• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang RI Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan bahwa tujuan dari penyelenggaraan perkebunan adalah (1) meningkatkan pendapatan masyarakat, (2) meningkatkan penerimaan Negara, (3) meningkatkan penerimaan devisa Negara, (4) menyediakan lapangan kerja, (5) meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, (6) memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri serta (7) mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Perkebunan mempunyai fungsi (1) ekonomi, untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, (2) ekologi, peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen, penyangga kawasan lindung (3) dan sosial budaya, sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Karet (Hevea brasiliensis. Sp) adalah salah komoditi perkebunan yang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari volume ekspor karet pada

(2)

2 tahun 2009 sebesar 1.991.533 ton dengan nilai ekspor US$ 3.241.534.000, dan volume impor 12.729 ton, dengan nilai US$ 18.918.000.

Pada tahun 2010 luas areal karet di Indonesia mencapai 3.445.121 Ha, jumlah produksi sebesar 2.591.935 ton dan produktivitas sebesar 935 Kg/Ha/Th. Usaha perkebunan karet dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 2.077.450 orang. (Statistik

Perkebunan 2009-2011).

Komoditi karet memiliki prospek pasar yang baik. Pada tahun 2010 konsumsi karet dunia mencapai 10,66 juta ton dan produksi dunia mencapai 10,22 juta ton. International Rubber Study Group (IRSG) memprediksi bahwa pada tahun 2020 konsumsi karet dunia akan mencapai 10,95 juta ton dan produksi dunia mencapai 10,99 juta ton (terdapat surplus 4 ribu ton).

Dari total luas areal perkebunan karet di Indonesia 3.445.121 Ha, terdiri dari perkebunan rakyat seluas 2.934.378 Ha (85,17%), perkebunan BUMN seluas 236.714 Ha (6,87%) dan PBSN 274.029 Ha (7,96%). Pada umumnya hasil dari perkebunan rakyat adalah bahan olah karet (bokar)

(3)

3 berupa lump, slab dan sit dengan mutu yang relatif rendah. Namun pasar (konsumen) menuntut mutu bokar yang baik, sedangkan pada kenyataannya mutu bokar Indonesia masih di bawah standar yang diharapkan pasar.

Untuk memenuhi permintaan pasar maka diperlukan upaya peningkatan mutu bokar sesuai standar. Oleh karena itu perlu disusun pedoman teknis penanganan pascapanen karet untuk menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait dengan pascapanen karet.

B. Sasaran Nasional

Sasaran nasional sesuai dengan rencana strategis Kementerian Pertanian untuk periode 2010-2014 yang akan ditindak lanjuti dan dilaksanakan oleh Direktorat Pascapanen dan Pembinaan usaha, Direktorat Jenderal Perkebunan antara lain :

1. Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

2. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian

(4)

4 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

1. Tercapainya optimalisasi penyediaan dan pemanfaatan sarana pascapanen yang telah diberikan pemerintah. 2. Dihasilkannya produk pascapanen yang

bermutu sesuai dengan permintaan pasar

3. Tercapainya harga yang proporsional bagi petani

4. Tercapainya peningkatan nilai daya saing nasional di pasar luar negeri 5. Dukungan Manajemen dan Teknis

lainnya pada Direktorat Jenderal Perkebunan.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan Pedoman Teknis Penanganan Pascapanen Karet adalah :

a. Menurunkan kehilangan hasil panen b. Meningkatkan efisiensi penanganan

bokar.

c. Meningkatkan mutu bokar sehingga sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). d. Meningkatkan nilai tambah hasil karet.

(5)

5 II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan 1. Daerah sasaran kegiatan Peningkatan

Penanganan Pascapanen Tanaman Tahunan adalah daerah sentra produksi tanaman tahunan, daerah miskin, daerah perbatasan dan daerah pasca konflik.

2. Petani/kelompok tani sasaran adalah petani/pekebun di daerah sasaran seperti pada butir (1), petani/kelompok tani yang sudah ada yang telah diseleksi. Selanjutnya Calon Kelompok Tani yang telah diseleksi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Bupati) setempat atau Kepala Dinas perkebunan atau Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten setempat.

3. Kriteria Calon Kelompok Tani dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi berdasarkan wilayah, kemudian diatur secara spesifik dalam Petunjuk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupaten sesuai kondisi petani dan sosial budaya setempat.

(6)

6 4. Paket bantuan merupakan hibah bagi

kelompok tani.

5. Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan oleh petani melalui kelompok tani atau kelembagaannya dilaksanakan dengan bimbingan oleh petugas daerah yang ditunjuk.

B. Spesifikasi Teknis 1. Pisau Sadap

- Fungsi / Kegunaan : untuk membuat alur sadap

- Ada 2 macam yaitu untuk sadap atas (menyadap pada ketinggian > 130 cm) dan sadap bawah (menyadap < 130cm) - Spesifikasi Teknis :

 Bahan mata pisau : Besi  Bahan Tangkai : Kayu  Panjang bagian pisau : 17 cm  Tebal pisau : 4 mm

 Lebar : 2,5 cm

 Panjang tangkai : 17 cm

 Berat : ± 750 gr

 Sudut miring ujung pisau : 600  Pada bagian badan pisau terdapat

lubang untuk melengkungkan  kawat gantungan

(7)

7 2. Mangkuk Sadap/Cawan

 Fungsi / Kegunaan : Untuk

menampung lateks hasil sadap pohon  Mangkuk terbuat dari plastik /

aluminium dipasang antara 10 – 15 cm di bawah talang lateks

 Spesifikasi Alat :  Bahan : Aluminium  Diameter mangkok : 11 cm  Tebal mangkok : 2 mm  Volume mangkok : 50 ml  Berat : 50 gram

3. Ring Mangkuk Sadap/Cincin Mangkuk  Fungsi : sebagai tempat meletakkan

mangkuk sadap.

 Bahan yang digunakan adalah kawat dan cincin ini digantungkan pada tali cincin

 Ukuran diameter cincin mangkok sadap sesuai dengan kapasitas mangkok sadap yang digunakan yaitu ukuran 500 ml dan 750 ml

4. Talang Sadap/Talang Lateks

 Fungsi : untuk mengalirkan lateks hasil sadapan ke dalam mangkuk

 Terbuat dari seng, plat baja atau kaleng bekas, lebar 2,5 cm dan panjang 8 -10 cm.

(8)

8  Pemasangan talang lateks dengan cara ditancapkan 5 – 10 cm dari titik atau yang terendah irisan sadapan

5. Bak Pembeku Aluminium  Fungsi / Kegunaan : untuk

menampung lateks cair yang akan dibekukan  Spesifikasi Alat :  Bahan : Alumunium  Panjang : 50 cm  Lebar : 25 cm  Dalam : 8 cm  Berat Bak : 100 gram

6. Bahan Pembeku Lateks/Asam Semut/Bahan Pengumpal lain yang direkomendasikan

 cairan yang tidak berwarna, berbau tajam/menyengat, berfungsi untuk membekukan lateks, dengan volume 500 c, atau 2,5% per liter lateks.

(9)

9 7. Hand Mangel

— Hand mangel Polos digunakan untuk

memperoleh bekuan lateks setebal 3 mm. Hand Mangel batik (bermotif) digunakan untuk memperoleh bekuan lateks setebal 3 – 5 mm.

Spesifikasi Alat

 Bahan : Besi Baja Hitam  Lebar Rol : 70 cm

 Tinggi : 55 cm  Engkol : 20 cm

(10)

10 III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan Peningkatan Penanganan Pascapanen Tanaman Karet melalui anggaran APBN Tugas Pembantuan (TP) sebanyak 25 paket di 9 (sembilan) Provinsi, meliputi Provinsi Aceh, Riau, Sumsel, Bengkulu, Jabar, Banten, Kalbar, Kalteng dan Kalsel.

B. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen tanaman karet, dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan meliputi :

1. Kegiatan Pusat

Pelaksanaan kegiatan workshop dan pembahasan pedoman;

 Sosialisasi, koordinasi, bimbingan, pembinaan, pengawalan dan evaluasi kegiatan dan inventarisasi alat pascapanen yang diwujudkan dalam bentuk perjalanan dinas ke provinsi dan kabupaten yang melaksanakan kegiatan ini.

(11)

11 2. Kegiatan Provinsi

 Pelaksanaan koordinasi/konsultasi oleh dinas provinsi yang membidangi perkebunan, koordinasi ke kabupaten dalam rangka persiapan, pelaksanaan dan pembinaan .

 Dukungan administrasi 3. Kegiatan Kabupaten

 Pelaksanaan koordinasi/konsultasi oleh dinas kabupaten yang membidangi perkebunan ke provinsi dan koordinasi ke lokasi dalam rangka persiapan, pelaksanaan, dan pembinaan.

 Dukungan administrasi.

 Serta dukungan pelatihan bagi petani yang mendapat bantuan. Adapun capaian serapan anggaran kegiatan harus mencapai :

Triwulan I : 30 % Triwulan II : 60 % Triwulan III : 100 %

(12)

12 C. Lokasi, Jenis dan Volume

No Lokasi Jenis Bantuan Vol.

1. Provinsi

Aceh Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di

Kabupaten Aceh Tamiang, Acah Utara dan Aceh Jaya.

3 Pkt

2. Provinsi

Riau Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan Komoditas Karet dan Peningkatan Ketrampilan SDM di Kabupaten Kuantan Singingi dan Rokan Hulu.

4 Pkt

3. Bengkulu Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan Komoditas Karet dan Peningkatan Ketrampilan SDM di Kabupaten Bengkulu Utara.

2 Pkt

4. Sumsel Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk

(13)

13 Komoditas Karet di

Kabupaten Musi

Banyuasin, Muara Enim, Musi Rawas, OKU, OKI. 5. Jabar Penyediaan Sarana

Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur.

2 Pkt

6. Banten Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

2 Pkt

7. Kalbar Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di Kabupaten Kayong Utara dan Ketapang.

2 Pkt

8. Kalsel Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet,

(14)

14 Peningkatan Ketrampilan SDM di Kabupaten

Tabalong dan Balangan.

9. Kalteng Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan) pendukung pascapanen untuk Komoditas Karet di Kabupaten Gunung Mas.

(15)

15 IV. PROSES PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA

BANTUAN SOSIAL KEPADA PETANI

A. Kriteria Umum dan Kriteria Teknis Calon Kelompok Sasaran yaitu :

1. Kelompok yang bersangkutan sudah ada/telah eksis dan aktif, berpengalaman, bukan bentukan baru, dapat dipercaya serta mampu mengembangkan usaha/kegiatan melalui kerjasama kelompok, dengan jumlah anggota minimal 10 orang. 2. Kelompok yang bersangkutan tidak

mendapat penguatan modal atau fasilitasi lain untuk kegiatan yang sama/sejenis pada saat yang bersamaan atau mendapat modal pada tahun-tahun sebelumnya (kecuali kegiatan yang diprogramkan secara bertahap dan saling mendukung).

3. Kelompok yang bersangkutan tidak bermasalah dengan perbankan, kredit atau sumber permodalan lainnya. 4. Masyarakat yang berpotensi dan

berminat menjadi penggerak dalam mendorong perkembangan usaha agribisnis untuk mewujudkan ketahanan pangan masyarakat secara luas.

(16)

16 5. Kelompok yang megalami kesulitan untuk mengakses sumber permodalan, sehingga sulit untuk menerapkan rekomendasi teknologi anjuran secara penuh dan memanfaatkan peluang pasar.

Kriteria calon kelompok sasaran lebih rinci diatur dalam Pedoman yang diterbitkan oleh eselon I maupun Petunjuk Pelaksanaan yang diterbitkan provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) yang diterbitkan oleh Kabupaten/Kota seseuai kondisi petani dan sosial budaya setempat.

Disamping kriteria umum calon kelompok sasaran, diharapkan masing-masing kabupaten/kota menyusun Kriteria Teknis Calon Kelompok Sasaran.

B. Mekanisme Penyaluran Dana Bansos

1. Rencana Usaha Kelompok/gapoktan (RUK)/Rencana Usaha Bersama (RUB) disusun oleh kelompok sasaran dan disahkan/ditandatangani ketua kelompok/ gapoktan serta dua anggota kelompok/gapoktan (lihat lampiran 1).

(17)

17 2. Kelompok/gapoktan membuka rekening tabungan pada Kantor Cabang/Unit BRI/Bank Pos atau Bank lain terdekat dan memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kabupaten/Kota.

3. Ketua kelompok/gapoktan mengusulkan RUK/RUB kepada PPK Provinsi/Kabupaten/Kota oleh Penyuluh Pertanian/Petugas lapang lainnya dan disetujui oleh Ketua Tim Teknis.

4. PPK meneliti Rencana Usaha Kelompok/gabungan kelompok dari masing-masing kelompok/gabungan kelompok yang akan dibiayai, selanjutnya mengajukan ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kabupaten/Kota. Kemudian KPA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dengan lampiran sebagai berikut :

4.1. Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk tentang Penetapan Kelompok Sasaran.

(18)

18 4.2. Rekapitulasi RUK/RUB (sesuai format Lampiran 2) secara umum mencantumkan :

 Nama kelompok/gabungan kelompok;

 Nama ketua

kelompok/gabungan kelompok;  Nama petani anggota

kelompok/gabungan kelompok;  Nomor rekening a.n.

petani/ketua kelompok/ gabungan kelompok;

 Nama cabang/Unit BRI/Bank Pos atau bank lain terdekat;  Jumlah dana dan susunan

keanggotaan

kelompok/gabungan kelompok. 4.3. Kuitansi harus ditandatangani

oleh ketua kelompok/ketua gapoktan dan diketahui/disetujui oleh PPK Kabupaten/Kota yang bersangkutan (lihat lampiran 3). 4.4. Surat Perjanjian Kerjasama

antara Pejabat Pembuat

Komitmen dengan

kelompok/gabungan kelompok sasaran tentang pemanfaatan

(19)

19 dana penguatan modal kelompok/gabungan kelompok (lihat lampiran 4).

4.5. Atas dasar SPP-LS, Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PPPP) menguji dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS), selanjutnya KPA menyampaikan SPP-LS ke KPPN setempat.

4.6. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sesuai ketentuan yang berlaku.

(20)

20 V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN,

DAN PENDAMPINGAN

1. Pembinaan kelompok dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD.

2. Tanggung jawab teknis pelaksanaan berada pada Dinas yang membidangi Perkebunan di tingkat Kabupaten. Tanggung jawab tingkat koordinasi pembinaan program ada pada Dinas Perkebunan atau Dinas yang membidangi Perkebunan di tingkat Provinsi. Tanggung jawab atas program dan kegiatan adalah Direktorat Jenderal Perkebunan.

3. Pengendalian melalui jalur struktural dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten, Tim Pembina Provinsi dan Pusat, sedangkan pengendalian kegiatan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing Instansi.

(21)

21 4. Pengawasan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku agar penyelenggaraan kegiatan dapat menerapkan prinsip-prinsip partisipatif, transparansi dan akuntabel. Pengawasan dilakukan oleh Pemerintah melalui aparat pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Daerah maupun Lembaga Pengawas lainnya) dan oleh masyarakat.

5. Pendampingan kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Tahunan dan inventarisasi alat pascapanen, diwujudkan dalam bentuk perjalanan dinas ke provinsi dan kabupaten yang melaksanakan kegiatan tersebut.

(22)

22 VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Dalam pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan memperhatikan SK Menteri Pertanian RI tentang SIMONEV serta harus dilakukan pada saat sebelum dimulai kegiatan (ex-ante), saat dilakukan kegiatan (on-going) dan setelah dilakukan kegiatan (ex-post).

Tim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan ke Pusat, mencakup :

1. Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja

2. Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan

3. Permasalahan yang dihadapai dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi;

4. Format pelaporan menggunakan format yang telah disepakati dan dituangkan dalam Juklak dan Juknis.

(23)

23 VII. PEMBIAYAAN

Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN yang dialokasikan pada DIPA Ditjen Perkebunan Tahun 2012.

VIII. PENUTUP

Penyusunan Pedoman Teknis Kegiatan Peningkatan Penanganan Pascapanen Tanaman Karet Tahun 2012 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan Pengembangan Penanganan Pascapanen Tanaman Karet.

Pedoman Teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Karet Tahun Anggaran 2012 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(24)
(25)

25 Lampiran 1. Rencana Usaha Kelompok

(RUK)/Rencana Usaha Bersama (RUB)

RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)/RENCANA USAHA BERSAMA (RUB)

TAHUN ANGGARAN 2012

Provinsi : ... Kabupaten : ... Kecamatan : ... D e s a : ... Nama Kelompok Tani : ... Nama Ketua Kelompok Tani: ... Komoditi : ...

No Petani

Luas (ha)

Paket Bantuan Tanda Tangan Alat ... ... ... Vol Rp Vol Rp 1. 2. 3. 4.

(26)

26 Menyetujui, Mengetahui, Ketua

Kelompok Tani,

Manbun/KCD/PPL Kepala Desa (………) (………..) (. …..………….) 5. 6. 7. dst

(27)

27 Lampiran 2. Rekapitulasi Rencana Usaha

Kelompok (RUK)/ Rencana Usaha Bersama (RUB) Kelompok : ... Desa/Kelurahan: ... Kecamatan : ... Kabupaten/Kota : ... Provinsi : ...

REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)/RENCANA USAHA BERSAMA (RUB)

TA. 2012 Kepada Yth : Kuasa Pengguna Anggaran……...… Kabupaten/Kota……… ….

Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota/Kepala Dinas No…… tanggal……tentang Penetapan Kelompok Tani Kegiatan …….. dengan ini kami mengajukan permohanan dana bantuan sosial kepada petani sebesar Rp…………. (terbilang ………) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut :

(28)

28

No. Kegiatan Volume Jumlah

Biaya (Rupiah) 1 2 3 4 1. Pengadaan alat … 2. Pengadaan ……… 3. dst Dst. Jumlah

Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor……… tanggal……… dana bantuan sosial kelompok tersebut agar dipindah bukukan ke rekening petani/kelompok … No……… Rekening………. Pada cabang/Unit Bank…………. di…………..

(29)

29

MENYETUJUI

Ketua Kelompok, Ketua Tim Teknis

(………...……...) (...) NIP...

MENGETAHUI/MENYETUJUI, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten/Kota ...……….. (…...……….)

(30)

30 Lampiran 3. Kwitansi Dana Bantuan Sosial

NPWP : ……… MAK : ……… T.A : ………

KWITANSI Nomor : ……….

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran ………

Kabupaten... ...

Uang sebanyak :

Untuk pembayaran : Dana Bantuan Sosial kepada petani ... Di Desa/Kelurahan ... Kecamatan ... Kabupaten... ...Sesuai Surat Perjanjian Kerjasama No... Tanggal ...

Terbilang Rp :

...2012

(31)

31 Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima, Pejabat Pembuat Komitmen Petani/Ketua Kabupaten... Kelompok Materai Rp 6.000,- (...) (...) NIP. ... Setuju dibayar, Tanggal...

Kuasa Pengguna Anggaran, Bendaharawan,

(...) (... ...) NIP. ... NIP. ...

(32)

32 Lampiran 4. Surat Perjanjian Kerjasama

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA Nomor : ………...……..

Antara

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ………. KABUPATEN/KOTA ………..

Dengan :

KELOMPOK ... Tentang :

PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK PERTANIAN

_____________________________________ __________________

Pada hari ini ……….. tanggal………… bulan ………. tahun ………., bertempat di ... kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama :

... , Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ……….. dalam hal ini bertindak untuk dan atas

(33)

33 nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)………... DIPA Tahun 2012 No………. tanggal……….. yang berkedudukan di jalan………..., yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ……….., Ketua Kelompok Tani………, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani……….. yang

berkedudukan di

Desa/Kelurahan……….………. ……., Kecamatan……..………, Kebupaten…….……….………, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Sosial, dengan ketentuan sebagai berikut :

(34)

34 PASAL 1

LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN

1. Undang-undang Nomor 17 Tahuan 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 42121) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 92 Tambahan Lembaran Nomor 4418);

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 5. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

Nomor PER.66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan Negara;

6. Peraturan Menteri Pertanian No. 14/Permentan/OT.140/1/2012 tanggal 22

(35)

35 Januari 2012, tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Untuk Pertanian Tahun Anggaran 2012;

7. DIPA………, Nomor…………. Tanggal……… 2012;

8. Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan TA. 2012 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal;

9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor... tanggal... tentang Penyediaan dan Pencairan Dana Bantuan Sosial kepada Petani Tahun Anggaran 2012; 10. Surat Keputusan Bupati/Walikota atau

Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk nomor……… tanggal………. Tentang Penetapan Kelompok Tani;

11. Ketentuan lainnya yang terkait.

PASAL 2

LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan dana bantuan sosial untuk :

(36)

36 1. Pengadaan Alat……...………..

2. Pengadaan ...…….……….

3. Pengadaan... Guna mendukung kegiatan ………...…...… sesuai dengan Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Penyelesaian pekerjaan paling lambat adalah tanggal 31 Desember 2012.

PASAL 3 LOKASI PEKERJAAN

Kegiatan dengan dukungan dana bantuan sosial yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berada di Dusun…...…....

Desa/Kelurahan…...….. Kecamatan …………. PASAL 4

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan sejak tanggal ditandatangani kontrak /perjanjian kerjasama yaitu tanggal ……….. sampai dengan tanggal …...…… (paling lambat tanggal 31 Desember 2012).

(37)

37 PASAL 5

PENYERAHAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA sanggup penyerahan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK PERTAMA yang dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis serta dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

PASAL 6

SUMBER DAN JUMLAH DANA

Sumber dan jumlah dana Bantuan Sosial kepada petani yang diterima PIHAK KEDUA adalah : 1. Sumber dana sebagaimana yang tertuang

dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) No………. Tahun…….

2. Jumlah dana yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah sebesar Rp ... (terbilang ...)

PASAL 7 PEMBAYARAN

Pembayaran bantuan dana sosial dimaksud pada pasal 6 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini

(38)

38 akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Pembayaran (SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ………….. dengan cara pembayaran langsung ke rekening PIHAK KEDUA ... Desa/Kelurahan...

Kecamatan...

Kabupaten/Kota... pada Bank ……….. Nomor Rekening ………...

PASAL 8 SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Sosial sesuai dengan Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal. PIHAK KEDUA diwajibkan mempertanggung jawabkan penggunaan dana Bantuan Sosial yang telah digunakan serta menyerahkan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK PERTAMA guna

(39)

39 penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 9 PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjajnjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat.

2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri ………..… sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 10

KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MAJEURE 1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa

atau force majeure adalah suatu keadaan yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK KEDUA karena diluar kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya, misalnya :

(40)

40 a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, tsunami, huru hara atau peperangan yang mengakibatkan terhentinya atau terlambatnya pelaksanaan pekerjaan. b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah

ataupun Kebijakan Moneter oleh Pemerintah.

c. Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang didukung dengan bukti-bukti yang sah serta Surat Keterangan Instansi yang berwenang dan disetujui oleh PIHAK KEDUA.

2. Setiap terjadi peristiwa/keadaan memaksa atau force majeure PIHAK KEDUA wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 (empat) hari sejak kejadian/peristiwa tersebut.

PASAL 11 LAIN-LAIN

1. Bea meterai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK PERTAMA.

2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian

(41)

41 yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu dengan persetujuan kedua belah pihak.

PASAL 12 PENUTUP

Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat dalam rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

Ketua Kelompok Tani Pejabat Pembuat Komitmen (………) (...………….…)

Mengetahui :

Kepala Dinas Provinsi………. Kuasa Pengguna Anggaran

(……….) NIP………..

(42)

42 Lampiran 5. Surat Pernyataan Penerima

Paket Bantuan

SURAT PERNYATAAN PENERIMA PAKET BANTUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : …………....……….. Ketua Kelompok Tani: ………..

Desa : ……….……….

Kecamatan : ……….. Kabupaten : ………. Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Uang bantuan yang diterima akan digunakan untuk pembelian paket bantuan sesuai RUK dengan anggaran yang kami terima.

2. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan pengadaan alat tersebut di areal yang sudah ditetapkan.

3. Kami sanggup mengembalikan dana apabila penggunaan tidak sesuai dengan peruntukan pada butir 1 dan 2 diatas.

Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

………2012

(43)

43 Menyetujui, Ketua Kelompok Tani, Ketua Tim Teknis

Kabupaten... ……… Materai Rp 6.000,-

(………...) (………....…...) NIP...

Mengetahui/Menyetujui,

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi/Pejabat yang menangani

Perkebunan ………. (………) NIP...

(44)

44 Lampiran 7. Tanda Terima Penyerahan

Paket Bantuan

PENYERAHAN PAKET BANTUAN KEPADA PETANI TAHUN ANGGARAN 2012 Provinsi : ... Kabupaten : ... Kecamatan : ... D e s a : ... Nama Kelompok Tani : ... Nama Ketua Kelompok Tani: ... Komoditi : ...

No Petani

Luas (ha)

Paket Bantuan Tanda Tangan Alat... ... ... Vol Rp Vol Rp 1. 2. 3. 4. 5.

(45)

45 6. 7. ds t Menyetujui, Mengetahui, Ketua Kelompok Tani, Kepala Desa Manbun/KCD/PPL

(46)

46 Lampiran 8. Form – 01 Ditjen Perkebunan

RENCANA KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2012

KABUPATEN ... DATA UMUM : Nomor Satker : Satker : Nama KPA : Bendaharawan : Alamat Kantor : Telp Kantor : Fax Kantor : Nama / No. HP Contact Person :

(47)

47 DATA RENCANA KINERJA :

No KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13 Dst.

(48)

48 Lampiran 9. Form – 02 Ditjen Perkebunan

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2012 DI KABUPATEN/KOTA ... NAMA SATKER : ... LAPORAN BULAN : ...

KODE KEGIA TAN

PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI KENDA LA UTAMA / MASAL AH SOLUSI Fisik Angg aran Keuangan Fisik Satuan Rp. 000 Rp. 000 (%) Satuan (%)

(49)
(50)

50 Lampiran 10. Form – 03 Ditjen Perkebunan

LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN

PERKEBUNAN TA. 2012

KABUPATEN/KOTA ... TRIWULAN :

No. KEGIATAN INPUT OUT

PUT OUTCOME BENEFIT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Dst.

(51)

51 Catatan : Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal 5 bulan laporan melalui faxcimile nomor (021) – 7819726, 7815486 ditujukan kepada Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha, Ditjen Perkebunan.

(52)

52 Lampiran 6 Berita Acara Serah Terima Barang

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG Pada hari ini ... tanggal ... bulan ... tahun Dua Ribu Sepuluh, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. ... :Ketua Kelompok Tani ... sebagai Penanggung Jawab Kegiatan

...sebagai Kegiatan Bantuan Sosial yang berkedudukan di ..., selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. ... :Penyedia Barang ..., yang berkedudukan di..., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Berdasarkan Surat Pesanan barang ...Kelompok Tani ... Nomor : ... tanggal ... 2012, kedua belah pihak menyatakan bahwa PIHAK

(53)

53 KEDUA telah selesai melaksanakan penyediaan barang ... sesuai pesanan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah menyerahkan barang ... dimaksud kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA telah menerima penyerahan ... dimaksud dalam keadaan baik, lengkap dan cukup.

PIHAK KEDUA : ... ... PIHAK PERTAMA : ... ... ... ... ... ...

Referensi

Dokumen terkait

 Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicorkan, tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah datar..  Bagian struktur

Sering ditemukan gejala  panas dan pucat tanpa perdarahan.Limfadenopati, hepatosplenomegali lebih nyata dibandingkan dengan leukemia akut dan merupakan gejala yang hampir

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa minyak atsiri daun Babadotan, daun Nilam, daun Rosemary dan bunga Kenanga mempunyai daya repelan terhadap

Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan (melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya) terkait materi Memetakan konflik untuk

Oleh karena pengamatan tersebut, Gardner McKenzi (1985) memperkenalakan parameter “damped” untuk meredam trend tersebut menjadi lebih kecil dalam peramalan data

Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase

Oleh sebab itu, manifestasi klinis penyakit akibat kelainan mitokondria sebagian besar diakibatkan oleh kerusakan pada otak/sistem saraf pusat dan otot (Reeve, 2008). Lebih

Analisis hasil pelaksanaan untuk mengetahui tentang berhasil atau tidaknya proses pembelajaran dilakukan. Dalam praktek mengajar di kelas, ada satu siswa yang