ABSTRAK
EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI
(Tinospora crispa) DAN EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) PADA MENCIT Swiss Webster JANTAN
Arvin Manuel, 2015. Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra., MS., Apt., AFK. Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak.
Nyeri merupakan salah satu keluhan yang paling sering dijumpai dalam praktik dokter sehari-hari. Banyak obat-obatan untuk mengatasi gejala nyeri dengan segala efek sampingnya. Akhir-akhir ini, masyarakat di dunia semakin banyak yang menggunakan tanaman obat untuk mengobati berbagai penyakit. Contoh tanaman obat untuk mengatasi nyeri adalah brotowali dan daun pepaya.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek analgesik dari ekstrak etanol batang brotowali, daun pepaya, dan kombinasinya.
Metode penelitian prospektif eksperimental sungguhan memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Pengujian efek analgesik menggunakan metode induksi nyeri oleh panas (termik) dengan plat panas yang dilengkapi termostat suhu 55oC. Hewan coba dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan secara acak (n=4). Kelompok I dan II secara berturut-turut diberi 2 g/kgBB ekstrak etanol dari batang brotowali dan daun pepaya. Kelompok III, IV, dan V diberikan kombinasi dari batang brotowali dan daun pepaya dengan rasio 1:1, 2:1, dan 1:2. Kelompok VI dan VII berturut-turut diberi CMC 1% dan asam mefenamat 195 mg/kgBB. Data yang diukur adalah waktu reaksi timbulnya respon yang pertama kali muncul yaitu mengangkat atau menjilat telapak kaki atau meloncat. Analisis data menggunakan ANOVA satu arah, dilanjutkan uji Tukey HSD α=0,05.
Hasil Penelitian yaitu semua kelompok berbeda sangat signifikan terhadap kelompok kontrol negatif (p=0,000). Kelompok III dan V menunjukkan perbedaan tidak signifikan dibandingkan pemberian EEBB secara tunggal (p>0,05), sedangkan kelompok IV berbeda signifikan dibandingkan pemberian EEBB secara tunggal (p<0,05). Kelompok III menunjukkan perbedaan tidak signifikan dibandingkan pemberian EEDP secara tunggal (p>0,05), kelompok IV berbeda sangat signifikan dibandingkan pemberian EEDP secara tunggal (p<0,01), sedangkan kelompok V berbeda signifikan dibandingkan pemberian EEDP secara tunggal (p<0,05).
Simpulan ekstrak etanol batang brotowali, daun pepaya, dan kombinasinya memiliki efek analgesik.
ABSTRACT
THE ANALGESIC EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF BROTOWALI STEM (Tinospora crispa) AND ETHANOL EXTRACT OF PAPAYA LEAF
(Carica papaya L.) ON MALE SWISS WEBSTER MICE
Arvin Manuel, 2015. Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra., MS., Apt., AFK. Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak.
Pain is one of the most common complaints encountered in medical practices. There are many medicines to treat symptoms of pain with all their side effects. Lately, more people in the world use medicinal plants to treat various diseases. For example, medicinal plants to treat pain is brotowali and papaya.
The purpose of this experiment is to know the analgesic effect of ethanol extract of brotowali stem, papaya leaves, and their combinations.
The method of this experiment was real experimental prospective, using Complete Randomize Trial Design. The analgesic experiment used thermal induction with the hot plate 55oC. The experimental animals divided 7 treatment groups randomly (n=4). Group I and II were consecutively given 2 g/kgBW ethanol extract of brotowali stem and papaya leaves. Group III, IV, and V were given the combination of brotowali stem and papaya leaves extract with the raio 1:1, 2:1, and 1:2. Group VI dan VII were respectively given CMC 1% dan mefenamic acid 195 mg/kgBW. The first appeared response (lift or lick the feet or jump) was counted in second. Data were analyzed using one way ANOVA, followed by Tukey HSD with α=0,05.
The results are all groups were highly significant different from the negative control group (p=0,000). Group III and V did not have a significant different from single brotowali stem (p>0,05), while group IV was significantly different from single brotowali stem (p<0,05). Group III did not have a significant different from single papaya leaves (p>0,05), group IV was highly significant different from single papaya leaves (p<0,01), while group V was significantly different from single papaya leaves (p<0,05).
The conclusion is ethanol extract of brotowali stem, papaya leaves, and their combinations had analgesic effect.
DAFTAR ISI
1.4Manfaat karya Tulis Ilmiah ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2 Hipotesis ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Nyeri ... 6
2.1.2 Teori Nyeri ... 7
2.1.3 Klasifikasi Nyeri ... 8
2.1.4 Jenis-jenis Serabut Saraf ... 10
2.1.5 Jenis-jenis Reseptor ... 12
2.1.6 Reseptor Nyeri ... 13
2.1.7 Nosiseptor ... 14
2.1.8 Reseptor Suhu dan Perangsangannya... 14
2.1.9 Metabolisme Asam Arakhidonat dan Perannya Dalam Inflamasi ... 15
2.1.10 Penjalaran Sinyal Nyeri ke Sistem Saraf Pusat ... 18
2.1.11 Traktus Neospinotalamikus Untuk Rasa Nyeri Cepat ... 19
2.1.12 Traktus Paleospinotalamikus Untuk Rasa Nyeri Lambat-Kronik ... 20
2.1.13 Sistem Penekan Rasa Nyeri (Analgesia) Dalam Otak dan Medula Spinalis ... 22
2.1.14 Sistem Opium Otak (Endorfin dan Enkefalin) ... 23
2.2Analgetika ... 24
2.3.4 Kandungan Kimia Batang Brotowali dan Manfaatnya ... 30
2.4Daun Pepaya... 31
2.4.1 Nama Daerah ... 31
2.4.2 Morfologi ... 31
2.4.3 Klasifikasi Tanaman Pepaya ... 32
2.4.4 Kandungan Kimia Daun Pepaya dan Manfaatnya ... 32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
3.3 Persiapan Penelitian... ... 35
3.3.1 Hewan Coba ... 35
3.3.2 Persiapan Bahan Uji ... 35
3.4 Metode Penelitian... 36
3.4.1 Metode Penarikan Sampel... 36
3.4.2 Variabel Penelitian ... 37
3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 37
3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 37
3.4.3 Prosedur Kerja ... 38
3.4.4 Data yang Diukur ... 39
3.4.5 Metode Analisis ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 40
4.2 Pembahasan ... 44
4.3 Uji Hipotesis ... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRAN ... 54
ASPEK ETIK PENELITIAN ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Serabut-serabut Saraf ... 11
Tabel 2.2 Jenis-jenis Reseptor Sensoris ... 12
Tabel 2.3 Kerja Metabolit-metabolit Asam Arakhidonat
Pada Inflamasi ... 17
Tabel 2.4 Reseptor Opioid ... 27
Tabel 2.5 Kadar Kandungan Kimia Pada Daun Pepaya ... 33
Tabel 4.1 Rerata Waktu Reaksi 10 Menit dan 5 Menit
Sebelum Perlakuan ... 40
Tabel 4.2 Hasil Uji ANOVA ... 41
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Waktu Reaksi Pada Menit ke-60 ... 41
Tabel 4.4 Rerata Waktu Reaksi Total Setelah Perlakuan Pada
Menit ke-60 ... 43
Tabel 4.5 Hasil Uji ANOVA Rerata Waktu Reaksi Pada Menit ke-60 ... 44
Tabel 4.6 Uji Tukey HSD Rerata Waktu Reaksi Total Pada
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Macam-macam Ujung Serabut Saraf Somatosensorik ... 13
Gambar 2.2 Frekuensi Rangsangan Dari Berbagai Serabut Saraf ... 15
Gambar 2.3 Pembentukan Metabolit Asam Arakhidonat dan Peranannya Dalam Inflamasi ... 18
Gambar 2.4 Penjalaran Sinyal Nyeri ke Dalam dan Melalui Medula Spinalis Dalam Perjalanannya Menuju ke Otak ... 21
Gambar 2.5 Penjalaran Sinyal Nyeri Menuju Batang Otak dan Korteks Serebri... 21
Gambar 2.6 Sistem Analgesia Otak ... 23
Gambar 2.7 Tanaman Brotowali ... 29
Gambar 2.8 Batang Brotowali... 29
Gambar 2.9 Tanaman Pepaya ... 32
Gambar 2.10 Daun Pepaya ... 32
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1Diagram Perbedaan Rerata Waktu Reaksi Sebelum dan
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Tabel Pengamatan Waktu Reaksi Selama 90 Menit ... 54
LAMPIRAN 2Uji Homogenitas Data Sebelum Perlakuan ... 56
LAMPIRAN 3 Hasil Analisis ANOVA Setelah Diberi Perlakuan ... 58
LAMPIRAN 4Konversi Dosis ... 63
LAMPIRAN 5 Cara Pembuatan Ekstrak ... 65
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri merupakan salah satu keluhan yang paling sering dijumpai dalam
praktik dokter sehari-hari. Nyeri juga dapat diderita semua orang tanpa
memandang jenis kelamin, usia, agama, dan etnis. Nyeri juga menjadi salah satu
alasan utama seseorang datang untuk mencari pertolongan medis karena sebagian
besar penyakit pada tubuh menimbulkan rasa nyeri (Price & Wilson, 2006).
Duapuluh persen orang dewasa di seluruh dunia diperkirakan menderita nyeri dan
sepuluh persen orang dewasa didiagnosis menderita nyeri kronis setiap tahunnya
(Goldberg & McGee, 2011).
Nyeri adalah mekanisme protektif yang bermaksud untuk menyadarkan
seseorang akan adanya kerusakan jaringan (Sherwood, 2012). Adapun definisi
menurut IASP (International Association for Study of Pain) nyeri adalah
pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan yang berhubungan
dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan sebagai
kerusakan tersebut (IASP Taxonomy Working Group, 2014). Pada dasarnya nyeri
merupakan keadaan yang mengganggu dan tidak nyaman bagi penderitanya,
namun nyeri dapat digunakan sebagai tanda adanya kerusakan jaringan. Nyeri
yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis (kalor, listrik) dapat
menimbulkan kerusakan pada jaringan. Rangsangan tersebut memicu pelepasan
zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri, antara lain: histamin, bradikinin,
leukotrien dan prostaglandin (Tjay & Rahardja, 2007).
Nyeri yang berlangsung lebih dari tiga bulan atau yang disebut nyeri kronik
tentu akan sangat mengganggu kehidupan penderitanya. Nyeri kronik ini akan
menyebabkan perubahan sifat dan fisiologis yang signifikan. Orang-orang
menderita nyeri kronik umumnya akan mengalami depresi, sulit tidur, nafsu
makan berkurang, dan melakukan gerakan-gerakan yang menunjukkan bahwa
tidak nyaman inilah yang membuat orang-orang mencari obat untuk mengatasi
rasa nyerinya tersebut (McCance & Huether, 2010).
Banyak obat-obatan untuk mengatasi gejala nyeri seperti paracetamol, aspirin,
dan asam mefenamat. Namun, akhir-akhir ini, masyarakat di dunia semakin
banyak yang menggunakan tanaman obat untuk mengobati berbagai penyakit.
Pengobatan dengan cara tersebut sudah ada dan dikenal masyarakat di dunia sejak
zaman dahulu. Efek samping dari obat-obatan kimia merupakan salah satu alasan
semakin berkembangnya pengobatan dengan menggunakan tanaman obat.
Brotowali dan daun pepaya merupakan sebagian contoh dari tanaman obat
yang sering dipakai dalam pengobatan. Banyak penelitian yang telah
membuktikan bahwa brotowali dan daun pepaya memiliki zat-zat yang
mempunyai fungsi sebagai analgetika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgesik dari ekstral etanol
batang brotowali, daun pepaya, dan kombinasinya.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah ekstrak etanol batang brotowali memiliki efek analgesik terhadap rangsangan termis
Apakah ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek analgesik terhadap
rangsangan termis
Apakah kombinasi ekstrak etanol batang brotowali dan daun pepaya
memiliki efek analgesik terhadap rangsangan termis yang lebih besar
dibandingkan pemberian ekstrak etanol batang brotowali secara
tunggal
Apakah kombinasi ekstrak etanol batang brotowali dan daun pepaya
memiliki efek analgesik terhadap rangsangan termis yang lebih besar
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari ekstrak etanol
batang brotowali dan daun pepaya sebagai alternatif pengobatan khususnya
sebagai analgetik.
Tujuan penelitian adalah mengetahui efek analgesik ekstrak etanol batang
brotowali dan daun pepaya terhadap rangsangan nyeri dengan cara termis pada
mencit jantan baik pemberian secara tunggal maupun kombinasi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang tanaman obat khususnya
batang brotowali dan daun pepaya yang memiliki efek analgesik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa batang brotowali dan
daun pepaya dapat digunakan sebagai obat analgesik.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Trauma pada jaringan baik yang disebabkan rangsangan mekanis,
kimiawi, atau fisis dapat menyebabkan dilepaskannya asam arakhidonat dari
fosfolipid membran sel dengan bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakhidonat
selanjutnya akan mengalami metabolisme melalui dua jalur utama, yaitu jalur
siklooksigenase yang menyintesis prostaglandin dan tromboksan oleh enzim
leukotrien dan lipoksin oleh enzim 5-lipoksigenase. Secara garis besar COX-1
bersifat memelihara berbagai fungsi dalam kondisi normal di berbagai jaringan
khususnya ginjal, saluran cerna, dan trombosit. COX-1 juga menghasilkan
prostasiklin yang bersifat sitoprotektif di lambung. COX-2 diinduksi oleh
berbagai stimulus inflamatoar, seperti sitokin, endotoksin, dan faktor
pertumbuhan (growth factor). Jadi, metabolisme asam arakhidonat melalui
COX-2 inilah yang akan menyintesis prostaglandin yang berperan dalam mekanisme
nyeri (Kumar et al, 2012).
Batang brotowali mengandung : flavonoid (flavone O-glycosides).
Flavonoid ini berhubungan dengan polifenol yang biasanya dikaitkan dengan 2
sifat yaitu inhibisi enzim tertentu seperti enzim cyclooxygenase dan xanthine
oxidase, serta memiliki aktivitas antioksidan. Flavonoid juga telah diakui
memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, antialergi, hepatoprotektor, trombolitik,
antiviral, dan antikarsinogenik (Ariful et al, 2014). Daun pepaya mengandung :
alkaloid carpinine, carpaine, vitamin C dan E. Efek antiinflamasi dari daun pepaya
berasal dari vitamin C dan E yang dapat mengurangi keparahan dari
ostheoarthritis dan rheumatoid arthritis. Vitamin C juga dapat mencegah
terjadinya inflamasi dari polyarthritis (Aravind et al, 2013). Sumber lain
menyebutkan bahwa daun pepaya mengandung : alkaloid, flavonoid, tannin,
dehydrocarpaine, dan pseudocarpaine. Pada suatu penelitian, ditemukan bahwa
flavonoid menghambat beberapa enzim yang dapat mengaktifkan proses radang,
seperti prostaglandin, dan nitric oxide (Gallego et al, 2007).
1.5.2 Hipotesis
Ekstrak etanol batang brotowali memiliki efek analgesik terhadap
rangsangan termis.
Ekstrak etanol Daun pepaya memiliki efek analgesik terhadap
rangsangan termis.
Kombinasi ekstrak etanol batang brotowali dan daun pepaya memiliki
dibandingkan pemberian ekstrak etanol batang brotowali secara
tunggal.
Kombinasi ekstrak etanol batang brotowali dan daun pepaya memiliki
efek analgesik terhadap rangsangan termis yang lebih besar
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Ekstrak etanol batang brotowali (Tinospora crispa) memiliki efek
analgesik.
Ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki efek analgesik. Kombinasi ekstrak etanol batang brotowali (Tinospora crispa) dan ekstrak
etanol daun pepaya (Carica papaya L.) dengan rasio 2:1 memiliki efek
analgesik yang lebih besar dibandingkan pemberian ekstrak etanol batang
brotowali secara tunggal. Sedangkan, pemberian kombinasi ekstrak etanol
batang brotowali (Tinospora crispa) dan ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya L.) dengan rasio 1:1 dan 1:2 memiliki efek analgesik yang
setara dengan pemberian ekstrak etanol batang brotowali secara tunggal. Kombinasi ekstrak etanol batang brotowali (Tinospora crispa) dan ekstrak
etanol daun pepaya (Carica papaya L.) dengan rasio 2:1 dan 1:2 memiliki
efek analgesik yang lebih besar dibandingkan pemberian ekstrak etanol
daun pepaya secara tunggal. Sedangkan, pemberian kombinasi ekstrak
etanol batang brotowali (Tinospora crispa) dan ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya L.) dengan rasio 1:1 memiliki efek analgesik yang setara
dengan pemberian ekstrak etanol daun pepaya secara tunggal.
5.2 Saran
Dilakukan penelitian dengan variasi dosis lainnya Dosis diperkecil
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. A., Hakim, E. H., Makmur, L., Syah, Y. M., Juliawaty, L. D., & Mujahidin, D. 2013. Tumbuh-tumbuhan Obat Indonesia Jilid II. Bandung: ITB.
Aravind, Bhowmik, D., Duraivel, & Harish. 2013. Traditonal and Medicinal Uses of Carica papaya. Journal of Medicinal Plants Studies , 1 (1), 7-15.
Ariful, Amin, M. R., & Mahmud, Z. A. 2014. Evaluation of Analgesic and Antimicrobial Activity of Different Fractions of Crude Methanol Extract of Tinospora Crispa Stem. International Journal of Pharma Sciences and Research , 5, 16-21.
Badan POM RI. 2008. Dipetik Juli 24, 2015, dari Perpustakaan Badan Pengawas Obat dan Makanan: http://perpustakaan.pom.go.id/ebook/
Badan POM RI. 2015, Juni 9. Dipetik Agustus 11, 2015, dari mesotsmkos.pom.go.id
Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian. 2014. Dipetik Agustus 11, 2015, dari http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id
Cornell University Unit Signature. 2008. Dipetik Juli 24, 2015, dari Cornell UniversityUnitSignature:http://www.ansci.cornell.edu/plants/medicinal/pa paya.html
Costanzo, L. S. 2014. Physiology Ed 5. Philadelphia: Saunders Elsevier.
Dewoto, H. R. 2011. Analgesik Opioid dan Antagonis. Dalam D. F. FKUI, Farmakologi dan Terapi Ed 5 (hal. 210-211). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Gallego, J. G., Campos, S. S., & Tuñón, M. J. 2007. Anti-inflammatory Properties of Dietary Flavonoids. Nutrición Hospitalaria , 287-93.
Goldberg, D. S., & McGee, S. J. 2011. Pain As A Global Public Health Priority. Dipetik January 2015, darihttp://www.biomedcentral.com
IASP Taxonomy Working Group. 2014, Agustus 6. Dipetik Juli 24, 2015, dari International Association for the Study of Pain Web site: http://www.iasp-pain.org/
Katzung, B. G., & Trevor, A. J. 2015. Basic & Clinical Pharmacology 13th Edition. San Fransisco: Mcgraw-Hill Education.
Kumar, V., Cotran, R. S., & Robbins, S. L. 2012. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC.
McCance, K., & Huether, S. 2010. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children Ed 6. Missouri: Mosby Elsevier.
Octavianus, S., Fatimawali, & Lolo, W. A. 2014. UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
(Mus mucculus). PHARMACON , 87-92.
Price, S., & Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC.
Santa, I., & Prajogo, B. 1998. Taksonomi Brotowali [Tinospora Crispa (L.) MIERS Ex Hook F. & Thoms]. Warta Tumbuhan Indonesia , 27-29.
Sherwood, L. 2012. Fundamentals of Human Physiology. Belmont: Brooks/Cole.
Tjay, T. H., & Rahardja, K. 2007. Obat-obat Penting Edisi 6. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.