• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Capaian Kinerja

Capaian Kinerja Urusan Kesehatan diukur melalui beberapa indikator yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagai berikut :

Tabel

Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2011-2015

No Indikator 2011 2012 2013 2014 Target 2015 Capaian

2015)*

1 Persentase balita gizi

buruk 0,1 0,04 0,11 0,08 0,1 0,06

2 Rasio posyandu per

satuan balita 1 : 70 1 : 70 1 : 70 1 : 61 1:56 1 : 61 4

Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100% 100% 100%00 100% 100% 0 5 Cakupan kunjungan bayi 92,73% 95,36% 89,6% 90,02% 90% 47,66% 6 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 79,85 96,36 89,91 80% 80% 56,80% 7 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 98,32 96,6% 99,9% 99,89% 100 43,90% 8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 2,32% 12.08% 8,2% 8,23% 15% 1,08 9 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

1 : 38.703 1 : 11.262 1 : 12.295 1:33.563 1 : 30.000 1:33.563

10 Rasio Rumah Sakit

per satuan penduduk 1 : 2.851 1 : 2.371 1 : 2.393 1 :1300 1 :1300 11 Rasio dokter per

satuan penduduk 1 : 28.221 1 : 23.969 1 : 25.260 1 : 6750 1 : 10.000 1 : 6750 12 Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 1 : 3010 1 : 3284 1 : 1939 1 : 1940 1 : 1446 1 : 1940

(2)

No Indikator 2011 2012 2013 2014 Target 2015 Capaian 2015)* 13 Persentase masyarakat yang terjamin pelayanan melalui asuransi kesehatan 30 32 36,5% 100 36,5% 14 Persentase masyarakat yang terjamin pelayanan kesehatan (universal coverage) 100 100 32 36,5% 100 36,5% 15 Persentase puskesmas yang memiliki alkes sesuai standar 17 40 60% 100 70% 16 Persentase pemenuhan alkes di puskesmas 8,5 50 60% 100 0 17 Penurunan angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup

14,09 14,01 14,33 10,84 13,4 13,1

18 Prevalensi gizi

kurang pada balita 2,9% 2,39% 2.65% 2,88% < 15,5% 2,14 19 Prevalensi gizi buruk pada balita 0,1 0,14 0,08 0,08 < 3,6 0,06 20 Balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 100 100 100% 100 0 21 Pemberian MP ASI Usia 6-24 bulan 5,65 10,75 6,38 9,6% 55 0

22 % rumah tangga sehat 36 32 43 46% 85 0,006

23 % paripurna posyandu 9,9 12,8 52,2 64% 75 64%

24 % desa siaga aktif 59,6 67 89,2 89% 80 89%

25 % SBH kwaran aktif 100 100 45 59% 60 25%

26 % memenuhi syarat TTU yang 45% 50% 55% 60% 80% 40,06% 27 % penderita DBD yang ditangani 100 100 100 100 100 100 28 Kasus ditangani malaria 0,013 0,017 0,013 0,2% <1 0,2

29

Mengurangi

penyebaran HIV dan mengurangi jumlah kasus

0,023 0,023 0,01 0,15% 0,2 0,007

(3)

No Indikator 2011 2012 2013 2014 Target 2015 Capaian 2015)*

baru

31 Penderita diare yang dilayani 54 57 100 89% 90 35 32 Penderita ISPA yang dilayani 18,6 31,19 44,09 100% 100 37

33 Angka kesembuhan kusta 67 85 70 75% 100 92

34 % Desa UCI 63 96,77 87,9 93,95% 90 61,3 %

35 Penanganan wabah dan bencana 100 100 100 100% 100% 100% 36 Angka kematian anak balita per 1000 KH 0,34 0,69 0,243 0,66 0,06 0,2

37 Cakupan pelayanan kesehatan anak dan balita

53,88 61,2 61,23 68,82% 85 31,40

38 Cakupan pelayanan lansia 64,13 65,22 73,76 51,69% 70 50 39 Cakupan kunjungan bumil K4 89,9 88 82,61 95,03% 95 41,71 40 Angka kematian ibu per 100.000 KH 125,04 104,25 10496,65, 139,36 118 99,9 41 Cakupan penanganan neonatal komplikasi 61,74 84,2 78,82 93,12% 80 49,21 42 Cakupan kunjungan neonatal pertama 99,31 97,15 92,12 92,51% 100 46,28 43 Cakupan komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan 79,85 96,36 89,91 80% 80 56,80

44 Prosentase IRT yang dibina 100% 100% 100% 100% 100 100

45

Jumlah puskesmas terpasang jaringan computer LAN untuk pelayanan kesehatan

5 5 5 7 24 7

(4)

Keterangan (Narasi)

Capaian kinerja Urusan Kesehatan yang diukur melalui indicator RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011 – 2016 , beberapa indicator telah mencapai target yang ditetapkan dan beberapa indicator lainnya mengalami peningkatan yang cukup significan, diantaranya:

1. Persentase Balita gizi buruk dari target maksimal sebesar 0,1 % dari jumlah Balita, telah dicapai sebesar 0,08 % pada tahun 2014 dan pada pertengahan tahun 2015 sebesar 0,06 % ,persentasenya menurun dari tahun 2011 – 2014, hal ini menunjukkan bahwa status gizi Balita semakin meningkat.

2. Cakupan Balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan mencapai 100 %, dimana setiap balita gizi buruk dapat ditangani dengan pemberian makanan tambahan ( PMT Pemulihan ) berupa susu formula selama minimal 90 hari makan anak.

3. Persentase masyarakat yang terjamin pelayanan melalui asuransi kesehatan persentasenya meningkat dari tahun 2011 – 2014 meskipun belum memenuhi 100 % target ditetapkan, hal ini disebabkan oleh adanya program jaminan kesehatan nasional ( JKN ) yang pelaksanaannya dimulai tahun 2014, dimana saat ini kepesertaan program JKN tersebut sebagian besar adalah masyarakat miskin yang dibiayai oleh Pemerintah dan sebagian masyarakat yang mampu sebagai peserta mandiri.

4. Cakupan Rujukan bagi masyarakat miskin mengalami peningkatan dari tahun 2011 -2014 meskipun masih belum mencapai target, hal ini dapat juga menggambarkan bahwa pelayanan dasar sudah berjalan dengan baik sehingga tidak memerlukan pelayanan rujukan.

5. Persentase pemenuhan alkes dan persentase Puskesmas memiliki alkes sesuai standar mengalami peningkatan dari tahun 2011 – 2014 meskipun belum mencapai target, hal ini dikarenakan anggaran untuk kesehatan mengalami peningkatan dan untuk memenuhi standar Puskesmas sesuai pedoman yang berlaku.

6. Persentase rumah tangga sehat mengalami peningkatan dari tahun 2011 – 2014, meskipun belum mencapai target yang telah ditetapkan, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat yang diukur melalui melalui survey PHBS di tatananan rumah tangga.

7. Persentase Posyandu Paripurna mengalami peningkatan yang cukup significan dari tahun 2011 – 2014, hal ini menunjukkan berkembangnya kegiatan posyandu yang didukung dengan peran serta masyarakat yang cukup besar.

8. Penanganan wabah dan bencana tercapai 100% karena cepatnya informasi/pelaporan dari Puskesmas sehingga apabila ada wabah/bencana,dalam kurun waktu < 24 jam segera ditindaklanjuti.

(5)

9. Capaian TTU yang memenuhi syarat mengalami peningkatan dari tahun 2011 s/d 2014. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kepedulian pengelola TTU terhadap kesehatan di sarana TTU.

10. Pemberian MP ASI dari tahun 2011 s/d 2014 capaiannya mengalami kenaikan dan meskipun masih jauh dari target hal ini disebabkan karena anggaran yang dibutuhkan untuk pemberian MP ASI cukup besar sementara beberapa kegiatan prioritas juga membutuhkan anggaran cukup besar pula.

11. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup tahun 2011 s/d 2014 secara keseluruhan mengalami penurunan meskipun pada tahun 2013 terjadi peningkatan, dimana penyebab terbesar kematian bayi tersebut adalah bayi dengan berat badan lahir rendah ( BBLR). Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi, diantaranya adalah kesepakatan untuk melakukan rujukan in utero.

12. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 mengalami kenaikan pada tahun 2014 dan bahkan sudah melampaui target, meskipun 2 tahun sebelumnya mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011, hal ini menunjukkan bahwa pelayanan antenatal care ( ibu hamil ) sudah semakin baik desertai pencatatan pada register kohort yang semakin tertib sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu.

Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan :Capaian Desa UCI Tahun 2013 mengalami penurunan dari 96,77% menjadi 87,9% , hal ini dikarenakan adanya perubahan indikator, dari sebelumnya diukur berdasarkan antigen dan sekarang dihitung dari kelengkapan bayi mendapatkan pelayanan LIL ( Lima Imunisasi Dasar Lengkap )

Solusi :

 Lebih mengefektifkan validasi kohort  Melakukan supervisi suportif berkala  Realokasi target desa

2. Permasalahan : Cakupan kunjungan bayi tahun 2011 s/d 2014 mengalami peningkatan dan penurunan yaitu terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar 2,63% dan 2014 sebesar 0,42% serta mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 5,76%. Penurunan capaian cakupan kunjungan bayi tahun 2013 dikarenakan kurangnya tertib administrasi sehingga banyak kunjungan bayi yang tidak tercatat.

Solusi : Menertibkan administrasi serta meningkatkan ketrampilan petugas dalam

pelayanan bayi paripurna. Namun secara keseluruhan cakupan sesuai target yang telah ditentukan

(6)

3. Permasalahan :Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 2013 dan tahun 2014 terjadi penurunan jika dibanding tahun 2012. Penurunan ini disebabkan sasaran yang digunakan terlalu tinggi (sasaran proyeksi pusdatin tahun 2010).

Solusi : perlu dilakukan upaya pemetaan sasaran dan pendataan ulang untuk kasus

komplikasi kebinanan. Namun secara keseluruhan cakupan sudah sesuai target.

4. Permasalahan : Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 1,72% dan 2014 sebesar 0,01% dikarenakan waktu itu masih ada persalinan dukun, ibu hamil abortus, mobilisasi penduduk sehingga pada saat melahirkan pindah ke daerah lain serta kurang tertibnya administrasi.

Solusi : Kemitraan Bidan dan dukun sehingga tidak ada lagi persalinan ke dukun,

melaksanakan ANC terpadu, pemilahan ibu hamil, serta meningkatkan administrasi. 5. Permasalahan : Angka kematian anak balita per 1000 kelahiran hidup terjadi

peningkatan dan penurunan dikarenakan pencatatan/pelaporan yang kurang valid sehingga belum semua kematian balita terlapor.

Solusi : Tertib administrasi dan pelaporan kematian balita.

6. Permasalahan : Cakupan pelayanan kesehatan anak dan balita 2011 s/d 2014 mengalami peningkatan sebesar 14,94% yaitu 53,88% pada tahun 2011 menjadi 68,82% pada tahun 2014. Namun belum mencapai target karena koordinasi lintas sector belum maksimal (guru TK, guru Paud dalam melaksanakan Deteksi Dini Tumbuh Kembang).

Solusi : dengan cara mengadakan Kalakarya DDTK, pelatihan DDTK untuk guru PAUD dan

TK serta tertib administrasi.

7. Permasalahan :Cakupan kunjungan bumil K4 terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 1,8% dan pada tahun 2013 sebesar 5,39% dikarenakan kurang tertibnya administrasi, ibu hamil mengalami abortus, K1 Akses (tidak bisa tercatat menjadi K4), mobilisasi ibu hamil ke daerah lain.

Solusi : perlu adanya upaya menertibkan administrasi, melaksanakan ANC terpadu dan

pendataan ibu hamil dini.

8. Permasalahan : Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup terjadi peningkatan pada tahun 2014 dengan penyebab kematian terbesar adalah jantung dan Pre Eklamsi dan kematian ibu terbanyak terjadi di Rumah Sakit, hal ini dikarenakan beberapa hal diantaranya : rujukan dini terencana belum dilaksanakan secara maksimal, deteksi risti melalui ANC yang berkualitas belum optimal dan masih kurangnya dukungan keluarga dan masyarakat untuk ibu hamil risiko tinggi .

Solusi : perlu upaya mengawal dan mendampingi setiap ibu hamil dengan resiko tinggi

sampai dengan nifas agar dapat menurunkan angka kematian ibu, diantaranya adalah adanya pendamping bumil risti oleh kader.

(7)

9. Permasalahan : Cakupan penanganan neonatal komplikasi terjadi penurunan pada tahun 2013 sebesar 5,38% dikarenakan terjadi perbedaan definisi operasional serta kurang tertibnya administrasi.

Solusi : menyamakan definisi operasional serta meningkatkan tertib administrasi.

10. Permasalahan : cakupan kunjungan neonatal pertama terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 2,16% dan 2013 sebesar 5,03% dikarenakan banyak kasus kematian in utero (IUFD).

Solusi :melaksanakan ANC terpadu serta melakukan rujukan in utero untuk mencegah

Referensi

Dokumen terkait

Sosis udang merupakan produk yang dibuat dari komponen daging udang, bahan curing seperti garam, gula, bahan pengisi, cairan, bumbu yang dibungkus dalam

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode panel data dinamis dengan teknik estimasi model menggunakan pendekatan GMM (Generalized

Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena n bervariasi dengan

Pengaruh lingkungan kerja dan semangat kerja akan berdampak pada kinerja pegawai dimana kedua variabel tersebut saling berpengaruh dimana kinerja pegaw Kinerja

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara budaya organisasi (X1), komitmen organisasi, dan akuntabilitas publik terhadap kinerja rumah sakit di Kabupaten Sumenep (Y)

bahwa sehubungan dengan adanya dinamika yang berkembang atas rencana pelaksanaan proyek-proyek percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan

Tujuan dari Penyusunan Perubahan Rencana Strategis Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2016–2021 adalah sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan

Berdasarkan permasalahan di atas, dengan menggunakan media audio visual dapat dipandang cocok digunakan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran IPS