45% dan 7,34% suara.

Pemilihan umum 2004 dinyatakan sebagai pemilu paling rumit dalam sejarah demokrasi.

L

atar belakang

Dalam sidang umum tahun 2002, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menambah 14 amandemen pada

Undang-Undang Dasar 1945. Diantara amandemen tersebut, terdapat per ubahan dalam badan legislatif. Dimulai dari tahun 2004, MPR akan terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Karena semua kursi di MPR akan dipilih secara langsung, militer diminta untuk dihilangkan dari dewan perwakilan.

Perubahan dan pemilihan langsung Presiden dan Wakil Presiden merupakan langkah besar bagi Indonesia untuk  mencapai demokrasi.

Pada 13 Juli 2003, Presiden Megawati Sukarnoputri menandatangani undang-undang yang menguraikan isi dari MPR. DPD baru akan terdiri dari empat perwakilan dari setiap provinsi di Indonesia. UU tersebut juga mengubah keanggotaan DPR menjadi 550 orang.

Kampanye

Pada tahap awal pendaftaran, 150 partai mendaftar ke Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Jumlah ini lalu  berkurang menjadi 50, dan akhirnya 24 setelah pemeriksaan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pengurangan ini dilakukan berdasarkan undang-undang pemilu baru yang hanya memperbolehkan partai dengan 2  persen kursi DPR atau 3 persen kursi di DPRD untuk ikut dalam pemilu 2004. Hanya enam partai yang memenuhi

kriteria ini, dan partai-partai lainnya diwajibkan untuk melakukan merger atau reorganisasi menjadi partai baru. Periode kampanye untuk partai dimulai pada 11 Maret dan berlanjut hingga 1 April. Kampanye ini terbagi menjadi dua fase karena dirayakannya Nyepi, hari raya umat Hindu. Partai-partai menyampaikan agenda nasional mereka antara 11 hingga 25 Maret. Namun, acara-cara tersebut tidak banyak dihadiri. Survey yang dilakukan oleh

 International Foundation for Electoral Systems menunjukan bahwa tidak semua pemilih tahu bagaimana memilih atau tidak mengetahui kandidat yang mereka pilih.

Jadwal pemilu legislatif 2004

(7)

2±4 April Masa tenang 5 April Hari pemilihan 21±30 April Pengumuman hasil

Terdapat lebih dari 475.000 kandidat yang dinominasikan oleh partai politik dalam tingkat nasional, provinsial dan kabupaten, lebih dari 1.200 kandidat bersaing untuk 128 kursi DPD, serta 7.756 kandidat untuk 550 kursi DPR. Kandidat akan dipilih dalam sistem proporsional terbuka (open list ).

H

asil

Hasil pemilu ini menentukan partai politik mana yang da pat menyalonkan kandidatnya untuk  pemilu presiden 2004  pada 5 Juli. Hanya partai yang memperoleh lima persen popular vote atau tiga persen kursi di DPR yang dapat

menyalonkan kandidatnya. Partai yang tidak memenuhi kriteria tersebut harus bergabung dengan partai lain untuk  memenuhi salah satu kriteria.

H

ari pemilu

Pemilu 5 April dilaksanakan tanpa terjadinya insiden besar. Kekerasan kecil sempat terjadi, dan dua pejabat pemilu dilaporkan tewas ketika mengantarkan peralatan pemilihan di provinsi Papua. Pemilu ini diamati oleh organisasi-organisasi seperti Australian Parliamentary Observer Delegation dan European Union Election Observer   Mission.[9][10]

Jumlah suara

Proses penghitungan suara berlangsung selama sebulan, dan hasil akhir diumumkan pada 5 Mei. Dari 148.000.369  pemilih terdaftar, 124.420.339 menggunakan hak pilihnya (84.06%). Dari total jumlah suara, 113.462.414 suara

(91,19%) dinyatakan sah dan 10.957.925 tidak sah. Di DPR, Golkar mendapat kursi terbanyak. Namun, 14 dari 24  partai menolak hasil pemilu dengan tuduhan penghitungan suara yang tidak teratur.

No. Partai Jumlah Suara Persentase Jumlah

Kursi Persentase Keterangan 1. Partai Golongan Karya 24.480.757 21,58% 128 23,27% Lolos

2. Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan 21.026.629 18,53% 109 19,82% Lolos 3. Partai Kebangkitan Bangsa 11.989.564 10,57% 52 9,45% Lolos 4. Partai Persatuan Pembangunan 9.248.764 8,15% 58 10,55% Lolos 5. Partai Demokrat 8.455.225 7,45% (55) 10,00% Lolos 6. Partai Keadilan Sejahtera 8.325.020 7,34% 45 8,18% Lolos 7. Partai Amanat Nasional 7.303.324 6,44% (53) 9,64% Lolos 8. Partai Bulan Bintang 2.970.487 2,62% 11 2,00% Lolos 9. Partai Bintang Reformasi 2.764.998 2,44% (14) 2,55% Lolos 10. Partai Damai Sejahtera 2.414.254 2,13% (13) 2,36% Lolos 11. Partai Karya Peduli Bangsa 2.399.290 2,11% 2 0,36% Lolos 12. Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia 1.424.240 1,26% 1 0,18% Lolos

13. Partai Persatuan Demokrasi

Kebangsaan 1.313.654 1,16% (4) 0,73% Lolos 14. Partai Nasional Banteng

Kemerdekaan 1.230.455 1,08% (0) 0,00% Tidak lolos 15. Partai Patriot Pancasila 1.073.139 0,95% 0 0,00% Tidak Lolos 16. Partai Nasional Indonesia

Marhaenisme 923.159 0,81% 1 0,18% Lolos

17. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah

Indonesia 895.610 0,79% 0 0,00% Tidak Lolos 18. Partai Pelopor  878.932 0,77% (3) 0,55% Lolos

(8)

19. Partai Penegak Demokrasi

Indonesia 855.811 0,75% 1 0,18% Lolos

20. Partai Merdeka 842.541 0,74% 0 0,00% Tidak Lolos 21. Partai Sarikat Indonesia 679.296 0,60% 0 0,00% Tidak Lolos 22. Partai Perhimpunan Indonesia Baru 672.952 0,59% 0 0,00% Tidak Lolos 23. Partai Persatuan Daerah 657.916 0,58% 0 0,00% Tidak Lolos 24. Partai Buruh Sosial Demokrat 636.397 0,56% 0 0,00% Tidak Lolos

Jumlah 113.462.414 100,00% 550 100,00% Sumber: Ananta, Arifin & Suryadinata 2005, hal. 22

Catatan: Jumlah kursi di dalam kurung berarti jumlah tersebut diubah setelah Mahkamah Konstitusi menyelesaikan sengketa mengenai hasil pemilu.

Alokasi kursi

Untuk mencapai jumlah perwakilan yang sepadan, pembagian kursi dilakukan dengan menggunakan largest  remainder method , sementara kuota Hare digunakan untuk menentukan kursi yang secara otomatis diduduki oleh

 partai perorangan. Kursi tersisa yang ditetapkan kepada daerah pemilihan dibagikan kepada partai politik tersisa  berdasarkan urutan peringkat suara tersisa.

Terdapat 273 kasus yang dibawa ke Mahkamah Konstitusi, dengan kasus terakhir diselesaikan pada tanggal 21 Juni. Diantara kasus-kasus tersebut, 38 keputusan mempengaruhi alokasi kursi di DPR, DPD dan DPRD. Partai Demokrat kehilangan dua kursi, sementara Partai Amanat Nasional dan Partai Damai Sejahtera mendapat satu kursi. Partai Pelopor mendapatkan satu kursi dari Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan. Sementara itu, satu-satunya kursi yang didapat Partai Nasional Banteng Kemerdekaan diserahkan kepada Partai Bintang Reformasi oleh KPU .

Setelah penyelesaian semua sengketa, enam belas partai mendapat paling tidak satu kursi di DPR, sementara sisanya tidak mendapat sama sekali. Ketidaktetapan urutan partai muncul karena adanya aturan khusus yang semula dibuat untuk menghadapi masalah tidak meratanya pembagian penduduk antara pulau Jawa dengan pulau lainnya. Aturan ini menetapkan bahwa nilai kuota Hare untuk provinsi di Jawa lebih tinggi daripada pulau lain. Partai akan

memerlukan lebih sedikit suara untuk mendapatkan kursi di luar Jawa. Contohnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat lebih banyak suara dari Partai Amanat Nasional, namun mendapat jumlah kursi yang sama dengan PAN.

Analisis

Alokasi kursi di DPR 

Provinsi Peningkatan jumlah kursi Pengurangan jumlah kursi

Kalimantan Barat Partai Bintang Reformasi (PBR) +1 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) í1 Sulawesi Tengah Partai Amanat Nasional (PAN) +1

Partai Demokrat (PD) í2 Papua Barat Partai Damai Sejahtera (PDS) +1

(9)

Peta yang menunjukkan pemenang suara terbanyak di setiap provinsi.

Hasil pemilu menunjukan bahwa Golkar memenangkan jumlah kursi terbanyak. Golkar menerika lebih banyak suara daripada partai lainnya di dua pul uh enam provinsi. Hal tersebut terjadi karena berkurangnya popularitas PDI-P. Dukungan terhadap Golkar di Sulawesi berkurang karena munculnya partai menengah dan kecil di wilayah tersebut. Meskipun memenangkan jumlah suara terbesar di Bali, performa PDI-P di wilayah tersebut merupakan yang

terburuk karena terjadinya bom Bali 2002. Performa PKB di Jawa Timur tetap berlangsung baik meskipun kehilangan suara.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat mencapai peringkat pertama dan kedua di Jakarta (yang dianggap sebagai "barometer politik Indonesia"). Jika digabung, jumlah suara kedua partai di i bukota mencapai 42.5%.

Pola pemilihan berdasarkan agama terlihat sangat jelas di provinsi-provinsi timur. Partai Damai Sejahtera (PDS) yang berbasis Kristen mendapat 14.8 suara di Sulawesi Utara dan 13 kursi di seluruh DPR. Muslim di wilayah bekas konflik religius cenderung memilih PKS yang berbasis Islam.

Akibat

Perolehan suara partai-partai peserta pemilu 2004.

Pemilu legislatif 2004 merupakan pemilu paling rumit dalam sejarah Indonesia karena penduduk Indonesia harus memilih wakil rakyat di DPR, DPD dan DPRD. Faktor tersebut menjadikan sistem pemilihan Indonesia unik jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Pemilu ini juga dinyatakan sebagai pemilihan terpanjang dan  paling rumit dalam sejarah demokrasi. Bahkan sistem alokasi kursi DPR juga dianggap sebagai "yang paling rumit

di dunia" oleh media.

Tujuh partai politik memenuhi kriteria un tuk menyalonkan kandidatnya dalam pemilu presiden 2004: Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat (PD), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). PKS tidak mencalonkan kandidatnya, tetapi mendukung capres d ari PAN.

Anggota DPR dan DPD yang baru t erpilih diambil sumpahnya dalam sesi yang berbeda pada tanggal 1 Oktober. Anggota dewan lalu berkumpul pada tanggal 2 Oktober dan diambil sumpahnya sebagai anggota MPR. Ginandjar  Kartasasmita terpilih sebagai ketua DPD, AgungLaksono dari Golkar sebagai ketua DPR dan Hidayat Nur Wahid dari PKS sebagai ketua MPR.

Pada 5 Oktober, tiga kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan dimekarkan untuk membentuk provinsi Sulawesi Barat. Pemekaran ini dilakukan setelah pemilu sehingga Sulawesi Barat tidak memiliki perwakilan dalam DPR hingga  pemilu legislatif 2009.

Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2009

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2009 (biasa disingkat PemiluLegislatif 2009 atau Pileg 2009) diselenggarakan untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2009-2014. Pemungutan suara diselenggarakan secara serentak di hampir seluruh wilayah Indonesia pada tanggal 9 April 2009 (sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 5 April, namun kemudian diundur).

(10)

38 partai memenuhi kriteria untuk ikut serta dalam pemilu 2009. Partai Demokrat memenangkan suara terbanyak, diikuti dengan Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

L

atar belakang

Pada 5 Oktober 2004, tiga kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan dimekarkan untuk membentuk provinsi Sulawesi Barat. Pemekaran ini dilakukan setelah pemilu legislatif 2004, sehingga Sulawesi Barat tidak diwakilkan dalam DPR hingga tahun 2009.

Muncul pembicaraan untuk meningkatkan jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat pada September 2007. Berbagai faksi dalam pemerintahan mengusulkan untuk menambah jumlah kursi menjadi 560. Pada 18 Februari 2008, jumlah kursi DPR ditingkatkan menjadi 560 untuk mewakilkan provinsi Sulawesi Barat serta karena  peningkatan jumlah penduduk.

Pemilihan Umum Anggota DPR 

Pemilihan Umum Anggota DPR dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka yang perhitungannya didasarkan  pada sejumlah daerah pemilihan, dengan peserta pemilu adalah partai politik. Pemilihan umum ini adalah yang  pertama kalinya dilakukan dengan penetapan calon terpilih berdasarkan perolehan suara terbanyak, bukan  berdasarkan nomor urut (pemilih memilih calon anggota DPR, bukan partai politik).

Peserta

Pemilihan Umum Anggota DPR 2009 diikuti oleh 38 partai politik. Pada 7 Juli 2008, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan daftar 34 partai politik yang dinyatakan lolos verifikasi faktual untuk mengikuti Pemilu 2009, dimana 18 partai diantaranya merupakan partai politik yang baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru mengganti namanya. 16 partai lainnya merupakan peserta Pemilu 2004 yang berhasil mendapatkan kursi di DPR   periode 2004-2009, sehingga langsung berhak menjadi peserta Pemilu 2009. Dalam perkembangannya, Mahkamah

Konstitusi memutuskan bahwa seluruh partai politik peserta Pemilu 2004 berhak menjadi peserta Pemilu 2009, sehingga berdasarkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) DKI Jakarta No. 104/VI/2008/PTUN.JKT, KPU menetapkan 4 partai politik lagi sebagai peserta Pemilu 2009. Berikut daftar 38 partai politik nasional peserta Pemilihan Umum Anggota DPR 2009 beserta nomor urutnya.

No.

urut Lambang dan nama partai 1 Partai Hati Nurani Rakyat

2 Partai Karya Peduli Bangsa

3 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia

4 Partai Peduli Rakyat Nasional

5 Partai Gerakan Indonesia Raya

6 Partai Barisan Nasional

7 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

No.

urut Lambang dan nama partai

20 Partai Demokrasi Kebangsaan

21 Partai Republika Nusantara

22 Partai Pelopor 

23 Partai Golongan Karya

24 Partai Persatuan Pembangunan

25 Partai Damai Sejahtera

26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia

(11)

8 Partai Keadilan Sejahtera

9 Partai Amanat Nasional

10 Partai Perjuangan Indonesia Baru

11 Partai Kedaulatan

12 Partai Persatuan Daerah

13 Partai Kebangkitan Bangsa

14 Partai Pemuda Indonesia

15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

16 Partai Demokrasi Pembaruan

17 Partai Karya Perjuangan

18 Partai Matahari Bangsa

19 Partai Penegak Demokrasi Indonesia

27 Partai Bulan Bintang

28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

29 Partai Bintang Reformasi

30 Partai Patriot

31 Partai Demokrat

32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia

33 Partai Indonesia Sejahtera

34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama

41 Partai Merdeka

42 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia

43 Partai Sarikat Indonesia

44 Partai Buruh

Daerah pemilihan

Daerah pemilihan Pemilihan Umum Anggota DPR adalah provinsi atau gabungan kabupaten/kota dalam 1 provinsi, dengan total 77 daerah pemilihan. Jumlah kursi untuk setiap daerah pemilihan berkisar antara 3-10 kursi, yang ditentukan sesuai dengan jumlah penduduk.

No. Provinsi Nama daerah pemilihan Jumlah

kursi

1.  Nanggroe Aceh Darussalam

 Nanggroe Aceh Darussalam I

Aceh Tenggara, Aceh Barat, Aceh Besar , Pidie, Simeulue, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya, GayoLues, Aceh Jaya, Nagan Raya, Pidie Jaya, Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kota Subulussalam

(12)

 Nanggroe Aceh Darussalam II

Aceh Selatan, Aceh Timur , Aceh Tengah, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Tamiang, Bener Meriah, KotaLhokseumawe, KotaLangsa

6

2. Sumatera Utara

Sumatera Utara I

Kab. Deli Serdang, Serdang Bedagai, Kota Medan, Kota Tebing Tinggi 10 Sumatera Utara II

Kab. Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Nias,Labuhan Batu, Toba Samosir , Mandailing Natal, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, Samosir , PadangLawas Utara, PadangLawas, Kota Sibolga, Kota Padang Sidempuan

10

Sumatera Utara III

Kab.Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematangsiantar , Kota Tanjungbalai, Kota Binjai

10

3. Sumatera Barat

Sumatera Barat I

Kab. Pesisir Selatan, Solok , Sijunjung, Tanah Datar , Kepulauan Mentawai, Dharmasraya, Solok Selatan, Kota Padang, Kota Solok , Kota Sawahlunto, Kota Padangpanjang

8

Sumatera Barat II

Kab. Padang Pariaman, Agam,Limapuluh Koto, Pasaman, Pasaman Barat, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kota Pariaman

6

4. Riau

Riau I

Kab. Bengkalis, Rokan Hulu, Rokan Hilir , Siak , Kota Pekanbaru, Kota Dumai 6 Riau II

Kab. Kampar , Indragiri Hulu, Indragiri Hilir , Pelalawan, Kuantan Singingi 5

5. Kepulauan Riau Kepulauan Riau 3

6. Jambi Jambi 7

7. Sumatera Selatan

Sumatera Selatan I

Kab. Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Kota Palembang, KotaLubuk 

Linggau

8 Sumatera Selatan II

Kab. Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir , Muaraenim,Lahat, Ogan Komering Ulu Timur , Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Ilir , EmpatLawang, Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih

9

8. Bangka Belitung Bangka Belitung 3

9. Bengkulu Bengkulu 4

10. Lampung

Lampung I

Kab.Lampung Selatan,Lampung Barat, Tanggamus, Pesawaran, Kota Bandar 

Lampung, Kota Metro (kabupaten baru masih digabung dengan induknya)

9

Lampung II

Kab.Lampung Tengah,Lampung Utara, Tulangbawang,Lampung Timur , Way Kanan (kabupaten baru masih digabung dengan induknya)

9

11. DKI Jakarta

DKI Jakarta I

Kota Jakarta Timur  6

DKI Jakarta II

Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Selatan,Luar Negeri 7 DKI Jakarta III

Kabupaten Kepulauan Seribu, Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Utara 8 12. Jawa Barat Jawa Barat I

(13)

Jawa Barat II

Kab. Bandung, Bandung Barat 10

Jawa Barat III

Kab. Cianjur , Kota Bogor  9

Jawa Barat IV

Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi 6

Jawa Barat V

Kabupaten Bogor  9

Jawa Barat VI

Kota Bekasi, Kota Depok  6

Jawa Barat VII

Kab. Purwakarta, Karawang, Bekasi 10

Jawa Barat VIII

Kab. Cirebon, Indramayu, Kota Cirebon 9 Jawa Barat IX

Kab. Majalengka, Sumedang, Subang 8

Jawa Barat X

Kab. Ciamis, Kuningan, Kota Banjar  7

Jawa Barat XI

Kab. Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya 10

13. Banten

Banten I

Kab. Pandeglang, Lebak  6

Banten II

Kab. Serang, Kota Cilegon, Kota Serang 6 Banten III

Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan 10

14. Jawa Tengah

Jawa Tengah I

Kab. Semarang, Kendal, Kota Salatiga, Kota Semarang 8 Jawa Tengah II

Kab. Kudus, Jepara, Demak  7

Jawa Tengah III

Kab. Grobogan, Blora, Rembang, Pati 9

Jawa Tengah IV

Kab. Sragen, Karanganyar , Wonogiri 7

Jawa Tengah V

Kab. Klaten, Sukoharjo, Boyolali, Kota Surakarta 8 Jawa Tengah VI

Kab. Purworejo, Wonosobo, Magelang, Temanggung, Kota Magelang 8 Jawa Tengah VII

Kab. Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen 7 Jawa Tengah VIII

Kab. Cilacap, Banyumas 8

Jawa Tengah IX

Kab. Tegal, Brebes, Kota Tegal 8

Jawa Tengah X

Kab. Pekalongan, Pemalang, Batang, Kota Pekalongan 7 15. Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta 8

(14)

Yogyakarta

16. Jawa Timur 

Jawa Timur I

Kab. Sidoarjo, Kota Surabaya 10

Jawa Timur II

Kabupaten dan Kota Probolinggo dan Pasuruan 7 Jawa Timur III

Kab. Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo 7 Jawa Timur IV

Kab.Lumajang, Jember  8

Jawa Timur V

Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu 8 Jawa Timur VI

Kab. Tulungagung; Kabupaten dan Kota Blitar dan Kediri 9 Jawa Timur VII

Kab. Pacitan, Ponorogo, Trenggalek , Magetan, Ngawi 8 Jawa Timur VIII

Kab. Jombang, Nganjuk ; Kab. dan Kota Mojokerto dan Madiun 10 Jawa Timur IX

Kab. Bojonegoro dan Tuban 6

Jawa Timur X

Kab.Lamongan dan Gresik  6

Jawa Timur XI

Empat kabupaten di Pulau Madura 8

17. Bali Bali 9

18.  Nusa Tenggara

Barat   Nusa Tenggara Barat 10

19.  Nusa Tenggara Timur 

 Nusa Tenggara Timur I

Kabupaten-kabupaten di Pulau Flores dan Kep. Alor  6  Nusa Tenggara Timur II

Kabupaten-kabupaten dan kota di Pulau Timor dan Sumba 7 20. Kalimantan

Barat Kalimantan Barat 10

21. Kalimantan

Tengah Kalimantan Tengah 6

22. Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan I

Kab. Banjar , Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Balangan

6 Kalimantan Selatan II

Kab. TanahLaut, Kotabaru, Tanah Bumbu, Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru 5 23. Kalimantan

Timur  Kalimantan Timur 8

24. Sulawesi Utara Sulawesi Utara 6

25. Gorontalo Gorontalo 3

26. Sulawesi

Tengah Sulawesi Tengah 6

27. Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan I

(15)

Sulawesi Selatan II

Kab. Bulukumba, Sinjai, Bone, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Barru, Soppeng, Wajo, Kota Parepare

9 Sulawesi Selatan III

Kab. Sidenreng Rappang, Pinrang, Enrekang,Luwu, Tana Toraja,Luwu Utara,

Luwu Timur , Kota Palopo

7

28. Sulawesi

Tenggara Sulawesi Tenggara 5

29. Sulawesi Barat Sulawesi Barat 3

30. Maluku Maluku 4

31. Maluku Utara Maluku Utara 3

32. Papua Papua 10

33. Papua Barat Papua Barat 3

Total 560

H

asil

Peta partai peraih suara terbanyak per provinsi.

Pada 9 Mei 2009, KPU menetapkan hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009 setelah 14 hari (26 April 2009 - 9 Mei 2009) melaksanakan rekapitulasi penghitungan suara secara nasional. Hasil yang diumumkan meliputi  perolehan suara berikut jumlah kursi masing-masing partai politik di DPR. Penetapan jumlah kursi kemudian

direvisi oleh KPU pada 13 Mei 2009 setelah terjadi perbedaan pendapat mengenai metode penghitungannya. Revisi kemudian kembali dilakukan berdasarkan keputusan MK .

Berikut adalah hasil Pemilu Anggota DPR 2009, masing-masing untuk perolehan suara dan jumlah kursi di DPR.

No. Partai Jumlah

suara Persentase suara Jumlah kursi Persentase kursi Status PT* 1 Partai Hati Nurani Rakyat 3.922.870 3,77% 17 3,03% Lolos 2 Partai Karya Peduli Bangsa 1.461.182 1,40% 0 0,00% Tidak 

lolos 3 Partai Pengusaha dan Pekerja

Indonesia 745.625 0,72% 0 0,00%

Tidak  lolos 4 Partai Peduli Rakyat Nasional 1.260.794 1,21% 0 0,00% Tidak 

lolos 5 Partai Gerakan Indonesia Raya 4.646.406 4,46% 26 4,64% Lolos 6 Partai Barisan Nasional 761.086 0,73% 0 0,00% Tidak 

lolos 7 Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia 934.892 0,90% 0 0,00%

Tidak  lolos 8 Partai Keadilan Sejahtera 8.206.955 7,88% 57 10,18% Lolos 9 Partai Amanat Nasional 6.254.580 6,01% 46 8,21% Lolos 10 Partai Perjuangan Indonesia Baru 197.371 0,19% 0 0,00% Tidak 

(16)

lolos 11 Partai Kedaulatan 437.121 0,42% 0 0,00% Tidak 

lolos 12 Partai Persatuan Daerah 550.581 0,53% 0 0,00% Tidak 

lolos 13 Partai Kebangkitan Bangsa 5.146.122 4,94% 28 5,00% Lolos 14 Partai Pemuda Indonesia 414.043 0,40% 0 0,00% Tidak 

lolos 15 Partai Nasional Indonesia

Marhaenisme 316.752 0,30% 0 0,00%

Tidak  lolos 16 Partai Demokrasi Pembaruan 896.660 0,86% 0 0,00% Tidak 

lolos 17 Partai Karya Perjuangan 351.440 0,34% 0 0,00% Tidak 

lolos 18 Partai Matahari Bangsa 414.750 0,40% 0 0,00% Tidak 

lolos 19 Partai Penegak Demokrasi Indon esia 137.727 0,13% 0 0,00% Tidak 

lolos 20 Partai Demokrasi Kebangsaan 671.244 0,64% 0 0,00% Tidak 

lolos 21 Partai Republika Nusantara 630.780 0,61% 0 0,00% Tidak 

lolos 22 Partai Pelopor  342.914 0,33% 0 0,00% Tidak 

lolos 23 Partai Golongan Karya 15.037.757 14,45% 107 19,11% Lolos 24 Partai Persatuan Pembangunan 5.533.214 5,32% 37 6,61% Lolos 25 Partai Damai Sejahtera 1.541.592 1,48% 0 0,00% Tidak 

lolos 26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan

Indonesia 468.696 0,45% 0 0,00%

Tidak  lolos 27 Partai Bulan Bintang 1.864.752 1,79% 0 0,00% Tidak 

lolos 28 Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan 14.600.091 14,03% 94 16,79% Lolos 29 Partai Bintang Reformasi 1.264.333 1,21% 0 0,00% Tidak 

lolos

30 Partai Patriot 547.351 0,53% 0 0,00% Tidak 

lolos 31 Partai Demokrat 21.703.137 20,85% 148 26,43% Lolos 32 Partai Kasih Demokrasi Ind onesia 324.553 0,31% 0 0,00% Tidak 

lolos 33 Partai Indonesia Sejahtera 320.665 0,31% 0 0,00% Tidak 

lolos 34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama 1.527.593 1,47% 0 0,00% Tidak 

lolos

41 Partai Merdeka 111.623 0,11% 0 0,00% Tidak 

(17)

42 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah

Indonesia 146.779 0,14% 0 0,00%

Tidak  lolos 43 Partai Sarikat Indonesia 140.551 0,14% 0 0,00% Tidak 

lolos

44 Partai Buruh 265.203 0,25% 0 0,00% Tidak 

lolos Jumlah 104.099.785 100,00% 560 100,00%

Pemilihan Umum Anggota DPD

Pemilihan Umum Anggota DPD 2009 dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak, dengan peserta pemilu adalah perseorangan. Jumlah kursi anggota DPD untuk setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 kursi, dengan daerah  pemilihan adalah provinsi.

Pemilihan Umum Anggota DPRD

Pemilihan Umum Anggota DPRD 2009 dilaksanakan dengan sistem, aturan, dan peserta yang sama dengan

Pemilihan Umum Anggota DPR. Khusus untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, ada tambahan 6 partai politik  lokal yang berhak mengikuti Pemilihan Umum Anggota DPRD di provinsi tersebut, sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan Aceh dan Nota Kesepahaman Helsinki 2005. Berikut daftar 6 partai politik lokal Aceh tersebut

 beserta nomor urutnya.

No. Lambang dan nama partai 35 Partai Aceh Aman Seujahtra 36 Partai Daulat Aceh

37 Partai Suara Independen Rakyat Aceh

No. Lambang dan nama partai 38 Partai Rakyat Aceh

39 Partai Aceh

40 Partai Bersatu Aceh Hasil Pemilihan Umum untuk DPRD dapat dilihat pada artikel masing-masing daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa mampu menjelaskan metoda dan teknik pembuatan bahan dekorasi patiseri Jumlah Pertemuaan : 2 (satu) kali. Pertemuan Tujuan Pembelajaran

Rasional : Penurunan darah pada plasenta mengakibatkan penurunan pada pertukaran gas dan kerusakan fungsi nutrisi plasenta.Penurunan aktifitas janin menandakan kondisi yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik untuk induksi tunas dari eksplan batang satu buku adalah perlakuan modifikasi medium MS + 0,5 mg/l BA dengan rata-rata

merupakan penelitian awal dari penelitian biodegradasi zat warna azo menggunakan bioreaktor membran konsekutif aerob-anoksik yang terdiri dari reaktor kontak dan stabilisasi

Kebijakan Pemerintah Pusat dalam program visi dan misi Nawa Cita lewat Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah Provinsi Papua dan Kota Jayapura dalam program

3) Soft copy Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati/ Walikota dan Wakil Walikota tingkat Oesa (Formulir Model OAA KWK); 4) Soft copy dokumen yang

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia yang ada digunakan secara efektif