• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Persiapan Pemeriksaan Penunjang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "6. Persiapan Pemeriksaan Penunjang"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Prosedur persiapan

Prosedur persiapan

pemeriksaan penunjang

pemeriksaan penunjang

Ns. Francisca Shanti K., M.Kep., Sp.Kep.An.

(2)
(3)

Prosedur yang akan dibahas

Prosedur yang akan dibahas

 Pengambilan sampel urine biasaPengambilan sampel urine biasa

 PengambilaPengambilan urin 24 n urin 24 jamjam

 Pengambilan eses untuk pemeriksaan lengkapPengambilan eses untuk pemeriksaan lengkap

 Pengambilan darah venaPengambilan darah vena

 Pengambilan darah arteriPengambilan darah arteri

(4)

Pengambilan sampel urine biasa

Pengambilan sampel urine biasa

 Umumnya digunakan untuk memeriksa kadar zat-zatUmumnya digunakan untuk memeriksa kadar zat-zat

tertentu di dalam urine, misalnya gula dan protein

tertentu di dalam urine, misalnya gula dan protein

(5)

Alat dan bahan:

Botol penampung dan tutupnya Etiket khusus

(6)

Prosedur Kerja

 Cuci tangan

 Pakai sarung tangan

 Bantu pasien bila tidak dapat buang air kecil sendiri.

Setelah urine keluar tampung dalam botol

 Anjurkan pasien yang dapat buang air sendiri untuk

buang air kecil dan menampung urine dalam botol

 Catat nama pasien dan tanggal pengambilan urine

dalam etiket

 Rapikan pasien kembali dan bereskan peralatan  Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

(7)

Pengumpulan urine 24 jam

Pengumpulan urine 24 jam dilakukan untuk:

 Mengetahui volume urine yan dihasilkan selama 24 jam  Mengetahui berat jenis urie

 Mengetahui perbandingan antara jumlah cairan yang

masuk dan jumlah cairan yang keluar 

 Mengetahui kadar zat tertentu dalam urin  Mengetahui fungsi ginjal

(8)

Alat dan bahan

 Botol bermulut besar atau stoples bertutup yang

berukuran 1.000 – 2.000 cc

 Kertas etiket  Alas botol

(9)

Prosedur kerja

 Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

 Minta psien untuk menampung urinnya ke dalam botol atau stoples yang telah disiapkan

 Beri etiket pada botol dengan jelas. Etiket harus berisi nama, jenis

kelamin, nomor registrasi, nomor kamar, nomor tempat tidur, dan waktu penampungan urine dimulai

 Letakkan botol atau stoples di tempat khusus

 Tampung urine yang dikeluarkan setiap kali pasien berkemih. Lalu masukkan urine tersebut ke dalam botol yang telah disediakan  Ukur jumlah urine yang ditampung selama 24 jam, kemudian catat

hasilnya dalam catatan perawatan atau catatan medik pasien bersangkutan

 Ambil urine seperlunya untuk pemeriksaan laboratorium (jika dibutuhkan) dan buang sisanya

 Rendam stoples atau botol yang digunakan untuk menampung urin di dalam larutan desinfektan

(10)

Pengambilan feses untuk pemeriksaan

lengkap

 Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan

terhadap feses segar yang mencakup warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing

(11)

Alat dan bahan:

 Alat untuk BAK dan BAB (pispot/urinal)  Temat spesimen

 2 buah lidi kapas  Sarung tangan  Kapas lembab  Bengkok 

(12)

Prosedur kerja:

Untuk pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan

 Jelaskan kepada pasien tentang tujuan prosedur yang

akan dilakukan

 Jika pasien hendak BAB, berikan dulu pispot atau urinal

untuk BAK, kemudian baru berikan pispot yang kering

 Setelah selesai BAK, ambil sedikit feses dengan lidi

sebelum pasien cebok. Lalu masukkan ke dalam tempat yang sudah disediakan

 Rapikan pasien dan bereskan alat

 Beri etiket yang jelas pada botol dan isi formulir

(13)

Untuk pasien yang dapat berjalan

 Siapkan peralatan yang dibutuhkan di kamar mandi  Beri tahu pasien bahwa ia harus BAK di dalam pispot

dan jangan sampai feses tersebut bercampur dengan urine atau air 

 Ambil sedikit feses dari pispot dengan lidi kapas. Lalu

masukkan ke dalam tempat yang sudah disediakan

 Rapikan pasien dan bereskan alat

 Beri etiket yang jelas pada botol dan isi formulir

(14)

Untuk pasien yang tidak dapat BAB, feses harus diambil langsung dengan jari yang memakai sarung tangan (cara toucher )

 Alat dan bahan

 Sarung tangan  Vaselin

 Kapas lembab

 Bengkok 

(15)

Prosedur kerja

 Cuci tangan

 Jelaskan kepada pasien tentang tujuan prosedur yang

akan dilakukan

 Pasang sampiran

 Lepaskan pakaian bawah pasien

 Bantu pasien mengambil posisi dorsal rekumben  Kenakan sarung tangan dan oleskan jari telunjuk

dengan vaselin

 Masukkan jari telunjuk dengan arah ke atas secara

perlahan ke dalam anus, kemudian putar ke kiri dan ke kanan sampai feses teraba

(16)

 Keluarkan feses secara perlahan, kemudian masukkan

ke dalam wadah

 Bersihkan anus dengan kapas lembab

 Lepas sarung tangan dan buang ke tempat

penampungan

 Rapikan pasien dan bereskan peralatan

 Beri etiket yang jelas pada botol dan isi formulir

pemeriksaan. Lalu kirimkan sampel ke laboratorium

(17)

Pengambilan feses untuk pemeriksaan kultur 

 Pemeriksaan feses untuk pemeriksaan kultur harus

dilakukan dengan teknik steril dan dengan cara

toucher . Namun, peralatan yang digunakan harus steril, misalnya sarung tangan, kapas sublimat, dan botol

(18)

Pengambilan darah vena

 Digunakan pada pemeriksaan

 ALT (alanin aminotransferase) atau SGPT (serum

glutamic piruvic transaminase) untuk menilai kerusakan pada hepatoseluler 

 Albumin

 Aldosteron, untuk menilai atau memantau

keseimbangan natrium,kalium dan air 

 Alkalin fosfatase (ALP), menilai penyalit yang ada pada

hati dan tulang

 Asam folat, menilai adanya anemia/defisiensi vit

(19)

 SGOT ( serum glutamic oxaloacetic transaminase) atau

AST (aspartat aminotransferase), untuk mendiagnosis penyalit hati dan jantung

 Bilirubin

 LDH (laktat dehidrogenase)

 GGT (gamma glutamil transferase), untuk mendeteksi

berbagai peyakit pada hati dan ginjal

 G6PD (glukosa-6 fosfat dehidrogenase, mendeteksi

penyakit anemia hemolitik 

 Hematokrit, untuk mengukur konsentrasi sel darah merah

(20)

 Glukosa

 Hemoglobin darah, meningkat menunjukkan

hemoknsentrasi akibat dehidrasi, menurun menunjukkan anemia

 CPK (kreatin fosfokinase), pemeriksaan enzim untuk menilai

otot rangka dan otot jantung

 Trombosit

 Laju endap eritrosit

 Masa protrombin plasma

 Masa protrombin parsial  Natrium

 Tes toleransi glukosa  Sel darah putih

(21)

Alat dan bahan  Spuit ukuran 5-10 cc  Kapas alkohol  Torniket vena  Pegalas  Bengkok 

 Botol tertutup sebagai tempat spesimen yang berisi

antikoagulan (spt EDTA: ethylene diaminetetra acetate)

(22)
(23)

Prosedur kerja

 Cuci tangan

 Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur yang

akan dilakukan

 Pesang pengalas di bawah bagian yang akan ditusuk 

 Kenakan sarung tangan

 Raba vena yang akan digunakan.

 Pasang torniket pada bagian atas vena yang akan dilakukan

pengambilan darah dan minta pasien untuk mengepalkan tangannya

 Desinfeksi area kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol  Regangkan kulit diatas vena denga jari tangan kiri agar vena

(24)

 Tusukkan jarum dengan lubang jarum menghadap

keatas dengan sudut 30-40o terhadap kulit sampai

masuk ke dalam vena. Tarik pengisap spuit sehingga darah masuk ke dalam spuit sebanyak yang diinginkan sambil melepaskan torniket

 Letakkan kapas alkohol diatas jarum dan cabut jarum

bersama spuitnya. Tekan area penusukan selama 2-5 menit

 Masukkan darah ke dalam tabung yang telah diiberi

antikoagulan (sesuaikan dengan jenis pemeriksaan) dengan posisi botol agak dimiringkan. Semprotkan darah ke dalamnya tetapi jangan terlalu keras

(25)

 Tulis etiket pada botol dan isi formulir permintaan

pemeriksaan laboratorium dengan tepat dan kirimkan ke laboratorium

 Rapikan pasien dan peralatan

 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

 Catat tanggal prosedur, jumlah dan jenis sampel, serta

(26)

Pengambilan darah arteri

 Pengambilan darah arteri dilakukan untk pemeriksaan gas

darah arteri (GDA), yaitu menilai ada-tidaknya gangguan keseimbngan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik atau gangguan metabolik 

 Menentukan adanya gangguan asam-basa karena

pernapasan dengan pemeriksaan PCO2 dan pH

 Penilaian gangguan asam-basa karena gangguan metabolik

dengan pemeriksaan BE (base excess) dan bikarbonat (HCO3)

 Pengambilan darah arteri dapat diambil melalui arteri radialis

(pada pergelangan tangan), arteri brakhialis (daerah siku), arteri femoralis (lipatan paha), dan arteri dorsalis pedis pada pergelangan kaki)

(27)

Alat dan bahan:

 Spuit 2 mL dengan jarum no. 22 (dewasa) atau no. 25

(anak-anak)

 Heparin 0,1 mL  Kapas alkohol  Pengalas

 Penutup jarum atau gabus steril  Sarung tangan

(28)

Prosedur kerja  Cuci tangan

 Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

 Kenakan sarung tangan

 Pasang pengalas di bagian yang akan ditusuk   Masukkan heparin ke dalam spuit

 Raba arteri yang akan ditusuk, misalnya arteri radialis, brakialis, atau femoralis

 Jika areri yang akan ditusuk sudah jelas teraba, desineksi area kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol

 Tusukkan jarum dengan sudut 45-60o. Jika jarum masuk tepat ke dalam arteri, darah akan keluar tanpa spuit diisap dan warna darah yang keluar adalah merah terang

(29)

 Setelah adarah terisap (sekitar 2 mL), tarik spuit dengan

cepat. Tekan bekas tusukan jarum dengan kapas alkohol sekitar 5-10 menit

 Tutp ujung jarm dengan penutup atau tusukakan pada

gabus steril

 Rapikan pasien dan bereskan alat

 Beri etiket pada spuit yang berisi darah tersebut dan

masukkan ke dalam wadah berisi es

 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan  Lalu kirim sampel ke laboratorium

(30)

Pengambilan sampel darah perifer 

 Darah yang diambil dari pembuluh darah perifer (tepi) digunakan untuk

pemeriksaan golngan darah, kadar hemoglobin, kadar gula darah dan malaria Alat dan bahan

 Lanset darah

 Jarum khusus/pena cacar yang steril  Kapas alkohol

 Kapas kering  Alat pengukur Hb  Kaca objek 

 Botol pemeriksaan (sesuai kebutuhan)  Bengkok 

(31)
(32)

Prosedur kerja

 Cuci tangan

 Jelaskan kepada pasien tentangtujuan dan prosedur yag

akan dilakukan

 Kenakan sarung tangan

 Desinfeksi area kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.

Biarkan hingga kering

 Tusukkan lanset darah dengan posisi tegak dan dalam. Untuk

menghilangkan rasa sakit, pegang dengan kencang bagian tubuh yang akan ditusuk 

 Hapus darah yang pertama keluar dengan kapas kering dan

Referensi

Dokumen terkait

salah satu dari pedagang yang tidak memakai sarung tangan saat mengolah pecel sehingga tangannya kontak langsung dengan pecel dan bahan jadi pendukung pecel, pedagang

• Letakkan barang-barang yang siap pakai ditempat yang strategis untuk diambil (poncho, sarung tangan, dll). • Optimalkan ruang (mis,

Caranya letakkan tangan kiri di post tubuh pasien dg jari telunjuk di anglus kostovertebra – jari ini kmd menekan organ/ massa ke atas dan tangan kanan melakukan palpasi secara

Alat perlindungan lainnya: pada kejadian tertentu diperlukan alat pelindung tambahan seperti menggunakan tutup kepala, sarung tangan atau sepatu boot yang tahan terhadap

- Guru memberi contoh cara menempel nama-nama jari tangan pada sarung tangan plastic - Anak mulai melakukan kegiatan menempel nama-nama jari tangan pada permainan

Petugas pelayanan administrasi sekolah yang berinteraksi langsung dengan peserta didik/orang tua peserta didik memakai Alat Pelindung Diri (APD) antara lain, masker dan sarung

Dari 9 informan yang diwawancarai peneliti, semua mengetahui cara pencegahan penularan Covid-19 yaitu dengan cara memakai masker, memakai sarung tangan, menjaga jarak, dan

- Menggunakan kaca mata dan masker wajah untuk melindungi dari resiko terkontaminasi - Memakai sarung tangan rumah tangga (sarung tangan tebal dari bahan karet