MOTOR DRAG RACE
MOTOR DRAG RACE
Mtr DRAG Mtr DRAG
Agustus
Agustus 20, 20, 2011 2011 tonymotortonymotor 2 Komentar2 Komentar
Kategori
Kategori::MOTOR DRAG RACEMOTOR DRAG RACEKaitkata:Kaitkata:MOTOR DRAG RACEMOTOR DRAG RACE
CC /RASIO KOMPRESI MOTOR STANDAR
CC /RASIO KOMPRESI MOTOR STANDAR
Halo semua saudara-saudaraku sepermainan korek motor
Halo semua saudara-saudaraku sepermainan korek motor hehehehe… Wanna share about standard specification motor nih, berdasarkan data volume silinder danhehehehe… Wanna share about standard specification motor nih, berdasarkan data volume silinder dan perbandingan kompresi maka kita dapat memperkirakan volume ruang bakar. J
perbandingan kompresi maka kita dapat memperkirakan volume ruang bakar. Jika ada data yang lebih lengkap bisa menambahi sehingga lebih bermanfaat ika ada data yang lebih lengkap bisa menambahi sehingga lebih bermanfaat untuk untuk semua saudara-saudara kita sesama pecinta korek mesin
semua saudara-saudara kita sesama pecinta korek mesin
mesin drag mesin drag No || Motor || Bore x Stroke || Volume Silinder || Rasio Kompresi
No || Motor || Bore x Stroke || Volume Silinder || Rasio Kompresi 1. Kawasaki Blitz R 53 mm x 50.6mm 1. Kawasaki Blitz R 53 mm x 50.6mm 111 cc 9.3 : 1111 cc 9.3 : 1 2. Kawasaki Athlete 56 mm x 50.6mm 124.6 2. Kawasaki Athlete 56 mm x 50.6mm 124.6 cc 9.8 : 1cc 9.8 : 1 3. Kawasaki Ninja 250 62 mm x 41.2mm 2 3. Kawasaki Ninja 250 62 mm x 41.2mm 2x 124.5 cc 11.5 : 1x 124.5 cc 11.5 : 1 4. Kawasaki KLX 250 72 mm x 61,2mm 249cc 11 4. Kawasaki KLX 250 72 mm x 61,2mm 249cc 11 : 1: 1 5. Yamaha Crypton 49 mm x 54mm 101.8 CC 9.0 : 5. Yamaha Crypton 49 mm x 54mm 101.8 CC 9.0 : 11 6. Yamaha Mio 50.0 x 57.9 mm 113.7 cc 8.8 6. Yamaha Mio 50.0 x 57.9 mm 113.7 cc 8.8 : 1: 1 7. Yamaha Ju
7. Yamaha Jupiter z piter z 51.0 x 51.0 x 54.0 mm 54.0 mm 110.3 cc 110.3 cc 9.3 : 9.3 : 11 8. Yamaha Jupiter MX 54 x 58,7 mm
8. Yamaha Jupiter MX 54 x 58,7 mm 135 cc 10.9 : 1135 cc 10.9 : 1 9. Yamaha Vixion 57 x
10.Yamaha Scorpio Z 70 x 58 mm 223cc 9.5 : 1 11. Yamaha RX King 58 x 50 mm 132cc 7.1 : 1 12. Yamaha RXZ 56 x 54 mm 133cc 7.0 : 1 13. Yamaha F1Z 52 x 52mm 110.4cc 7.1 : 1 14. Yamaha Alfa 50 x 52mm 102.1 cc 7.2 : 1 15. Honda GL 100 52 x 49.5mm 105.1 cc 9.2 : 1 16. Honda GL Max 56.5 x 49.5mm 124.1 cc 9.2 : 1 17. Honda GL Pro 61.0 x 49.5mm 144.7cc 9.2 : 1 18. Honda Supra 50.0 x 49.5mm 97.1 cc 8.8 : 1 19. Honda Tiger 63.5 x 62.2 mm 196.9cc 9.0 : 1 20. Honda Megapro 63,5 x 49,5 mm 156.7cc 9.0 : 1 21. Honda CS-1 58 x 47,2 mm 124.7 cc 10.7 : 1 22. Honda Supra PGM FI 52,4 x 57,9 mm 124.8cc 9.0 : 1 23. Honda Blade 50 x 55,6 mm 109.1 cc 9.0 : 1
Semoga saja,ini bisa menjadi panduan kalian se mua,yang ingin buat motor bore up………..!!! Agustus 16, 2011 tonymotor 2 Komentar
Kategori: RASIO KOMPRESI Kaitkata: korek mesin, korek motor, mesin drag, motor bore up,specification, volume ruang bakar, volume silinder
Porting Polish
Kenapa tidak memoles porting??
Bukankah udara mengalir lebih bagus pada permukaan halus???
Ingat tujuan akhir kita bukanlah “flow” tapi = POWER!!
Intake port akan mengalirkan campuran udara dan bahan bakar. Masalahnya pada bahan bakar, dengan berat jenis masa yang lebih besar daripada udara, semakin sulit untuk mencampurkan dengan udara saat mengikuti bentuk kontur lekukan pada porting.
Boundary Layer
Saat kamu mengemudi mobil dalam kondisi hujan coba perhatikan saat mobil melaju hampir 100km/h, tetes huja n bergerak naik ke atas melawan gaya gravitasi. Dikarenakan permukaan mobil yang halus menciptakan sebuah lapisan bayangan, dan kapasitas lapisan udara yang mendekati permukaan tersebut hampir sa ma. Sehingga memudahkan cairan tergelincir.
Hal yang sama terjadi pada lubang intake. Buih bahan bakar yang jatuh di ruang porting akan jatuh lebih la mbat daripada aliran udara. Menciptakan perubahan campuran udara-bahan bakar saat tetesan ini memasuki silinder dan menghancurkan potensial power yang diciptakan mesin. Me moles ruang porting memperbesar kemungkinan udara-bahan bakar menjadi tidak homogen.
lubang porting
Agustus 14, 2011 tonymotor 1 Komentar
Kategori: porting polish Kaitkata: aliran udara, bahan bakar, flow, Intake, POWER
Cara Menghitung Durasi Camshaft/Kem Lewat Cam Gear
Cara menghitung durasi camshaft/kem lewat cam gear
Masih banyak mekanik yang malas belajar hitung derajat duras i kem pada korek mesin 4-tak. U mumnya hanya pahami perubahan hitungan buka-tutup klep pada mata sproket keteng atau gigi sentrik
Kerugiannya, hitungan itu sulit dipahami ukurannya. Terutama untuk kepentingan riset lanjut ke bagian lain, seperti knalpot a tau pengapian. Juga dianggap kurang presisi lantaran mata gir ukurannya gede.
Otomatis, riset akan berjalan serba meraba. Makanya, lebih bagus jika ada hitungan derajat yang mudah dimengerti banyak orang ,
Maksudnya, hitungan derajat itu memudahkan patokan riset bagian lain dengan mudah. Misal, mau pasang kurva pengapian X karena butuh untuk durasi yang relatif panjang Y derajat. Beda dengan kalau patokannya buka di X mata sete lah TMA dan nutup Y mata sebelum TMA, Gimana coba? Pusing kan?
Nah,cara sederhana hitung derajat dengan membaca buka-tutup di gigi sentr ik. Meski enggak presisi benar, tapi paling t idak kita bisa pahami dan ambil patokan dalam riset
Caranya mudah. Pertama, Bagi dulu 360 derajat dengan jumlah mata pada gigi se ntrik. Maka akan ketemu patokan nilai setiap mat a gigi itu berapa derajat Coba kita simulasikan di Honda Supra. Jumlah mata gigi sproket keteng ada 28 mata. Maka 360/28=12,85. Dibulatin jadi 13 der ajat.
Sebelum lanjut, sepakati dulu yang akan dihitung adalah durasi putara n kem. Beda dengan hitung durasi putaran poros engkol atau crank-sa ft. Karena, dua kali putaran poros engkol sama dengan satu kali putaran kem,
Memakai asumsi tadi, maka ketika kita coba bagi lingkaran gigi sentrik itu jadi e mpat quadran. Masing-masing kuadaran I, II, III, IV, maka 180 derajat dari posisi TMA akan ketemu TMA lagi. Demikian pula de ngan posisi TMB (gbr. 2).
Perlu disepakati pula cara hitung dari titik q uadran itu. Biar mudah, klep out dihitung giginya di posis i setelah TMA. Baik buka maupun tut upnya Sehingga, untuk klep in dihitung giginya sebelum TMA atau sesudah TMB, dan nutup s ebelum TMA atau sebelum TMB (gbr. 3).
Misal, klep buang membuka 3 mata setelah TMA, artinya 3X13 = 39 derajat setelah TMA. Ata u 51 derajat sebelum TMB> Kalau nutup 2 mata setelah TMA, maka bisa dihitung 2X13=26 derajat setelah TMA.
Berarti, durasinya kem buang (90-39) + 90 + 26 = 167 derajat. Kalau model kem kembar i n dan out-nya, maka durasi total gabungan kem adalah 2 X 167 = 334 derajat. Begitu pula dengan durasi poros engkol yaitu 334 derajat.
Kalau hitungannya dari klep in, maka cara hitungannya adalah derajat bukaan sebelum TMA + 90 + gigi nut up. Misal, buka 4 mata sebelum TMA dan nutup 2 mata sebelum TMA, maka (4X13) + 90 + (2X13)= 52+90+26= 168 derajat.
Toleransi penggunaan mata gigi melesetnya lumayan jauh. Dibanding penggunaan derajat berkisar anta ra 1-5 derajat. Enggak bisa pastikan pas banget berada di posis i 1 mata, 0,5 mata atau 0,25 mata persis dan presisi mungkin.
DURASI NOKENAS
0, serta dihitung sejak 0,1 mm klep ngangkat. Jadi enggak menyulitkan dan enggak berbeda-beda ambil patokannya “TONY MOTOR”
Agustus 14, 2011 tonymotor 2 Komentar
Kategori: Cara menghitung durasi camshaft/kem Kaitkata: 4-tak , crank-saft., derajat, durasi, DURASI NOKENAS, gigi sentrik , kem, kerenggangan klep, klep, TMA
Tune Up Honda Blade
tune up honda blade Perlu Bikin Bushing
5556subtitusi-kem-axl-1.jpgBikin ngibrit Honda Blade enggak perlu pusing. Apalagi kalau mencari part pengatur buka-tutup klep yang juga otak mesin e mpat langkah alias kem. Sebab, kini sobat bisa melirik noken as racing skubek. Utamanya, milik Honda BeAT. Jadi, enggak perlu susah mencari part racing Blade. Makin mantap, karena banyak produsen part racing skubek juga menyediakan kem BeAT. Iya lha, kan sekarang ada mati k race. Makanya, part racing skubek jadi ikut bermain. He..he..he… Boleh dibilang, makin jadi banyak pilihan yang bisa diboyong.
“Tapi, usahakan untuk mencari part yang memang bagus bahannya. Sedang pencarian durasi, belum tentu se mua bisa langsung pakai . Tergantung kebutuhan juga seting yang diterapkan di mesin itu sendiri,” ujar Sart ogu Monte dari tim Honda Banten.5557subtitusi -kem-axl-2.jpg
Saran pria yang akrab disapa Monte ini, cari kem raci ng yang sudah aplikasi pinggang dan lift klep tinggi. “ Jadi, nantinya en ggak perlu lagi dilas kemudian baru dipapas untuk cari durasi yang dimaui,” timpal pria berdarah Medan ini.
Iya, seperti kebanyakan metode yang dilakukan banyak mekanik ketika melakukan seting noken as. Sehingga, durasi yang diterapk an bisa lebih lama untuk membuat klep semakin tinggi membuka. Tidak sedikit kem racing yang sudah menerapkan pinggang atau lift tinggi untuk produknya.
Misalnya, kem Kawahara. Kem buatan produsen yang cukup digemari di kala ngan pecinta pacuan matik ini sudah aplikasi apa yang disebut di atas. Dengan pinggang kem 26,8 mm dan tinggi 31,80 mm, sehingga noken as ini masih bisa dipapas tanpa perlu harus dilas t erlebih dulu demi mencapai kontruksi yang diinginkan. 5558subtitusi-kem-axl-3.jpgApalagi setidaknya, kem yang dibutuhkan untuk Blade bermain di are na balap hanya di kisaran pinggang 26,5 mm dan tinggi 30 mm. Jelas makin mempermudah sobat karena cukup dilakukan teknik pemapasan aja. Tul gak?
Untuk pemasangannya, memang sedikit butuh keahlian expert sih. Sebab, harus mengakali di bagian kepala silinder. Terutama, bagian dudukan kem paling luar. Itu tuh, yang dekat gigi sentrik.
“Tapi, penyesuaiannya tidak hanya sebatas itu saja. Butuh bikin bushing lagi. Pastinya di bagian dudukan kem yang terletak di kepala silinder. Sebab, bearing yang dipakai BeAT dengan Blade memang memiliki ukuran yang berbeda,” ungkap Monte yang sudah puluhan tahun bergelut di dunia balap.
Oh, setelah dilakukan pengukuran, terbukti memang kalau bearing alias laher milik Blade lebih besar ketimbang BeAT. Jika kode laher Blade 6904, maka kode bearing yang ada pada BeAT 6902. Makanya, laher BeAT lebih kecil. Sementara untuk part yang la innya, tetap masih bisa aplikasi milik Blade.“Termasuk untuk gigi sentriknya,” tambah pria ramah ini lagi.
Sementara untuk proses bushingnya sendiri, perlu ke tukang bubut. Tentu minta ba ntuan sang ahli demi membuat dudukan baru dengan bahan besi ancuran. Sebagai bahan patokan ukuran, setidaknya perlu bushing dengan ketebalan sekitar 4 mm untuk membuat kem BeAT berfungsi layaknya. Menurut Monte, ada keunggulan lain ketika menerapkan langkah alias metode ini.
“Karena bearing BeAT lebih kecil, putaran kem juga menajdi lebih fokus,” katanya. Ibarat poros putaran yang terjad i, dengan l aher kecil maka getaran yang diterima laher dan kem menjadi lebih minim ket imbang laher besar.
Selain itu ketika sudah aplikasi kem BeAT, juga tidak perlu khawatir ketika mengencangkan baut penahan pelatuk kem. Meski dik encangkan sekuatnya, dudukan baut tidak mungkin mendekati laher. Terutama ketika mesin mengalami pe manasan maksimal. Iya dong! Karena jarak baut de ngan laher sekarang semakin jauh. Jadi lebih aman kan?
TONY MOTOR
Agustus 13, 2011 tonymotor Tinggalkan Komentar
Kategori: tune up honda blade Kaitkata: BeAT, Blade., durasi, gigi sentrik , kem, kepala silinder, klep,matik , part racing, skubek., TONY MOTOR
Panjang Pick Up Pulser
Berikut adalah Grafik dengan 2 step advance Tabel Daftar Panjang Pick Up Pulser
No Model Type
Panjang Tonjolan (mm)
Type Sinyal / Pulsar
Sistem Pengapian
1 Honda Supra / Legenda 11.3 Single – Positif AC
Kirana 14.0 Single – Positif DC
Meg Pro 15.4 Single – Positif DC
Tiger 2000 / Phantom 24.0 Single – Positif AC
Kharisma / CS1 38.0 Single – Positif DC
Sonic 125 / CBR 38.0 Single -Negatif DC
Vario / Click 38.0 Single – Positif DC
Beat 38.0 Single – Positif DC
2 Yamaha Vega-R / F1ZR 57.5 Double – Positif AC
Jupiter-Z / Mio / Nouvo 57.5 Double – Positif DC
RX King Single – Positif AC
Jupiter MX 57.5 Double – Positif DC 3 Suzuki Shogun 110 14.0 Single – Positif DC
Smash 110 16.0 Double – Positif DC
Shogun 125 30.0 Single – Positif DC
Satria 120 R 30.0 Double – Positif DC
Satria 150 F 39.0 Double – Positif DC
Spin / Sky Wave 41.7 Single -Negatif DC
Thunder 125 47.0 Single – Positif DC
Thunder 250 70.7 Single – Positif DC 4 Bajaj Pulsar 180 / 200 44.0 Single – Positif AC
Apache ? ? ? 6 Kawasaki KZX 130 38.0 Single – Positif DC
Kaze R 12.0 Single – Positif AC
Ninja RR 9.0 Single – Positif DC
REXTOR
Agustus 13, 2011 tonymotor Tinggalkan Komentar
Kategori: Pick Up Pulser Kaitkata: 2 step, advance, Pick Up, Pulser, REXTOR
BLOK Vixion Pasang Di Mx.
Bore up’mx cukup pasang blok vixion .
masih aman di pakai untuk harian, untuk kalian yg mau tambah tenaga motor kalian,cukup pasang blok vixion/piston +ring piston, pemasangan tdk terlalau rumit,smuanya tinggal pasang,tenaga langsung terasa,bawa sj ke bengkel terdekat ditempat kalian…… cukup setting main jetnya naikan 2 step,tapi jika kalian mau lebih bagus lg, ganti jg karburatornya.
setting kambali karburatornya,ganti main jet nya,pakai 130 pi lot jet45. lalu stel kembali putaran anginnya,biasanya stelan anginnya pas pada 2 kali putaran balik setelah tertutup
CDI ganti pakai BRT dual band,
Brt dual band selamat mencoba………..
by;TONY MOTOR Agustus 12, 2011 tonymotor Tinggalkan Komentar
Kategori: BLOK vixion pasang di mx. Kaitkata: blok vixion, BLOK vixion pasang di mx., Bore up'mx,BRT, CDI, dual band, karburator, main jet, NSR sp., pilot jet, piston, setting, tenaga