• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko

Lampiran 1.1: Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah

No Realisasi Anggaran Tahun

Rata2

pertum-buhan

2010 2011 2012 2013 2014

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 1.001.675.112.579 1.229.009.231.288 1.467.520.059.644 1.706.030.888.000 1.940.565.704.131 a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 112.526.536.706 134.475.561.623 151.801.488.801 169.127.415.979 279.244.884.135

a.1.1 Pajak daerah 29.451.247.089 54.511.064.970

a.1.2 Retribusi daerah 30.921.298.420 25.616.311.590

a.1.3

Hasil pengolahan kekayaan

daerah yang dipisahkan 6.823.939.690 10.569.254.924

a.1.4

Lain-lain pendapatan daerah

yang sah 101.930.930.780 188.548.252.651

a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 745.708.224.518 809.997.548.224 952.431.006.109 1.094.864.463.993 1.163.930.993.710

a.2.1 Dana bagi hasil 61.481.767.993 40.580.008.710

a.2.2 Dana alokasi umum 960.479.326.000 1.043.498.355.000

a.2.3 Dana alokasi khusus 72.903.370.000 79.852.630.000

a.3

Lain-lain Pendapatan yang

Sah 143.440.351.355 284.536.121.441 363.287.564.735 442.039.008.028 497.389.826.286

a.3.1 Hibah 764.628.900 695.126.966

a.3.2 Dana darurat

a.3.3

Dana bagi hasil pajak dari

provinsi kepada kab./kota 90.655.217.242 118.247.375.374

a.3.4

Dana penyesuaian dan dana

otonomi khusus 247.300.858.000 276.109.361.000

a.3.5

Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah

lainnya 103.318.303.886 102.337.962.946

(2)

B Belanja (b1 + b.2) 990.687.847.937 1.200.081.522.709 1.426.551.507.935 1.653.021.493.160 1.862.734.425.569 b.1 Belanja Tidak Langsung 736.282.675.638 852.106.868.986 986.161.559.624 1.120.216.250.262 1.192.849.359.772

b.1.1 Belanja pegawai 967.446.167.979 1.043.604.332.597

b.1.2 Bunga

b.1.3 Subsidi

b.1.4 Hibah 54.893.391.100 41.951.680.400

b.1.5 Bantuan sosial 6.069.820.000 6.742.313.000

b.1.6 Belanja bagi hasil 3.532.368.683 4.017.581.925

b.1.7 Bantuan keuangan 88.244.502.500 95.668.265.000

b.1.8 Belanja tidak terduga 30.000.000 865.186.850

b.2 Belanja Langsung 254.405.172.299 347.974.653.723 440.389.948.311 532.805.242.898 669.885.065.797

b.2.1 Belanja pegawai

b.2.2 Belanja barang dan jasa 329.330.799.176 445.231.869.863

b.2.3 Belanja modal 203.474.443.722 224.653.195.934 C Pembiayaan 119.300.709.456 136.190.214.605 165.900.522.382 195.610.830.158 240.857.327.248 Surplus/Defisit Anggaran 10.987.264.642 28.927.708.579 40.968.551.710 53.009.394.840 77.831.278.562 Sumber : Realisasi APBD tahun2010 - 2014 diolah

Tabel Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Pati Tahun 2010 - 2014

No SKPD Tahun Rata2 pertum-buhan 2010 2011 2012 2013 2014 1 PU-CK 3.946.224.100 7.715.594.095 1.a Investasi 2.329.671.500 4.734.094.425

(3)

1.b operasional/pemeliharaan (OM) 1.616.552.600 2.981.499.670 2 KLH 1.313.240.850 2.250.198.681 2.a Investasi 1.313.240.850 2.002.282.681 2.b operasional/pemeliharaan (OM) 247.916.000 3 Kimtaru 3.a Investasi 3.b operasional/pemeliharaan (OM) 4 Dinkes 116.015.000 126.518.100,0 4.a Investasi 116.015.000 126.518.100 4.b operasional/pemeliharaan (OM) 5 Bappeda 169.178.200 285.032.100 5.a Investasi 169.178.200 285.032.100 5.b operasional/pemeliharaan (OM) 6 Bapermas 21.600.000 6.a Investasi 21.600.000 6.b operasional/pemeliharaan (OM) 7 Diknas 104.430.000 7.a Investasi 104.430.000 7.b operasional/pemeliharaan (OM) 8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 2.922.786.000 3.225.806.100 4.385.232.125 5.544.658.150 10.503.372.976 9

Pendanaan investasi sanitasi

Total (1a+2a+3a+…na) - - - 3.928.105.550 7.273.957.306 10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) - - - 1.616.552.600 3.229.415.670 11 Belanja Langsung 254.405.172.299 347.974.653.723 440.389.948.311 532.805.242.898 669.885.065.797 12

Proporsi Belanja Sanitasi –

(4)

13

Proporsi Investasi Sanitasi –

Total Belanja Sanitasi (9/8) 0,00 0,00 0,00 0,71 0,69 0,28

14

Proporsi OM Sanitasi – Total

Belanja Sanitasi (10/8) 0,00 0,00 0,00 0,29 0,31 0,12

Sumber : Realisasi APBD tahun 2010-2014, diolah

Tabel Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun 2010. – 2014

No Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata

Pertumbuhan 2010 2011 2012 2013 2014 1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 ) 2.922.786.000 3.225.806.100 4.385.232.125 5.544.658.150 10.503.372.976

1.1 Air Limbah Domestik

255.575.000 250.236.800 819.139.950 1.388.043.100 1.306.485.727 72,21%

1.2 Sampah rumah tangga

1.738.911.000 2.252.129.000 2.297.649.025 2.343.169.050 4.786.167.824 34,44% 1.3 Drainase Perkotaan 928.300.000 723.440.300 1.268.443.150 1.813.446.000 4.410.719.425 59,86% 2

Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) - - - 2.1 DAK Sanitasi - -

2.2 DAK Lingkungan Hidup - -

2.3

DAK Perumahan dan

Permukiman - - 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi

(5)

Belanja APBD murni untuk Sanitasi

(1-2-3) 2.922.786.000 3.225.806.100 4.385.232.125 5.544.658.150 10.503.372.976

Total Belanja Langsung

254.405.172.299 347.974.653.723 440.389.948.311 532.805.242.898 669.885.065.797

% APBD murni terhadap Belanja

Langsung 1,15% 0,93% 1,00% 1,04% 1,57% 1,08%

Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut) 1,14%

Sumber : APBD tahun 2010 – 2014, diolah

Tabel Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Pati Tahun 2010- 2014

No D e s k r i p s i Tahun Rata-rata

n-5 n-4 n-3 n-2 n-1

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota 2.922.786.000 3.225.806.100 4.385.232.125 5.544.658.150 10.503.372.976 5.316.371.070 2 Jumlah Penduduk 1.190.993 1.195.281 1.203.902 1.212.586 1.221.332 1.204.819

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)

2.454 2.699 3.643 4.573 8.600 4.413 Sumber : APBD dan BPS, diolah

(6)

Tabel Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita

No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertum-buhan

(%)

n-5 n-4 n-3 n-2 n-1

1 Retribusi Air Limbah

1.a Realisasi retribusi 1.b Potensi retribusi

2 Retribusi Sampah

2.a Realisasi retribusi 2.b Potensi retribusi

3 Retribusi Drainase

3.a Realisasi retribusi 3.b Potensi retribusi

4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) 5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)

6 Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)

(7)

Tabel Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 20… - 20…

No D e s k r i p s i Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)

3.770.331 3.966.062 4.157.370 4.357.144 4.579.853

2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)

3.047.000 3.182.000 3.321.000 3.459.000 3.845.000 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,45% 5,19% 4,82% 4,81% 5,11% Sumber :

(8)
(9)

Gambar Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Pati

Keterangan :

SKPD yang langsung menangani sanitasi SKPD yang tidak langsung menangani sanitasi

Gambar Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Pati

Bappeda Badan Lingkungan Dinas Kesehatan

Hidup Dinas Pekerjaan Umum Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa BUPATI

Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup - Bidang Kebersihan dan Pertamanan - Bidang Tata Kota

dan Perdesaan

Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

- Bidang Kesehatan Lingkungan - Bidang Promosi

(10)

Lampiran 1.2: Lembar kerja analisis Area Berisiko menggunakan Instrumen Profil Sanitasi Berisi print out dari semua lembar kerja (sheet) yang ada di Instrumen Profil Sanitasi. Dapat menggunakan lembar A3 apabila diperlukan.

Lampiran 1.3: Ringkasan Eksekutif hasil studi EHRA dan Kajian lainnya 1.3.1 Ringkasan Eksekutif Studi EHRA Kabupaten Pati

1.3.1.1 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Keluarga di Kabupaten Pati, yang mengelola sampah pada skala rumah tangga masih sangat rendah

yaitu baru mencapai 6,1%. Kondisi pengolahan sampah di Kabupaten Pati masih sangat kecil yang

menggambarkan bahwa masalah pengelolaan sampah di skala rumah tangga masih harus mendapat

perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Pati yang hampir merata disemua desa di Kabupaten

GroboganPati.

Apabila pengelolaan sampah di skala rumah tangga ini tidak mendapat perhatian maka volume sampah

akan menjadi masalah di skala komunal dan dapat berdampak bukan saja pada masalah estetika tapi

juga kesehatan. Grafik 1.1 memperlihatkan kondisi pengelolaan sampah menurut survei EHRA di

Kabupaten Pati tahun 2012

Grafik Proporsi pengelolaan sampah pada skala rumah tangga di kabupaten Pati Tahun 2012

Sumber : Survei EHRA Kab. Pati tahun 2012

Hasil survei EHRA seperti yang terlihat pada Tabel dibawah ini memberi gambaran bahwa masyarakat

yang sudah memanfaatkan layanan pengangkutan sampah, ternyata frekuensi pengangkutannya masih

dianggap tidak memadai yaitu sebesar 78,0%. Layanan yang tidak memadai ini, terutama pada peride

pengangkutan yang masih banyak yang di angkut satu minggu sekali bahkan lebih. Kondisi ini berisiko

0 50 100 1,2 4,9 73,9 0,6 9,6 3,4 0,2 4,1 0,3 1,7

(11)

mengundang datangnya serangga (lalat) dan binatang pengganggu (tikus) yang berpotensi dalam

penularan penyakit.

Tabel Frekuensi Pengangkutan sampah menurut survei EHRA di Kabupaten Pati tahun 2012

Pengangkutan

Prosentase

Tiap hari 9,2 %

Beberapa kali dalam seminggu 10,3 %

Sekali dalam seminggu 1 %

Beberapa kali dalam sebulan 1,5 %

Tidak pernah 42,6 %

Lainnya 0,5 %

Sumber : Survei EHRA Kab. Pati tahun 2012

1.3.1.2. Pembuangan Air Limbah Domestik

Permasalah limbah rumah tangga, yang perlu diwaspadai adalah kondisi keamanan tangki septik yang

dimiliki oleh rumah tangga. Pada survei EHRA ini, untuk mengukur kondisi ini didasarkan pada dua hal

yaitu tangki septik yang umurnya lebih dari 5 tahun dan tangki septik yang tidak pernah dikuras/

disedot.

Gambar Persentase Septik tank aman dan tidak aman menurut hasil survei EHRA di Kabupaten

Pati tahun 2012

Sumber : Survei EHRA Kab. Pati tahun 2012

Gambar diatas menunjukan bahwa rumah di Kabupaten Pati yang memiliki septik tank kondisinya

sejauh ini dianggap aman yaitu sebesar 67,0%. Namun demikian masih ada septictank yang tidak

aman, kondisi ini dikhawatirkan berpotensi pada pencemaran air tanah.

Tidak aman 33%

Suspek aman 67%

(12)

Permasalahan limbah domestik yang ingin digali pada studi EHRA adalah pencemaran yang

diakibatkan oleh pembuangan tangki septik. Limbah tangki septik dikategorikan mencemari bila tidak

dikubur atau tidak dibuang ke instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT).

Masalah limbah domestik yang mendapat perhatian pada saat survei EHRA adalah masalah SPAL

(saluran pembuangan air limbah). Yang menghadapi persoalan SPAL karena rumah tidak memiliki

SPAL adalah sebesar 37,5% .

1.3.1.3. Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir

Penilaian baik atau buruknya drainase suatu wilayah biasanya dilihat dari kejadian banjir yang terjadi

diwilayah tersebut. Adapun data mengenai kejadian banjir di rumah dan lingkungan tempat tinggal hasil

study EHRA adalah sbb :

Tabel Kejadian banjir di rumah dan lingkungan tempat tinggal

No Kejadian banjir di rumah dan lingkungan tempat tinggal Jumlah yang menjawab Ya % Jumlah Responden 1 Tidak pernah 12.620 77.7 16.240

2 Sekali dalam setahun 2.024 12.5 16.240

3 Beberapa kali dalam setahun 1.143 7.0 16.240

4 Sekali atau beberapa kali dalam sebulan 81 0.5 16.240

5 Tidak tahu 319 2.0 16.240

Sumber : Olah data survey EHRA, 2012

Berdasarkan survey EHRA, dari masyarakat yang mengalami kejadian banjir menyatakan

bahwa kejadian banjir yang rutin sebesar 1.884 responden atau 11,6% sedangkan yang tidak rutin

sebesar 2.090 atau 12,9%. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sanitasi juga harus

mendapatkan perhatian. Berdasarkan data survey EHRA, belum semua masyarakat terbebas dari

genangan yang diakibatkan oleh buruknya drainase di masing-masing rumah. Adapun data mengenai

genangan yang terjadi di rumah adalah sbb :

Tabel Sumber genangan

Asal genangan Jawaban responden Jumlah

Responden

YA % TIDAK %

Air limbah kamar mandi 1336 8.2 1581 9.7 16240

Air limbah dapur 1197 7.4 1718 10.6 16240

Hujan 1687 10.4 1233 7.6 16240

Air limbah dari sumber lain 204 1.3 2704 16.7 16240

Tidak tahu / tidak pasti 144 0.9 2734 16.8 16240

Sumber : Olah data survey EHRA, 2012

Adanya genangan di rumah tersebut lebih disebabkan karena faktor perilaku masyarakat yang

belum memahami pengelolaan drainase dan resiko yang akan muncul apabila terjadi genangan

dirumah. Faktor penyebab genangan yang terjadi di rumah berdasarkan survey EHRA kepada 16.240

(13)

responden menyatakan bahwa halaman bersih dari benda yang dapat menyebabkan air tergenang

sebanyak 14.662 responden atau

90% sementara yang kondisi halaman rumahnya penuh dengan

benda yang dapat menyebabkan air tergenang sebanyak 1.573 responden atau 9,7%.

Munculnya genangan juga dapat diakibatkan oleh kondisi sarana dan prasarana drainase,

dalam hal ini kondisi saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Berdasarkan data survey EHRA

mengenai apakah air dalam saluran dapat mengalir didapatkan hasil sbb :

Tabel Kondisi air dalam saluran air

No Apakah air di saluran dapat mengalir Jumlah % Jumlah Responden

1 YA 11565 71.2 16240

2 TIDAK 1089 6.7 16240

3 Tidak dapat dipakai / saluran kering 507 3.1 16240

4 Tidak ada saluran 3034 18.7 16240

Sumber : Olah data survey EHRA, 2012

1.3.1.4. Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga

HASIL survai EHRA tentang persoalan air minum, didapatkan hasil bahwa sumur Gali di Kabupaten

Pati relatif menjadi sumber air yang tidak tercemar. Pengukuran ini didasarkan hanya pada dua faktor

yaitu sumur berpelindung dan jarak sumur dengan tempat penampungan tinja yang kurang dari 10

meter.

Grafik Persentase jarak sumber air dengan tangki septik menurut hasil survei EHRA di

Kabupaten Pati tahun 2012

Sumber : Survei EHRA Kab. Pati tahun 2012

Grafik diatas merupakan hasil survei EHRA yang menggambarkan keluarga yang menggunakan

sumber air yang tidak terlindungi. Sumber air yang dianggap tidak terlindungi dalam survei ini adalah

sumber air yang berasal dari sungai, waduk, mata air tercemar dan air hujan. Jumlah keluarga yang

menggunakan sumber air tidak terlindungi aman sebesar 68,8% sedangkan keluarga yang

menggunakan sumber air tidak terlindungi tidak aman sebesar 31,2%.

0 10 20 30 40 50 60

Kurang 10 m Lebih 10 m Lainnya Tidak tahu 23,8

57,5

17,4

1,3

Jarak sumber air ke tempat

penampungan/pembuangan tinja

(14)

Grafik Persentase keluarga yang menggunakan sumber air yang tidak terlindungi menurut hasil

survei EHRA di Kabupaten Pati tahun 2012

Sumber : Survei EHRA Kab. Pati tahun 2012

Permasalahan air dalam bentuk kelangkaan air, berdasarkan survei EHRA sebagai berikut : jumlah

keluarga yang mengalami kelangkaan air sebesar 11,2 % , sedangkan 88,8% tidak mengalami

kelangkaan air. Kelangkaan air dalam survei EHRA ini bukan sekedar kurangnya air secara kwantitas

namun juga dikaitkan dengan penggunaan sumber air yang memiliki faktor risiko pencemaran.

Gambaran kelangkaan air dapat dilihat pada grafik dibawah ini ;

Grafik Persentase keluarga yang mengalami kelangkaan air menurut hasil survei EHRA di

Kabupaten Pati tahun 2012

Sumber : Survei EHRA Kab. Pati tahun 2012 0

20 40 60 80

Tidak Aman Ya, Aman

31,2

68,8

Penggunaan Air Tidak Terlindungi

0 20 40 60 80 100

Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami 11,2

88,8

(15)

Hasil analisa indeks risiko sanitasi adalah sebagai berikut:

1. Kategori area berisiko sangat tinggi yaitu dengan nilai/skor tertinggi 335, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah persampahan sebesar 85%, Genangan 78%, Air limbah dan PHBS 63%, dan 46% untuk sumber air.

2. Kategori area berisiko tinggi yaitu dengan nilai/skor tertinggi 276, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah genangan sebesar 98%, PHBS 41% dan 29% sumber air.

3. Kategori area berisiko sedang yaitu dengan nilai/skor tertinggi 214, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah air limbah domestik sebesar 62%, PHBS 48%, Persampahan 47%, Sumber air 38% dan 20% untuk genangan air.

4. Kategori area berisiko rendah yaitu dengan nilai/skor tertinggi 151, dimana risiko sanitasi paling tinggi adalah Persampahan sebesar 48%,Perilaku Hidup Bersih sebesar 39%, Sumber air 26%, Genangan air 20%, dan 18% Air limbah domestik.

1.3.2 Ringkasan Eksekutif Kajian Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Sanitasi

Berisi intisari hasil analisa kajian yang memuat minimum informasi berikut (maksimal 2 halaman) :penyedia layanan setiap komponen (air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan).

(16)

Ringkasan Eksekutif Kajian Peran Serta Swasta Dalam Penyedia Layanan Sanitasi No Komponen Sanitasi Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontrib usi

Jenis kegiatan/ Kontribusi

Terhadap Sanitasi Volume

Potensi Kerjasama

1

Air limbah domestik

Unilever 2008 Kampanye Cuci Tangan Pakai

Sabun 100 unit tangki

septik/bulan

Melaksanakan demo tata cara cuci tangan pakai sabun

2 PT Tirta Sari

Makmur 2007 Pembangunan IPAL Komunal 200 KK

· Kampanye penggunaan tanki septik yang memenuhi standar teknis

· Peningkatan kuantiitas dan kualitas area pelayanan (service coverage) penggunaan jamban dengan tanki septik yang memenuhi standar teknis 3 Persampah an 1. Limbah Buana Plastik 2. Safitri Jaya 1. 2006 2. 1998

Penjualan barang bekas dan daur ulang sampah (Pengepul besar)

6 ton/hari (sampah plastik)

· Sinergi aktivitas 3R KSM (Bank sampah) dengan menampung/ membeli sampah non organik (plastik) dari tiap KSM.

· Narasumber pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah non organik agar bernilai ekonomis 1. Garuda Food 2. Dua Kelinci 3. Bank BNI 4. Bank Jateng 5. PG Trangkil 6. PT. Sinar Indah Kertas 7. Bank BKK Pati

Bantuan Pengadaan Tempat

(17)

No Komponen Sanitasi Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontrib usi

Jenis kegiatan/ Kontribusi

Terhadap Sanitasi Volume

Potensi Kerjasama 4 Drainase Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Pengenalan konsep SLBM dalam pembangunan drainase dan limbah domestik

Pengenalan konsep SLBM dalam pembangunan drainase dan limbah domestik

1 kali untuk 1 Desa/Kelurahan

· Melibatkan LKM dalam perencanaan,

pelaksanaan dan monev pembangunan

drainase

· Dana stimulus pembangunan/ perbaikan fasilitas drainase perkotaan

Kajian peran swasta dalam penyedia layanan sanitasi menunjukkan bahwa di Kabupaten Pati sudah ada pihak swasta yang berkontribusi dalam pembangunan sanitasi baik di bidang air limbah domestik, persampahan, dan drainase perkotaan. Identifikasi lebih lanjut mengenai potensi kerjasama sangat diperlukan sehingga

(18)

1.3.3 Ringkasan Eksekutif Kajian Kelembagaan dan Kebijakan

Tabel Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Pati

Fungsi

Pemangku Kepentingan Air Limbah Domestik

Persampahan Drainase Pemerintah Kabupaten/ Kota (Unit SKPD pengelola) Swasta Masyarakat Pemerintah Kabupaten/ Kota (Unit SKPD pengelola) Swasta Masyarakat Pemerintah Kabupaten/ Kota (Unit SKPD pengelola) Swasta Masyarakat

PERENCANAAN Bappeda Bappeda Bappeda

PENGADAAN SARANA DPU, BLH, Dinkes V V DPU, BLH V V DPU

PENGELOLAAN DPU V V DPU V V DPU

PENGATURAN DAN

PEMBINAAN BLH, Dinkes BLH DPU

MONITORING DAN

EVALUASI BLH, DPU BLH, DPU DPU

Tabel diatas menggambarkan daftar pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik, Persampahan dan drainase sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan hasil studi/kajian kelembagaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Pati fungsi-fungsi pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik lebih banyak dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan Seksi Kebersihan. Pihak swasta menjalankan fungsi Pengadaan Sarana dan Pengelolaan sarana khususnya layanan sedot tinja. Masyarakat menjalankan fungsi pengadaan sarana dan pengelolaan sarana untuk sarana individual (jamban keluarga) serta pengelolaan sarana umum seperti MCK dan IPAL Komunal.

Fungsi-fungsi dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan juga masih didominasi oleh pemerintah Kabupaten Pati melalui Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan Seksi Kebersihan. Pihak swasta dan masyarakat juga telah berperan dalam menjalankan fungsi Pengadaan sarana pewadahan di sumber sampah, sarana pengumpulan dari sumber ke TPS serta menyediakan sarana komposting. Sementara untuk fungsi pengelolaan pihak swasta dan masyarakat telah berperan dalam mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS, mengelola sampah di TPS, melakukan pemilahan sampah. Masyarakat juga telah melakukan penarikan retribusi sampah.

(19)
(20)

Peraturan Daerah terkait sanitasi yang ada di Kabupaten pati berdasarkan hasil studi/kajian kelembagan dan kebijakan dapat disimpulkan antara lain: Tabel Daftar Peraturan Sanitasi Kabupaten Pati

Substansi Peraturan Air Limbah Domestik Substansi

Peraturan Persampahan Drainase Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan

Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten ini

Perbup No. 60/2010 tentang rencana penerapan dan pencapaian standar pelayanan minimal BLH Kabupaten Pati

Efektif · Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten ini Permen PU Nomor 14 Tahun 2010 tentang

Efektif · Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten ini Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Efektif

Kewajiban dan sanksi bagi Pemer in tah

Kabupaten da lam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik

Belum efektif · Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Belum Efektif Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; Efektif

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik

Belum efektif · Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabu-paten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha

Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan Sampah

Belum efektif · Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab dalam menyediakan drainase lingkungan - Belum efektif

(21)

Substansi Peraturan Air Limbah Domestik Substansi Peraturan Persampahan Drainase Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan dalam pengelolaan sampah

Kewaj iban dan sanksi bag i masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sar ana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah

Belum efektif · Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS

Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan Sampah

Belum efektif · Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan - Belum efektif

Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menye-diakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha

Belum efektif · Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyedia-kan tempat sampah, dan membuang ke TPS

Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan Sampah

Belum efektif · Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubung-kannya dengan sistem drainase sekunder - Belum efektif

Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air

Belum efektif · Pembagian kerja pengumpulan sampah dari

Efektif · Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat

-

(22)

Substansi Peraturan Air Limbah Domestik Substansi Peraturan Persampahan Drainase Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan

limbah domestik di tempat usaha sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan

Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik

Belum efektif · Kerjasama pemerintah kabupaten dengan swasta atau pihak lain dalam

pengelolaan sampah

Efektif

Retribusi penyedotan air limbah domestik Efektif · Retribusi sampah atau kebersihan - Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum - Perda Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersi han Efektif

Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi kegiatan permukiman,

Mengacu Perda No 3 Tahun 2003 tentang

(23)

Substansi Peraturan Air Limbah Domestik Substansi Peraturan Persampahan Drainase Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan Ketersediaan (Sebutkan) Pelaksanaan

usaha rumah tangga, dan perkantoran

pembuangan air limbah dan Peraturan Bupati No. 15 Tahun 2009 tentang ijin pembuangan air limbah ke air atau sumber air Kewajiban dan sanksi bagi

swasta dalam pengelolaan air limbah domestik Layanan Pemerintah Kabupaten bagi masyarakat yang tidak mampu dalam pengelolaan air limbah domestik

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa Kabupaten Pati telah memiliki perda/perbub/perwal terkait air limbah domestik, persampahan, tetapi untuk Drainase belum ada kebijakan yang mengaturnya. Perda tersebut belum berjalan dengan efektif sehingga perlu untuk ditingkatkan.

(24)

1.3.4. Ringkasan Eksekutif Kajian Komunikasi dan Media Tabel Kegiatan Komunikasi dalam Pembangunan Sanitasi

No. Komponen Kegiatan Tahun Dinas

Pelaksana Tujuan Kegiatan

Khalayak

Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran

1 Air limbah domestik Sarasehan Pengelolaan lingkungan 2012 BLH Sebagai wahana untuk penyam-paian aspirasi masyarakat sebagai pelaku dalam pengelolaan lingkungan

Masyara kat Media

komuni-kasi antar ins-tansi pemerin-tah dan masya-rakat dalam mengelola lingkungan

Memberikan Pemahaman kepada semua pihak dalam mengelola lingkungan

Leaflet Tentang Tata laksana permohonan ijin pembu-angan air limbah industri ke sungai / badan air

2009 BLH Sebagai media untuk

menyampaikan informasi kepada pelaku industri dalam mengajukan ijin pembuangan air limbah industri

Pelaku industri Aturan pengajuan ijin pembuangan air limbah industri ke badan air/sungai Memberikan pemahaman kepada pelaku industri dalam mengelola air limbahnya

2 Persampahan Sosialisasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat 2009-2014 BLH Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah

Masyara kat Kesadaran

masyarakat dalam mengelola sampah

Masyarakat memahami arti penting mengelola sampah dan melaksanakan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari Sosialisasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat 2009-2014 BLH Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah Masyarakat Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah

Masyarakat memahami arti penting mengelola sampah dan melaksanakan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari

3 Drainase

Sosialisasi SLBM 2011 DPU Pengenalan konsep

sanitasi lingkungan berbasis masyarakat (SLBM) Masyarakat Permasalahan sanitasi terutama drainase harus menjadi perhatian Memberikan pemahaman mengenai kerjasama dalam penyelesaian masalah drainase

(25)

seluruh masyarakat Sosialisasi Program Kali Bersih (Prokasih ) 2009-2014 BLH Kebersihan selokan/sungai menjadi tanggung jawab kita bersama Umum Bersih menjadi hak kita bersama Kebersihan sungai tanggung jawab bersama

(26)

Tabel Media Komunikasi dan Kerjasama terkait sanitasi

No. Komponen Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas

1. Air Limbah Domestik

Simpanglima TV Masyarakat

umum

APBD PPSP Ajakan kepada stakeholder,

masyarakat dan swasta untuk lebih peduli kepada sanitasi

Efektif

Harbos FM Masyarakat

umum

APBD Cuci Tangan Pakai Sabun Mendorong Pentingnya

CTPS

Efektif

2. Persampahan

Majalah BMT Masyarakat

umum

APBD Pengelolaan sampah berbasis

masyarakat

Menumbuhkan budaya mengelola sampah pada masyarakat

Efektif

Jawa Pos Masyarakat

umum

APBD Infrastruktur sanitasi, pengelolaan sampah

Perbaikan Infrastruktur Sanitasi, peningkatan kesadaran masya-rakat dalam mengelola sampah

Efektif

Suara Merdeka Masyarakat

umum

APBD · Masalah persampahan,

· Masalah kebon binatang mini di TPA,

· Masalah penataan pohon di TPA, · Penilaian Adipura

· Kesadaran masyarakat · TPA sebagai wahana

wisata

· Kabupaten Pati mampu menjaga kebersihan

Efektif

3. Drainase

PAS FM Masyarakat

umum

APBD Pengelolaan lingkungan Menumbuhkan

perilaku/budaya hidup bersih pada masyarakat

Efektif

Tabel pertama menunjukkan kegiatan komunikasi terkait komponen sanitasi. Di setiap komponen sudah ada kegiatan komunikasi yang pada umumnya bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat. Untuk komponen air limbah domestik, kegiatan komunikasi yang dilakukan baru berupa pemicuan, dan sosialisasi dimasyarakat. Sedangkan untuk dua komponen lainnya sudah cukup beragam. Ke depan, diharapkan adanya keberagaman kegiatan komunikasi di setiap komponen.

Tabel kedua menunjukkan media komunikasi dan kerjasama terkait komponen sanitasi. Di setiap komponen sudah ada media komunikasi tersendiri. Semua media komunikasi ini didanai oleh APBD. Ke depan, diharapkan adanya pendanaan dari swasta (dalam bentuk CSR) dan/atau pendanaan dari masyarakat. Oleh karena itu, keterlibatan swasta dan masyarakat dalam kegiatan komunikasi terkait sanitasi perlu ditingkatkan. Kerja sama dengan media lokal perlu ditingkatkan.

Kegiatan komunikasi dan kerjasama dengan media perlu dilakukan secara terus menerus sehingga dapat mendukung terjadinya perubahan perilaku sebagai bagian dari pembangunan sanitasi.

(27)

1.3.5 Ringkasan Eksekutif Kajian Peranserta Masyarakat

Tabel Daftar Program/Kegiatan dan Pengelolaan Sanitasi oleh Masyarakat

No Komponen Nama Program/ Kegiatan Pelaksana/ PJ Lokasi Tahun Program/ kegiatan **) Penerima manfaat ***) Jumlah Sarana

Kondisi Sarana Saat Ini

****) Pengelola

Berfungsi Tidak

Berfungsi Lembaga Kondisi

L P 1. Air Limbah Domestik On Site individual : STBM Dinas Kesehatan Desa Bunga, Kelurahan Asih 2009 Sanimas: IPAL Komunal Dinas PU Desa Hijau, Kelurahan Warna 2011 2. Persampah an TPS 3R Kembang Joyo BLH Kel. Kalidoro Kec. Pati 2009 TPS 3R BLH Desa Panjunan Kec. Pati 2008

TPS 3R BLH Desa Winong RW 3 Kec. Pati 2011 Pemberian bantuan komposter BLH 2011 3. Drainase Perbaikan saluran Desa Ngarus, Kec. Pati

Dinas PU Desa Ngarus, Kec.

Pati 2011

Berdasarkan tabel daftar program/kegiatan dan pengelolaan sanitasi oleh Masyarakat dapat disampaikan bahwa masyarakat di Kabupaten Pati masyarakat sudah terlibat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik, persampahan dan drainase. Berdasarkan hasil kajian peran serta masyarakat apabila masyarakat dilibatkan secara aktif sejak perencanaan sampai pengelolaan dengan menggunakan pendekatan STBM maka sarana dan prasarana sanitasi akan dapat dipelihara dan memberi manfaat secara berkesinambungan. Sehingga strategi pembangunan sanitasi selanjutnya perlu melakukan sinergi antar dinas terkait untuk bersama-sama menggunakan pendekatan STBM dalam pembangunan sanitasi.

(28)
(29)

1.3.6 Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah

Kajian sanitasi sekolah dilakukan di 94 Sekolah Dasar dan 11 MI, 3 SMP, 6 MTS, 2 SMA, 1 SMK, 6 MA ang ada di Kabupaten Pati. Untuk perilaku higiene dan sanitasi, dilakukan wawancara pada 18.774 murid yang tersebar di 94 SD dan 11 MI.

Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan guru dan murid, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar/MI

NO NAMA SEKOLAH

JUMLAH SISWA

JUMLAH GURU

SUMBER AIR BERSIH JUMLAH TOILET JUMLAH TEMPAT

KENCING FASILITAS CUCI TANGAN PERSE DIAAN SABUN

SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET

PDAM SPT SGL GURU MURID SISWA GURU PESURUH

GURU MURID L P L P S K T S K T S K T L P L P L P L P Y T Y T Y T Y T Y T 1 SD TAYU WETAN 01 134 134 7 5 - - v 1 3 v v v 2 SD TAYU WETAN 02 112 109 6 5 v 1 3 v v v 3 SDTAYU WETAN 03 87 87 1 8 v 1 1 1 v v v 4 MI TAYU WETAN 171 151 10 9 v 1 4 v v v 5 SD TAYU KULON 01 52 49 5 58 v 1 1 v v v 6 SD TAYU KULON 02 78 82 2 7 v 1 3 v v v 7 SD SAMBIROTO 01 119 80 7 5 v 2 2 v v v 8 SD SAMBIROTO 02 43 41 3 6 v 1 2 v v v 9 SD BOPKRI 26 37 3 6 v 1 1 v v v 10 SD MARAHATHA 14 7 0 7 v 1 v v v 11 SD KEBOROMO 68 50 2 8 v 1 1 v v v 12 MI KEBOROMO 108 103 9 4 v 1 1 v v v 13 SD JEPAT LOR 117 125 5 7 v 2 2 1 1 v v v 14 MI JEPAT LOR 83 89 6 6 v 2 2 v v v 15 SD JEPAT KIDUL 72 54 2 9 v 1 3 v v v 16 SD TUNGGULSARI 29 34 6 6 v 1 2 v v v 17 SD N MARGOMULYO 88 52 2 9 v 1 v v v 18 SD M. MARGOMULYO 151 99 3 9 v 3 7 v v v 19 SD SALAFIYAH M 73 70 6 4 v 1 v v v 20 SD KEDUNGSARI 01 57 45 4 8 v 1 1 v v v 21 SD KEDUNGSARI 02 72 72 4 6 v 1 2 v v v 22 SD PAKIS 01 109 93 1 10 v 4 v v v 23 SD PAKIS 02 63 48 3 9 v 1 1 v v v 24 MI PAKIS 86 73 3 6 v 1 2 v v v

(30)

NO NAMA SEKOLAH

JUMLAH SISWA

JUMLAH GURU

SUMBER AIR BERSIH JUMLAH TOILET JUMLAH TEMPAT

KENCING FASILITAS CUCI

TANGAN

PERSE DIAAN SABUN

SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET

PDAM SPT SGL GURU MURID SISWA GURU PESURUH

GURU MURID L P L P S K T S K T S K T L P L P L P L P Y T Y T Y T Y T Y T 25 SD PONDOWAN 01 61 56 2 5 v 1 2 v v v 26 SD PONDOWAN 02 100 108 5 7 v 1 2 v v v 27 MI PONDOWAN 19 37 9 5 v 1 v v v 28 SD SENDANGREJO 89 83 3 7 v 1 2 v v v 29 MI SENDANGREJO 77 71 4 9 v 1 2 v v v 30 SD TENDAS 70 68 6 4 v 1 v v v 31 MI TENDAS 55 56 6 6 v 1 1 v v v 32 SDN Gajahmati 67 69 4 9 V 1 1 V V 33 SDN Semampir 54 47 3 3 V 1 1 V V 34 SDN Mustokoharjo 94 96 2 9 V 1 1 V V 35 SDN Winong 01 120 105 5 10 V 1 1 1 V V 36 SDN Winong 02 110 86 V 1 2 1 V V 37 SDN Ngarus 129 123 3 6 V 1 3 2 1 V V V 38 SDN Pati Kidul 03 103 102 1 9 V 1 3 V V 39 SDN Pati Kidul 05 63 58 2 V 1 1 3 1 V V 40 SDN Blaru 123 111 1 7 V 2 1 1 1 V 41 SDN Sidoharjo 131 88 2 11 V 1 2 1 V V 42 SDN Kalidoro 2 5 V 1 1 1 V 43 SDN Dengkek 126 115 3 11 V 1 2 5 V 44 SDN Puri 01 73 52 4 10 V 1 1 1 V V 45 SDN Puri 03 105 104 3 10 V 1 1 V V 46 SDN Puri 02 120 100 2 10 V V V 47 SDN Pati Wetan 01 119 139 2 11 V 1 1 2 2 V 48 SDN Pati Wetan 02 67 59 1 8 V 1 1 2 V V 49 SDN Pati Wetan 03 135 96 3 10 V 1 2 3 V V 50 SDN Pati Lor 04 117 115 2 8 V 1 1 2 V 51 SDN Pati Lor 02 V 1 1 2 3 V V V 52 SDN Pati Lor 03 124 84 2 8 V 1 1 1 V V 53 SDN Pati Lor 01 V 1 2 2 V V 54 SDN Pati Lor 05 76 59 2 7 V 1 1 V V V 55 SDN Geritan 64 76 2 7 V 1 1 V V V 56 SDN Parenggan 51 51 2 10 V 1 1 2 V V V 57 SDI Kauman 45 24 2 12 V 1 1 V V V

(31)

NO NAMA SEKOLAH

JUMLAH SISWA

JUMLAH GURU

SUMBER AIR BERSIH JUMLAH TOILET JUMLAH TEMPAT

KENCING FASILITAS CUCI

TANGAN

PERSE DIAAN SABUN

SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET

PDAM SPT SGL GURU MURID SISWA GURU PESURUH

GURU MURID L P L P S K T S K T S K T L P L P L P L P Y T Y T Y T Y T Y T 58 SD Muhammadiyah 56 43 4 7 V 1 1 1 V V V 59 SDN Panjunan 02 48 44 2 9 V 1 2 2 1 V V V 60 SD SEJOMULYO 01 116 110 4 5 v 1 0 2 2 0 0 0 0 v v v 61 SD SEJOMULYO 02 78 66 2 7 v 0 0 1 1 0 0 0 0 v v v 62 SD BRINGIN 99 85 3 6 v 1 0 1 1 0 0 0 0 v v v 63 SD KETIP 110 103 4 5 v 1 0 1 1 0 0 0 0 v v v 64 SD PEKUWON 138 100 6 7 v 1 0 2 2 0 0 0 0 v v v 65 SD KARANG 124 130 2 10 v 1 0 2 2 0 0 0 0 v v v 66 SD KARANGREJO 01 177 158 6 9 v 1 0 3 4 0 0 0 0 v v v 67 SD BUMIREJO 25 29 3 4 v 0 0 1 0 0 0 0 0 v v v 68 SD JEPURO 85 73 3 5 v 1 0 1 0 0 0 0 0 v v v 69 SD TLUWAH 65 80 3 5 v 1 0 1 1 0 0 0 0 v v v 70 SD DOROPAYUNG 01 128 122 4 6 v 1 0 1 1 0 0 0 0 v v v 71 SD DOROPAYUNG 02 48 35 3 6 v 1 0 1 0 0 0 0 0 v v v 72 SD MINTOMULYO 85 75 4 7 v 1 0 1 1 0 0 0 0 v v v 73 SD GADINGREJO 102 108 3 6 v 1 0 1 1 0 0 0 0 v v v 74 SD MARGOMULYO 01 107 118 6 6 v 1 0 2 2 0 0 0 0 v v v 75 SD MARGOMULYO 02 41 44 7 3 v 1 0 3 0 0 0 0 0 v v v 76 SD LANGGENHARJO 01 99 99 5 5 v 1 0 1 0 0 0 0 0 v v v 77 SD LANGGENHARJO 02 81 61 3 9 v 1 0 5 0 0 0 0 0 v v v 78 SD GENENGMULYO 01 74 68 2 9 v 1 0 1 0 0 0 0 0 v v v 79 SD GENENGMULYO 02 69 67 4 5 v 1 0 1 0 0 0 0 0 v v v 80 SD AGUNGMULYO 126 134 5 8 v 1 0 2 2 0 0 0 0 v v v 81 SD BAKARAN KULON 01 144 139 4 9 v 1 0 3 0 0 0 0 0 v v v 82 SD BAKARAN KULON 02 84 83 2 6 v 1 0 4 0 0 0 1 0 v v v 83 SD BAKARAN KULON 03 85 74 0 6 v 2 0 1 1 0 0 0 0 v v v 84 SD BAKARAN WETAN 01 129 134 2 10 v 1 0 2 0 0 0 3 0 v v v 85 SD BAKARAN WETAN 03 129 109 2 14 v 2 0 6 0 0 0 5 0 v v v 86 SD DUKUTALIT 01 88 75 4 5 v 1 0 2 0 0 0 0 0 v v v 87 SD DUKUTALIT 02 56 54 3 5 v 1 0 1 0 0 0 0 0 v v v 88 SD GROWONG KIDUL 02 212 223 5 14 v 1 0 3 4 0 0 0 0 v v v 89 SD GROWONG LOR 01 141 107 4 9 v 1 0 2 0 0 0 0 0 v v v 90 SD GROWONG LOR 03 90 65 3 5 v 1 0 2 0 0 0 0 0 v v v

(32)

NO NAMA SEKOLAH

JUMLAH SISWA

JUMLAH GURU

SUMBER AIR BERSIH JUMLAH TOILET JUMLAH TEMPAT

KENCING FASILITAS CUCI

TANGAN

PERSE DIAAN SABUN

SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET

PDAM SPT SGL GURU MURID SISWA GURU PESURUH

GURU MURID L P L P S K T S K T S K T L P L P L P L P Y T Y T Y T Y T Y T 91 SD KAUMAN 01 137 139 4 9 v 1 0 1 0 0 0 0 0 v v v 92 SD KAUMAN 02 139 118 3 8 v 1 0 2 0 0 0 4 0 v v v 93 SD KUDUKERAS 01 127 99 6 9 v v 1 0 1 1 0 0 0 0 v v v 94 SD KEBONSAWAHAN 01 151 149 3 10 v 2 0 2 2 0 0 0 0 v v v 95 SD KEBONSAWAHAN 02 137 146 2 12 v 1 1 1 1 0 0 5 0 v v v 96 SD BAJOMULYO 135 118 2 8 v 1 0 1 2 0 0 0 0 v v v 97 SD BENDAR 163 141 4 7 v 1 0 7 3 0 0 0 0 v v v 98 SD TRIMULYO 01 95 85 1 6 v 1 0 2 0 0 0 0 0 v v v 99 SD TRIMULYO 02 118 98 4 7 v 1 0 3 0 0 0 0 0 v v v 100 SD RAJAWALI 68 84 3 7 v 1 0 2 2 0 0 0 0 v v v

101 SDIT UMAR BIN KHOTOB 192 176 4 9 v 1 0 2 2 0 0 0 0 v v v

102 MI LANGGENHARJO 124 118 5 10 v 1 0 2 0 0 0 0 0 v v v

103 MI MARGOMULYO 71 39 8 6 v 1 0 1 0 0 0 0 0 v v v

104 MI DUKUTALIT 136 139 7 7 v 1 0 3 0 0 0 0 0 v v v

105 MI BAJOMULYO 86 71 4 7 V 1 0 2 0 0 0 0 0 V V V

Dari data kondisi sarana sanitasi, yang perlu mendapat perhatian adalah toilet siswa, toilet guru, dan pengelolaan sampah. Hampir di seluruh SD/MI (> 80%), ketiga hal ini dalam keadaan kurang baik. Sedangkan untuk sarana air bersih dan fasilitas CTPS, kondisinya sangat baik. 90.00% memiliki sarana air bersih yang sangat baik. Sedangkan untuk fasilitas CTPS, terdapat 70% SD/MI yang fasilitasnya sangat baik.

(33)

Perilaku Higiene dan Sanitasi

NO Nama Sekolah

Apakah pengetahuan ttg Higiene dan

Sanitasi diberikan Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi /

pend. higiene

Cara Pengelolaan Sampah Tempat buangan air kotor Kapan Tangki Septik Dikosong kan Kondisi Higiene Sekolah Ya, saat pertemuan / penyuluhan Ya, saat Mata pelajaran PenJas di kelas Tidak pernah Dikum pulkan Dipisah kan Dibuat kompos Dari Toliet Dari Kamar Mandi Ya Tidak

1 SD TAYU WETAN 01 v v v v v Trivial

2 SD TAYU WETAN 02 v v v v v Trivial

3 SDTAYU WETAN 03 v v v v v Trivial

4 MI TAYU WETAN v v v v v Low

5 SD TAYU KULON 01 v v v v v Trivial

6 SD TAYU KULON 02 v v v v v Trivial

7 SD SAMBIROTO 01 v v v v v Trivial 8 SD SAMBIROTO 02 v v v v v Trivial 9 SD BOPKRI v v v v v Trivial 10 SD MARAHATHA v v v v v Low 11 SD KEBOROMO v v v v v Trivial 12 MI KEBOROMO v v v v v Trivial

13 SD JEPAT LOR v v v v v Trivial

14 MI JEPAT LOR v v v v v Trivial

15 SD JEPAT KIDUL v v v v v Trivial

16 SD TUNGGULSARI v v v v v Trivial 17 SD N MARGOMULYO v v v v v Low 18 SD M. MARGOMULYO v v v v v Trivial 19 SD SALAFIYAH M v v v v v Trivial 20 SD KEDUNGSARI 01 v v v v v Trivial 21 SD KEDUNGSARI 02 v v v v v Low 22 SD PAKIS 01 v v v v v Trivial 23 SD PAKIS 02 v v v v v Low 24 MI PAKIS v v v v v Low 25 SD PONDOWAN 01 v v v v v Trivial

26 SD TAYU WETAN 01 v v v v v Trivial

(34)

28 SDTAYU WETAN 03 v v v v v Trivial

29 MI TAYU WETAN v v v v v Low

30 SD TAYU KULON 01 v v v v v Trivial

31 SD TAYU KULON 02 v v v v v Trivial

32 SD SAMBIROTO 01 v v v v v Trivial 33 SD SAMBIROTO 02 v v v v v Trivial 34 SD PONDOWAN 02 v v v v v Trivial 35 MI PONDOWAN v v v v v Low 36 SD SENDANGREJO v v v v v Trivial 37 MI SENDANGREJO v v v v v Low 38 SD TENDAS v v v v v Low 40 MI TENDAS v v v v v Trivial

42 MTS MMH Tayu Wetan v v v v v Trivial

44 MTS PIA Tayu Wetan v v v v v Trivial

45 SMP 01 Tayu v v v v v Trivial

46 SMP Muhammadiyah v v v v v Low

47 SMP Bopkri v v v v v Low

48 MTS Jepat Lor v v v v v Low

49 MTS Nurul Huda v v v v v Trivial

50 MTS Raudlotut Tholibin, Pakis v v v v v Trivial

51 MTS Mambaul Hidayah, Pondowan v v v v v Trivial

52 MA MMH Tayu Wetan v v v v v Trivial

53 MAN 02 Pati v v v v v Trivial

54 SMA Negeri Tayu v v v v v Trivial

55 SMA PGRI TAYU v v v v v Trivial

56 SMK Muhammadiyah v v v v v Trivial

57 MA Raudlotut Tholibin v v v v v Trivial

58 59 SDN Gajahmati v v v v v Medium 60 SDN Semampir v v v v v Medium 61 SDN Mustokoharjo v v v v v Medium 62 SDN Winong 01 v v v v v Low 63 SDN Winong 02 v v v v v Medium 64 SDN Ngarus v v v v v Low

65 SDN Pati Kidul 03 v v v v v Medium

66 SDN Pati Kidul 05 v v v v v Medium

(35)

68 SDN Sidoharjo v v v v v Medium 69 SDN Kalidoro v v v v v Medium 70 SDN Dengkek v v v - - Medium 71 SDN Puri 01 v v v v v Medium 72 SDN Puri 03 v v v v v Medium 73 SDN Puri 02 v v v v v Medium

74 SDN Pati Wetan 01 v v v v v Low

75 SDN Pati Wetan 02 v v V v v Low

76 SDN Pati Wetan 03 v v V v v Medium

77 SDN Pati Lor 04 v v v v v v Low

78 SDN Pati Lor 02 v v v v v v Low

79 SDN Pati Lor 03 v v v v v v Medium

80 SDN Pati Lor 01 v v v v v v Medium

81 SDN Pati Lor 05 v v v v v v Low

82 SDN Pati Kidul 01 v v v v Low

83 SDN Geritan v v v v v Medium

84 SDN Parenggan v v v v v Medium

85 SDI Kauman v v v v v Medium

86 SD SEJOMULYO 01 V V V V V kurang 87 SD SEJOMULYO 02 V V V V V kurang 88 SD BRINGIN V V V V V cukup 89 SD KETIP V V V V V cukup 90 SD PEKUWON V V V V V cukup 91 SD KARANG V V V V V cukup 92 SD KARANGREJO 01 V V V V V V V baik 93 SD BUMIREJO V V V V V kurang 94 SD JEPURO V V V V V kurang 95 SD TLUWAH V V V V V kurang 96 SD DOROPAYUNG 01 V V V V V baik 97 SD DOROPAYUNG 02 V V V V V baik 98 SD MINTOMULYO V V V V V kurang 99 SD GADINGREJO V V V V V baik 100 SD MARGOMULYO 01 V V V V V baik 101 SD MARGOMULYO 02 V V V V V baik 102 SD LANGGENHARJO 01 V V V V V cukup 103 SD LANGGENHARJO 02 V V V V V cukup 104 SD GENENGMULYO 01 V V V V V kurang 105 SD GENENGMULYO 02 V V V V V kurang

(36)

Berdasarkan hasil survey, perilaku cuci tangan pakai sabun masih belum dilaksanakan dengan baik. 92.33% siswa masih belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun dengan benar. Sedangkan untuk penggunaan toilet/jamban serta perilaku buang sampah, sebagian besar siswa sudah melakukannya dengan baik dan benar. Kajian sanitasi sekolah menunjukkan bahwa untuk permasalahan sarana sanitasi, toilet siswa, toilet guru, dan pengelolaan sampah perlu mendapatkan perhatian lebih bahkan menjadi prioritas. Sedangkan untuk perilaku, cuci tangan pakai sabun dengan benar masih perlu digalakkan.

106 SD AGUNGMULYO V V V V V Cukup

107 SD BAKARAN KULON 01 V V V V V baik

108 SD BAKARAN KULON 02 V V V V V baik

109 SD BAKARAN KULON 03 V V V V V cukup

110 SD BAKARAN WETAN 01 V V V V V baik

111 SD BAKARAN WETAN 03 V V V V V cukup

112 SD DUKUTALIT 01 V V V V V cukup

113 SD DUKUTALIT 02 V V V V V kurang

114 SD GROWONG KIDUL 02 V V V V V baik

115 SD GROWONG LOR 01 V V V V V baik

116 SD GROWONG LOR 03 V V V V V cukup

117 SD KAUMAN 01 V V V V V baik 118 SD KAUMAN 02 V V V V V baik 119 SD KUDUKERAS 01 V V V V V baik 120 SD KEBONSAWAHAN 01 V V V V V baik 121 SD KEBONSAWAHAN 02 V V V V V baik 122 SD BAJOMULYO V V V V V baik 123 SD BENDAR V V V V V baik 124 SD TRIMULYO 01 V V V V V kurang 125 SD TRIMULYO 02 V V V V V kurang 126 SD RAJAWALI V V V V V baik

127 SDIT UMAR BIN KHOTOB V V V V V baik

128 MI LANGGENHARJO V V V V V cukup

129 MI MARGOMULYO V V V V V cukup

130 MI DUKUTALIT V V V V V cukup

Gambar

Tabel   Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Pati Tahun 2010 - 2014
Tabel  Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun 2010. – 2014
Tabel  Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Pati Tahun 2010- 2014
Tabel   Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita
+7

Referensi

Dokumen terkait

We tested the speed-up of the D-TIN parallel algorithm using different type of point sets and the results of the experiments shows that the method of dynamic strips partitioning

Several aspects of spatiotemporal databases have been explored in past decades, ranging from basic data structure to query processing and indexing.. But today,

hubungan dengan diri sendiri bagi klien perempuan yang menjalani hemodialisys menghasilkan satu tema yaitu respon berduka dimana banyak persepsi klien mengatakan

〔労働法五七〕 西日本鉄道脱靴拒否事件 最高裁第二小法廷昭和四三年八月二日判決 阿久沢, 亀夫Akusawa, Kameo 社会法研究会 Shakaihō

Untuk ayat ke-1 pada pasal tersebut menjelaskan tentang kedudukan atau peranan antara suami dan istri dalam suatu keluarga adalah seimbang, seimbang disini

Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa justifikasi untuk menerapkan kebijakan Congestion Pricing meliputi beberapa alasan, antara lain jalan adalah barang langka

Proses belajar dan praktek yang mengacu pada rencana pembelajaran menggunakan panel peraga multifungsi system penerangan menggunakan Jobsheet yang telah disiapkan dapat berjalan

Dari hasil analisis dengan menggunakan uji organoleptik, menggunakan tepung singkong mocaf dalam pembuatan bolu kemojo atau kue bingka dapat menghasilkan cita rasa, tekstur, aroma